PEMODELAN TARCH PADA NILAI TUKAR KURS EURO TERHADAP RUPIAH. Retno Hestiningtyas dan Winita Sulandari, M.Si. Jurusan Matematika FMIPA UNS

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV PEMBAHASAN. Gambar 4.1 nilai tukar kurs euro terhadap rupiah

PERBANDINGAN RAMALAN MODEL TARCH DAN EGARCH PADA NILAI TUKAR KURS EURO TERHADAP RUPIAH

BAB III THRESHOLD AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROCEDASTICTY (TARCH) Proses TARCH merupakan modifikasi dari model ARCH dan GARCH.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjual, menahan, atau membeli saham dengan menggunakan indeks

PERBANDINGAN INVESTASI PADA MATA UANG DOLAR AMERIKA (USD) DAN YEN JEPANG (JPY) DENGAN MODEL ARIMA DAN GARCH

PERAMALAN NILAI TUKAR DOLAR SINGAPURA (SGD) TERHADAP DOLAR AMERIKA (USD) DENGAN MODEL ARIMA DAN GARCH

PENERAPAN MODEL EGARCH-M DALAM PERAMALAN NILAI HARGA SAHAM DAN PENGUKURAN VALUE AT RISK (VAR)

PENENTUAN RESIKO INVESTASI DENGAN MODEL GARCH PADA INDEKS HARGA SAHAM PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR TBK.

Anis Nur Aini, Sugiyanto, dan Siswanto Program Studi Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret Surakarta

Suma Suci Sholihah, Heni Kusdarwati, Rahma Fitriani. Jurusan Matematika, F.MIPA, Universitas Brawijaya

MODEL MARKOV SWITCHING EGARCH PADA NILAI TUKAR EURO TERHADAP RUPIAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian ini, yaitu ln return, volatilitas, data runtun waktu, kestasioneran, uji

PENDETEKSIAN KRISIS KEUANGAN DI INDONESIA MENGGUNAKAN GABUNGAN MODEL VOLATILITAS DAN MARKOV SWITCHING BERDASARKAN INDIKATOR HARGA MINYAK

PERAMALAN DATA SAHAM S&P 500 INDEX MENGGUNAKAN MODEL TARCH

TEKNIK PERAMALAN DENGANMODEL AUTOREGRESSIVE CONDITIONALHETEROSCEDASTIC (ARCH) (Studi KasusPada PT. Astra Agro Lestari Indonesia Tbk)

MENGGUNAKAN METODE GARCH ASIMETRIS

BAB II LANDASAN TEORI

PERBANDINGAN RESIKO INVESTASI BANK CENTRAL ASIA DAN BANK MANDIRI MENGGUNAKAN MODEL GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY (GARCH)

Metode Peramalan dengan Menggunakan Model Volatilitas Asymmetric Power ARCH (APARCH)

BAB III ASYMMETRIC POWER AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY (APARCH) Asymmetric Power Autoregressive Conditional Heteroscedasticity

Disusun oleh : Nur Musrifah Rohmaningsih Skripsi. Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar

BAB I PENDAHULUAN. Peramalan merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam

PEMODELAN RETURN PORTOFOLIO SAHAM MENGGUNAKAN METODE GARCH ASIMETRIS. Keywords: Stocks, Portfolio, Return, Volatility, Asymmetric GARCH.

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 1, Tahun 2015, Halaman Online di:

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam proses pengambilan keputusan di suatu instansi. Untuk melakukan

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Unit Analisis dan Ruang Lingkup Penelitian. yang berupa data deret waktu harga saham, yaitu data harian harga saham

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERBANDINGAN AKURASI MODEL ARCH DAN GARCH PADA PERAMALAN HARGA SAHAM BERBANTUAN MATLAB Sunarti, Scolastika Mariani, Sugiman

PEMODELAN NEURO-GARCH PADA RETURN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Langkah-langkah dalam menentukan model EGARCH pada pemodelan data

PROSIDING SEMINAR NASIONAL STATISTIKA UNIVERSITAS DIPONEGORO 2013 ISBN:

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini berkembang pesat.

PENGGUNAAN MODEL GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY (P,Q) UNTUK PERAMALAN HARGA DAGING AYAM BROILER DI PROVINSI JAWA TIMUR

PENDETEKSIAN DINI KRISIS KEUANGAN DI INDONESIA MENGGUNAKAN GABUNGAN MODEL VOLATILITAS DENGAN MARKOV SWITCHING BERDASARKAN INDIKATOR KONDISI PERBANKAN

PEMODELAN RETURN INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN MENGGUNAKAN THRESHOLD GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY (TGARCH)

PENDETEKSIAN KRISIS KEUANGAN DI INDONESIA BERDASARKAN INDIKATOR IMPOR DAN EKSPOR MENGGUNAKAN GABUNGAN MODEL VOLATILITAS DAN MARKOV SWITCHING

BAB III NONLINEAR GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSKEDASTICITY (N-GARCH)

BAB I PENDAHULUAN. satu sumber tetap yang terjadi berdasarkan waktu t secara berurutan dan dengan

PENERAPAN MODEL ARFIMA (AUTOREGRESSIVE FRACTIONALLY INTEGRATED MOVING AVERAGE) DALAM PERAMALAN SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK INDONESIA (SBI)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMODELAN RETURN SAHAM PERBANKAN MENGGUNAKAN EXPONENTIAL GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY (EGARCH)

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 3, Nomor 4, Tahun 2014, Halaman Online di:

III. METODOLOGI PENELITIAN

PENDETEKSIAN KRISIS KEUANGAN DI INDONESIA DENGAN GABUNGAN MODEL VOLATILITAS DAN MARKOV SWITCHING PADA INDIKATOR IMPOR, EKSPOR, DAN CADANGAN DEVISA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keuntungan atau coumpouding. Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa

PEMODELAN KURS MATA UANG RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA MENGGUNAKAN METODE GARCH ASIMETRIS

PEMODELAN RETURN INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN MENGGUNAKAN THRESHOLD GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY (TGARCH)

METODE PERAMALAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL VOLATILITAS ASYMMETRIC POWER ARCH (APARCH)

PENERAPAN GABUNGAN MODEL VOLATILITAS DAN MARKOV SWITCHING

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016, Halaman Online di:

BAB I PENDAHULUAN. memberikan informasi tentang rata-rata bersyarat pada Y

SBAB III MODEL VARMAX. Pengamatan time series membentuk suatu deret data pada saat t 1, t 2,..., t n

PENDETEKSIAN KRISIS KEUANGAN DI INDONESIA MENGGUNAKAN GABUNGAN MODEL VOLATILITAS DAN MARKOV SWITCHING BERDASARKAN INDIKATOR HARGA MINYAK

BAB II LANDASAN TEORI. nonstasioneritas, Autocorrelation Function (ACF) dan Parsial Autocorrelation

PERHITUNGAN VALUE AT RISK HARGA SAHAM DENGAN MENGGUNAKAN VOLATILITAS ARCH-GARCH DALAM KELOMPOK SAHAM LQ 45 ABSTRACT

Meganisa Setianingrum, Sugiyanto, Etik Zukhronah Prodi Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret Surakarta

MODEL KRISIS PASAR MODAL DI INDONESIA MENGGUNAKAN MARKOV SWITCHING TGARCH (MS-TGARCH) DUA STATE BERDASARKAN INDIKATOR IHSG

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun akademik 2014/2015

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 3, Nomor 4, Tahun 2014, Halaman Online di:

MODEL NON LINIER GARCH (NGARCH) UNTUK MENGESTIMASI NILAI VALUE at RISK (VaR) PADA IHSG

Ratri Oktaviani, Sugiyanto, dan Yuliana Susanti Program Studi Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret

BAB I PENDAHULUAN. statistika sebagai dasar analisis atau perancangan yang menyangkut olah data

INTEGRATED GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY (IGARCH) (Studi Kasus pada Return Kurs Rupiah terhadap Dollar Australia)

PEMODELAN NEURO-GARCH PADA RETURN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA

BAB IV METODE PENELITIAN

PEMODELAN TINGKAT INFLASI INDONESIA MENGGUNAKAN MARKOV SWITCHING AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSKEDASTICITY

Pemodelan Data Time Series Garch(1,1) Untuk Pasar Saham Indonesia. Time Series With GARCH(1,1) Model for Indonesian Stock Markets

MOTTO. Man Jadda Wajada Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum sampai kaum itu mengubah nasib mereka sendiri -QS Al-Anfal (8): 53

PENENTUAN VALUE AT RISK

3 Kesimpulan. 4 Daftar Pustaka

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEMODELAN TINGKAT INFLASI INDONESIA MENGGUNAKAN MARKOV SWITCHING AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSKEDASTICITY

Pemodelan dan Peramalan Penutupan Harga Saham Harian Jakarta Islamic Index Model Garch

PERAMALAN VOLATILITAS MENGGUNAKAN MODEL GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY IN MEAN (GARCH-M)

ANALISIS RISIKO INVESTASI SAHAM SYARIAH DENGAN MODEL GLOSTEN JAGANNATHAN RUNKLE THRESHOLD AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY (GJR-TARCH)

BAB III METODE PENELITIAN

PENDETEKSIAN KRISIS KEUANGAN DI INDONESIA BERDASARKAN INDIKATOR RASIO CADANGAN INTERNASIONAL TERHADAP M2 (UANG BEREDAR)

PERAMALAN DATA NILAI EKSPOR NON MIGAS INDONESIA KE WILAYAH ASEAN MENGGUNAKAN MODEL EGARCH

PROGRAM STUDI MATEMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2015

LULIK PRESDITA W APLIKASI MODEL ARCH- GARCH DALAM PERAMALAN TINGKAT INFLASI

BAB I PENDAHULUAN. tukar uang tersebut dinamakan kurs atau exchange rate. uang tersebut merupakan salah satu aset finansial yang dapat mendorong

UNNES Journal of Mathematics

Analisis Risiko Investasi Saham Syariah Dengan Model Value AT Risk-Asymmetric Power Autoregressive Conditional Heterocedasticity (VaR-APARCH)

Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S-1. Program Studi Matematika. disusun oleh IZZUNNAFSI

MODEL EXPONENTIAL GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY (EGARCH) DAN PENERAPANNYA PADA DATA INDEKS HARGA SAHAM

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Perilaku dari harga suatu aset finansial dapat dilihat dari dua parameter,

PENDEKATAN METODE VAR-GARCH PADA PEMODELAN KETERKAITAN INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG), KURS DOLLAR AMERIKA DAN HARGA EMAS DUNIA

IV. METODE PENELITIAN

PREDIKSI INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN DENGAN MODEL AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY SKRIPSI. Oleh : INA YULIANA J2A

PENERAPAN MODEL EGARCH PADA ESTIMASI VOLATILITAS HARGA MINYAK KELAPA SAWIT

PEMODELAN DAN PERAMALAN DATA NILAI TUKAR MATA UANG DOLLAR AMERIKA TERHADAP YEN JEPANG DAN EURO TERHADAP DOLLAR AMERIKA DALAM ARCH, GARCH DAN TARCH

BAB III METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

Pemodelan Autoregressive (AR) pada Data Hilang dan Aplikasinya pada Data Kurs Mata Uang Rupiah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Penerapan model aparch untuk volatilitas returns Kurs beli eur dan jpy terhadap idr periode

PADA PORTOFOLIO SAHAM

Transkripsi:

S-9 PEMODELAN TARCH PADA NILAI TUKAR KURS EURO TERHADAP RUPIAH Retno Hestiningtyas dan Winita Sulandari, M.Si Jurusan Matematika FMIPA UNS ABSTRAK. Pada data finansial sering terjadi keadaan leverage effect, yaitu suatu kondisi dimana kondisi bad news dan good news memberikan pengaruh yang tidak simetris terhadap volatilitasnya. Data kurs euro merupakan salah satu data finansial yang memiliki kondisi bad news dan good news yang tidak simetris terhadap volatilitasnya. TARCH dapat memodelkan heteroskedastisitas dan keasimetrisan, maka pemodelan data kurs euro terhadap rupiah periode 28 Januari 2002 sampai 25 Maret 2009 menggunakan model TARCH. Kriteria yang digunakan untuk pemilihan model TARCH yang sesuai adalah Akaike Info Criterion dan Schwarz Criterion. Hasil pemodelan terbaik adalah TARCH(2,1) dengan model AR(1) sebagai model rata-rata bersyaratnya. Kata kunci : TARCH, heteroskedastisitas, leverage effect, keasimetrisan. 1. PENDAHULUAN Nilai tukar kurs euro terhadap rupiah merupakan deretan observasi variabel random yang dapat dinyatakan sebagai data runtun waktu karena merupakan himpunan observasi yang terurut. Data finansial seperti nilai tukar kurs euro terhadap rupiah ini mempunyai dua sifat penting yang sering dimiliki oleh data runtun waktu dalam bidang keuangan yakni adanya heteroskedastisitas dan pengelompokan volatilitas. Heteroskedastisitas adalah perubahan variansi dari eror yang terjadi setiap waktu sedangkan pengelompokan volatilitas didefinisikan sebagai berkumpulnya sejumlah eror dengan besar yang relatif sama dalam beberapa waktu yang berdekatan (www.wikipedia.com). Data runtun waktu dapat dimodelkan menggunakan model linear, misalnya model Autoregressive Moving Average (ARMA). Namun, model ini membutuhkan asumsi variansi eror yang konstan, yang dikenal dengan istilah homoskedastisitas. Padahal data finansial pada umumnya memiliki variansi eror yang berubah ubah setiap waktu atau terjadi heteroskedastisitas variansi. Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY, 5 Desember 2009 591

Untuk memodelkan heteroskedastisitas, Engle (1982) memperkenalkan model Autoregressive Conditional Heteroscedasticity (ARCH) dalam penelitiannya mengenai inflasi di Inggris, sementara Bollerslev (1986) memperkenalkan Generalized Autoregressive Conditional Heteroscedasticity (GARCH) yang merupakan bentuk generalisasi dari model ARCH. Kedua model ini mempunyai asumsi bahwa eror negatif (kondisi bad news) maupun eror positif (kondisi good news) memberikan pengaruh yang simetris terhadap volatilitasnya. Menurut Chen (2005) pada data finansial sering terjadi keadaan leverage effect, yaitu suatu keadaan dimana kondisi bad news dan good news memberikan pengaruh yang tidak simetris terhadap volatilitasnya. Chen (2005), Floros (2005) dan Berument (2001) menjelaskan bahwa untuk memodelkan kondisi bad news dan good news yang tidak simetris terhadap volatilitas ini, Zakoian, Glosten, Jaganathan dan Runkle memperkenalkan Threshold Autoregressive Conditional Heteroscedasticity (TARCH). Kriteria informasi yang digunakan untuk pemilihan model TARCH yang sesuai adalah Akaike Info Criterion (AIC) dan Schwarz Criterion (SC) serta nilai log likelihood. Data nilai tukar kurs euro terhadap rupiah merupakan salah satu data finansial yang memiliki kondisi bad news dan good news yang tidak simetris terhadap volatilitasnya. Pemodelan yang sesuai untuk data ini adalah dengan menggunakan model TARCH. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman mengenai pemodelan data menggunakan proses TARCH dan penentuan model yang sesuai berdasarkan kriteria AIC, SC dan log likelihood. 2. METODE PENELITIAN Pada penelitian ini, data yang digunakan adalah data nilai tukar kurs euro terhadap rupiah. Data ini diambil pada hari Senin-Jumat dan selain hari libur nasional mulai 28 Januari 2002 sampai 25 Maret 2009. Pemodelan data dalam kasus ini menggunakan model TARCH. Langkah langkah dalam analisis ini dimulai dari pembentukan model rata rata bersyarat sampai pada akhirnya memodelkan heteroskedastisitas dan keasimetrisan. Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY, 5 Desember 2009 592

Langkah awal dalam pembentukan model rata rata bersyarat adalah menguji kestasioneran data dalam rata-rata dan variansi. Apabila data belum stasioner bak dalam rata-rata maupun variansi maka dilakukan transformasi log return dengan rumus, dengan adalah data pada observasi ke t dan adalah data pada observasi ke t-1. Langkah selanjutnya adalah membuat plot ACF dan PACF dari fungsi log return. Apabila ada autokorelasi dalam log return maka perlu dilakukan pemodelan rata rata bersyarat menggunakan proses ARMA sebelum memodelkan proses heteroskedastisitas. Setelah ditemukan model ARMA maka model tersebut diestimasi apakah nilai parameter sudah signifikan. Uji Breusch-Godfrey dengan : tidak terdapat autokorelasi di dalam eror model ARMA digunakan untuk melihat apakah sudah ada tidak ada autokorelasi dalam eror yang merupakan asumsi yang harus dipenuhi dalam pembentukan model rata rata bersyarat. Uji pengali Lagrange dengan (tidak ada efek ARCH sampai lag k) digunakan untuk melihat apakah kuadrat eror dari model ARMA signifikan terhadap autokorelasi. Sedangkan untuk pengujian keasimetrisan dilihat dari cross correlogram antara kuadrat dari standar erornya ( ) dengan lagged standar erornya ( ). Apabila efek heteroskedatisitas signifikan ada dalam eror model ARMA dan kondisi bad news dan good news memberikan pengaruh yang tidak simetris terhadap volatilitasnya, maka dapat dilakukan tahap selanjutnya yaitu memodelkan heteroskedastisitas eror model ARMA mengguanakan proses TARCH. Proses disebut sebagai sebuah TARCH dengan orde p jika dimana 1, jika 0, untuk nilai yang lain dengan nilai > 0 dan > 0 dan adalah observasi runtun waktu serta anggap adalah kumpulan dari untuk t 0. Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY, 5 Desember 2009 593

Untuk menguji apakah model sudah benar benar sesuai dilakukan uji pengali Lagrange untuk melihat efek heteroskedastisitas dan distribusi eror untuk melihat kesimetrisan model. 3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dari plot data pada Gambar 3.1 terlihat bahwa kurs euro berfluktuasi dari waktu ke waktu. Hal ini mengindikasikan bahwa data belum terlihat stasioner baik dalam rata-rata maupun variansi. Gambar 3.1 Plot Nilai Tukar Kurs Euro terhadap Rupiah. Karena data ini belum stasioner dalam rata-rata dan variansi maka data ini diubah ke dalam bentuk log return. Transformasi ini menyebabkan data stasioner dalam rata-rata tetapi variansinya tidak konstan. Dari plot ACF dan PACF pada Gambar 3.2 dan Gambar 3.3 terlihat bahwa log return signifikan tidak sama dengan nol pada lag pertama. Hal ini mengindikasikan adanya autokorelasi sehingga perlu dilakukan pemodelan rata rata bersyarat terlebih dahulu sebelum memodelkan heteroskedastisitas dalam data. Model rata-rata bersyarat yang sesuai adalah AR(1) yaitu dengan adalah log return saat periode ke-t dan adalah eror yang dihasilkan model. Pemeriksaan diagnostik model dengan uji Breusch-Godfrey sampai lag-10 memberikan nilai probabilitas probabilitas 0,279135. Nilai ini lebih besar dari tingkat Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY, 5 Desember 2009 594

signifikansi = 0,05 yang berakibat tidak ditolak. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat autokorelasi di dalam eror model AR(1). Gambar 3.2 Plot ACF Log Return Gambar 3.3 Plot PACF Log Return Efek heteroskedastisitas diuji menggunakan uji pengali Lagrange untuk melihat apakah ada efek ARCH pada eror model AR(1). Statistik uji pengali Lagrange sampai lag 2 masing masing menghasilkan nilai probabilitas 0,0000 dan 0,0001 yang lebih kecil dari = 0,05 maka ditolak yang berarti bahwa pada eror AR(1) terdapat efek ARCH Untuk mengetahui apakah kondisi bad news dan good news memberikan pengaruh yang yang tidak simetris terhadap volatilitasnya dapat diuji dengan menggunakan cross correlogram antara kuadrat dari standar erornya ( ) dengan Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY, 5 Desember 2009 595

lagged standar erornya ( ). Pada plot yang disajikan pada Gambar 3.4 ada nilai yang berbeda signifikan dengan nol, hal ini berarti bahwa data tersebut pada kondisi bad news dan good news memberikan pengaruh yang tidak simetris terhadap volatilitasnya. Tahap selanjutnya yaitu memodelkan heteroskedastisitas eror model AR(1) menggunakan proses TARCH. Dengan software Eviews 4.1 memberikan hasil bahwa model TARCH yang dapat digunakan untuk memodelkan eror model AR(1) adalah TARCH(2,1). Maka model yang diperoleh adalah dan dimana 1, jika 0, untuk nilai yang lain dengan adalah eror model AR(1) dan adalah eror dari persamaan eror model AR(1). Gambar 3.4 Plot Cross Correlogram Antara Kuadrat dari Standar Erornya ( ) dengan Lagged Standar Erornya ( ). Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY, 5 Desember 2009 596

Setelah diperoleh model heteroskedastisitas bersyarat yang paling baik, langkah selanjutnya adalah mengestimasi parameter rata rata bersyarat dan heteroskedastisitas bersyarat secara bersama. Model yang diperoleh adalah dan dimana 1, jika 0, untuk nilai yang lain Setelah dilakukan estimasi parameter secara bersama, hasil estimasi parameter rata rata bersyarat memperlihatkan adanya perubahan yang signifikan. Untuk mengetahui apakah model TARCH(2,1) sudah baik maka dilakukan pengujian diagnostik model. Dengan uji pengali Lagrange sampai lag 10 menghasilkan probabilitas 0,978479 yang lebih besar dari tingkat signifikansi yang berarti bahwa sudah tidak terdapat efek ARCH di dalam eror terstandar model TARCH(2,1) dengan model AR(1) pada rata rata bersyaratnya. Dari plot yang disajikan pada Gambar 3.5 terlihat bahwa eror memiliki distribusi simetris dengan bentuk distribusi leptokurtik. Gambar 3.5 Distribusi Eror Model TARCH(2,1) dengan Model AR(1) Pada Rata rata Bersyaratnya Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY, 5 Desember 2009 597

Dari pemeriksaan diagnostik yang dilakukan, model TARCH(2,1) dengan AR(1) pada rata rata bersyarat sudah layak digunakan untuk memodelkan heteroskedastisitas dan leverge effect dalam log return. 4. SIMPULAN Model terbaik yang dapat digunakan untuk meramalkan data kurs jual euro terhadap rupiah adalah TARCH(2,1) dengan AR(1) sebagai model rata rata bersyaratnya, dengan model sebagai berikut dan dimana 1, jika 0, untuk nilai yang lain Pada penelitian ini, untuk memodelkan data dengan variansi yang tidak konstan dan terdapat leverage effect menggunakan TARCH. Untuk pembaca yang tertarik mengembangkan penelitian ini dapat menggunakan model asimetris lainnya untuk memodelkan data dengan variansi tidak stabil dan terdapat leverage effect. 5. DAFTAR PUSTAKA Bollerslev, T. 1986. Generalized Autoregressive Conditional Heteroscedasticity. Journal of Econometrics, 31: 307-27. Engle, R.F. 1982. Autoregressive Conditional Heteroscedasticity of the Variance of United Kingdom Inflation. Econometrica, 50: 987-1008. Kurs Uang Kertas Asing Mata Uang EUR. 25 Maret 2009. http://www.bi.go.id. Nelson, D.B. 1991. Conditional Heteroskedasticity in Asset Returns : A New Approach. Journal of Econometrics, 59 : 347 370. Tsay, R.S. 2002. Analysis of Financial Time series. John Wiley & Sons, Inc., Canada. Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY, 5 Desember 2009 598