BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Rerata Zona Radikal. belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L) terhadap bakteri penyebab

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. mulut, yang dapat disebabkan oleh trauma maupun tindakan bedah. Proses

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menggunakan mikroskop cahaya perbesaran 400x. Area pengamatan dan

BAB I PENDAHULUAN. Mukosa rongga mulut merupakan lapisan epitel yang meliputi dan melindungi

BAB I PENDAHULUAN. Luka merupakan suatu diskontinuitas dari suatu jaringan. Luka merupakan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. normal (Nagori and Solanki, 2011). Berdasarkan sifatnya luka dibagi menjadi 2,

BAB I PENDAHULUAN. didefinisikan sebagai hilangnya integritas epitelial dari kulit (Schwartz et al.,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan mengelilingi gigi. Gingiva terbagi menjadi gingiva tepi, gingiva cekat dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. antara lain: disebabkan oleh penyakit infeksi (28,1 %), penyakit vaskuler

BAB 1 PENDAHULUAN. tubuh dari serangan fisik, kimiawi, dan biologi dari luar tubuh serta mencegah

BAB I PENDAHULUAN. dengan luka terbuka sebesar 25,4%, dan prevalensi tertinggi terdapat di provinsi Sulawesi

BAB 1 PENDAHULUAN. menurut World Health Organization (WHO), sekitar 65% dari penduduk negara

I. PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. perubahan suhu, zat kimia, ledakan, sengatan listrik, atau gigitan hewan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

LAMPIRAN A SURAT DETERMINASI TANAMAN PUTRI MALU

BAB 4 HASIL PENELITIAN. Penelitian telah dilakukan tentang pengaruh pemberian ekstrak etanol

BAB I PENDAHULUAN. Luka adalah kasus yang paling sering dialami oleh manusia, angka kejadian luka

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

IV. Hasil dan Pembahasan. A. Hasil penelitian. kamboja putih (Plumeria acuminataw.t.ait ) terhadap hambatan pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Penelitian. Luka merupakan keadaan yang sering dialami oleh setiap orang, baik

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

LAMPIRAN C. Skrining Kandungan Kimia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

Lampiran 1 Data Hasil Penelitian Tabel Persen Degranulasi Mastosit Mencit Jantan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V PEMBAHASAN. Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian yang telah dianalisis

minyak mimba pada konsentrasi 32% untuk bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli, 16% untuk bakteri Salmonella typhi dan 12,5% terhadap

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. menular melalui makanan atau air yang terkontaminasi. 2 Indonesia merupakan

ABSTRAK. EFEK ANTIMIKROBA EKSTRAK DAUN MIMBA (Azadirachta indica A. Juss) TERHADAP Enterococcus faecalis

BAB I PENDAHULUAN. benda tajam ataupun tumpul yang bisa juga disebabkan oleh zat kimia, perubahan

BAB I PENDAHULUAN. jika dihitung tanpa lemak, maka beratnya berkisar 16% dari berat badan

BAB I PENDAHULUAN. Diare merupakan penyakit yang umum dialami oleh masyarakat. Faktor

BAB V PEMBAHASAN. fagositosis makrofag pada kelompok perlakuan (diberi ekstrak daun salam)

BAB I PENDAHULUAN. Meskipun globalisasi memberikan berbagai dampak baik, namun tidak

ABSTRAK EFEK SALEP EKSTRAK METANOL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Uji Efektivitas Ekstrak Daun Wungu (Graptophyllum Pictum (L.) Griff) sebagai Penyembuh Luka

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Ulkus yang terdapat di mukosa mulut merupakan lesi oral yang umum

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. hand sanitizer berbahan aktif ekstrak kulit buah matoa konsentrasi 0,5%

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penyakit akibat tubuh tidak mampu melawan zat asing yang masuk ke dalam

BAB 5 HASIL PENELITIAN

ABSTRAK. Pembimbing I : Dr. Sugiarto Puradisastra, dr., M.Kes Pembimbing II: Ellya R.D, dr., M.Kes

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. mahkota dewa (Phaleria macrocarpa) dengan konsentrasi 25%, 50%

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berlebihan (Rohmawati, 2008). Selain itu, kulit juga berfungsi sebagai indra

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. digunakan sebagai obat tradisional yang dapat dikembangkan secara luas. 1

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tumbuhan

Kata kunci : air perasan buah blustru, air perasan buah nanas, penyembuhan luka

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

LAMPIRAN Lampiran 1 PERSIAPAN PENELITIAN. A. Persiapan Hewan Coba

BAB I PENDAHULUAN. iritan, dan mengatur perbaikan jaringan, sehingga menghasilkan eksudat yang

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Tingginya angka kesakitandan angka kematian terutama pada negara

BAB I PENDAHULUAN. dianggap sebagai salah satu penyebab kegagalan perawatan sistem saluran akar.

LAMPIRAN 1 Perhitungan Dosis Bahan Uji Dan Pembanding. x = g/kgbb/hr

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. 2013; Wasitaatmadja, 2011). Terjadinya luka pada kulit dapat mengganggu

Lampiran 1: Data Sebelum Dan Sesudah Perlakuan. Kadar Glukosa Darah Puasa (mg%) Setelah Induksi Aloksan. Setelah Perlakuan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. jintan hitam (Nigella sativa) terhadap jumlah sel Neutrofil pada proses. Tabel 1. Hasil Perhitungan Angka Neutrofil

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. (Harty,2003). Perlukaan sering terjadi di dalam rongga mulut, khususnya pada gingiva (Newman dkk, 2002). Luka merupakan kerusakan

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian yang berjudul Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Jati Belanda

LAMPIRAN A SURAT DETERMINASI TANAMAN MONDOKAKI

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting sehingga mampu menghadapi serangan zat asing seperti

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mulut secara sengaja maupun tidak sengaja. Ulkus traumatikus pada mukosa

BAB I. PENDAHULUAN. Luka yang sulit sembuh merupakan salah satu komplikasi pada penderita

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. (kurma). Dia mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ABSTRAK. PENGARUH EKSTRAK ETANOL BIJI SEMANGKA (Citrullus lanatus Thunb.) TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA SAYAT PADA MENCIT SWISS WEBSTER JANTAN DEWASA

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. kimia, kini penggunaan obat-obatan herbal sangat populer dikalangan

Lampiran 1. Surat Keterangan Determinasi

ABSTRAK. PENGARUH BANDOTAN (Ageratum conyzoides L.) TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA MENCIT BETINA GALUR SWISS WEBSTER. Pembimbing II: Hartini Tiono, dr.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dkk., 2006). Secara fisiologis, tubuh manusia akan merespons adanya perlukaan

BAB I PENDAHULUAN. orang di seluruh dunia, mulai dari anak kecil sampai orang dewasa. Menurut

Lampiran 1. Surat Ethical Clearance

BAB I PENDAHULUAN. sistem organ dikarenakan hipersensitivitas terhadap makanan tertentu yang

Transkripsi:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian mengenai perbandingan efek Ekstrak Etanol Daun Mimba (Azadirachta indica A. Juss) dan povidone iodine 10% terhadap penyembuhan luka pada mencit Swiss Webster Jantan telah selesai dilakukan. Proses penyembuhan luka diukur satu kali setiap hari sampai kedua tepi luka saling bertautan. Rerata lama penyembuhan luka dalam hari dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 4.1 Lama Penyembuhan Luka dalam Hari Mencit No Kontrol Negatif Pembanding EEDM 25% EEDM 12,5% I 14 13 10 12 14 II 13 14 11 12 14 III 13 13 12 12 13 IV 13 13 11 12 13 V 13 13 11 13 13 VI 14 13 12 12 12 Keterangan : Kontrol negatif : kelompok akuades Pembanding : kelompok povidone iodine 10% EEDM 25% : kelompok ekstrak etanol daun mimba 25% EEDM 12,5% : kelompok ekstrak etanol daun mimba 12,5% EEDM 6,25% : kelompok ekstrak etanol daun mimba 6,25% EEDM 6,25% 13.5 13 12.5 12 11.5 11 10.5 10 Rerata Diagram 4.1 Rerata Lama Penyembuhan Luka dalam Hari 63

Tabel 4.1 menunjukkan variasi lama penyembuhan luka yang berkisar antara 11 hari pada kelompok EEDM 25% dan 13 hari pada kelompok kontrol negatif (akuades). Pada diagram 4.1 menunjukan rerata lama penyembuhan luka pada kelompok kontrol berkisar 13,3 hari, kelompok pembanding (povidone iodine 10%) berkisar 13,2 hari, kelompok EEDM 25% berkisar 11,2 hari, kelompok EEDM 12,5% berkisar 12,2 hari dan kelompok EEDM 6,25% berkisar 13,2 hari. Kemudian, dilakukan uji normalitas data (Kolmogorov-Smirnov test) dan didapatkan nilai signifikansi sebesar 0,477 lebih besar dari 0,05 sehingga data yang diuji terdistribusi normal. Selanjutnya dilakukan uji one way ANOVA untuk mengetahui apakah hal ini berbeda secara statistik dengan tingkat kemaknaan (Level of Significancy) =0,05. Adapun hipotesis yang diuji adalah sebagai berikut : H0 : 1 = 2 = 3 (Tidak ada perbedaan rerata lamanya waktu penyembuhan luka pada semua kelompok perlakuan) H1 : 1 2 3 (Paling sedikit terdapat sepasang kelompok perlakuan dengan rerata lamanya penyembuhan luka yang berbeda) Tabel 4.2 Perbedaan Rerata Lama Penyembuhan Luka antar Kelompok Perlakuan Sum of df Mean F Sig. Between Groups Within Groups Total Squares F hitung = 14,808 20,533 8,667 29,200 4 25 29 F tabel 5% = F tabel 0.05 (4,25) = 2,76 Square 5,133 F tabel 1% = F tabel 0.01 (4,25) = 4,18,347 14,808,000 64

Pengajuan hipotesis : - F hitung F tabel, p < maka H0 ditolak. - F hitung < F tabel, p > maka H0 gagal ditolak. Tabel 4.2 menunjukkan nilai Fhitung sebesar 14,808** lebih besar daripada nilai F tabel 5% sebesar 2,76 dengan nilai p=0,000, maka H0 ditolak. Hal ini menunjukkan terdapat perbedaan lama penyembuhan luka yang sangat signifikan antara kelompok perlakuan. Untuk melihat kelompok mana yang berbeda dilakukan uji Tukey HSD dengan hasil yang diuraikan pada tabel 4.3 Tabel 4.3 Uji Beda Rerata Penyembuhan Luka dengan Tukey HSD Kelompok EEDM EEDM EEDM Pembanding Kontrol 25% 12,5% 6,25% EEDM 25% * ** ** ** EEDM 12,5% * * * EEDM 6,25% NS NS Pembanding NS Kontrol Keterangan : Kontrol : kelompok akuades Pembanding : kelompok povidone iodine 10% EEDM 25% : kelompok ekstrak etanol daun mimba 25% EEDM 12,5% : kelompok ekstrak etanol daun mimba 12,5% EEDM 6,25% : kelompok ekstrak etanol daun mimba 6,25% * : signifikan ** : sangat signifikan NS : no significancy (tidak signifikan) Tabel 4.3 menunjukkan rerata lama penyembuhan luka antara kelompok EEDM 25% dibandingkan dengan kelompok EEDM 12,5% menunjukkan perbedaan yang signifikan dengan nilai p=0,049. Dengan demikian menunjukkan bahwa kelompok EEDM 25% memiliki potensi yang lebih kuat daripada EEDM 12,5% dalam mempercepat penyembuhan luka. Rerata kelompok EEDM 25% dibandingkan dengan kelompok EEDM 6,25%, pembanding dan kontrol menunjukkan perbedaan yang sangat signifikan dengan nilai p=0,000, p=0,000, dan p=0,000. Dengan demikian, kelompok EEDM 25% memiliki potensi yang lebih kuat daripada EEDM 6,25%, pembanding dan kontrol dalam mempercepat penyembuhan luka. 65

Kelompok EEDM 12,5% jika dibandingkan dengan kelompok EEDM 6,25%, pembanding dan kontrol menunjukkan perbedaan yang signifikan dengan nilai p=0,049, p=0,049 dan p=0,016. Dengan demikian menunjukkan bahwa kelompok EEDM 12,5% memiliki potensi yang lebih kuat daripada kelompok EEDM 6,25%, pembanding dan kontrol dalam mempercepat penyembuhan luka. Rerata kelompok EEDM 6,25% jika dibandingkan dengan kelompok pembanding dan kontrol menunjukkan perbedaan yang tidak signifikan, dengan nilai p=1,000 dan p=0,988. Hal ini menunjukkan bahwa EEDM 6,25% mempunyai potensi yang setara dengan kelompok pembanding dan kontrol dalam mempercepat penyembuhan luka. Pada kelompok pembanding (Povidone iodine 10%) dibandingkan dengan kelompok kontrol (akuades) menunjukkan perbedaan yang tidak signifikan dengan nilai p=0,988. Hal ini menunjukkan bahwa kelompok pembanding (Povidone iodine 10%) mempunyai potensi yang setara dengan kelompok kontrol (akuades) dalam mempercepat penyembuhan luka. 4.2 Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan ekstrak etanol daun mimba (Azadirachta indica A. Juss) dengan konsentrasi 25%, 12,5%, 6,25% menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun mimba (Azadirachta indica A. Juss) dengan konsentrasi 6,25% menunjukkan waktu penyembuhan luka yang sebanding dengan povidone iodine. Sedangkan waktu penyembuhan luka yang paling cepat adalah ekstrak etanol daun mimba (Azadirachta indica A. Juss) dengan konsentrasi 25%. Hal ini mungkin disebabkan karena daun mimba (Azadirachta indica A. Juss) mengandung senyawa kimia dan senyawa aktif seperti flavonoid (quercetin dan rutin), alkaloid, saponin, tanin, nimbidin, yang berpengaruh dalam mempercepat penyembuhan luka (Biswas et al, 2002; Depkes RI, 1993). Flavonoid seperti quercetin dan rutin berfungsi sebagai antioksidan melawan radikal bebas seperti nitrite oxide. Flavonoid memberikan efek 66

proteksi terhadap reperfusi pada jaringan yang rusak akibat iskemik. Selain itu, dapat memodulasi respon imun dan memiliki aktivitas anti inflamasi (Lakhanpal, 2007; Neem Foundation, 2014). Flavonoid menghambat cyclooxygenase yang memberikan efek antiinflamasi dan menurunkan fragilitas kapiler sehingga meningkatkan kekuatan jaringan ikat dan mengurangi terjadinya kebocoran kapiler ke interstitial, sehingga akan mencegah terjadinya edema (Mills and Bone, 2000). Alkaloid merupakan senyawa yang bersifat antibakteri karena dapat merusak dinding sel bakteri dengan cara mengganggu komponen penyusun peptidoglikan pada sel bakteri, sehingga lapisan dinding sel tidak terbentuk secara utuh, pembelahan sel terhambat dan menyebabkan kematian sel tersebut (Saifudin, 2006, Robinson, 1995). Saponin dapat mempercepat aktivitas hemolitik, sebagai antibakteri, antivirus dan antioksidan. Selain itu, saponin juga memiliki aktivitas antiinflamasi yang dapat mengurangi edema dan inflamasi pada kulit (Kim et al, 2011). Tanin memicu terjadinya pembentukan sikatriks pada luka dengan cara memicu kontraksi luka, meningkatkan pembentukan kapiler dan fibroblas. Selain itu tanin juga berperan dalam mencegah dan melindungi jaringan dari kerusakan akibat radikal bebas (Li et al, 2011; Agyare et al, 2013). Nimbidin memiliki aktivitas antiinflamasi dengan menginhibisi respon neutrofil dan makrofag terhadap inflamasi dan menghambat terjadinya fagositosis. Selain itu, nimbidin menghambat produksi nitric oxide (NO) dan prostaglandin E2 (PGE2) (Mani, 2011). Pada penelitian ini, kelompok EEDM 6,25% memiliki potensi yang sebanding dengan povidone iodine dalam mempercepat penyembuhan luka. Kelompok EEDM 25% dan EEDM 12,5% menunjukkan potensi yang lebih kuat dibandingkan povidone. Ini kemungkinan disebabkan karena semua senyawa kimia dan senyawa aktif yang terkandung dalam daun mimba pada konsentrasi 25% dan 12,5%, paling banyak dibandingkan dengan kelompok perlakuan yang lain. 67

Povidone iodine merupakan salah satu pengobatan luka secara kimiawi yang sering kali digunakan dalam penyembuhan luka. Povidone iodine memiliki efek antimikroba, antiinflamasi, dan dapat menginduksi angiogenesis. Povidone iodine 10% dikatakan pula memiliki efek menghambat pertumbuhan fibroblas pada percobaan kultur sel secara in vitro dan dapat menimbulkan efek samping berupa reaksi hipersensitivitas yang dapat menurunkan migrasi dari neutrofil dan monosit (Vogt PM, 2006). Hal tersebut menyebabkan penyembuhan luka lebih lama dibandingkan dengan EEDM 25% dan 12,5% serta memiliki potensi yang sebanding dengan EEDM 6,25%. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Purohit et al dengan menggunakan ekstrak etanol daun mimba dalam ointment dapat mempercepat penyembuhan luka pada tikus albino jantan galur Wistar. Penelitian dilakukan selama 15 hari dan diperiksa pada hari ke 3, 6, 9, 12 dan 15. Hasil yang didapatkan pada hari ke-15 yaitu pada kelompok kontrol 52,58 ± 1,66, pada kelompok standar yang diberi povidone iodine dalam bentuk sediaan ointment 6,08 ± 1,56 dan pada kelompok yang diberi ekstrak etanol daun mimba dalam bentuk ointment 0,00 ± 0,00 (Purohit et al, 2013). 4.3 Uji Hipotesis 4.3.1 Hipotesis Penelitian Hipotesis penelitian ini adalah: Ekstrak etanol Daun Mimba (Azadirachta indica A. Juss) mempercepat penyembuhan luka Ekstrak Etanol Daun Mimba memiliki potensi yang sebanding dengan povidone iodine 10% dalam mempercepat penyembuhan luka. 4.3.2 Hal-hal yang Mendukung Uji one way ANOVA didapatkan nlai Fhitung sebesar 14,808** lebih besar daripada nilai F tabel 5% sebesar 2,76 dengan nilai p=0,000, hal ini menunjukkan adanya perbedaan yang sangat signifikan. 68

Uji Tukey HSD didapatkan perbedaan yang sangat signifikan antara rerata kelompok EEDM 25% dibandingkan dengan kelompok EEDM 6,25%, pembanding dan kontrol dengan nilai p=0,000, p=0,000, p=0,000 serta perbedaan yang signifikan antara kelompok EEDM 25% dan kelompok EEDM 12,5% dengan nilai p=0,049. 4.3.3 Hal-hal yang Tidak Mendukung Tidak ada 4.3.4 Simpulan Hipotesis penelitian diterima dan teruji oleh data. 69