Dasar-Dasar ANATOMI. dr. Hamidie Ronald, M.Pd, AIFO. Penataran Pelatih Tingkat Muda PBSI Jakarta November 2009

dokumen-dokumen yang mirip
Tinjauan Umum dan Peran Sport Medicine dalam Meningkatkan Prestasi Atlet. Oleh : dr. Hamidie Ronald, M.Pd, AIFO

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. VO2max dianggap sebagai indikator terbaik dari ketahanan aerobik.

Perwujudan kerja ditampilkan oleh rangka yg digerakkan oleh otot-otot. Gerakan otot-otot diatur oleh syaraf

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

2015 KONTRIBUSI DENYUT NADI ISTIRAHAT DAN KAPASITAS VITAL PARU-PARU TERHADAP KAPASITAS AEROBIK

BAHAN PENATARAN DI BPMD. OLEH: DRA. Hj. TITE JULIANTINE M.Pd

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERAN ILMU ANATOMI DAN FISIOLOGI DALAM MENINGKATKAN PRESTASI ATLET BULUTANGKIS

BAB I PENDAHULUAN. wanita atau laki-laki sampai anak-anak, dewasa, dan orangtua bahwa dengan

PENDAHULUAN. cabang-cabang olahraga. Atlet yang menekuni salah satu cabang tertentu untuk

BAB IV OLAHRAGA DAN OLAHRAGA KESEHATAN

OLAHRAGA PADA ANAK. OLEH dr. Hamidie Ronald, M.Pd, AIFO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rahmad Santoso, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Permainan sepak bola merupakan salah satu olahraga endurance beregu

BAB I PENDAHULUAN. A. LatarBelakang Masalah. Lari jarak pendek (sprint) adalah lari yang menempuh jarak antara 100

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II KAJIAN TEORI. Pengertian kesegaran jasmani banyak sekali diungkap oleh para pakar

BAB II KAJIAN PUSTAKA Passing dan Ketepatan Tembakan Sepak Bola

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga adalah aktivitas fisik yang bertujuan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menghadapi era globalisasi, tantangan yang dihadapi akan semakin berat, hal ini disebabkan karena semakin

PRINSIP BIOENERGETIKA PADA HEWAN

BAB I PENDAHULUAN. melekat kecintaanya terhadap cabang olahraga ini. Sepuluh tahun terakhir ini

Kontraksi otot membutuhkan energi, dan otot disebut sebagai mesin. pengubah energi kimia menjadi kerja mekanis. sumber energi yang dapat

Latihan Kondisi Fisik (Latihan Kemampuan Dasar) Oleh: dr. Hamidie Ronald,M.Pd, AIFO

I. PENDAHULUAN. kesehatan, bahkan pada bungkus rokok-pun sudah diberikan peringatan mengenai

PENGARUH SUPLEMEN TERHADAP KADAR ASAM LAKTAT DARAH

FISIOLOGI DAN OLAH RAGA

PROFIL INDEKS MASSA TUBUH DAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI MAHASISWA PJKR UNIVERSITAS ISLAM 45 BEKASI TAHUN 2015/2016

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diberikan kepadanya (dari kerja yang dilakukan sehari-hari) tanpa. menimbulkan kelelahan yang berlebihan. ( Muhajir : 2004 )

Rita Patriasih, S.Pd., M.Si Prodi Pendidikan Tata Boga PKK FPTK UPI

BAB I PENDAHULUAN. suatu perubahan pembangunan bangsa. Peranan penting tersebut

BAB I PENDAHULUAN. landasan awal dalam pencapaian prestasi (M. Sajoto, 1988)

Konsep Sel, Jaringan, Organ dan Sistem Organ

ANATOMI DAN FISIOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. sama lain. Elektrolit terdiri dari kation dan anion. Muatan positif merupakan hasil pembentukan dari kation dalam larutan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Randy Suwandi Yusuf, 2013

BAB I PENDAHULUAN. lain. Elektrolit terdiri dari kation dan anion. Kation ekstraseluler utama adalah natrium (Na + ), sedangkan kation

PERUBAHAN FISIOLOGIS KARENA LATIHAN FISIK Efek latihan a. Perubahan biokhemis b. Sistem sirkulasi dan respirasi c. Komposisi badan, kadar kholesterol

I. PENDAHULUAN. dan menghadapi hal-hal darurat tak terduga (McGowan, 2001). Lutan. tahan dan fleksibilitas, berbagai unsur kebugaran jasmani saling

SILABUS DAN SAP PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Proses penuaan merupakan tantangan yang harus ditanggulangi karena diartikan

BAB I PENDAHULUAN. merokok juga banyak dilakukan oleh remaja bahkan anak-anak. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) dalam DepKes RI

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN LARI AEROBIK DAN LATIHAN RENANG TERHADAP PENINGKATAN KEBUGARAN

BAB I PENDAHULUAN. secara efektif sepanjang hari pada saat melakukan aktifitas, biasanya pada saat

DASAR DASAR OLAHRAGA

BAB I PENDAHULUAN. nutrisi yang dibutuhkan untuk kesehatan optimal sangatlah penting.

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) ILMU FAAL OLAHAGA DAN PRAKTIKUM

BAB I PENDAHULUAN. tidak bisa dipisahkan. Didalam hidup manusia dituntut untuk dapat menjaga

HASIL DAN PEMBAHASAN

SISTEM MUSKULOSKELETAL PADA MANUS. Regita Tanara / B1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

GIZI KESEHATAN MASYARAKAT. Dr. TRI NISWATI UTAMI, M.Kes

Specific Dynamic Action

Ketahanan dan kelelahan berkaitan dengan batas kemampuan maksimal (BKM) dan merupakan 2 kutub yg berlawanan dalam aktivitas fisik.

Oleh Cerika Rismayanthi, M.Or. Ahmad Nasrulloh, M.Or. Fatkhurahman Arjuna, M.Or. (TIM PENGAMPU)

Sistem Ekskresi Manusia

AFC B LICENCE COACHING COURSE

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Taufik Awaluddin Muharom,2013

PROFIL VO2MAX DAN DENYUT NADI MAKSIMAL PEMAIN DIKLAT PERSIB U-21

Sistem Tubuh Manusia

JARINGAN PADA HEWAN & MANUSIA

Tinjauan Umum Jaringan Otot. Tipe Otot

MAKALAH ANATOMI DAN FISIOLOGI MANUSIA SIFAT KERJA OTOT RANGKA

METABOLISME ENERGI PADA SEL OTOT INTRODUKSI. dr. Imas Damayanti ILMU KEOLAHRAGAAN FPOK-UPI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 10. SISTEM ORGANISASI KEHIDUPANLatihan Soal 10.5

BEBAN KERJA & PRODUKTIVITAS PERTEMUAN KE-2

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Adli Hakama, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ADAPTASI CARDIORESPIRATORY SAAT LATIHAN AEROBIK DAN ANAEROBIK Nugroho Agung S.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SILABUS MATA KULIAH JURUSAN PENDIDIKAN JASMANI, KESEHATAN DAN REKREASI

BAB I PENDAHULUAN. dinamis. Olahraga juga sebagai media pendidikan sudah pula diakui

2015 PENGARUH LATIHAN CIRCUIT TRAINING TERHADAP PENURUNAN LEMAK TUBUH DAN PENINGKATAN KEMAMPUAN DAYA TAHAN AEROBIK (VO2 MAX)

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

Mata Kuliah Olahraga 1 Soal-soal dan jawaban

Nutrisi untuk Mendukung Tenaga Kerja yang Sehat dan Produktif. dr. Yulia Megawati

GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN (GBPP) UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB I PENDAHULUAN. Sepak bola merupakan olahraga yang paling populer di Indonesia. Hal

FUNGSI PHOSPOR DALAM METABOLISME ATP

BAB I PENDAHULUAN. satu karakteristik permainan sepak bola yaitu menendang dan mengoper bola

I. PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Praktikum Manfaat Praktikum

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ada (kurangnya aktivitas fisik), merupakan faktor resiko independen. menyebabkan kematian secara global (WHO, 2010)

BAB I PENDAHULUAN. senam aerobik yang sangat diminati ibu-ibu dan remaja putri baik di kota

Metabolisme karbohidrat

BAB I PENDAHULUAN. statis artinya normalnya fungsi alat-alat tubuh pada waktu istirahat dan sehat

MANSUR FIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Prayogi Guntara, 2014 Pengaruh Recovery Aktif Dengan Recovery Pasif Terhadap Penurunan Kadar Asam Laktat

BAB I PENDAHULUAN. memperbaiki potensi fisik, mengurangi pemberian obat-obatan, memperbaiki

BAB I PENDAHULUAN. angka tersebut 54 tahun untuk wanita dan laki-laki 50,9 tahun. Pada tahun 1985

Mekanisme Kerja Otot

TI T PS K ESEHATA T N 1

Transkripsi:

Dasar-Dasar ANATOMI dr. Hamidie Ronald, M.Pd, AIFO Penataran Pelatih Tingkat Muda PBSI Jakarta 15 21 November 2009

A First Look at Anatomy Anatomi manusia adalah ilmu tentang struktur tubuh manusia. Kata anatomi berasal dari bahasa yunani yang berarti memotong-motong Ahli anatomi mempelajari hubungan antara bagian tubuh sebagai bagian truktur suatu individu. 1-3

Introduction to Anatomy Fisiologi Suatu disiplin keilmuan yang mempelajari fungsi stuktur tubuh. Struktur dan fungsi tidak dapat dipisahkan secara utuh. 1-4

Tingkatan organisasi dalam tubuh manusia 1-5

SISTEM ORGAN 1. INTEGUMEN Fungsi Proteksi: Mengatur suhu tubuh Tempat reseptor kulit Sintesis vitamin D Mencegah kehilangan air 1-7

2. Rangka Fungsi pendukung dan proteksi: Tempat produksi sel darah (hematopoiesis) Penyimpanan kalsium dan fosfor Pergerakan tubuh 1-8

3. Otot Fungsi pergerakan tubuh Menghasilkan panas ketika otot berkontraksi 1-9

4. Saraf Sistem pengaturan yang mengontrol pergerakan tubuh Berespons terhadap rangsang sensoris. Membantu mengontrol sistem lain dalam tubuh Bertanggung jawab pada kesadaran, kecerdasan dan ingatan 1-10

5. Endokrin Terdiri dari kelenjar dan sel yang menghasilkan hormon yang mengatur: Pertumbuhan tubuh dan sel Kadar kimiawi tubuh Fungsi reproduksi 1-11

6. Cardiovascular Terdiri dari pompa (jantung) yang menggerakan darah melewati pembuluh darah dalam rangka mengantarkan hormon, nutrisi, gas dan menyerap zat sisa. 1-12

7. Limfatik Transport dan saringtan limf (cairan interstisial) Memulai respon imun bila diperlukan 1-13

8. Respirasi Bertanggung jawab dalam pertukaran gas (oksigen dan karbondioksida) antara darah dan udara di paru-paru. 1-14

9. Digestif Pencernaan secara mekanik dan kimiawi bahn makanan Menyerap zat gizi Membuang kotoran 1-15

10. Urinarius Menyaring darah dan membuang zat sisa metabolisme dari darah Zat sisa yang terkonsentrasi dibuang dari tubuh dalam bentuk urin. 1-16

10.A. Sistem reproduksi pria Menghasilkan sel kelamin laki-laki yaitu sperma dan hormon kelamin laki-laki yaitu testosteron 1-17

10.B. Sistem reproduksi Wanita Menghasilkan sel kelamin wanita: oosit dan hormon wanita al. estrogen dan progesteron Tempat fertilisasi oosit Tempat pertumbuhan dan perkembangan embrio dan fetus. 1-18

ANATOMI OTOT Otot merupakan alat gerak aktif karena kemampuan berkontraksi. otot memendek jika sedang berkontraksi dan memanjang jika berelaksasi. Kontraksi otot terjadi jika otot sedang melakukan kegiatan sedangkan, relaksasi otot terjadi jika otot sedang beristirahat. Dengan demikian otot memiliki 3 karakter, yaitu: a. Kontraksibilitas yaitu kemampuan otot untuk memendek dan lebih pendek dari ukuran semula, hal ini teriadi jika otot sedang melakukan kegiatan. b. Ektensibilitas, yaitu kemampuan otot untuk memanjang dan lebih panjang dari ukuran semula. c. Elastisitas, yaitu kemampuan otot untuk kembali pada ukuran semula.

Jenis Jenis Otot a. Otot lurik (Otot Rangka)

b. Otot Polos Otot polos disebut juga otot tak sadar atau otot alat dalam (otot viseral). Otot polos tersusun dari sel sel yang berbentuk kumparan halus. Masing masing sel memiliki satu inti yang letaknya di tengah. Kontraksi otot polos tidak menurut kehendak, tetapi dipersarafi oleh saraf otonom. Otot polos terdapat pada alat-alat dalam tubuh, misalnya pada: 1. Dinding saluran pencernaan 2. Saluran-saluran pernapasan 3. Pembuluh darah 4. Saluran kencing dan kelamin

Otot Jantung Otot jantung mempunyai struktur yang sama dengan otot lurik hanya saja serabut serabutnya bercabang - cabang dan saling beranyaman serta dipersarafi oleh saraf otonom. Letak inti sel di tengah. Dengan demikian, otot jantung disebut juga otot lurik yang bekerja tidak menurut kehendak.

3 Tipe Jaringan Otot anat_muskuloskeletal/ikun/2007 24

Komposisi Otot Rangka Otot rangka Sel (85%) Ekstrasel (15%) Air (75%) Solut (25% Protein (80%) Lain-lain (20%) Fibrilar (65%) Sarkoplasmic (35%) Miosin (55%) Aktin (20%) Tropomiosin (7%) Troponin (3%) Lain-lain (15%) anat_muskuloskeletal/ikun/2007 25

Komposisi Otot Rangka Otot merah & putih Otot merah bny mengandung pigmen pernapasan yaitu mioglobin, yg berfungsi membawa oksigen dari kapiler darah (ekstrasel) ke mitokondria (intrasel) kapasitas metabolisme oksidatif yang lebih tinggi dgn aktivitas siklus Krebs dan enzim transport elektron yang kuat Otot putih krn kurang mioglobin kapasitas glikolisis anaerobik yang tinggi dgn aktivitas enzim glikolisis dan fosforilase yang kuat. Ekstraktif Yaitu zat non-protein yang larut dlm air meliputi kreatinin, kreatinin fosfat, ADP, asam amino, asam laktat, dll. Zat yang memiliki struktur grup fosfat mrpkn zat yang kaya energi Protein Komponen enzim otot yang mengkatalisis berbagai tahapan pd proses glikolisis mrpkn protein sarkoplasmik. Protein lain yang membentuk struktur otot ialah miosin, aktin, troponin, dan tropomiosin. anat_muskuloskeletal/ikun/2007 26

ERGOSISTEMA Ilmu Faal (fisiologi) khususnya ilmu faal olahraga menjanjikan suatu hasil karya besar bagi pelatih yang tahu cara menerapkannya dalam melatih dan mencapai prestasi tinggi olahraga, oleh karena melatih tiada lain ialah meningkatkan kemampuan fungsional yang berarti harus menerapkan ilmu faal olahraga dalam proses pelatihannya.

Fungsi Jasmani yang terdiri dari berbagai macam sistema tersaebut adalah: gerak, kerja, mempertahankan hidup, mendapatkan kepuasan hidup lahir bathin, Oleh karena itu jasmani dapat disebut sebagai satu SISTEMA (Untuk) KERJA (SK) atau ERGOSISTEMA (ES).

Dalam menjalankan fungsinya sebagai satu ES, sistema anatomis tersebut secara fisiologis dikelompokkan menjadi 3 kelompok yaitu: 1. Perangkat Pelaksana Gerak disebut Ergosistema Primer(ES-I) atau Sistema Kerja Primer (SK-1) terdiri dari: - sistema skelet - sistema muskular - sistema nervorum 2. Perangkat pendukung Gerak sisebut sebagai ergosistema sekunder (ES-II) atau sistema Kerja Sekunder (SK-II) terdiri dari: -sistema hemo hidro limfatik - Sistema respirasi - Sistema Kardivaskular 3. Perangkat pemulih/pemelihara, disebut sebagai Ergosistema Tersier (ES III) atau Sistema Kerja Tertier (SK-III) terdiri dari: - Sistema digestivus - Sistema termoregulasi - Sistema eksresi - Sistema reproduksi

Ergosistema I: Fungsi Dasar dan Kualitas Penampilannya Anatomis Fungsi Dasar (Fisiologis) Kualitas Sistema skelet Pergerakan Persendian Luas Pergerakan Sistema muskular Kontraksi Otot Kekuatan dan daya tahan otot Sistema nervorum Penghantar Rangsang Koordinasi fungsi (otot)

Dari fungsi dasar tersebut dapat dikembangkan gerakan-gerakan yang berupa: kelincahan (agility), kecepatan (speed), dan power. Gerakan-gerakan tersebut diatas bersama-sama dengan fungsi-fungsi dasar lainnya merupakan penampilan dasar yang diperlukan oleh berbagai cabang olahraga; yang merupakan gabungan fungsi-fungsi dasar sistema-sistema (anatomis) penyusun ES-1.

Oleh karena itu bila dijumpai kesulitan dalam meningkatkan gerakan-gerakan penampilan dasar tersebut di atas, haruslah dicari kembali pada komponen dasar fisiologisnya dan kemudian dilatih untuk dapat meningkatkan kualitas fungsi dasarnya. Misalnya kesulitan dalam meningkatkan kecepatan (speed) haruslah dicari kembali pada komponen dasar fisiologisnya yang terpenting yaitu kekuatan otot-otot yang bersangkutan, oleh karena hanya otot yang lebih kuat yang mampu menimbulkan gerakan yang lebih cepat, di samaping peletihan khusus utntuk kecepatan.

Contoh lain ialah misalnya dijumpai kesulitan dlaam meningkatkan kelincahan (agility). Lebih dahulu harus dianalisa komponen dasarf fisiologisnya apa saja yang menyusun kelincahan. Dari analisa terhadap gerkan kelincahan dapat dikemukakan bahwa untuk dapat meningkatkan kelincahan ndiperlukan latihan khusus terhadap: Luas pergerakan persendian untuk meningkatkan kelentukan Kekuatan otot untuk meningkatkan kecepatan gerak Koordinasi fungsi otot untuk meningkatkan ketepatan gerak dan memelihara keseimbangan. Hal ini disebabkan oleh karena kelincahan memerlukan: Kelentukan Kecepatan gerak (speed) Ketepatan gerak (accuracy)

Ergosistema II Fungsi dasar dan kualitas Penampilannya Anatomis Fungsi dasar (fisiologis) Kualitas Hemo-hidro-limfotik Transportasi: 0 2 -CO 2 Nutrisi, sampah, panas Daya tahan umum Respirasi Pertukaran O 2 -CO 2 Kardiovaskular Sirkulasi

Olahdaya ANEROBIK Energi -------- kerja/ OR Sampah------- KELELAHAN Olahdaya AEROBIK PEMBUANGAN MELALUI PROSES OKSIDASI

Tinjauan Umum dan Peran Sport Medicine dalam Meningkatkan Prestasi Atlet Oleh : dr. Hamidie Ronald, M.Pd, AIFO

Olah Fisik organ tubuh Kesehatan Olahraga (Sport Health) Sport Medicine Kedokteran Olahraga Kinesiologi Latihan Kedokteran teoritis &praktis olahraga pengaruh akibat kurang gerak

Sasaran Manusia sehat yg aktif Dalam gerak tubuh / olahraga Tujuan sehat WHO Bebas dari : penyakit sulit kecacatan mental dicapai Himpitan sosial dan ekonomi

Sehat derajat sehat Sehat Dinamis Pengukuran Work Capacity yang efektif Manuver (Gerak) Kecepatan Potensi kekuatan/tenaga Daya tahan tubuh Sehat statis batas-batas latihan dan penampilan olahragawan

Perbedaan Kesehatan Olahraga Aktifitas tubuh dan mental Sosial, ekonomi, dll Sport medicine Perspektif baru Kardiologi, pulmonologi, farmakologi, orthopedi, fisiologi, dll Diagnostic Functional, kemampuan latihan, rehabilitasi/fisioterapi

1912 Kongres kedokteran olahraga di jerman 1928 International Sport medicine Association Kini International Federation of Sport Medicine Indonesia Kantor Menteri Olahraga dan Kepemudaan Dirjen Pendidikan Luar sekolah dan Olahraga Komite Olahraga Nasional Indonesia memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat Sport medicine melibatkan : dokter umum, dokter spesialis, psikater, psikolog, fisioterapis, paramedis, coach & trainer, pembina olahraga

Prinsip dan sasaran pencapaian Sport Medicine ; a. Organisasi yang sehat, teratur dan terpimpin b. Mendorong pengembangan ilmu dengan aspek kegiatan tubuh dan melakukan penelitian c. Kerjasama dengan organisasi nasional/international d. Penasehat dalam kesehatan tubuh dan kebugaran fisik e. Sebagai koordinator dalam event : PON, Sea Games, Asean Games, dll

Pengukuran kualitas fisik: A. Pengukuran kebugaran (physical fitness) 1. Pengukuran fleksibilitas 2. Pengukuran strength 3. Pengukuran endurance otot 4. Pengukuran kondisi kardiovaskuler 5. Pengukuran antropometri, komposisi tubuh dan pembangunan tubuh (somato typing) B. Pengukuran Penampilan Motoris 1. Pengukuran power (kekuatan) 2. Pengukuran agilitas (kelincahan) 3. Pengukuran balance (keseimbangan) 4. Pengukuran kecepatan bereaksi 5. Pengukuran skill (kemampuan) 6. Pengukuran penampilan kebugaran motoris dan kinestesis.

Contoh : - Kesulitan dalam meningkatkan kelincahan (agility) analisa komponen fisiologi apa saja yang menyusun kelincahan. - Hasilnya perlu latihan: - Perlu peningkatan akan flexibilitas untuk meningkatkan kelentukan. - Kekuatan otot untuk meningkatkan kecepatan. - Koordinasi fungsi otot untuk meningkatkan ketepatan gerak dan memelihara keseimbangan.

Penampilan Total Maksimal Olahraga Anatomi: struktur dasar : FISIK Fisiologi OR Pestasi Penampilan Total Maksimal Kemampuan dasar Kemampuan gabungan Dasar + teknik Kemampuan teknik astenis Atletis Pyknis ES 1 Gab E1 & E II ES II Emosi Pengendalian diri marah takut bernafsu / tdk sabar PSIKIS Motivasi kemauan ------ semangat juang Pemilihan pola permaian Intelegensia Penggunaan kecerdasan Taktik / Siasat

KEMAMPUAN DASAR ERGOSISTEMA I = kerangka ------------kelentukan = otot ------- kekuatan dan daya tahan - Statis - Dinamis ERGOSISTEMA II = Darah + Cairan tubuh = Pernafasan daya tahan = Jantung + peredaran umum darah (Kap. Aerobik) OR PRESTASI PERFORMA MAX KEMAMPUAN Koord. Fungsi saraf tk. Lanjut -------gerakan TEKNIK mutu tinggi : - KETEPATAN - KECEPATAN + KEKUATAN - GERAK TIPU

Komponen Fisik Kekuatan kecepatan SISTEM PEMBINAAN DALAM SPORT MEDICINE Medik Psikis Teknik Taktik Kesehatan umum Kapasitas organ Intelegensia Keberanian Disesuaikan dengan cabang olahraga Pengalaman Kemampuan analisa Daya tahan Laboratorium Percaya diri Kecerdasan Keseimbangan Rontgen Stabilitas Mental-emosi Ketepatan Koordinasi gerak Kemampuan strategi EKG Motivasi Kemampuan antisipasi, Mengatasi tenaga Kelincahan Cedera Moral Visualisasi Terapi Rehabilitasi Gizi Ergogenic obat & mkn Attitude Afektif

E FIT F. Evaluasi Fungsional G Evaluasi Psikologi H. PENELITIAN KAPASITAS KEMAMPUAN MAKSIMAL A Atlet B PEMERIKSAAN MEDIS ARSIP C. TIDAK FIT D Treatment Rehabilitasi

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran olahraga yang sangat pesat, khususnya inovasi bioteknologi seluler dalam mendeteksi metabolisme sel dihubungkan dengan aktifitas fisik atlet khususnya atlet memerlukan keahlian khusus dan fasilitas yang memadai agar dapat memperoleh hasil penilaian fisiologis yang akurat terhadap fungsi organ tubuh yang diperlukan dalam menunjang prestasi atlet. Sebagai ilustrasi, sehubungan dengan peran Sport medicine untuk meningkatkan prestasi atlet diperlukan pengukuran yang lebih akurat, dapat ditentukan takaran latihan yang fisiologis. Takaran latihan yang fisiologis akan direspon oleh tubuh sehingga prestasi atlet meningkat, dan terhindar dari kemungkinan timbulnya cedera pada atlet.

Peran Sport Medicine dalam pemberian Gizi dan Mencegah Terjadinya Penggunaan Doping pada Atlet. Pemberian gizi yang tepat merupakan prasyarat untuk menjamin tercapainya prestai puncak dari seorang atlet. Pengetahuan fisiologi telah membuktikan dengan suplai glikogen yang cukup pada otot telah membuktikan keberhasilan atlet pada cabang yang memerlukan daya tahan. Hasil penelitian menunjukkan pemberian gizi (karbohidra, protein, lemak, vitamin dan mineral) pada waktu latihan, pada masa pertandingan memerlukan takaran yang berbeda. Selain itu perlu diperhatikan dalam penyediaan gizi agar tidak mengganggu selera makan atlet.

Penggunaan doping untuk meningkatkan prestasi atlet sudah diketahui sejak zaman dahulu kala. Dari tahun ke tahun semakin banyak jenis zat-zat atau obat-obatan yang dipergunakan sebagai doping. Selain itu semakin canggih dalam tehnik penggunaan zat-zat tersebut agar tidak terdeteksi oleh tes doping, untuk mencegah penggunaan zat-zat atau obatobatan yang berefek doping diperlukan pengawasan yang ketat pada setiap penggunaan oabat-obatan oleh dokter bidang sport medicine. Oleh karena itu setiap penggunaan obat-obatan sebaiknya seijin dan sepengetahuan dokter sport medicine.