Rerata. Variance = Ragam. Varian/ragam (S 2 ) : Standar Deviasi : s = s 2

dokumen-dokumen yang mirip
Pengaruh satu gen Apabila terjadi interaksi antar alel pada gen tertentu, maka genotip dapat digunakan untuk menduga penotipnya. Apabila dapat diketah

( 2 ) untuk derajat kecocokan nisbah segregasi pada setiap generasi silang balik dan

ANALISIS NILAI PEMULIAAN (BREEDING VALUE) PANJANG BADAN TERNAK SAPI PO

Tanaman Penyerbuk Silang CROSS POLLINATED CROPS METODE PEMULIAAN TANAMAN

ANALISIS NILAI PEMULIAAN (BREEDING VALUE) LINGKAR DADA TERNAK SAPI PO

I. PENDAHULUAN. padi karena banyak dibutuhkan untuk bahan pangan, pakan ternak, dan industri.

Prof..Dr. Ir. Kuswanto, MS Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

PERUBAHAN FREQUENSI GEN - AKIBAT SELEKSI. Kasus I Dominan Sempurna. Kuswanto, 2012 FP UB Malang

Topik 9 Genetika Kuantitatif

I. PENDAHULUAN. Kedelai ( Glycine max (L.) Merrill) merupakan salah satu tanaman penghasil

PARAMETER GENETIK (Ragam, Heritabilitas, dan korelasi) Arya Widura R., SP., MSi PS. Agroekoteknologi Universitas Trilogi

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kedelai (Glycine max [L.] Merrill) merupakan salah satu tanaman

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max L. Merrill) merupakan tanaman pangan yang sangat dibutuhkan

HASIL DAN PEMBAHASAN


Topik 3 Analisis Genetik Hk. Mendel

TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai (Glycine max [L.] Merrill) berasal dari daratan Cina, yang kemudian

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Analisis Kuadrat Nilai Tengah Gabungan untuk Variabel Vegetatif dan Generatif

I. PENDAHULUAN. Pemuliaan tanaman adalah suatu metode yang secara sistematik merakit

VII. PEMBAHASAN UMUM

II. TINJAUAN PUSTAKA. Secara morfologi tanaman jagung manis merupakan tanaman berumah satu

menunjukkan karakter tersebut dikendalikan aksi gen dominan sempurna dan jika hp < -1 atau hp > 1 menunjukkan karakter tersebut dikendalikan aksi gen

Sebaran Peluang kontinyu Sebagian besar kegiatan di alam ini mengikuti sebaran kontinyu Salah satu sebaran kontinyu adalah sebaran normal. Sebaran nor

Penelitian I: Pendugaan Ragam dan Model Genetik Karakter Ketahanan terhadap Penyakit Bulai pada Jagung Pendahuluan

Suhardi, S.Pt.,MP MONOHIBRID

Interaksi Antar Gen-Gen. Suhardi, S.Pt.,MP Peternakan, Universitas Mulawarman Genetika

METODE PEMULIAAN TANAMAN MENYERBUK SENDIRI

I. PENDAHULUAN. Kedelai merupakan sumber protein penting di Indonesia. Kesadaran masyarakat

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. fenotipe yang diamati menunjukkan kriteria keragaman yang luas hampir pada

Penelitian III: Seleksi dan Uji Daya Gabung Galur-Galur Hasil Introgresi Gen Resesif Mutan o2 untuk Karakter Ketahanan terhadap Penyakit Bulai

TINJAUAN PUSTAKA. Pemuliaan Jagung Hibrida

VI. PENGGUNAAN METODE STATISTIKA DALAM PEMULIAAN TANAMAN. Ir. Wayan Sudarka, M.P.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai merupakan tanaman pangan berupa semak yang tumbuh tegak, berasal

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

TINJAUAN PUSTAKA Botani Cabai

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung manis (Zea mays saccharata Sturt.) merupakan jagung yang

Ukuran Sebaran (Keragaman) Data

II. TINJAUAN PUSTAKA. ujung (tassel) pada batang utama dan bunga betina tumbuh terpisah sebagai

LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA ACARA 2 SIMULASI HUKUM MENDEL NAMA : HEPSIE O. S. NAUK NIM : KELOMPOK : III ( TIGA )

LABORATORIUM PEMULIAAN DAN BIOMETRIKA FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS PADJADAJARAN JATINANGOR 2009

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) merupakan salah satu komoditas pangan

TINDAK GEN KETAHANAN TERHADAP PENYAKIT KARAT (Pucinnia arachidis, Speg.) PADA KACANG TANAH GENE ACTION OF THE RUST DISEASE RESISTANCE IN GROUNDNUT

I. PENDAHULUAN. Produksi tanaman tidak dapat dipisahkan dari program pemuliaan tanaman.

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Morfologi dan Agroekologi Tanaman Kacang Panjang. Kacang panjang merupakan tanaman sayuran polong yang hasilnya dipanen

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Steenis (1978) kedudukan tanaman jagung (Zea mays L.) dalam

TINJAUAN PUSTAKA. Jagung (Zea mays L) adalah anggota keluarga Graminae, ordo Maydeae, genus Zea (Fischer

DAYA WARIS DAN HARAPAN KEMAJUAN SELEKSI KARAKTER AGRONOMI KEDELAI GENERASI F 2

SIMBOL SILSILAH KELUARGA

IIA. MENDELIAN GENETICS

I. PENDAHULUAN. Jagung manis (Zea mays saccharata [Sturt.] Bailey) merupakan salah satu

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merrill) merupakan salah satu komoditas pangan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kacang panjang diklasifikasikan sebagai berikut :

BAB III: PEMULIAAN TANAMAN MENYERBUK SILANG

LAPORAN INSENTIF RISET TERAPAN 2007

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (2007), benih padi hibrida secara

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kedelai merupakan komoditas tanaman menjadi sumber protein nabati dan

JURNAL GENETIKA PENYIMPANGAN HUKUM MENDEL

Rancangan Persilangan 2 Pengertian dan kegunaan, Tujuan Bahan dan pelaksanaan Perancangan bagan persilangan Penempatan lapang Analisis ragam rancangan

Kemajuan Genetik Dan Heritabilitas Karakter Agronomi Kedelai (Glycine max [L.] Merrill) Generasi F 2 Persilangan Wilis Dan Mlg 2521

BAB 7. Analisis Polimorfisme Gen GHUntuk ProduktivitasTernak Sapi PO

KERAGAMAN KARAKTER TANAMAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai merupakan tanaman pangan berupa semak yang tumbuh tegak. Kedelai

LAPORAN PEMULIAAN TANAMAN SELEKSI

EPISTASI DAN HIPOSTASI Luisa Diana Handoyo, M.Si.

TINJAUAN PUSTAKA Morfologi Tanaman Cabai

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai sumber utama protein nabati. Kontribusi kedelai sangat

KONSEP-KONSEP DASAR GENETIKA

PENDAHULUAN. mendorong para peternak untuk menghasilkan ternak yang berkualitas. Ternak

ISTILAH-ISTILAH DALAM PEMULIAAN OLEH ADI RINALDI FIRMAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Parameter. (cm) (hari) 1 6 0, , , Jumlah = 27 0, Rata-rata = 9 0,

HUKUM MENDEL DAN PENYIMPANGANNYA

GENETIKA DAN HUKUM MENDEL

I. PENDAHULUAN. Padi (Oryza sativa L.) merupakan makanan pokok bagi sebagian besar penduduk

IIA. MENDELIAN GENETICS

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine Max [L.] Merrill) merupakan tanaman pangan yang memiliki

Prediksi Kemajuan dan Respon Seleksi Bobot Badan dan GenotipGH Induk Sapi PO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KARAKTERISASI, KERAGAMAN POLA WARNA, CORAK TUBUH DAN GENETIK KUDA LOKAL SULAWESI UTARA

GENETIKA POPULASI DAN INTERAKSI GEN KELOMPOK VII KELAS B

DIKTAT PEMBELAJARAN BIOLOGI KELAS XII IPA

1. Gambar dan jelaskan bagan seleksi masa dan seleksi tongkol-baris!

PENDUGAAN REPITABILITAS SIFAT KECEPATAN DAN KEMAMPUAN MEMPERTAHANKAN KECEPATAN PADA KUDA PACU SULAWESI UTARA

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai telah dibudidayakan sejak abad ke-17 dan telah ditanam di berbagai daerah di

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merrill) merupakan salah satu tanaman sumber protein

TINJAUAN PUSTAKA Pemuliaan Jagung Hibrida

II. TINJAUAN PUSTAKA. jenis liar Glycine ururiencis, merupakan kedelai yang menurunkan berbagai

Contoh: Pada data Tabel satu diperoleh range pada masing masing mata kuliah. adalah: Matakuliah Max min range A B C

PENGUJIAN KESETIMBANGAN HARDY-WEINBERG. Tujuan : Mempelajari kesetimbangan Hardy-Weinberg dengan frekuensi alel dan gen.

BAHAN DAN METODE. Galur Cabai Besar. Pembentukan Populasi F1, F1R, F2, BCP1 dan BCP2 (Hibridisasi / Persilangan Biparental) Analisis Data

PENDUGAAN KOMPONEN GENETIK, DAYA GABUNG, DAN SEGREGASI BIJI PADA JAGUNG MANIS KUNING KISUT

SEBARAN PENARIKAN CONTOH

sehingga diharapkan dapat menghasilkan keturunan yang memiliki toleransi yang lebih baik dibandingkan tetua toleran (segregan transgresif).

PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Tabel.1 Data Populasi Kerbau Nasional dan Provinsi Jawa Barat Sumber : Direktorat Jendral Peternakan 2008

homozigot lebih banyak didapatkan pada tanaman BC2F2 persilangan Situ Bagendit x NIL-C443 dan Batur x NIL-C443 dibandingkan dengan Situ Bagendit x

Definisi Genetika. Genetika Sebelum Mendel. GENETIKA DASAR Pendahuluan dan Genetika Mendel

GENETIKA. Agus Joko Sungkono, S.Pd SMPN 1 MEJAYAN KABUPATEN MADIUN. ajs

ANALISIS RATA-RATA GENERASI HASIL PERSILANGAN TOMAT LV 6123 DAN LV 5152

Transkripsi:

II. KOMPONEN VARIAN SIFAT KUANTITATIF Kuswanto, 2012

1.Statistik sifat kuantitatif Karena sifat kuantitatif akan membentuk distribusi kontinyu dari penotip, maka sifat-sifat tersebut dianalisis dengan cara yang sama dengan sifat yang di krontrol oleh sedikit gen. Sifat-sifat ini diwujudkan dalam besaran-besaran parameter statistik. Dua statistik utama yang digunakan adalah mean (rerata) dan variance (varian=ragam).

Rerata x1 + x2 + + xn n x x = -------------------------- = Σ xi/n n i=1 Variance = Ragam Another way to get around the problem of zero sums is to square the deviations. Known as sum of squares or SS Varian/ragam (S 2 ) : Standar Deviasi : s = s 2

Dalam perkembangannya juga sering digunakan standar deviasi (simpangan baku) yang bermanfaat untuk menilai keragaman dengan satuan yang sama. Mean adalah rata-rata nilai dari sebuah distribusi. Dua distribusi data dapat mempunyai rerata (mean) yang sama, walaupun bentuk grafiknya berbeda.

Distribusi yang melebar (luas) cenderung mempunyai kisaran yang lebar pula, sedangkan distribusi yang sempit terjadi ketika range (kisaran kisaran) nilai tersebut kecil. Varian adalah ukuran keragaman dari suatu distribusi data. Grafik berikut menjelaskan dua distribusi dengan rerata sama tetapi varian berbeda.

Normal distribution with = 1, with varying means = 0 = 1 = 2 ƒ -3-2 -1 0 1 2 3 4 5

Normal distribution with = 0, with varying standard deviations = 1 ƒ = 1.5 = 2-5 -4-3 -2-1 0 1 2 3 4 5

Penjelasan Cara sederhana untuk menjelaskan sebuah distribusi adalah dari nilai rerata dan standar deviasinya. Rerata ± standar deviasi (± STD) akan mencakup 66% data dari keseluruhan distribusi. Jadi standar deviasi yang besar akan menggambarkan bahwa distribusinya lebih luas dari standar deviasi yang lebih kecil. Nilai 95% dari sebuah distribusi akan diperoleh dari rerata ± 2 standar deviasi (± 2 STD) dan nilai 99% dari distribusi diperoleh dari rerata ± 3 standar deviasi (± 3 STD).

Rerata dan standar deviasi panjang tongkol jagung Generasi Rerata panjang tongkol (cm) X Standar deviasi (cm) P 1 16,80 0,816 Rerata± STD 16,80 ± 0,816 P 2 6,63 1,887 6,63 ± 1,887 F 1 12,12 1,519 F 2 12,89 2,252 12,12 ±1,519 12,89 ± 2,252

Beberapa interpretasi dari data tersebut Sekalipun rerata panjang tongkol jagung P2 lebih kecil, namun standar deviasinya lebih besar. Hal ini mengindikasikan bahwa jagung P2 lebih beragam. Karena populasi F1 diturunkan dari dua galur murni, berarti akan bersifat homogen heterosigot. Jadi semua varian yang terkait dengan populasi adalah varian lingkungan. Rerata sifat kuantitatif dalam populasi F1 adalah intermediat terhadap kedua tetuanya, dan rerata F2 hampir (kira-kira) sama dengan F1

Beberapa interpretasi dari data tersebut Populasi F2 adalah lebih beragam dari F1 Nilai ekstrim dari distribusi akan jadi sama dengan kedua tetua yang digunakan dalam persilangan karena sebagian kecil dari populasi akan mempunyai genotip yang sama dengan tetua. Apabila 2 gen mengontrol sifat, 1/16 dari populasi F2 akan sama dengan tetua. Apabila 5 gen mengontrol sifat, maka 1/243 dari populasi F2 akan sama dengan tiap tetua.

2. Komponen varian Sebagaimana pasal sebelumnya, bahwa nilai metrik hasil pengamatan (atau nilai penotip) untuk individu tertentu adalah hasil kerja faktor genetik, lingkungan dan interaksi antara faktor genetik dan lingkungan. Untuk sifat kuantitatif, jumlah dari faktor ini dalam suatu populasi segregasi akan berperan menyumbangkan varian populasi. Jadi varian total dapat dituliskan sebagai berikut.

Varian-varian σ²p = σ²g + σ²e + σ²ge σ²p p = varian penotip total dari populasi segregasi σ²g g = varian genetik yang berperan pada varian penotip σ²e e = peran lingkungan pada varian penotip σ²ge = varian interaksi genetik dan lingkungan

Varian genetik Varian genetik, dapat dibagi lagi menjadi 3 komponen. Komponen pertama disebut varian genetik aditif. Beberapa alel akan menyumbang nilai tertentu terhadap nilai metrik dari nilai kuantitatif. Kedua varian genetik dominan Ketiga varian genetik epistasi

Contoh varian genetik aditif Apabila gen A dan gen B mengontrol produksi jagung (secara aktual sebenarnya dikontrol oleh banyak gen), dan masing-masing alel memberikan sumbangan berbeda terhadap produksi, yang dapat dijelaskan sebagai berikut. A = 4 ton/ha, a = 2 ton/ha; B = 6 ton/ha, b = 3 ton/ha Genotip AABB akan mempunyai 20 (4+4+6+6) ton/ha dan genotip AaBb akan mempunyai produksi 15 (4+2+6+3) ton/ha. Gen yang berperan dalam dalam sifat ini adalah gen-gen aditif, dan akan menyumbangkan varian genetik aditif (σ²a) ²a).

Varian genetik dominan Disamping gen-gen yang mempunyai pengaruh aditif, juga terdapat gen-gen yang berperan dominan, yang akan menutupi peran alel-alel resesif pada suatu lokus. Dengan kata lain adanya interaksi antar gen dalam suatu lokus. Sebagai contoh, apabila 2 gen berperan sifat dominan, nilai metrik dari genotip heterosigot AaBb akan menjadi 20 ton/ha. Nilai ini sama dengan genotip homosigot dominan dalam contoh diatas yang alel-alelnya alelnya bertindak secara aditif. Sumber keragaman ini berperan pada varian genetik dominan (σ²d) ²d).

Varian genetik epistasi Tipe varian genetik berikutnya adalah hasil asosiasi antara gen-gen dari lokus berbeda. Dasar genetik dari varian ini adalah peristiwa epistasis, dan akan berperan terhadap varian genetik interaksi (σ²i) ²i).

Dengan demikian Dengan demikian varian genetik total dapat dibagi menjadi tiga bentuk varian sebagai berikut : σ²g = σ²a +σ²d + σ²i Dan varian penotip total dapat ditulis kembali sebagai σ²p = σ²a + σ²d + σ²i + σ²e + σ²ge

Varian penotip Varian penotip (total) merupakan hasil tindak bersama (joint action) antara faktor genetik dan faktor lingkungan. Penotip yang diamati merupakan ekspresi suatu genotip pada suatu set lingkungan berbeda. Lingkungan ada yang dapat dikuasai (dosis pupuk, tanah) dan tidak dapat dikuasai (cuaca yang selalu berubah).

Kesimpulan Dengan melakukan penelitian dengan metode tertentu, pada ahli genetika kuantitatif dapat menduga proporsi varian total yang dapat ditandai dengan varian genetik total dan varian genetik lingkungan. Seorang peneliti yang sedang mencoba memperbaiki sifat kuantitatif tertentu (seperti produksi tanaman atau pertambahan berat hewan), akan melakukan pendugaan proporsi varian-varian ini terhadap varian total.

Kesimpulan Apabila sebagian besar varian disebabkan oleh faktor genetik, peningkatan sifat dapat dilakukan berdasarkan seleksi individu tanaman terhadap nilai metrik pengamatan yang diperoleh. Apabila varian genetik rendah maka varian lingkungan akan tinggi. Kemajuan seleksi dapat diperoleh hanya apabila kondisi lingkungan tempat individu tanaman berada pada kondisi optimum.