Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013

dokumen-dokumen yang mirip
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY DENGAN MEDIA GAMBAR

Cp : Jurnal Akademik

Roma Yunita 1), Sriwulandari 2), Suwondo 3) phone :

Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau ABSTRACT

SP Natalina, et al. Penerapan Strategi Pembelajaran Inkuiri-STAD untuk Meningkatkan KPS

Darmawati, Imam Mahadi dan Ria Syafitri Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau Pekanbaru ABSTRACT

Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013

ABSTRACT. Keywords: Achievement, Learning Cycle, Process Skills PENDAHULUAN


PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi, 2) Dosen Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Riau

ilmiah serta rasa mencintai dan menghargai kebesaran Tuhan yang Maha Esa perlu ditanamkan kepada siswa. Hal tersebut dapat tercapai salah

PEMBELAJARAN INKUIRI PADA MATERI TRIGONOMETRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN AKTIFITAS SISWA KELAS X2 SMAN 1 KOTA BENGKULU

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

Kholifatul Maghfiroh, Asim, Sumarjono Jurusan Pendidikan Fisika FMIPA Universitas Negeri Malang

BIOLOGY EDUCATION FACULTY OF TEACHER TRAINING AND EDUCATION UNIVERSITY OF RIAU

HASIL BELAJAR KIMIA MELALUI PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI REDOKS

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 05 No. 02, Mei 2016, 1-5 ISSN:

Penerapan Pendekatan Kontekstual Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Gaya Magnet di Kelas V SDN 2 Labuan Lobo Toli-Toli

PENERAPAN INKUIRI TERBIMBING PADA HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA KELAS VII A SMPN 3 TANJUNG DALAM KONSEP EKOSISTEM

Puspa Handaru Rachmadhani, Muhardjito, Dwi Haryoto Jurusan Pendidikan Fisika FMIPA Universitas Negeri Malang

Darmawati, Arnentis dan Sri Iryani Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau Pekanbaru 28293

Hannaning dkk : Penerapan pembelajaran Berbasis Inkuiri untuk Meningkatkan Kemampuan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E UNTUK MENINGKATKAN SIKAP ILMIAH DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA 4 SMA NEGERI 5 PEKANBARU

KETERAMPILAN INFERENSI PADA MATERI KELARUTAN DAN Ksp DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

PENERAPAN METODE GUIDED INQUIRY MENGGUNAKAN HANDOUT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

Meningkatkan Pemahaman Konsep Perubahan Wujud Benda Pada Siswa Kelas IV SDN 3 Siwalempu Melalui Pendekatan

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING

Oleh: Umi Hidayah Sahida 1, Noorhidayati 2, Kaspul 3 Program Studi Pendidikan Biologi PMIPA FKIP Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin 1,2,3

Penerapan Mind Mapping pada Pembelajaran Biologi Konsep Sistem Pernapasan Manusia terhadap Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

APPLYING INQUIRY-STAD (INSTAD) LEARNING STRATEGY TO INCREASE SCIENCE PROCESS SKILL AND BIOLOGY LEARN RESULT STUDENT OF X MAN 2 MODEL PEKANBARU

I. PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa terdiri atas empat komponen penting yaitu keterampilan

PENERAPAN GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh NI KOMANG MEGASARI SARENGAT MUNCARNO

Esty Setyarsih Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta ABSTRAK

Kemampuan Pemahaman Matematis Melalui Strategi Think Talk Write Pada Siswa Kelas XI IPS SMA Islam As- Shofa Pekanbaru

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIIIB SMPN 3 PARINGIN PADA MATERI POKOK CAHAYA MELALUI PENDEKATAN GUIDED INQUIRY

MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN MELALUI INKUIRI TERBIMBING DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

Seminar Pendidikan Serantau 2011

PENINGKATAN KECAKAPAN AKADEMIK SISWA SMA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

PENERAPAN METODE INKUIRI PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP KARTIKA 1-7 PADANG ARTIKEL OLEH: ZUMRATUN HASANAH

Kata Kunci: Model Pembelajaran Inkuiri, Hidrolisis Garam

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN BIOLOGI DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STIK di KELAS XI IPA 4 SMA NEGERI 7 MATARAM

Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Sekolah Dasar Kelas V SDN 045 Muara Jalai

PENERAPAN METODE GUIDED INQUIRY DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG PECAHAN SISWA KELAS IV SD

ABSTRAK. Oleh: Wahyuning Triyadi, Aminuddin P. Putra, Sri Amintarti

BAB I PENDAHULUAN. dan teori-teori sains semata, siswa kurang dilatih untuk melakukan

Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013

Akhmad Suyono *) Dosen FKIP Universitas Islam Riau

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI DAN PERCAYA DIRI PESERTA DIDIK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING PADA MATERI KONSEP VIRUS

benar-benar memahami dan dapat menerapkan pengetahuan, siswa perlu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Rosmaini S., Irda Sayuti dan Rika Mulyani Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau Pekanbaru 28293

MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 10 BANJARMASIN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Elok Mufidah dan Amaria Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya Tlp: , Abstrak

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENTS TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE BERBASIS EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK ZAT DAN WUJUDNYA

Darmawati, Arnentis dan Henny Julianita Husny Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau Pekanbaru ABSTRACT

Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan PMIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau *Korespondensi :

Mariani Natalina, Yustini Yusuf dan Desy Rahmayani Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Universitas Riau ABSTRACT

APLICATION CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TO IMPROVE THE RESULT OF SCIENCE STUDY OF STUDENTS OF SD NEGERI 001 SEIKIJANG BANDAR SEIKIJANG DISTRICT

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember Abstract

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

Arwinda Probowati 1, Amy Tenzer 2, dan Siti Imroatul Maslikah 3 Jurusan Biologi, FMIPA, Universitas Negeri Malang

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 KUWARASAN TAHUN AJARAN 2013/2014

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KIMIA MATERI ASAM DAN BASA DENGAN MENGGUNAKAN INQUIRY BASED LEARNING (IBL) PADA KELAS XI IPA 2 SMA NEGERI 5 MAKASSAR

ABSTRACT ABSTRAK. Dosen Pembimbing 1 Program Studi Biologi FKIP Universitas Pakuan

PENGGUNAAN METODE INKUIRI DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI KOTA TEBING TINGGI

Oleh: Ririne Kharismawati* ) Sehatta Saragih** ) Kartini*** ) ABSTRACT

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA PETA DI KELAS V SDN 002 BAGAN BESAR DUMAI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Metakognitif tentang cara berpikir siswa dalam membangun strategi untuk

ISSN Jurnal Exacta, Vol. X No. 1 Juni 2012

Samriani. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Prosiding Seminar Nasional Volume 01, Nomor 1

JURNAL SERAMBI ILMU VOLUME 28 NOMOR 1 MARET 2017

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

PENERAPAN MODEL IMPROVING LEARNING DENGAN TEKNIK INKUIRI PADA POKOK BAHASAN TEOREMA PYTHAGORAS

BAB I PENDAHULUAN. Matematika bertujuan untuk membekali siswa agar memiliki

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI POKOK SUMBER ENERGI GERAK MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS SMP NEGERI 4 SIAK HULU

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada proses belajar mengajar ada interkasi atau hubungan timbal balik antara siswa dengan guru, dimana

Arnentis, Darmawati dan Idel Fitri Mulyani Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau, Pekanbaru 28293

PROSIDING Kajian Ilmiah Dosen Sulbar ISBN:

ABSTRAK. Oleh: Risma Zuraida, Muhammad Zaini, Bunda Halang

PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SDN 1 PEKANBARU

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA MENGGUNAKAN MODEL INKUIRI DI SMP

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

ANALISIS KEMAMPUAN MENYIMPULKAN PADA MATERI HUKUM-HUKUM DASAR KIMIA DENGAN INKUIRI TERBIMBING

Abas. Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan PMIPA FKIP UNIB ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. sampai dengan Sekolah Menengah Atas (SMA). Matematika perlu. diberikan kepada semua siswa mulai dari sekolah dasar untuk

PENGGUNAAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARANMATEMATIKA TENTANG BANGUN RUANG PADA SISWA KELAS V SDN PURWODADI

PENERAPAN METODE INKUIRI TERBIMBING DENGAN BENDA NYATA DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN PECAHAN SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING MENGGUNAKAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA SMP

Transkripsi:

Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING (GUIDED INQUIRY) UNTUK MENINGKATKAN SIKAP ILMIAH DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA 5 SMA NEGERI 5 PEKANBARU TAHUN AJARAN 2011/2012 Mariani Natalina, Imam Mahadi, Anisa Carolina Suzane Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Riau Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan sikap ilmiah dan hasil belajar biologi siswa dengan penerapan model pembelajaran Inkuiri terbimbing pada kelas XI IPA 5 SMAN 5 Pekanbaru Tahun Ajaran 2011/2012. Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober - November 2011. Subjek penelitian adalah siswa kelas XI IPA 5 SMAN 5 Pekanbaru yang berjumlah 36 orang. Parameter yang diukur adalah sikap ilmiah siswa yang terdiri dari 7 indikator dan hasil belajar siswa yang terdiri dari daya serap dan ketuntasan belajar siswa secara individual,. Rata-rata sikap ilmiah pada siklus I yaitu 65.65%(cukup) meningkat pada siklus II dengan rata-rata sikap ilmiah yaitu 82.04% (baik). Daya serap siswa pada siklus I yaitu 75.81% (kurang) meningkat menjadi 81.83% (cukup). Ketuntasan belajar siswa dilihat dari nilai ulangan harian siswa pada siklus I yaitu 52.78% (tuntas) meningkat pada siklus II menjadi 75% (tuntas). Dari hasil penelitian dapat disimpulkan penerapan model pembelajaran Inkuiri terbimbing dapat meningkatkan sikap ilmiah dan hasil belajar biologi siswa kelas XI IPA 5 SMAN 5 Pekanbaru Tahun Ajaran 2011/2012. Kata kunci: Inkuiri terbimbing, Sikap Ilmiah, Hasil Belajar Biologi. PENDAHULUAN Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masingmasing satuan pendidikan. KTSP merupakan paradigma baru pengembangan kurikulum yang memberikan otonomi luas pada setiap satuan pendidikan. Dalam penyusunannya KTSP jenjang pendidikan dasar dan menengah mengacu kepada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 tahun 2006 tentang standar isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah, dan peraturan menteri pendidikan nasional nomor 23 tahun 2006 tentang standar kompetensi (Mulyasa, 2007). SMA Negeri 5 Pekanbaru merupakan salah satu SMA di Pekanbaru yang telah menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), dimana dalam penerapannya siswa dituntut untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran namun berdasarkan observasi di SMA Negeri 5 Pekanbaru diperoleh informasi bahwa siswa cenderung pasif, tidak berani mengungkapkan pendapat, malu bertanya, sehingga kurangnya interaksi baik antara guru dengan siswa maupun siswa dengan siswa. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok untuk menyelesaikan tugas, namun hanya beberapa siswa saja yang mengerjakan tugas tersebut, sementara yang lain tidak. Ini menandakan bahwa sikap kerjasama, toleransi, rasa keingintahuan dan tanggung jawab siswa dalam kelompok masih kurang. Siswa juga cenderung masih kurang teliti dan ceroboh dalam mengerjakan tugas dan sering Semirata 2013 FMIPA Unila 83

Mariani Natalina, dkk : PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING (GUIDED INQUIRY) UNTUK MENINGKATKAN SIKAP ILMIAH DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA5 SMA NEGERI 5 PEKANBARU TAHUN AJARAN 2011/2012 mengumpulkan tugas tidak tepat pada waktunya. Sikap ini menunjukkan bahwa kecermatan bekerja dan disiplin siswa masih kurang. Rendahnya sikap ilmiah siswa terhadap pembelajaran biologi ini dikarenakan proses pembelajaran yang diterapkan selama ini lebih mengutamakan hasil belajar, sehingga nilai-nilai sikap ilmiah siswa kurang mendapat perhatian.sikap ilmiah tersebut mengakibatkan hasil belajar siswa rendah, hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata siswa yaitu 67.36. Hasil belajar siswa kurang memuaskan, karena tidak semua siswa yang mencapai nilai KKM 78 yang sudah ditetapkan oleh sekolah sehingga perlu usaha perbaikan agar siswa dapat bersikap ilmiah dalam proses pembelajaran yang pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa. aktif mengolah informasi dan terhindar dari cara belajar menghafal. Salah satu alternatif untuk pemecahan masalah tersebut adalah dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing. Menurut Lestari (2009), Pembelajaran melalui inkuiri terbimbing mengarahkan siswa untuk menemukan konsep-konsep sains sendiri. Artinya, siswa tidak hanya pasif sebagai penerima konsep, melainkan aktif untuk menemukan suatu konsep. Hal ini sesuai dengan pendekatan konstruktivisme yang menyatakan bahwa pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu saja dari pikiran guru ke pikiran siswa. Pembelajaran yang mengacu kepada teori belajar konstruktivisme lebih memfokuskan pada kesuksesan siswa dalam mengorganisasikan pengalaman mereka. (Iskandar, 2009). Penyebab rendahnya nilai rata-rata hasil belajar karena metode yang digunakan selama ini hanyalah metode ceramah yang cenderung monoton. Guru cenderung melaksanakan pembelajaran dengan strategi yang kurang bervariasi dan tidak menerapkan model pembelajaran inovatif sehingga pembelajaran pada umumnya masih terpusat pada guru dan tidak semua siswa terlibat dalam proses pembelajaran. Guru kurang membimbing siswa untuk memperoleh pengetahuan secara mandiri, siswa terbiasa menerima pengetahuan yang disampaikan guru, siswa tidak mampu menemukan konsep melalui pengalamannya sendiri yang berpengaruh pada sikap ilmiah dan hasil belajar siswa. Sikap ilmiah dan hasil belajar siswa dapat meningkat apabila guru memberikan pengarahan dan bimbingan kepada siswa dalam melakukan kegiatan-kegiatannya sehingga dapat membangkitkan minat siswa, meningkatkan rasa ingin tahu siswa dengan menggunakan berbagai macam model pembelajaran, mendorong siswa berfikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri, Berdasarkan permasalahan tersebut penulis tertarik untuk menerapkan model pembelajaran inkuiri terbimbing (Guided Inquiry). Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan sikap ilmiah dan hasil belajar biologi siswa kelas XI IPA 5 SMA Negeri 5 Pekanbaru dengan penerapkan model pembelajaran inkuiri terbimbing (Guided Inquiry). METODE PENELITIAN Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMA Negeri 5 Pekanbaru pada bulan oktober sampai november 2012. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 5 tahun ajaran 2011/2012 dengan jumlah siswa 36 orang yang terdiri dari 18 orang laki laki dan 18 orang perempuan. Parameter dan Instrumen penelitian dalam penelitian ini terdiri atas : 1. Sikap ilmah dalam proses pembelajaran meliputi tanggung jawab, keingintahuan, kerjasama, teliti, disiplin, toleransi, dan 84 Semirata 2013 FMIPA Unila

Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013 percaya diri diamati dengan menggunakan lembar observasi. 2. Hasil belajar meliputi daya serap dan ketuntasan belajar dengan menggunakan tes tertulis Prosedur penelitian terdiri dari empat tahapan utama penelitian tindakan kelas yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Tahap Perencanaan Menetapkan kelas, jadwal dan jumlah siklus. Menetapkan materi dan media dalam proses pembelajaran yaitu Siklus I. Jaringan Hewan (2 kali pertemuan) Siklus II. Sistem Gerak (4 kali pertemuan) Menyusun perangkat pembelajaran, meliputi : Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar post test dan ulangan harian siswa, Lembar observasi sikap ilmiah siswa. Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan proses pembelajaran dilaksanakan siswa dengan lima tahapan model pembelajaran inkuiri terbimbing yaitu: Penyajian masalah Pengumpulan data Penyajian data Menarik kesimpulan Analisis terhadap proses inkuiri Tahap Observasi Tahap observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan untuk mengamati sikap ilmiah siswa dalam proses pembelajaran. Tahap Refleksi Perolehan data pada setiap pertemuan pada siklus I dianalisis bersama oleh semua anggota tim peneliti, hasilnya dijadikan acuan untuk melakukan perbaikan tindakan pada siklus II. Teknik Analisa Data Analisa deskriptif meliputi sikap ilmiah siswa dan hasil belajar. Sikap ilmiah siswa diamati dengan menggunakan lembar observasi, data hasil observasi dikelompokkan berdasarkan kategori sebagai berikut: 86 100 = sangat baik, 76 85 = baik, 60 75 = cukup, dan <59 = kurang. Hasil belajar siswa dinilai dari siklus I dan siklus II dengan menggunakan kriteria sebagai berikut: 94 100 = sangat baik, 86 93 = baik, 78 85 = cukup, dan <78 = kurang HASIL DAN PEMBAHASAN Sikap Ilmiah Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap Sikap Ilmiah Siswa Untuk Setiap Data sikap ilmiah siswa melalui penerapan model pembelajaran Inkuiri Terbimbing tiap pertemuan pada siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1. Sikap ilmiah siswa pada siklus I dan siklus II setelah penerapan model pembelajaran Inkuiri Terbimbing N o Kategori Siklus I Rata -rata Siklus II 1 2 1 2 3 4 1 A - 1(2.86) 7(20.00) 11(31.43) 17(47.22) 17(47.22) 2 B 1(2.78) 6(17.14) 8(22.86) 10(28.57) 13(36.11) 14(38.89) 3 C 23(63.89) 22(62.86) 19(54.29) 14(40.00) 4(11.11) 4(11.11) 4 K 12(33.33) 6(17.14) 2(2.86) 0(0) 2(5.56) 1(2.78) Rata-rata(%) 62.00 69.29 65.6 78.16 82.55 85.42 86..61 82.0 5 4 Kategori C C C B B B A B Keterangan: A : Sangat Baik B : Baik Rata -rata Semirata 2013 FMIPA Unila 85

Mariani Natalina, dkk : PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING (GUIDED INQUIRY) UNTUK MENINGKATKAN SIKAP ILMIAH DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA5 SMA NEGERI 5 PEKANBARU TAHUN AJARAN 2011/2012 C : Cukup K : Kurang Dari tabel 1 diatas, dapat dilihat bahwa rata-rata sikap ilmiah siswa mengalami peningkatan pada setiap pertemuan, dimana pada siklus I rata-rata sikap ilmiah siswa yaitu sebesar 65.65% (cukup) meningkat menjadi 82,04% (baik). Meningkatnya sikap ilmiah dari kategori cukup ke baik karena inkuiri terbimbing melatih siswa melakukan penyelidikan fenomena alam, menggunakan latar belakang pengetahuan dan pengalaman. Para siswa mengajukan pertanyaan, memecahkan masalah, dan menemukan jawaban atau generalisasi. Menurut Staver dan Teluk dalam Colburn (1997) inquiri terbimbing memberikan suatu masalah untuk dipecahkan, bahan yang diperlukan, tetapi bukan hasil yang diharapkan. Siswa dapat menemukan hubungan dan generalisasi dari data yang dikumpulkan. Prayitno dalam Noerhaidan (2008), mengemukakan bahwa dalam proses pembelajaran melalui kegiatan inkuiri terbimbing, siswa perlu dimotivasi untuk mengembangkan keterampilanketerampilan inkuiri sehingga dapat menghasilkan sikap ilmiah seperti menghargai gagasan orang lain, terbuka terhadap gagasan baru, berpikir kritis, jujur dan kreatif. Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap Sikap Ilmiah Siswa Untuk Setiap Indikator Data hasil observasi diperoleh rata-rata persentase sikap ilmiah siswa selama 2 siklus untuk setiap indikator dapat dilihat pada tabel 2. Tabel 2. Rata-Rata Persentase Sikap Ilmiah Siswa Melalui Penerapan model pembelajaran Inkuiri Terbimbing Setiap Indikator Aspek Siklus I Siklus II Ratarata (%) t Ke 1 2 1 2 3 4 Ratarata (%) I 63.19 66.43 64.81 C 78.57 80.00 80.56 84.72 80.96 B II 53.47 60.00 56.74 K 75.00 78.57 83.33 81.94 79.71 B III 65.28 75.71 70.50 C 82.14 85.71 88.89 91.67 87.10 A IV 61.81 69.29 65.55 C 79.29 80.56 84.72 84.03 82.15 B V 67.36 75.71 71.54 C 80.71 85.71 90.97 91.67 87.27 A VI 69.44 78.57 74.01 C 80.00 85.71 88.89 90.28 86.22 A VII 53.47 59.29 56.38 K 71.43 79.29 80.56 81.94 78.31 B Ratarata 61.90 69.29 65.60 C 78.16 82.22 85.42 86.61 83.10 B Kategori C C C B B B A B Keterangan: I : Tanggung jawab A : Sangat Baik II : Keingintahuan B : Baik III : Kerjasama C : Cukup IV : Teliti K : Kurang V : Disiplin VI : Toleransi VII : Percaya diri Ket 86 Semirata 2013 FMIPA Unila

Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013 Dari tabel 2 diatas dapat dilihat bahwa rata-rata persentase sikap ilmiah berdasarkan indikator mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II. Ratarata indikator sikap ilmiah yang pertama yaitu tanggung jawab, dimana rata-rata pada siklus I adalah 64.81 % (cukup) meningkat menjadi 83.10 % (baik). Pada indikator tanggung jawab yang menjadi acuan adalah sikap siswa untuk dapat bertanggung jawab atas semua pekerjaan yang dilakukannya. Rata-rata persentase sikap ilmiah pada indikator keingintahuan pada siklus I adalah 56.74 % (kurang), kemudian meningkat menjadi 79.71 % (baik). Pada hakekatnya siswa memiliki rasa keingintahuan yang tinggi. Hal ini perlu dimanfaatkan guru untuk memotivasi siswa untuk mengajukan pertanyaan. Menurut Udin dalam Paidi (2010) strategi inkuiri terbimbing merupakan pembelajaran yang mengajak siswa untuk mengembangkan rasa ingin tahu atau objek objek yang dipelajari dan memberikan peluang bagi siswa untuk menemukan sendiri jawaban dipertanyaan / keingintauannya itu. Rata-rata persentase sikap ilmiah pada indikator kerjasama pada siklus I adalah 70.50 % (cukup), kemudian meningkat menjadi 87.10 % (sangat baik). Inkuiri terbimbing pada dasarnya memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerjasama dalam membangun pemahaman dan keterampilannya. Rata-rata persentase sikap ilmiah pada indikator ketelitian dan kecermatan pada siklus I adalah 65.55 % (cukup), kemudian meningkat menjadi 82.15 % (baik). Hal ini menunjukkan bahwa ketelitian dan kecermatan dalam bekerja mengalami peningkatan. Dimana terlihat siswa semakin teliti dan cermat dalam mengerjakan soalsoal LKS. Menurut Ergul, et al (2011) inkuiri terbimbing melibatkan siswa dalam proses belajar yang ilmiah layaknya seorang ilmuwan, memecahkan permasalahan dengan observasi, mengumpulkan data secara cermat dan akurat. Siswa yang terlatih dengan model inkuiri terbimbing akan lebih tinggi tingkat ketelitiannya untuk memahami berbagai konsep secara aktif sebagai usaha memuaskan rasa ingin tahunya. Rata-rata persentase sikap ilmiah pada indikator disiplin pada siklus I adalah 71.54 % (cukup), kemudian meningkat menjadi 87.27% (sangat baik). Rata-rata persentase sikap ilmiah siswa pada indikator sikap toleransi pada siklus I adalah 74.01 % (cukup), kemudian pada siklus II meningkat menjadi 86.22 % (sangat baik). Hal ini menunjukkan bahwa siswa mampu bertoleransi terhadap teman kelompoknya dengan baik. Siswa memiliki cara pandang yang berbeda melihat suatu permasalahan. Cara pandang yang berbeda membuat siswa memiliki pendapat yang berbeda pula. Dalam banyaknya perbedaan siswa mampu menunjukkan sikap menghargai pendapat maupun jawaban yang berbeda. Rata-rata persentase sikap ilmiah siswa pada indikator sikap percaya diri pada siklus I yaitu 56.38 % (kurang), kemudian meningkat pada siklus II menjadi 78.31 % (baik). Menurut Sanjaya (2007) strategi inkuiri melibatkan seluruh aktivitas siswa yang diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri dari suatu yang dipertanyakan sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri. Hasil Belajar Hasil Belajar Siswa Dilihat dari Nilai Postest dan Ulangan Harian Daya serap siswa pada siklus I dapat dilihat pada tabel 3. Semirata 2013 FMIPA Unila 87

Mariani Natalina, dkk : PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING (GUIDED INQUIRY) UNTUK MENINGKATKAN SIKAP ILMIAH DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA5 SMA NEGERI 5 PEKANBARU TAHUN AJARAN 2011/2012 Tabel 3. Daya Serap Siswa Pada Siklus I setelah Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing dari Nilai Post Test dan Ulangan Harian Pada Siswa Kelas XI IPA 5 SMAN 5 Pekanbaru Tahun Ajaran 2011-2012 No Interval Kategori UH 1 Post test 1 Post test 2 1 94-100 Sangat baik - - - 2 86 93 Baik 3(8.33) 4(11.43) 3(8.33) 3 78-85 Cukup 10(27.78) 15(42.86) 16(44.44) 4 < 78 Kurang 23(63.89) 16 (45.71) 17(47.22) Jumlah siswa 36 35 36 Rata-rata 70.83 75.00 75.81 Kategori K K K Keterangan: K : Kurang Dari tabel 3 diatas dapat dilihat bahwa daya serap siswa siklus I setelah penerapan pembelajaran inkuiri terbimbing mengalami peningkatan pada setiap kali pertemuan. Rata-rata nilai ulangan harian sebelum penerapan model inkuiri terbimbing adalah 67.36 kemudian pada siklus I meningkat menjadi 75.81. Peningkatan ini karena inkuiri terbimbing mendorong siswa secara aktif menggali pengetahuannya sendiri sehingga siswa dapat menjadi pribadi yang aktif, mandiri, serta terampil dalam memecahkan masalah berdasarkan informasi dan pengetahuan yang mereka dapatkan. Inkuiri terbimbing memberikan siswa pengalaman yang nyata dan aktif sehingga siswa dapat mengaitkan konsep yang dasar yang sudah ada dengan konsep baru berdasarkan pemahamannya sendiri. Siswa menjadi memiliki pemahaman yang lebih terhadap konsep yang dipelajari melalui model inkuiri terbimbing. Menurut Tursinawati (2012), yang menyatakan strategi pembelajaran inkuiri mendorong siswa berperan aktif, kreatif dan berfikir kritis terhadap proses pengamatan pengamatan siswa sehingga pembelajaran akan semakin bermakna. Untuk mengetahui daya serap siswa setelah penerapan pembelajaran inkuiri terbimbing pada siklus II dapat dilihat pada tabel 4. Berdasarkan tabel 4 diatas dapat dilihat daya serap siswa setelah penerapan pembelajaran inkuiri terbimbing mengalami peningkatan pada setiap pertemuan. Bila dibandingkan nilai ulangan harian pada siklus I 75.81 (kurang), ulangan harian pada siklus II mengalami peningkatan yaitu 81.83 (cukup). Model pembelajaran inkuiri terbimbing memberi stimulus kepada siswa dengan menyajikan suatu permasalahan yang berhubungan dengan fenomena yang terjadi di kehidupan nyata. Siswa berusaha mendapatkan jawaban dari proses berpikir yang dialami serta memberikan tantangan kepada siswa (Furtak, 2006). 88 Semirata 2013 FMIPA Unila

Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013 Tabel 4. Daya Serap Siswa Pada Siklus II setelah Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing dari Nilai Post Test dan Ulangan Harian di Kelas XI IPA 5 SMAN 5 Pekanbaru Tahun Ajaran 20011-2012 N o Interval Kategori Post test 1 Jumlah (%) Post test 2 Jumlah (%) Post test 3 Jumlah (%) Post test 4 Jumlah (%) UH 2 1 94-100 Sangat baik - - 2(5.56) 4(11.11) 1(2.78) 2 86 93 Baik 5(14.29) 8(22.86) 9(25) 14(38.89) 10(27.78) 3 78-85 Cukup 13(37.14) 15(42.86) 10(27.28) 10(27.28) 16(44.44) 4 < 78 Kurang 17(48.57) 12(34.29) 15(41.67) 8(22.22) 9(25.00) Jumlah siswa 35 35 36 36 36 Rata-rata 74.57 78.29 77.22 84,00 81.83 Kategori K C K C C Keterangan: A : Sangat Baik B : Baik C : Cukup K : Kurang Ketuntasan Belajar Siswa Berdasarkan Nilai Ulangan Harian I dan Ulangan Harian II Melalui Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Ketuntasan belajar siswa secara individual pada siklus I dan siklus II setelah penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing dilihat pada tabel 5. Pada tabel 5 dapat dilihat ketuntasan belajar siswa setelah penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing mengalami peningkatan pada setiap siklus. Rata-rata ketuntasan belajar siswa secara individual pada siklus 1 yaitu 75.81, siswa yang tuntas sebanyak 19 orang (52.78 %) orang dan siswa yang tidak tuntas sebanyak 17 orang (47.22 %). Pada siklus II ketuntasan belajar siswa mengalami peningkatan dibandingkan dengan nilai ulangan pada siklus I. dimana jumlah siswa yang tuntas meningkat menjadi 27 orang (75 % ) dan siswa yang tidak tuntas menjadi 9 orang (25 %). Kenaikan siswa yang tuntas dari siklus I ke siklus II menjadi tuntas sekitar 50%. Pembelajaran inkuiri terbimbing pada umumnya menekankan pada pertanyaanpertanyaan dan ide-ide yang memotivasi siswa untuk ingin mempelajari lebih lanjut dan menciptakan cara untuk berbagi apa yang telah mereka pelajari dan membuat siswa berpikir lebih tinggi dan belajar dengan fokus intervensi instruktif pada setiap tahap proses penyelidikan. Inkuiri terbimbing akan membuat siswa siap akan menghadapi berbagai masalah yang muncul dan mereka perlu untuk menerapkan pengetahuan dan pemahaman mereka dengan situasi dunia nyata (Ketpichainarong, 2009). Semirata 2013 FMIPA Unila 89

Mariani Natalina, dkk : PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING (GUIDED INQUIRY) UNTUK MENINGKATKAN SIKAP ILMIAH DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA5 SMA NEGERI 5 PEKANBARU TAHUN AJARAN 2011/2012 Tabel 5. Hasil Analisis Ketuntasan Belajar Siswa Setelah Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing di Kelas XI IPA 5 SMAN 5 Pekanbaru Tahun Ajaran 2011-2012 Siklus Ulangan Harian I Ulangan Harian II Nilai Rata- Rata Tuntas Ketuntasan belajar Tidak Tuntas 75,81 19 (52.78) 17 (47.22) 81.83 27(75.00) 9 (25.00) KESIMPULAN DAN SARAN Dari hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan sikap ilmiah siswa mengalami peningkatan dari siklus 1 ke siklus II. Rata-rata sikap ilmiah pada siklus 1 yaitu 65.65 % (cukup) dan pada siklus II meningkat menjadi 82.04 % (baik). Daya serap pada siklus I adalah 75.81 % (kurang) dan pada siklus II dari nilai ulangan harian meningkat menjadi adalah 81.83 % (cukup). Ketuntasan belajar siswa pada siklus I yaitu 52.78 % dengan nilai rata-rata 75,81% dan pada siklus II meningkat menjadi 75 % dengan nilai ratarata 81.83%. Model pembelajaran inkuiri terbimbing dapat meningkatkan sikap ilmiah dan hasil belajar biologi siswa kelas XI IPA 5 SMAN 5 Pekanbaru Tahun Ajaran 2011/2012. Model pembelajaran inkuri terbimbing dapat dijadikan salah satu alternatif model pembelajaran yang dapat membangun sikap ilmiah siswa dan hasil belajar siswa. Hubungan sosial (kerjasama) antar siswa melalui model inkuiri terbimbing cukup optimal oleh karena itu model pembelajaran inkuiri terbimbing dapat digunakan guru atau praktisi pendidikan di sekolah tersebut. DAFTAR PUSTAKA Colburn, Alan. 1997. What Teacher Educators Need To Know About Inquiry- Based Instruction. California State University.Retrieved on Desember 17, 2011 from http://www.csulb.edu/~acolburn/aets.h tml Ergul, R., Y. Simsekli, S. Calis, Z. Ozlidek, S. Ozmencelebi, and M. Sanli. 2011. The Effects Of Inquiry-Based Science Teaching On Elementary School Students Science Process Skills And Science Attitudes. Bulgarian Journal of Science and Education Policy (BJSEP), 5 (1), Retrieved on Desember 21, 2011 from http://bjsep.org/getfile.php Furtak, E.M. 2006. The Problem With Answers: An Exploration Of Guided Scientific Inquiry Teaching. Journal of Science Education, 90, 453-467. Retrieved on Desember 23 2011 from www.colorado.edu/education/faculty/eri nfurtak/docs/furtak_the Problem with Answers.pdf Iskandar. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Gaung Persada Press. Jakarta. Ketpichainarong, W., B. Panijpan, and R. Ruenwongsa. 2010.Enhanced Learning Of Biotechnology Students By An Inquiry-Based Cellulase Laboratory. International journal of Environmental and Science E, 5 (2), 169-187. Retrieved on Desember 21, 2011 fromhttp://www.ijese.com/ijese_v5n2_ Pintip.pdf. Lestari. 2009. Inkuiri Terbimbing. Retrieved on Maret 24, 2011 from http://trilestarisman1kbm.blogspot.com. 90 Semirata 2013 FMIPA Unila

Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013 Mulyasa. E. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi, Konsep, Karakteristik dan Implementasi. Remosa Rosdakarya. Bandung Noerhaidan, Sandrawati. 2008. Analisis Kemunculan Aspek-Aspek Inkuiri Dalam Pembelajaran Biologi SMP Pada Materi Organisasi Kehidupan. Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Pendidikan Indonesia. Retrieved on Desember 17, 2011 fromhttp://repository.upi.edu/operator/up load/s_d035_040300_chapter1.pdf Paidi. 2010. Peningkatan Scientific Skill Siswa Melalui Implementasi Metode Guided Inquiry Pada Pembelajaran Biologi Di SMAN 1 Sleman. Prosiding Seminar Nasional Hasil Penelitian MIPA dan Pendidikan MIPA. Tersedia di http://staff.uny.ac.id. Diakses tanggal 30/04/2012. Sanjaya, W. 2007. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Kencana Prenada Media Group. Jakarta. Tursinawati. 2012. Penerapan Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Pemahaman Hakikat Sains Siswa. Jurnal Pendidikan Serambi Ilmu. Volume 11. Nomor 2. SSN 1693-4849. Tersedia di http://fkip.serambimekkah.ac.id. Diakses tanggal 25/10/2012. Semirata 2013 FMIPA Unila 91

92 Semirata 2013 FMIPA Unila