FORMULASI RANSUM PADA USAHA TERNAK SAPI PENGGEMUKAN

dokumen-dokumen yang mirip
METODE. Materi 10,76 12,09 3,19 20,90 53,16

I. PENDAHULUAN. Peternakan di Indonesia setiap tahunnya mengalami peningkatan, sehingga

Petunjuk Praktis Manajemen Pengelolaan Limbah Pertanian untuk Pakan Ternak sapi

PENGANTAR. Latar Belakang. Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) memiliki potensi yang sangat besar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tepatnya dari pulau Madura. Sapi Madura merupakan ternak yang dikembangkan

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan daging sapi setiap tahun selalu meningkat, sementara itu pemenuhan

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian Efisiensi Penggunaan Pakan

MATERI DAN METODE. Gambar 4. Ternak Kerbau yang Digunakan Dalam Penelitian

TEKNOLOGI PAKAN PROTEIN RENDAH UNTUK SAPI POTONG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Boer berasal dari Afrika Selatan, yang merupakan hasil persilangan

HASIL DAN PEMBAHASAN

Strategi Peningkatan Produktivitas Sapi Bali Penggemukan Melalui Perbaikan Pakan Berbasis Sumberdaya Lokal di Pulau Timor

MATERI. Lokasi dan Waktu

PENDAHULUAN. yaitu ekor menjadi ekor (BPS, 2016). Peningkatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Domba Ekor Gemuk. Domba Lokal memiliki bobot badan antara kg pada

MATERI DAN METODE. Waktu dan Lokasi. Materi

PEMBERIAN PAKAN PADA PENGGEMUKAN SAPI

PENDAHULUAN. dengan meningkatnya jumlah penduduk dan pertumbuhan ekonomi. Menurut

MATERI DAN METODE. Gambar 2. Contoh Domba Penelitian

PENGGEMUKAN SAPI POTONG POLA LOW EXTERNAL INPUT SUSTAINABLE AGRICULTURE

BAB I PENDAHULUAN. mengandung protein dan zat-zat lainnya seperti lemak, mineral, vitamin yang

HASIL DAN PEMBAHASAN. Konsumsi Pakan

PAKAN LENGKAP BERBASIS BIOMASSA SAWIT: PENGGEMUKAN SAPI LOKAL DAN KAMBING KACANG

HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA Sapi Perah Sapi Friesian Holstein (FH) Produktivitas Sapi Perah

Gambar 2. Domba didalam Kandang Individu

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan 24 ekor Domba Garut jantan muda umur 8 bulan

PEMBAHASAN. Zat Makanan Ransum Kandungan zat makanan ransum yang diberikan selama penelitian ini secara lengkap tercantum pada Tabel 4.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan selama 13 minggu, pada 12 Mei hingga 11 Agustus 2012

Ransum Ternak Berkualitas (Sapi, Kambing, dan Domba)

Sistem Usahatani Terpadu Jagung dan Sapi di Kabupaten Takalar Provinsi Sulawesi Selatan

I. PENDAHULUAN. Peternakan dan Kesehatan Hewan (2012) menunjukkan bahwa konsumsi telur burung

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Lokasi Konsumsi Pakan

HASIL DAN PEMBAHASAN

MATERI DAN METODE. Gambar 3. Domba yang Digunakan Dalam Penelitian

MATERI DAN METODE. Materi

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian

MATERI DAN METODE. Gambar 1. Ternak Domba yang Digunakan

PENDAHULUAN. memadai, ditambah dengan diberlakukannya pasar bebas. Membanjirnya susu

: PENGGEMUKAN SAPI DI INDONESIA

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Kecernaan dan Deposisi Protein Pakan pada Sapi

HASIL DAN PEMBAHASAN

Ditulis oleh Mukarom Salasa Minggu, 19 September :41 - Update Terakhir Minggu, 19 September :39

BAB III MATERI DAN METODE. dengan kuantitas berbeda dilaksanakan di kandang Laboratorium Produksi Ternak

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 8. Rataan Hasil Pengamatan Konsumsi, PBB, Efisiensi Pakan Sapi PO selama 48 Hari Pemeliharaan

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian

I. PENDAHULUAN. Barat cendrung meningkat dari tahun ke tahun. Berdasarkan data Badan Pusat

TINJAUAN PUSTAKA. Gaduhan Sapi Potong. Gaduhan adalah istilah bagi hasil pada bidang peternakan yang biasanya

PENGARUH SUBSTITUSI RUMPUT GAJAH DENGAN LIMBAH TANAMAN SAWI PUTIH FERMENTASI TERHADAP PENAMPILAN PRODUKSI DOMBA LOKAL JANTAN EKOR TIPIS SKRIPSI

HASIL DAN PEMBAHASAN. Keadaan Umum Penelitian

HASIL DA PEMBAHASA. Konsumsi Bahan Kering Ransum

KONSENTRAT TERNAK RUMINANSIA

TINJAUAN PUSTAKA. lokal adalah sapi potong yang asalnya dari luar Indonesia tetapi sudah

KONVERSI SAMPAH ORGANIK MENJADI SILASE PAKAN KOMPLIT DENGAN PENGGUNAAN TEKNOLOGI FERMENTASI DAN SUPLEMENTASI PROBIOTIK TERHADAP PERTUMBUHAN SAPI BALI

TINJAUAN PUSTAKA Kelinci Pertumbuhan Kelinci

PENGGUNAAN BAHAN PAKAN LOKAL SEBAGAI UPAYA EFISIENSI PADA USAHA PEMBIBITAN SAPI POTONG KOMERSIAL: Studi Kasus di CV Bukit Indah Lumajang

I. PENDAHULUAN. kontinuitasnya terjamin, karena hampir 90% pakan ternak ruminansia berasal dari

MATERI DAN METODE. Materi

I. PENDAHULUAN. Kelapa sawit adalah salah satu komoditas non migas andalan Indonesia.

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kelinci lokal dengan

MATERI DAN METODE. Gambar 4. Kelinci Peranakan New Zealand White Jantan Sumber : Dokumentasi penelitian (2011)

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

Tabel 1 Komposisi konsentrat komersial (GT 03) Nutrisi Kandungan (%) Bahan Protein 16 Jagung kuning, dedak gandum, Lemak 4 dedak padi, bungkil kacang

PENGGEMUKAN SAPI BALI JANTAN MENGGUNAKAN ONGGOK DI LOKASI PENDAMPINGAN PSDSK DI KABUPATEN KEPAHIANG PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhan protein hewani adalah sapi perah dengan produk

Pemanfaatan Kulit Nanas Sebagai Pakan Ternak oleh Nurdin Batjo (Mahasiswa Pascasarjana Unhas)

PENDAHULUAN. Domba adalah salah satu ternak ruminansia kecil yang banyak. Indonesia populasi domba pada tahun 2015 yaitu ekor, dan populasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. klasifikasi taksonomi sebagai berikut : Phylum : Chordata; Subphylum :

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas ayam buras salah satunya dapat dilakukan melalui perbaikan

1. Trial and Error Method 2. Pearson's Square Method 3. Exact Method 4. Simultaneous Equation Method 5. Linear Programing Method

OPTIMALISASI USAHA PENGGEMUKAN SAPI DI KAWASAN PERKEBUNAN KOPI

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

PEMANFAATAN PAKAN MURAH UNTUK PENGGEMUKAN SAPI POTONG DI LOKASI PRIMA TANI KABUPATEN TULANG BAWANG

Lampiran 1. Kuisioner Penelitian Desa : Kelompok : I. IDENTITAS RESPONDEN 1. Nama : Umur :...tahun 3. Alamat Tempat Tinggal :......

BAB III MATERI DAN METODE. Merah (Hylocereus polyrhizus) terhadap Performa Burung Puyuh Betina Umur 16

MATERI DA METODE. Lokasi dan Waktu

METODE. Materi. Gambar 2. Contoh Domba yang Digunakan dalam Penelitian Foto: Nur adhadinia (2011)

KATA PENGANTAR. dan karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

KOMPOSISI KIMIA BEBERAPA BAHAN LIMBAH PERTANIAN DAN INDUSTRI PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN

BAB I PENDAHULUAN. banyak membutuhkan modal dan tidak memerlukan lahan yang luas serta sebagai

PELEPAH DAN DAUN SAWIT SEBAGAI PAKAN SUBSTITUSI HIJAUAN PADA PAKAN TERNAK SAPI POTONG DI KABUPATEN LUWU TIMUR SULAWESI SELATAN

Ditulis oleh Mukarom Salasa Minggu, 19 September :41 - Update Terakhir Minggu, 19 September :39

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan perekonomian rakyat Indonesia, namun dilain pihak dampak

TEKNIS BUDIDAYA SAPI POTONG

RENCANA PENGEMBANGAN PETERNAKAN PADA SISTEM INTEGRASI SAWIT-SAPI DI KALIMANTAN SELATAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. persilangan antara sapi Jawa dengan sapi Bali (Rokhana, 2008). Sapi Madura

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGANTAR. Latar Belakang. 14,8 juta ekor adalah sapi potong (Anonim, 2011). Populasi sapi potong tersebut

STATUS NUTRISI SAPI PERANAKAN ONGOLR DI KECAMATAN BUMI AGUNG KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian kecernaan protein dan retensi nitrogen pakan komplit dengan

HASIL DAN PEMBAHASAN 482,91 55, ,01 67,22

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan selama 1 bulan, pada Agustus 2012 hingga September

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4. Kandungan Nutrien Silase dan Hay Daun Rami (%BK)

SAMPAH POTENSI PAKAN TERNAK YANG MELIMPAH. Oleh: Dwi Lestari Ningrum, SPt

RESPONS SAPI PO DAN SILANGANNYA TERHADAP PENGGUNAAN TUMPI JAGUNG DALAM RANSUM

RESPON KINERJA PRODUKSI DOMBA YANG MEMPEROLEH SUBSTITUSI PAKAN BERBASIS LIMBAH PERKEBUNAN

MATERI DAN METODE. Materi

Transkripsi:

AgroinovasI FORMULASI RANSUM PADA USAHA TERNAK SAPI PENGGEMUKAN Usaha penggemukan sapi potong semakin menarik perhatian masyarakat karena begitu besarnya pasar tersedia untuk komoditas ini. Namun demikian, terdapat beberapa faktor teknis yang menentukan nilai ekonomis usaha penggemukan sapi potong dan tentunya perlu dicermati. Pemilihan bangsa sapi bakalan yang akan digunakan dalam penggemukan, ikut menentukan keuntungan/keberhasilan terkait dengan pencapaian pertambahan bobot badan yang optimal. Masing-masing bangsa memiliki karateristik tersendiri khususnya adaptabilitas terhadap lingkungan (pakan, tatalaksana). Sapi jenis besar belum tentu menguntungkan, sangat bergantung pada daya dukung pakan yang diberikan. Hasil penelitian terhadap kinerja produksi beberapa sapi potong lokal dilaporkan menunjukkan bahwa dengan pemberian pakan konsentrat sebanyak ternak suka (ad-libitum) kepada sapi Madura diperoleh PBBH (pertambahan bobot badan harian) berkisar antara 0,45 0,73 kg/ekor/hari; Ongole 0,45 0,96 kg /ekor; Bali sebesar 0,32 0,87 kg/ekor dan Grati 0,58 1,19 kg/ekor atau rata-rata masing-masing 0,60; 0,75; 0,66 dan 0,90 kg/ekor/hari. Kondisi ini menggambarkan bahwa sapi lokal kurang respon terhadap pakan yang bermutu tinggi, apabila dibanding dengan sapi luar negeri. JENIS KELAMIN (SEX) Faktor sex merupakan faktor yang menjadi pertimbangan dalam pemilihan sapi bakalan, di samping faktor bangsa. Beberapa hasil penelitian melaporkan bahwa sapi jantan memiliki pertumbuhan yang lebih baik, karkas yang lebih tinggi, efisiensi pakan lebih tinggi, cenderung memiliki persentase lemak yang lebih rendah daripada sapi betina. Sapi jantan kastrasi tidak menunjukkan perbedaan dengan sapi jantan normal dalam pertumbuhannya, bahkan sapi jantan kastrasi persentase lemaknya cenderung lebih tinggi, namun jadi lebih mudah dikendalikan daripada sapi tidak kastrasi. UMUR BAKALAN Umur sapi bakalan yang ideal untuk program penggemukan adalah ternak dewasa tetapi tidak terlalu tua yaitu sekitar 1,5 2,5 tahun. Pada kondisi umur tersebut umur ternak saat jual tidak akan melebihi umur 3 tahun. Kondisi ini merupakan kesempatan yang sebesar-besarnya dalam pembentukan daging dan saat dijual cadangan lemaknya tidak terlalu tinggi. Berdasarkan dewasa sex sapi potong digolongkan menjadi dua yaitu dewasa

AgroinovasI cepat dan dewasa lambat. Sapi dewasa cepat adalah sapi yang mempunyai ukuran tubuh besar, yang mencapai dewasa kelamin 8 9 bulan. Sedangkan dewasa lambat contohnya adalah brahman (12 14 bulan). BOBOT BADAN DAN KONDISI AWAL Bobot badan dan kondisi awal sapi bakalan yang akan digemukkan berpengaruh terhadap lama penggemukan. Bobot badan ideal untuk pasar sebesar 400-500 kg merupakan bobot badan yang cocok berdasarkan kondisi perototan dan sedikit lemak, sehingga diperlukan bobot badan awal yang ideal sebesar 260-300 kg. Kondisi badan yang ideal dan banyak disenangi adalah berat sedang, membutuhkan waktu yang lebih singkat berkisar 5 6 bulan. PEMBERIAN PAKAN Pemberian pakan bagi usaha penggemukan komersial (feedlot) dengan masa penggemukan 3 bulan dikenal dengan teknologi pakan sereal (grain feed), maka kualitas pakan diatur sedemikian rupa sehingga dapat memberikan hasil yang menunjang pertumbuhan yang optimal dan menghasilkan kualitas daging yang baik. Teknologi pakan grain feed menggunakan hijauan sebesar 15 20% dan pakan konsentrat sebesar 80-85%, tergantung nilai ekonomi yang didasarkan konversi pakan yang diperoleh.

AgroinovasI Kebutuhan gizi ransum sapi yang digemukkan membutuhkan bahan kering (BK) > 3% dari bobot badan dengan kualitas protein minimal 9% dan energi sebesar 60 70%. Hijauan (bentuk segar): - Tanaman pakan ternak : rumput lapangan dan rumput kultur (jika umur potong muda, kurang 50 hari dapat diberikan hingga 10% BB; jika tua disarankan tidak lebih dari 4%). - Limbah pertanian : jerami padi, jerami jagung dll. (disarankan tidak lebih dari 4%). - Leguminosa : lamtoro, gamal (jika tersedia dalam jumlah banyak dapat diberikan 20-60% dari total hijauan dan dapat menurunkan jumlah pemberian konsentrat).

AgroinovasI Konsentrat Pakan komersial buatan pabrik : pemberian 1 1,5% dari BB. Kandungan pakan konsentrat harus mempunyai : BK > 88%, PK > 12%, LK < 6%, SK 12-17%,TDN >64% dan abu < 10%. Limbah industri pertanian : gamblong, ampas tahu, bungkil kedele, dedak, dll. Penggunaan limbah industri pertanian maximal untuk bungkil kelapa 20%, bungkil kedele 25%, dedak padi 100%, ampas sagu 15% dari konsentrat. Penyusunan ransum dan pemberiannya tidak selamanya didasarkan atas ransum yang murah, tetapi lebih didasarkan analisis ekonominya, berdasarkan konversi pakan yaitu biaya ransum (jumlah pakan) yang dibutuhkan untuk mendapatkan setiap kilogram pertambahan bobot badan harian. Beberapa hasil penelitian terhadap penggemukan sapi silangan simental/ limousin yang mendapat konsentrat 24% dengan substitusi bahan pakan gamblong 48% dan tumpi jagung 20%, gamblong 24% dan tumpi 41% dan tumpi 68% mendapatkan PBBH masing-masing sebesar 0,71 kg/ekor/hari; 0,77 kg/ekor/hari dan 0,66 kg/ekor/ hari. FORMULASI RANSUM SEIMBANG Kegunaan dari formulasi ransum seimbang adalah untuk menuangkan pengetahuan tentang zat/beberapa zat makanan, bahan/beberapa bahan menjadi suatu bahan makanan (ransum) yang dapat memenuhi kebutuhan pokok ternak yang mempunyai tingkat produksi tertentu yang dikehendaki peternak. Ransum merupakan campuran dari dua atau lebih bahan pakan yang diberikan untuk seekor ternak selama sehari semalam. Pada umumnya ransum untuk ternak ruminansia terdiri dari pakan hijauan dan pakan konsentrat. Tidak ada strategi dan formulasi pakan terhebat yang dapat diterapkan pada semua sistem usaha peternakan sapi potong yang tersebar di berbagai lokasi usaha. Yang terhebat adalah kemampuan untuk mengungkap dan mengolah bahan pakan potensial setempat menjadi produk ekonomis yang ASUH yaitu aman, sehat, utuh dan halal serta berkualitas. Komposisi formulasi ransum ruminansia dapat bervariasi luas, tanpa memberikan pengaruh nyata terhadap tampilan produktivitas ternak. Hal yang paling pokok untuk diperhatikan adalah keseimbangan nutrisi yang diberikan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan pakan diantaranya, ketersediaan kandungan nutrisi, harga, kemungkinan adanya faktor pembatas seperti zat racun atau anti nutrisi serta perlu tidaknya bahan tersebut diolah sebelum digunakan sebagai pakan ternak. Pakan yang baik adalah disukai ternak, tidak beracun, mudah didapat, mudah diberikan pada ternak dan tidak berdampak negatif terhadap produksi serta memberikan keuntungan ekonomis bagi peternak. Ransum seimbang adalah ransum yang diberikan selama 24 jam yang mengandung semua zat nutrien (jumlah dan macam nutriennya) dan perbandingan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi sesuai dengan tujuan pemeliharaan ternak. Ransum yang seimbang sesuai dengan kebutuhan ternak merupakan syarat

AgroinovasI mutlak dihasilkannya produktivitas yang optimal. Penyusunan ransum tidak boleh merugikan peternak, misalnya peningkatan berat badan yang tidak dapat memenuhi target, salah pemberian pakan karena terlalu banyak dalam memperkirakan kandungan nutrien pakan ataupun karena adanya zat anti nutrisi. Penyusunan ransum seimbang diperlukan tahapan sebagai berikut : - Menyiapkan tabel kebutuhan zat nutrien. - Menyiapkan tabel komposisi/kandungan nutrien bahan pakan. - Penyusunan formula ransum. - Pencampuran bahan pakan. Contoh Menyusun Ransum Seimbang bagi Sapi Penggemukan : Ransum sapi jantan dengan bobot badan 300 kg dengan kenaikan berat badan 1 kg/hari dengan bahan pakan penyusun ransum adalah rumput lapangan, dedak halus, tepung ikan, bungkil kelapa, jagung giling dan ampas tahu. Konsumsi bahan kering (BK) adalah 3% berdasar berat badan. Imbangan hijauan dan konsentrat adalah 20 : 80, penggunaan bungkil kelapa dibatasi 20% dari konsentrat. Langkah-1 : Cari informasi kandungan gizi dari bahan pakan yang digunakan, sebagai berikut : No Bahan Pakan % BK % PK % TDN % Ca % P 1 Rumput lapangan 26 6.5 56 0.10 0.10 2 Dedak halus 86 9.9 57 0.10 1.50 3 Tepung ikan 90 49.0 55 11.30 2.80 4 Bungkil kelapa 86 21.6 85 0.20 0.66 5 Jagung giling 86 7.7 83 1.10 0.40 6 Ampas tahu 97 48.0 81 0.50 0.28

AgroinovasI Langkah -2 : Cari informasi tentang kebutuhan gizi untuk ternak sapi penggemukan dengan berat badan awal 300 kg dan target pertambahan berat badan ternak harian 1 kg/ ekor/hari, sebagai berikut : Bobot Badan PBBH BK TDN PK Ca P Kg kg kg kg gr gr gr 300 1 7.6 5.2 535 21 18 Langkah -3 : Perhitungan jumlah gizi yang dipasok oleh bahan pakan yang sudah diketahui dan membandingkan dengan yang dibutuhkan serta menghitung berapa banyak gizi yang masih kurang : Uraian BK (kg) PK (gr) TDN (kg) Ca (gr) P (gr) Total BK (kg) 9 Rumput lapangan BK 1.8 Kosentrat BK 7.2 Bungkil kelapa 1.44 Rumput lapangan 1.8 117 1.008 1.80 1.80 Bungkil kelapa 1.44 311 1.224 2.88 9.50 Jumlah 3.24 428.04 2.232 4.68 11.304 Kebutuhan 7.6 535 5.2 21 18 Selisih -4.36-106.96-2.968-16.32-6.696 Protein % TDN % Kekurangan PK 106.96 gr dalam 4.36 kg 2.45 Kekurangan TDN 2.968 kg dalam 4.36 kg 68.07 Langkah -4 : Golongkan bahan dalam dua bagian dengan kriteria TDN yang berdekatan digabungkan, yakni dedak halus dan tepung ikan, golongan kedua adalah jagung giling dan ampas tahu. Selanjutnya mulai perhitungan dengan campuran -1 untuk mendapatkan keseimbangan protein dan akhirnya % TDN masing-masing bahan, sebagai berikut :

AgroinovasI Menentukan komposisi campuran-1 (Dedak Halus + Tepung Ikan) : Dedak halus 6.5 46.55 0.91996 100 92 % 2.45 Tepung ikan 49 4.05 0.08004 100 8% 50.6 % % TDN % TDN-c Dedak halus 92.00% 57 52.4% Tepung ikan 8.00% 55 4.4% 56.8% Langkah -5 : Kemudian mulai perhitungan dengan campuran-2 untuk mendapatkan keseimbangan protein dan akhirnya % TDN masing-masing bahan, sebagai berikut : Jagung giling 7.7 45.55 0.896654 100 90% 2.45 Ampas tahu 48 5.25 0.103346 100 10% 50.8 % % TDN % TDN-c Jagung giling 89.67% 83 74.4% Ampas tahu 10.34% 81 8.4% 82.8% Menghitung % BK bahan dalam masing-masing campuran : camp-1 56.8 14.73 0.566538 100 57% 68.07 camp-2 82.8 11.27 0.433462 100 43% 26 Langkah -6 : Menghitung % dan kg BK bahan dalam 4 jenis bahan : Dedak halus 52.12 % = 57% x 92% = 52.12% x 4.36 = 2,27 kg Tepung ikan 4.53 % = 57% x 8% = 4.53% x 4.36 = 0.20 kg Jagung giling 38.87 % = 43% x 90% = 38.87% x 4.36 = 1.69 kg Ampas tahu 4.48 % = 43% x 10% = 4.48% x 4.36 = 0.20 kg Jumlah 100.00 %

AgroinovasI Langkah -7 : Menghitung jumlah BK dan kandungan gizi setiap bahan dalam ransum dan membandingkannya dengan kebutuhan total : Bahan Pakan BK-kg PK-gr TDN-kg Ca-gr P-gr Rumput lapangan 1.80 117.00 1.01 1.80 1.80 Bungkil kelapa 1.44 311.04 1.22 2.88 9.50 Dedak halus 2.27 224.97 1.30 2.27 34.09 Tepung ikan 0.20 96.88 0.11 22.34 5.54 Jagung giling 1.69 130.48 1.41 18.64 6.78 Ampas tahu 0.20 93.75 0.16 0.98 0.55 Jumlah 7.60 974.12 5.20 48.91 58.25 Kebutuhan 7.6 535 5.2 21 18 Selisih 0.00 + 439.12 0.00 + 27.91 + 40.25 Langkah -8 : Menghitung jumlah bahan pakan segar dan menilainya dengan harga bahan pakan saat ini, sehingga diketahui jumlah yang diperlukan dari setiap bahan serta harga ransum per kg, sebagai berikut : Bahan Pakan kg BK % BK kg BS % BS Total kg BS Rp/kg Biaya Rumput lapangan 1,80 0,26 6,92 51% 50,79 300 15.237 Bungkil kelapa 1,44 0,86 1,67 12% 12,28 2.100 25.797 Dedak halus 2,27 0,86 2,64 19% 19,36 2.100 40.666 Tepung ikan 0,20 0,90 0,22 2% 1,63 8.000 13.043 Jagung giling 1,69 0,86 1,97 14% 14,42 3.000 43.251 Ampas tahu 0,20 0,97 0,21 2% 1,51 800 1.210 Jumlah-1 7,60 13,63 49% 100,00 139.204 Harga Rp/kg 1.392 Tatang M. Ibrahim Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Utara Jl. A.H. Nasution 1-b Medan 20143 (Sumber: Dari berbagai bahan Pustaka)