BAB II KAJIAN PUSTAKA. penggolongan dan peringkasan daripada peristiwa dan kejadian-kejadian yang setidaktidaknya

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Laporan Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang diambil bisa berkualitas. c. Menurut K. R. Subramanyam dan John J. Wild (2010:79), laporan. pelaksanaan dan pengawasan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Terdapat beberapa pengertian mengenai analisis, yaitu : 1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. berupa promosi atau informasi lain yang menyatakan bahwa perusahaan lebih baik dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan, serta penginterpretasian atas hasilnya sehingga dapat digunakan oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

RASIO LAPORAN KEUANGAN

BAB II LANDASAN TEORI. Konsep Laporan Keuangan dan Akuntansi. II.1.1. Pengertian Laporan Keuangan dan Akuntansi

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio akan

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Alat analisis laporan keuangan H A S B I A N A D A L I M U N T H E S E., M. A K

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan kemajuan yang secara periodik dilakukan pihak manajemen perusahaan yang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk

Bab 9 Teori Rasio Keuangan

BAB II LANDASAN TEORI. menampilkan sejarah perusahaan yang dikuantifikasi dalam nilai. moneter (Menurut Kieso, Weygandt, dan Warfield, 2008: 2).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

II. LANDASAN TEORI. dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Menurut Brigham dan Houston,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. informasi mengenai profitabilitas, risiko, timing aliran kas, yang kesemuanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN KEUANGNAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. Febriyanto, S.E., M.M.

BAB III PEMBAHASAN. A. Pengertian dan Fungsi Manajemen Keuangan 1. Pengertian Manajemen Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. (Irham Fahmi, 2011 : 239)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. banyak bagi kesejahteraan pemilik, karyawan, serta meningkatkan mutu

BAB II LANDASAN TEORI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT.

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Analisis Laporan Keuangan PT. UNILEVER Indonesia, Tbk Periode Tahun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Menurut Hery (2012:3) laporan keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seorang penganalisis untuk mengevaluasi tingkat earning dalam hubungannya

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

Bab II. Tinjauan Pustaka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. suatu pokok atas berbagai macam bagian-bagiannya dan penelaahan bagian

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Djarwanto (2004:5) laporan keuangan merupakan hasil dari

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan 2.2. Laporan Keuangan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dilakukan dengan hasil yang beragam. Hayati (2011), arus kas secara simultan

BAB III PEMBAHASAN. Menurut Veithzal et al (2012:616), laporan keuangan adalah laporan periodik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS

Hasil akhir dari proses pencatatan keuangan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan cerminan dari prestasi manajemen pada satu periode

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan adalah lapoaran keuangan. Laporan keuangan berisikan data-data

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. Abdullah (2005) mendefinisikan analisis trend sebagai berikut: Analisis trend

TINJAUAN PUSTAKA. Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian, Tujuan dan Metode Analisis Laporan Keuangan

BAB II LANDASAN TEORI. Pada Umumnya Laporan Keuangan terdiri dari 4 laporan penting, yaitu: neraca,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keuangan dan bagaimana perubahan unsur unsur itu dari tahun ke tahun untuk

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. bahwa Modal kerja adalah investasi sebuah perusahaan pada aktiva-aktiva jangka

Analisis Rasio Keuangan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian analisis Laporan Keuangan. tentang definisi analisis laporan keuangan:

ANALISIS KEUANGAN. o o

ANALISIS RASIO KEUANGAN SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PT. MANDOM INDONESIA TBK.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. defenisi dari modal kerja, kas, piutang dan persediaan.

BAB II BAHAN RUJUKAN

MAKALAH Untuk Memenuhi Tugas Manajemen Keuangan ANALISIS RASIO KEUANGAN : PT. HOLCIM tbk

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

Analisa Laporan keuangan

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. dikeluarkan oleh perusahaan terhadap keputusan investasi pihak di luar

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V PENUTUP. Ace Hardware Indonesia Tbk adalah sebagai berikut: 1. Rasio likuiditas PT Ace Hardware Indonesia Tbk bila dilihat dari current

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Menurut S. Munawir (2012;5), Akuntansi adalah seni daripada pencatatan penggolongan dan peringkasan daripada peristiwa dan kejadian-kejadian yang setidaktidaknya sebagian bersifat keuangan dan kejadian-kejadian yang setepat-tepatnya dan dengan petunjuk atau dinyatakan dalam uang, serta penafsiran terhadap hal-hal yang timbul daripadanya. Dari definisi diatas diketahui bahwa peringkasan dalam hal ini dimaksudkan adalah pelaporan dari peristiwa-peristiwa keuangan perusahaan dapat diartikan laporan keuangan. Menurut Mamduh M. Hanafi dan Abdul Halim (2014:49), Laporan Keuangan Perusahaan merupakan salah satu sumber informasi yang penting disamping informasi lain seperti informasi industry, kondisi perekenomian, pangsa pasar perusahaan, kualitas manajemen dan lainnya. Menurut Prof. Drs. H. Lili M. Sadeli, Mpd. (2011;18), Pengertian Laporan Keuangan adalah laporan tertulis yang memberikan informasi kuantitatuf tentang posisi keuangan dan perubahan-perubahannya, serta hasil yang dicapai selama periode tertentu. Menurut Sofyan Syahfri Harahap (2010;105), Laporan Keuangan merupakan media informasi yang merangkum semua aktivitas perusahaan bagi manajemen, bank, pemerintah dan masyarakat umum. 6

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa Laporan Keuangan adalah ringkasan dari suatu proses transaksi-transaksi keuangan perusahaan yang terjadi selama periode yang bersangkutan. 2.1.2 Jenis-jenis Laporan Keuangan Menurut K.R Subramanyam dan John J Wild (2010;23), jenis-jenis laporan keuangan adalah sebagai berikut: 1. Neraca, merupakan dasar sistem akuntansi: Aset = Kewajiban + Ekuitas. Sisi kiri persamaan ini terkait dengan sumber daya yang dikendalikan oleh perusahaan, atau asset. Sumber daya ini merupakan investasi yang diharapkan untuk menghasilkan laba di masa depan melalui aktivitas operasi. Untuk menjalankan aktivitas operasi, perusahaan membutuhkan pendanaan untuk membiayainya. Sisi kanan persamaan ini mengidentifikasi sumber pedanaan. Kewajiban (liability) merupakan pendanaan dari kreditor dan mewakili kewajiban perusahaan, atau klaim kreditor atas asset. Ekuitas atau ekuitas pemegang saham (shareholder s equity) merupakan total dari (1) pedanaan yang diinvestasikan atau dikontribusi oleh pemilik (modal kontribusi) dan (2) akumulasi laba yang tidak dibagikan kepada pemilik (saldo laba) sejak berdirinya perusahaan. Dari sudut pandang pemilik atau pemegang saham, ekuitas mencerminkan klaim mereka atas asset perusahaan. Sisi kanan merupakan sumber dana (baik dari kreditor atau pemegang saham, maupun yang dihasilkan dari dalam perusahaan) dan sisi kiri merupakan penggunaan dana. Asset dan kewajiban dipisahkan antara lancar dan tidak lancar. Asset lancar (Current Asset) diharapkan untuk terkonversi menjadi kas atau digunakan pada operasi dalam waktu satu tahun atau dalam satu siklus operasi. Kewajiban Lancar (Current Liability) merupakan kewajiban perusahaan yang diharapkan terselesaikan dalam waktu satu tahun atau 7

satu siklus operasi. Selisih antara asset lancar dan kewajiban lancar disebut modal kerja (Working Capital). 2. Laporan Laba Rugi Laporan laba rugi (income statement) mengukur kinerja keuangan perusahaan antara tanggal neraca. Laporan ini mencerminkan aktivitas operasi perusahaan, laporan laba rugi menyediakan rincian pendapatan, beban, untung dan rugi perusahaan untuk suatu periiode waktu. Laba (earning) atau laba bersih (net income) adalah mengidentifikasi profitabilitas perusahaan. Laba mencermikan pengembalian kepada pemegang ekuitas untuk periode bersangkutan, sementara pos-pos dalam laporan merinci bagaimana laba didapat. Laba merupakan perkiraan atas kenaikan atau penurunan ekuitas sebelum distribsi kepada dan kontribusi dari pemegang ekuitas. Laporan laba rugi memuat beberapa indicator profitablitas lainnya. Laba Kotor (gross profit) yang diseebut juga margin kotor (gross margin) merupakan selisih antara penjualan dan harga pokok penjualan. Laba kotor mengindikasikan seberapa jauh perusahaan mampu menutupi biaya produksinya. Laba operasi (earning from operation) merupakan selisih antara penjualan dengan seluruh biaya dan beban operasi. Laba sebelum pajak (earning before taxes) merupakan sebagaimana namanya merupakan laba dari operasi berjalan sebelum cadangan untuk pajak penghasilan. 3. Laporan Ekuitas Pemegang Saham Laporan ini bermanfaat untuk mengidentifikasi alasan perubahan klaim pemegang ekuitas atas asset perusahaan. 4. Laporan Arus Kas 8

Karena akuntansi akrual menghasilkan angka yang berbeda dari akuntansi arus kas penting dalam pengambilan keputusan, maka dibutuhkan pelaporan atas kas masuk dan kas keluar. Laporan arus kas melaporkan arus kas masuk dan keluar bagi aktivitas operasi, investasi dan pendanaan peusahaan secara terpisah selama suatu periode tertentu. 2.1.3 Analisis Laporan Keuangan Analisis laporan keuangan menurut K.R Subramanyam dan John J Wild (2010;23), adalah bagian yang tidak terpisahkan dan bagian penting dari analisis bisnis yang lebih luas. Untuk mebantu pengguna dalam menganalisis laporan keuangan, beragam alat dirancang untuk memenuhi kebutuhan yang spesifik. Adapun alat-alat penting yang digunakan untuk menganalisa laporan keuangan yakni sebagai berikut: 1. Analisis Laporan Keuangan Komperatif, dilakukan dengan cara menelaah neraca, laporan laba rugi atau laporan arus kas yang berurutan dari satu periode ke periode berikutnya. Analisis ini meliputi penelaahan perubahan saldo tiap-tiap akun dari tahun ketahun atau selama beberapa tahun. Informasi terpenting yang didapat dari analisis ini adalah kecenderungan atau trend. Perbandingan laporan selama beberapa periode dapat menunjukkan arah, kecepatan, dan jangkauan jarak sebuah trend. Disebut juga analisis laporan horizontal karena saat kita menelaah kita menganalisis saldo akun dengan analisis dari kiri ke kanan atau sebaliknya. Terdapat dua teknik komperatif yang umum digunakan yakni; 1) Analisa Tahun ke Tahun Perbandingan laporan keuangan selama periode yang relative pendek dua atau tiga tahun biasanya dilakukan dengan analisis perubahan tahun ke 9

tahun dalam tiap-tiap pos. Analisis ini memiliki keunggulan penyajian perubahan dalam angka absoulut maupun presentase. 2) Analisis Trend Penggunaan analisis perubahan dari tahun ke tahun untuk membandingkan laporan keuangan lebih dari dua atau tiga periode kadang kala merepotkan. Sebuah alat yang digunakanuntuk perbandingan jangka panjang adalah analisa trend angka indeks. Analisa ini memerlukan pemilihan tahun dasar untuk seluruh pos, yang biasanya diberi angka indeks 100. Karena tahun dasar menjadi rujukan untuk semua perbandingan, pilihan terbaik adalah tahun dengan kondisi bisnis norma. Sebagaimana halnya perhitungan presentase perubahan tahun ke tahun, perubahan tertentu seperti perubahan dari angka negative ke angka positif tidak dapat dinyatakan dalam angka indeks. 1 Analisis Common Size Pengetahuan atas proporsi kelompok atau sub kelompok yang membentuk suatu pos tertentu bermanfaat bagi analisis laporan keuangan. Secara khusus dalam analisa neraca, total asset atau kewajiban ditambah ekuitas biasanya dinyatakan sebagi 100 persen. Kemudian pos-pos dalam kelompok ini dinyatakan sebagai presentase terhadap tortal bersangkutan.karena total pos-pos dalam kelompok adalah 100 persen, analisis ini disebut menghasilkan laporan keuangan common size. Prosedur ini juga disebut analisis vertical karena evaluasi pos-pos laporan keuangan berdasarkan urutan dari atas kebawah atau sebaliknya. Analisis Laporan Keuangan common size, berguna dalam memahami pembentuk internal laporan keuangan. Yakni sebagai contoh dalam analisis neraca, analisis common size menekankan pada dua factor; 10

1) Sumber pendanaan termasuk distribusi pendanaan antara kewajiban lancar, kewajiban tak lancar dan ekuitas 2) Komposisi asset termasuk jumlah untuk masing-masing asset lancar dan asset tak lancar. 2 Analisis Rasio Analisis rasio merupakan satu alat analisis keuangan yangpalinh popular dan banyak digunakan. Namun perannya sering disalahpahami dan sebagai konsekuensinya kepentingan sering dilebih-lebihkan. 2.1.4 Pengertian Analisis Rasio Menurut Sofyan Syafri Harahap (2010;297), Analisis Rasio Keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan. Misalnya utang dan modal antara kas dan total asset antara harga pokok produksi dengan total penjualan, dan sebagainya. Menurut Warsidi dan Bambang (2011;108), Analisis Rasio adalah Instrumen analisis prestasi perusahaan yang menjelaskan berbagai hubungan dan indicator keuangan, yang ditujukan untuk menunjukkan perubahan dalam kondisi keuangan atau prestasi operasi dimasa lalu dan membantu menggambarkan trend pola perubahan tersebut, untuk kemudian menunjukkan resiko dan peluang yang melekat pada perusahaan yang bersangkutan. Sedangkan menurut S Munawir (2012;37), Analisis Rasio adalah suatu metode analisa untuk mengetahui hubungan dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba/rugi secara individu atau kombinasi dari kedua laporan tersebut. 11

Berdasarkan pengertian Analisis Rasio menurut para ahli di atas dapat penulis simpulkan bahwa Analisis Rasio adalah suatu metode yang membandingkan pos-pos antara laporan keuangan yang menghasilkan angka dan memiliki tujuan untuk mengetahui hubungan dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba/rugi secara individu atau kombinasi dari kedua laporan tersebut dan memiliki tujuan sebagai indicator keuangan yang akan menunjukkan kondisi keuangan atau prestasi organisasi tersebut. 2.1.5 Jenis-jenis Analisis Rasio Pada dasarnya analisis rasio dikelompokkan menjadi 5 macam kategori menurut Mamduh M Hanafi dan Abdul Halim (2014;74) yaitu: 1. Rasio Likuiditas Rasio likuiditas berfungsi untuk mengukur kemampuan likuiditas jangka pendek perusahaan dengan melihat aktiva lancar perusahaan relatif terhadap utang lancarnya ( utang dalam hal ini merupakan kewajiban perusahaan). Dua rasio likuiditas jangka pendek yang sering digunakan adalah rasio lancar dan rasio quick(sering disebut acid test ratio). 1) Rasio Lancar Bertujuan untuk mengukur kemampuan perusahaan memenuhi utang jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancarnya (aktiva yang akan berubah menjadi kas dalam waktu satu tahun atau satu siklus bisnis). 12

2) Rasio Quick Dari ketiga komponen aktiva lancar (kas, piutang, persediaan), persediaan biasanya dianggap asset paling tidak likuid. Hal ini berkaitan dengan semakin panjangnya tahap yang dilalui untuk sampai menjadi kas, yang berarti waktu yang diperlukan untuk menjadi kas semakin lama, dan juga ketidakpastian nilai persediaan. Meskipun persediaan dicantumkan dalam nilai perolehan/cost, sedangkan apabila persediaan laku, kas yang diperoleh sama dengan nilai jual yang secara umum lebih besar dibandingkan dengan nilai perolehan. Dengan alasan tersebut maka persediaan dikeluarkan dari aktiva lancar untuk perhitungan rasio quick. 2. Rasio Solvabilitas Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuh kewajibankewajiban jangka panjangnya. Perusahaan yang tidak solvabilitas adalah perusahaan yang total utangnya lebih besar dibandingkan total asetnya. Ada beberapa macam rasio yang digunakan untuk menghitung solvabilitas perusahaan yakni: 1) Rasio total hutang terhadap asset Rasio ini menghitung seberapa jauh dana desediakan oleh kreditur. Rasio yang tinggi berarti perusahaan menggunakan leverage keuangan yang tinggi. 13

2) Times Interest Earned Mengukur kemampuan perusahaan membayar utang dengan laba sebelum bunga pajak. 3) Fixed Charge Coverage Rasio ini memperhitungkan beban sewa karena meskipun beban sewa bukan utang, tetapi sewa merupakan beban tetap dan mengurangi kemampuan utang perusahaan. Beban sewa memiliki efek yang sama dengan efek beban bunga. 3. Rasio Profitablitas/ Rentabilitas Rasio ini bertujuan untuk mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan (profitabilitas) pada tingkat penjualan, asset dan modal saham yang tertentu. Ada tiga rasio yang sering digunakan yakni: 1) Rasio profit Margin Rasio ini menghitung sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih pada tingkat penjaualan tertentu. 2) Return On Asset (ROA) Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat asset yang tertentu. 3) Return on Equity (ROE) Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba berdasarkan modal saham tertentu. 4. Rasio Pasar 14

Rasio ini mengukur harga pasar relative terhadap nilai buku. Rasio-rasio yang digunakan adalah sebagai berikut: 1) Price Earning Ratio (PER) Rasio ini digunakan untuk melihat harga saham relative terhadap earningnya, 2) Devidend Yield Rasio ini melihat sebagian dari total return yang akan diperoleh investor. 3) Rasio Pembayaran Deviden Rasio ini digunakan untuk melihat bagan earning ( pendapatan ) yang dibayarkan sebagai deviden kepada investor. 5. Rasio Aktivitas Rasio ini melihat beberapa asset kemudian menentukan berapa tingkat aktivitas aktiva-aktiva tersebut pada tingkat kegiatan tertentu. Aktivitas yang rendah pada tingkat penjualan tertentu akan mengakibatkan semakin besarnya dana kelebihan yang tertanam pada aktiva-aktiva tersebut. Dana kelebihan tersebut akan lebih baik bila ditanamkan pada aktiva lain yang lebih produktif. Empat rasio aktivitas yang sering digunakan adalah sebagai berikut: 1) Rasio Persediaan Rasio Persediaan mempunyai dua perhitungan yakni perhitungan perputaran persediaan dan rasio rata-rata umur persediaan. 2) Rasio Perputaran Aktiva 15

Rasio ini digunakan mengukur sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan penjualan berdasarkan aktiva tetap yang dimiliki perusahaan. 3) Rasio Perputaran Piutang Rasio ini memiliki dua perhitungan yakni Perputaran Piutang dan Rata-rata penagihan piutang. 4) Rasio Perputaran Total Aktiva Sama seperti halnya rasio perputaran aktiva tetap rasio ini menghitung efektivitas penggunaan total aktiva. Rasio yang tinggi biasanya menunjukkan manajemen yang baik dan sebaliknya. 2.1.6 Pengertian Piutang Dalam proses bisnis suatu perusahaan tidak dipungkiri akan mengalami penjualan secara kredit, penjualan kredit ini menimbulkan suatu piutang yang memiliki tempo dan jangka waktu dalam proses pembayarannya. Untuk memapaparkan secara jelas pengertian dan definisi piutang berikut penulis akan mengkutip pengertian piutang menurut para ahli dan prinsip-prinsip akuntansi di Indonesia. Definisi piutang menurut PSAK No. 9 (Revisi 2009) adalah Menurut sumber terjadinya, piutang digolongkan dalam dua kategori yaitu piutang usaha dan piutang lain-lain. Piutang usaha meliputi piutang yang timbul karena penjualan produk atau penyerahan jasa dalam rangka kegiatan usaha normal perusahaan. Piutang yang timbul dari transaksi di luar kegiatan usaha normal perusahaan digolongkan sebagai piutang lain-lain. Piutang usaha dan piutang lain lain yang diharapkan dapat tertagih dalam satu tahun atau siklus usaha normal, diklasifikasikan sebagai aktiva lancar. Menurut Wibowo dan Abu Bakar (2008:132). Piutang (Receivable) adalah klaim terhadap sejumlah uang yang diharapkan diperoleh pada masa mendatang. 16

Pengertian Piutang menurut K R Subramanyam dan John J Wild (2010;274), piutang merupakan nilai jatuh tempo yang berasal dari penjualan barang atau jasa atau dari pemberian pinjaman uang. Dapat disimpulkan dari beberapa pengertian beberapa ahli diatas bahwa Pengertian Piutang adalah suatu klaim berupa uang yang timbul karena adanya penjualan produk yang diharapkan dapat tertagih di masa yang akan datang. 2.1.7 Klasifikasi Piutang Pengklasifikasian piutang dilakukan untuk memudahkan pencatatan transaksi. Berikut klasifikasi piutang menurut Jerry J. Weygandt, Donald E. Kieso dan Paul D. Kimmel (2009;512) piutang diklasifikasikan menjadi 3 jenis yakni: 1. Piutang usaha (account receivable) adalah jumlah pembelian secara kredit dari pelanggan. Piutang timbul sebagai akibat dari penjualan barang dan jasa. Piutang ini biasanya diperkirakan akan tertagih dalam waktu 30 sampai 60 hari. Secara umum, jenis piutang ini merupakan piutang terbesar yang dimiliki oleh perusahaan. 2. Wesel tagih ( notes receivable ) adalah surat utang formal yang diterbitkan sebagai bentuk pengakuan utang. Wesel tagih biasanya memiliki waktu tagih antara 60-90 hari atau lebih lama serta mewajibkan pihak yang berutang untuk membayar bunga. Wesel tagih dan piutang usaha yang disebabkan karena transaksi penjualan biasa disebut dengan piutang dagang (trade account). 3. Piutang lain-lain (other receivable) mencakup selain piutang dagang. Contoh piutang lain-lain yakni piutang bunga, piutang karyawan, uang muka karyawan, dan restitusi pajak penghasilan. Secara umum, piutang ini bukan berasal dari kegiatan operasional perusahaan. Oleh sebab itu, piutang jenis ini akan diklasifikasikan dan dilaporkan pada bagian yang terpisah pada neraca. 17

2.1.8 Penilaian Piutang Usaha Menurut Jerry J. Weygandt, Donald E. Kieso dan Paul D. Kimmel (2009;514), sebelum pelanggan disetujui untuk diberikan kredit, maka penjual akan melakukan penilaian atas beberapa persyaratan. Meskipun begitu, tetap saja sebagian piutang tidak dapat tertagih. Kerugian ini dicatat sebagai debet Beban Piutang tak Tertagih. Hanya saja kerugian seperti ini harus dianggap sebagai hal yang normal terjadi dan bagian dari resiko bisnis penjualan secara kredit. Terdapat dua metode yang digunakan dalam akuntansi untuk piutang tak tertagih: 1. Metode Penghapusan Langsung untuk Piutang tak Tertagih Berdasarkan metode penghapusan langsung (direct write off method), jika piutang tersebut telah dipastikan tidak dapat ditagih maka baru dianggap sebagai piutang tak tertagih dan kerugian dapat dibebankan ke beban piutang tak tertagih. Berikut pencatatan untuk Jurnal penghapusan untuk Piutang tak Tertagih; Beban Piutang Tak Tertagih Piutang usaha (Menghapus piutang tak tertagih) Ketika metode ini digunakan, maka akun beban piutang tak tertagih hanya akan menunjukkan kerugian yang sebenarnya dari piutang yang tak tertagih. Piutang usaha akan dilaporkan dalam nilai kotor. Walaupun metode ini relative mudah, namun dalam penggunaan metode ini dapat mengurangi kegunaan laporan laba rugi dan neraca. Penggunaan metode penghapusan langsung, beban piutang tak tertagih sering kali dicatat pada periode yang berbeda dengan pencatatan pendapatan. 18

Sehingga tidak ada kesesuaian pembebanan beban piutang tak tertagih dengan pendapatan di laporan laba rugi. Juga tidak dapat menunjukkan jumlah dari piutang yang seharusnya dapat ditagih pada akun piutang usaha di neraca. Oleh karena itu, metode penghapusan langsung tidak dapat diterima untuk melaporkan piutang pada laporan keuangan, kecuali nilai piutang tak tertagihnya sangat kecil. 2. Metode Penyisihan untuk Piutang tak Tertagih Metode penyisihan (allowance method) untuk piutang tak tertagih dilakukan dengan cara mengestimasi jumlah piutang yang tidak tertagih pada akhir setiap periode. Hal ini akan memberikan kesesuaian pembebanan di laporan laba rugi dan memastikan penilaian piutang berdasarkan nilai realisasi kas(bersih) di neraca. Nilai realisasi kas(bersih) (cash [net] realizable value) adalah jumlah bersih piutang yang diperkirakan dapat diterima secara tunai. Jumlah tersebut dapat diketahui melalui pengurangan akun piutang tak tertagih dari nilai piutang.. Metode penyisihan lebih sesuai dengan tujuan pelaporan keuangan jika nilai piutang tak tertagih cukup besar. Berikut ini adalah tiga hal yang berkaitan dengan metode penyisihan: 1) Piutang tak tertagih merupakan estimasi. Nilai estimasi ini diperlakukan sebagai beban dan ditandingkan terhadap pendapatan pada periode yang sama dimana pendapatan dicatat. 2) Piutang yang diperkirakan tidak dapat ditagih akan didebet ke beban piutang tak tertagih dan dikredit ke penyisihan piutang tak tertagih (akun kontra asset) melalui jurnal penyesuaian pada setiap akhir periode. 3) Jika sejumlah nilai piutang yang dihapuskan karena memang tidak dapat ditagih. Maka akan didebet ke Penyisihan Piutang tak Tertagih dan dikredit ke piutang usaha. 19

a. Berikut adalah ayat jurnal penyesuaian untuk mencatat estimasi piutang tak tertagih: Beban Piutang Tak Tertagih Penyisihan Piutang tak Tertagih (Mencatat estimasi piutang tak tertagih) Beban piutang tak tertagih akan disajikan pada laporan keuangan sebagai beban operasional (biasanya sebagai beban penjualan). Penyisihan Piutang Tak Tertagih menunjukkan estimasi jumlah tagihan kepada pelanggan yang diperkirakan tidak tertagih di masa mendatang. Saldo kredit pada akun penyisihan piutang tak tertagih akan langsung dihapuskan jika benar-benar tidak terbayarkan. Akun penyisihan piutang tak tertagih akan mengurangi piutang usaha pada bagian asset lancar di neraca. b. Perusahaan menggunakan banyak metode untuk menagih piutang yang telah jatuh tempo seperti melalui surat, telepon, dan tindakan hukum lainnya. jika semua cara untuk menagih piutang tersebut gagal dan tidak mungkin untuk menagih lagi, maka piutang tersebut harus dihapusbukukan. Untuk menghindari penghapusan piutang yangterlalu cepat atau tidak terotorisasi, setiap penghapusan harus ada persetujuan tertulis dari manajemen dalam rangka meningkatkan pengendalian internal yang baik. Ayat jurnal untuk mencatat penghapusan piutang adalah sebagai berikut: Penyisihan Piutang tak Tertagih Piutang Usaha (Menghapus Piutang) Beban Piutang Tak Tertagih tidak akan meningkat ketika terjadi penghapusan piutang tak tertagih. Berdasarkan metode penyisihan, setiap 20

penghapusan piutang tak tertagih akan didebet ke akun penyisihan piutang tak tertagih dan bukan ke Beban Piutang Tak Tertagih. c. Pembayaran atas Piutang tak Tertagih yang telah Dihapuskan Ada kalanya pelanggan melakukan pembayaran atas piutang piutang telah dihapuskan. Ada dua jurnal yang dibuat untuk mengakui adanya pembayaran piutang yang telah dihapuskan yakni: 1) Jurnal balik atas penghapusan untuk memunculkan kembali piutang pelanggan yang melakukan pembayaran, 2) Ayat jurnal peneriman piutang seperti biasa. Ayat jurnal tersebut adalah sebagai berikut: Piutang usaha Penyisihan Piutang tak Tertagih (Membalik jurnal penghapusan piutang) Kas Piutang usaha (mencatat penerimaan pembayaran piutang). 2.1.9 Rasio Perputaran Piutang Penjualan Kredit suatu perusahaan akan berpengaruh pada Rasio Perputaran Piutangnya. Adanya faktor eksternal dan internal akan mempengaruhi kenaikan dan penurunan dari Rasio Perputaran Piutang. Berikut adalah definisi Rasio Perputaran Piutang menurut para ahli yakni Definisi Rasio Perputaran Piutang adalah posisi piutang dan transaksi waktu pengumpulannya dapat dilihat dengan menghitung Rasio perputaran piutang tersebut yaitu dengan membagi total penjualan kredit dengan piutang rata-rata, Sedangkan Rasio Perputaran Piutang menurut Kasmir (2010;176) 21

adalah rasio yang digunakan untuk mengukur berapa lama penagihan piutang selama satu periode atau berapa kali dana yang ditanam dalam piutang ini berputar dalam satu periode. Pengertian Rasio Perputaran Piutang menurut Stice et al (2009;798) yang diterjemahkan Akbar adalah Rasio Perputaran Piutang menggambarkan rata-rata jumlah penjualan/siklus penagihan yang dilaksanakan perusahaan selama tahun berjalan. Semakin tinggi perputaran semakin cepat periode penagihan piutang. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi rasio perputaran piutang menandakan bahwa modal yang digunakan oleh perusahaan semakin efisien. 22