MANAJEMEN MODAL KERJA. ERLINA, SE. Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi Universitas Sumatera Utara

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI. mereka sendiri, dan disebut sistem lingkaran tertutup (closed-loop system). Sistem

Account Receivable Management

Proudly present. Manajemen Piutang. Budi W. Mahardhika Dosen Pengampu MK.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terus berupaya untuk memulihkan kondisi perekonomian di Indonesia.

MANAJEMEN PIUTANG ANDRI HELMI M, SE., MM MANAJEMEN KEUANGAN I

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan merupakan suatu unit kegiatan tempat kerja sama yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat dan banyaknya persaingan dalam dunia usaha. Perkembangan suatu

Manajemen dan Kebijakan Modal Kerja 1 BAB 5 MANAJEMEN DAN KEBIJAKAN MODAL KERJA

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menjanjikan peluang dan harapan bagi kesejahteraan warga

Mengapa perusahaan menjual secara kredit?

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi terbesar dalam perekonomian Indonesia dan terbukti menjadi katup

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kaitannya dengan operasional perusahaan sehari-hari. Modal kerja yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan judul penelitian Analisis Optimalisasi Penggunaan Modal Kerja pada

BAB II URAIAN TEORITIS. Penelitian yang telah dilakukan Sitepu (2006) yang berjudul Analisis

Bab 5 Penganggaran Modal

BAB I PENDAHULUAN. datang. Akan tetapi laba yang besar bukan merupakan ukuran perusahaan itu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Dalam suatu aktivitas perekonomian, baik dalam lingkup yang sempit

EKMA4213 MANAJEMEN KEUANGAN (Modul 3)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk membiayai aktivitas perusahaan sehari-hari misalnya untuk membeli bahan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dengan semakin berkembangnya dunia usaha saat ini, maka persaingan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan yang semakin ketat menuntut koperasi / perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Dalam melakukan kegiatan sehari-hari perusahaan melakukan usahanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. klaim dalam bentuk uang terhadap pihak lainnya, termasuk individu,

BAB I PENDAHULUAN. Kebijakan pemerintah menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) mulai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi mengenai

CHAPTER 5 MANAJEMEN KAS, MANAJEMEN PIUTANG, MANAJEMEN PERSEDIAAN DALAM KOPERASI

BAB II URAIAN TEORITIS

CHAPTER 5 MANAJEMEN KAS, MANAJEMEN PIUTANG, MANAJEMEN PERSEDIAAN DALAM KOPERASI

MANAJEMEN PERSEDIAAN. ERLINA, SE. Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen keuangan dalam banyak hal berkaitan dengan pembuatan

ANALISIS PENGELOLAAN PIUTANG SEBAGAI TINDAK LANJUT KEBIJAKAN PENJUALAN KREDIT

BAB I PENDAHULUAN. Terjadinya krisis ekonomi di Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 telah

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan dana yang cukup. Dana yang dibutuhkan berasal dari kekayaan

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Manajemen Keuangan. Pengelolaan Piutang. Basharat Ahmad, SE, MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT.

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MANAJEMEN KAS DAN EFEK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dapat pula dimaksudkan sebagai dana yang tersedia untuk membiayai kegiatan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PENGOLAHAN MODAL KERJA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bagi setiap perusahaan modal kerja sangat penting karena berhubungan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dilakukan oleh Santi Kumalasari (2008) yang berjudul Analisi Modal Kerja

Working Capital Management

BAB II KERANGKA TEORI. 2.1 Piutang (Accounts Receivable) kredit atas barang-barang yang dihasilkan oleh perusahaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Gitosudarmo (2002:81), piutang merupakan aktiva atau

BAB 7 MANAJEMEN PIUTANG

BAB I PENDAHULUAN. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) sering kali dihubungkan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebijakan dividen menjadi perhatian banyak pihak seperti pemegang saham,

BAB II LANDASAN TEORI. luas sebagai hak atau klaim terhadap pihak lain atas uang, barang dan jasa.

BAB II KERANGKA TEORI. menjaga kelangsungan hidup usaha tersebut dimasa yang akan datang dan

Pertemuan 6 Manajemen Piutang

BAB I PENDAHULUAN. suatu kebutuhan pokok manusia yang tidak bisa terlepas dari kehidupan duniawi.

BAB I PENDAHULUAN. yaitu pertumbuhan yang terus menerus (going concern) dan tanggung jawab sosial

TINJAUAN PUSTAKA. 2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Jumlah Investasi dalam Piutang

ANALISIS INVESTASI DALAM PIUTANG DAN PENGARUHNYA TERHADAP RENTABILITAS DI KOPERASI SERBA USAHA MEKAR SURYA DESA BEJEN KECAMATAN KARANGANYAR SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan di dalamnya. Dengan semakin berkembangnya dunia saat ini, maka

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah pasar modal. Pasar modal efektif

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk merupakan jenis perusahaan manufaktur

BAB II URAIAN TEORITIS. Kerja Terhadap Profitabilitas pada perusahaan rokok GO-Public di Indonesia

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Analisis Optimalisasi Modal Kerja pada CV. Dharma Utama Batu. Metode

BAB I PENDAHULUAN. kesinambungan kinerja perusahaan, karena working capital merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan tanda-tanda kearah pemulihan, namun hal tersebut mendorong

BAB VI ASPEK KEUANGAN

Bab 6, Manajemen Keuangan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan- perusahaan milik negara maupun perusahaan- perusahaan milik

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam membayar hutang-hutangnya yang telah jatuh tempo. Dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lain. Terdapat beberapa pengertian atau definisi dari piutang berdasarkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tunggal Tbk bertujuan untuk mengetahui pengaruh perputaran piutang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. yang menjadi acuan bagi perusahaan untuk dapat mempertahankan dirinya (going

BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN. Laporan keuangan peruahaan merupakan sumber informasi bagi pihakpihak

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilakukan secara tunai maupun secara kredit. pelanggan sehingga meningkatkan penjualan perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia telah memaksa perusahaan-perusahaan di Indonesia untuk sebisa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi global yang melanda dunia. Krisis ekonomi global telah membuat

BAB I PENDAHULUAN. mencapai laba yang semaksimal mungkin. Laba yang semaksimal dapat

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan menginginkan keuntungan yang optimal atas usaha yang dijalankannya.

BAB I PENDAHULUAN. bekerja lebih efektif dan efisien agar dapat bertahan hidup serta dapat

BAB VI AKTIVA LANCAR-PIUTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. sejenis. Kondisi ini menuntut perusahaan untuk selalu memperbaiki kelemahan yang

BAB II LANDASAN TEORI. Dewasa ini peranan akuntansi sebagai alat bantu pengambilan keputusankeputusan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Setiap aktivitas yang dilaksanakan oleh individu maupun suatu lembaga

Formula Dasar Dalam Analisa Laporan Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. memberikan peluang bagi perusahaan-perusahaan untuk mengembangkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan antar perusahaan yang semakin kompetitif dan kompleks mendorong

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Laporan Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. sistematis. Penyajian laporan keuangan ini dimaksudkan untuk memberikan

Transkripsi:

MANAJEMEN MODAL KERJA ERLINA, SE. Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi Universitas Sumatera Utara A. Pendahuluan Dewasa ini pengolahan modal kerja suatu perusahaan sudah meliputi berbagai fungsi yang tidak sekedar atau terbatas pada pengelolaan investasi perusahaan dalam bentuk aktiva lancar. Ada dua masalah pokok dalam working capital management dari suatu perusahaan yaitu : a. Pengelolaan investasi perusahaan yang berupa aktiva lancar. b. Pengelolaan penggunaan hutang lancar atau hutang jangka pendek perusahaan. Manajemen modal kerja meliputi beberapa aspek yang sering dijadikan sebagai topik studi yang penting : a. Sebahagian besar waktu manajer tersita untuk kegiatan yang berhubungan dengan modal kerja. b. Manajemen modal kerja sangat penting bagi perusahaan yang kecil. Walaupun perusahaan ini dapat mengurangi investasi pada aktiva tetap dengan cara leasing, tetapi perusahaan tidak dapat menghindari kebutuhan akan kas, piutang dan pesediaan. c. Adanya hubungan langsung antara pertumbuhan penjualan dengan kebutuhan untuk membiayai aktiva lancar. Jika periode pengumpulan piutang adalah 30 hari dan penjualan kredit perhari adalah Rp.100.000,-, maka investasi pada piutang dagang Rp.3.000.000. Jika penjualan perhari meningkat, maka investasi pada piutang juga akan meningkat dan juga membutuhkan penambahan persediaan dan mungkin juga pertambahan kas. Jika perusahaan dapat menahan kas sesuai dengan kebutuhan, persediaan yang dibutuhkan untuk penjualan, mempertahankan piutang dagang sesuai dengan jumlah yang diperlukan untuk kebijaksanaan kredit yang optimum dan tidak menyimpan surat berharga, maka jumlah aktiva lancar yang sesuai dengan prakiraan yang tepat merupakan jumlah optimum teoritis untuk mencapai laba maksimum perusahaan. Satu diantara manajemen modal kerja yang perlu mendapat perhatian yang lebih penting adalah manajemen piutang. Perusahaan umumnya mempunyai piutang dagang karena melakukan penjualan barang dagangannya secara kredit. Semakin besar proporsi dan jumlah penjualan kredit, maka semakin besar pula piutang dagang yang dimiliki oleh perusahaan. Pada beberapa perusahaan, piutang dagang merupakan hal yang amat penting, dan memerlukan analisis yang seksama, piutang harus dikelola dengan efisien. Karena dengan memiliki piutang dagang, perusahaan juga menanggung tambahan biaya. Dalam mengelola piutang dagang ada 2 (dua) hal yang harus dianalisis yaitu : 1. Kebijaksanaan Kredit dan Pengumpulan Piutang 2. Analisis untuk Para Langganan. Kedua hal tersebut saling berkaitan. Kebijaksanaan kredit menyangkut trade off antara laba yang diperoleh dengan penjualan yang menimbulkan piutang di satu pihak, dan biaya yang ditanggung karena memiliki piutang tersebut ditambah lagi adanya kemungkinan piutang itu tidak bisa dikumpulkan. 2002 digitized by USU digital library 1

Analisa kredit terhadap para langganan menentukan tingkat resiko yang bersedia ditanggung oleh perusahaan. Sebaliknya tingkat resiko itu menentukan kecepatan piutang berputar, besarnya investasi pada piutang dan jumlah piutang yang tidak tertagih. Dengan demikian analisa kredit terhadap para langganan ini mempengaruhi pula kebijaksanaan kredit yang akan diambil perusahaan. Besar kecilnya piutang yang dimiliki perusahaan, disamping dipengaruhi oleh kondisi perekonomian pada umumnya, juga dipengaruhi oleh kondisi perekonomian pada umumnya, juga dipengaruhi oleh kebijaksanaan kredit yang ditentukan oleh perusahaan. Sementara kondisi perekonomian pada umumnya tidak bisa dipengaruhi oleh manajer keuangan, tetapi kebijaksanaan perkreditan jelas bisa ditentukan oleh perusahaan. Pengelolaan piutang dagang yang efisien perlu menilai kebijaksanaan kredit ini dengan membandingkan antara resiko dan profitabilitas, yaitu harus membandingkan antara besarnya tambahan resiko dengan besarnya tambahan laba jika kebijaksanaan kredit diubah menjadi lebih lunak / ringan. B. Kebijaksanaan Kredit Kebijaksanaan kredit adalah suatu kebijaksanaan yang perlu dipertimbangkan dalam memberi kredit kepada para langganan. Kebijaksanaan kredit yang baik harus membandingkan antara resiko dan profitabilitas. Apabila perusahaan menurunkan standar kreditnya, maka penjualan akan meningkat, yang berarti terjadi peningkatan piutang, dan ini akan membawa keuntungan yang besar. Tetapi dengan peningkatan piutang dagang ini berarti perusahaan harus menanggung beban investasi pada piutang yang makin besar, ditambah kemungkinan peningkatan piutang yang tidak bisa terkumpul. Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam kebijaksanaan kredit adalah : a. Standar Kredit Penentuan standar kredit pada dasarnya merupakan trade off antara peningkatan penjualan, dan peningkatan resiko tidak terbayarnya piutang. Apabila perusahaan menjalankan standar kredit yang sangat longgar, artinya hampir setiap pembeli diperkenankan membeli dengan cara kredit, maka bisa diperkirakan bahwa penjualan memang akan meningkat, tetapi proporsi piutang piutang yang tidak terbayar akan meningkat pula. Secara ekonomis pelonggaran standar kredit dibenarkan apabila penambahan biaya akibat peningkatan piutang lebih rendah atau sama dengan penambahan keuntungan laba akibat pertambahan atau peningkatan penjualan. Biayabiaya yang dianggap meningkat karena peningkatan piutang diantaranya adalah opportunity cost yaitu biaya dana yang tertanam pada piutang tersebut, dan juga biaya untuk bagian yang menangani penagihan piutang tersebut. b. Jangka Waktu Kredit Cara ini ditempuh dengan memperpanjang waktu kredit dengan harapan agar penjualan bisa meningkat. Karena yang ditingkatkan hanyalah jangka waktu kredit, maka umumnya resiko tidak terbayarnya piutang tidak banyak berubah. Misalkan semula jangka waktu kredit adalah 30 hari tanpa potongan, kemudian diperpanjang menjadi 45 hari, juga tanpa potongan. Dengan perubahan ini diperkirakan penjualan akan naik 10%. Untuk menentukan apakah perubahan jangka waktu kredit bisa dibenarkan, maka kita harus melakukan perhitungan sebagai berikut : 1. Hitung pertambahan keuntungan setelah ada kenaikan penjualan yaitu dengan cara mengkalikan laba perunit dengan pertambahan unit yang dijual. 2002 digitized by USU digital library 2

2. Hitung tingkat perputaran piutang setelah ada perubahan yaitu dengan cara membagi 360 dengan 45. 3. Hitung jumlah piutang yang tertanam dengan cara membagi total penjualan setelah ada perubahan kebijaksanaan dengan tingkat perputaran piutang. 4. Hitung tambahan piutang 5. Hitung tambahan Investasi pada piutang yaitu dengan cara mengalikan tambahan piutang dengan harga pokok penjualan. 6. Hitung keuntungan yang disyaratkan dengan cara mengkalikan tambahan investasi pada piutang dengan tingkat bunga yang berlaku. 7. Jika tambahan keuntungan (point a) lebih besar daripada keuntungan yang disyaratkan (point f ), maka kebijaksanaan kredit dengan mengubah jangka waktu kredit yang dibenarkan. c. Pemberian Potongan (Discount) Faktor ketiga yang harus diperhatikan adalah pemberian potongan kepada para pembeli. Apabila syarat penjualan adalah 2/10, n/30, maka itu berarti bahwa perusahaan akan memberi diskon sebesar 2%, jika pembeli membayar dalam jangka 10 hari setelah tanggal transaksi penjualan, dan batas terakhir pembayaran adalah 30 hari. Perusahaan bisa memberikan tambahan potongan untuk merangsang para pembeli untuk melakukan pembelian, dan membayar lebih cepat. 2. Analisis Pelanggan Setelah kita menentukan kebijaksanaan kredit yang akan meningkatkan laba, maka langkah selanjutnya yang harus dilakukan dalam manajemen piutang adalah melakukan analisis terhadap calon pelanggan. Evaluasi terhadap pelanggan ini merupakan hal yang sangat penting untuk mengatasi kemungkinan piutang yang tidak dapat ditagih. Untuk itu perlu langkah mengumpulkan informasi lebih dahulu terhadap calon pelanggan dan menganalisi calon pelanggan tersebut berdasarkan informasi yang kita terima. Untuk mendapatkan informasi-informasi mengenai para calon pelanggan, perusahaan memerlukan dana untuk keperluan itu. Untuk beberapa piutang dagang yang berjumlah kecil, biaya yang dikeluarkan kemungkinan lebih banyak jika dibandingkan dengan keuntungan potensial dari piutang dagang tersebut. Jika hal ini yang dihadapi perusahaan, maka perusahaan harus puas dengan informasi yang terbatas yang dipakai sebagai dasar mengambil keputusan kredit. Jika calon pelanggan adalah perusahaan yang relatif besar, maka sumber informasi utama dapat dilihat dari laporan keuangan perusahaan tersebut. Tetapi sebahagian perusahaan tidak mau menunjukkan laporan keuangan kepada calon supplier mereka, dan jika hal itu terjadi, maka informasi mengenai calon pembeli seperti ini dapat kita peroleh dari perusahaan-perusahaan lain yang pernah berhubungan dengan mereka. Untuk menggambarkan mengenai kebijaksanaan kredit, maka diberikan contoh berikut ini. PT. Wahyudi mempunyai penjualan tahunan sebesar Rp.72 juta, semuanya penjualan kredit. Harga jual produk Rp.20/unit, dengan biaya variabelnya sebelum pajak Rp. 15/unit. Dengan pelonggaran kredit diharapkan penjualan akan meningkat 20%. Tingkat keuntungan yang disyaratkan 20% sebelum pajak. Rata-rata hari pengumpulan piutang sebelum pelonggaran 1 bulan dan sesudahnya menjadi dua bulan. Dari data tersebut, coba anda analisa apakah pelonggaran kredit itu bisa diterima. 2002 digitized by USU digital library 3

Profitabilitas tambahan = 720.000 unit x Rp.5 = Rp. 3.600.000 Tk piutang sebelum pelonggaran= Rp.72.000.000/12 = Rp. 6.000.000 Tk piutang setelah pelonggaran = Rp.86.400.000/6 = Rp.14.400.000 Tambahan Piutang = Rp. 8.400.000 Tambahan Investasi Piutang = Rp. 8.400.000 x 0,75 = Rp. 6.300.000 Biaya Piutang = 0,2 x 6.300.000 = Rp. 1.260.000 Karena Tambahan keuntungan > dari biaya piutang, maka pelonggaran kredit bisa dilakukan. C. Soal dan Penyelesaian 1. Perusahaan Putri menjual barang dagangan secara kredit dengan syarat 1/30, n/90. Penjualan bisa direalisir sekitar 100.000 unit perbulan dengan harga jual Rp.100 perunit dan harga belinya Rp. 80 perunit. Piutang yang tidak terbayar ditaksir 0,5 % dari penjualan. Dari pengalaman tidak ada yang memanfaatkan discount. a. Berapa keperluan dana untuk membelanjai piutang b. Apabila biaya modal 20%, maka besarnya biaya modal yang ditanggung adalah Rp... c. Perusahaan ingin mengubah syarat penjualan menjadi 3/30, n/90. Diperkirakan 30% pembeli akan memanfaatkan discount. Berapa rata-rata hari pengumpulan piutang dengan perusahaan tersebut? d. Apabila penjualan dianggap tidak berubah, berapa perusahaan bisa menghemat keperluan dana untuk piutang? d. Apakah persyaratan penjualan 3/30 net 90 lebih baik daripada 1/30 net 90? Jawab a. Penjualan dicapai dalam setahun = 12 x 100.000 x Rp. 100 = Rp. 120.000.000 Perputaran Piutang = 360/90 = 4 x Piutang Rata-rata = Rp. 120 juta/4 = Rp. 30.000.000 Dana untuk membelanjai piutang = 0,8 x Rp. 80 Juta = Rp. 24 Juta b. Biaya Modal yang harus ditanggung = 20% x Rp. 24 Juta = Rp. 4,8 Juta c. Hari pengumpulan piutang = (0,3 x 30) + (0,7 x 90) = 72 Hari d. Perputaran piutang = 360/72 = 5 kali Piutang Rata-rata = Rp. 120 Juta/5 = Rp. 24.000.000 Dana yang diperlukan = 0,8 x Rp. 24 = Rp. 19.200.000 Penghematan Dana = Rp. 24.000.000 19.200.000 = Rp. 4.800.000 e. Penghematan biaya dana = 20% x Rp. 4.800.000 = Rp. 960.000 Diskon yang diberikan = Rp. 1.080.000 2. Agung Wahyudi, SE, MBA, manajer kredit yang baru di PT. Deivy begitu kaget memperoleh informasi bahwa perusahaan menjual dengan syarat kredit net 90, sedangkan syarat kredit untuk industri ini adalah net 30. Dengan penjualan kredit tahunan sebesar Rp. 2.500 juta, piutang dagang rata-rata saat ini adalah 95 hari penjualan. Agung memperkirakan bahwa dengan memperketat syarat 2002 digitized by USU digital library 4

kredit menjadi 30 hari, maka penjualan akan berkurang menjadi Rp. 2.375 juta, akan tetapi piutang rata-rata akan menjadi 35 hari penjualan dan rasio kerugian karena piutang ragu-ragu menurun dari 3% menjadi 1% fari penjualan. Rasio biaya variabel untuk PT. Deivy adalah 85%. Jika biaya kesempatan atas dana yang berlaku untuk PT. Deivy adalah 18%, apakah perubahan kebijakan tersebut perlu dilakukan. Jawab Kebijaksanaan Sekarang Kebijaksanaan Usulan Penjualan Rp. 2.500.000.000 Rp. 2.375.000.000 Biaya (VCR=85%) 2.125.000.000 2.018.750.000 Resiko Kerugian Piutang Saksi 3% 1% Pengumpulan Piutang 95 Hari 35 Hari Biaya Dana 18% 18% 6.849.300 (1-0.03) NPV sekarang = --------------------------- -- 5.821.900 (1,00005) 95 = Rp. 513.800 6.506.800 (1-0.01) NPV usulan = --------------------------- -- 5.821.900 (1,00005) 35 = Rp. 799.200 Karena NPV usulan > NPV sekarang, maka pewrubahan kebijakan perlu diadakan. 3. PT. Agung sedang mempertimbangkan untuk mengubah syarat kredit dari 2/15 net 30 menjadi 3/10 net 30 dengan tujuan mempercepat penagihan. Pada saat ini 60% pelanggan mengambil potongan tunai 2%. Dengan syarat baru, jumlah tersebut diharapkan meningkat menjadi 70%, mengurangi periode penagihan dari 25 hari menjadi 22 hari. Kerugian karena piutang saksi diperkirakan akan meningkat dari 1% menjadi 2%. Akan tetapi pemberian potongan tunai tersebut diperkirakan akan meningkatkan penjualan kredit dari Rp.800 juta menjadi Rp. 1 Milyard pertahun. Rasio biaya variabel perusahaan 80% dan biaya atas piutang dagang 15%. Apakah kebijaksanaan baru dapat diterima. Jawab Kebijaksanaan Sekarang Kebijaksanaan Usulan Penjualan Rp. 800.000.000 Rp. 1.000.000.000 Biaya (VCR=85%) 640.000.000 800.000.000 Resiko Kerugian Piutang Saksi 1% 2% Pengumpulan Piutang 25 Hari 22 Hari Biaya Dana 15% 15% Persentase potongan tunai 2% 3% 2002 digitized by USU digital library 5

0,6(800 jt/365) (1-0,02) 0,4(800 Jt/365) (1-0,01) 0,8 (800 Jt) NPV sekarang = ------------------------------- + ---------------------------- - --------------- (1,00041) 15 (1,00041) 40 365 = Rp. 381.270 0,7(1 M/365) (1-0,03) 0,41(1 M/365) (1-0,02) 0,8 (1 M) NPV sekarang = ------------------------------- + ---------------------------- - --------------- (1,00041) 10 (1,00041) 50 365 = Rp. 450.020 Karena NPV usulan > NPV sekarang, maka perubahan kebijakan perlu dilakukan 2002 digitized by USU digital library 6