BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengembangan industri merupakan suatu jalur kegiatan untuk

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan disektor industri adalah salah satu sasaran pembangunan

PERAN PEREMPUAN DALAM PERKEMBANGAN INDUSTRI KECIL (Studi Kasus: Perempuan dalam Industri Batik di Kabupaten Banyumas) TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. kota ataupun kabupaten untuk berlomba-lomba mengembangkan daerahnya di

IDENTIFIKASI AKTIVITAS SOSIAL-EKONOMI MASYARAKAT AKIBAT KEBERADAAN INDUSTRI DI KECAMATAN KALIWUNGU TUGAS AKHIR. Oleh: YOWALDI L2D

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ekonomi masyarakat senantiasa berawal dari adanya target pemenuhan kebutuhan

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator

BAB I PENGANTAR Latar Belakang. di Indonesia, pemerintah membuat kebijakan salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator ekonomi yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan kegiatan-kegiatan yang. dilakukan oleh suatu negara untuk mengembangkan kegiatan ekonomi dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam kehidupan sehari hari, kita mengenal berbagai jenis organisasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah IMAM NAWAWI, 2014

BAB I PENDAHULUAN. mata pencaharian utama masyarakatnya di bidang pertanian. ekonomi yang disertai terjadinya perubahan struktur ekonomi.

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan industri di Indonesia diarahkan untuk mampu. pemerataan pendapatan dan pengentasan kemiskinan. Salah satu jalan untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ANALISIS PERKEMBANGAN USAHA INDUSTRI GITAR DI KECAMATAN BAKI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2003 DAN TAHUN 2008

pengolahan produksi serta menunjang pembangunan wilayah (Antonius,1993).

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian pada umumnya mengalami fluktuasi. Pertumbuhan ekonomi nasional yang

VIII. KESIMPULAN, IMPLIKASI KEBIJAKAN DAN PENELITIAN LANJUTAN

BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi yang penting. Keberadaannya yang sebagian besar di daerah

Hubungan antara upah, motivasi kerja dengan produktivitas kerja karyawan pada PT. Pilar Kekar Plasindo Surakarta tahun

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian internasional, diantaranya yaitu impor. Kegiatan impor yang dilakukan

99,37 % Kecil dan Menengah Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Bandung

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tersebut. Hal itu menjadi prioritas perusahaan dalam mencapai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan negara yang tergolong padat penduduk. Dizaman

BAB I PENDAHULUAN. yang berhubungan dengan warga negaranya. Terlebih pada negara-negara yang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN. peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Hal ini dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. jumlah lahan yang luas tersebut, pasti akan membutuhkan banyak tenaga kerja.

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Sumatera Utara sebagai bagian integral dari Negara Kesatuan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional baik di bidang ekonomi maupun sosial, termasuk

BAB I PENDAHULUAN. mengelola tanah hingga menanam bibit sampai menjadi padi semuanya dilakukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dalam arti tingkat hidup yang

PENGARUH PERSEBARAN LOKASI UMKM BERBASIS RUMAH (HOME BASED ENTERPRISES) TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA DI KEL. BUGANGAN DAN JL.

BAB I PENDAHULUAN. kecil. Dalam mencapai sasaran pembangunan nasional, peran industri sangat di

BAB I PENDAHULUAN. sektor perindustrian ini adalah dengan cara mengembangkan industri kecil.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kependudukan dan pertumbuhan ekonomi memiliki hubungan yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengurangi kemiskinan (Madris, 2010). Indikator ekonomi makro (PDRB)

PENERAPAN TEKNOLOGI IRAT BAMBU DALAM UPAYA PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN KUALITAS KIPAS PADA MASYARAKAT PENGRAJIN JIPANGAN BANGUNJIWO KASIHAN BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. kontribusi besar. Periode disebut sebagai era pembangunan yang telah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kelangsungan hidup perusahaan, melakukan pertumbuhan serta upaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan atas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. satu usaha untuk meningkatkan pembangunan ekonomi adalah pembangunan

Pengantar Ekonomi Mikro PERENCANAAN DAN MEKANISME HARGA & PERMINTAAN PASAR & PERILAKU KONSUMEN.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Globalisasi dan kemajuan teknologi adalah hal yang tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. rakyatnya. Pembangunan ekonomi suatu bangsa juga merupakan pilar penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan ekonomi masyarakat dalam bidang perikanan di Indonesia, telah

BAB I PENDAHULUAN. harapan untuk memajukan pertumbuhan ekonomi di lingkup Indonesia, akan tetapi tidak

Bab I. Pendahuluan. memberikan bantuan permodalan dengan menyalurkan kredit pertanian. Studi ini

BAB II DESKRIPSI INDUSTRI MANUFAKTUR Sekilas Tentang Perusahaan Manufaktur

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia, peranan Industri Kecil Menengah (IKM) dikaitkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. yaitu pertumbuhan, penanggulangan kemiskinan, perubahan atau transformasi

BAB I PENDAHULUAN. manufaktur yang bertumpu pada sektor industri. Salah satunya industri kecil dan

DAMPAK PERTUMBUHAN INDUSTRI TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI KABUPATEN SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumber daya alam yang terdapat pada suatu wilayah pada dasarnya merupakan modal

PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG TAHAP II BEBERAPA PERMASALAHAN PENTING *)1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Industri kecil dan menengah merupakan kelompok industri yang

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi seperti saat ini, usaha kecil dan menengah semakin

ANALISIS PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. devisa, serta pertanian juga berfungsi dalam mengurangi kemiskinan.

BAB I PENDAHULUAN. Sektor industri merupakan salah satu sektor yang menjadi perhatian

BAB I PENDAHULUAN. indikator perkembangan ekonominya. Perkembangan ekonomi yang telah

BAB I PENDAHULUAN. Secara defenitif, pada awalnya pengertian pembangunan ekonomi diberi

BAB I PENDAHULUAN. peluang yang besar atas terserapnya pengangguran di Indonesia.

PERANAN DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN DALAM PEMBINAAN USAHA KERAJINAN KERIPIK TEMPE DI KABUPATEN NGAWI SKRIPSI

I. PENDAHULUAN. meningkatkan taraf hidup masyarakatnya. Indonesia merupakan negara yang

Perekonomian Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah untuk pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi memiliki

BAB I PENDAHULUAN. yang telah ditentukan untuk bisa ditaati dan dilaksanakan oleh

I. PENDAHULUAN. membangun infrastruktur dan fasilitas pelayanan umum. pasar yang tidak sempurna, serta eksternalitas dari kegiatan ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. berubah menjadi maju atau lebih berkembang dengan sangat pesat, seperti

BAB 1 PENDAHULUAN. (UMi), Usaha Kecil (UK), Usaha Menengah (UM) dan Usaha Besar (UB) berdasarkan ketiga alat ukur ini berbeda di setiap negara.

PRODUKTIVITAS DAN KONTRIBUSI TENAGA KERJA SEKTOR PERTANIAN KABUPATEN BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. nilai tambah (value added) yang lebih tinggi pada berbagai. pendapatan masyarakat dan akhirnya mengurangi kemiskinan.

BAB 1 PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG. Kegiatan pengembangan industri bertujuan untuk menyediakan bahanbahan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perekonomian dunia sedang menuju era globalisasi di mana

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi suatu negara adalah dilihat dari kesempatan kerja yang

BAB I PENDAHULUAN. sedang berkembang akan mengalami pertumbuhan lebih lambat dari pada yang. tumpuan harapan bagi pembangunan (Purnama, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. 1992:78). Dalam pengertian lain industrialisasi merupakan transformasi proses

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh Gelar Sarjana pada FISIP UPN : Veteran Jawa Timur

I. PENDAHULUAN. daerah, masalah pertumbuhan ekonomi masih menjadi perhatian yang penting. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi pada tahun 2006

BAB I PENDAHULUAN. mengalami transformasi dari perekonomian yang berbasis industri. Sektor industri

BAB I PENDAHULUAN. memulai bisnisnya. Pada tahun-tahun awal, biasanya perusahaan-perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. terakhir. Pertumbuhan Indonesia hanya mencapai 5,8% pada tahun 2013 dan turun

NARASI MENTERI PERINDUSTRIAN RI Pembangunan Industri yang Inklusif dalam rangka Mengakselerasi Pertumbuhan Ekonomi yang Berkualitas

BAB 1 PENDAHULUAN. Sektor industri merupakan pergerakan utama ekonomi suatu negara. Selain menjadi

I. PENDAHULUAN. Pembangunan nasional adalah pembangunan manusia seutuhnya serta

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan masa depan pembangunan bangsa mengharapkan penduduk yang

VIII. KESIMPULAN, IMPLIKASI KEBIJAKAN DAN SARAN. produktivitas tenaga kerja di semua sektor.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Dalam konteks ekonomi pembangunan, perluasan terhadap ekspor. merupakan faktor penentu kunci pertumbuhan ekonomi di negara berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. adalah dengan melakukan pembangunan baik dalam jangka pendek dan jangka

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh faktor ekonomi, sosial, budaya, dan sebagainya.

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengembangan industri merupakan suatu jalur kegiatan untuk peningkatan kesejahteraan dalam arti tingkat hidup yang lebih maju maupun taraf hidup yang lebih bermutu. Industrialisasi tidak terlepas dari usaha untuk meningkatkan mutu sumber daya manusia dan kemampuan untuk memanfaatkan sumber daya alam serta sumber daya yang lainnya. Dengan demikian industrialisasi sebagai bentuk usaha untuk meningkatkan produktivitas tenaga manusia disertai usaha untuk meluaskan ruang lingkup kegiatan manusia. Perkembangan di sektor industri adalah salah satu sasaran pembangunan di bidang ekonomi pada sumber daya alam dan sumber daya manusia yang produktif mandiri, maju dan berdaya saing. Karena di bidang ini sektor industri mampu menciptakan lapangan usaha, sehingga mampu memperluas lapangan kerja, maka dapat meningkatkan standar kesejahteraan hidup masyarakat. Mengulas berbagai macam potensi di sektor industri di nusantara memang seolah tak pernah ada habisnya. Bahkan, bisa dikatakan seluruh daerah di pelosok negeri ini, dari sabang sampai merauke memiliki potensi unggulan masing-masing yang bisa menyokong pertumbuhan ekonomi daerah setempat. 1

2 Memasuki dunia modern, industrialisasi merupakan pilihan utama bagi kemajuan masyarakat seiring dengan perkembangan tata ekonomi dunia, yang mengharuskan pertumbuhan ekonomi yang meningkat sesuai dengan kebutuhan yang memadai dalam perkembangan hidup manusia dari tahun ke tahun. Dan arah pengembangan dan pembangunan ini selalu diidentikkan dengan kemajuan di bidang industri, baik industri besar, menengah maupun industri kecil. Dengan demikian, keberadaan industri merupakan faktor penting bagi kemajuan dan dinamika perubahan sosial ekonomi masyarakat yang ditandai dengan peningkatan rata-rata income perkapita penduduk secara kuantitatif. Terbukanya peluang kesempatan kerja bagi penduduk usia produktif dan penaikan neraca perdagangan. Pembangunan industri pada hakikatnya merupakan upaya meningkatkan pemanfaatan berbagai faktor, misalnya sumber alam, keahlian manusia, modal, dan teknologi secara berkesinambungan. Pembangunan industri sangat diperlukan untuk meningkatkan penyediaan barang dan jasa yang sangat diperlukan oleh masyarakat, untuk memperluas kesempatan kerja. Membicarakan pembangunan industri tentunya tidak saja ditujukan hanya kepada industri-industri besar dan sedang tetapi perhatian yang sepadan harus pula diarahkan kepada industri-industri kecil atau rumah tangga. Sebab pada kenyataannya, industri jenis ini masih sangat diperlukan

3 sampai waktu tidak tentu untuk memberikan kesempatan kerja sekaligus pemerataan pendapatan. 1 Dalam pemberdayaan masyarakat, perlu diketahui potensi dan kekuatan yang akan dapat membantu proses perubahan agar lebih cepat dan terarah. Sebab tanpa adanya potensi dan kekuatan yang berasal dari masyarakat itu sendiri maka seseorang, kelompok atau masyarakat akan sulit bergerak untuk melakukan perubahan serta sulit meningkatkan sumber daya manusia. Pemberdayaan masyarakat dilakukan dengan memanfaatkan berbagai macam pendekatan dan teknik terhadap suatu program dengan mempercayakan kepada masyarakat setempat sebagai unit kerja dan mencoba untuk menggalang bantuan dari luar dengan upaya sendiri secara terorganisasi dan mencoba mendorong inisiatif dan kepemimpinan setempat sebagai instrument perubahan. 2 Pembangunan yang telah direncanakan oleh pemerintah salah satunya adalah untuk mengatasi dan menanggulangi permasalahan yang muncul dalam masyarakat, yaitu dengan memberi prioritas pada bidang industri selain pertanian yang menitikberatkan pada aspek keseimbangan antara keduanya. Hal ini penting sekali untuk dilakukan kerena melihat eratnya keterkaitan antara pembangunan industri dengan pertanian yang mempunyai arti luas dan strategis. 1 Hadi Prayitno, Pembangunan Ekonomi Pedesaan, (Yogyakarta, BPFE, 1987), hal. 52 2 Yahya Mansur, Dakwah Pemberdayaan Masyarakat, (Surabaya: Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel, 1996), hal. 3

4 Pembangunan pertanian dapat berhasil baik jika didukung oleh pembangunan industri atau home industri dan sebaliknya, pembanguna industri dapat berjalan dengan bagus apabila didukung oleh keberhasilan pembangunan pertanian. 3 Mengingat Indonesia merupakan negara yang mayoritas penduduknya bekerja di sektor pertanian, maka perlu adanya pengembangan industri di pedesaan. Hal ini perlu dilakukan karena sektor pertanian telah kepayahan menampung jumlah tenaga kerja yang setiap tahunnya tidak kurang dari 2,5 juta orang. Jika sektor pertanian masih harus menampung tambahan tenaga kerja tersebut, risikonya akan menurunkan produktivitas total. Sektor pertanian ini ibarat kue yang sudah semakin kecil, jika harus dibagi dengan jumlah mulut yang semakin banyak, hasilnya tentu busung lapar. Orang busung lapar mana mungkin bisa produktif. 4 Begitupun dengan masyarakat Magetan, mayoritas mata pencaharian mereka di sektor pertanian. Maka perlu adanya pengembangan industri di pedesaan agar tenaga kerja yang selalu muncul setiap tahunnya bisa terserap. Dan di Magetan ini telah memulai melakukan pengembangan industri tersebut. Seperti melakukan pengembangan terhadap industri penyamakan kulit. Di dalam usaha penyamakan kulit, unit usaha ini sudah ada sejak dulu. Industri penyamakan kulit ini sempat hampir mati pada tahun 1960-1970 karena tidak mampu bersaing dengan barang dari plastik kemudian ditambah lagi dengan bebasnya eksport kulit mentah. Pada tahun 1974 jumlah usahanya tinggal 20 unit usaha. 3 Hadi Prayitno, Op.cit, hal. 53 4 Sutrisno Iwantono, Kiat Sukses Berwirausaha, (Jakarta: Grasindo, 2002), hal. 15

5 Keadaan tersebut mulai berubah setelah berdirinya Lingkungan Industri Kecil (LIK) di Desa Ringinagung Kecamatan Magetan Kabupaten Magetan. Dengan adanya LIK ini usaha penyamakan kulit berkumpul menjadi satu. Disinilah merupakan tempat bagi UPT Industri Kulit dan Produk kulit Magetan untuk melakukan pemberdayaan terhadap komunitas penyamak ini. Sejak saat itu, industri penyamakan kulit ini bangkit lagi dan semakin besar. Perkembangan konsumsi akan kulit pada beberapa tahun ini menunjukkan peningkatan. Adanya pertumbuhan konsumsi tersebut merupakan suatu indikasi perkembangan yang cukup porspektif di sektor industri dan perdagangan kulit. Sejalan dengan meluasnya kebutuhan akan kulit sebagai bahan baku industri khususnya bagi industri-industri lanjutan seperti industri sepatu kulit, industri tas kulit, dan indutri berbahan baku kulit lainnya akan dapat meningkatkan kebutuhan akan kulit sebagai bahan baku. Dengan meningkatnya produk kebutuhan akan kulit di pasar pada masa mendatang, tentu ditangkap oleh pengusaha di bidang kulit. Hal ini mendorong pengusaha penyamakan kulit untuk meningkatkan skala produksinya, memperbaiki efisiensi operasionalnya baik mesin atau peralatan lainnya. Meningkatkan kualitas produksi juga penambahan tenaga kerja. Selain hal di atas kondisi ini juga dimanfaatkan oleh masyarakat untuk beralih profesi dari profesi yang lama menjadi penyamak kulit. Saat ini usaha penyamakan kulit di Magetan sudah mulai meluas dan makin banyak anggota penyamak di sana. Selain penyamak yang berada di

6 lingkungan LIK masih banyak juga penyamak-penyamak yang tinggal di luar LIK di daerah Magetan ini. Dengan semakin banyaknya masyarakat yang berprofesi menjadi penyamak kulit, ini membuktikan bahwa semakin banyak minat masyarakat untuk membuka usaha penyamakan kulit di daerah ini. Terlebih, apalagi melihat keadaan di era sekarang ini, banyak produk-produk asing yang semakin marak tersebar luas di Indonesia mengakibatkan banyak produk dalam negeri yang merupakan hasil karya rakyat kecil bangsa indonesia yang mengalami kemunduran. Banyak masyarakat yang lebih minat memakai produk-produk buatan pabrik besar yang merupakan milik borjuis dari pada buatan bangsa sendiri. Sehingga hal ini membuat ekonomi masyarakat kecil semakin menurun. Akan tetapi hal ini berbeda dengan keadaan yang dialami oleh industri penyamakan kulit ini. Para penyamak kulit masih tetap bisa bertahan dalam menghadapi produk-produk asing tersebut. Dan bahkan mereka masih mampu bersaing dalam menghadapi ancaman produk-produk dari industri besar tersebut. B. Rumusan Masalah Sesuai dengan judul penelitian yang menyangkut Pola Pemberdayaan Komunitas Penyamak Kulit di Lingkungan Industri Kecil (LIK) Desa Ringinagung Kecamatan Magetan Kabupaten Magetan maka yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana pola pemberdayaan yang dilakukan oleh UPT Industri Kulit dan Produk Kulit Magetan terhadap komunitas penyamak kulit di

7 Lingkungan Industri Kecil (LIK) Desa Ringinagung Kecamatan Magetan Kabupaten Magetan? 2. Bagaimana dampak dari pola pemberdayaan yang dilakukan oleh UPT Industri Kulit dan Produk Kulit Magetan terhadap keberdayaan komunitas penyamak kulit di Lingkungan Industri Kecil (LIK) Desa Ringinagung Kecamatan Magetan Kabupaten Magetan? C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan peneliti dalam meneliti pola pemberdayaan terhadap komunitas penyamak kulit di Lingkungan Industri Kecil (LIK) Desa Ringinagung Kecamatan Magetan Kabupaten Magetan adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui pola pemberdayaan yang dilakukan oleh UPT Industri Kulit dan Produk Kulit Magetan terhadap komunitas penyamak kulit di Lingkungan Industri Kecil (LIK) Desa Ringinagung Kecamatan Magetan Kabupaten Magetan. 2. Untuk mengetahui dampak dari pola pemberdayaan yang dilakukan oleh UPT Industri Kulit dan Produk Kulit Magetan terhadap keberdayaan komunitas penyamak kulit di Lingkungan Industri Kecil (LIK) Desa Ringinagung Kecamatan Magetan Kabupaten Magetan. D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian dalam meneliti pola pemberdayaan terhadap komunitas penyamak kulit di Lingkungan Industri Kecil (LIK) Desa

8 Ringinagung Kecamatan Magetan Kabupaten Magetan adalah sebagai berikut: 1. Manfaat Bagi Peneliti Dari hasil penelitian ini diharapkan menambah pengetahuan peneliti mengenai materi yang dibahas berkenaan dengan pola pemberdayaan komunitas penyamak kulit di Lingkungan Industri Kecil (LIK) Desa Ringinagung Kecamatan Magetan Kabupaten Magetan. 2. Manfaat Bagi Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam (PMI) Dengan adaya penelitian ini bisa menambah referensi yang baru bagi Jurusan Pengembangann Masyarakat Islam (PMI). Serta bisa dijadikan acuan dalam melakukan penelitian-penelitian yang sejenis untuk regenerasi berikutnya. 3. Manfaat Bagi Universitas Sebagai masukan dan bahan pertimbangan bagi peneliti selanjutnya dengan tujuan agar keilmuan mereka bisa bertambah dan sebagai referensi ketika akan melakukan penelitian. Selain itu, sebagai perbendaharaan perpustakaan UIN Sunan Ampel Surabaya. 4. Manfaat Bagi Masyarakat Diharapkan masyarakat akan mengetahui tentang pentingnya pola pemberdayaan yang dilakukan oleh UPT Industri Kulit dan Produk Kulit Magetan terhadap keberdayaan komunitas penyamak kulit di Lingkungan Industri Kecil (LIK) Desa Ringinagung Kecamatan Magetan

9 Kabupaten Magetan, sehingga mereka mampu memanfaatkan menjadi sebuah terobosan baru untuk mengangkat kondisi perekonomian masyarakat setempat. 5. Manfaat Bagi Peneliti Lain Bisa mempermudah bagi peneliti lain dalam penelitian bahan yang sama atau yang berkaitan dengan pola pemberdayaan yang dilakukan oleh UPT Industri Kulit dan Produk Kulit Magetan terhadap keberdayaan komunitas penyamak kulit.