BAB II A. TINJAUAN PUSTAKA. obat atau farmakoterapi. Tidak kalah penting, obat harus selalu digunakan secara

dokumen-dokumen yang mirip
OTC (OVER THE COUNTER DRUGS)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. atau mempengaruhi mudah tidaknya seseorang menerima suatu pengetahuan. Sedangkan

LEBIH DEKAT DENGAN OBAT

Lampiran 1. Surat Izin Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesehatan merupakan suatu indikator yang menggambarkan tingkat

Perpustakaan Unika LAMPIRAN- LAMPIRAN

Gerakan Nasional Peduli Obat dan Pangan Aman (GNPOPA) Edukasi terkait OBAT pada Remaja dan Dewasa

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT SOSIALISASI MENGENAL OBAT AGAR TAK SALAH OBAT PADA IBU-IBU PENGAJIAN AISYIYAH PATUKAN AMBARKETAWANG GAMPING

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Penyimpanan Obat. Standar penyimpanan obat yang sering di gunakan adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

By: Kelompok 2 Amelia Leona Ayu Afriza Cindy Cesara Dety Wahyuni Fitri Wahyuni Ida Khairani Johan Ricky Marpaung Silvia Syafrina Ibrahim

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : 386/MEN.KES/SK/IV/1994, untuk

Stabat dalam rangka pembinaan Puskesmas. BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pusat Kesehatan Masyarakat yang disingkat puskesmas adalah unit

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Apotek menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 35 tentang Standar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. racun yang jika tidak digunakan sebagaimana mestinya dapat membahayakan

KERANGKA ACUAN PELAYANAN KEFARMASIAN DI PUSKESMAS CILEDUG

Resep. Penggunaan obat berlabel dan tidak berlabel Aspek legal. Pengertian Unsur resep Macam-macam resep obat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENYIMPANAN OBAT Tujuan penyimpanan Agar obat tidak menguap Agar khasiat obat tidak berubah Agar obat tetap dalam keadaan baik dan bersih Agar obat ti

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Bab 11 Bagaimana menjelaskan kepada dokter saat berobat

POLA PEMILIHAN OBAT SAKIT MAAG PADA KONSUMEN YANG DATANG DI APOTEK DI KECAMATAN DELANGGU SKRIPSI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini mengambil lokasi Desa Pojok Kidul Kecamatan Nguter

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang. benda asing eksternal seperti debu dan benda asing internal seperti dahak.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pekerjaan. Dari hasil penelitian yang dilakukan maka diperoleh hasil sebagai berikut :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Swamedikasi atau self medication adalah penggunaan obat-obatan tanpa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Maria Ulfa Pjt Maria Lalo Reina Fahwid S Riza Kurnia Sari Sri Reny Hartati Yetti Vinolia R

KEBIJAKAN PEMESANAN OBAT, PENCATATAN OBAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI A. TINJAUAN PUSTAKA. rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat (Permenkes, 2010).

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

UPAYA PENINGKATAN PENGETAHUAN WARGA DALAM MEMILIH OBAT BEBAS UTUK PENGONATAN SENDIRI MELALUI PEMBERIAN INFORMASI LISAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Para orang tua menjadi khawatir ketika anak menderita sakit. Ibu. ketika anak terserang penyakit (Widodo, 2009).

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia tentang wadah, pem-bungkus, penandaan serta periklanan Kosmetika dan Alat Kesehatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Obat. Written by bhumi Thursday, 15 March :26 -

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Istilah pengobatan sendiri, meskipun belum terlalu populer, namun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mewujudkan tercapainya derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Konsep Dasar Pemberian Obat. Basyariah Lubis, SST, MKes

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengetahuan obat secara baik bagi siswa sekolah tingkat dasar, merupakan faktor

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Studi Pendahuluan dan Penentuan Jumlah Sampel Penelitian

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Demografi Responden. Distribusi responden berdasarkan umur seperti pada tabel 3.

INGATLAH... DA GU SI BU. Kami Para Apoteker siap membantu masyarakat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KATA PENGANTAR. Akhirnya kami berharap materi ini dapat bermanfaat bagi para Kader kesehatan dan masyarakat untuk pengobatan sendiri.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

POLA PEMILIHAN OBAT SAKIT KEPALA PADA KONSUMEN YANG DATANG DI ENAM APOTEK DI KECAMATAN DELANGGU SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. dan tempat pelayanan kesehatan (DepKes RI, 2002). paling tepat dan murah (Triyanto & Sanusi, 2003).

ANALISIS IKLAN OBAT BEBAS DAN OBAT BEBAS TERBATAS PADA ENAM MEDIA CETAK YANG BEREDAR DI KOTA SURAKARTA PERIODE BULAN FEBRUARI-APRIL 2009

BAB I PENDAHULUAN. Skripsi ini menganalisis tentang gap atau kesenjangan dari kebijakan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

AGAR OBAT MEMBERIKAN MANFAAT DAN KEAMANAN BAGI ANDA

BAB I PENDAHULUAN. yang semula hanya berfokus kepada pengelolaan obat (drug oriented)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Obat merupakan komoditi utama yang digunakan manusia untuk

SURVEI KESALAHAN DALAM PENULISAN RESEP DAN ALUR PELAYANANNYA DI APOTEK KECAMATAN AMPEL KABUPATEN BOYOLALI SKRIPSI

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Swamedikasi atau pengobatan sendiri merupakan kegiatan pemilihan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi mendorong masyarakat untuk semakin memperhatikan derajat

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP PELAYANAN OBAT DI APOTEK KELURAHAN WONOKARTO KABUPATEN WONOGIRI SKRIPSI

PENGELOLAAN OBAT DAN PENYULUHAN OBAT KEPADA MASYARAKAT. Lecture EMI KUSUMAWATI., S.FARM., APT

GAMBARAN PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN DI APOTEK WILAYAH KECAMATAN LAWEYAN KOTA SOLO TAHUN 2007 SKRIPSI

PERANAN APOTEKER DI RUMAH SAKIT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PHARMACY, Vol.07 No. 03 Desember 2010 ISSN Agus Priyanto, Moeslich Hasanmihardja, Didik Setiawan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2. Bagi Apotek Kabupaten Cilacap Dapat dijadikan sebagai bahan masukan sehingga meningkatkan kualitas dalam melakukan pelayanan kefarmasian di Apotek

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA. Nomor 1027/MENKES/SK/IX/2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN DI APOTEK

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitan deskriptif dengan data primer yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. hidup layak, baik dalam kesehatan pribadi maupun keluarganya termasuk di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. menghilangkan suatu penyakit. Obat dapat berguna untuk menyembuhkan jenis-jenis

2015, No.74 2 Peredaran, Penyimpanan, Pemusnahan, dan Pelaporan Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor Farmasi; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 T

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Jurnal Kefarmasian Indonesia. Vol : 20-27

PENGELOLAAN OBAT DAN ADMINISTRASI APOTEK. Heru Sasongko, S.Farm.,Apt.

Transkripsi:

BAB II A. TINJAUAN PUSTAKA 1. Obat Obat berperan sangat penting dalam pelayanan kesehatan. Penanganan dan pencegahan berbagai penyakit tidak dapat dilepaskan dari tindakan terapi dengan obat atau farmakoterapi. Tidak kalah penting, obat harus selalu digunakan secara benar agar memberikan manfaat klinik yang optimal (Depkes, 2008 ). Menurut WHO, obat adalah zat yang dapat mempengaruhi aktifitas fisik atau psikis. Sedangkan menurut Kebijakan Obat Nasional ( KONAS ) ialah bahan atau sediaan yang digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki system fisiologi dan kondisi patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan rasa sakit, gejala sakit, dan / atau penyakit, untuk meningkatkan kesehatan, dan kontrasepsi ( Priyanto dan Batubara, 2008 ). a. Penggolongan Obat Penggolongan obat dapat dibagi menjadi 4 golongan ( Depkes, 2006 ) : 1. Obat Bebas Obat bebas adalah obat yang dijual bebas di pasaran dan dapat dibeli tanpa resep dokter. Tanda khusus pada kemasan dan etiket obat bebas adalah lingkaran hijau dengan garis tepi berwarna hitam seperti terlihat pada gambar 1. Contoh : Parasetamol 4

5 Gambar 1. Logo Obat Bebas ( Depkes, 2006 ) 2. Obat Bebas Terbatas Obat bebas terbatas adalah obat yang sebenarnya termasuk obat keras tetapi masih dapat dijual atau dibeli bebas tanpa resep dokter, dan disertai dengan tanda peringatan. Tanda khusus pada kemasan dan etiket obat bebas terbatas adalah lingkaran biru dengan garis tepi berwarna hitam seperti terlihat pada gambar 2. Contoh : CTM Gambar 2. Logo Obat Bebas Terbata ( Depkes, 2006 ) 3. Obat Keras dan Psikotropika Obat keras adalah obat yang hanya dapat dibeli di apotek dengan resep dokter. Tanda khusus pada kemasan dan etiket adalah huruf K dalam lingkaran merah dengan garis tepi berwarna hitam seperti terlihat pada gambar 3. Contoh : Asam Mefenamat Obat psikotropika adalah obat keras baik alamiah maupun sintetis bukan narkotik, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku. Contoh : Diazepam, Phenobarbital

6 Gambar 3. Logo Obat Keras, Obat Psikotropika ( Depkes, 2006 ) 4. Obat Narkotika Obat narkotika adalah obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan menimbulkan ketergantungan seperti terlihat pada gambar 4. Contoh : Morfin, Petidin Gambar 4. Logo Obat Narkotika ( Depkes, 2006 ) b. Informasi Kemasan, Etiket dan Brosur Sebelum menggunakan obat, termasuk obat bebas dan bebas terbatas harus diketahui sifat dan cara pemakaiannya agar penggunaannya tepat dan aman. Informasi tersebut dapat diperoleh dari etiket atau brosur pada kemasan obat bebas dan bebas terbatas. Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2006) pada setiap brosur atau kemasan obat selalu dicantumkan: 1. Nama obat 2. Komposisi 3. Indikasi 4. Informasi cara kerja obat

5. Aturan pakai 6. Peringatan (khusus untuk obat bebas terbatas) 7. Perhatian 8. Nama produsen 9. Nomor batch/lot 10. Nomor registrasi. Nomor registrasi dicantumkan sebagai tanda ijin edarabsah yang diberikan oleh pemerintah pada setiap kemasan obat. 11. Tanggal kadaluarsa c. Tanda peringatan Tanda peringatan selalu tercantum pada kemasan obat bebas terbatas, berupa empat persegi panjang berwarna hitam berukuran panjang 5 (lima) centimeter, lebar 2 (dua) centimeter dan memuat pemberitahuan berwarna putih seperti pada gambar 5 : Gambar 5. Tanda Peringatan Pada Obat Bebas Terbatas ( Depkes, 2006 )

8 d. Cara Pemilihan Obat Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2006) untuk menetapkan jenis obat yang dibutuhkan perlu diperhatikan : 1. Gejala atau keluhan penyakit 2. Kondisi khusus misalnya hamil, menyusui, bayi, lanjut usia, diabetes mellitus dan lain-lain. 3. Pengalaman alergi atau reaksi yang tidak diinginkan terhadap obat tertentu. 4. Nama obat, zat berkhasiat, kegunaan, cara pemakaian, efek samping dan interaksi obat yang dapat dibaca pada etiket atau brosur obat. 5. Pilihlah obat yang sesuai dengan gejala penyakit dan tidak ada interaksi obat dengan obat yang sedang diminum. 6. Untuk pemilihan obat yang tepat dan informasi yang lengkap dapat ditanyakankepada apoteker. e. Cara Penggunaan Obat Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2006) untuk penggunaan obat yang dibutuhkan perlu diperhatikan : 1. Penggunaan obat tidak untuk pemakaian secara terus menerus. 2. Gunakan obat sesuai dengan anjuran yang tertera pada etiket atau brosur. 3. Bila obat yang digunakan menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan, penggunaandapat dihentikan dan ditanyakan kepada apoteker dan dokter. 4. Hindari menggunakan obat orang lain walaupun gejala penyakit sama. 5. Untuk mendapatkan informasi penggunaan obat yang lebih lengkap, tanyakan kepada apoteker.

9 f. Waktu Penggunaan Obat Untuk mencapai efek terapeutik yang optimal (disamping menghilangkan, atau sekurang-kurangnya mengurangi efek samping obat yang dapat mengganggu) harus ditetapkan pula waktu yang tepat sesuatu obat digunakan ( Joenoes, 2001 ). 1. Sebelum makan adalah dalam kondisi perut kosong, yaitu kira-kira satu jam setelah makan atau dua jam setelah makan. Contoh obat yang diminum sebelum makan adalah parasetamol dan kaptopril. 2. Sesudah makan adalah dalam kondisi perut terisi. Contoh obat yang diminum sesudah makan adalah asetosal dan asam mefenamat. 3. Sedang atau waktu makan adalah bersama makanan atau ditengah-tengah saat makan. Contoh obat yang diminum bersama makanan adalah ibuprofen, griseofulvin, spironolakton dan akarbose. 4. Malam atau sebelum tidur adalah obat diminum menjelang tidur malam. Contohnya adalah simvastatin. 5. Pagi hari adalah obat diminum pada pagi hari. Contoh obat yang diminum pada pagi hari adalah furosemid, hidroklortiazid. g. Efek Samping Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2006) efek samping obat adalah setiap respon obat yang merugikan dan tidak diharapkan yang terjadi karena penggunaan obat dengan dosis atau takaran normal pada manusia untuk tujuan profilaksis, diagnosis dan terapi. Yang perlu diketahui tentang efek samping adalah :

10 1. Kemasan atau brosur obat dibaca dengan seksama, efek samping yang mungkin timbul. 2. Untuk mendapatkan informasi tentang efek samping yang lebih lengkap dan yang harus dilakukan bila mengalaminya dapatditanyakan pada apoteker. 3. Efek samping yang mungkin timbul antara lain reaksi alergi gatal-gatal, ruam, mengantuk, mual dan lain-lain. 4. Penggunaan obat pada kondisi tertentu seperti pada ibu hamil, menyusui, lanjut usia, gagal ginjal dan lain-lain dapat menimbulkan efek samping yang fatal, penggunaan obat harus di bawah pengawasan dokter atau apoteker. h. Cara Penyimpanan Obat Sifat bahan obat dapat terurai menjadi zat lain atau bentuk lain karena ada pengaruh cahaya, kelembaban, temperatur, bahan wadah (pembungkus) sehingga tidak lagi memenuhi syarat baku yang ditetapkan oleh Farmakope Indonesia. Obat yang tidak lagi memenuhi syarat baku (rusak) akan berbahaya apabila digunakan, karena khasiat atau fungsi obat sudah tidak sesuai dengan efek terapi yang diharapkan (Umar, 2005). Menurut Pedoman Obat Bebas dan bebas Terbatas tahun 2006 cara penyimpanan obat sebaiknya sebagai berikut: 1. Simpan obat dalam kemasan asli dan dalam wadah tertutup rapat. 2. Simpan obat pada suhu kamar dan terhindar dari sinar matahari langsung atau seperti yang tertera pada kemasan. 3. Simpan obat ditempat yang tidak panas atau tidak lembab karena dapat menimbulkan kerusakan.

11 4. Jangan menyimpan obat bentuk cair dalam lemari pendingin agar tidak beku, kecuali jika tertulis pada etiket obat. 5. Jangan menyimpan obat yang telah kadaluarsa atau rusak. 6. Jauhkan dari jangkauan anak-anak i. Efek Obat Obat merupakan bahan dengan takaran tertentu dan dengan penggunaan yang tepat dapat memberikan efek atau khasiat, yang dapat dimanfaatkan untuk mencegah penyakit, menyembuhkan atau memelihara kesehatan (Depkes, 2007). Menurut Widodo (2009) beberapa efek obat adalah sebagai berikut : 1. Analgesik adalah suatu zat yang mempunyai daya menghilangkan rasa nyeri. Contohnya parasetamol dan ibuprofen. 2. Antipiretik adalah suatu zat yang mempunyai daya menurunkan demam. Contohnya parasetamol dan ibuprofen. 3. Dekongestan adalah suatu zat yang bekerja menghilangkan sembab di selaput lendir hidung. Contohnya fenilefrin, fenilpropanolamin dan pseudoefedrin. 4. Antihipertensi adalah suatu zat yang dapat menurunkan tekanan darah. Contohnya hidroklortiazid, kaptopril dan propanolol. 5. Ekspektoran adalah suatu zat yang dapat mengencerkan dahak. Contohnya gliseril guaikolat dan bromheksin. 6. Antitusif adalah suatu zat yang dapat menekan batuk. Contohnya dekstrometorfan, noskapin.

12 7. Antasida adalah suatu zat yang dapat menetralkan asam lambung yang berlebih dan melindungi selaput lendir lambung. Contohnya persenyawaan Al dan Mg, persenyawaan karbonat dan Na karbonat. 8. Antihistamin adalah obat yang bekerja melawan kerja histamine atau antialergi. Contoh klorfeniramin maleat dan difenhidramin. j. Tanggal Kadaluarsa Tanggal kadaluarsa menunjukkan bahwa sampai dengan tanggal yang dimaksud, mutu dan kemurnian obat dijamin masih tetap memenuhi syarat. Tanggal kadaluarsa biasanya dinyatakan dalam bulan dan tahun. Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2006) obat rusak merupakan obat yang mengalami perubahan mutu, seperti : 1. Tablet a. Terjadinya perubahan warna, bau atau rasa b. Kerusakan berupa noda, berbintik-bintik, lubang, sumbing, pecah, retak dan atau terdapat benda asing, jadi bubuk dan lembab c. Kaleng atau botol rusak 2. Tablet salut a. Pecah-pecah, terjadi perubahan warna b. Basah dan lengket satu dengan lainnya c. Kaleng atau botol rusak sehingga menimbulkan kelainan fisik 3. Kapsul a. Perubahan warna isi kapsul b. Kapsul terbuka, kosong, rusak atau melekat satu sama lain

13 4. Cairan a. Menjadi keruh atau timbul endapan b. Konsistensi berubah c. Warna atau rasa berubah d. Botol plastik rusak atau bocor 5. Salep a. Warna berubah b. Pot atau tube rusak atau bocor c. Bau berubah k. Dosis Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2006) dosis merupakan aturan pemakaian yang menunjukkan jumlah gram atau volume dan frekuensi pemberian obat untuk dicatat sesuai dengan umur dan berat badan pasien. 1. Gunakan obat tepat waktu sesuai aturan pemakaian. Contoh : a. Tiga kali sehari berarti obat diminum setiap 8 jam sekali b. Obat diminum sebelum atau sesudah makan c. Jika menggunakan obat-obat bebas, ikuti petunjuk pada kemasan atau brosur/leaflet 2. Bila terlupa minum obat :

14 a. Minumlah dosis yang terlupa segera setelah ingat, tetapi jika hampir mendekati dosis berikutnya, maka abaikan dosis yang terlupa dan kembali ke jadwal selanjutnya sesuai aturan. b. Jangan menggunakan dua dosis sekaligus atau dalam waktu yang berdekatan. l. Cara Pemusnahan Obat Menurut Anief (2000) obat yang telah rusak sebaiknya segera dimusnahkan dengan caraseperti berikut: 1. Membuang obat ditempat yang berbeda dengan tempat pembuangan sampah. 2. Sebelum membuang, obat dibuka dari kemasannya dan isinya dihancurkan. 3. Membuang sediaan cair yang mengandung antibiotik di saluran air biasa atau di selokan. 4. Memusnahkan obat yang rusak, dilarang atau telah kadaluarsa dengan cara dibakar atau ditanam. m. Hal-hal yang harus Diperhatikan Menurut Pedoman Obat Bebas dan bebas Terbatas tahun 2006 hal-hal yang harus diperhatikan sebelum menggunakan obat bebas dan bebas terbatas, yaitu : 1. Kemasan/ wadah harus tersegel dengan baik, tidak rusak, tidak berlubang, tanggal kadaluarsa terbaca jelas. 2. Penandaan pada wadah a. Baca zat berkhasiat dan manfaatnya b. Baca aturan pakainya, misalnya sebelum atau sesudah makan

15 c. Untuk pencegahan overdosis, jangan minum obat 2 kali dosis bila sebelumnya lupa minum obat d. Baca kontraindikasinya - tidak boleh diminum oleh ibu hamil/menyusui - tidak boleh diminum oleh penderita gagal ginjal e. Baca efek samping yang mungkin timbul f. Baca cara penyimpanannya 3. Bila ragu tanyakan pada apoteker 4. Bila sakit berlanjut hubungi dokter 2. Pengetahuan a. Pengertian Pengetahuan Pengetahuan adalah sesuatu yang digunakan manusia untuk memahami dunia, yang dapat diubah-ubah berdasarkan informasi yang diterima (Ati, 2006). ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. b. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan Menurut Notoatmojo (2003) ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan, yaitu: 1. Pendidikan Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seseorang

16 makin mudah orang tersebut menerima informasi. Dengan pendidikan tinggi maka seseorang akan cenderung untuk mendapatkan informasi, baik dari orang lain maupun dari media massa. Semakin banyak informasi yang masuk semakin banyak pula pengetahuan yang didapat tentang kesehatan. Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan pendidikan sehigga diharapkan seseorang dengan pendidikan tinggi, maka orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. Namun perlu ditekankan bahwa seseorang yang berpendidikan rendah tidak berarti mutlak pengetahuannya rendah pula. 2. Media massa atau informasi Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek, sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan. Majunya teknologi menghasilkan tersedianya bermacam-macam media massa yang dapat mempengaruhi pengetahuan masyarakat. 3. Ekonomi Status ekonomi seseorang juga akan menentukan tersedianya suatu fasilitas yag diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga status sosial ekonomi ini akan mempengaruhi pengetahuan seseorang. 4. Lingkungan Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar individu, baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan ke dalam individu yang berada dalam lingkungan

17 tersebut. Hal ini terjadi karena adanya interaksi timbal balik ataupun tidak yang akan direspon sebagai pengetahuan oleh setiap individu. 5. Pengalaman Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi masa lalu. 6. Usia Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik. Semakin tua semakin bijaksana, semakin banyak informasi yang dijumpai dan semakin banyak hal yang dikerjakan sehingga menambah pengetahuannya. 3. Penyuluhan Kesehatan a. Pengertian penyuluhan kesehatan Penyuluhan kesehatan adalah penambahan pengetahuan dan kemampuan seseorang melalui teknik praktik belajar atau instruksi dengan tujuan mengubah atau mempengaruhi perilaku manusia secara individu, kelompok maupun masyarakat untuk dapat lebih mandiri dalam mencapai tujuan hidup sehat (Effendy, 1997 ). Penyuluhan kesehatan juga merupakan suatu proses yang mempunyai masukan dan keluaran untuk mencapai tujuan pendidikan yaitu perubahan perilaku. Namun ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan

18 penyuluhan tersebut seperti faktor masukan, faktor metode, faktor materi, pendidik atau petugas yang melakukannya serta alat bantu pendidikan yang dipakai. Agar hasilnya optimal, maka faktor tersebut harus bekerja secara harmonis (Notoadmojo, 2007). b. Tujuan Tujuan penyuluhan kesehatan yaitu meningkatkan kesadaran, meningkatkan pengetahuan, mempengaruhi sikap dan persepsi untuk berperilaku,memperagakan keterampilan sederhana, memotivasi tindakan serta membangun norma (Bensley dan Fisher, 2003). c. Metode Metode pembelajaran dalam penyuluhan kesehatan dipilih berdasarkan tujuan penyuluhan kesehatan, kemampuan tenaga pengajar, kemampuan objek sebagai pendengar, besarnya kelompok, waktu pelaksanaan, dan ketersediaan sarana prasarana. Metode penyuluhan kesehatan bersifat penyuluhan individual, penyuluhan kelompok dan penyuluhan massa. Metode yang sering digunakan dalam penyuluhan kesehatan yaitu bimbingan dan penyuluhan, wawancara, ceramah, seminar, simposium, diskusi kelompok, forum panel, demonstrasi, simulasi dan permainan peran (Notoatmodjo, 2010). Ceramah adalah metode penyampaian informasi dan pengetahuan dengan cara lisan kepada sekelompok masyarakat yang pada umumnya mengikuti secara pasif. Metode ceramah dapat dikatakan sebagai salah satu metode yang paling ekonomis untuk menyampaikan informasi dan paling efektif dalam mengatasi kelangkaan literature atau rujukan yang sesuai dengan jangkauan daya beli serta

19 daya paham peserta. Adapun kelebihan metode ceramah adalah penceramah mudah menguasai kelompok, penceramah mudah menerangkan banyak bahan ajar berjumlah besar, dapat diikuti sejumlah orang dan mudah dilaksanakan (Simamora, 2009). d. Media Media dalam penyuluhan kesehatan dapat berupa media elektronik dan media cetak.media elektronik berupa televisi, radio, internet, dan sebagainya. Sedangkan media cetak berupa koran, majalah, pamflet, leaflet, dan sebagainya (Nursalam dan Effendi, 2009). Leaflet termasuk dalam media penyuluhan. Leaflet ialah bentuk penyampaian informasi atau pesan-pesan kesehatan melalui lembaran yang dilipat. Isi informasi dapat dalam bentuk kalimat maupun gambar, atau kombinasi (Notoatmodjo, 2007). Sedangkan menurut Martinus (2001), leaflet adalah berita selebaran atau kertas selebaran. Leaflet yang digunakan tidak harus bagus, tetapi yang terpenting masyarakat mengerti (Mubarok dan Chayatin, 2009). Kegunaan dan keunggulan leaflet menurutewles dan Simnet (1994), yaitu klien dapat menyesuaikan dan belajar sendiri, pengguna dapat melihat isinya pada saat santai, informasi dapat dibagi dengan keluarga dan teman, dapat memberikan detail (misalnya statistik) yang tidak mungkin disampaikan lisan, klien dan pengajar dapat mempelajari informasi yang rumit secara bersama-sama. Keunggulan leaflet menurut Effendi (1995), yaitu dapat disimpan lama, bila lupa dapat dibuka kembali, dapat dipakai sebagai bahan rujukan dan bila perlu dapat dicetak ulang, isi dapat dipercaya karena dicetak dan dikeluarkan oleh

20 instansi resmi, dapat dipakai sebagai bahan diskusi untuk kesempatan berbeda, jangkauan jauh dan dapat membantu jangkauan media lain. Menurut Notoatmojo (2005), leaflet termasuk salah satu media cetak yang mempunyai kelebihan dan kelemahan. Kelebihan media cetak yaitu tahan lama, mencakup banyak orang, biaya tidak tinggi, tidak perlu listrik, dapat dibawa kemana-mana, mempermudah pemahaman, dan meningkatkan gairah belajar. Menurut Ewles dan Simnett (1994), keterbatasan leaflet yaitu materi yang diproduksi misal dirancang untuk sasaran pada umumnya dan tidak cocok untuk setiap orang, leaflet tidak tahan lama dan mudah hilang, uji coba dengan sasaran sangat dianjurkan, dapat menjadi kertas percuma kecuali pengajar secara aktif melibatkan klien dalam membaca dan menggunakan materi. Menurut Effendi (1995), keterbatasan leaflet yaitu bila cetakannya kurang menarik orang segan menerimanya, tidak dapat digunakan oleh orang yang tidak dapat membaca, kebanyakan orang enggan membacanya, apabila hurufnya terlalu kecil dan susunannya kurang menarik. Menurut Notoatmojo (2005) kelemahan media cetak, yaitu media ini tidak dapat menstimulir efek suara dan efek gerak dan mudah terlipat. Pemberian lembar informasi obat sebaiknya disertai dengan konseling secara lisan. Penelitian menunjukan bahwa sebagian besar pasien lebih menyukai gabungan informasi tertulis dan lisan, namun hal ini merupakan keputusan masing-masing orang (Rantucci, 2009). 4. Kuesioner Penelitian survey dengan bentuk kuesioner merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data. Analisa data kuantitatif didasarkan pada

21 hasil kuesioner tersebut. Sebuah kuesioner yang baik adalah kuesioner yang mengandung pertanyaan-pertanyaan yang diajukan sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan interpretasi yang lain dari responden. Pertanyaan-pertanyaan kuesioner harus jelas dan mudah dimengerti untuk mengurangi kesalahan interpretasi responden dalam pengisian kuesioner (Singarimbun, 1995). Menurut (Singarimbun, 1995), berdasarkan jenis pertanyaannya, kuesioner dibedakan menjadi empat macam, yaitu : a. Pertanyaan tertutup (close ended questions) Pertanyaan tertutup adalah pertanyaan yang telah disertai pilihan jawabannya. Responden hanya tinggal memilih salah satu jawaban yang tersedia, dan tidak diberi kesempatan memberikan jawaban lain. Pertanyaan tertutup dapat berupa pertanyaan pilihan ganda atau berupa skala. b. Pertanyaan terbuka (open ended questions) Pertanyaan terbuka adalah pertanyaan yang membutuhkan jawaban bebas dari responden.responden tidak diberi pilihan jawaban, tetapi responden menjawab pertanyaan sesuai dengan pendapatnya. c. Pertanyaan kombinasi tertutup dan terbuka Pertanyaan kombinasi tertutup dan terbuka adalah pertanyaan yang telah disediakan jawabannya tetapi kemudian diberi pertanyaan terbuka, pada pertanyaan tersebut responden bebas memberikan jawaban.

22 d. Pertanyaan semi terbuka Pertanyaan semi terbuka adalah pertanyaan yang disediakan pilihan jawabannya tetapi masih ada kemungkinan bagi responden untuk memberikan tambahan jawaban. B. KERANGKA PEMIKIRAN Semakin sulit memperoleh informasi, seseorang cenderung mencari sendiri informasi dari sumber lain yang belum pasti kebenarannya. Obat bebas dan bebas terbatas sering digunakan masyarakat untuk pengobatan swamedikasi Pengaruh Penyuluhan Terhadap Pengetahuan Obat Bebas dan Bebas Terbatas Pada Ibu-Ibu PKK Di Kelurahan Pandeyan, Kabupaten Karanganyar Penyuluhan merupakan suatu cara pemberian informasi untuk meningkatkan pengetahuan. Penyuluhan ditujukan kepada ibu karena ibu berperan dalam meningkatkan kesehatan keluarga. C. HIPOTESIS H0 : Tidak ada pengaruh pengetahuan tentang obat bebas dan bebas terbatas pada ibu-ibu PKK sebelum dan sesudah penyuluhan. Ha : Ada pengaruh pengetahuan tentang obat bebas dan bebas terbatas pada ibuibu PKK sebelum dan sesudah penyuluhan.