APLIKASI PENCARIAN RUTE OPTIMAL MENGGUNAKAN METODE TRANSITIVE CLOSURE

dokumen-dokumen yang mirip
KOMBINASI METODE MORPHOLOGICAL GRADIENT DAN TRANSFORMASI WATERSHED PADA PROSES SEGMENTASI CITRA DIGITAL

PENGEMBANGAN SHORTEST PATH ALGORITHM (SPA) DALAM RANGKA PENCARIAN LINTASAN TERPENDEK PADA GRAF BERSAMBUNG BERARAH BERUNTAI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

APLIKASI PENGENALAN DAUN UNTUK KLASIFIKASI TANAMAN DENGAN METODE PROBABILISTIC NEURAL NETWORK

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI UNTUK MENDESAIN KARTU UCAPAN

MILIK UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. dalam teori graf dikenal dengan masalah lintasan atau jalur terpendek (shortest

ANALISIS ALGORITMA FLOYD WARSHALL UNTUK MENENTUKAN LINTASAN TERPENDEK PENGANGKUTAN SAMPAH (Studi Kasus: Pengangkutan Sampah di Kabupaten Kubu Raya)

APLIKASI IMAGE STABILIZER DENGAN METODE UNSHARP MASK

SISTEM PENJEJAK POSISI OBYEK BERBASIS UMPAN BALIK CITRA

Penentuan Jarak Terpendek dan Jarak Terpendek Alternatif Menggunakan Algoritma Dijkstra Serta Estimasi Waktu Tempuh

SEGMENTASI CITRA CT SCAN TUMOR OTAK MENGGUNAKAN MATEMATIKA MORFOLOGI (WATERSHED) DENGAN FLOOD MINIMUM OPTIMAL

PENGEMBANGAN LONGEST PATH ALGORITHM (LPA) DALAM RANGKA PENCARIAN LINTASAN TERPANJANG PADA GRAF BERSAMBUNG BERARAH BERUNTAI

BAHAN AJAR. Mata Kuliah Pengolahan Citra. Disusun oleh: Minarni, S. Si., MT

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI RUTE WISATA TERPENDEK BERBASIS ALGORITMA FLOYD-WARSHALL

BAB I PENDAHULUAN. Bertambahnya penduduk seiring dengan berjalannya waktu, berdampak

DEKOMPOSISI MORFOLOGI BENTUK BINER DUA DIMENSI MENJADI POLIGON KONVEKS DENGAN PENDEKATAN HEURISTIK

FAKULTAS TEKNIK (FT) PROGRAM TEKNIK INFORMATIKA UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2016

Deteksi Tepi pada Citra Digital menggunakan Metode Kirsch dan Robinson

BAB 2 LANDASAN TEORI

PENGENALAN KARAKTER DENGAN MENGGUNAKAN HAMMING NETWORK

SEGMENTASI CITRA DIGITAL DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA WATERSHED DAN LOWPASS FILTER SEBAGAI PROSES AWAL ( November, 2013 )

PENGUJIAN PENGENALAN KARAKTER PADA KTP MENGGUNAKAN METODE TEMPLATE MATCHING

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

OTOMASI PEMISAH BUAH TOMAT BERDASARKAN UKURAN DAN WARNA MENGGUNAKAN WEBCAM SEBAGAI SENSOR

APLIKASI PENCARI RUTE OPTIMUM PADA PETA GUNA MENINGKATKAN EFISIENSI WAKTU TEMPUH PENGGUNA JALAN DENGAN METODE A* DAN BEST FIRST SEARCH 1

TEKNIK PENGOLAHAN CITRA DIGITAL TPE 418

Pengenalan Karakter Sintaktik menggunakan Algoritma Otsu dan Zhang-Suen

Pengantar Matematika Diskrit

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGOLAHAN CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN TEKNIK FILTERING ADAPTIVE NOISE REMOVAL PADA GAMBAR BERNOISE

Pengenalan Benda di Jalan Raya dengan Metode Kalman Filter. Roslyn Yuniar Amrullah

PERBANDINGAN HASIL PERHITUNGAN JARAK TERPENDEK ANTARA ALGORITMA DIJKSTRA DENGAN PEMROGRAMAN LINIER

PEMANFAATAN METODE MONTE CARLO DALAM PENCARIAN PATH TERPENDEK PADA GRAF

PENGGUNAAN ALGORITMA FLOYD WARSHALL DALAM MASALAH JALUR TERPENDEK PADA PENENTUAN TATA LETAK PARKIR

BAB I PENDAHULUAN. Jalan merupakan prasarana transportasi yang sangat penting karena

KONTROL ROBOT MOBIL PENJEJAK GARIS BERWARNA DENGAN MEMANFAATKAN KAMERA SEBAGAI SENSOR

BAB I PENDAHULUAN. Di tengah masyarakat dengan aktivitas yang tinggi, mobilitas menjadi hal yang penting.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PERBANDINGAN ALGORITMA TEMPLATE MATCHING DAN FEATURE EXTRACTION PADA OPTICAL CHARACTER RECOGNITION

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 2 LANDASAN TEORI

Pengantar Matematika. Diskrit. Bahan Kuliah IF2091 Struktur Diksrit RINALDI MUNIR INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

BAB II LANDASAN TEORI

DEKOMPOSISI NILAI SINGULAR DAN DISCRETE FOURIER TRANSFORM UNTUK NOISE FILTERING PADA CITRA DIGITAL

PENERAPAN ALGORITMA EFFICIENT RANDOMIZED UNTUK MENGHITUNG JUMLAH KOIN DAN BOLA ABSTRAK

PENENTUAN RUTE TERPENDEK PADA OPTIMALISASI JALUR PENDISTRIBUSIAN BARANG DI PT. X DENGAN MENERAPKAN ALGORITMA FLOYD-WARSHALL

BAB 2 LANDASAN TEORI

ALGORITMA IMAGE THINNING

Kontrol Mesin Bor PCB Otomatis dengan Menggunakan Programmable Logic Controller

APLIKASI PENGATURAN TRAFFIC LIGHT DENGAN METODE FUZZY TSUKAMOTO BERDASARKAN TINGKAT KEPADATAN KENDARAAN

Image Processing. Nana Ramadijanti Laboratorium Computer Vision Politeknik Elekltronika Negeri Surabaya PENS-ITS 2010

BAB III METODE PENELITIAN

ALGORITMA MENCARI LINTASAN TERPENDEK

Aplikasi Graf dalam Rute Pengiriman Barang

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam bahasa Inggris ada pepatah yang mengatakan a picture is worth a

Aplikasi Algoritma Dijkstra dalam Pencarian Lintasan Terpendek Graf

Pencarian Jalur Terpendek dengan Algoritma Dijkstra

Implementasi Algoritma Dijkstra pada Peta Spasial

PENENTUAN RUTE TERPENDEK DENGAN METODE FLOYD WARSHALL PADA PETA DIGITAL UNIVERSITAS SUMATERA UTARA SKRIPSI DHYMAS EKO PRASETYO

Oleh : CAHYA GUNAWAN JURUSAN SISTEM INFORMASI FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG 2012

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS ALGORITMA FLOYD UNTUK MENYELESAIKAN MASALAH PENCARIAN LINTASAN TERPENDEK PADA SETIAP PASANGAN SIMPUL

VISUALISASI PENCARIAN LINTASAN TERPENDEK ALGORITMA FLOYD- WARSHALL DAN DIJKSTRA MENGGUNAKAN TEX

1.4. Batasan Masalah Batasan-batasan masalah dalam pembuatan tugas akhir ini adalah sebagai berikut :

Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2011

ANALISA PEMILIHAN RUTE JALAN DARI JALAN SEI PADANG SAMPAI PUSAT KOTA DENGAN ALGORITMA FLOYD WARSHALL DAN PROGRAM MAP INFO SEBAGAI TAMPILAN

PENGEMBANGAN SISTEM PENUNJUK RUTE ANGKUTAN KOTA(ANGKOT) DI KOTA MALANG BERBASIS GIS PADA PERANGKAT ANDROID MENGGUNAKAN METODE DIJKSTRA

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar Teori Citra Digital

PERBANDINGAN ALGORITMA DIJKSTRA DAN FLOYD-WARSHALL DALAM PEMILIHAN RUTE TERPENDEK JALAN

Rasa ingin tahu adalah ibu dari semua ilmu pengetahuan. Tak kenal maka tak sayang, tak sayang maka tak cinta

Penggunaan Algoritma Backtracking Untuk Menentukan Keisomorfikan Graf

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Pada awal diciptakan, komputer hanya difungsikan sebagai alat hitung

BAB I PENDAHULUAN. yang juga diterapkan dalam beberapa kategori game seperti real time strategy

BAB 2 LANDASAN TEORI

PENERAPAN ALGORITMA FLOYD WARSHALL UNTUK MENENTUKAN JALUR TERPENDEK DALAM PENGIRIMAN BARANG

OPTIMASI DISTRIBUSI GURU BERBASIS METODE DIJKSTRAA

ANALISA ALGORITMA GENETIKA DALAM TRAVELLING SALESMAN PROBLEM SIMETRI. Lindawati Syam M.P.Siallagan 1 S.Novani 2

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Penghitung Kendaraan Menggunakan Background Substraction dengan Background Hasil Rekonstruksi

Rancang Bangun Aplikasi Web Pencarian Rute Terpendek Antar Gedung di Kampus Menggunakan Algoritma Floyd-warshall

APLIKASI ALGORITMA BELLMAN FORD

Perancangan dan Pembuatan Aplikasi Skeletonization

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.2 Rumusan Masalah

PERANCANGAN APLIKASI PENCARIAN RUTE TERPENDEK MENEMUKAN TEMPAT PARIWISATA TERDEKAT DI KEDIRI DENGAN METODE FLOYD- WARSHALL UNTUK SMARTPHONE

NORMALISASI DAN PEMBOBOTAN UNTUK KLONING MULUS PADA PENCAMPURAN CITRA MENGGUNAKAN METODE POISSON

PEMBUATAN APLIKASI STEREOGRAM GENERATOR

Hardisk 80 GB Perangkat lunak Window XP Profesional MATLAB 7.0.1

Perbandingan Algoritma Dijkstra Dan Algoritma Ant Colony Dalam Penentuan Jalur Terpendek

Pengantar PENGOLAHAN CITRA. Achmad Basuki PENS-ITS Surabaya 2007

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI APLIKASI PENCARIAN RUTE OPTIMAL UNTUK PEMADAM KEBAKARAN BERBASIS ANDROID MENGGUNAKAN ALGORITMA FLOYD-WARSHALL

Penentuan Stadium Kanker Payudara dengan Metode Canny dan Global Feature Diameter

Crossover Probability = 0.5 Mutation Probability = 0.1 Stall Generation = 5

Optimasi Multi Travelling Salesman Problem (M-TSP) Menggunakan Algoritma Genetika

Operasi Titik Kartika Firdausy

Perbandingan Algoritma Exhaustive, Algoritma Genetika Dan Algoritma Jaringan Syaraf Tiruan Hopfield Untuk Pencarian Rute Terpendek

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Pendahuluan

Transkripsi:

APLIKASI PENCARIAN RUTE OPTIMAL MENGGUNAKAN METODE TRANSITIVE CLOSURE 1 Rudy Adipranata 2 Fauzi Josephine Desiree 3 Andreas Handojo 1, 2, 3 Teknik Informatika Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya 1 email : rudya@petra.ac.id 2 email : handojo@petra.ac.id ABSTRAK Untuk menempuh perjalanan dari satu tempat ke tempat lain, peralatan yang paling sering digunakan adalah peta dimana dengan menggunakan peta, dapat diestimasikan rute yang terpendek dengan melihat panjang jalan yang akan ditempuh. Tetapi hanya dengan melakukan estimasi rute terpendek, belum tentu rute yang dipilih merupakan rute yang terpendek, terutama jika rute yang akan ditempuh mempunyai banyak persimpangan yang dapat dipilih. Di samping itu, rute terpendek juga belum tentu rute yang optimal dari segi waktu tempuh karena selain jarak juga terdapat faktor lain seperti kemacetan dimana jarak pendek tetapi macet lebih tidak optimal dibanding jarak yang agak panjang tetapi tidak macet. Sehingga diperlukan suatu aplikasi yang dapat menentukan rute yang optimal pada sebuah peta. Pada penelitian ini dikembangkan sebuah aplikasi untuk untuk menentukan rute optimal dengan metode Transitive Closure. Pengujian dilakukan dengan menggunakan peta Surabaya Pusat dimana dari hasil pengujian terlihat bahwa penggunaan Transitive Closure ini selalu dapat menemukan rute optimal selama ada jalur dan rute yang didapat juga stabil. Kata Kunci: pencarian rute optimal, transitive closure 1. PENDAHULUAN Pada kota metropolitan, jumlah jalan raya yang sangat banyak terkadang menyulitkan pengguna untuk dapat memilih rute ke tempat tujuan. Biasanya rute yang ditempuh hanyalah rute yang sering dilalui serta dianggap terpendek, padahal belum tentu rute tersebut optimal dari segi waktu tempuh. Karena terkadang rute yang pendek mempunyai tingkat kemacetan yang lebih tinggi sehingga tidak waktu tempuh lebih lama dibanding rute yang sedikit lebih panjang tetapi tingkat kemacetannya rendah. Seiring dengan makin mahalnya biaya bahan bakar (BBM), maka kebutuhan untuk menempuh rute yang optimal dari segi waktu tempuh juga semakin mendesak. Jika pencarian rute optimal ini dilakukan hanya dengan menggunakan peta konvensional maka akan sangat menyulitkan karena banyaknya jalur yang dapat ditempuh serta juga sulitnya memperkirakan jarak antar kedua tempat karena jalur yang berkelok-kelok. Untuk itu diperlukan sebuah aplikasi yang memanfaatkan teknologi informasi guna melakukan pencarian rute optimal secara otomatis. Pada penelitian ini dikembangkan aplikasi pencari rute optimal pada peta digital dengan tujuan meningkatkan efisiensi waktu tempuh pengguna jalan. 222 Aplikasi Pencarian Rute Optimal

Pencarian rute optimal dilakukan dengan menggunakan metode Transitive Closure yang diimplementasikan pada peta digital Surabaya Pusat. 2. TINJAUAN PUSTAKA Transitive Closure (Doerr, 1991) (R+) dari relasi R pada data X merupakan relasi terkecil yang mengandung R sebagai subset dan bersifat transitif. Suatu graph dikatakan transitif jika terdapat jalan dari titik A ke titik B dan sebuah jalan dari titik B ke titik C, ada jalan dari titik A ke titik C. Cara pencarian Transitive Closure dapat dilakukan dengan menggunakan aturan sebagai berikut: jika R merupakan relasi pada data X dan jika jumlah X = n, Transitive Closure R + = R + R 2 + R 3 +...+ R n, dengan penambahan menggunakan boolean arithmatic. Misalkan ada relasi R={(1,4),(2,1),(2,2),(2,3),(3,2),(4,3),(4,5),(5,1)} pada data X={1,2,3,4,5}. Isi matriks R dapat dilihat pada Gambar 2. Gambar 2. Inisialisasi Awal Matriks Gambar 1. Cara Kerja Transitive Closure Dengan demikian dapat dicari R 2, R 3,..., dan R n. Gambar 3. Matriks Hasil Proses Transitive Closure Algoritma Warshall Salah satu algoritma untuk mencari Transitive Closure adalah algoritma Warshall (Doerr, 1991). Algoritma Warshall menggunakan matriks boolean untuk mencari ada tidaknya jalan dari titik satu ke titik yang lain. Algoritma ini kemudian dikembangkan untuk mengurangi waktu komputasi sehingga hanya menggunakan satu perkalian matriks. Bentuk algoritma untuk mencari R+ adalah sebagai berikut. Step 1: T= R Step 2: For k=1 to n do Aplikasi Pencarian Rute Optimal 223

For i=1 to n do For j=1 to n do T[i,j]= T[i,j] + (T[i,j] T[k,j]) Step 3: R + =T. Algoritma Floyd-Warshall Algoritma Warshall dikembangkan oleh R.W. Floyd sehingga matriks merupakan graph berbobot dan bukan lagi matriks Boolean (Goodaire, 1998). Algoritma ini dapat digunakan untuk mencari jarak terpendek antara semua titik dalam graph. Bentuk algoritma untuk mencari R + adalah sebagai berikut. Step 1: Jika antara i-j merupakan jalan (edge), T[i,j] berisi panjang jalan. Jika tidak, T[i,j]=. Step 2: For k=1 to n do For i=1 to n do For j=1 to n do T[i,j]= min{ T[i,j], T[i,j] T[k,j] } Step 3: R + =T. (2.6) Algoritma Floyd-Warshall sangat efisien dari sudut pandang penyimpanan data karena dapat diimplementasikan dengan hanya pengubahan sebuah matriks jarak. Berikut ini adalah contoh dari penggunana algoritma Floyd-Warshall. Misalkan ada graph berbobot seperti pada Gambar 4. Gambar 4. Graph Berbobot untuk Algoritma Floyd-Warshall Graph berbotot ini dapat dijadikan sebagai matriks inisialiasi seperti pada Tabel 1. Tabel 1. Inisialisasi Matriks T A B C D E F A 0 1 3 1 4 B 1 0 1 2 C 3 1 0 3 D 3 0 1 2 E 1 2 1 0 2 F 4 2 2 0 Dari matriks inisialisasi dapat dicari T 1, T 2, T 3, T 4 serta T 5. Hasil perhitungan matriks berikutnya dapat dilihat pada Gambar 5. Setelah iterasi ke-n, matriks akhir berisi jarak terpendek. 224 Aplikasi Pencarian Rute Optimal

Gambar 5. Matriks Hasil Proses Algoritma Floyd-Warshall 3. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penyelesaian penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Mengumpulkan serta mempelajari literatur yang berhubungan dengan penelitian. 2. Melakukan survei serta pengumpulan data tentang lalu lintas jalan kota Surabaya Pusat yang meliputi tingkat kemacetan, kondisi jalan (arah arus jalan, lebar jalan). 3. Melakukan perancangan antar muka aplikasi sehingga antar muka yang dibuat bersifat mudah digunakan oleh pengguna dalam mendapatkan informasi rute optimum yang diinginkan. 4. Melakukan implementasi algoritma pencarian rute Transitive Closure ke dalam bentuk pemrograman sehingga menjadi sebuah aplikasi yang siap pakai. 5. Melakukan desain serta implementasi pengubahan data input yaitu peta digital beserta dengan atributnya (tingkat kemacetan serta kondisi jalan) menjadi suatu data yang dapat diproses oleh algoritma Transitive Closure. 6. Melakukan pengujian aplikasi yang telah dibuat untuk melihat apakah hasil yang didapat sudah memenuhi tujuan penelitian yang hendak dicapai. Jika ternyata masih belum sesuai dengan tujuan maka dilakukan perubahanperubahan yang diperlukan hingga tercapainya tujuan tersebut. 4. HASIL DAN PEMBAHASAN Secara garis besar, sistem yang dikembangkan terdiri dari dua bagian utama, yaitu bagian pertama adalah bagian pengolahan citra menjadi data (Image Processing) dan bagian kedua yaitu proses pencarian rute optimal dengan algoritma Transitive Closure. Diagram alir cara kerja aplikasi dapat dilihat pada Gambar 6. Aplikasi Pencarian Rute Optimal 225

Gambar 6. Diagram Alir Cara Kerja Aplikasi Proses pertama kali adalah memasukkan citra peta digital ke dalam aplikasi dan pengguna harus memilih warna yang mewakili warna jalan dimana pixel dengan warna tersebut menjadi foreground dan pixel lainnya menjadi background sehingga didapat citra biner. Kemudian dilakukan proses gridding, yaitu melihat membagi citra berdasar grid dengan ukuran grid tertentu, kemudian mengubah seluruh grid tersebut sesuai dengan warna mayoritas dalam grid tersebut. Ukuran grid yang digunakan sesuai dengan masukan pengguna atau secara default bernilai 2, yang berarti ukuran grid adalah 2x2 pixel. Berikutnya dilakukan proses dilation (Parker, 1994), yaitu pelebaran tiap pixel yang bernilai satu sesuai dengan structuring element. Structuring element yang dipakai adalah bentuk lingkaran dengan diameter 5 pixel. Proses ini berguna untuk mengurangi noise dan lubang-lubang kecil. Setelah proses dilation, dilakukan skeletonization yang berguna untuk mendapatkan data persimpangan dan hubungan antar semua persimpangan yang ada sehingga citra dua dimensi perlu diubah menjadi data vektor atau dengan kata lain dalam bentuk graph. Proses utama agar dapat menjadi data vektor, dibutuhkan sebuah citra yang skeleton. Skeleton (Parker, 1997) adalah representasi sebuah bentuk dari objek dalam jumlah pixel sedikit. Semua pixel ini bersifat struktural dan dengan demikian dibutuhkan. Pada proses skeletonization ini terdapat tiga tahap yaitu preprocessing, thinning dan postprocessing. Namun pada penelitian ini tahapan preprocessing tidak digunakan karena tidak berpengaruh terhadap citra 226 Aplikasi Pencarian Rute Optimal

dikarenakan telah mengalami gridding. Preprocessing lebih berguna untuk citra yang berukuran kecil. Dengan demikian, proses skeletonization yang digunakan adalah thinning dengan algoritma Zhang-Suen dan postprocessing dengan algoritma Holt s Staircase Removal. Setelah proses skeletonization perlu dilakukan gap filling yaitu penyambungan kembali garis yang terputus akibat skeletonization. Sejauh apa dua buah ujung garis boleh disambung ditentukan oleh pengguna dan secara default berukuran 30 pixel. Kemudian dilakukan proses penentuan persimpangan. Sebuah pixel yang mempunyai connectivity number satu atau lebih besar dari dua merupakan sebuah persimpangan (Gonzales, 2002). Dari setiap persimpangan tersebut disimpan data posisi x dan y serta data hubungan persimpangan ini dengan persimpangan lainnya. Jarak pixel dari satu persimpangan (vertex) ke persimpangan lainnya menjadi jarak jalan (edge) antara dua titik. Dalam aplikasi ini dibatasi bahwa jumlah hubungan tiap persimpangan maksimal empat. Jika memang dibutuhkan lebih dari empat hubungan, persimpangan harus dipecah menjadi beberapa persimpangan. Dengan demikian, proses utama dari pengolahan citra dengan pemasukan citra peta telah selesai. Namun secanggih apapun algoritma yang digunakan, selalu saja ada ketidaktepatan dari hasil skeletonization (Parker, 1997). Setelah proses pengolahan citra ini selesai, maka didapatkan graph bobot yang selanjutnya digunakan pada algoritma Transitive Closure guna mencari rute optimal. Untuk dapat melakukan pencarian rute pada aplikasi, terlebih dahulu harus dilakukan pemilihan peta yang akan digunakan. Kemudian pengguna dapat mengatur properti peta seperti penentuan warna jalan, nilai toleransi warna, penentuan ukuran grid dan penentuan ukuran celah. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 7. Setelah dilakukan pengolahan citra, maka pengguna dapat pula menentukan bobot kemacetan pada jalan-jalan yang terbentuk seperti terlihat pada Gambar 8. Setelah melakukan semua pengaturan parameter, maka aplikasi dapat digunakan untuk mencari rute optimal dari satu titik ke titik yang lain. Hasil dari pencarian rute optimal terdapat pada Gambar 9. Pengujian pencarian rute optimal dilakukan dengan menggunakan kasus yang mempunyai jumlah persimpangan bervariasi mulai dari sedikit hingga banyak. Jumlah persimpangan yang diujikan pada aplikasi adalah 31, 75, 189 serta 579 persimpangan. Dari hasil pengujian, selalu dihasilkan rute optimal untuk semua kasus serta waktu proses pencarian paling lama adalah sekitar 5 detik untuk 579 persimpangan. Rute yang dihasilkan oleh algoritma Transitive Closure juga merupakan rute yang stabil dengan pengertian untuk kasus yang sama, maka rute yang dihasilkan akan selalu sama. Aplikasi Pencarian Rute Optimal 227

Penentuan warna jalan Penentuan nilai toleransi warna Penentuan ukuran grid Gambar 7. Penentuan Properti Peta Penentuan ukuran max celah Gambar 8. Pengaturan Bobot Kemacetan Jalan 228 Aplikasi Pencarian Rute Optimal

Gambar 9. Pencarian Rute Optimal 7. KESIMPULAN DAN SARAN Pencarian rute pada peta dengan menggunakan algoritma Transitive Closure selalu berhasil menemukan sebuah rute dari titik awal ke titik tujuan jika memang terdapat jalur di antara kedua titik tersebut. Dari hasil pengujian, algoritma Transitive Closure menghasilkan rute yang stabil dengan pengertian selalu hanya menghasilkan satu jenis rute. Proses pengubahan citra menjadi data graph bobot guna input Transitive Closure dapat dilakukan tapi masih mempunyai kelemahan. Salah satu penyebab adalah hasil dari proses skeletonization yang kurang baik, sehingga pengubahan secara manual dari pengguna masih sangat dibutuhkan. 8. DAFTAR PUSTAKA Doerr, Alan, & Levasseur, Kenneth. 1991. Applied discrete structures for computer science. Macmillan Publishing Company, Singapore. Gonzales, Rafael C. & Woods, Richard E. 2002. Digital image processing (2 nd ed.). Prentice Hall, New Jersey Goodaire, Edgar G., & Parmeter, Michael M.. 1998. Discrete mathematics with graph theory. Prentice Hall, USA. Parker, J.R.. 1997. Algorithms for image processing and computer vision. John Wiley & Sons, USA. Parker, J.R.. 1994. Practical computer vision using C. John Wiley & Sons, USA. Aplikasi Pencarian Rute Optimal 229