BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
DAFTAR ISI... A. Latar Belakang Penelitian B. Rumusan Masalah C. Keaslian Penelitian D. Urgensi Penelitian... 5

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Saat ini, pelaksanaan sistem jaminan halal menjadi isu global.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. dan menyebabkan keprihatinan bagi pelanggan. Daging babi (Sus scrofa

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS KONTAMINASI LEMAK BABI DALAM MINYAK GORENG SAWIT (RBD PALM OIL) MENGGUNAKAN SPEKTROSKOPI FOURIER TRANSFORM INFRARED (FTIR) DAN KEMOMETRIK

BAB 11 TINJAUAN PUSTAKA. yang jika disentuh dengan ujung-ujung jari akan terasa berlemak. Ciri khusus dari

Memiliki bau amis (fish flavor) akibat terbentuknya trimetil amin dari lesitin.

I PENDAHULUAN. Bab ini menjelaskan mengenai: (1) Latar Belakang Masalah, (2) Identifikasi

BAB I PENDAHULUAN. populasi penduduk Indonesia mencapai lebih dari 246 juta jiwa dengan angka

A. RUMUS STRUKTUR DAN NAMA LEMAK B. SIFAT-SIFAT LEMAK DAN MINYAK C. FUNGSI DAN PERAN LEMAK DAN MINYAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sabun adalah senyawa garam dari asam-asam lemak tinggi, seperti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan kesehatan makanan memperoleh perhatian khusus. Hal tersebut dikarenakan

Pembuatan Basis Krim VCO (Virgin Coconut Oil) Menggunakan Microwave Oven

EKA PUTI SARASWATI STUDI REAKSI OKSIDASI EDIBLE OIL MENGGUNAKAN METODE PENENTUAN BILANGAN PEROKSIDA DAN SPEKTROFOTOMETRI UV

Bab IV Hasil dan Pembahasan. IV.2.1 Proses transesterifikasi minyak jarak (minyak kastor)

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN (Ditjen Perkebunan, 2012). Harga minyak sawit mentah (Crude Palm

Kode Bahan Nama Bahan Kegunaan Per wadah Per bets

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bukan hidup untuk makan. Hal ini dimaksudkan agar dapat menjaga

4 Hasil dan Pembahasan

Transesterifikasi parsial minyak kelapa sawit dengan EtOH pada pembuatan digliserida sebagai agen pengemulsi

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Penggolongan minyak. Minyak mineral Minyak yang bisa dimakan Minyak atsiri

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Gelatin memiliki sifat yang khas, yaitu berubah secara reversible dari bentuk sol

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Ekstraksi Zat Warna Rhodamin B dalam Sampel

A. PENETAPAN ANGKA ASAM, ANGKA PENYABUNAN DAN ANGKA IOD B. PENETAPAN KADAR TRIGLISERIDA METODE ENZIMATIK (GPO PAP)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. meringankan gejala batuk dan pilek, penyakit yang hampir seluruh orang pernah

11/14/2011. By: Yuli Yanti, S.Pt., M.Si Lab. IPHT Jurusan Peternakan Fak Pertanian UNS. Lemak. Apa beda lemak dan minyak?

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA PANGAN LEMAK UJI SAFONIFIKASI

I PENDAHULUAN. mempunyai nilai ekonomi tinggi sehingga pohon ini sering disebut pohon

I. PENDAHULUAN. yang berfungsi sebagai penstabil pada emulsi. Pada makanan, emulsifier berperan

PEMANFAATAN LIMBAH KULIT PISANG SEBAGAI SABUN HERBAL

BAB I PENDAHULUAN. Industri dunia menganalisa peningkatan pasar emulsifier. Penggunaan

ANALISIS KANDUNGAN LEMAK TIKUS DALAM CAMPURAN BAKSO SAPI DENGAN SPEKTROSKOPI INFRAMERAH DAN KALIBRASI MULTIVARIAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Lemak dan minyak merupakan sumber energi yang efektif dibandingkan dengan karbohidrat dan protein Satu gram lemak atau minyak dapat menghasilkan 9

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4 Pembahasan Degumming

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Karakterisasi Fisik Vitamin C

I. PENDAHULUAN. Potensi PKO di Indonesia sangat menunjang bagi perkembangan industri kelapa

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. atau endemik yang tumbuh di pulau Papua. Minyak buah merah (MBM) dianggap

REAKSI SAPONIFIKASI PADA LEMAK

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM BIOKIMIA. (Uji Pembentukan Emulsi Lipid)

Penentuan Bilangan Asam dan Bilangan Penyabunan Sampel Minyak atau Lemak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. produksi modern saat ini didominasi susu sapi. Fermentasi gula susu (laktosa)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masyarakat Indonesia. Dalam buah alpukat terkandung vitamin A, B, C, dan E serta

SABUN MANDI. Disusun Oleh : Nosafarma Muda (M )

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan. Nilai gizi suatu minyak atau lemak dapat ditentukan berdasarkan dua

TRANSESTERIFIKASI PARSIAL MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN ETANOL PADA PEMBUATAN DIGLISERIDA SEBAGAI AGEN PENGEMULSI

ANALISIS MINYAK BABI PADA KRIM PELEMBAB WAJAH YANG MENGANDUNG MINYAK ZAITUN DENGAN MENGGUNAKAN SPEKTROSKOPI FOURIER TRANSFORM INFRARED (FTIR)

BAB I PENDAHULUAN. sebesar 11,4 juta ton dan 8 juta ton sehingga memiliki kontribusi dalam

TUGAS ANALISIS AIR, MAKANAN DAN MINUMAN ANALISIS LEMAK

Bab II. Tinjauan Pustaka

3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dilakukan determinasi tanaman.

Prarancangan Pabrik Asam Stearat dari Minyak Kelapa Sawit Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

PENGARUH LAMA PENYIMPANAN MARGARIN TERHADAP KADAR ASAM LEMAK BEBAS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasinya dari

Adelya Desi Kurniawati, STP., M.Sc., MP.

ANALISIS PEWARNA RHODAMIN B DALAM ARUM MANIS SECARA KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS DAN SPEKTROFOTOMETRI UV-Vis DI DAERAH SUKOHARJO DAN SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Di sampaikan Oleh: Azis Ikhsanudin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4:1, MEJ 5:1, MEJ 9:1, MEJ 10:1, MEJ 12:1, dan MEJ 20:1 berturut-turut

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Prarancangan Pabrik Metil Ester Sulfonat dari Crude Palm Oil berkapasitas ton/tahun BAB I PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan minyak goreng merupakan salah satu kebutuhan pokok

BAB I PENDAHULUAN. Minyak canola (Brasicca napus L.) adalahminyak yang berasal dari biji

BAB V PEMBUATAN SABUN TRANSPARAN

STUDI INHIBISI KOROSI BAJA 304 DALAM 2 M HCl DENGAN INHIBITOR CAMPURAN ASAM LEMAK HASIL HIDROLISA MINYAK BIJI KAPUK (Ceiba petandra)

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Selama radiasi sinar UV terjadi pembentukan Reactive Oxygen Species

I. PENDAHULUAN. menghasilkan produk-produk dari buah sawit. Tahun 2008 total luas areal

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada pembuatan dispersi padat dengan berbagai perbandingan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan

Bab IV Hasil dan Pembahasan

ANALISIS KANDUNGAN LEMAK ANJING DALAM BAKSO YANG BEREDAR DI PASAR WAGE PURWOKERTO MENGGUNAKAN FOURIER TRANSFROM INFRARED

B. Struktur Umum dan Tatanama Lemak

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium dengan A. PENENTUAN FORMULA LIPSTIK

EKSTRAKSI MINYAK SEREH DAPUR SEBAGAI BAHAN FLAVOR PANGAN I N T I S A R I

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Perumusan Masalah

BAB III RANCANGAN PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 3 METODE PENELITIAN. 1. Neraca Analitik Metter Toledo. 2. Oven pengering Celcius. 3. Botol Timbang Iwaki. 5. Erlenmayer Iwaki. 6.

BAHAN DAN METODE. Laboratorium Teknologi Pangan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara,

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN

Analisis Makanan, Kosmetik Kosme & Perbekalan Farmasi S H A M P O O

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini, kosmetik menjadi bagian penting dalam kehidupan sehari-hari. Jumlah kosmetik yang digunakan terus meningkat seiring dengan pertambahan jumlah penduduk setiap tahun (Kementerian Perindustrian, 2013). Lipstik merupakan salah satu produk kosmetik yang banyak digunakan oleh kaum hawa. Namun konsumen muslimah perlu waspada karena beberapa produk lipstik dicurigai mengandung lemak babi (Republika, 2013). Penggunaan lemak babi dalam sediaan kosmetika tidak diizinkan oleh agama tertentu, seperti Islam (Regenstein dkk., 2003). Lemak babi dan derivatnya banyak digunakan dalam formulasi produk perawatan kulit dan make-up seperti pensil alis, eyeliner dan lipstik karena memiliki banyak manfaat sebagai penstabil emulsi, emolien, oklusif, surfaktan/emulsifier, dan agen peningkat viskositas (Anonim, 2013). Food and Drug Administration (FDA) menyatakan bahwa lemak babi merupakan salah satu sumber lemak yang aman untuk digunakan dan dikelompokkan sebagai GRAS atau generally recognized as safe (FDA, 2013). Komponen utama lipstik adalah minyak, lilin, lemak, dan zat warna. Minyak yang sering digunakan dalam pembuatan lipstik adalah minyak jarak karena keunikannya, yaitu viskositasnya yang tinggi dan kemampuannya untuk melarutkan staining-dye yang baik (Lauffer, 1972; Jellinek, 1976). Oleh sebab itu, 1

pada penelitian ini, minyak jarak digunakan sebagai campuran minyak dalam lemak babi. Analisis lemak babi dalam sediaan farmasi dapat dilakukan dengan metode spektrofotometri inframerah, differential scanning calorimetry (DSC), kromatografi gas, kromatografi cair kinerja tinggi dan pembau elektronik (electronic nose). Metode spektrofotometri FTIR telah banyak dijadikan pilihan dalam analisis minyak dan lemak karena metode ini cepat dan tidak merusak, sensitif, penanganan sampel mudah, dan ramah lingkungan (Blanco dkk., 2007). Potensi penggunaan metode spektrofotometri FTIR telah ditunjukkan terutama untuk analisis lemak babi dalam makanan, seperti dalam kue (Syahariza dkk., 2005), produk cokelat (Che Man dkk., 2005), lemak babi dalam campuran dengan beberapa minyak nabati (Rohman dkk., 2011 a ) dan lemak babi dalam campuran dengan lemak hewani lainnya (Rohman dan Che Man, 2010, 2011 a ). Spektra FTIR lemak babi pada dasarnya mirip dengan spektra FTIR lemak hewani lainnya karena minyak dan lemak tersusun dari trigliserida (ester asam lemak dengan gliserol) yang berbeda dalam hal jenis asam lemak penyusun, urutan asam lemak, serta tingkat kejenuhan asam lemak (Guillen dan Cabo, 1997), sehingga deteksi lemak babi dalam campuran dengan lemak hewani atau minyak nabati sering menyulitkan. Meskipun demikian, karena kemampuannya sebagai teknik sidik jari, yang berarti bahwa tidak ada dua minyak atau lemak yang mempunyai jumlah puncak atau intensitas yang sama, spektrofotometri FTIR dapat digunakan untuk analisis lemak babi (Rohman and Che Man, 2010). Perbedaan secara visual spektra FTIR lemak babi dan lemak hewani lainnya dapat 2

diamati pada daerah sidik jari, terutama pada daerah bilangan gelombang 1500 1000 cm -1, yaitu puncak-puncak absorbsi pada 1162 cm -1 dan dua puncak yang berdekatan pada 1117 cm -1 dan 1097 cm -1. Spektra FTIR lemak babi dicirikan dengan dua puncak berdekatan dengan tinggi yang hampir sama pada 1117 cm -1 dan 1097 cm -1. Rasio absorban ketiga puncak adalah berbeda dan konstan untuk masing-masing lemak. Jika lemak babi dicampur dengan lemak lainnya, rasio tersebut akan berubah sesuai jenis dan jumlah lemak yang ditambahkan. Hal ini dijadikan dasar untuk analisis kualitatif dan kuantitatif lemak babi dalam campuran dengan minyak makan lainnya (Rohman dan Che Man, 2010). Dalam bidang kosmetika, spektrofotometri FTIR telah berhasil dikembangkan untuk analisis lemak babi dalam campuran dengan minyak kelapa murni (virgin coconut oil) dalam formula kosmetika krim (Rohman dan Che Man, 2011 b ) dan lemak babi dalam campuran dengan minyak kelapa sawit dalam formula lotion (Lukitaningsih dkk., 2012). Dibandingkan dengan formula krim dan lotion, formula lipstik lebih banyak mengandung lilin, baik dalam hal jenis maupun jumlahnya. Pada kedua penelitian tersebut, lemak/minyak diekstraksi menggunakan kloroform dengan terlebih dahulu dilakukan hidrolisis asam. Jika cara ekstraksi tersebut diaplikasikan pada lipstik, banyak komponen nonpolar, terutama lilin, yang akan ikut terekstraksi dan kemungkinan mengganggu analisis spektra FTIR. Untuk memisahkan lemak dari lilin, akan dilakukan saponifikasi karena sterol dan hidrokarbon dalam lilin tidak dapat tersaponifikasi. Selain itu, ester alkohol rantai panjang dalam lilin jauh lebih tahan terhadap saponifikasi dibanding gliserida lemak/minyak (Troy dan Beringer, 2006). Berdasarkan 3

penelusuran literatur, penggunaan teknik spektrofotometri FTIR untuk analisis lemak babi dalam formula lipstik belum pernah dilaporkan. Penelitian ini bertujuan mengembangkan metode analisis spektrofotometri FTIR yang digabungkan dengan kemometrika analisis multivariat partial least square (PLS) dan principal component analysis (PCA) untuk kuantifikasi dan klasifikasi lemak babi dalam formula lipstik. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Apakah metode spektrofotometri FTIR yang dikombinasikan dengan PCA dapat digunakan untuk identifikasi lemak babi dalam formula lipstik? 2. Apakah metode spektrofotometri FTIR dengan analisis multivariat PLS dapat digunakan untuk kuantifikasi lemak babi dalam formula lipstik? C. Keaslian Penelitian Sejauh peneliti ketahui melalui penelusuran literatur, belum pernah dilakukan penelitian tentang analisis lemak babi dalam sediaan lipstik, baik tunggal maupun dalam campurannya dengan minyak jarak secara spektrofotometri FTIR yang dikombinasikan dengan kalibrasi multivariat PLS dan PCA. 4

D. Urgensi Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan metode analisis lemak babi dalam formula sediaan lipstik sehingga dapat diaplikasikan untuk pengujian kualitas dan kehalalan sediaan lipstik, baik oleh industri maupun pemerintah. Hasil penelitian ini diharapkan juga dapat memberikan informasi tentang ada/tidaknya kandungan lemak babi dalam sampel lipstik yang dibeli secara acak dari pasaran. E. Tujuan Penelitian Tujuan dilaksanakannya penelitian ini secara umum adalah untuk mengembangkan metode spektrofotometri FTIR untuk analisis lemak babi dalam sediaan lipstik. Secara khusus, penelitian ini bertujuan: 1. Melakukan identifikasi lemak babi dalam formula lipstik menggunakan metode spektrofotometri FTIR yang dikombinasikan dengan PCA. 2. Melakukan analisis kuantitatif lemak babi dalam formula lipstik menggunakan metode spektrofotometri FTIR dengan kalibrasi multivariat PLS. 5