STUDI TENTANG TENTARA GENIE PELAJAR (TGP) DETASEMEN III PARE (KEDIRI) TAHUN

dokumen-dokumen yang mirip
STUDI TENTANG TENTARA REPUBLIK INDONESIA PELAJAR KOMPI 3200/PARE SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna

BAB I PENDAHULUAN. upaya mempertahankan kemerdekaan dari ancaman Sekutu yang ingin

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pada bab ini penulis mencoba menarik kesimpulan dari pembahasan yang

BAB I PENDAHULUAN. berat bagi rakyat Indonesia. Sebagai negara yang baru merdeka belum lepas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PERANAN PEMOEDA ANGKATAN SAMOEDERA OEMBARAN (PAS O) DALAM PERISTIWA AGRESI MILITER BELANDA II TAHUN 1948 DI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. keberadaannya di mata dunia. Perjuangan untuk mempertahankan Indonesia yang

I. PENDAHULUAN. Perjuangan rakyat Indonesia terjadi dimana-mana, mereka berjuang tanpa

BAB I PENDAHULUAN. yang ingin menguasai Indonesia. Setelah Indonesia. disebabkan karena sulitnya komunikasi dan adanya sensor dari Jepang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perjuangan kemerdekaan melawan penjajahan telah terjadi sejak kedatangan penjajah

BAB I PENDAHULUAN. Berakhirnya Perang Dunia II ditandai dengan menyerahnya Jerman kepada

1. PENDAHULUAN. Nagasaki, Jepang akhirnya menyerah tanpa syarat pada sekutu pada tanggal 15

I. PENDAHULUAN. telah menjadi bangsa yang merdeka dan terbebas dari penjajahan. Namun pada. khususnya Belanda yang ingin menguasai kembali Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Periode perjuangan tahun sering disebut dengan masa

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN. Malaka membuat jalur perdagangan beralih ke pesisir barat Sumatra.

I. PENDAHULUAN. memberikan kesempatan lebih luas bagi kaum wanita untuk lebih berkiprah maju

BAB I PENDAHULUAN. Cikal bakal lahirnya TNI (Tentara Nasional Indonesia) pada awal

V. KESIMPULAN DAN SARAN. Indonesia di Desa Panggungrejo sebagai berikut: 1. Perlawanan Terhadap Belanda Di Lampung ( )

BAB V KESIMPULAN. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang dibacakan oleh Ir. Soekarno dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PERISTIWA SETELAH PROKLAMASI

BAB V PENUTUP. Belanda meneruskan serangan ke daerah-daerah yang belum berhasil dikuasai

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, PARADIGMA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PASUKAN IMAM *) Oleh: Ir. Sunardi, MT. **)

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia yang diproklamirkan pada

BAB I PENDAHULUAN. yaitu masa lampau, masa kini, dan masa yang akan datang dalam satu kesatuan yang bulat dan

Usaha pendudukan yang dilakukan Pemerintahan Militer Jepang untuk menguasai

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari dalam negeri maupun luar negeri. Selain itu, Kota Sibolga juga memiliki kapalkapal

I. PENDAHULUAN. Terbentuknya Badan Keamanan Rakyat (BKR) yang dinyatakan dalam pidato

penjajahan sudah dirasakan bangsa Indonesia, ketika kemerdekaan telah diraih, maka akan tetap dipertahankan meskipun nyawa menjadi taruhannya.

BAB I PENDAHULUAN. rakyat Indonesia. Rakyat harus tetap berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan

BAB I PENDAHULUAN. Surabaya dikenal sebagai Kota Pahlawan karena terjadinya peristiwa

I. PENDAHULUAN. dan peri-keadilan (MPR RI, 2012: 2).

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan dijadikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Soekarno-Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat diketahui dari sejarah masa lampau. Itu sebabnya kita perlu mengetahui

BAB III METODOLOGI DAN KERANGKA BERFIKIR. penelitian yang digunakan adalah metode Historis atau metode sejarah.

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN. pengetahuan, keduanya tidak dapat dipisahkan satu sama lain.

I. PENDAHULUAN. Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Multimedia Pembelajaran IPS. Sekolah Dasar Kelas V B. Skip >> Perang Kemerdekaan (Pertempuran Sepuluh Nopember & Bandung Lautan Api) Di Buat Oleh :

PERISTIWA YANG TERJADI PADA TAHUN

PERANAN TOKOH KUNINGAN dari Masa Pergerakan hingga Revolusi Kemerdekaan. Mumuh Muhsin Z.

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan sebagai alat negara. Negara dapat dipandang sebagai

tanggal 19 Januari Perjanjian Renville antara lain mengenai garis demarkasi dan TNI yang masih berada dalam daerah pendudukan Belanda.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sebuah Operasi yang diberi nama Operasi Overlord. Dalam Operasi ini Sekutu

PERTEMPURAN SIDOBUNDER DI KEBUMEN TAHUN 1947 SKRIPSI

PERANAN TNI-AD DALAM MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA TAHUN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Dengan berakhirnya Perang Dunia kedua, maka Indonesia yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia telah selesai, tetapi proklamasi itu harus mendapatkan

2015 KUNINGAN PADA MASA REVOLUSI : CIWARU SEBAGAI PUSAT KERESIDENAN CIREBON TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN. untuk mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia. Indonesia dan modern nya senjata yang di miliki pasukan Belanda.

PETA KONSEP LATAR BELAKANG TERJADINYA BANDUNG LAUTAN API BANDUNG LAUTAN API ULTIMATUM SEKUTU 21 NOVEMBER 1945 ULTIMATUM TANGGAL 23 MARET 1946

BAB III ORGANISASI MILITER DAN SIASAT GERILYA TII. Pada tanggal 15 Januari 1950, pihak NII telah berhasil mengubah dan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan Pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan

BAB V KESIMPULAN. Sub-Wehrkreise 106 Kulon Progo Dalam Pertempuran Mempertahankan

I. PENDAHULUAN. mengenal menyerah dari seluruh lapisan masyarakat. Pada awal tahun 1946

B A B III KEADAAN AWAL MERDEKA

I. PENDAHULUAN. dalamnya. Untuk dapat mewujudkan cita-cita itu maka seluruh komponen yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kemerdekaan Indonesia. Berhubung dengan masih buruk dan minimnya sarana dan prasarana

IV. GAMBARAN UMUM. Pasca perang kemerdekaan Indonesia maka TNI / ABRI berusaha membenahi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian, analisa, dan interpretasi data yang penulis

PERJUANGAN TNI DALAM PERANG KEMERDEKAAN DI JAMBI Skripsi

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah Indonesia pada periode merupakan sejarah yang menentukan

BAB III PERAN K.H. MASJKUR DALAM LASKAR SABILILLAH. Kedatangan pasukan sekutu (Allied Forces Nederlands East Indies) atau

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Tentara Nasional Indonesia (TNI) pada dasarnya lahir dalam kancah

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya,

BAB III METODE PENELITIAN

PERISTIWA YANG TERJADI PADA TAHUN A ZIZATUL MAR ATI ( )

I. PENDAHULUAN. pemerintah RI yang terjadi di daerah Sulawesi tepatnya Sulawesi Selatan. Para pelaku

BAB I. PENDAHULUAN. bangsa Indonesia setelah lama berada di bawah penjajahan bangsa asing.

BAB I PENDAHULUAN. pendudukan Jepang di tahun Proses pembentukan tersebut terjadi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ai Rospirawati, 2013

PERANAN I GUSTI NGURAH RAI DALAM PUPUTAN MARGARANA TAHUN 1946

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Proses menurut Koentjaraningrat (1984:24) adalah berlangsungnya pristiwa dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Mula-mula kedatangan tentara Jepang disambut gembira dan diterima

menyatakan bertugas melucuti tentara Jepang yang telah kalah pada perang Asia

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENGANTAR. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 30 berbunyi

Program Studi Pendidikan Sejarah Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. rekaman kaset, televise, electronic games. Radio telah beradaptasi dengan perubahan dunia,

Journal of Indonesian History

BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN

No.1086, 2014 KEMENHAN, Pemakaman. Veteran. Penyelenggaraan

LAMPIRAN. Hasil wawancara. 1. Apakah proses manajemen logistik antara TNI AD, AU, AL sama, dan bagaimana. Purnawirawan TNI

2015 TENTARA KEAMANAN RAKYAT DI SUKABUMI : PEMBENTUKAN DAN PERANANNYA DALAM PERTEMPURAN KONVOI SUKABUMI

2015 DAMPAK DOKTRIN BREZHNEV TERHADAP PERKEMBANGAN POLITIK DI AFGHANISTAN

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah dan masyarakat Jepang merupakan hal yang cukup menarik

I. PENDAHULUAN. Pada tanggal 10 Agustus 1945 draft penyerahan tanpa syarat Jepang kepada

BAB V KESIMPULAN. dinobatkan sebagai sultan kemudian menjadi Sampeyan Dalem Ingkang Sinuwun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Aceh memiliki kedudukan yang sangat strategis sebagai pusat

BAB V PENUTUP. bahwa pada masa Agresi Militer Belanda II tahun , masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. hampir bersamaan muncul gerakan-gerakan pendaulatan dimana targetnya tak

Transkripsi:

STUDI TENTANG TENTARA GENIE PELAJAR (TGP) DETASEMEN III PARE (KEDIRI) TAHUN 1945-1950 ARTIKEL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi Pendidikan Sejarah OLEH : MOCH. AGUS RIZAL SALIS NPM: 11.1.01.02.0025 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDDIDIKAN (FKIP) UNIVERSITAS NUSANTARA PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA KEDIRI 2015 1

2

3

STUDI TENTANG TENTARA GENIE PELAJAR (TGP) DETASEMEN III PARE (KEDIRI) TAHUN 1945-1950 Moch. Agus Rizal Salis NPM: 11.1.01.02.0025 FKIP- Sejarah salisxxx@yahoo.com Drs. Agus Budianto, M.Pd. 1 dan Dr. Zainal Afandi, M.Pd. 2 UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI ABSTRAK Penelitian ini dilatar belakangi hasil studi pustaka bahwa sejarah dan perjalanan Tentara Pelajar di Jawa Timur sangat menarik untuk di kaji. Sejarah perjuangan bangsa Indonesia telah mencatat peranan besar pemuda pelajar. Mulai dari pemuda Sutomo pendiri Budi Utomo, hingga Sukarno pendiri PNI. Pelajar Pejuang berpendapat tugas mereka yang utama adalah membela kemerdekaan. Banyak pelajar dengan sadar meninggalkan status kepelajarannya. Setelah membaca sejarah perjuangan Pelajar pada Zaman Kemerdekaan, Sehingga penulis ingin membahas Studi Tentang Tentara Genie Pelajar (TGP) Detasemen III Pare (Kediri) 1945-1950. Permasalahan dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimanakah sejarah terbentuknya Tentara Genie Pelajar (TGP)? (2) Bagaimanakah sejarah terbentuknya Tentara Genie Pelajar Detasemen III Pare (Kediri)? (3) Bagaimanakah sejarah perjuangan Tentara Genie Pelajar Detasemen III Pare (Kediri)?. Penelitian ini menggunakan pendekatan Penelitian Historis. Penelitian dilaksanakan dalam empat siklus. Pertama pengumpulan data atau disebut Heuristic, kedua melakukan kritik sumber data dengan melihat keaslian data-data yang telah diperoleh, ketiga Interpretasi atau penalaran peristiwa masa lalu dengan sesuai data yang diperoleh, terakhir tahap penulisan. Untuk memperoleh data penelitian menggunakan Instrument Wawancara, Studi Perpustakaan, dan Observasi. Kesimpulan hasil penelitian ini adalah (1) Berawaal dari 20 orang siswa STN/SMTT Surabaya yang mengikuti para guru mereka, di antaranya Hasanudin dan Kaswadi, masuk menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR) Tehnik Kemudian pindah. Di Lawang kurang lebih 5 bulan ada kenaikan kelas, kemudian sekolah dipindah lagi ke Kota Malang yang untuk sementara waktu masih menumpang di gedung Katholik Corjesu (Sekarang berada di depan Rumah Sakit Umum Celaket Malang). Tidak berapa lama, sekolah dipindah lagi ke SMP Kristen di Jalan Semeru No. 42 Malang. Di sinilah tempat kelahiran kesatuan Tentara Genie Pelajar (TGP) di bawah pimpinan Soenarto terbentuk, tepatnya pada tanggal 2 Februari 1947. (2) Detasemen III Pare didirikan setelah Agresi Belanda I. Ada 12 anggota TGP dari Sumberpucung yang menangani pembentukan Detasemen III Pare dan bertindak sebagai instruktur. Anggota Detasemen III adalah para siswa sekolah Tehnik Pare, 60 orang jumlahnya. ST Pare dibentuk pada tahun 1946 setelah para pelajar ST Sawahan banyak yang mengungsi ke Pare. (3) Sejarah perjuangannya melakukan penghadangan di Desa Tegowangi dan Desa Bogo. Berdasarkan simpulan hasil penelitian ini, direkomendasikan (1) Agar pemerintah memperhatikan para veteran. (2) Untuk jurusan Pendidikan Sejarah UNP Kediri lebih banyak menambah literatur tentang kemiliteran Indonesia. Kata kunci : tentara genie pelajar. 4

I. LATAR BELAKANG Sejarah perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia telah mencatat peranan besar para pemuda pelajar. Peranan ini dimulai sejak masa Pergerakan Nasional. Dimasa ini pemuda pelajar tampil sebagai perintis dan penggerak dari pada Pergerakan Nasional. Tradisi demikian terus dilanjutkan pada masa Revolusi Nasional Indonesia (1945-1949), baik pada masa Perjuangan Menegakan Kemerdekaan dan Kedaulatan Negara Proklamasi, atau pun pada masa Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan dan Kedaulatan Negara Republik Indonesia. Para pemuda remaja, pelajar sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas, sampai mahasiswa, bangkit berjuang bersama-sama rakyat. Mereka masih berusia muda rata-rata umur 15 hingga 20 tahun. Pasca Proklamasi 17 Agustus 1945 Bangsa Indonesia dihadapkan kepada upaya mempertahankan kemerdekaan dari ancaman Sekutu yang ingin menancapkan kembali kekuasaan Belanda di Indonesia. Pasukan Sekutu yang bertugas di Indonesia merupakan komando bawahan dengan nama Allied Forces Netherlands East Indies (AFNEI). Pada mulanya kedatangan pasukan Sekutu tersebut disikapi dengan netral oleh pihak Indonesia, akan tetapi setelah diketahui bahwa kedatangan pasukan Sekutu tersebut membonceng Netherlands Indische Civil Administration (NICA) yang terang-terangan hendak menegakkan kembali kekuasaan Hindia Belanda, sikap Indonesia mulai berubah. Kedatangan Pasukan Sekutu di berbagai kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Bandung, Semarang dan Surabaya menimbulkan insiden-insiden bahkan pertempuranpertempuran dengan pihak RI. Hal itu terjadi karena setiap tempat yang dijadikan pendaratan tentara Sekutu kehadirannya selalu diikuti oleh tindakan-tindakan provokasi dan teror terhadap rakyat dan pemimpin-pemimpin RI dengan tidak menghargai kedaulatan Republik Indonesia. Sehubungan dengan study perpustakaan terkait tentang Tentara Genie Pelajar, khususnya Tentara Genie Pelajar Datasemen III diperoleh gambaran tentang sejarah terbentuknya Tentara Genie Pelajar (TGP) dan Tentara Genie Pelajar Datasemen III Pare (Kediri). Berdasarkan pemaparan diatas peneliti merasa tertarik dan perlu untuk mengkaji lebih dalam mengenai sejarah terbentuknya TGP dan pada khususnya membahas sejarah dan perjuangan TGP Datasemen III Pare (Kediri), oleh karena itu penulis sangat tertarik untuk meneliti sejarah terbentuknya TGP dan pada khususnya membahas sejarah dan perjuangan TGP Datasemen III Pare (Kediri) agar 5

memberikan manfaat bagi Masyarakat, Mahasiswa maupun pihak Universitas, maka dari itu tepatlah kiranya jika penelitian ini berjudul Studi Tentang Tentara Genie Pelajar (TGP) Detasemen III Pare (Kediri) Tahun 1945-1950. II. METODE Penelitian ini menggunakan pendekatan historis, metode ini ciri khasnya yakni periode yang bermakna bahwa kegiatan, peristiwa, karakteristik, nilai-nilai, kemajuan bahkan kemunduran, dilihat dan dikaji dalam konteks waktu. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian Deskriptif Kualitatif. Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini adalah Heuristik. Untuk menghasilkan suatu sejarah positif ( positive history), sebagai langkah awal ialah apa yang disebut heuristik (heuristics) atau dalam bahasa Jerman Quellenkunde, sebuah kegiatan mencari sumber-sumber untuk mendapatkan datadata atau materi sejarah, atau evidensi sejarah (Carrard. 1992: 2-4; Cf. Gee. 1950: 281 dalam Sjamsuddin. 2007: 86). Penulisan ini menitik beratkan pada penelitian pustaka dan dokumen yang berhubungan dengan pembahasan. metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah, yaitu merekonstruksi tentang masa lampau melalui proses menguji dan menganalisis secara kritis kejadian dan peninggalan masa lampau berdasarkan data-data yang ada. Adapun langkah-langkah yang ditempuh adalah Pengumpulan Data (Heuristik), Pengujian Sumber (Kritik), Analisis Data (Interpretasi), Penulisan Narasi Sejarah (Historiografi). 1. Heuristik Tahap ini merupakan tahap awal penelitian berupa kegiatan pengumpulan data dengan cara penjajakan dan pencarian sumber yang berkaitan dengan topik penelitian. Kegiatan ini dilakukan untuk memperoleh sumber atau data sebanyak mungkin. Semakin banyak sumber yang terkumpul, semakin banyak pula fakta yang akan ditampilkan. Dengan demikian tulisan akan lebih mendekati obyektivitas. Dalam pencarian data tersebut, peneliti mengawalinya dengan mencari data-data yang berhubungan dengan memanfaatkan perpustakaan yang ada seperti Perpustakaan Mas TRIP Pare, Perpustakaan Kediri, dan Perpustakaan UNP Kediri. 2. Kritik sumber Kegiatan ini dilakukan bila data yang dibutuhkan sudah cukup lengkap dan memadai. Bentuknya berupa penyaringan dan pengujian akan keabsahan data yang telah 6

dikumpulkan. Kritik mengenai keabsahan data ini dilakukan karena dalam banyak hal, data sering bersifat spekulatif, sehingga perlu pemisahan antara data yang diterima dan data yang ditolak. 3. Interpretasi Data yang telah diuji keabsahannya, kemudian diinterpretasi atau ditafsirkan se obyektif mungkin dengan tidak meninggalkan kaidahkaidah ilmiah. Tujuannya adalah memberikan informasi tentang data yang ada, hubungan antara fakta-fakta, sehingga dapat ditampilkan data atau fakta sejarah yang akurat serta dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Dalam tahapan ini dibutuhkan pengetahuan yang luas dari seorang penulis/peneliti, baik pengetahuan dalam ilmu sejarah maupun pengetahuan dalam disiplin ilmu lainnya, agar dapat memberikan interpretasi yang tepat terhadap fakta yang terdapat dalam sumber sejarah. 4. Historiografi Tahap akhir dari penelitian dengan metode historis ini adalah penulisan sejarah atau historiografi. Menurut Taufik Abdullah bahwa penulisan adalah: Puncak segala-galanya. Sebab apa yang dituliskan itulah sejarah yaitu histoire recite, sejarah sebagaimana ia dikisahkan, yang mencoba menangkap dan memahami histoire-realite, sejarah sebagaimana terjadinya. Pada tahap ini, kegiatan yang dilakukan adalah penyusunan fakta-fakta sejarah guna dipaparkan dalam bentuk kisah sejarah. Dalam penelitian ini pengecekan keabsahan temuan terangkum dalam kegiatan Kritik Sumber. III. HASIL DAN KESIMPULAN Hasil Definisi Setting/Lokasi Penelitian Pare terletak 25 km sebelah timur laut Kota Kediri, atau 120 km barat daya Kota Surabaya. Pare berada pada jalur Kediri- Malang dan jalur Jombang-Kediri serta Jombang-Blitar. Kota Pare yang berada pada ketinggian 125 meter di atas permukaan laut ini mempunyai udara yang tidak terlalu panas. Berbagai jenis jajanan dan makanan dengan harga yang terjangkau banyak dijumpai di Kota kecil ini. Berbagai insfrastruktur dan fasilitas kehidupan Kota juga dengan mudah dapat dijumpai seperti: Rumah Sakit HVA Tulungrejo, Masjid An-Nur, Taman Kilisuci dan yang terkenal adalah Kampung Inggris sebagai tempat Belajar Bahasa Inggris. 7

Sejarah Terbentuknya Tentara Genie Pelajar (TGP) Pada 14 Oktober 1946, dalam suasana gencatan senjata dan status quo, dirintis upaya perundingan RI-Belanda yang menghasilkan perjanjian Linggarjati. Selama itu diberlakukan suatu keadaan gencatan senjata dari kedua belah pihak. Dengan tidak adanya lagi tugas-tugas operasional pembelaan negara, maka para pelajar pejuang bersenjata menarik diri dari medan pertempuran untuk belajar kembali menekuni pendidikan di sekolah. Disusul kemudian ada pengumuman dari sekolah bahwa STN/SMTT Akan dibuka kembali di Lawang, Malang, Blitar dan Kediri. Ujian Pertama Tentara Genie Pelajar (TGP) Belum genap 6 bulan Usia TGP sudah harus menghadapi ujian pertama yang berat, yaitu ikut menghadapi Agresi Militer Belanda Pertama pada tanggal 21 Juli 1947. Gencatan senjata 14 Oktober 1946 dan Persetujuan Linggarjati yang ditandatangani pada tanggal 25 Maret 1947 telah dimanfaatkan oleh Belanda untuk menyusun kembali kekuatan militernya yang pada masa Perang Dunia II telah dihancurkan oleh pasukan Jepang. Pada periode itu pula Belanda kemudian menerima daerah pendudukan dari tangan pasukan Inggris selaku tentara sekutu yang pada akhir tahun 1946 mulai menarik pasukannya dari Indonesia. Sejarah Terbentuknya Tentara Genie Pelajar Detasemen III Pare (Kediri) Setelah Kota Malang jatuh ke tangan Belanda, maka kedudukan Markas Divisi VII dipindahkan ke Sumberpucung, sebuah Kota Kecamatan, di sebelah Timur Blitar. Begitu juga halnya dengan Pusat Pemerintahan Karesidenan Malang, sejak itu juga dipindahkan ke Kecamatan tersebut. sejalan dengan kepindahan itu maka kesatuan-kesatuan bersenjata lainnya juga memindahkan markasnya ke Sumberpucung. Ketika itu di Sumberpucung ada dua markas yaitu Comando Oemoem Gerilya (COG) Sebagai Markas TNI dan TGP serta Markas Gerilya (MG), Sebagai Markas P3 (Brimob). TRIP, Biro Perjuangan dan Badan Pejuangan Bersenjata lainnya. Akibat sikap Panglima Divisi VII yang tidak terpuji selama menghadapi serangan Belanda ke Malang, di lingkungan Divisi tersebut kemudian timbul rasa tidak puas atas kepemimpinan panglima. Sejarah Perjuangan Tentara Genie Pelajar Detasemen III Pare (Kediri) Kesatuan TGP Pare merupakan seksi IV dari Kompi I. selama perang gerilya menghadapi Belanda, mereka secara taktis 8

berada di bawah komando SWK/Batalyon Merak pimpinan Mayor Soenandar Priyosoedarmo. Mereka terbagi dalam kelompok-kelompok kecil diperbatukan pada kesatuan TNI. Daerah operasinya tersebar di daerah Pare, Nganjuk, Kertosono, sampai Jombang. Ketika pasukan Belanda pada tanggal 25 Desember 1948 masuk ke Kediri mereka mendapat perintah dari Mayor Soenandar untuk membumi hanguskan beberapa bangunan penting di Pare dan sekitarnya. Penghadangan TGP Detasemen III Pare (Kediri) di Tegowangi Tegowangi adalah Nama sebuah desa di tepi jalan raya klas III yang menghubungkan Pare dan Papar. Di jalan raya ini sering dilalui oleh konvoi kendaraan Belanda yang biasanya selalu didahului oleh beberapa panser. Yang mengambil bagian dalam penghadangan ini hanya Sembilan orang, lima orang anggota TGP. Bom tarik yang mereka gunakan dari ukuran 25 kg dan 50 kg. Medan yang mereka pilih adalah Medan terbuka berupa sawahan terletak di antara dua kampung. Penghadangan TGP Detasemen III Pare (Kediri) di Bogo Berbeda dengan penghadangan di Tegowangi, yang tanpa disertai dukungan kesatuan infanteri, penghadangan berikutnya di Bogo. Kesatuan PHB dan TGP memperoleh dukungan dari satu kompi infanteri pimpinan Kapten Sumadi dari Batalyon Merak. Desa Bogo juga terletak di jalan Pare-Papar. Medan penghadangan yang dipilih adalah medan sawah yang terbuka. Antara jalan raya dan sawah terdapat selokan yang tepinya ditumbuhi Alang-alang. Menurut G. Hartono, bom yang mereka pasang berjumlah 3 (tiga) buah dari ukuran 250 kg. Bagi mereka yang kembali ke sekolah disalurkan melalui Kantor Urusan Demobilisasi Pelajar (KUDP) dengan mendapat tunjangan belajar sesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP) No. 32, Golongan ini merupakan jumlah yang terbesar. Kesimpulan Dari uraian di atas, mulai dari bab pertama sampai bab terakhir maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Sejarah Terbentuknya Tentara Genie Pelajar (TGP) Karena perlunya tentara untuk mempertahankan Republik Indonesia yang baru berdiri maka di Surabaya terbentuklah BKR (Badan Keamanan Rakyat), PRI (Pemuda Republik Indonesia), AMI (Angkatan Muda Indonesia), BPRI (Barisan 9

Pemberontakan Rakyat Indonesia) dan lain sebagainya. Pada 1 Oktober 1945, 20 orang siswa STN/SMTT mengikuti para guru mereka, di antaranya Hasanudin dan Kaswadi, masuk menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR) Tehnik. Selama masa perebutan kekuasaan, pasukan pelajar (BKR Pelajar) aktif menyertai perebutan senjata, antara lain penyerbuan terhadap tangsi Don Bosco dan tempat lain yang memungkinkan pasukan menambah jumlah persenjataannya.pada tanggal 2 Oktober 1945, setelah Jepang menyerah, lalu senjata-senjata yang berlimpah oleh karena ada satu brigade Angkatan Darat Jepang dan satu armada Angkatan Laut Jepang yang meng hibah kan persenjataan tempurnya maka senjata-senjata ini seperti dibagikan gratis kepada banyak pemuda dan rakyat Surabaya. Termasuk disini pemuda-pemuda pelajar mulai dari SMP, SMT (Sekolah Menengah Tehnik), ST dan SMTT. Pada 14 Oktober 1946, dalam suasana gencatan senjata dan status quo, dirintis upaya perundingan RI-Belanda yang menghasilkan perjanjian Linggarjati. Selama itu diberlakukan suatu keadaan gencatan senjata dari kedua belah pihak. Dengan tidak adanya lagi tugastugas operasional pembelaan negara, maka para pelajar pejuang bersenjata menarik diri dari medan pertempuran untuk belajar kembali menekuni pendidikan di sekolah. Disusul kemudian ada pengumuman dari sekolah bahwa STN/SMTT akan dibuka kembali di Lawang, Malang, Blitar dan Kediri. Khususnya bagi murid kelas III STN/SMTT akan dibuka di Lawang dan diasramakan di Jalan Sumberwaras Lawang. Di Lawang kurang lebih 5 bulan ada kenaikan kelas, kemudian sekolah dipindah lagi ke Kota Malang yang untuk sementara waktu masih menumpang di Gedung Katholik Corjesu (sekarang berada di depan Rumah Sakit Umum Celaket Malang). Tidak berapa lama, sekolah dipindah lagi ke SMP Kristen di Jalan Semeru No. 42 Malang. Di sinilah tempat kelahiran kesatuan Tentara Genie Pelajar (TGP) di bawah pimpinan Soenarto terbentuk, tepatnya pada tanggal 2 Februari 1947. 2. Sejarah Terbentuknya Tentara Genie Pelajar Detasemen III Pare (Kediri) Detasemen III Pare didirikan setelah Agresi Belanda I. Ada 12 anggota TGP dari Sumberpucung yang menangani pembentukan Detasemen III Pare dan bertindak sebagai instruktur. Anggota Detasemen III adalah para siswa sekolah Tehnik Pare, 10

60 orang jumlahnya. ST Pare dibentuk pada tahun 1946 setelah para pelajar ST Sawahan banyak yang mengugsi ke Pare. Kepala ST Pare pertama adalah Sumartono, yang juga berpendidikan Koningin Emma School, Sawahan Surabaya, ST 4 tahun Pare ini adalah kelanjutan dari Ambacht Leergang (Sekolah Tehnik 2 tahun) dari zaman Belanda yang di zaman Jepang menjadi Sekolah Pertukangan yang lama pendidikannya 2 tahun dan Sekolah Montir yang lamanya 3 tahun. Komandan Detasemen III Pare pertama adalah Yitno Gurka. Tak lama kemudian ida diganti oleh Uripto. Detasemen Pare terdiri atas 3 regu. Regu Pionir dipimpin Tasmono. Regu Fabricage dipimpin Slamet, sedang regu PHB dipimpin Sugihardjo. Ketika ada reorganisasi detasemen menjadi kompi, maka Detasemen III Pare bersama Detasemen I Sumberpucung dilebur menjadi Kompi I berkedudukan di Blitar. Sejak itu kesatuan TGP di Pare dibentuk menjadi satu seksi di bawah pimpinan Sukardi Pranoto, sedang wakilnya Slamet Prasodjo. Dalam kles II nanti Sukardi Pranoto gugur sehingga sejak itu pimpinan TGP Pare dipegang oleh Slamet Prasodjo. 3. Sejarah perjuangan Tentara Genie Pelajar Detasemen III Pare (Kediri) Kesatuan TGP Pare merupakan seksi IV dari Kompi I. selama perang gerilya menghadapi Belanda, mereka secara taktis berada di bawah komando SWK/Batalyon Merak pimpinan Mayor Soenandar Priyosoedarmo. Mereka terbagi dalam kelompokkelompok kecil diperbantukan pada kesatuan TNI. Daerah operasinya tersebar di daerah Pare, Nganjuk, Kertosono, sampai Jombang. Ketika pasukan Belanda pada tanggal 25 Desember 1948 masuk ke Kediri mereka mendapat perintah dari Mayor Soenandar untuk membumi hanguskan beberapa bangunan penting di Pare dan sekitarnya. Bangunan yang mereka bumi hanguskan, adalah beberapa jembatan Pare-Wates, Pare-Kandangan dan Pare-Jombang. sedang pabrik yang berhasil mereka rusak adalah pabrik kopi, Ngangkah dan pabrik kopi Satah. Bersama batalyon Merak dan Staf Pertahanan Rakyat (SPR) pasukan TGP pada tanggal 22 Mei 1949 melakukan serangan umum terhadap kota Pare. dalam serangan umum ini seorang anggota TGP Pare, Sudjono, gugur. jenazahnya dimakamkan di Desa Mergo Patutu Kecamatan Sawahan, Nganjuk. dalam serangan penghadangan TGP di Plosorejo, Grojokan, 7 km di selatan Pare, terhadap patroli pasukan Belanda, dua 11

anggota TGP, Soewarno dan Soekardi (Dandiel) terhadap dan kemudian dibawa/ditahan di Madiun. musibah terberat yang dialami oleh seksi Pare, terjadi dalam peristiwa penghadangan di Ngliman. nganjuk pada tanggal 17 Juni1949. dalam penghadangannya tersebut kesatuan TGP yang dipimpin sendiri oleh Soekardi Pranoto dan kesatuan Hisbullah terlibat bertempur dengan dua seksi pasukan Belanda. dalam pertempuran yang berlangsung sampai beberapa jam, Soekardi Pranoto dan Munhartoyo anggota TGP, gugur seketika. IV. DAFTAR PUSTAKA Pusat sejarah dan Tradisi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia. Peranan Pelajar dalam Perang Kemerdekaan. 1985. Jakarta : Pusat sejarah dan Tradisi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia Radjab, A. 1983. TRIP dan Perang Kemerdekaan. Surabaya : Kasnendra Suminar Ricklefs, M.C. Tanpa Tahun. Sejarah Indonesia Modern 1200-2008. Terjemahan Tim Penerjemah Serambi Jakarta. 2008. Jakarta : PT Serambi Ilmu Semesta. Sjamsuddin, Helius. 2007. Metodologi Sejarah. Jakarta : Ombak. Sugito, Sigit. 1987. Peranan Pelajar dan Mahasiswa Dalam Perang Kemerdekaan. Jakarta :Departemen Pertahanan-Keamanan Pusat Sejarah- ABRI. Asmadi, 1985. Pelajar Pejuang. Jakarta : Sinar Harapan. Dinas Sejarah Militer TNI-Angkatan Darat. 1986. Perjuangan Pelajar Bersenjata TRIP Jawa Timur. Jakarta : Dinas Pembinaan Mental TNI-Angkatan Darat. Imran, A. & Wiadi, A. 1985. Peranan Pelajar Dalam Perang Kemerdekaan. Jakarta: Pusat Sejarah dan Tradisi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia. Kuntowijoyo. 2003. Metodologi Sejarah. Jakarta : PT Tiara Wacana. Moekhardi. 1983. Pelajar Pejuang TGP 1945-1950. Surabaya : Diterbitkan Yayasan Ex Batalyon TGP Brigade XVII Surabaya. 12