PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI DALAM PENINGKATAN FUNGSI MOTORIK KASAR ANAK USIA DINI DI PAUD Al-FATHONAH

dokumen-dokumen yang mirip
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang dalam proses pembelajarannya menekankan pada prinsip bermain

BAB I PENDAHULUAN. semua aspek, baik kognitif, efektif maupun fisik motorik. besar, sebagian atau seluruh anggota tubuh. Contohnya berjalan, berlari,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI IMITASI DALAM GERAK TARI DI TAMAN KANAK KANAK AL HIKMAH LUBUK BASUNG FIRMAWATI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mandiri ilmu yang dipelajarinya. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. kandungan hingga usia 8 tahun. Pendidikan bagi anak usia dini dilakukan melalui

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak usia dini pada hakikatnya merupakan anak yang berusia 0-6 tahun

BAB I PENDAHULUAN. gembira dapat memotivasi anak untuk belajar. Lingkungan harus diciptakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Tinjauan Mata Kuliah Masa TK : perkembangan fisik dan kemampuan anak berlangsung sangat cepat. Perkembangan Motorik Perkembangan motorik identik denga

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan dasar yang diberikan kepada

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya anak usia dini merupakan masa-masa keemasan yang harus

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan yang pesat bahkan dikatakan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini adalah suatu proses pembinaan tumbuh kembang

Modul 3 PPG-Konten Kurikulum 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

ARTIKEL ILMIAH Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Anak Usia Dini SIWI ENDAH TISNOWATI A53B090202

BAB I PENDAHULUAN. terhadap apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan. Anak seolah-olah tidak

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini pada hakikatnya adalah anak yang berusia 0-6 tahun yang

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan generasi sumber daya manusia yang lebih baik. Pendidikan anak usia

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI SENAM FANTASI MENURUT CERITA DI TAMAN KANAK-KANAK NEGERI PEMBINA PADANG PARIAMAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR MELALUI PERMAINAN KREATIF ANAK USIA 3-4 TAHUN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI

MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK MOTORIK KASAR ANAK MELALUI ALAT PERMAINAN EDUKATIF PADA KELOMPOK B TK AL-HIDAYAH TALISE PALU UTARA

KONSEP DASAR PENDIDIKAN PAUD. Oleh: Fitta Ummaya Santi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Taman Kanak- Kanak termasuk jenjang Pendidikan Anak Usia

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan selanjutnya. Pendidikan memegang peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Tubuh manusia merupakan hal yang bisa dipelajari, baik bentuk maupun

Al-Hikmah Jurnal Kependidikan dan Syariah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan anak usia dini (PAUD) menurut Hasan (2011: 15), adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas dan diharapkan akan menjadi pelaku dalam pembangunan suatu

MODEL PENGENALAN AKTIVITAS JASMANI BAGI SISWA TAMAN KANAK-KANAK

BAB I PENDAHULUAN. pilar yaitu, learning to know, learning to do, learning to be, dan learning to live

BAB I PENDAHULUAN. Dunia anak adalah dunia bermain, di mana masa ini secara naluriah

ARTIKEL SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PG PAUD OLEH :

KEGIATAN LATIHAN GERAK DAN LAGU (JERUK BALI) UNTUK MENINGKATKAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN. usia enam tahun menurut Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang tepat bagi anak sejak masa usia dini. aspek perkembangan kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual mengalami

Disusun oleh : WINDITA FITRI ILHAMI A

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi PG PAUD FKIP UNP KEDIRI.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

ANALISIS MATERI. Pentingnya meningkatkan perkembangan motorik, diantaranya :

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR MELALUI PERMAINAN SONDA GANDA MODIFIKASI PADA ANAK KELOMPOK BERMAIN AL-HASANAH

BAB I PENDAHULUAN. yang tepat bagi perkembangan buah hatinya. Dengan demikian anak akan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa

BAB 1 PENDAHULUAN. (tumbuh dan kembang) terjadi bersama dengan golden age (masa peka).

perkembangan anak. Sebagaimana yang tercantum dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS yang menyebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang

2014 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK USIA DINI MELALUI KEGIATAN MENGANYAM

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI TARI LAYANG-LAYANG DI TAMAN KANAK-KANAK PRESIDEN 2 PADANG

PENGARUH PERMAINAN LOMPAT TALI TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK DI KELOMPOK B RA AL-MUHAJIRIN PALU ABSTRAK

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI SENAM FANTASI DI TAMAN KANAK KANAK AL HIKMAH LUBUK BASUNG. Martini ABSTRAK

PENGARUH PERMAINAN MODIFIKASI BOLA BASKET TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK DI KELOMPOK B2 TK AL-KHAIRAAT III PALU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penting karena Pendidikan Anak Usia Dini merupakan fondasi dasar. Pendidikan Nasional, Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya

BAB I PENDAHULUAN. adalah segala perubahan yang terjadi pada anak yang meliputi seluruh perubahan, baik

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut yang diselenggarakan baik formal, informal

I. PENDAHULUAN. dalam memasuki jenjang pendidikan selanjutnya. kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan

PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI SENAM IRAMA DI TAMAN KANAK-KANAK BINA UMMAT PESISIR SELATAN

2014 USIA DINI MELALUI KEGIATAN BERJALAN DI ATAS PAPAN TITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia.

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG MELALUI PERMAINAN KERANJANG TEMPURUNG DAN BIJI SALAK DI TAMAN KANAK-KANAK PK3A TAEH BARUAH KECAMATAN PAYAKUMBUH

PENDAHULUAN. Masing-masing anak memiliki bakat dan potensi yang telah dibawanya dari

I. PENDAHULUAN. anak belajar menguasai tingkat yang lebih tinggi dari aspek-aspek gerakan,

PENINGKATKAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI BERMAIN BOLA RING DI TK NURUL WATHAN KABUPATEN PESISIR SELATAN

Pembelajaran Pendidikan Jasmani untuk Tingkat Raudhatul Athfal ( Khusus pengembangan motorik anak TK / RA )

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. merupakan salah satu TK yang berada di Kabupaten Gorontalo, di mana proses pembelajarannya

Jurnal Pesona PAUD, Vol. I. No.1.Wani

BAB I PENDAHULUAN. atau usia dini dimana pada masa ini adalah masa penentuan. karakter usia dini yang salah satunya adalah masa berkelompok anakanak

BAB I PENDAHULUAN. proses perubahan untuk membangunmanusia bermutu. Becker (Jasmansyah,

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR MELALUI TEKNIK LOKOMOTOR PADA ANAK KELOMPOK B DI TK NEGERI PEMBINA KECAMATAN SIPATANA KOTA GORONTALO

Ni Luh Gede Sudewiyani 1 ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Anak Usia Dini (AUD) merupakan kelompok usia yang berada dalam. proses perkembangan unik, karena proses perkembangannya (tumbuh dan

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kebutuhan anak usia dini terlayani sesuai dengan masa. perkembangannya. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, menurut Undang-Undang Nomor 20

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia dini (0 6 tahun) merupakan usia peka dimana pada usia ini anak memiliki

PENINGKATAN KEMAMPUAN MATEMATIKA ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN JAM PINTAR DI TAMAN KANAK - KANAK PEMBINA KEC. BARANGIN SAWAHLUNTO

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS PADA KELOMPOK B DI TK AL-KHAIRAAT LOLU

BAB1 PENDAHULUAN. dalamnya pendidikan Taman Kanak-kanak. Hal ini di maksudkan selain mencerdaskan

PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

MENGENALKAN HURUF MELALUI LONCAT ABJAD PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang dapat mempengaruhi proses serta hasil pendidikan pada

PERMAINAN KESEIMBANGAN TUBUH BERPENGARUH TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK TK KELOMPOK A

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dunia anak identik dengan dunia bermain, maka kehidupan anak usia

PENERAPAN AKTIVITAS RITMIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK MOTORIK ANAK KELOMPOK A TK IT AISYIYAH LABAN KEC. MOJOLABAN TAHUN AJARAN 2013/2014

2016 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI PEMBELAJARAN TARI KREASI BALI

BAB I PENDAHULUAN. mendefiniskan pendidikan anak usia dini sebagai. boleh terpisah karena ketiganya saling berkaitan. Aspek kognitif berkaitan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI Diajukan Untuk Sebagian Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd.) Pada Jurusan PG-PAUD OLEH :

APLIKASI OLAHRAGA SENAM RITMIK PADA ANAK USIA DINI Oleh Kodrad Budiyono, S.Pd. M.Or

BAB I PENDAHULUAN. oleh pemerintah. Utamanya untuk Pendidikan anak Usia Dini. Menurut UU

BAB I PENDAHULUAN. mengatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia lahir sampai dengan memasuki pendidikan dasar merupakan masa

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan agar pribadi anak berkembang secara optimal. Tertunda atau

Transkripsi:

PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI DALAM PENINGKATAN FUNGSI MOTORIK KASAR ANAK USIA DINI DI PAUD Al-FATHONAH Dede Suhartini e-mail : d3d3suhartini@gmail.com Program Studi Pendidikan Luar Sekolah ABSTRAK Permasalahan dalam penelitian ini adalah: Apakah benar metode demonstrasi dapat memberikan kontribusi terhadap peningkatan fungsi mororik kasar pada anak usia dini di PAUD Al-Fathonah? Dan tujuan dari penelitian adalah: 1. Mendeskripsikan kondisi PAUD Al-Fathonah. 2. Mendeskripsikan pelaksanaan metode demonstrasi dalam rangka meningkatkan fungsi motorik kasar. 3. Mendeskripsikan efetiktifitas metode demonstrasi terhadap peningkatan motorik kasar. 4. Mendeskripsikan kesulitan tutor. Kata Kunci : Motorik Kasar, Anak Usia Dini, Metode Demonstrasi PENDAHULUAN Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut (UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat 14). Dalam buku Anak Prasekolah (2000), tertulis bahwa: masa lima tahun pertama adalah masa pesatnya perkembangan motorik anak. Perkembangan motorik anak disebut sebagai perkembangan dari unsur kematangan dan pengendalian gerak tubuh. Perkembangan motorik ini erat kaitannya dengan perkembangan pusat motorik di otak. Keterampilan motorik berkembang sejalan dengan kematangan syaraf dan otot (Bambang Sujiono dkk, 2008). Perkembangan motorik kasar untuk anak usia dini antara lain melempar dan menangkap bola, berjalan di atas papan titian (keseimbangan tubuh), berjalan dengan berbagai variasi (maju mundur di atas satu garis), memanjat dan bergelantungan (berayun), melompati parit atau guling, dan sebagainya. Salah satu metoda yang dapat digunakan untuk meningkatkan fungsi motorik kasar adalah dengan metoda demonstrasi. Metoda demonstrasi adalah suatu strategi pengembangan dengan cara memberikan pengalaman belajar melalui perbuatan melihat dan mendengarkan yang diikuti dengan meniru pekerjaan yang didemonstrasikan. Metode demonstrasi dapat juga dikatakan sebagai suatu metode untuk memperagakan serangkaian tindakan berupa gerakan yang menggambarkan suatu cara kerja atau urutan proses sebuah peristiwa/ kejadian. Biasanya metode demonstrasi ini dipakai untuk membuktikan sesuatu atu gerakan untuk dicontoh (Winda dkk, 2008). Demonstrasi merupakan praktek yang diperagakan kepada peserta. Karena itu, demonstrasi dapat dibagi menjadi dua tujuan: demonstrasi proses untuk memahami langkah demi langkah; dan demonstrasi hasil untuk memperlihatkan atau memperagakan hasil dari sebuah proses. Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian yang bertujuan untuk mengetahui peningkatan fungsi motorik kasar pada anak usia dini melalui metoda demonstrasi menarik untuk dilakukan. KAJIAN TEORI DAN METODE Pendidikan Luar Sekolah adalah setiap kegiatan pendidikan yang terorganisir yang diselenggarakan di luar sistem formal, baik tersendiri maupun merupakan bagian dari suatu kegiatan yang luas, yang dimaksudkan untuk memberikan layanan kepada sasaran didik tertentu dalam rangka mencapai tujuan-tujuan belajar. Tujuan dari pendidikan luar sekolah adalah untuk mengembangkan sumber daya manusia dalam kualitas dan potensi dirinya melalui pendidikan yang berlangsung sepanjang hayat. Pendidikan dapat dibagi menjadi 3, yaitu pendidikan formal, informal, dan nonformal. Tujuan utama PAUD adalah memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak sedini mungkin meliputi aspek- 1

aspek fisik, psikis, dan sosial secara menyeluruh yang merupakan hak anak. Perkembangan motorik pada anak usia memiliki beberapa peran penting bagi perkembangannya, diantaranya: 1. Peran kemampuan motorik untuk perkembangan fisiologis anak Dari segi fisiologis, pentingnya anak bergerak atau berolahraga akan menjaga anak agar tak mendapat masalah dengan jantungnya karena sering dan rutinnya anak bergerak dengan cara berolahraga maka kegiatan tersebut juga menstimulasi semua proses fisiologis anak, seperti peningkatan sirkulasi darah dan pernapasannya. 2. Peran kemampuan motorik untuk perkembangan sosil dan emosional anak Seorang anak yang memiliki kemampuan motorik yang baik, akan mempunyai rasa percaya diri yang besar. Lingkungan temantemannya pun akan menerima anak yang memiliki kemampuan motorik atau gerak lebih baik, sedangkan anak yang tak memiliki kemampuan gerak tertentu akan kurang diterima teman-temannya. 3. Peran kemampuan motorik untuk kognitif anak Adanya kemampuan/keterampilan motorik anak juga akan menumbuhkan kreativitas dan imajinasi anak yang merupakan bagian dari perkembangan mental anak. Perkembangan kemampuan motorik kasar dan halus anak yang baik akan membuat anak lebih dapat mengembangkan kognitif anak dalam hal kreativitas dan imajinasinya. Metode demonstrasi adalah suatu strategi pengembangan dengan cara memberikan pengalaman belajar melalui perbuatan melihat dan mendengarkan yang diikuti dengan meniru pekerjaan yang didemonstrasikan. Metode demonstrasi dapat dipergunakan untuk memenuhi dua manfaat. Pertama, dapat dipergunakan untuk memberikan ilustrasi dalam menjelaskan informasi kepada anak. Kedua, metode demonstrasi dapat membantu meningkatkan daya pikir anak dalam peningkatan kemampuan mengenal, mengingat, berpikir kovergen, dan berpikir evaluatif (Moeslichatoen, 2004). Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode yang bercorak kualitatif melalui studi kasus. Studi kasus dapat diartikan sebagai kajian analitis dan deskriptif secara mendalam dan rinci tentang suatu program yang diselenggarakan oleh perorangan, organisasi, lembaga, atau masyarakat. Evaluasi program yang menggunakan metode studi kasus bertujuan untuk mengkaji secara intensif latar belakang keadaan saat ini dan interaksi situasi lingkungan unit sosial tertentu yang meliputi kasus tertentu seperti individu, kelompok, lembaga, atau komunitas dalam masyarakat. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penyusunan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Observasi, yaitu penulis melakukan pengamatan langsung terhadap subjek penelitian. 2. Wawancara, yaitu data yang diperlukan sebagai data pendukung yaitu tutor/ penyelenggara PAUD/orang tua anak didik. 3. Studi pustaka, yaitu upaya perolehan berbagai teori yang diajukan sebagai bahan laporan teoritik dan data pendukung hasil penelitian. 4. Dokumentasi, yaitu upaya perolehan informasi/data tabulasi yang diperlukan sebagai bahan tertulis pada lembaga PAUD serta tutor. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 25 anak PAUD, serta ditunjang oleh sumber data lainnya, dalam hal ini pihak pengelola/penyelenggara tenaga pendidik /tutor/orang tua. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karkateristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini <100 orang, maka sampel yang diambil sebanyak 100% dari jumlah populasi yaitu berjumlah 25 orang. PEMBAHASAN Ruang lingkup program pembelajaran di kelompok bermain mencakup pengembangan aspek pada bidang pembentukan perilaku dan bidang pengembangan kemampuan dasar melalui kegiatan bermain dan pembiasaan program pembelajarn dilakukan secara terpadu. Tabel 4.1. Keadaan siswa PAUD berdasarkan golongan umur dan jenis kelamin Golongan Jenis Kelamin Umur L P Σ A. < 4 tahun 1 1 2 B. 4 5 tahun 7 7 14 C. 5 6 tahun 5 4 9 Jumlah 13 12 25 Berdasarkan tabel di atas, peserta didik di PAUD Al Fathonah adalah anak usia 3-6 tahun yang 2

berjumlah 25 anak usia dini. Sedangkan berdasarkan jenis kelamin terdiri dari 13 peserta didik laki-laki dan 12 peserta didik perempuan. Penggunaan metode demonstrasi hampir setiap hari dilaksanakan di PAUD Al-Fathonah dalam proses kegiatan pembelajaran dari segala aspek perkembangan dengan tujuan untuk memberikan pengalaman belajar melalui melihat dan mendengar, dapat memotivasi anak menjadi mandiri, mengembangkan daya fikir dan merangsang kreativitas anak serta menciptakan suasana belajar sambil bermain. Dalam pelaksanaan kegiatan demontrasi, ada tiga tahap kegiatan yaitu : 1. Kegiatan Pra Pengembangan Pada kegiatan pra pengembangan seorang tutor harus dapat mempersiapkan bahan dan alat yang akan digunakan sesuai tema pada saat kegiatan metode demontrasi dilaksanakan. Bahan dan alat yang digunakan harus sesuai dengan apa yang akan diperagakan oleh tutor dalam langkahlangkah mendemontrasikan egiatan pembelajaran sehingga anak dapat memahami apa yang diperagakan. 2. Kegiatan Pengembangan Sebelum kegiatan pengembangan motorik dilaksanakan, tutor mengajak anak untuk pemanasan terlebih dahulu, melemaskan otot-otot besar dengan menggerakkan badan, kepala, tangan dan kaki agar dalam mengikuti kegiatan tidak kaku. Setelah itu baru tutor mulai memperagakan langkahlangkah demonstrasi misalkan mendemontrasikan langkah-langkah cara menangkap dan melempar bola. 3. Kegiatan penutup Dalam kegiatan penutup dipergunakan tutor untuk memotivasi anak yang berhasil melakukan kegiatan dengan baik untuk berusaha lebih baik lagi dan anak yang kurang berhasil tutor harus dapat mendorong anak agar berusaha lagi. Efektifitas metode demonstrasi dalam rangka peningkatan motorik kasar dapat terlihat dari aspek penilaian. Penilaian yang dilakukan guru merupakan bagian yang tak terpisahkan dengan kegiatan pemberian pengalaman belajar dengan menggunakan metode demonstrasi baik metode demonstrasi yang disertai dengan penjelasan maupun metode demonstrasi dalam bentuk dramatisasi. Penilaian pengembangan fisik motorik di PAUD dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut: a. Pengamatan atau observasi Pengamatan dilakukan tutor pada saat anak melakukan kegiatan berlangsung dengan cara melihat,mendengar, mengamati dengan cermat dan teliti. b. Catatan anekdot Merupakan kumpulan catatan tentang sikap dan perilaku anak dalam situasi-situasi tertentu. Catatan anekdot merupakan catatan singkat peristiwa penting yang mengungkapkan perhatian secara individu. c. Portofolio Merupakan kumpulan atau dokumen hasil karya anak yang dikembangkan oleh anak dan guru yang dapat berfungsi sebagai dasar untuk menelaah usaha, perbaikan, proses, dan pencapaian pada satu bagian atau lebih aspek. Dari hasil pengamatan kepada 25 anak di PAUD Al-Fathonah penggunaan metode demontrasi dalam mendemontrasikan suatu langkah-langkah kegiatan dalam aspek perkembangan motorik kasar anak dari segi kemampuan berlari, meloncat, melempar bola, menangkap bola, merayap yang diperagakan tutor hampir 90% anak dapat mengikuti dan menirukan kembali apa yang didemontrasikan tutor. Metode demonstrasi efektif digunakan dalam kegiatan pembelajaran motorik kasar bila menggunakan metode demonstrasi yang yang dimulai dari tahap perencanaan kegiatan, pelaksanaan kegiatan dan penilaian kegiatan bisa diwujudkan. Peneliti mengadakan observasi kepada 3 anak peserta didik dan wawancara kepada kepala sekolah, tutor dan orangtua. Berikut ini merupakan hasil observasi di lapangan kepada 3 anak didik di PAUD Al-Fathonah, yaitu : Subjek Peneliti I Subjek peneliti I adalah anak laki-laki bernama Edho sekarang berusia 5 tahun 8 bulan anak kedua dari ayah bernama Gun gun dan ibu bernama Sofiya. Berdasarkan hasil observasi terhadap Edho, sebelum masuk PAUD Al-Fathonah sudah ikut play group terlebih dahulu setelah masuk di PAUD Edho merupakan anak yang mudah bergaul dengan teman, aktif serta mandiri, ketika proses pembelajaran dengan menggunakan metode demontrasi pada motorik kasar sudah berkembang dari aspek kemampuan berlari, meloncat, merayap, menangkap dan melempar bola. Berdasarkan hasil penelitian terhadap Edho selama kurang lebih 1 bulan atau 4 pertemuan perkembangan kemampuan Edho dalam hal: berlari 3

ditempat selama beberapa detik bisa dilakukan dengan baik, berlari dengan jarak 5-7 meter dengan cepat Edho lakukan begitu pula dengan berlari sambil memindahka benda dapat dilakukan tanpa kesulitan.hal ini terlihat dari otot-otot besarnya sudah lentur dan terkoordinasi dengan baik sehingga Edho dapat melakukan apa yang diperagakan diperintahkan tutor dengan baik dan menunjukkan perkembangan yang baik pula. Dari hasil pengamatan di atas dapat dilihat dari tabel di bawah ini perkembangan aspek motorik kasar Edho selama kurang lebih 4 kali pertemuan. Subjek Peneliti II Subjek peneliti II adalah anak laki-laki berusia 5 tahun 5 bulan bernama Nanda ia anak pertama dari pasangan suami istri yang ayahnya bernama Yayat Ruhiyat dan ibunya bernama Apong, pekerjaan ayahnya berdagang terkadang istri juga ikut membantu berdagang juga. Berdasarkan hasil observasi terhadap Nanda ketika masuk di PAUD Al- Fathonah ia anak yang pemalu tetapi mandiri karena sebelumnya ia belum pernah masuk play group terlebih dahulu. Ketika proses pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi pada motorik kasarnya nanda terlihat belum berkembang dari aspek kemampuan berlari, meloncat, menangkap dan melempar bola karena tidak adanya proses pengulangan pembelajaran. Tetapi setelah masuk PAUD Al-Fathonah menurut ibunya, perkembangan motorik Nanda mulai berkembang karena adanya bimbingan dalam proses pembelajaran oleh tutor sehingga otot-otot besarnya mulai lentur dan koordinasi antara otot dan otak nya mulai berkembang dengan baik, tetapi menurut tutor dalam kecepatan kemampuan Nanda masih lambat dibandingkan dengan Edho, karena Nanda anaknya masih belum percaya diri dalam melakukan kegiatan kemampuan berlari, meloncat. menangkap dan melempar bola karena dirumahnya jarang dilatih kembali secara teratur. Berdasarkan hasil penelitian terhadap Nanda selama kuramg lebih 1 bulan atau 4 kali pertemuan perkembangan kemampuan Nanda dalam hal: berlari ditempat beberapa detik bisa di lakukan tetapi masih terlihat tidak beraturan juga berlari jarak 7-10 meter dalam melakukannya terlihat masih berhati-hati jadi berlarinya sedikit lambat karena kurang percaya diri karena anak yang pemalu begitu juga dengan berlari sambil memindahkan benda. Subjek Peneliti III Subjek peneliti III adalah anak perempuan berusia 5 tahun 2 bulan bernama Dia anak pertama, dan kedua orangtuanya bekerja sehingga sehariharinya Dia ditinggal bersama pengasuhnya. Ketika masuk PAUD Al-Fathonah, Dia masih belum mandiri karena didalam kelas masih ditunggu oleh pengasuhnya dan masih suka menangis. Ketika dalam proses pembelajaran dengan menggunakan metode demontrasi pada motorik kasar dari aspek berlari, meloncar, menangkap dan melempar bola belum berkembang. Hal ini diperkuat oleh pengasuhnya yang merupakan ibu rumah tangga yang berusia 45 tahun, dalam proses pengulangan pembelajaran dirumah jarang diulang kembali karena kedua orangtunya sibuk bekerja dari pagi sampai sore sehingga kurang adanya perhatian kepada perkembangan anaknya dan kurang diberikan stimulasi terhadap perkembangan fisiknya jadi pertumbuhan dan perkembangan motorik kasarnya sedikit terlambat dibandingkan anak seusianya,diperkuat juga oleh tutor memang perkembangan motorik kasar Dia belum berkembang karena setiap melakukan pembelajaran terhadap motoriknya masih harus dibantu dan dibimbing. Dari hasil pengamatan kepada Dia selama kurang lebih 1 bulan atau 4 pertemuan dalam kemampuan berlari di tempat selama beberapa detik. berlari berjarak 7-10 meter dan berlari sambil memindahkan benda, Dia dalam melakukan kegiatan tersebut harus selalu diberikan motivasi,dibimbing dan dibantu padahal dia bisa melakukannya. Dalam kemampuan meloncat dengan 10 lompatan, meloncat melewati 10 garis dia mau melakukannya dengan dibimbing dan dalam melakukan lompatannya hanya 1 loncatan berhenti begitu selanjutnya karena otot-otot kakinya belum lentur dan masih kaku juga kekuatan kakinya belum kuat,sedangkan dalam meloncat dari atas bangku harus dibantu dengan memegang tangannya baru dia mau meloncat. Begitu juga dalam kemampuan menangkap bola Dia selalu diam kalau tutor melemparkan bola ke arahnya selalu didiamkan begitu saja tanpa mau menangkapnya sehingga tutor harus membantu dari belakang sambil memegang tangannya agar ia mau menangkap bola itu yang di lemparkan ke arahnya, sedangkan dalam melempar bola dengan kedua tangannya Dia mau melakukannya hanya saja melemparnya kemana saja tanpa arah. Dari hasil pengamatan diatas dapat dilihat perkembangan motorik kasar Dia selama 4 pertemuan dapat disimpulkan bahwa perkembangan motorik kasar Dia dari segi kemampuan berlari, meloncat, menangkap dan melempar bola selama 4 pertemuan belum menunjukkan perkembangan yang baik hal ini disebabkan dia dalam melakukan 4

kegiatan belum mandiri harus selalu dibimbing dan dibantu oleh tutor dan tidak adanya proses pengulangan di rumah secara teratur, juga tidak adanya stimulasi dari orangtuanya sehingga otot-otot besarnya belum kuat dan masih kaku juga koordinasi antara otot dan otok nya belum seimbang. KESIMPULAN Berdasarkan hasil dari pengolahan dan analisis terhadap data yang ditemukan dalam penelitian, maka dapat ditarik kesimpulan dan sebagai berikut : 1. Kondisi objektif PAUD Al-Fathonah PAUD Al-Fathonah telah memiliki persyaratan yang ditetapkan oleh Dinas Pendidikan karena sudah memiliki ijin operasional, memiliki program kegiatan belajar yang mengacu pada kurikulum, adanya peserta didik, tutor serta didukung oleh sarana dan prasarana. 2. Pelaksanaan metode demontrasi dalam rangka meningkatkan fungsi motorik kasar Metode demonstrasi memiliki rancangan kegiatan yang jelas, mulai dari tahap perencanaan kegiatan, pelaksanaan kegiatan sampai penilaian, dimana metode demontrasi dapat memperlihatkan secara kongkrit langkah-langkah apa yang diperagakan tutor serta membantu mengembangkan kemampuan peniruan yang tepat. 3. Efektifitas metode demontrasi terhadap peningkatan motorik kasar Efektifitas dalam metode demontrasi dilakukan dengan cara penilaian langsung terhadap anak, agar dapat mengetahui secara rinci perkembangan tiap-tiap anak didik sudah berkembang atau belum. 4. Kesulitan Tutor dalam penggunaan metode demontrasi Kesulitan tutor dalam proses pembelajaran dengan menggunakan metode demontrasi adalah dalam menentukan tema yang sesuai, pengkondisian anak serta penilaian untuk dapat meningkatkan fungsi motorik kasar pada anak. 5. Hasil penelitian terhadap motorik kasar pada anak didik Setiap anak memiliki pertumbuhan dan perkembangan fisik yang berbeda-beda, ada yang cepat dan ada yang lambat ini karena adanya beberapa faktor yang mempengaruhi, misalnya keturunan, asupan gizi yang kurang, pemberian stimulasi yang salah dan lingkungan yang tidak mendukung. DAFTAR PUSTAKA Direktorat PADU. 2004. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Depdiknas. Direktorat PADU. 2009. Permen Standar PAUD Formal dan Nonformal. Jakarta: Depdiknas. Direktorat PADU. 2012. Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Kelompok Bermain. Jakarta: Depdiknas. Fridani, Lara, et.al. 2008. Evaluasi Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta: Universitas Terbuka. Gunarti, Winda, et.al. 2008. Metode Pengembangan Perilaku dan Kemampuan Dasar Anak Usia Dini. Jakarta: Universitas Terbuka. Hamidah, Nurlaela. 2010. Metodologi Pengajaran Anak Usia Dini Sesuai KTSP. Bandung: Dinas Pendidikan. Herdiana, Asep. 2010. Kumpulan Materi Penelitian Sosial. Bandung: STKIP Siliwangi. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2011. Pedoman Peningkatan Kompetensi Pendidik, Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal Berbasis Pendidikan Karakter. Jakarta. R, Moeslichatoen. 2004. Metode Pengajaran di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Asdi Mahasatya. Rohanah, Pipit. 2009. Peningkatan Fungsi Motorik Halus pada Anak Usia Dini Melalui Metode Demonstrasi di Kelompok Bermain Setiabudhi Bandung. Skripsi Sarjana Pendidikan pada FPLS UPI Bandung: tidak diterbitkan. Seefeldt, Carol, et.al. 2008. Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Indeks. Sudjana, D. 2001. Metode dan Teknik Pembelajaran Partisipatif. Bandung: Falah Production. Sudjana, D. 2006. Evaluasi Program Pendidikan Luar Sekolah. Bandung: Rosda Sujiono, Bambang, et.al., 2008. Metode Pengembangan Fisik. Jakarta : Universitas Terbuka. UU RI No.20 Tahun 2003. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: PT Intan. 5