Pendahuluan. Komunikasi Allah dan Manusia.

dokumen-dokumen yang mirip
KEPUASAN PERNIKAHAN DITINJAU DARI KEMATANGAN PRIBADI DAN KUALITAS KOMUNIKASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Maha Esa kepada setiap makhluknya. Kelahiran, perkawinan, serta kematian

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Dunia ini tidak pernah lepas dari kehidupan. Ketika lahir, sudah disambut

HUBUNGAN DENGAN ALLAH

BAB 2 KETRAMPILAN INTERPERSONAL

BAB IV ANALISIS DATA. umumnya para remaja, tak terkecuali para remaja Broken Home, baik pada saat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kualitas Perkawinan. Definisi lain menurut Wahyuningsih (2013) berdasarkan teori Fowers dan

BAB IV ANALISIS DATA

BAB V PENUTUP. A. Simpulan. Manusia adalah makhluk hidup yang dapat dilihat dari dua sisi,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Anak merupakan generasi penerus dan aset pembangunan. Anak menjadi

Delapan Fungsi Keluarga dalam Membentuk Generasi Penerus Bangsa

BAB I PENDAHULUAN. penting. Keputusan yang dibuat individu untuk menikah dan berada dalam

KEBEBASAN DARI KEKUATIRAN DAN KEGELISAHAN Bagian ke-1

Materi Minggu 1. Komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. tergantung pada konteks dan situasi. Untuk memahami makna dari

Seri Iman Kristen (4/10)

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia sebagai makhluk berbudaya mengenal adat istiadat yang

5. Pilihlah salah satu dari pilihan di bawah ini yang merupakan KELEMAHAN anda! (Jawablah dengan sejujur-jujurnya)

BAB I PENDAHULUAN. Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal

Awal Kesedihan Manusia

Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan. Awal Kesedihan Manusia

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Di era sekarang perceraian seolah-olah menjadi. langsung oleh Direktorat Jenderal Badan Peradilan Agama Mahkamah

Manusia dan Cinta Kasih

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bahkan sampai merinding serta menggetarkan bahu ketika mendengarkan kata

Islami. Pernikahan Dalam Islam

BAB I PENDAHULUAN. melainkan juga mengikat janji dihadapan Tuhan Yang Maha Esa untuk hidup

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak terus bekerja, dan daya serap anak-anak tentang dunia makin meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. Pernikahan merupakan suatu institusi sosial yang diakui disetiap kebudayaan

BAB I PENDAHULUAN. keluarga. Sebagai unit terkecil dalam masyarakat, keluarga memerlukan organisasi

Level 2 Pelajaran 11

BAB I PENDAHULUAN. mencari dan menemukan pasangan hidup yang akhirnya akan. (Huvigurst dalam Hurlock, 2000).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MENGAPA SULIT TERUS TERANG DALAM FORMASI? Rohani, April 2013, hal Paul Suparno, S.J.

Komunikasi. Komunikasi adalah proses pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan, informasi dari seseorang ke orang lain (Handoko, 2002 : 30).

SUSI RACHMAWATI F

Matematika Pernikahan

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. keluarga yang harmonis. Dalam berumah tangga setiap pasang terkadang

KBBI, Effendy James A. F. Stoner Prof. Drs. H. A. W. Widjaya

BAB I PENDAHULUAN. Membentuk sebuah keluarga yang bahagia dan harmonis adalah impian

BAB I PENDAHULUAN. pemenuhan hasrat seksual, dan menjadi lebih matang. Pernikahan juga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Amilia Wahyuni, 2014 Analisis kemampuan berbahasa anak tunarungu ditinjau dari peran orang tua

BAB II KAJIAN PUSTAKA. proses penyesuaian diri seseorang dalam konteks interaksi dengan lingkungan

Oleh: Windra Yuniarsih

5. Kisah-kisah dan Sejarah 5.1 Nabi Adam AS.

Panti Asuhan Anak Terlantar di Solo BAB I PENDAHULUAN

BAB IV ANALISIS DATA. Film sebagai salah bentuk komunikasi massa yang digunakan. untuk menyampaikan pesan yang terkandung didalamnya.

KONSEP INTERAKSI KOMUNIKASI PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. Era Globalisasi membuat jati diri bahasa Indonesia perlu dibina dan. dimasyarakatkan luas pada khususnya. Agar bangsa Indonesia tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dapat dipastikan dalam kehidupan ini, bahwa setiap pasangan yang

BAB IV ANALISIS DATA. pada orang tua dengan anak dan berdasarkan data-data yang telah. disajikan dalam Bab III didapatkan, sebagai berikut:

LAMPIRAN I PEDOMAN WAWANCARA

BAB 27 Berdiam Diri dalam Pertemuan- Pertemuan Jemaat

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan sosial dan keterampilan berbicara merupakan hal yang paling

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membahas mengenai kualitas komunikasi yang dijabarkan dalam bentuk pengertian kualitas

Pengantar Ilmu Komunikasi Komunikasi Antar Pribadi

Bab 5 PENUTUP. 1. Faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya kebencian Hd. a. Ayah Hd melakukan poligami. contoh yang baik bagi anaknya.

Respon & Tanggung Jawab Umat Tebusan Tuhan 1 Ptr. 1:13-16 Ev. Calvin Renata

BAB I PENDAHULUAN. dalam fungsinya sebagai individu maupun makhluk sosial. Komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Manusia pada hakikatnya adalah sebagai makhluk individu dan

BAB I PENDAHULUAN. Hitam dan putih adalah konsep dualisme yang ada di masyarakat, dimana

MEMBANGUN KELUARGA SEJAHTERA, URGENSI DAN UPAYANYA

BAB I PENDAHULUAN. Hukum Islam poligami diatur dalam Al-Qur an surah An-Nissa ayat 3

BAB I PENDAHULUAN. Sudah jadi kodrat alam bahwa manusia sejak dilahirkan ke dunia selalu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi keluarga adalah komunikasi interpersonal yang sangat penting.

KARAKTERISTIK STRUKTUR PERCAKAPAN DAN KONTEKS PADA RUBRIK KARTUN OPINI DALAM HARIAN KOMPAS

Babel sudah Rubuh: Keluarlah dari Padanya, hai umat-ku!

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki pasangan akan selalu saling melengkapi satu sama lain.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Pengetahuan Baik & Jahat. "Bilamana mereka menolak Allah dalam pengetahuan-nya, Hati yang tegar itu digelapkan."

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA MELALUI NYANYIAN/LAGU BAGI ANAK USIA DINI

mengembangkan dirinya melalui respons-respons terhadap stimulus dalam dunia kognitifnya.

Awal kesedihan Manusia

Arti dan proses komunikasi

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. dijumpai. Ketidakseimbangan jumlah antara laki-laki dan perempuan banyak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk hidup yang lebih sempurna dari

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam menunjukkan bahwa permasalahan prestasi tersebut disebabkan

BAB 1 PENDAHULUAN. informasi telah menciptakan dunia yang tanpa batas. Sebuah artikel dalam Institut

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORI. yang terlibat di dalamnya saling mempengaruhi (Sugiyo, 2005). Komunikasi antar

BAB IV INTERPRETASI TEORI PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN PENDIDIKAN ANAK. dibahas dengan menggunakan perspektif teori pengambilan keputusan.

BAB IV ANALISIS DATA. untuk menelaah data yang tlah diperoleh peneliti dari informan maupun dari

II. KAJIAN PUSTAKA. makhluk lainnya. Dalam kehidupan sehari-hari pasti mengalami apa itu proses. dalam kehidupan sosial (Soekanto, 1996: 140).

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Keluarga yang kokoh akan menghasilkan anak-anak yang kokoh juga.

BAB I PENDAHULUAN. besar dalam pewarisan nilai-nilai sosial dari satu individu ke individu lain. Keluarga

BAB I PENDAHULUAN. tentang pernikahan menyatakan bahwa pernikahan adalah: berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. (UU RI Nomor 1 Tahun 1974 Pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia pada dasarnya mempunyai kodrat, yaitu memiliki hasrat untuk

Air Mata. Pernikahan

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan. terhadap api dan segala bentuk benda tajam. Seni dan budaya debus kini menjadi

Itu? Apakah. Pernikahan

BAB I PENDAHULUAN. Undang Undang RI No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB V PRINSIP-PRINSIP MEMBANGUN KELUARGA BAHAGIA. tersebut jelas untuk semua orang, namun jalan menuju bahagia tidaklah mudah, ada banyak ujian

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN PADA TAMAN KANAK-KANAK KOTA A DISUSUN OLEH: MARYANI.M SEMESTER 4 PROGRAM STUDI S1 PAUD

BAB II KAJIAN TEORITIS. (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal, yang

Membangun Image Pustakawan Melalui Keterampilan Berkomunikasi (Communication Skill)

Transkripsi:

Pendahuluan Sulit terbayangkan jika kehidupan manusia tanpa komunikasi. Sejak buka mata sampai menutup mata kita selalu berkomunikasi. Baik dengan diri sendiri, antar pribadi dan dengan banyak orang. Kemampuan berkomunikasi yang dimiliki semua makhluk dengan berbagai tingkat kerumitannya dengan manusia yang memiliki tingkat komplekstitas tertinggi dianugerahkan oleh Allah, agar semua makhluk itu dapat hidup. Hidup yang kita miliki dan jalani tidak dapat berlangsung tanpa komunikasi. Misalnya proses terjadinya komunikasi dengan diri sendiri (intrapersonal communication) yaitu seseorang memberi arti terhadap sesuatu obyek yang diamatinya atau terbersit dalam pikirannya yang terjadi di dalam atau di luar dirinya. Apabila kita tidak mampu untuk memberi arti maka manusia sulit melangsungkan kehidupannya. Allah sang pencipta yang memberi kemampuan berkomunikasi adalah Allah yang sangat suka dengan komunikasi. Kasus dalam taman Firdaus adalah kisah tentang komunikasi Allah dengan manusia yang paling intim, namun dirusak oleh dosa yang ditimbulkan manusia. Maka akibat dosa yang paling parah ditimbulkannya ialah komunikasi yang kacau. Hubungan komunikasi dengan Allah terputus, manusia tidak mampu memahami kebenaran dan kehendak Allah (bandingkan dengan kisah menara Babel), pada gilirannya komunikasi antar manusia akan rusak dan mengalami distorsi. Termasuk di dalamnya komunikasi di dalam keluarga yang seharusnya merupakan komunikasi paling ideal dalam kehidupan manusia, justru menjadi masalah yang parah. Memang tidak mudah mendefinisikan keluarga yang sukses seperti tema yang diharapkan. Tapi izinkan saya untuk memaknai keluarga yang sukses adalah keluarga yang bahagia, dalam tataran batin dan spiritual dimana hubungan antar anggota keluarga dalam tingkatan harmonis, yang ditunjang oleh komunikasi yang hangat. Komunikasi Allah dan Manusia. Kisah yang sangat kontroversi dalam Kejadian 3 adalah kisah yang penuh perdebatan dan menimbulkan banyak pertanyaan sepanjang sejarah; tapi dalam kisah ini juga mengungkapkan keintiman dan komunikasi Allah dan manusia yang paling indah. Indikator komunikasi Allah dan manusia yang paling intim ialah petama, pengenalan dan pemahaman tentang diri masing-masing. Manusia mengenali Allah yang menghampirinya, mendengar bunyi langkah Tuhan Allah, berjalan dalam taman waktu hari sejuk (Kejadian 3:8). Bagaimana mungkin manusia dengan hanya mendengar bunyi langkah Tuhan Allah mampu memprediksi dan menafsirkan bahwa itu bunyi langkahnya Allah. Hal ini membuktikan manusia sudah mengenal dan memahaminya dengan baik, sebagai akibat dari hubungan yang akrab. Inilah ciri khas penulis Kejadian (dari sumber Yahwist) yang sifatnya antropomorfisme. Di pihak Allah ketika manusia bersembunyi terhadap Tuhan Allah diantara pohon-pohon dalam taman, Allah tahu alasan mengapa manusia bersembunyi, sehingga pertanyaan dimanakah engkau? bukan hanya sekedar pertanyaan pencarian. Tetapi pertanyaan hakikat kemanusiaan yaitu keberdosaan manusia yang mengakibatkan mereka takut dan bersembunyi, dan Allah mengenal serta 1 / 5

memahami hal itu. Menurut Walter Lemp pertanyaan Allah diajukan karena sepatutnya manusia sebagai penjaga taman Firdaus hadir untuk menyambut ketika Allah datang dan mengenakan baju kebesaran sebab Allah yang datang, bukannya dalam keadaan telanjang. Indikator kedua, pengertian tentang berita (message) dan isi berita (content). Ketika ular menjadi simbol dari iblis berdialog dengan Hawa, perempuan istri Adam ini memberi jawaban (Kejadian 3:2-3) persis seperti apa yang dipesankan Allah kepadanya (Kejadian 2:16-17). Hal ini membuktikan bahwa manusia mengerti isi beritanya dan menangkapnya dengan baik. Antara Allah dan manusia mempunyai simbol dan makna yang dipahami bersama. Maka ketika buah yang dilarang itu dimakan tidak ada alasan bahwa manusia tidak mengerti atau tidak menangkap maksud Tuhan Allah. Bukan salah tafsir tapi kesadaran untuk tergoda oleh bujukan iblis. Dapat dipahami bahwa rusaknya komunikasi disebabkan karena manusia sendiri secara sadar melakukan hal yang tidak sesuai dengan pengertian yang sebenarnya, baik dari segi berita atau isi berita. Jika di antara manusia sudah memiliki kesepahaman simbol dan makna (apalagi dalam hubungan keluarga khususnya suami istri) maka sebenarnya kesalahan tafsir adalah kecil. Mereka juga memiliki pengenalan dan pemahaman yang membuat mereka dapat akrab bahkan begitu intim satu dengan lain. Komunikasi non verbal melalui isyarat atau bahasa wajah pun dapat dikenai dengan baik. Dalam kisah menara Babel (Kejadian 11:1-9) sekali lagi Allah menunjukkan kepada manusia bahwa manusia patut mengerti makna pentingnya komunikasi bagi diri mereka. Bahasa sebagai alat komunikasi penting dalam hidup manusia harus digunakan dengan tujuan yang benar. Manusia yang memiliki organ komunikasi paling komplit dan memiliki makna (content) berita yang kompleks dengan makna denotative dan konotatif. Ternyata justru memakainya untuk tujuan kemahsyuran diri dalam konteks lokalitas sempit dan eksklusif. Inilah bentuk perwujudan dari ego-sentris yang merusak komunikasi. Jadi sebenarnya bahasa harus dipakai untuk tujuan persatuan dan kesatuan, dimanapun mereka berada (dalam keterserakan) sebab sebagai manusia mereka memiliki potensi untuk memaknai hidup ini. Sebaliknya manusia justru senang mempermainkan bahasa untuk jargon dan bersifat esoteric, yang dalam bentuk sangat sederhananya yaitu bahasa eksklusif. Penyempitan makna karena ego-sentris inilah yang menyebabkan komunikasi dalam keluarga juga menjadi terganggu. Anggota keluarga enggan memahami orang lain dan berpijak pada pengalaman, pengertian, dan tafsirannya 2 / 5

sendiri. Sehingga ketika terjadi perpecahan, Tuhan Allah yang disalahkan karena menciptakan berbagai bahasa. Bahasa Allah dimengerti oleh manusia sebenarnya, tapi manusia telah dikuasai ego-sentris akibat dosa, sebab yang terjadi sebenarnya manusia menambah makna konotatif [ada pengertian denotatif. Komunikasi dalam Keluarga Komunikasi dalam keluarga adalah bentuk komunikasi yang paling ideal. Karena hirarki antara orang tua dan anak ada tapi tidak menyebabkan formalitas komunikasi di antara mereka. Perbedaan latar belakang budaya, pendidikan, usia, kebiasaan dan kepribadian antar anggota keluarga khususnya suami istri tidak menjadi penghalang untuk berkomunikasi. Sejak sepasang insan menikah, komunikasi dua keluarga besar dimulai secara intensif. Modal mereka tidak hanya kasih tapi juga platform yang sama, berdasarkan janji nikah. Namun demikian realitasnya masalah komunikasi banyak terjadi dalam keluarga bahkan sebagian besar masalah keluarga disebabkan terganggunya komunikasi. Menurut formula Herold D. Lasswell, komunikasi terjadi dalam rumusan tentang siapa, mengatakan apa, melalui apa, kepada siapa dan apa akibatnya. Kalau masalah komunikasi terjadi dapat dicari unsur manakah yang terganggu. Sebab menurut David K. Berlo, komunikasi adalah proses dimana unsur-unsur yang ada bergerak aktif, dinamis dan tidak statis. Maka alangkah naïf jika kita berpikir bahwa komunikasi akan otomatis berjalan selalu sama dan sesuai yang kita maui. Tiap kali komunikasi terjadi berarti selalu akan terjadi modifikasi. Sehingga masalah komunikasi dalam keluarga haruslah dipahami dalam konteks dinamika keluarga untuk menjalin kebersamaan. William J. Lederer dan Don D. Jackson, dalam bukunya The Mirages of Marriage mengatakan bahwa banyak mitos dalam rumah tangga yang mengakibatkan terganggunya kumuniasi dalam keluarga. Salah satu di antaranya kepercayaan bahwa orang lain pasti mengerti apa yang saya maksudkan. Padahal banyak contoh berita yang diterima ternyata bukanlah berita yang dikirimkan (the message received is not the message sent). Beberapa masalah yang sangat menonjol dalam komunikasi keluarga ialah pertama, kepercayaan bahwa anggota keluarga pasti sudah saling sepaham dan trampil berkomunikasi. Pemahaman yang seperti ini mengakibatkan komunikasi keluarga tidak dianggap serius untuk dibina dengan baik. Secara rutin memang sudah berkomunikasi tetapi lama kelamaan tidak lagi melibatkan jati dirinya dengan sepenuh perasaan dan kemauannya. Ini yang disebut komunikasi tanpa hati atau komunikasi sebagai formalitas belaka. Antar anggota keluarga ada pembicaraan tapi hati mereka jauh. Pada umumnya hal ini disebabkan adanya masalah pribadi yang tidak terselesaikan tapi dipaksa oleh kondisi sebagai satu keluarga di bawah satu atap maka komunikasi tapi dipaksa sebagai basa basi. Komunikasi dalam keluarga harus diupayakan untuk terus dipelihara 3 / 5

kehangatannya. Kedua, komunikasi antar pribadi telah digantikan dengan alat hiburan yang menyita waktu untuk berkomunikasi. Sebagaimana kita sadari rumah kita telah dipenuhi dengan berbagai alat hiburan yang membantu kita menghilangkan lelah dan capai setelah seharian penuh bekerja atau sekolah. Karena itu waktu yang tersisa di dalam rumah cenderung kita pakai untuk nonton, baca, olah raga, dan main musik atau masak daripada bicara satu sama lain. Sekarang ada kecenderungan anggapan bahwa omong-omong itu menghabiskan waktu dan menimbulkan kesalahpahaman. Sebenarnya menghilangkan kesalahpahaman justru dengan memperbanyak omong-omong. Terlepas dari kepribadian yang introvert sekalipun tetap saja sebenarnya manusia membutuhkan komunikasi dengan orang lain. Maka lama kelamaan rumah terasa sebagai tempat kost atau penginapan, dan anggota keluarga merasa sebagai orang asing. Ketiga, komunikasi yang dimulai dengan persepsinya sendiri karena adanya kecenderungan untuk lebih banyak bicara daripada mendengar. Ketika kita mulai belajar bicara hal yang paling penting ialah sebanyak mungkin bicara. Tapi kita lupa mengajarkan bahwa belajar mendengar itu juga penting. Mendengar juga punya seni bagaimana ia memperhatikan inti berita, mempersepsi dengan baik, merespon dengan tepat. Generasi kita dari masa ke masa lebih banyak belajar bicara daripada mendengar. Sehingga kemampuan untuk menyerap amat lemah. Hal ini terbukti ketika membaca buku, mendengarkan kuliah atau pelajaran dan berdialog tentang pokok pembicaraan yang ilmiah, cenderung lemah daya serapnya bahkan tidak menyukai. Tentulah hal ini sangat mempengaruhi cara berkomunikasi dalam keluarga. Keluarga yang Berkomunikasi Sulit dibayangkan jikalau dalam keluarga komunikasi sudah terputus sehingga anggota keluarga enggan untuk membangun komunikasi yang baik. Padahal melalui komunikasi masalah dapat dibicarakan dan dipahami. Victor Frankl pernah merasakan bagaimana kerinduan seseorang untuk berkomunikasi dan memaknai setiap peristiwa dalam kehidupan ini. Kamp konsentrasi di Auschwitz yang dialami Frankl telah membungkam dirinya dan mengakibatkan perubahan besar terhadap pandangan dirinya tentang hidup. Dari sikap peduli pada orang lain (karena ia seorang psikiater) hingga menjadi apatis dan kehilangan makna hidup. Maka komunikasi dalam keluarga perlu dipelihara dengan baik. Di situlah anggota keluarga dapat mengekspresikan jati dirinya dengan memberi arti terhadap setiap peristiwa yang dialaminya. Melalui komunikasi yang terpelihara baik tidak ada anggota keluarga yang memendam suatu masalah dalam dirinya. Ia tidak pernah takut mengutarakan pada anggota 4 / 5

keluarga yang lain, sebab ia yakin mereka akan menanggapi dengan positif. Dan hasil positif yang didapatnya ialah keberanian mengutarakan pendapat, sebab ia telah terlatih untuk itu. Pada gilirannya ketika komunikasi secara positif telah menjadi kebiasaan dan terbentuk dengan sendirinya. Jadi keluarga yang memiliki suasana komunikasi yang hangat akan memberi kontribusi besar bagi pribadi anggota keluarga dan juga memberi sumbangsih bagi terpeliharanya komunikasi dalam masyarakat. Penutup Jika dikatakan komunikasi adalah kunci kesuksesan keluarga, hal ini dapat dibenarkan sejauh komunikasi dilakukan secara kontinyu dan dipelihara dengan baik. Komunikasi bukan secara otomatis memberi kontribusi bagi kesuksesan keluarga. Yang pasti komunikasi dapat menjadi terapi untuk terbangunnya kepribadian yang sehat. Tapi sebaliknya buruknya komunikasi antar anggota keluarga menimbulkan banyak masalah yang berkaitan dengan jati diri seseorang dan sosialisasi dirinya. Kalau keluarga masih dipercaya sebagai institusi yang sangat berpengaruh bagi pembentukan pribadi maka rusaknya komunikasi dalam keluarga pastilah menghancurkan potensi kesuksesan seseorang. Manati I. Zega Surakarta, 17 April 2006 5 / 5