Gambar 3.16 Peta RTRW Kota Bogor

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Perumusan Masalah Identifikasi Masalah

3 METODE. Lokasi dan Waktu Penelitian

Tema : Ketidaksesuaian Penggunaan Lahan

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN Kerangka Pendekatan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar 13. Citra ALOS AVNIR

IPB International Convention Center, Bogor, September 2011

Tabel 7. Luas wilayah tiap-tiap kabupaten di Provinsi Jawa Barat. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODOLOGI 3.1 Ruang Lingkup dan Batasan Kajian

KEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN SUKABUMI. Administrasi

KEADAAN UMUM WILAYAH

EVALUASI ARAHAN PEMANFAATAN LAHAN TAMBAK DI KABUPATEN SAMPANG MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING...

BAHAN DAN METODE. Gambar 1 Peta Lokasi Penelitian

STUDI PEMANTAUAN LINGKUNGAN EKSPLORASI GEOTHERMAL di KECAMATAN SEMPOL KABUPATEN BONDOWOSO dengan SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA...

Penataan Ruang. Kawasan Budidaya, Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya Pertanian

BUKU DATA STATUS LINGKUNGAN HIDUP KOTA SURABAYA 2012 DAFTAR TABEL

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian survei. Survei adalah

IV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN

KESESUAIAN LAHAN PENGEMBANGAN PERKOTAAN KAJANG KABUPATEN BULUKUMBA

12. Tarigan, Robinson Perencanaan Pembangunan Wilayah. Bumi Aksara : Jakarta. 13. Virtriana, Riantini. 2007, Analisis Korelasi Jumlah Penduduk

BAB 5 RTRW KABUPATEN

Gambar 9. Peta Batas Administrasi

BAB 3 PENGOLAHAN DATA

BAB III KEGIATAN KERJA PRAKTIK. a. Surat permohonan kerja praktik dari Fakultas Teknik Universitas. lampung kepada CV.

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Letak Geografis

METODE PENELITIAN. Sumber: Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Depok (2010) Gambar 9. Peta Orientasi Wilayah Kecamatan Beji, Kota Depok

IV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Administrasi

DINAMIKA SOSIAL EKONOMI DAN PEMANFAATAN RUANG JABODETABEK 1. Oleh: Tim Studi Jabotabek, Fakultas Pertanian 2

LAMPIRAN I CONTOH PETA RENCANA STRUKTUR RUANG WILAYAH KABUPATEN L - 1

PETUNJUK PRAKTIKUM KARTOGRAFI TEMATIK (DIGITAL) Oleh : Prima Widayani

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 9. Klasifikasi dan Sebaran Land Use/Land Cover Kota Bogor Tahun 2003 dan 2007

Dasar Legalitas : UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN. Secara Geografis Kota Depok terletak di antara Lintang

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak Geografis. 08º00'27" Lintang Selatan dan 110º12'34" - 110º31'08" Bujur Timur. Di

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODOLOGI. 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian

BAB VII KAWASAN LINDUNG DAN KAWASAN BUDIDAYA

EVALUASI KESESUAIAN PENGGUNAAN LAHAN KOTA SALATIGA TAHUN TERHADAP RENCANA TATA RUANG WILAYAH KOTA SALATIGA TAHUN

Jurnal Geodesi Undip OKTOBER 2015

Sistem Informasi Geografis (SIG) Pemetaan Lahan Pertanian di Wilayah Mojokerto

Gambar 7. Lokasi Penelitian

Dasar Legalitas : UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG

BAB III KEGIATAN KERJA PRAKTIK. Persiapan

PERATURAN PERUNDANG UNDANGAN TENTANG TATA RUANG

BAB I. KONDISI LINGKUNGAN HIDUP DAN KECENDERUNGANNYA

IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang merupakan hasil pelapukan dan pengendapan batuan. Di dala

TATA GUNA LAHAN DAN PERTUMBUHAN KAWASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran 1. Perbandingan Guna Lahan Eksiting Kota Palembang tahun 2004 Terhadap Rencana Guna Lahan tahun

V KESESUAIAN KAWASAN UNTUK PERMUKIMAN DI DAS CILIWUNG HULU

DAFTAR ISI. Tabel SD-1 Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan Utama Tabel SD-2 Luas Kawasan Hutan Menurut Fungsi/Status... 1

IV. KEADAAN UMUM WILAYAH

Analisis dan Pemetaan Lokasi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dengan Sistem Informasi Geografis dan Metode Simple Additive Weighting

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN... TENTANG PENATAAN RUANG KAWASAN JAKARTA, BOGOR, DEPOK,TANGERANG, BEKASI, PUNCAK, CIANJUR

APLIKASI SIG DALAM MENENTUKAN LOKASI TPA DI KECAMATAN BALEENDAH KABUPATEN BANDUNG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2008 TENTANG PENATAAN RUANG KAWASAN JAKARTA, BOGOR, DEPOK, TANGERANG, BEKASI, PUNCAK, CIANJUR

GAMBARAN UMUM SWP DAS ARAU

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

Gambar 4.1 Peta lokasi penelitian (PA-C Pasekan)

Pembangunan Basis Data Guna Lahan Kabupaten Bengkalis

III. BAHAN DAN METODE

TAHAPAN PENELITIAN & ALUR PIKIR

MATERI DAN METODE. Prosedur

penyediaan prasarana dan sarana pengelolaan sampah (pasal 6 huruf d).

Pengembangan RTH Kota Berbasis Infrastruktur Hijau dan Tata Ruang

BAB IV ANALISIS KEBUTUHAN DAN PENYEDIAAN RUANG TERBUKA HIJAU KOTA CIREBON

LEMBAR KERJA SISWA. No Jenis Tanah Jenis tanaman Pemanfaatannya

KATA PENGANTAR. RTRW Kabupaten Bondowoso

NUR MARTIA

ANALISIS EVALUASI FUNGSI KAWASAN DENGAN KONDISI LAHAN EXISTING DAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH DI KABUPATEN SLEMAN, YOGYAKARTA. Nur Andy Baharudin

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

KEPPRES 114/1999, PENATAAN RUANG KAWASAN BOGOR PUNCAK CIANJUR *49072 KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA (KEPPRES) NOMOR 114 TAHUN 1999 (114/1999)

Kajian. Hasil Inventarisasi LP2B. Kabupaten Pemalang Provinsi Jawa tengah

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II DESKRIPSI WILAYAHKECAMATAN REMBANG

Daftar Tabel. halaman. Bab I Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecenderungannya A. Lahan dan Hutan

BAB III KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM. Gambar 3 Peta Lokasi Sub-sub DAS Keyang, Slahung, dan Tempuran.

Daftar Tabel. Kualitas Air Rawa... I 28 Tabel SD-15. Kualitas Air Sumur... I 29

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

BAB III METODOLOGI. 3.1 Waktu dan Lokasi penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Warta Kebijakan. Tata Ruang dan Proses Penataan Ruang. Tata Ruang, penataan ruang dan perencanaan tata ruang. Perencanaan Tata Ruang

Pangkalanbalai, Oktober 2011 Pemerintah Kabupaten Banyuasin Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Penanaman Modal

DAFTAR ISI. PRAKATA... vi DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xii

BAB III PENGOLAHAN DATA ALOS PRISM

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2008 TENTANG PENATAAN RUANG KAWASAN JAKARTA, BOGOR, DEPOK, TANGERANG, BEKASI, PUNCAK, CIANJUR

Transkripsi:

Gambar 3.16 Peta RTRW Kota Bogor 39

Gambar 3.17 Peta RTRW Kabupaten Bogor 40

Gambar 3.18 Peta RTRW Kota Depok 41

Gambar 3.19 Peta RTRW Kota Tangerang 42

Gambar 3.20 Peta RTRW Kabupaten Tengarang 43

Gambar 3.21 Peta RTRW Kota Bekasi 44

Gambar 3.22 Peta RTRW Kabupaten Bekasi 45

3.3 Pengolahan Data Pada tahap pengolahan data, dilakukan pengolahan terhadap data-data yang telah di peroleh untuk menghasilkan informasi yang akan di analisis. Langkah awal dilakukan penyamaan format data, yaitu kedalam format *.shp, sehingga data peta-peta RTRW yang berformat *.jpg dikonversikan terlebih dahulu kedalam format *.shp, dimana dalam proses konversi ini terdiri atas 3 tahap yaitu: 1. Rektifikasi Softcopy Peta RTRW Pada tahap ini softcopy peta RTRW, direktifikasi agar ber-georeference, dengan menggunakan software Global Mapper 6. Dimulai dengan input softcopy peta RTRW ke dalam software Global Mapper 6, kemudian tiap titik-titik pojok dari peta RTRW tersebut di daftarkan, kemudian di peta tersebut diproyeksikan terhadap sistem proyeksi UTM zona -48, dan di transformasi ke dalam datum WGS 84. Setelah itu peta yang telah terrektifikasi di impor kedalam format GeoTiff. 2. Digitasi Peta RTRW Pada tahap ini peta RTRW yang telah di rektifikasi, di digitasi dengan menggunakan software Autodesk Land Desktop 2004. Dimulai dengan memasukan peta RTRW yang telah di rektifikasi, setelah itu baru dibuat layer digitasi, dan dimulai proses digitasi. Setelah selesai baru di buat topologi dari hasil digitasi tersebut, setelah itu baru dilakukan export data RTRW tersebut kedalam format *.shp. 3. Memasukan data attribut kedalam data RTRW berformat *.shp. Tahap ini adalah tahap terakhir pada proses pengolahan data. Untuk memasukan data attribut kedalam data RTRW berformat *.shp, dilakukan satu persatu kedalam tabel basis data yang ada pada data dengan menggunakan software ArcView GIS 3.3. 46

Pada tahap pengolahan data selanjutnya, dilakukan proses analisis data untuk memperoleh informasi hasil kesesuaian lahan meliputi langkah-langkah sebagai berikut (Gambar 3.23) : Faktor Alam Faktor Manusia Identifikasi Fisik Identifikasi Sosial Identifikasi Ekonomi Analisis Kesesuaian Analisis Kesesuaian Overlay Land Use Existing Analisis Kesesuaian Lahan Rencana Tata Ruang Wilayah Analisis kecocokan untuk penatagunaan lahan optimal berdasarkan existing land use dan pemanfaatan lahan optimal Analisis kecocokan untuk penatagunaan lahan optimal berdasarkan pemanfaatan lahan optimal dan Rencana Umum Tata Ruang Gambar 3.23 Tahapan Analisis 1. Penentuan kriteria untuk analisis kesesuaian lahan berdasarkan karakteristik fisik, yang meliputi jenis tanah, kemiringan lahan (slope), curah hujan, ketinggian dan penggunaan lahan yang telah ada (land use existing). 2. Analisis kesesuaian lahan berdasarkan kriteria karakteristik fisik Karakteristik fisik dan sosioekonomi wilayah Bodetabek ini diperoleh dari kriteria jenis tanah, kemiringan lahan (slope), curah hujan, ketinggian, dan penggunaan lahan yang telah ada (land use existing) yang mewakili karakteristik fisik, kriteria 47

kepadatan penduduk per kecamatan dan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) yang mewakili karakteristik sosioekonomi. Untuk karakteristik fisik wilayah Bodetabek ini, diperoleh melalui penyusunan kriteria, dimana dasar penentuan kriteria kelas kesesuian lahan berdasarkan aspek fisik ini diambil dari sumber : UU No.26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang UU No.23 Tahun 1997 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup Keppres No.114 tahun 1999 Tentang Wilayah Bopunjur PP No.16 Tahun 2004 Tentang Penatagunaan Tanah PP No.47 Tahun 1997 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional Draft Rakeppres Tentang Kawasan Jabodetabekpunjur RTRW Kabupaten Cianjur 2005-2015 Buku berjudul Perencanaan Pembangunan Wilayah karangan Robinson Tarigan Diperoleh klasifiskasi kesesuaian lahan sebagai berikut : Kelas Klasifikasi JenisTanah Slope Curah Hujan Ketinggian Land Use Kawasan Lindung semua > 40% >2000 mm/tahun > 1500 m dpl Non Perkotaan Kesuburan Sedang- Tinggi (Aluvial- Pertanian Lahan Andosol- Latosol <1000 m dpl < 25% <3000 mm/tahun Kering (coklat) -Latosol Non Perkotaan (merah) ) Pertanian Lahan Basah Kesuburan Sedang- Tinggi (Aluvial- Andosol- Latosol (coklat) -Latosol (merah) ) 0-15% < 2000 mm/tahun < 1000 m dpl Non Perkotaan Pertanian Lahan Kering Kesuburan Sedang- Tinggi (Aluvial- Andosol- Latosol (coklat) -Latosol (merah) ) < 40% < 4000 mm/tahun < 1500 m dpl Non Perkotaan Pemukiman Kesuburan Rendah- Sedang (Glei Humic Grumusol- Hidromorf- Litosol- Meriteranean- Podzolik-Regosol) < 15% semua semua semua Campuran*) semua semua semua semua semua *) Kelas Klasifikasi Campuran adalah lahan sisa yang tidak masuk kedalam kelas klasifikasi lain Tebel 3.1 Klasifikasi Kelas Berdasarkan Karakteristik Fisik 48

3. Penentuan kriteria untuk analisis kesesuaian lahan berdasarkan karakteristik sosioekonomi, yang meliputi tingkat kepadatan penduduk perkecamatan (sosial) dan RTRW wilayah studi (ekonomi). 4. Analisis kesesuaian lahan berdasarkan kriteria karakteristik sosioekonomi. Untuk karakteristik sosioekonomi wilayah Bodetabek ini, dilakukan pengklasifikasian dahulu terhadap data RTRW (ekonomi) hal ini dilakukan karena pemerintah yang berwenang di tiap wilayah studi mengklasifikasikan penggunaan lahan pada RTRW wilayah mereka dengan notasi yang tidak sama satu dengan yang lain. Dalam penggunaan lahan di tiap RTRW wilayah studi ini akan dikelompokan menjadi 4 kelas klasifiksi, dimana dasar klasifikasi ini adalah buku Land Use Planning Techniques of Implentation karangan T.William Peterson, dimana dalam buku ini dikelompokan penggunaan lahan menjadi Perkotaan (Pemukiman, Kawasan Komersil, Kawasan Industri, Fasilitas Umum), Kawasan Lindung (Kawasan Terbuka), dan Campuran. Namun dalam penelitian tugas akhir ini di tambahkan lagi satu klasifikasi penggunaan lahan lagi, yaitu Pertanian. Dengan mengacu pada UU terkait antara lain: UU No.26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang UU No.23 Tahun 1997 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup PP No.16 Tahun 2004 Tentang Penatagunaan Tanah PP No.47 Tahun 1997 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional Draft Rakeppres 140604 Tentang Kawasan Jabodetabekpunjur Dilakukan pengelompokan terhadap notasi penggunaan lahan berdasarkan RTRW tiap wilayah yang tidak sama satu dengan yang lain kedalam kelas klasifikasi yang ditampilkan dalam tabel 3.2 49

Kelas Klasifikasi Kawasan Lindung Pertanian Kawasan Perkotaan Campuran RTRW Danau, Hutan, Hutan Bakau, Jalur Hijau, Kawasan Hutan Lindung, Kawasan Pariwisata, Kawasan Lindung, Pariwisata, Pengembangan Wisata, Sawah Wisata, Sempadan Sungai, Situ, Taman Wisata, Sempadan Listrik. Kawasan Hutan Produksi, Kawasan Perkebunan (KB), Kawasan Tanaman Tahunan, Kawasan Pertanian Lahan Basah. Kawasan Pertanian Lahan Kering, Pengembangan Tanaman Lahan Basah, Pertanian, Pertanian Lahan Basah, Pertanian Lahan Kering, Pertanian Tahunan Kawasan Pemukiman Perkotaan, Pemukiman, Perumahan Perkotaan, Perumahan Terbatas, Kawasan Perumahan, Pengembangan Pemukiman (p-pemukiman), Kawasan Zona Tambang, Kawasan Komersil, Perdagangan Jasa, Pertambangan, Industri, Industri yang ada, Kawasan Industri, Potensi Industri dan Gudang, Pergudangan, Perencanaan Industri (p-industri), Fasilitas Umum, Gardu Induk, Jalan Tol, Jalan, Fasilitas Kesehatan, Kolam Oksidasi, Lapangan Terbang, Kawasan Militer, PUSPITEK, Pasar, Pasar Hewan, Pelita Air Sevice, Kawasan Pendidikan, Perkantoran, Stasiun, TPA, TPU, Tempat Ibadah, Terminal, kawasan Bandara, Taman Jalan. B1, B2, B4 (Klasifikasi Khusus Kabupaten Bekasi untuk Pantura), Campuran, Kawasan Pedesaan, Kawasan Pengembangan Pantai, Kawasan Pengembangan Perkotaan, Pengembangan Kota Baru, Pengembangan Kota Kecamatan, Kawasan Pengembangan Terbatas, Kawasan Pusat Kota. Tebel 3.2 Klasifikasi Kelas Berdasarkan Karakteristik Ekonomi Kemudian setelah data RTRW diklasifikasikan menjadi 4 kelas, kemudian data RTRW kita overlay dengan data kepadatan penduduk perkecamatan, dimana dalam data kepadatan penduduk ini dikelompokan menjadi 4 kelas yaitu rendah (<1000 orang/km 2 ), sedang (1000-5000 orang/km 2 ), padat (5000-10000 orang/km 2 ), dan sangat padat (>10000 orang/km 2 ). Lalu baru dilakukan pengklasifikasian sekali lagi antara kedua data tersebut untuk menghasilkan kelas kesesuaian lahan yang baru dengan berdasar karakteristik sosioekonomi. Dihasilkan 3 kelas klasifikasi yaitu Kawasan Lindung, Pertanian dan Perkotaan. Dimana kawasan campuran disini akan dikelompokan menjadi salah satu kelas klasifikasi, akibat pengaruh jumlah penduduk (karakteristik sosial) yang akan menentukan penggunaan lahan campuran tersebut. Proses klasifikasi kesesuaian lahan berdasarkan karakteristik sosioekonomi ditampilkan pada tabel 3.3 50

Kelas Klasifikasi RTRW Kepadatan Kawasan Lindung Kawasan Lindung semua Pertanian Pertanian rendah-sedang-padat Campuran rendah Pemukiman semua Pertanian sangat padat Perkotaan Campuran padat - sangat padat Kawasan Perkotaan semua Campuran sedang Tebel 3.3 Klasifikasi Kelas Berdasarkan Karakteristik Sosioekonomi 5. Overlay dari ketiga hasil kesesuaian lahan berdasarkan karakateristik fisik dan sosioekonomi. Proses overlay (intersect) ini dilakukan dengan software ArcView GIS 3.3. 6. Analisis hasil overlay dari ketiga hasil kesesuaian lahan berdasarkan karakteristik fisik dan sosioekonomi untuk menghasilkan kesesuaian lahan. Untuk karakteristik fisik dan sosioekonomi wilayah Bodetabek ini, diperoleh dari analisis hasil overlay data kesesuian lahan berdasarkan karakteristik fisik dengan data kesesuian lahan berdasarkan karakteristik sosioekonomi. Dengan menggabungkannya, maka akan dihasilkan suatu analisis hasil kesesuaian lahan dengan berdasarkan pertimbangan ketersediaan lahan (suplay), yang diwakili karakteristik fisik dan kebutuhan lahan (demand), yang diwakili karakteristik sosioekonomi Dalam klasifikasi penggunaan lahan di dari hasil optimalisasi (pemanfaatan lahan berdasarkan karakteristik fisik dan sosioekonomi), dikelompokan menjadi 3 kelas klasifiksi yaitu Kawasan Lindung, Pertanian dan Perkotaan. Sedang kawasan campuran yang muncul dalam pengklasifikasian di buku tersebut tidak muncul karena dalam pengklasifikasian berdasar aspek sosial telah dikelompokan menjadi salah satu kelas klasifikasi akibat pengaruh jumlah penduduk (karakteristik sosial) yang akan menentukan penggunaan lahan campuran tersebut. Proses klasifikasi kesesuaian lahan berdasarkan karakteristik fisik dan sosioekonomi ditampilkan pada tabel 3.4 51

Kelas Klasifikasi Fisik Sosioekonomi Kawasan Lindung semua Kawasan Lindung semua Kawasan Lindung Kawasan Lindung Kawasan Lindung Pertanian Non Hutan Lindung Pertanian Perkotaan Non Hutan Lindung Perkotaan Tebel 3.4 Klasifikasi Kelas Berdasarkan Karakteristik Fisik dan Sosioekonomi 7. Overlay dari hasil analisis kesesuaian lahan dengan penggunaan lahan yang telah ada (land use existing), dan overlay hasil optimalisasi penatagunaan lahan dengan RTRW wilayah studi, proses overlay (intersect) ini dilakukan dengan software ArcView GIS 3.3. 8. Analisis perbandingan dari hasil analisis kesesuaian lahan dengan penggunaan lahan yang telah ada (existing land use) dan analisis perbandingan dari hasil analisis kesesuaian lahan dengan RTRW wilayah studi. 52

Gambar 3.24 Peta Kesesuaian Lahan Berdasarkan Karakteristik Fisik 53

Gambar 3.25 Peta Kesesuaian Lahan Berdasarkan Karakteristik Sosioekonomi 54

Gambar 3.26 Peta Kesesuaian Lahan Berdasarkan Karakteristik Fisik dan Sosioekonomi 55