HUBUNGAN PERSEPSI GURU TERHADAP PERAN SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DAN DISIPLIN KERJA DENGAN KINERJA GURU MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI KOTA BOGOR

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN SUPERVISI KLINIS DENGAN MOTIVASI KERJA GURU SD NEGERI DI KECAMATAN LOA KULU

HUBUNGAN PELAKSANAAN SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DENGAN KINERJA GURU SEKOLAH DASAR NEGERI

E-JURNAL. Oleh : AFIFATUL MUSRIFA

baku, rentang kelas, distribusi frekuensi dan grafik histogram.

HUBUNGAN ANTARA SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI KERJA DENGAN KINERJA GURU

PERSEPSI GURU TENTANG PROSES PELAKSANAAN SUPERVISI PEMBELAJARAN OLEH KEPALA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI KELOMPOK BISNIS MANAJEMEN DI KOTA PADANG

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. instrumen yang telah valid dan reliabel yaitu instrumen supervisi akademik

PERSEPSI SISWA KELAS X TKJ TENTANG KEMAMPUAN MENGAJAR GURU MATA PELAJARAN IPPK DI SMK TAMANSISWA JETIS YOGYAKARTA. Oleh : Resti Kurnia Yulianti

HUBUNGAN PENGAWASAN KEPALA SEKOLAH DENGAN DISIPLIN KERJA GURU DALAM MENGAJAR DI SMK NEGERI 2 BUKITTINGGI

KONTRIBUSI ETOS KERJA ISLAMI DAN PELATIHAN TERHADAP KINERJA GURU MADRASAH TSANAWIYAH SWASTA (MTSS) SE-KOTA PADANG PANJANG

Eka Fitriyanti Universitas Aisyiyah Yogyakarta Kata kunci: Persepsi profesi bidan, prestasi belajar Asuhan Kebidanan II

HUBUNGAN MORAL KERJA DENGAN PELAKSANAAN TUGAS GURU SEBAGAI PENGAJAR DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) NEGERI 3 KOTA PADANG

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian terdiri dari deskripsi hasil penelitian uji analisis

PENGARUH LINGKUNGAN BELAJAR, KEMANDIRIAN BELAJAR DAN KESIAPAN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI IPS SMA N 5 PADANG E-JURNAL

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kendari. Penelitian mulai dilaksanakan pada bulan Agustus sampai November. mengetahui pengaruh antar variabel yang ada.

PERSEPSI MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI FISE UNY TERHADAP PROFESIONALITAS GURU BERDASARKAN UNDANG- UNDANG GURU DAN DOSEN NO 14 TAHUN

JURNAL PENDIDIKAN AKUNTANSI INDONESIA Vol. VI. No. 2 Tahun 2008 Hal

I. PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan, setiap organisasi dipengaruhi oleh perilaku

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN IKLIM ORGANISASI TERHADAP KINERJA GURU SD NEGERI SE-KECAMATAN REMBANG KABUPATEN REMBANG

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH KEAKTIFAN SISWA BERORGANISASI TERHADAP PENINGKATAN SOFT SKILLS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMK MUHAMMADIYAH PRAMBANAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai hasil penelitian yang telah dilakukan

Hubungan Lingkungan Kerja... (Alfenti Debyan Pratiwi)

PENGARUH REWARD DAN MINAT SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN TEKNOLOGI MEKANIK

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

HUBUNGAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA SEKOLAH DENGAN KINERJA GURU SD NEGERI DI KOTA LUBUKLINGGAU

ABSTRAK. by Desty Yusniarti. S. A, Sumadi, Dedy Miswar ABSTRACK

PERSEPSI LULUSAN JURUSAN PENDIDIKAN AKUNTANSI TERHADAP KESESUAIAN KURIKULUM JURUSAN PENDIDIKAN AKUNTANSI DENGAN KEBUTUHAN DUNIA KERJA

BAB I PENDAHULUAN. nasional adalah pembangunan di bidang pendidikan yang bertujuan untuk

BAB IV HASIL PENELITIAN. kecenderungan jawaban responden dari tiap-tiap variabel, tentang budaya. religius dan pembentukan karakter peserta didik.

PENGARUH MINAT BELAJAR TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PADA SISWA

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI KERJA GURU TERHADAP KINERJA GURU (JURNAL) Oleh : Endri Saputra

PENGARUH MINAT MENJADI GURU DAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) TERHADAP KESIAPAN MENGAJAR

HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HUBUNGAN ANTARA IKLIM ORGANISASI DAN PENGETAHUAN KOMUNIKASI DENGAN KINERJA GURU SMP NEGERI SE-KECAMATAN KETAHUN

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH TERHADAP KEEFEKTIFAN KINERJA SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN SLEMAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Program Studi Pendidikan Ekonomi angkatan FKIP-UKSW

PENGARUH KEMANDIRIAN BELAJAR, PERSEPSI TENTANG METODE MENGAJAR, PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI

HUBUNGAN PELAKSANAAN SUPERVISI OLEH KEPALA SEKOLAH DENGAN KOMPETENSI PROFESONAL GURU SMP NEGERI KECAMATAN KUBUNG KABUPATEN SOLOK

Pendidikan Teknik Mesin Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa. & ABSTRACT

PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH, IKLIM ORGANISASI DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA GURU. Oleh Ida Efiana

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kegiatan proses belajar mengajar. 1. kegiatan belajar mengajar dipengaruhi oleh guru.

HUBUNGAN SUPERVISI AKADEMIK DAN INTENSITAS MENGIKUTI PELATIHAN DENGAN KINERJA GURU SMPN SE-KECAMATAN BERMANI ULU KABUPATEN REJANG LEBONG

PERSEPSI GURU TENTANG PELAKSANAAN SUPERVISI OLEH KEPALA SEKOLAH DI SMK NEGERI SE-KECAMATAN LUBUK BEGALUNG PADANG ARTIKEL ILMIAH.

PERAN MEDIA PEMBELAJARAN DAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK PADA HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

BAB III METODE PENELITIAN. ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Adapun metode penelitian yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN. Terdahulu, (g) Kerangka Pemikiran, dan (h) Sistematika Pembahasan.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif sesuai dengan namanya banyak dituntut menggunakan

HUBUNGAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DENGAN HASIL BELAJAR IPS SISWA JURNAL. Oleh NIO WICAK KUNCORO BAHARUDDIN RISYAK RIYANTO M.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian sebagai pedoman dan cara-cara (metode) berkaitan dengan kegiatan

KONTRIBUSI DISIPLIN KERJA, MOTIVASI KERJA, DAN PERSEPSI GURU TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU-GURU SD

HUBUNGAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DENGAN KINERJA MENGAJAR GURU DI SDIT NURUL FALAH KEC. TAMBUN UTARA KAB. BEKASI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Jurnal Studi Sosial Vol 3, No 4 (2015) HUBUNGAN PERSEPSI KARIR, DISIPLIN KERJA, MOTIVASI KERJA DENGAN KINERJA GURU 1)

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH KESEJAHTERAAN DAN SEMANGAT KERJA GURU TERHADAP KINERJA GURU SMP KECAMATAN SINGINGI HILIR KABUPATEN KUANSING TRI WAHYUNI

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DAN KESEJAHTERAAN TERHADAP KINERJA GURU MATEMATIKA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KOTA PEKANBARU

BAB I PENDAHULUAN. Pada Era globalisasi dewasa ini seluruh bangsa-bangsa di dunia telah berlomba-lomba

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

HUBUNGAN ANTARA SUPERVISI PENGAJARAN DAN MOTIVASI KERJA DENGAN KOMPETENSI GURU DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN SANANWETAN KOTA BLITAR

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. Tabel 10 Deskripsi data keseluruhan Statistics

HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU DAN MOTIVASI KERJA DENGAN KINERJA GURU PADA MAN BARANGIN SAWAH LUNTO

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. mulai dari tenaga, media pembelajaran bahkan kurikulum yang akan digunakan.

BAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan Pasal 39 ayat (2) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan institusi yang kompleks. Kompleksitas tersebut,

Vol.09/No.01/Januari 2017 ISSN:

BAB I PENDAHULUHUAN. A. Latar Belakang Masalah. UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan

BAB IV HASIL PENELITIAN

commit 77 to user BAB IV HASIL PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII DI MTS AL-HAMID

EFEKTIVITAS KEGIATAN MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP KINERJA GURU DI SMP SE-KECAMATAN PANDAAN KABUPATEN PASURUAN

PENGARUH CARA BELAJAR SISWA DAN KETERAMPILAN MENGAJAR GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat dan tujuannya, penelitian ini merupakan penelitian ex

Laila Itsnaini Agus Timan Ahmad Yusuf Sobri

BAB I PENDAHULUAN. Ketatnya persaingan dalam lapangan kerja menuntut lembaga pendidikan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Data Variabel X (Kemampuan Mengajar Guru)

II. KAJIAN PUSTAKA. Salah satu unsur penting yang paling menentukan dalam meningkatkan kualitas

Oleh : ABSTRAK. Kata kunci: gaya kepemimpinan kepala sekolah, kinerja guru.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB l PENDAHULUAN. kinerja guru. Dengan adanya setifikasi guru, kinerja guru menjadi lebih baik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Muhammad Khoerudin, 2016

KOMPETENSI ALUMNI PG PAUD FIP UNNES DI LEMBAGA PENDIDIKAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari tiga variabel yaitu

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DENGAN DISIPLIN KERJA GURU SMA

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: ARVITA MAYASARI A

PENGARUH PEMBINAAN PENGAWAS SEKOLAH TERHADAP KOMPETENSI GURU SEKOLAH DASAR NEGERI (SDN) SE KECAMATAN BOYOLANGU KABUPATEN TULUNGAGUNG

HUBUNGAN ANTARA GAYA MENGAJAR GURU, MOTIVASI BELAJAR SISWA DAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR FISIKA

JURNAL PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Akuntansi.

BAB IV HASIL PENELITIAN. kecenderungan jawaban responden dari tiap-tiap variabel, baik mengenai

Oleh Irfan Dani Abstrak. Penelitian ini dilatarbelakangi ingin mengetahui: (1) Pengaruh kompetensi kepemimpinan kepala

ABSTRAK PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, BUDAYA KERJA DAN KOMITMEN KERJA TERHADAP PROFESIONALISME GURU. Oleh. Suwandi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Negeri 2 Srandakan. Sekolah ini berlokasi di Godegan, Poncosari,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Artikel Jurnal. Oleh : Diaz Wiryawan NIM

PENGARUH PENYELENGGARAAN MGMP TIK DAN PARTISIPASI ANGGOTA TERHADAP KINERJA GURU TIK SMP SE- KABUPATEN BANTUL ARTIKEL JURNAL

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan terdapat nilai-nilai yang baik, luhur, dan pantas untuk dikembangkan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. lokasi penelitian, yaitu SD Negeri di wilayah Kecamatan Bangunrejo Kabupaten

Transkripsi:

HUBUNGAN PERSEPSI GURU TERHADAP PERAN SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DAN DISIPLIN KERJA DENGAN KINERJA GURU MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI KOTA BOGOR Nandang Najmulmunir* Abd. Wahid Hasyim* Dedeh Jubaedah* Abstract The aim of this research is to know the correlation between teacher s perception toward supervision of headmaster and work discipline with teacher s performance in Madrasah Tsanawiyah Negeri Kota Bogor. The research method is using survey methods with respondent are from teachers in Madrasah Tsanwiyah Negeri Kota Bogor. The sample amounts are consisting of 60 samples. The samples pulling is using census. The hypothesis trial is done with significant result 0,05. The hypothesis significant result is show: (1). There is positive correlation which significant between teacher s perception toward supervision of headmaster with teacher s performance that show the coefficient correlation ry1=0,570 and the same regression Y =60,196+0,378X1 (2). There is positive correlation which significant between work discipline with teacher s performance that shows the coefficient correlation ry2 = 0,463 and the same regression Y=53,591+0,419X2 (3). There is positive correlation which significant between teacher s perception toward supervision of headmaster and work discipline with teacher s performance that shows with the coefficient correlation ry1.2 =0,618 and the same regression Y=42,027+0,301X1 +0,240X2 Keywords: Teacher Perception, Discipline, Teacher Performance Pendahuluan Pendidikan Nasional bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta memiliki rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Untuk terwujudnya pembangunan nasional di bidang pendidikan, maka Pendidikan Nasional harus diusahakan melalui dua hal pokok: pertama, pembentukan manusia Pancasila sebagai manusia pembangunan yang berkualitas tinggi dan mandiri, kedua, mendorong terciptanya perkembangan masyarakat, Bangsa dan Negara Indonesia yang terwujud dalam ketahanan Nasional yang tangguh dalam arti mewujudkan

Nandang Najmulmunir, Abd. Wahid Hasyim, Dedeh Jubaedah kemampuan bangsa dalam menangkal setiap ajaran, paham, dan ideologi yang bertentangan dengan Ideologi Negara Pancasila. Berkaitan dengan ini Bangsa Indonesia dihadapkan pada tantangan yang semakin berat karena arus informasi dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dapat mengubah segala sendi kehidupan dengan begitu cepat. Kenyataan yang demikian telah mendorong Bangsa Indonesia untuk berbuat lebih baik dengan cara meningkatkan kualitas sumber daya manusia guna menyongsong perubahan dan tantangan tersebut. Kualitas sumber daya manusia memegang peranan yang sangat penting dalam rangka mengikuti kemajuan arus informasi, ilmu pengetahuan, dan teknologi, disamping salah satu sumber daya yang vital dalam melaksanakan pembangunan disegala bidang. Usaha peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia seperti yang telah dikemukakan di atas, tidak dapat dipisahkan dengan peran lembaga pendidikan, baik lembaga pendidikan yang bersifat formal maupun informal. Keberadaan lembaga-lembaga pendidikan tersebut diharapkan dapat memegang peranan penting dalam membentuk watak bangsa serta menumbuhkan rasa persatuan dan kesatuan, juga diharapkan mampu memberikan bekal kepada peserta didiknya berupa ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga lembaga pendidikan tersebut benar-benar dapat memberikan sumbangan dalam mencerdaskan kehidupan bangsa seperti yang telah diamanatkan oleh Undang-Undang Dasar 1945. Selain itu selaras juga dengan tujuan Pendidikan Nasional yang menyatakan bahwa tujuan Pendidikan Nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya. Untuk mencapai tujuan pendidikan, guru sebagai salah satu perangkat pendidikan yang langsung berhadapan dengan murid, memiliki tugas utama dan memegang peranan penting dalam pencapaian tujuan pendidikan tersebut. Oleh karena itu guru harus terus meningkatkan kualitas mengajarnya hingga mencapai taraf profesionalisme yang tinggi agar dapat mengaplikasikan kemampuannya yang berlandaskan pada tujuan pendidikan yang dijadikan sebagai tolak ukur keberhasilan pendidikan. Berdasarkan kenyataankenyataan ini dapat diperoleh kejelasan, bahwa profesionalisme guru memiliki peranan dalam upaya mencapai tujuan pendidikan. Guru merupakan faktor penting yang sangat berpengaruh dalam proses pendidikan dan pengajaran, dalam arti sempit guru adalah pelaksana pembelajaran di dalam kelas dan orang yang bekerja 24 edukasi, Vol. 1, No. 2, September 2009: 23 34

Hubungan Persepsi Guru terhadap Peran Supervisi Kepala Sekolah dan Disiplin Kerja dengan Kinerja Guru Madrasah Tsanawiyah Negeri Kota Bogor di bidang pendidikan dan pembelajaran yang turut bertanggung jawab terhadap perkembangan anak didiknya. Rendahnya hasil pendidikan selalu menjadi pembicaraan, hal ini berarti hasil dari pendidikan kurang sesuai dengan tujuan yang ditetapkan dalam kurikulum. Hasil belajar yang kurang sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan dapat dikatakan pembelajaran kurang efektif. Untuk mengatasi masalah di lembaga pendidikan tersebut dibutuhkan peningkatan sumber daya manusia yang professional untuk meningkatkan kinerja guru yang didukung dengan pengawasan serta sistem kontrol yang memadai. Dengan demikian, diharapkan terbentuk karakteristik seseorang yang produktif yaitu seseorang yang bangga dengan pekerjaannya dan menunjukan komitmen personal terhadap kualitas, mempunyai tanggung jawab yang besar, dapat mengantisipasi, dan berinisiatif menyelesaikan pekerjaan dengan tuntas dan ikut terlibat di dalam berbagai tugas di luar peran yang ditugaskan. Selain itu, ingin terus balajar meningkatkan kemampuannya, dapat bekerja sama dalam tim, dapat dipercaya dan jujur, sikap terus terang dan loyal, terbuka terhadap kritik yang konstruktif serta berusaha meningkatkan dan menyempurnakan dirinya. Faktor yang menentukan kinerja guru adalah peranan supervisor dalam upaya meningkatkan keberhasilan guru dalam mengajar. Jika supervisi dilakukan secara baik mungkin akan menumbuhkan gairah mengajar bagi guru yang kemudian akan mempengaruhi pada aktivitas guru mengajar di sekolah. Supervisi Kepala Sekolah merupakan bentuk supervisi terhadap proses pendidikan sehingga akan ditemukan aspek kekuatan dan kelemahannya. Hal tersebut terjadi bila supervisor mampu menjalankan fungsinya dengan baik. Identifikasi Masalah Adapun permasalahan yang terdapat pada variabel yang di teliti, yakni kinerja guru sebagai variabel terikat dan persepsi guru terhadap peran supervisi kepala sekolah dan disiplin kerja sebagai variabel bebas. Pada penelitian ini penulis akan menganalisis variabel kinerja yaitu hubungannya dengan persepsi guru terhadap peran supervisi kepala sekolah dan disiplin kerja. Khususnya kinerja adalah variabel yang dapat dijadikan indikator untuk menentukan keberhasilan suatu program kegiatan. Hal ini merupakan masalah penting untuk diteliti meskipun tidak menutup kemungkinan masih ada faktor lain yang dapat berhubungan dengan kinerja guru baik secara sendiri- edukasi, Vol. 1, No. 2, September 2009: 23 34 25

Nandang Najmulmunir, Abd. Wahid Hasyim, Dedeh Jubaedah sendiri maupun secara bersamasama. Perumusan Masalah Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah tersebut di atas, maka penulis merumuskan permasalahannya sebagai berikut: 1. Apakah terdapat hubungan antara persepsi guru terhadap peran supervisi kepala sekolah dengan kinerja guru? 2. Apakah terdapat hubungan antara disiplin kerja dengan kinerja guru? 3. Apakah terdapat hubungan antara persepsi guru terhadap peran supervisi kepala sekolah dan disiplin kerja secara bersamasama dengan kinerja guru? Pengertian Kinerja Guru Kata kinerja merupakan terjemahan dari bahasa inggris performance. Kinerja berarti sesuatu yang dicapai. 1 Menurut Arief Mulyadi mengartikan, Kinerja (aktifitas kerja) adalah prestasi yang dapat dicapai dalam satu periode tertentu dalam melaksanakan kegiatan dari program berdasarkan kebijakan guna mewujudkan sasaran, tujuan, dan visi melalui misi organisasi. Berdasarkan uraian di atas, kinerja merupakan kemampuan seseorang dalam melaksanakan tugas, kemampuan sesuai dengan tingkatan-tingkatan keberhasilan 1 Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 570. yang dicapai dan adanya interaksi antara kemampuan seseorang dengan tujuan yang ingin dicapai. Indikator kinerja adalah ukuran kuantitatif maupun kualitatif dari hasil kegiatan organisasi yang menggambarkan tingkat pencapaian suatu tujuan. Penilaian kinerja merupakan proses yang dilakukan suatu organisasi atau lembaga dalam mengevaluasi kinerja seseorang. Pegawai disodori umpan balik positif dan imbalan atas kinerja yang baik serta diarahkan untuk membenahi kinerja yang masih buruk. Tujuan utama penilaian kinerja adalah untuk menghasilkan informasi yang akurat dan sahih tentang perilaku dan kinerja pegawai. Semakin akurat dan sahih informasi yang dihasilkan oleh sistem penilaian kinerja, semakin besar potensi nilainya bagi organisasi. Ada beberapa cara penilaian kinerja, antara lain: 1) membandingkan kinerja nyata dengan kinerja yang direncanakan. 2) Membandingkan kinerja nyata dengan hasil yang diharapkan. 3) Membandingkan kinerja tahun ini dengan kinerja tahun-tahun sebelumnya. 4) Membandingkan kinerja satu organisasi dengan organisasi lain. 5) Membandingkan kinerja nyata dengan standar kinerja. 2 2 H. M. Arief Mulyadi, loc. Cit, h. 116. 26 edukasi, Vol. 1, No. 2, September 2009: 23 34

Hubungan Persepsi Guru terhadap Peran Supervisi Kepala Sekolah dan Disiplin Kerja dengan Kinerja Guru Madrasah Tsanawiyah Negeri Kota Bogor Guru sebagai tenaga profesional, di samping memahami hal-hal yang bersifat pilosifis, konseptual, dan tekhnis, juga harus memiliki kemampuan dasar yang dikenal dengan kemampuan dasar profesional guru, yaitu: 1) menguasai bahan, 2) menguasai program belajar, 3) mengelola kelas, 4) menggunakan media/sumber, 5) menguasai landasan-landasan pendidikan, 6) mengelola interaksi belajar mengajar, 7) menilai prestasi siswa untuk kependidikan dan pengajaran, 8) menguasai fungsi dan program pelayanan dan bimbingan di sekolah, 9) mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah, 10) memahami prinsipprinsip dan menafsirkan hasil-hasil penelitian pendidikan guna keperluan pengajaran. Merencanakan Program Pengajaran Sebelum guru melaksanakan pengajaran, terlebih dahulu haruslah dapat membuat rencana pengajaran. Aktivitas membuat rencana pengajaran ini lazim disebut dengan merencanakan pengajaran. Dengan demikian, yang dimaksud dengan merencanakan pengajaran adalah suatu aktivitas merumuskan sesuatu terlebih dahulu sebelum kegiatan belajar mengajar dilaksanakan. 3 Seluruh rumusan tersebut dibuat oleh guru sebelum melaksanakan pengajaran. Apapun jenis rumusannya, yang jelas ia akan dijadikan panduan oleh guru ketika telah benar-benar melaksanakan pengajaran di kelas. Mengelola Proses Belajar Mengajar Hal-hal yang direncanakan pada perencanaan pengajaran diwujudkan dalam bentuk tindakan pengajaran yang nyata. Kemampuan mengelola proses belajar mengajar ini terdiri dari 7 indikator. Ketujuh indikator tersebut adalah sebagai berikut: a) Kemampuan menggunakan metode, media dan bahan latihan sesuai dengan tujuan pengajaran. b) Kemampuan berkomunikasi dengan siswa. c) Kemampuan mendemonstrasikan khasanah metode mengajar. d) Kemampuan mendorong dan menggalakkan keterlibatan siswa dalam pengajaran. e) Kemampuan mendemonstrasikan penguasaan mata pelajaran dan relevansinya. f) Kemampuan mengorganisasi waktu, ruang, bahan dan perlengkapan pengajaran. g) Kemampuan melaksanakan evaluasi pencapaian siswa dalam proses mengajar. 3 Ali Imran, Pembinaan Guru di Indonesia, (Jakarta: PT Dunia Pustaka Jaya, 1995) h. 169. edukasi, Vol. 1, No. 2, September 2009: 23 34 27

Nandang Najmulmunir, Abd. Wahid Hasyim, Dedeh Jubaedah Mengelola Kelas Pengelolaan kelas adalah suatu usaha yang dilakukan oleh penanggung jawab kegiatan belajar mengajar atau yang membantu dengan maksud agar tercapai kondisi optimal sehingga dapat terlaksana kegiatan belajar seperti yang diharapkan. Tujuan pengelolaan kelas pada hakekatnya telah terkandung dalam tujuan pendidikan. Secara umum tujuan pengelolaan kelas adalah penyediaan fasilitas bagi bermacam-macam kegiatan belajar siswa dalam lingkungan sosial, emosional, dan intelektual dalam kelas. Memahami dan Menyelenggarakan Administrasi Sekolah Kegiatan dalam administrasi kesiswaan dapat dipilih menjadi tiga bagian besar, yaitu kegiatan penerimaan siswa, pembinaan siswa, dan penamatan program siswa di sekolah. a) Penerimaan Siswa Penerimaan siswa adalah proses pencatatan dan layanan kepada siswa yang baru masuk sekolah, setelah mereka memenuhi persyaratan-persyaratan yang ditentukan oleh sekolah itu. b) Pembinaan Siswa Yang dimaksud dengan pembinaan siswa adalah pemberian layanan kepada siswa di suatu lembaga pendidikan, baik di dalam maupun di luar jam belajarnya di kelas. Pembinaan kepada siswa dilakukan dengan menciptakan kondisi atau membuat siswa sadar akan tugas-tugas belajarnya. c) Tamat Belajar Apabila siswa telah menamatkan (selesai dan lulus) semua mata pelajaran atau telah menempuh kurikulum sekolah dengan memuaskan, maka siswa berhak mendapatkan surat tanda tamat belajar dari kepala sekolah. Melakukan Penilaian Hasil Belajar Siswa Untuk mengukur dan mengevaluasi tingkat keberhasilan belajar siswa dapat dilakukan melalui tes prestasi belajar. Berdasarkan tujuan dan ruang lingkupnya, tes prestasi belajar dapat digolongkan ke dalam jenis penilaian sebagai berukut: a) Tes Formatif Penilaian ini digunakan untuk mengukur satu atau beberapa pokok bahasan tertentu bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang daya serap siswa terhadap pokok bahasan tersebut. b) Tes Subsumatif Tes ini meliputi sejumlah bahan pengajaran tertentu yang telah diajarkan dalam waktu tertentu. Tujuannya adalah untuk memperoleh gambaran daya serap siswa untuk meningkatkan tingkat prestasi belajar siswa. 28 edukasi, Vol. 1, No. 2, September 2009: 23 34

Hubungan Persepsi Guru terhadap Peran Supervisi Kepala Sekolah dan Disiplin Kerja dengan Kinerja Guru Madrasah Tsanawiyah Negeri Kota Bogor c) Tes Sumatif Tes ini diadakan untuk mengukur daya serap siswa terhadap bahan pokok-pokok bahasan yang telah diajarkan selama satu semester, satu atau dua tahun pelajaran. Tujuannya adalah untuk menetapkan tingkat atau taraf keberhasilan belajar siswa dalam satu periode belajar tertentu. Berdasarkan teori yang dikembangkan di atas, dapat disimpulkan bahwa kinerja guru adalah hasil akhir yang ditunjukan guru menyangkut seluruh aktivitas dan tanggung jawabnya dalam menjalankan tugasnya sebagai pengajar, pembimbing, dan pendidik bagi para siswa untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Hakikat Supervisi Supervisi secara etimologi berasal dari kata super dan visi yang mengandung arti melihat dan meninjau dari atas atau menilik dan menilai dari atas yang dilakukan oleh pihak atasan terhadap aktivitas, 4 kreativitas, dan kinerja bawahan. Pengertian supervisi juga dikemukakan oleh M. Ngalim Purwanto bahwa supervisi berarti aktivitas-aktivitas untuk menentukan kondisi-kondisi atau syarat-syarat esensial yang akan menjamin tercapainya tujuan-tujuan 4 E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2004), h. 154. pendidikan. 5 Hal tersebut sesuai dengan yang dikemukakan oleh M. Moh. Rifai, supervisi diartikan sebagai bimbingan, pelayanan, dan bantuan dari supervisor kepada yang disupervisi (pada umumnya guru), supaya para guru itu meningkat keahlian profesionalnya, dapat menjadi guru yang lebih baik, dan menghasilkan murid yang lebih baik pula. 6 Dengan demikian pengertian supervisi pendidikan adalah bimbingan, pelayanan, bantuan, yang diberikan supervisor (atasan) kepada guru (bawahan) agar mengalami pertumbuhan secara integral dan maksimal baik profesi maupun pribadinya. Hakikat Disiplin Kerja Kata disiplin menurut Susilo Martoyo, berasal dari bahasa latin decipline yang berarti latihan atau pendidikan kesopanan dan kerohanian serta pengembangan tabiat, norma, ketaatan dalam kebenaran, kesopanan, dan sebagainya sehingga ia disebut disiplin, yang membentuk wibawanya. 7 5 M. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002), h. 20. 6 M. Moh. Rifai, Administrasi dan Supervisi Pendidikan 1 (bagian administrasi pendidikan), (Bandung: Jemmars, 1986), h.125. 7 Susilo Martoyo, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Yogyakarta: BPFE, 1996), h. 141. edukasi, Vol. 1, No. 2, September 2009: 23 34 29

Nandang Najmulmunir, Abd. Wahid Hasyim, Dedeh Jubaedah Alamsyah dan Suharto menyatakan bahwa dalam membentuk disiplin pada seseorang dapat ditempuh melalui tiga pendekatan, yaitu: 1) Conditional Approach (paksaan), yaitu menciptakan kondisi sehingga orang mau tidak mau melaksanakan kegiatan yang diharapkan. 2) Cultural Approach (pendidikan), yaitu mempengaruhi seseorang dengan gambaran-gambaran yang dapat memberikan harapan jika disiplin dilakukan. 3) Habituation Approach (membiasakan), yaitu dengan cara membiasakan diri, menimbulkan kesadaran akan makna, dan pentingnya disiplin bagi kehidupan. 8 Banyak orang pintar mempunyai intelegensia tinggi mengalami kegagalan dalam studi dan pekerjaannya karena kurang disiplin. Akan tetapi tidak sedikit orang yang sukses dan berprestasi dalam studi dan pekerjaannya dengan kemampuan yang pas-pasan tetapi mempunyai disiplin yang tinggi. Jadi, untuk mencapai prestasi dan keberhasilan dalam pekerjaan sebagian besar ditentukan oleh perilaku disiplin bukan kepintaran. Disiplin mempunyai dampak yang kuat terhadap suatu organisasi untuk mencapai keberhasilan dalam mencapai tujuan yang direncanakan. Semua kebijakan tidak akan mempunyai arti kalau tidak didukung oleh disiplin para pelaksananya. Oleh karena itu sikap disiplin merupakan syarat yang tidak bisa ditawar lagi bagi pegawai di lingkungan organisasi pemerintah, termasuk guru, bila dalam melaksanakan tugasnya ingin mencapai daya guna dan hasil guna. Metodologi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Kota Bogor. Pemilihan lokasi ini berdasarkan pertimbangan metodologis dan pertimbangan praktis. Penelitian ini menggunakan metode survey dengan pendekatan korelasional. Untuk mendapatkan data primer di lapangan, digunakan kuesioner yang ada dalam variabel penelitian. Data primer yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data mengenai persepsi guru terhadap peran supervisi kepala sekolah, disiplin kerja dan kinerja guru. Penyusunan kuesioner dengan menggunakan skala penelitian dengan skor terendah 1 dan skor tertinggi 5 untuk setiap butirnya. Pengumpulan data menggunakan angket, dengan menggunakan skala penilaian. Skala penelitian ini menggunakan 5 alternatif jawaban yaitu dengan nilai 5, 4, 3, 2, 1 (untuk pernyataan positif) dan 1, 2, 3, 4, 5 (untuk pernyataan negatif). 8 Ibid, h. 41. 30 edukasi, Vol. 1, No. 2, September 2009: 23 34

Hubungan Persepsi Guru terhadap Peran Supervisi Kepala Sekolah dan Disiplin Kerja dengan Kinerja Guru Madrasah Tsanawiyah Negeri Kota Bogor Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan atau mendeskripsikan secara sistematis fakta-fakta dengan menggunakan pengetahuan ilmiah yang telah diketahui (teori-teori menurut para ahli) untuk memecahkan masalah yang ada. Pada penelitian ini penulis ingin membuktikan hubungan antara persepsi guru terhadap peran supervisi kepala sekolah dan disiplin kerja guru dengan kinerja guru. Seperti gambar 3.1 di bawah ini. Teknik Pengumpulan Data Untuk menggali dan mengumpulkan informasi dan datadata yang berhubungan dengan variabel persepsi guru terhadap peran supervisi kepala sekolah, disiplin kerja, dan kinerja guru, penulis melakukan : 1.Studi Kepustakaan Penelitian kepustakaan dilakukan untuk menggali dan mengumpulkan teori-teori dan berbagai informasi yang berhubungan dan relevan dengan variabel-variabel penelitian melalui berbagai referensi atau sumber yang punya keterkaitan. 2. Observasi Dalam teknik observasi, peneliti mendatangi dan mengamati secara langsung objek penelitian, serta memeriksa berbagai dokumen yang berhubungan dengan variabelvariabel penelitian di MTs Negeri Kota Bogor. 3. Kuesioner Teknik kuesioner merupakan teknik pengumpulan data melalui sejumlah pertanyaan yang telah disusun oleh peneliti yang meliputi indikator-indikator sebagai cerminan pengukuran dari variabel-variabel penelitian. Tujuan pokok pembuatan kuesioner adalah untuk memperoleh informasi dan data yang relevan dengan penelitian ini. Hasil Penelitian dan Pembahasan Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian dan pembahasan yang meliputi: 1) statistik deskriptif hasil penelitian, 2) pengujian persyaratan analisis, 3) pengujian hipotesis penelitian, 4) pembahasan hasil penelitian. Adapun statistik deskriptif data yang diperoleh berdasarkan 60 responden dari para guru Madrasah Tsanawiyah Negeri Kota Bogor, yang dijadikan responden terhadap butir-butir instrument dari variabel-variabel yang diteliti meliputi: 1) skor minimal, 2) skor maksimal, 3) Mean, 4) Median, 5) Modus, 6) Standar Deviasi, 7) Varians edukasi, Vol. 1, No. 2, September 2009: 23 34 31

Nandang Najmulmunir, Abd. Wahid Hasyim, Dedeh Jubaedah Tabel 1 Data Keseluruhan Variabel Statistics Persepsi guru terhadap peran supervisi kepala sekolah Disiplin kerja N Valid 60 60 60 Missing 0 0 0 Kinerja guru Mean 102.67 108.42 99.00 Median 105.00 110.00 100.00 Mode 109 3 101 Std. Deviation 8.455 6.204 5.609 Variance 71.480 38.484 31.458 Minimum 82 84 76 Maximum 114 121 109 Deskripsi Data Variabel Kinerja Guru (Y) selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 2 dan Gambar 1 Tabel 2 Distribusi Frekuensi Kinerja Guru (Y) No Interval a Fr (%) ka Kr (%) 76-81 1.67 1.67 82-87 1.67 3.33 88 93 8.33 1.67 94 99 0 33.33 7 45.00 100 105 9 48.33 6 93.33 106 111 6.67 0 100.00 Jumlah 0 100.00 Gambar 1 Histogram Data Variabel Kinerja Guru (Y) Berdasarkan hasil pengukuran kinerja guru, didapatkan data dengan skor tertinggi 109 dan skor terendah 76 dengan rentang skor 33 Ratarata skor (mean) sebesar 99,00 dengan nilai tengah (median) sebesar100,00 Sedangkan skor yang paling sering muncul (modus) adalah 101 nilai varians sampel yang diperoleh dari hasil pengolahan adalah 31,458 dengan standar deviasi (SD) sebesar 5,609.Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan jumlah kelas interval sebanyak 6 dengan jarak kelas yaitu 6 (setelah dibulatkan). Adapun distribusi frekuensi dan histogram data variabel kinerja guru Pembahasan Hasil Penelitian Secara keseluruhan hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan positif antara: 1) Persepsi Guru terhadap Peran Supervisi Kepala Sekolah dengan Kinerja Guru; 2) disiplin Kerja dengan 32 edukasi, Vol. 1, No. 2, September 2009: 23 34

Hubungan Persepsi Guru terhadap Peran Supervisi Kepala Sekolah dan Disiplin Kerja dengan Kinerja Guru Madrasah Tsanawiyah Negeri Kota Bogor Kinerja Guru; 3) Persepsi Guru terhadap Peran Supervisi Kepala Sekolah dan Disiplin Kerja secara bersama-sama dengan kinerja Guru. Kinerja yang baik akan dimiliki oleh seorang guru apabila guru memahami fungsi dan tugasnya dengan baik. Dalam peningkatan kinerja tugas-tugas profesional mereka hendaklah kepala sekolah selaku supervisor merancangnya sedemikian rupa sehingga tidak mengurangi kebebasan, prakarsa, dan tanggung jawab guru-guru. Dari pemikiran demikian jadi jelaslah bahwa persepsi guru terhadap peran supervisi kepala sekolah memberikan andil pada peningkatan kinerja. Jadi persepsi guru terhadap peran supervisi kepala sekolah dapat meningkatkan kinerja guru. Kesimpulan, Implikasi dan Saran Dari uraian dan hasil analisis, dapat dirumuskan beberapa kesimpulan sebagai berikut: berdasarkan hasil analisis regresi sederhana dan korelasi sederhana menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara persepsi guru terhadap peran supervisi kepala sekolah dengan kinerja guru. Kedua variabel tersebut sejalan, artinya semakin tinggi persepsi guru terhadap peran supervisi kepala sekolah, semakin tinggi pula kinerja guru. Kekuatan hubungan antara keduanya ditunjukkan dengan koefisien korelasi (r) sebesar 0,570 dan koefisien determinasi (r 2 ) sebesar 0,325. Sebagai usaha peningkatan kemampuan profesionalnya dengan memberikan latihan kepada guruguru sesuai dengan kebutuhan mereka. Latihan itu dapat berupa: diskusi, demonstrasi, penataran, tugas-tugas tertentu yang harus dikerjakan, melakukan observasi, dan sebagainya. Setelah dilatih, para guru perlu mendapat dorongan dan bimbingan, mendapat petunjukpetunjuk bagaimana menerapkan hasil latihan yang telah mereka peroleh. Berdasarkan pada uraian, hasil analisis, dan kesimpulan sebelumnya, maka penulis akan memberikan rekomendasi beberapa saran sebagai berikut: 1) Secara deskriptif, meskipun ratarata jawaban responden untuk semua variabel berada pada kisaran yang sangat diharapkan, namun hal itu bisa saja terjadi perubahan pada kisaran yang tidak diharapkan. Untuk itu semua variabel perlu dipelihara secara konsisten dan berkesinambungan sehingga bisa tetap stabil, dan alangkah baiknya untuk terus ditingkatkan. 2) Dalam rangka meningkatkan kinerja guru, Kepala Madrasah dan para pemegang kebijakan pendidikan diharapkan memberikan kesempatan kepada para guru untuk meningkatkan edukasi, Vol. 1, No. 2, September 2009: 23 34 33

Nandang Najmulmunir, Abd. Wahid Hasyim, Dedeh Jubaedah kemampuan profesionalitas melalui berbagai bentuk kegiatan seperti MGMP, pelatihan, dan sebagainya. Selain kebijakan yang dikeluarkan dan peraturan yang diterapkan harus mendorong guru ke arah peningkatan disiplin kerja guru. Selain itu faktor yang cukup penting dan perlu diperhatikan adalah keteladanan dari Kepala Madrasah dan penanaman rasa tanggung jawab atau kesadaran yang tinggi kepada semua guru dalam melaksanakan tugas. 3) Kepala Madrasah dan guru hendaknya lebih mencermati dan tanggap, bahwa kinerja guru tidak hanya dipengaruhi oleh persepsi guru terhadap peran supervisi kepala sekolah dan disiplin kerja, akan tetapi masih banyak faktor lain seperti: gaya kepemimpinan, kreativitas guru, kompetensi guru, etos kerja, dan sebagainya yang ikut mempengaruhi. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002. Rifai, M. Moh., Administrasi dan Supervisi Pendidikan 1, Bandung: Jemmars, 1986. *Dr. Ir. Nandang Najmulmunir, MS. Dosen Program Pascasarjana, Universitas Islam 45 Bekasi. *Dr. Abd. Wahid Hasyim, M.Ag. Dosen Program Pascasarjana, Universitas Islam 45 Bekasi. *Dedeh Jubaedah. Mahasiswa Magister Pendidikan Islam, Program Pascasarjana, Universitas Islam 45 Bekasi. Daftar Pustaka Imran, Ali, Pembinaan Guru di Indonesia, Jakarta: PT Dunia Pustaka Jaya, 1995. Martoyo, Susilo, Manajemen Sumber Daya Manusia, Yogyakarta: BPFE, 1996. Mulyasa, E., Manajemen Berbasis Sekolah, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004. Purwanto, M. Ngalim, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, 34 edukasi, Vol. 1, No. 2, September 2009: 23 34