BAB I PENDAHULUAN. keuangan (financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki dana

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia perbankan sangat pesat setelah terjadi deregulasi di

BAB I PENDAHULUAN. intermediary) antara pihak yang mempunyai dana (surplus unit) dengan pihak

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia modern sekarang ini, peranan perbankan dalam memajukan

menjalankan usahanya berdasarkan prinsip kepercayaan. Di dalam menjalankan fungsi-fungsi bank, bank dituntut untuk berada dalam kondisi yang sehat.

ANALISIS KINERJA KEUANGAN BANK SYARIAH DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN CAMELS

BAB I PENDAHULUAN. pembengkakan nilai dan pembayaran hutang luar negeri, melonjaknya non performing

BAB I PENDAHULUAN. dengan perusahaan yang menjual produk yang berbentuk jasa. Perbankan. dana, disamping menyediakan jasa-jasa keuangan lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. intermediasi (financial intermediary) yaitu lembaga keuangan yang berfungsi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA Institusi Perbankan

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan bank yang berupa penghimpunan dan penyaluran dana dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. bunga yang sangat tinggi. Hingga saat ini, sistem pengkreditan bank sudah merata

BAB IV ANALISIS DATA

BAB I PENDAHULUAN. adalah dalam hal penentuan harga, baik harga jual maupun harga beli. Bank

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan adanya krisis ekonomi yang menimpa Indonesia sejak

Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan yaitu yang dimaksud dengan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dunia perbankan memegang peranan yang penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. (financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki dana (surplus unit)

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan akan ketersediaan pendanaan atau biaya. Sektor perbankan memiliki

Analisis Penilaian Tingkat Kesehatan Pada PT. Bank Mandiri, Tbk Periode Disusun oleh : Nama : Las Rohana Jurusan : Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Krisis moneter pada tahun 1998 yang terjadi di indonesia memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Rasio permodalan diukur dengan membandingkan antara rasio Modal

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan di ukur dan ditentukan oleh uang sehingga eksistensi dunia

Analisis Kinerja PT. Bank Tabungan Negara (PERSERO), Tbk Dengan Menggunakan Metode CAMEL dan Metode RGEC

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan bank syariah di Indonesia menunjukan arah

ANALISIS KINERJA BANK SYARIAH DI INDONESIA (Studi Empiris Bank Umum Syariah)

BAB 1 PENDAHULUAN. mengenai posisi keuangan, laporan laba rugi untuk menilai perkembangan

Analisis Kinerja Keuangan Bank Untuk Mengetahui tingkat Kesehatan Bank (Studi Kasus PT.BNI (Persero), Tbk.

BAB X PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK (CAMELS)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Keuangan Bank Syariah membutuhkan kajian teori sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah suatu badan usaha yang tugas utamanya sebagai lembaga

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perbankan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan bank,

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (Persero), Tbk PERIODE

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terhadap bunga (riba), baik nominal sederhana, bunga berbunga, berbunga. investasi, termasuk di pasar modal dan asuransi.

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan istilah di dunia perbankan adalah kegiatan funding (Kasmir, 2008:

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat atas pengelolaan dana yang dimiliki juga semakin meningkat. Bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. potensi dapat bermanfaat untuk pertumbuhan ekonomi, perlu disalurkan. kegiatan yang produktif. (AnggrainiPutri,2011)

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Taswan (2006:4), bank adalah lembaga keuangan atau

BAB I PENDAHULUAN. suatu badan usaha terus-menerus memperoleh laba, ini berarti kelangsungan hidup

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang dimiliki oleh unit ekonomi yang surplus kepada unit-unit ekonomi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. prinsip bagi hasil dan risiko (profit and loss sharing). Sebagai bagian dari sistem

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berpengaruh pada seluruh aspek di dalamnya. Dapat dikatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. dengan fungsi bank sebagai media perantara keuangan (Financial Intermediary)

Analisis Tingkat Kesehatan Bank BUMN dengan Menggunakan RGEC. Abstrak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan. sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Bank

BAB 1 PENDAHULUAN. nilai-nilai normatif dan rambu-rambu Ilahi (Antonio, 2001).

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis perbankan di Indonesia era tahun 60-an dan 70-an merupakan bisnis

BAB I PENDAHULUAN. keemasan yang puncaknya ditandai dengan keberhasilan beberapa bank besar

BAB I PENDAHULUAN. terjadi perkembangan yang sangat pesat dari tahun-tahun sebelumnya. Hal

BAB 1 PENDAHULUAN. Di tengah berbagai tantangan yang dihadapi dan perbedaan kecepatan

BAB I PENDAHULUAN. antara pihak-pihak yang memiliki dana dengan pihak-pihak yang memerlukan. manajemen bank perlu memperhatikan kinerja bank.

BAB I PENDAHULUAN. utamanya menghimpun dana dari masyarakat melalui simpanan giro, tabungan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan strategis dalam kegiatan perekonomian. Sarana tersebut dimiliki oleh

BAB I Latar Belakang. Praktik perbankan di Indonesia saat ini yang diatur dalam Undang-Undang Perbankan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga keuangan seperti perbankan telah menjadi ujung tombak

BAB I PENDAHULUAN. merupakan instrumen investasi yang banyak dipilih para investor karena saham

BAB I PENDAHULUAN. satu lembaga keuangan tersebut yakni industri perbankan. untuk menjalankan industri perbankan agar tidak merusak tatanan

BAB III METODE PENELITIAN. data tertulis lainnya yang berhubungan dengan informasi yang dibutuhkan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Bhayangkara Jaya

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. biasa yang pola operasinya mengikuti prinsip-prinsip syariah. Menurut UU

BAB I PENDAHULUAN. fungsinya sebagai lembaga intermediasi, penyelenggara transaksi

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan erat dengan sector keuangan. Banyak sekali lembaga-lembaga keuangan

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1. Kinerja (LDR) Bank Umum Tahun

BAB I PENDAHULUAN. terlihat dari data yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia. Pada Desember

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Kasmir, 2012:2) Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 31 tentang Akuntansi Perbankan

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan kurangnya inisiatif perbankan. Perkembangan bank yang makin pesat

BAB I PENDAHULUAN. ukur kemajuan negara yang bersangkutan. Oleh karena itu bank dapat. berupa Bank Umum Syariah, Unit Usaha Syariah, maupun Badan

BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. dilakukan melalui berbagai kebijakan di bidang perbankan tujuan utamanya

BAB I PENDAHULUAN. keputusan operasional taktis stratejik manajerial, alat prediksi kinerja

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai

Menurut Marrie Muhamad Mantan Menteri Keuangan mengatakan bahwa ada dua pihak yang kontra-privatisasi, dan pihak yang pro-privatisasi. Pihak yang kont

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan sebuah lembaga yang mampu menjalankan fungsi pelantara (financial

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa tahun terakhir masyarakat Indonesia mulai percaya

Sri Pujiyanti Dr. Ir. E. Susi Suhendra, MS Universitas Gunadarma

BAB I PENDAHULUAN. bank itu sendiri berasal dari kata banque dalam bahasa prancis dan banco dalam

1. Penilaian tingkat kesehatan bank dilihat dari faktor Risk Profile pada periode 2013 menunjukkan Bank Syariah Mandiri masuk kategori sangat sehat,

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan tersebut semakin membaik pada akhir 2015 seiring dengan. semakin baik (Laporan Tahunan Perbankan, 2015).

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat muslim di Indonesia khususnya riba. Bank syariah seperti halnya bank

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian suatu negara. Sebagai lembaga yang mengumpulkan dana dari

Nama : Deni Aulia NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Widada, SE., MM

Hal 9-2. C tive by Ticha. Hal 9-4. C tive by Ticha

BAB I PENDAHULUAN. dalam kegiatan ekonomi. Karena perbankan mempunyai fungsi utama sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai banknote. Kata bank berasal dari bahasa Italia banca berarti. meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan perusahaan pada umumnya ditandai dengan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. dimulainya industri perbankan syariah di Indonesia. Namun hal ini dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bank merupakan suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki dana (surplus unit) dengan pihak-pihak yang memerlukan dana (defisit unit) serta sebagai lembaga yang berfungsi memperlancar aliran lalu lintas pembayaran. Fungsi bank merupakan perantara diantara masyarakat yang membutuhkan dana, disamping itu menyediakan jasa-jasa keuangan lainnya. Oleh karenanya bank berfungsi sebagai perantara keuangan, maka dalam hal ini faktor kepercayaan dari masyarakat merupakan faktor utama dalam menjalankan bisnis perbankkan (Kasmir, 2000). Menurut Hastalona (2008) dan Amalia (2010) kinerja keuangan merupakan hal penting yang harus dicapai oleh setiap perusahaan termasuk perbankan, karena kinerja keuangan tersebut merupakan cerminan dari kemampuan perusahaan dalam mengelola dan mengalokasikan sumber dayanya. Perkembangan perbankan saat ini ditandai dengan membaiknya kesehatan perbankan, namun fungsi intermediasinya belum pulih. Tingkat kesehatan bank dapat dilihat dari bagaimana kinerja suatu bank. Dalam upaya meningkatkan tingkat kesehatan bank yang ada di Indonesia maka sektor perbankan diharapkan dapat terus meningkatkan kinerjanya. Dalam persaingan didunia perbankan banyak beberapa bank yang kurang berhatihati dalam menjalankan kegiatannya, sehingga timbul pelanggaran 1

2 terhadap peraturan perbankan, yang pada akhirnya dapat merugikan bank itu sendiri sehingga berdampak pada nasabah yang menempatkan dananya di bank tersebut. Bank sebagai lembaga intermediasi antara pihak-pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak-pihak yang memerlukan dana, diperlukan bank dengan kinerja keuangan yang sehat, sehingga fungsi intermediasi dapat berjalan lancar. Kesehatan bank dapat diartikan sebagai kemampuan suatu bank untuk melakukan kegiatan operasional perbankan secara normal dan mampu memenuhi semua kewajibannya dengan baik dengan cara-cara yang sesuai dengan peraturan perbankan yang berlaku. Dengan adanya aturan tentang kesehatan bank ini, perbankan diharapkan selalu dalam kondisi sehat sehingga tidak akan merugikan masyarakat yang berhubungan dengan perbankan. Aturan tentang kesehatan bank yang diterapkan oleh Indonesia mencakup berbagai aspek dalam kegiatan bank, mulai dari penghimpunan dana sampai dengan penggunaan dan penyaluran dana. (Santoso dan Triandaru, 2006). Manajemen bank syariah tidak berbeda jauh dengan manajemen bank konvensional namun dengan adanya landasan syariat islam menyebabkan perbedaan pada sistem operasionalnya yaitu bank syariah tidak menggunakan sistem bunga tetapi menggunakan tata aturan yang berkiblat pada hukum islam yaitu sistem bagi hasil. Dengan semakin ketatnya persaingan antar bank syariah maupun dengan bank konvensional, membuat bank syariah dituntut

3 untuk memiliki kinerja yang bagus agar dapat bersaing dalam memperebutkan pasar perbankan nasional di Indonesia. Seiring dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi, pembiayaan perbankan syariah juga mengalami peningkatan yang tajam. Kualitas pembiayaan syariah juga menunjukkan kinerja yang membaik dengan ditunjukkan oleh membesarnya porsi pembiayaan bagi hasil yaitu mudharobah dan musyarokah. Hingga akhir kuartal pertama tahun 2005, pembiayaan syariah mencapai lebih dari 16 triliun. Pembiayaan tersebut berasal dari 3 bank umum syariah dan 17 unit usaha syariah. Tiga bank tersebut adalah Bank Mandiri Syariah, Bank Muamalat Indonesia, dan Bank Syariah Mega Indonesia. Potensi pertumbuhan perbankan syariah di Indonesia sangat tinggi. Bahkan pertumbuhanya lebih tinggi dibanding dengan rata-rata pertumbuhan aset perbankan secara keseluruhan. Penabung aktif di bank syariah terus berkembang dari tahun ke tahun. Perkembangan asset perbankan syariah meningkat sangat signifikan dari akhir tahun 2011 sampai dengan akhir tahun 2012 sebesar lebih dari 33,37%. Penghimpunan dana dan pembiayaan mencapai peningkatan sebesar 41,84% dan 22,74%. Jika dilihat dari rasio pembiayaan yang disalurkan dengan besarnya dana pihak ketiga (DPK) yang dinyatakan dengan nilai Financing to Deposit Ratio (FDR), maka bank syariah memiliki rata-rata FDR sebesar 97,65%. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya dan tahun sesudahnya, pada tahun 2010 Financing to Defosit Ratio perbankan syariah lebih dari 100%.

4 Tingginya tingkat FDR tersebut karena pembiayaan yang disalurkan selama bulan maret-november 2010 lebih besar dari Dana Pihak Ketiga (DPK), meskipun pembiayaan yang disalurkan lebih besar dari DPK, tetapi tingkat kegalalan bayar atau yang dinyatakan dalam Non Performing Financing (NPF) ternyata lebih sedikit dari periode tahun 2006-2007, yakni hanya sebesar 3,95%, masih dibawah batas ketentuan minimal sebesar 5%. Artinya bank syariah betul betul menjalankan fungsinya sebagai lembaga intermediasi keuangan dengan tidak mengabaikan prinsip kehati-hatian. Selain itu juga, secara keseluruhan perbankan syariah relatif lebih sehat. Menyadari arti pentingnya kesehatan suatu bank bagi pemerintah, perekonomian negara, sektor usaha dan nasabah, maka perlu untuk melakukan pemeliharaan kesehatan bank yang dilihat dari kinerja perbankan yang dapat membantu para stakeholder industry perbankan untuk ikut mengevaluasi dan menilai tingkat kesehatan bank, sehingga bisa menggunakan opsi pilih dalam menentukan jasa perbankan yang akan digunakan. Serta pentingnya menjaga kepercayaan masyarakat terhadap bank karena kegiatan utama bank adalah penghimpunan dana dari masyarakat kemudian menyalurkannya dengan tujuan untuk memperoleh pendapatan. Oleh karena itu Bank Indonesia menerapkan aturan tentang kesehatan bank. Untuk menilai tingkat kesehatan bank umumnya digunakan enam aspek penilaian, yaitu : Capital, Assets, Management, Earning, Liquidity, Sesitivity to Market Risk yang biasanya disebut CAMELS.

5 Almilia dan Winny melakukan penelitian tentang kondisi bermasalah pada perbankan swasta di Indonesia periode 2000-2002. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan bukti empiris tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi kebangkrutan dan kesulitan keuangan perbankan. Faktor-faktor yang diuji dalam penelitian ini adalah rasio CAMEL sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia, yaitu CAR (Capital Adeqaniy Ratio), ATTM (Aktiva Tetap Terhadap Modal), APB (Aktiva Produktif Bermasalah), NPL (Non Performing Loan), PPAP (Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif) terhadap Aktiva Produktif, Pemenuhan PPAP (Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif ), ROA (Return on Assets), ROE (Return on Equity), NIM (Net Interest Margin), BOPO (Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional) serta LDR (Loan to Deposit Ratio). Sampel penelitian ini terdiri dari 16 bank sehat, 2 bank yang mengalami kebangkrutan dan 6 bank yang mengalami kesulitan keuangan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan rasio yang memiliki perbedaan yang signifikan antara bank bermasalah dengan bank tidak bermasalah adalah CAR, APB, NPL, PPAPAP, ROA, NIM serta BOPO. Widagdo dan Miftah (2008), yaitu melakukan penelitian terhadap perusahaan perbankan yang termasuk dalam bank umum swasta nasional devisa go public di BEJ dan termasuk dalam lima bank yang memiliki aktiva tinggi pada tahun 2005 dan tahun 2006. Berdasarkan analisis CAMELS, dapat disimpulkan bahwa kinerja dari kelima bank tersebut menghasilkan peringkat

6 komposit masing- masing berada pada predikat empat yang dapat dikatakan bank memiliki predikat kurang sehat. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Kusumo (2008) yang melakukan penelitian mengenai tingkat kesehatan bank dengan metode CAMELS yang dilakukan pada Bank Syariah Mandiri dengan tahun perbandingan tahun 2002 sampai 2007 menggunakan analisis rasio keuangan adalah rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM), rasio Kualitas Aktiva Produktif (KAP), rasio Net profit Margin (NPM), rasio Net Operating Margin (NOM), rasio Short Term Mismatch (STM) dan rasio Sensitivitas Terhadap Resiko Pasar (MR). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada objek penelitian. Dalam penelitian terdahulu objek yang diteliti adalah hanya Bank Syariah Mandiri, sedangkan penelitian sekarang meliputi Bank Syariah yang berstatus sebagai Bank Devisa. Perbedaan kedua terletak pada analisis rasio yang digunakan penelitian terdahulu adalah CAELS (Capital, Asset, Earning, Liquidity dan Sensitivity Market Risk). Sedangkan penelitian sekarang analisis rasio yang digunakan adalah CAMELS (Capital, Asset, Management, Earning, Liquidity dan Sensitivity Market Risk). Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja bank syariah dan salah satunya adalah Peraturan Bank Indonesia No. 9/1/PBI/2007 yang dalam penilaiannya menggunakan pendekatan CAMELS (Capital, Asset, Management, Earning, Liquidity dan Sensitivity Market Risk). Ini merupakan alat ukur resmi yang telah ditetapkan oleh Bank

7 Indonesia untuk menghitung kesehatan bank syariah di Indonesia. Dalam penelitian ini penulis menganalisis kinerja dari aspek keuangan dan manajemen yang terdiri dari Capital, Asset,Management, Earning, Liquidity dan Sensitivity Market Risk. Rasio-rasio yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM), rasio Kualitas Aktiva Produktif (KAP), Net Profit Margin (NPM), rasio Net Operating Margin (NOM), rasio Short Term Mismatch (STM) dan rasio Sensitivitas Terhadap Resiko Pasar (MR). Dari latar belakang masalah tersebut, maka penulis mengambil judul Analisis Kinerja Keuangan Bank Syariah dengan Menggunakan Pendekatan CAMELS (Studi Empiris pada Bank Syariah yang Berstatus sebagai Bank Devisa). B. Rumusan Masalah Masalah utama yang diangkat dalam penelitian ini adalah Bagaimana kinerja keuangan pada bank syariah yang berstatus sebagai bank devisa dengan menggunakan analisis CAMELS? C. Pembatasan Masalah Masalah yang dibahas dalam penelitian ini dibatasi pada analisis laporan keuangan sebagai dasar penilaian kesehatan bank tahun 2008-2011. Objek penelitian yang diambil dalam penelitian ini adalah bank syariah yang berstatus sebagai bank devisa tahun 2008-2011. Penilaian kesehatan yang digunakan adalah dengan menggunakan rasio CAMELS (Capital, Assets,

8 Management, Earning, Liquidity, Sensitivity to Market Risk) sesuai dengan peraturan Bank Indonesia No.9/1/PBI/2007. D. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kinerja keuangan bank syariah yang berstatus sebagai bank devisa dengan menggunakan analisis CAMELS. E. Manfaat Penelitian 1. Bagi penulis, dengan melakukan penelitian ini penulis memperoleh pengalaman dan ilmu pengetahuan baru mengenai kinerja keuangan pada bank syariah yang berstatus sebagai bank devisa. 2. Bagi Bank Syariah, dapat dijadikan sebagai catatan/koreksi untuk mempertahankan dan meningkatkan kinerjanya, sekaligus memperbaiki apabila ada kelemahan dan kekurangan. 3. Bagi Pengguna Jasa Perbankan, untuk bahan informasi dan mengetahui kinerja keuangan bank syariah yang berstatus devisa. F. Sistematika Penelitian Untuk mempermudah pemahaman dan penelaahan skripsi ini, perlu dijelaskan sistematika skripsi sebagai berikut:

9 BAB I : PENDAHULUAN Dalam bab ini dibahas mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penelitian. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini dibahas mengenai pengertian Bank, pengertian Laporan Keuangan, tinjauan tentang kesehatan bank, kajian penelitian terdahulu dan kerangka pemikiran. BAB III : METODE PENELITIAN Dalam bab ini dibahas tentang jenis penelitian, populasi, sampel, data, sumber data dan metode analisis data. BAB IV : ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini membahas mengenai hasil pengumpulan data penelitian, analisis tingkat kesehatan bank dan pembahasan hasil penelitian. BAB V : PENUTUP Dalam bab ini dibahas mengenai kesimpulan yang diperoleh dari penelitian, keterbatasan dan saran-saran yang diberikan.