kesenjangan antara pertumbuhan jumlah angkatan kerja disatu pihak dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kependudukan dan pertumbuhan ekonomi memiliki hubungan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengangguran merupakan masalah ketenagakerjaan yang sering dihadapi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses kenaikan pendapatan

I. PENDAHULUAN. Salah satu faktor pendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dalam arti tingkat hidup yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tujuan utama pembangunan ekonomi di negara berkembang adalah

BAB I PENDAHULUAN. dari kesenjangan antara pertumbuhan jumlah angkatan kerja disatu pihak dan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan. suatu negara untuk mengembangkan kegiatan ekonomi dan taraf hidup

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah ekonomi dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi yag pesat merupakan feneomena penting yang

BAB I PENDAHULUAN. Cita-cita bangsa Indonesia dalam konstitusi negara adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sulitnya mengendalikan peningkatan pengangguran merupakan masalah

BAB I PENDAHULUAN. daerah dalam mengurus rumah tangganya sendiri sesuai dengan potensi, aspirasi

I. PENDAHULUAN. industrialisasi dan pembangunan industri sebenarnya merupakan satu jalur

BAB I PENDAHULUAN. yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat. Menurut Todaro dan

BAB I PENDAHULUAN. terkandung dalam analisis makro. Teori Pertumbuhan Ekonomi Neo Klasik

I. PENDAHULUAN. membangun infrastruktur dan fasilitas pelayanan umum. pasar yang tidak sempurna, serta eksternalitas dari kegiatan ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi daerah mempunyai tujuan utama untuk meningkatkan jumlah dan jenis

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. tujuan pembangunan ekonomi secara makro adalah

I. PENDAHULUAN. Pembangunan nasional adalah pembangunan manusia seutuhnya serta

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan proses multidimensional yang mencakup berbagai

I. PENDAHULUAN. ekonomi yang terjadi. Bagi daerah indikator ini penting untuk mengetahui

I. PENDAHULUAN. dan kesejahteraan masyarakat. Untuk itu maka pelaksanaan otonomi daerah. pendapatan dan pembiayaan kebutuhan pembangunan di daerahnya.

ABSTRAK. Kata Kunci: pertumbuhan ekonomi, inflasi, investasi, pertumbuhan ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan pada dasarnya merupakan proses multidimensial

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat memperluas

ABSTRAK. ketimpangan distribusi pendapatan, IPM, biaya infrastruktur, investasi, pertumbuhan ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian pada umumnya mengalami fluktuasi. Pertumbuhan ekonomi nasional yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. meningkatkan taraf hidup masyarakatnya. Indonesia merupakan negara yang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi suatu negara adalah dilihat dari kesempatan kerja yang

Daftar Isi. Daftar Isi... i Daftar Tabel... iii Daftar Gambar... vii 1. PENDAHULUAN...1

BAB I PENDAHULUAN. lapangan atau peluang kerja serta rendahnya produktivitas, namun jauh lebih

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat. Indonesia sebagai

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah untuk pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sektor industri yang dipandang strategis adalah industri manufaktur.

I. PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi banyak dilakukan di beberapa daerah dalam

BAB I PENDAHULUAN. pembelanjaan. Pengeluaran-pengeluaran untuk membiayai administrasi

V. HASIL ANALISIS SISTEM NERACA SOSIAL EKONOMI DI KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2010

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi dalam periode jangka panjang mengikuti

I. PENDAHULUAN. Kabupaten Lampung Tengah memiliki luas wilayah sebesar 4.789,82 Km 2 yang

BAB I PENDAHULUAN. Kesejahteraan masyarakat merupakan salah satu tujuan dari pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas (Irawan dan Suparmoko 2002: 5). pusat. Pemanfaatan sumber daya sendiri perlu dioptimalkan agar dapat

PENDAHULUAN. perubahan struktur sosial, sikap hidup masyarakat, dan perubahan dalam

BAB I PENDAHULUAN. berbagai masalah yang sedang dihadapi (Sandika, 2014). Salah satu usaha untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh negara-negara berkembang

I. PENDAHULUAN. dalam proses pembangunan, khususnya di negara-negara berkembang. Hal ini

I. PENDAHULUAN. perubahan dengan tujuan utama memperbaiki dan meningkatkan taraf hidup

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. dari definisi ini bahwa pembangunan ekonomi mempunyai tiga sifat penting

I. PENDAHULUAN. setiap negara yang ada di dunia untuk berlomba lomba meningkatkan daya

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Sulistiawati (2012).

BAB 5 BAB V SIMPULAN DAN SARAN. sebelumnya, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut.

V. PEMBAHASAN Perkembangan Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri dan Perdagangan, Hotel dan Restoran di Pulau Jawa

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kemiskinan, sekaligus pendukung bagi keberlanjutan pembangunan itu sendiri

I. PENDAHULUAN. yang menyebabkan GNP perkapita (Gross National Product) atau pendapatan

BAB I PENDAHULUAN. Kesempatan kerja merupakan salah satu indikator pembangunan ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pembangunan ekonomi nasional bertujuan untuk. membangun manusia Indonesia seutuhnya, dan pembangunan tersebut harus

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengangguran (Studi kasus provinsi-provinsi se-sumatera)

BAB II STUDI KEPUSTAKAAN. Dalam bab ini akan diuraikan mengenai landasan teori yang menjadi dasar

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. terdahulu oleh Arifatul Chusna (2013) dalam penelitiannya Pengaruh Laju

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi dalam lingkup negara secara spasial tidak selalu

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses multidimensional yang

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan Ekonomi merupakan proses perubahan kondisi suatu Negara secara

I. PENDAHULUAN. perubahan-perubahan mendasar dalam struktur sosial, tingkah laku sosial, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia. Seiring perkembangan zaman tentu kebutuhan manusia bertambah, oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. (SDM), sumber daya alam (SDA), teknologi, sosial budaya dan lain-lain. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. tersebut adalah masalah pengangguran (Sukirno,1985). Menurut Nanga

BAB I PENDAHULUAN. suatu sistem negara kesatuan. Tuntutan desentralisasi atau otonomi yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. terdapat juga transfer, seperti tunjangan sosial yang merupakan bantuan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah penduduk yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya perekonomian nasional yang optimal. Inti dari tujuan pembangunan

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN Peranan Sektor Agroindustri Terhadap Perekonomian Kota Bogor

DAMPAK INVESTASI SWASTA YANG TERCATAT DI SEKTOR PERTANIAN TERHADAP PEREKONOMIAN JAWA TENGAH (ANALISIS INPUT-OUTPUT)

SKRIPSI ANDI NENO ARIANI

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan sosial, yaitu berupa kegiatan-kegiatan yang dilakukan suatu negara

I. PENDAHULUAN. Salah satu tujuan negara adalah pemerataan pembangunan ekonomi. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. dinantikan serta diinginkan oleh rakyat Indonesia. Harapan dan cita-cita yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Nasional secara makro pada hakekatnya bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia ( Sadono Sukirno, 1996:33). Pembangunan ekonomi daerah

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

TINJAUAN PUSTAKA. Pembangunan secara tradisional diartikan sebagai kapasitas dari sebuah

BAB I PENDAHULUAN. yang berhubungan dengan warga negaranya. Terlebih pada negara-negara yang

BAB 1 PENDAHULUAN. karena sebagian orang tua lebih memilih untuk mempekerjakan anaknya dari pada

PENGARUH INVESTASI DAN KONSUMSI TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA DI SUMATERA SELATAN PERIODE

I.PENDAHULUAN. Pembangunan di negara-negara berkembang lebih ditekankan pada pembangunan

I. PENDAHULUAN. semakin banyaknya jumlah angkatan kerja yang siap kerja tidak mampu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Isi pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 diantaranya menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang berkembang,yang memiliki ciri ciri negara

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. rata-rata pendapatan riil dan standar hidup masyarakat dalam suatu wilayah. Oleh

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEMPATAN KERJA DI SUMATERA BARAT ( )

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi dan serta iklim perekonomian dunia.

BAB I PENDAHULUAN. antar daerah dan struktur perekonomian yang seimbang (Sukirno, 2005).

I. PENDAHULUAN. Sejak tahun 2001 Indonesia telah memberlakukan desentralisasi yang lebih

BAB 2. Kecenderungan Lintas Sektoral

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, memperluas angkatan kerja dan mengarahkan pendapatan yang merata

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Perkembangan Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengembangkan kegiatan ekonominya sehingga infrastruktur lebih banyak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh Arief Rahman Yuditya (2010) hasil jumlah lapangan pekerjaan tidak diimbangi

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan ekonomi pada hakekatnya adalah serangkaian usaha kebijaksanaan yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, memperluas kesempatan kerja dan mengarahkan pembagian pendapatan secara merata. Dalam pembangunan ekonomi Indonesia, kesempatan kerja masih menjadi masalah utama. Hal ini timbul karena adanya kesenjangan atau ketimpangan untuk mendapatkannya. Pokok dari permasalahan ini bermula dari kesenjangan antara pertumbuhan jumlah angkatan kerja disatu pihak dan kemajuan berbagai sektor perekonomian dalam menyerap tenaga kerja di pihak lain. Proses pembangunan sering kali dikaitkan dengan proses industrialisasi. Proses industrialisasi dan pembangunan industri sebenarnya merupakan salah satu jalur untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dalam arti tingkat hidup yang lebih maju maupun taraf hidup yang lebih bermutu. Dengan kata lain pembangunan industri merupakan satu fungsi dari tujuan pokok kesejahteraan rakyat, bukan merupakan kegiatan yang mandiri untuk hanya sekedar mencapai pembangunan saja (Sukirno, 2000). Struktur ekonomi suatu daerah pada umumnya dapat dilihat dari komposisi produk regional menurut sektor-sektor perekonomian. Banyaknya tenaga kerja yang terserap oleh suatu sektor perekonomian, dapat digunakan 1

2 untuk menggambarkan daya serap sektor perekonomian tersebut terhadap angkatan kerja. Dengan demikian proporsi pekerja menurut lapangan pekerjaan merupakan salah satu ukuran untuk melihat potensi sektor perekonomian dalam menyerap tenaga kerja (Sitanggang dan Nachrowi, 2004). Tenaga kerja menjadi faktor yang sangat penting dalam proses produksi. Tanpa adanya tenaga kerja, proses produksi tidak bisa berjalan dengan lancar. Namun di sisi lain, tenaga kerja bisa menimbulkan berbagai masalah, antara lain jumlah pengangguran tinggi, jumlah angkatan kerja yang semakin meningkat, mutu tenaga kerja yang rendah, dan lain sebagainya. Masalah tersebut menjadi salah satu penghambat pembangunan nasional. Oleh karena itu perlu adanya peran pemerintah untuk mengatasi masalah-masalah tersebut. Untuk mengetahui lebih mendalam mengenai kondisi tenaga kerja beserta masalah dan upaya mengatasinya. Salah satu cara untuk memperluas kesempatan kerja adalah melalui pengembangan industri terutama industri yang bersifat padat karya. Perkembangan dapat terwujud melalui investasi swasta maupun pemerintah. Pengembangan industri tersebut akan menyebabkan kapasitas produksi meningkat sehingga dapat menciptakan kesempatan kerja. Selain investasi swasta terdapat investasi pemerintah yang juga berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi. Sejalan dengan hal tersebut, maka peran sektor industri pengolahan semakin penting, sehingga sektor industri pengolahan termasuk dalam hal ini industri kecil dan menengah mempunyai peranan sebagai sektor pemimpin

3 (Leading Sector) dapat dilihat dari kontribusi PDRB. Seiring bertambahnya unit usaha, meningkatnya kebutuhan penyerapan tenaga kerja pada sektor industri, berdampak pada peningkatan nilai tambah dari sektor ini. Pada tahun 2008 nilai tambah barang pada sektor industri baru 264,1 milyar rupiah, kemudian pada tahun 2012 nilainya meningkat signifikan menjadi 299,5 milyar rupiah. Peningkatan nilai tambah barang pada sektor industri membuktikan bahwa penciptaan lapangan usaha baru telah berhasil mengangkat pendapatan masyarakat baik secara regional, maupun secara individu. Logikanya unit usaha meningkat, tenaga kerja yang diserap semakin banyak, balas jasa faktor produksi pun nilainya bertambah (Bps dalam angka). Menurut pendapat para ahli ekonomi klasik berpendapat bahwa selalu ada keseimbangan pada full employment yang akan terjadi, jadi sepenuhnya ditentukan oleh kemampuan faktor-faktor produksi menghasilkan barang dan jasa. Tingkat penyerapan tenaga kerja ini ditentukan secara bersamaan atau sekaligus oleh segenap harga-harga output dan harga produksi (diluar tenaga kerja) dalam suatu perekonomian yang beroperasi melalui pertimbangan kekuatan-kekuatan permintaan dan penawaran. Dengan peningkatan hasil produksi atau (output) maka secara tidak langsung pendapatan dari perusahaan akan menjadi meningkat pula. Hal ini, akan berdampak pada permintaan tenaga kerja yang semakin besar (Sukirno, 2000). Dengan pertumbuhan output pada industri kecil dan menengah yang cenderung fluktuatif, secara langsung juga berimbas pada permintaan tenaga kerja, yang berarti bahwa kemampuan

4 industri kecil dan menengah dalam menyerap tenaga kerja adalah rendah, padahal industri kecil dan menengah di Kota Malang merupakan salah satu sektor andalan dalam pertumbuhan ekonomi. Salah satu cara memperluas kegiatan industri adalah melalui pengembangan industri terutama industri yang bersifat padat karya yaitu industri kecil menengah. Pertumbuhan unit usaha suatu sektor dalam hal ini industri kecil dan menengah pada suatu daerah akan menambah jumlah lapangan pekerjaan. Hal ini berarti permintaan tenaga kerja juga bertambah. Jika unit usaha suatu industri ditambah maka permintaan tenaga kerja juga bertambah. Untuk mengembangkan sektor industri perlu adanya investasi yang memadai agar pengembangan sektor industri dapat berjalan sesuai tujuan. Usaha akumulasi modal dapat dilakukan dengan melalui kegiatan investasi yang akan menggerakkan perekonomian melalui mekanisme permintaan agregat, dimana akan meningkatkan usaha produksi dan pada akhimya akan mampu meningkatkan permintaan tenaga kerja (Sudarsono, 1998). Investasi pemerintah ini berupa pengeluaran pembangunan pemerintah. Alokasi anggaran pembangunan sektoral merupakan bagian dari pengeluaran pemerintah, mungkin juga bagian dari permintaan agregat sehingga timbulnya permintaan yang berasal dari APBD di Kota Malang akan berdampak positif terhadap tambahan output. Tambahan output ini akan menyebabkan tambahan kesempatan kerja karena banyaknya tenaga kerja yang dibutuhkan untuk

5 menghasilkan 1 unit output melalui kebijakan publik dapat membantu mengurangi jumlah pengangguran. Upah juga mempunyai pengaruh terhadap penyerapan tenaga kerja. Semakin tinggi tingkat upah yang ditetapkan, maka berpengaruh pada meningkatnya biaya produksi, akibatnya untuk melakukan efisiensi, perusahaan terpaksa melakukan pengurangan tenaga kerja, yang berakibat pada rendahnya tingkat kesempatan kerja. Sehingga diduga tingkat upah mempunyai pengaruh yang negatif terhadap kesempatan kerja (Simanjuntak, 2001). Dalam analisa penyerapan tenaga kerja ini penulis sengaja mengambil contoh di Kota Malang. Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa Kota malang dapat dikatakan sebagai salah satu Kota industri dengan relatif banyaknya jumlah perusahaan yang terdapat di Kota Malang dan tenaga kerja yang terserap didalamnya, hingga tahun 2000 saja di Kota Malang terdapat 1.523 perusahaan dengan jumlah pekerja yang mampu terserap sebesar 299.826 orang. Di lima tahun pada tahun 2008 jumlah perusahaan industri kecil dan menengah di Kota Malang sebanyak 146 perusahaan dengan tenaga kerja sebesar 33.820 orang dan meningkat pada tahun 2009 dengan jumlah perusahaan sebanyak 180 unit usaha dengan tenaga kerja sebesar 35.889 orang, begitu juga pada tahun 2010 meningkat menjadi 199 perusahaan dengan tenaga kerja sebesar 36.259 orang. Namun pada tahun 2011 dan 2012 perkembangan peningkatannya menurun dengan jumlah perusahaan sebanyak 81 unit di tahun 2011 dan 64 unit di tahun 2012. Hal ini menyebabkan banyak tenaga kerja yang diberhentikan disebabkan oleh banyaknya perusahaan yang tutup (Bps dan Kota Malang). Selain itu akibat

6 dari berkurangnya tenaga kerja tersebut salah satunya juga di karenakan teknologi yang semakin canggih, oleh karena itu banyak perusaahaan yang mengurangi tenaga kerja mereka dengan menggantikan dengan tenaga mesin dan tidak tidak menggunakan tenaga manual dan hanya memerlukan tenaga kerja yang mempunyai sumber daya manusia yang baik. Sementara itu disisi yang lain, permasalahan tentang ketenagakerjaan yang dihadapi Kota Malang masih tetap seputar usaha untuk memperluas kesempatan kerja agar mengurangi tingkat pengangguran yang semakin besar. Berdasarkan latar belakang masalah, maka penulis tertarik untuk mengangkat menjadi sebuah penelitian yang berjudul Pengaruh JumlahUnit Usaha, Investasi dan Tingkat Upah Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri kecil dan menengah di Kota Malang Tahun 2003-2012. B. Rumusan Masalah Berdasarkan paparan dalam latar belakang di atas maka dapat dirumuskan permasalahan yang selanjutnya akan dibahas dalam penelitian ini yaitu : 1. Bagaimana perkembangan jumlah unit usaha, investasi dan tingkat upah di sektor industri kecil dan menengah di Kota Malang tahun 2003-2012? 2. Apakah jumlah unit usaha, investasi dan tingkat upah berpengaruh terhadap penyerapan tenaga kerja pada sektor industri kecil dan menengah di Kota Malang?

7 C. Batasan Masalah Dalam melaksanakan penelitian ini agar tidak menyimpang dari tujuan yang ditetapkan, maka perlu diberikan pembatasan masalah yang jelas, yaitu wilayah penelitian adalah Kota Malang, dan faktor-faktor yang dimaksud adalah variabel jumlah unit usaha, investasi dan tingkat upah. Studi dilakukan pada periode tahun 2003 sampai dengan 2012. D. Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan di atas, maka tujuan utama penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui perkembangan jumlah unit usaha, investasi dan tingkat upah tahun 2003-2012. 2. Untuk menguji apakah jumlah unit usaha, investasi dan tingkat upah berpengaruh terhadap penyerapan tenaga kerja pada sektor industri kecil dan menengah di Kota Malang. E. Kegunaan Penelitian 1. Bagi pemerintah Kota Malang Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pemerintah daerah sebagai gambaran dan atau untuk masukan dalam pengambilan kebijakan yang berkenaan dengan hal-hal yang berkaitan dengan penyerapan tenaga kerja, khususnya di Kota Malang. 2. Bagi Peneliti Lain

8 Hasil penelitian dapat digunakan sebagai referensi dan bahan perbandingan bagi peneliti selanjutnya dimasa mendatang.