LAPORAN CAPAIAN KINERJA

dokumen-dokumen yang mirip
FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 2015

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

Kementerian Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang PENGANTAR

PENGELOLAAN PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK


SIARAN PERS BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Negara/Daerah sebagai kelanjutan dari 3 (tiga) paket Undang-undang yang telah

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

BAB II PROFIL DJKN (Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara) Sumatera Utara

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN ATAS PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA


Kebijakan Penyusunan dan Pelaporan BMN

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT TAHUN Grafik 1.Perkembangan Jumlah Temuan BPK Atas LKPP Tahun

SIARAN PERS BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

RENCANA PENILAIAN KEMBALI (REVALUASI) BARANG MILIK NEGARA BERUPA ASET TETAP PADA PEMERINTAH PUSAT

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL KEKAYAAN NEGARA NOMOR 147/KN/2015 TENTANG RENCANA STRATEGIS

Petunjuk Teknis Reviu Laporan Keuangan

: Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Jakarta V

BAB II KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA SUMATERA UTARA. A. Sejarah Ringkas Kawil Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Sumatera

I. UMUM. Saldo...

K A T A P E N G A N T A R

Laporan Kinerja KPPN Bandar Lampung 2015

BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA

DAFTAR INFORMASI PUBLIK YANG DIKUASAI BIRO KEUANGAN DAN PERLENGKAPAN

Kata Sambutan Kepala Badan

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK

3. Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi menyampaikan beberapa hal diantaranya sebagai berikut:

FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 2015

2017, No Tahun 2013 Nomor 1617) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 215/PMK.05/2016 tentang Perubahan atas Peratu

BAHAN RAPAT MENTERI PEKERJAAN UMUM PADA RAPAT KERJA DENGAN KOMISI V DPR-RI Jakarta, 11 Februari 2014

FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : Mewujudkan pengelolaan kas yang efisien dan optimal.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM Kedudukan

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. Mardiasmo (2004) mengatakan, instansi pemerintah wajib melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP tersebut

MATRIKS RENCANA KERJA KEMENTERIAN KEUANGAN TAHUN 2012 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN KEUANGAN

2 c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA DAN AKUNTABILITAS KEUANGAN

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI. 2.1 Sejarah Singkat Berdirinya Kantor Wilayah VIII Direktorat Jenderal

BAB II GAMBARAN UMUM KPKNL BANDUNG. Keuangan Nomor : 135/PMK.01/2006 yang diubah terakhir dengan PMK Nomor:

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA RINGKASAN EKSEKUTIF HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2017

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA LAPORAN KINERJA BIRO PERENCANAAN DAN KEUANGAN TAHUN 2015

ANALISA TERHADAP OPINI DISCLAIMER BPK-RI ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT (LKPP) TAHUN 2007

SIARAN PERS BADAN PEMERIKSA KEUANGAN. BPK: Wajar Dengan Pengecualian atas LKPP Tahun 2012

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

REVIU LAPORAN KEUANGAN DAN RKA KL SEBAGAI KEGIATAN ASSURANCE ITJEN KEMHAN DALAM RANGKA PENINGKATAN AKUNTABILITAS KEUANGAN UO KEMHAN

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA

BAB II KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA SUMATERA UTARA. dibentuk Badan Urusan Piutang Negara (BUPN) dengan tugas mengurus

Biro Umum Sekretariat Jenderal Kemdikbud Tahun 2012

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PROGRAM KERJA PENGAWASAN INTERNAL

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK

BAB 1 PENDAHULUAN. hal pengelolaan keuangan dan aset daerah. Berdasarkan Permendagri No. 21 Tahun

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR

SEKRETARIAT JENDERAL

Laporan Kinerja KPPN Bandar Lampung 2015

BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Kondisi Saat Ini

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Manajemen perusahaan

Domain Menteri Keuangan Dalam Kont eks Pengelolaan Barang Milik Negara/ Kekayaan Negara d an Beberapa Permasalahannya

KATA PENGANTAR. Semoga Allah SWT selalu membimbing dan mencurahkan rahmat-nya kepada kita semua dalam melaksanakan tugas dan fungsi masing-masing.

Disampaikan dalam Kunjungan Kerja Badan Anggaran DPRD Kabupaten Banyumas Jakarta, 6 Februari 2014

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN ATAS PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA

CATATAN RINGKAS BARANG MILIK NEGARA TA. 2016

Domain Menteri Keuangan Dalam Konteks Pengelolaan Barang Milik Negara/ Kekayaan Negara dan Beberapa Permasalahannya

Tanggal 5-18 Juli 2014

Tarif atas jenis PNBP ditetapkan dengan memperhatikan :

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah mengeluarkan Undang Undang No.32 tahun 2004 tentang Pemerintah

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015

SEKRETARIAT JENDERAL DEWAN PERWAKILAN DAERAH RI REVISI PERJANJIAN KINERJA. Profesional, Akuntabel, dan Modern

BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015

KEBIJAKAN PENGAWASAN INTERN INSPEKTORAT JENDERAL KEMENRISTEKDIKTI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. menyatakan bahwa keuangan negara adalah semua hak dan kewajiban negara

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA RINGKASAN EKSEKUTIF HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2009

Persiapan Penerapan Akuntansi Berbasis Akrual di Indonesia. Abstrak

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA. NOMOR 272/PMk.05/2014 TENTANG

LAPORAN AKUNTABILITAS DAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 2016 KATA PENGANTAR. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) merupakan wujud

CATATAN ATAS LAPORAN BARANG MILIK NEGARA (CALBMN) AUDITED UNIT AKUNTANSI KUASA PENGGUNA BARANG (UAKPB) UNIVERSITAS BENGKULU TAHUN ANGGARAN

RINGKASAN EKSEKUTIF LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA BPKP TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. Tekanan akuntabilitas pada organisasi sektor publik baik pemerintah di

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

1. NAMA JABATAN: Sekretaris Direktorat Jenderal.

ANALISIS TENTANG REKENING DANA INVESTASI

Transkripsi:

LAPORAN CAPAIAN KINERJA UNIT ESELON I : DJKN PERIODE PELAPORAN : SEMESTER I TAHUN No. Realisasi Gap Q2 Smt I Y- Q2 Smt I Y- Q2 Smt I Y- Nilai kekayaan negara 31,00 39,26 105,00 13,62 28,63 28,63-17,38-10,63-76,37 yang diutilisasi triliun triliun triliun triliun triliun triliun triliun triliun triliun 2 Persentase bidang tanah 10% 10% 80% 10% 10% 10% 0% 0% -70% BMN yang direkomendasikan untuk (1.600 / 2.000 disertipikatkan 3 Jumlah penerimaan 175,00 245,00 700,00 306,40 394,80 394,80 131,40 149,80-305,20 kembali (recovery) yang miliar miliar miliar miliar miliar miliar miliar miliar miliar berasal dari pengeluaran APBN Realisasi s.d. semester I sebesar Rp28,63 triliun, antara lain diperoleh dari penetapan utilisasi kekayaan negara pada: 1. Setneg sebesar Rp12,35 triliun; 2. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif sebesar 3,18 triliun; 3. Kepolisian sebesar Rp2,17 triliun; 4. Kementerian Pertahanan sebesar Rp0,809 triliun; 5. Kementerian ESDM sebesar Rp0,59 triliun; 6. Kementerian PU sebesar Rp0,50 triliun; 7. Utilisasi pada 22 K/L dengan nilai sebesar Rp3,88 triliun; 8. Pemanfaatan aset pertamina sebesar Rp1,23 triliun; 9. BPYBDS pada PT ASDP sebesar Rp0,58 triliun; 10. Utilisasi yang ditetapkan oleh Kanwil/KPKNL sebesar 3,33 triliun. belum tercapai karena : 1. nilai BMN sebesar Rp14,5 triliun yang telah siap untuk dijadikan sebagai Daftar Nominasi Aset (DNA) penerbitan SBSN belum dapat disampaikan kepada DJPU karena masih menunggu surat permintaan DNA SBSN. 2. Potensi utilisasi yang berasal dari Kementerian Pertahanan, Kementerian Diknas belum dapat ditetapkan karena belum permohonan dari K/L belum disampaikan dan dokumen persyaratan belum lengkap; 3. Penetapan Peraturan Pemerintah (PP) PMN atas Bantuan Pemerintah yang belum Ditetapkan Statusnya (BPYBDS) berlarut-larut khususnya BPYBDS PT PLN yang harus mendapat persetujuan DPR. Data masih dalam proses rekapitulasi 1. Penyelesaian potensi utilisasi antara lain: a. Penyelesaian permohonan utilisasi pada K/L Kemenhan, dan Kemendiknas b. Penyampaian Daftar Nominasi Aset (DNA) SBSN kepada DJPU. c. Penyelesaian BPYBDS pada PT Angkasa Pura II 2.Usulan penyelesaian BYPBDS aset PLN melalui penetapan PP tanpa menunggu persetujuan DPR, karena persetujuan DPR atas penetapan PMN seluruh BPYBDS sudah diberikan dalam UU APBN sejak UU APBN-P 2010. Koordinasi dengan Kantor Pertanahan dalam rangka inventarisasi bidang tanah yang telah diusulan dan telah bersertifikat Realisasi s.d. triwulan II sebesar Rp394,80 miliar 1. Penjualan / lelang aset properti yang yang diperoleh dari hasil pengelolaan aset yang berasal telah memenuhi persyaratan fisik dan dari penyelesaian aset eks. BDL, aset eks. BPPN, dan dokumen; aset eks. PT. PPA. 2. Penagihan / Pengurusan Aset Kredit; dapat tercapai karena pada triwulan II terdapat hasil 3. Melanjutkan pelaksanaan debitor lelang aset properti yang dilelang melalui KPKNL tracing (investigation) dan asset tracing Purwakarta dan KPKNL Bandung 4 Indeks opini BPK atas BA 999.03 4 (WTP) 4 (WTP) 4 (WTP) 4 (WTP-DPP) 4 (WTP-DPP) 4 (WTP-DPP) - - - Indeks opini BPK atas Laporan Keuangan BA 999.03 (Investasi Pemerintah) memperoleh opini Wajar Tanpa Pengecualian Dengan Paragraf Penjelas (WTP-DPP). dapat tercapai karena: 1. Dalam laporan BA 999.03 telah menyajikan data dana bergulir ; 2. Semakin menurunnya jumlah laporan keuangan BUMN yang masih menggunakan data unaudited; 3. Terdapat pelaksanaan Quality Assurance process (Verifikasi dan rekonsiliasi) yang dilaksanakan oleh Itjen sebelum laporan BA 999.03 diaudit oleh BPK. Menindaklanjuti temuan BPK antara lain: 1. penyelesaian inventarisasi dan verifikasi dana bergulir; 2. Penetapan Peraturan Pemerintah (PP) PMN atas BPYBDS PLN 3. Koodinasi dengan Kementerian Perindustrian untuk penertiban pengelolaan investasi non permanen lainnya dan dana bergulir yang dikelola Kementerian Perindustrian 1

Realisasi Gap Q2 Smt I Y- Q2 Smt I Y- Q2 Smt I Y- 5 Deviasi nilai aset tetap Melaksanakan rekonsiliasi nilai aset antara LKPP dengan tetap dengan DJPB untuk menurunkan LBMN selisih nilai aset tetap 4% 4% 4% 0,167% 0,167% 0,167% -3,8% -3,8% -3,8% Berdasarkan rekapitulasi perbandingan antara nilai aset tetap pada LBMN dan LKPP per 31 Desember (Audited) pada Bulan Juni diperoleh data bahwa nilai aset tetap sesuai LBMN adalah sebesar Rp 1.895,46 T sedangkan nilai aset sesuai LKPP sebesar Rp 1.892,29 T. Berdasarkan data aset tetap pada LBMN dan LKPP tersebut diperoleh selisih aset tetap antara LBMN dan LKPP sebesar Rp 3,16 T dibandingkan nilai aset tetap sesuai LBMN sebesar Rp 1.895,46 T sehingga deviasi nilai aset tetap sebesar 0,167%. dapat tercapai karena a. terdapat rekonsiliasi data nilai aset dengan DJPB untuk memimalisasi terjadinya selisih nilai aset b. terdapat rekonsiliasi dengan K/L untuk membanding antara data pada Laporan BMN dengan data pada SIMAK BMN 6 Jumlah piutang negara 42,50 42,50 425,00 138,78 195,87 138,78 96,28 153,37-286,22 yang dapat diselesaikan miliar miliar miliar miliar miliar miliar miliar miliar miliar Realisasi hasil pengurusan piutang negara sebesar Rp195,87 miliar. dapat tercapai karena adanya pelaksanaan debitor tracing (investigation) dan asset tracing yang menghasilkan adanya pelunasan hutang, pembayaran angsuran, penjualan barang jaminan, dan penarikan piutang negara 1. Melaksanakan upaya pencegahan bepergian ke luar negeri terhadap penanggung hutang yang mempunyai outstanding piutang di atas Rp 1 milyar; 2. Melakukan pemeriksaan harta kekayaan lain milik debitur dalam rangka penyelesaian hutang; 7 Jumlah pokok lelang 0,93 0,93 6,20 1,71 3,22 1,71 0,78 2,29-4,49 triliun triliun triliun triliun triliun triliun triliun triliun triliun Realisasi sebesar Rp3,22 triliun. dapat tercapai 1. Melanjutkan pelaksanaan penggalian karena terdapat upaya untuk melakukan penggalian potensi lelang baik melalui surat potensi dan penyebarluasan informasi mengenai prosedur maupun kunjungan ke lapangan; lelang dan barang yang dilelang kepada masyarakat. 2. Melanjutkan pelaksanaan monitoring Penggalian potensi lelang dan sosialisasi lelang dilakukan dan evaluasi lelang melalui peninjauan melalui penyediaan informasi berupa data lelang di atas dan atau pengawasan langsung Rp500 juta di website DJKN, Kegiatan auction on clinic dan terhadap pelaksanaan lelang pemasangan Iklan layanan lelang 8 Indeks kepuasan pengguna layanan - - 4,04 - - - - - Periode pelaporan tahunan. Realisasi IKU diperoleh dari hasil survei yang dilaksanakan oleh Biro Komunikasi dan Layanan Informasi, Setjen bekerja sama dengan pihak independen - - 9 Persentase kepatuhan pelaporan BMN oleh K/L 95% 95% 95% 97,73% 97,73% 97,73% 2,7% 2,7% 2,7% 1. Realisasi triwulan I sebesar 100% diperoleh dari Melanjutkan pelaksanaan pembinaan, kepatuhan penyampain Laporan Barang Pengguna (LBP) rapat koordinasi, dan bimbingan teknis tahun 2012 unaudited. Dari 88 K/L yang wajib penatausahaan BMN kepada menyampaikan LBP, seluruhnya menyampaikan LBP Kementerian/Lembaga dalam rangka dengan tepat waktu paling lambat tanggal 25 Feburari kepatuhan penyampaian pelaporan LBP. oleh K/L periode selanjutnya 2. Realisasi s.d. triwulan II sebesar 97,73% diperoleh dari kepatuhan penyampain Laporan Barang Pengguna (LBP) tahun 2012 audited. Dari 89 K/L yang wajib menyampaikan LBP, sebanyak 87 K/L menyampaikan LBP dengan tepat waktu paling lambat tanggal 7 Mei dan 2 K/L terlambat menyampaikan laporan yaitu Kementerian Kelautan dan Peikanan (KKP) dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Pencapaian target tersebut didukung oleh pelaksanaan pembinaan dan bimbingan teknis mengenai penatausahaan BMN yang dilakukan oleh DJKN kepada seluruh K/L. Kegiatan tersebut dapat meningkatkan tingkat kesadaran K/L untuk menyampaikan laporan BMN tepat waktu 10 Persentase penyusunan/ 26,32% 26,32% 100% 31,57% 31,57% 31,57% 5,3% 5,3% -68,4% penyempurnaan peraturan Realisasi s.d. triwulan II sebesar 31,57%, dari 19 peraturan yang ditargetkan pada tahun sebanyak 6 Penyelesaian 5 peraturan yang ditargetkan pada triwulan III 2012, yaitu: 2

Realisasi Gap Q2 Smt I Y- Q2 Smt I Y- Q2 Smt I Y- penyempurnaan peraturan (5 peraturan) (5 peraturan) (19 peraturan) (6 peraturan) (6 peraturan) (6 peraturan) peraturan yang ditargetkan pada tahun sebanyak 6 ditargetkan pada triwulan III 2012, yaitu: peraturan telah diselesaikan yaitu: a. 2 peraturan di bidang lelang; 1. KMK 59/KMK.6/ tanggal 13 Maret tentang b. 2 peraturan di bidang penilaian; Tabel Masa Manfaat dalam Rangka Penyusutan BMN c. 1 peraturan di bidang KND berupa Aset Tetap pada Entitas Pemerintah Pusat; 2. KMK 94/KMK.6/ tanggal 12 April tentang Modul Penyusutan BMN berupa Aset Tetap pada Entitas Pemerintah Pusat; 3. Peraturan Bersama Menteri ESDM Nomor : 14 tahun, Menteri Keuangan Nomor : 33/PMK.06/, Menteri BUMN Nomor : PER-01/MBU/ tentang Status Kepemilikan Aset Panas Bumi yang berasal dari Kontrak Operasi Kerjasama (Joint Operation Contract) 4. PMK 45/PMK.06/ tentang Penerapan Prinsip Mengenali Pengguna Jasa bagi Balai Lelang 5. PMK 28/PMK.06/ tentang Penyusunan, Penyampaian, dan Pengubahan Rencana Jangka Penjang dan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan Perseroan di bawah Pembinaan dan Pengawasan Menteri Keuangan 6. RPMK tentang Pengelolaan BMN yang berasal dari Aset Lain-Lain telah disampaikan kepada Menkeu. 11 Persentase penyelesaian BMN Kemenkeu yang bermasalah dengan kategori rusak berat atau hilang 12 Indeks ketepatan waktu penyelesaian tugas tematik 60% 60% 95% 63,43% 63,43% 63,43% 3,43% 3,43% -31,57% Realisasi sebesar 63,43% yang diperoleh dari rata-rata penyelesaian permohonan penghapusan BMN di lingkungan Kemenkeu: 1. Penyelesaian permohonan penghapusan BMN rusak berat di lingkungan Kemenkeu sebanyak 51.159 unit dari 190.402 unit BMN rusak berat di lingkungan Kemenkeu yang teridentifikasi 2. Penyelesaian 2 permohonan penghapusan BMN usang sebanyak 1.708.615 unit 70 70 70 100 100 100 30,00 30,00 30,00 Realisasi sebesar 100 diperoleh dari Penyelesaian tugas tematik yaitu Penyelesaian PLTP Sarulla berupa penyelesaian output berupa Peraturan Bersama Menteri ESDM Nomor : 14 tahun, Menteri Keuangan Nomor : 33/PMK.06/, Menteri BUMN Nomor : PER- 01/MBU/ tentang Status Kepemilikan Aset Panas Bumi yang berasal dari Kontrak Operasi Kerjasama (Joint Operation Contract). Output ditargetkan pada 28 Juni dan dapat diselesaikan lebih cepat pada triwulan I dengan indeks capaian sebesar 100 karena lebih cepat 31 hari atau lebih dari batas waktu yang telah ditetapkan. 1. Koordinasi dengan unit eselon I yang masih memiliki BMN rusak berat untuk segera mengajukan permohonan penghapusan 2. Penyelesaian permohonan yang masih pending untuk ditetapkan pada surat keputusan penghapusan BMN Mengangendakan pertemuan antara Menkeu dengan A.R Soehoed dalam rangka penyelesaian PT. Aldevco. Permintaan waktu telah disampaikan kepada Pushaka melalui surat S- 93/KN.3/ tanggal 18 Maret 13 Rata-rata persentase realisasi janji layanan unggulan 100% 100% 100% 115,12% 115,12% 115,12% 15,1% 15,1% 15,1% Realisasi sebesar 115,12% diperoleh dari rata-rata penyelesaian 10 SOP layanan unggulan pada unit vertikal Penyelesaian permohonan layanan unggulan dengan tepat waktu terhadap permohonan yang diajukan pada triwulan III 14 Persentase persetujuan/ penolakan permohonan pengelolaan kekayaan negara tepat waktu 95% 95% 95% 114,61% 114,61% 114,61% 19,6% 19,6% 19,6% Realisasi sebesar 114,61% diperoleh dari rata-rata waktu penyelesaian permohonan pengelolaan kekayaan negara dari unit vertikal Penyelesaian permohonan pengelolaan Kekayaan Negara dengan tepat waktu terhadap permohonan yang diajukan pada triwulan III 15 Persentase penyelesaian permohonan penilaian BMN tepat waktu 100% 100% 100% 111,33% 111,33% 111,33% 11,3% 11,3% 11,3% Realisasi sebesar 111,33% diperoleh dari rata-rata penyelesaian permohonan penilaian di lingkungan kantor pusat Penyelesaian permohonan penilaian dengan tepat waktu terhadap permohonan yang diajukan pada triwulan III 3

Realisasi Gap Q2 Smt I Y- Q2 Smt I Y- Q2 Smt I Y- 16 Tingkat efektivitas edukasi dan komunikasi 75 75 75 81,62 81,62 81,62 6,62 6,62 6,62 Realisasi diperoleh dari 3 sosialisasi yaitu : 1. Training of Trainers Aplikasi SIMAK 13 dalam rangka Penerapan Penyusutan Barang Milik Negara berupa Aset Tetap pada Entitas Pemerintah Pusat tanggal 10 s.d. 11 April di Hotel Pecenongan, dengan tingkat efektivitas edukasi dan komunikasi adalah 82.44 2. Sosialisasi Implementasi Penyusutan Sesuai PMK nomor 1/PMK.06/ tentang Penyusutan Barang Milik Negara berupa Aset Tetap pada Entitas Pemerintah Pusat, 178 peserta dari K/L, tingkat efektivitas edukasi dan komunikasi adalah 81.52 3. Sosialisasi Implementasi Penyusutan Sesuai PMK nomor 1/PMK.06/ tentang Penyusutan Barang Milik Negara berupa Aset Tetap pada Entitas Pemerintah Pusat, 200 peserta dari Itjen K/L, tingkat efektivitas edukasi dan komunikasi adalah 80.89 Sehingga realisasi capaian tingkat efektivitas edukasi dan komunikasi sebesar 81.62 Pelaksanaan sosialisasi dalam rangka meningkatkan pemahaman pengguna jasa DJKN di bidang pengelolaan kekayaan negara, piutang negara, dan lelang 17 Indeks ketepatan waktu tindak lanjut penyelesaian Instruksi Presiden 80 80 80 89,33 89,33 89,33 9,33 9,33 9,33 Berdasarkan Inpres No.17 tahun 2011 tentang Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi tidak terdapat rencana aksi dan keluaran yang terkait langsung dengan DJKN. Inpres lain yang telah ditindaklanjuti adalah Inpres Nomor 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dengan menyusun LAKIP 2012 yang telah disampaikan kepada Menteri Keuangan melalui nota dinas nomor 58/KN/ tanggal 21 Februari. Penyampaian tersebut lebih cepat dari batas waktu yang ditetapkan oleh Setjen paling lambat tanggal 28 Februari - - 18 Persentase pejabat yang telah memenuhi standar kompetensi jabatan 87% 87% 87% 87,20% 87,20% 87,20% 0,2% 0,2% 0,2% Berdasarkan hasil assesment terhadap 919 pejabat, sebanyak 801 pejabat atau 87,20% telah memenuhi standar kompetensi dengan JPM 72%, dengan rincian: 1. Pejabat eselon II dari 25 yang telah diasessment sebanyak 24 pejabat telah memenuhi standar kompetensi jabatannya 2. Pejabat eselon III dari 181 yang telah diasessment sebanyak 151 pejabat telah memenuhi standar kompetensi jabatannya 3. Pejabat eselon IV dari 713 yang telah diasessment sebanyak 626 pejabat telah memenuhi standar kompetensi jabatannya 1. Pelaksanaan diklat berbasis kompetensi 2. Reassesment bagi pejabat yang belum memenuhi standar kompetensi minimal 19 Persentase pegawai yang memenuhi standar jamlat 10% 10% 50% 12% 12% 12% 2,0% 2,0% -38,0% s.d. triwulan II telah dilaksanakan sebanyak 38 1. Identifikasi penyebaran peserta diklat frekuensi diklat. Dari pelaksanaan diklat tersebut sebanyak pada masing-masing unit 417 pegawai atau 12% dari total pegawai DJKN (3.482) telah memenuhi standar jamlat. 2. Pelaksanaan diklat yang direncanakan pada periode selanjutnya 20 Persentase akurasi data SIMPEG 100% 100% 100% - - - - - - Realisasi IKU masih menunggu hasil pengukuran akurasi data pegawai pada aplikasi SIMPEG yang meliputi data Nama Lengkap, Nomor Induk Pegawai, Pangkat(golongan/Ruang), Tempat Tanggal Lahir, Jabatan (dirinci sampai unit terendah) dan pendidikan terakhir. 1. Penyelesaian pengujian data SIMPEG 2. Pemetaan data pegawai yang akan digunakan sebagai sampling pengukuran data SIMPEG periode selanjutnya 4

Realisasi Gap Q2 Smt I Y- Q2 Smt I Y- Q2 Smt I Y- 21 Nilai reformasi birokrasi 92 92 92 94,49 94,49 94,49 2,49 2,49 2,49 Berdasarkan hasil Penilaian Mandiri atas Pelaksanaan Melanjutkan program reformasi birokrasi Reformasi Birokrasi (PMPRB) di lingkungan DJKN, untuk mempertahankan nilai yang telah realisasi nilai reformasi birokrasi sebesar 94,49 dengan dicapai rincian: 1. Komponen pengungkit untuk kriteria kepemimpinan, perencanaan strategik, SDM aparatur, kemitraan, sumber daya dengan nilai sebesar 94,02 2. Komponen hasil untuk kriteria hasil pada masyarakat/pengguna layanan, hasil pada SDM aparatur, hasil pada komunitas lokal, nasional dan internasional, serta hasil kinerja utama dengan nilai sebesar 94,96 22 Persentase policy recommendation hasil pengawasan yang ditindaklanjuti 23 Tingkat kematangan implementasi manajemen risiko 24 Persentase penyelesaian pembangunan sistem informasi yang mendukung proses bisnis 25 Persentase pertukaran data oleh unit eselon I 15% 15% 90% 30% 30% 30% 15,0% 15,0% -60,0% Dari 6 policy recomendation, telah ditindaklanjuti 2 policy recomendation, yaitu: 1. Pembuatan Draft Keputusan Dirjen tentang Penerapan Pengendalian Intern di Lingkungan DJKN, Draft peraturan telah disampaikan kepada Itjen Penyelesaian 4 policy recomendation yaitu: 1. Perubahan PMK Nomor: 96/PMK.06/2007 tanggal 4 September 2007 dan Perubahan SOP tentang PSP 2. Perbaikan PMK nomor 190/PMK.05/2011 tentang Sistem BMN berupa tanah dan/ bangunan pada Akuntansi Investasi Pemerintah, PMK tersebut telah diperbaiki dengan PMK nomor 225/PMK.05/2012 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2011 tentang Sistem Akuntansi Investasi Pemerintah Kantor Pusat DJKN. 2. Kebijakan terkait dengan penilaian dan proses rekonsiliasi 3. Peraturan mengenai Penyelesaian Aset Tidak Ditemukan pada KKKS 4. Kebijakan terkait dengan tindak lanjut atas BKPKN yang tidak dapat ditemukan. - - 55 - - - - - IKU tahunan sesuai hasil penilaian Itjen atas implementasi manajemen risiko di lingkungan DJKN 40% 40% 80% 40% 40% 40% 0,0% 0,0% -40,0% Realisasi 40% diperoleh dari rata-rata tahapan pembangunan 6 aplikasi, yaitu: 1. Sistem Informasi Manajemen Aset Negara 2. Aplikasi Penatausahaan KND 3. Aplikasi Penatausahaan KNL 4. Aplikasi Lelang melalui e-mail 5. Sistem Bantuan Hukum 6. Sistem Informasi Geografi Kekayaan Negara 7. Sistem Monitoring Aktifitas Rutin 90% 90% 90% 100% 100% 100% 10,0% 10,0% 10,0% Realisasi diperoleh dari pengiriman data summary BMN melalui data pooling Pusintek sesuai kamus data yang telah disepakati dengan Pusintek Pemilihan UPR yang akan menjadi survei penilaian kematangan implementasi manajemen risiko Melanjutkan tahapan pembangunan aplikasi Penyiapan data BMN untuk penyampaian data periode selanjutnya Triwulan IV 26 Persentase penyerapan DIPA (non belanja pegawai) 36% 36% 95% 22,42% 22,42% 22,42% -13,6% -13,6% -72,6% Realisasi penyerapan DIPA (non belanja pegawai) sebesar Monitoring ketepatan penarikan kas 22,42% dari total pagu belanja barang dan belanja modal atas penyerapan yang direncanakan sebesar Rp512,73 miliar telah terealisasi sebesar Rp114,94 miliar dengan rincian: 1. realisasi belanja barang sebesar 25,64% dari pagu sebesar Rp332,85 miliar terealisasi sebesar Rp85,33 miliar; 2. realisasi belanja modal sebesar 16,46 % dari pagu sebesar Rp179,88 miliar terealisasi sebesar Rp29,61 miliar. Belum optimalnya penyerapan DIPA disebabkan: 1. Anggaran untuk pengadaan rumah dinas unit vertikal senilai Rp14,43 miliar belum dapat direalisakan karena masih diblokir. Selanjutnya anggaran tersebut diusulkan sebagai penghematan anggaran. 2. Pengadaan konstruksi dan jasa kontruksi pada kantor pusat dan unit vertikal sebanyak 143 frekuensi dengan nilai sebesar Rp54,98 miliar masih dalam proses pengadaan. 5

Realisasi Gap Q2 Smt I Y- Q2 Smt I Y- Q2 Smt I Y- 27 Persentase penyelesaian Optimalisasi tahapan kegiatan belanja kegiatan belanja modal modal melalui kegiatan pengadaan yang dalam DIPA telah direncanakan 36% 36% 98% 8,28% 8,28% 8,28% -27,7% -27,7% -89,7% Realisasi sebesar 8,28% yang diperoleh dari penyelesaian output dari kegiatan belanja modal berupa 1. pengadaan kendaraan bermotor dengan capaian 3,91% 2. gedung/bangunan dengan capaian 2,52% 3. Peralatan dan Fasilitas Perkantoran dengan capaian 0,80% 4. Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi dengan capaian 0,92% 5. Sarana/prasarana dengan capaian 0,12% Belum optimalnya penyelesaian output disebabkan: 1. Pengadaan rumah dinas unit vertikal belum dapat direalisakan karena masih diblokir. Selanjutnya anggaran tersebut diusulkan sebagai penghematan anggaran. 2. Pengadaan konstruksi dan jasa kontruksi pada kantor pusat dan unit vertikal sebanyak 143 frekuensi masih dalam proses pengadaan. 6