Bayangan (Shadow) TEKNIK PENCAHA AHAYAAN AAN (LIGHTING) 21

dokumen-dokumen yang mirip
3D STUDIO MAX. Setting awal 3D Studio Max 9

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

Finishing Pemodelan Objek 3D

BAB III ANALISA MASALAH DAN PERANCANGAN

4.1 Konsep Dasar Animasi

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

Trik Seleksi SAP2000

BAB 7 ANIMASI DAN RENDERING

PROSES PEMBUATAN MODELING ARSITEKTUR 1. PENGATURAN BACKGROUND IMAGE

Cloudy Morning. Project 2

Kata Pengantar... v Daftar Isi... vii BAGIAN I DASAR... 1

MODUL III. VIDEO (Part 3) A. TUJUAN Mahasiswa mengerti cara memberikan animasi motion/grafhics dan membuat title

Basic 3D Modelling dan Animasi Menggunakan 3DS MAX

Bekasi, Januari 2007

PERTEMUAN 2 MEMBERIKAN TRANSISI

Membuat Tombol Enter dengan Menggunakan Adobe Photoshop Oleh : Tomy Meilando

Martil. Gambar 5.1. Animasi Martil yang Sedang Memaku Kayu. Berikut langkah-langkah pembuatannya.

PENGENALAN INTERFACE MACROMEDIA DITECTOR MX

Animation. Semua gerakan yang Anda pikirkan, dapat dilakukan dalam Maya.

Modul 10: Mengolah Video dengan Adobe Premiere Pro

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

Bekasi, Desember 2006

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pemodelan Objek Pena Cantik 3D

Memberi Efek Transisi

Langkah pembuatan efek foto blending dengan Photoshop

Menambahkan Efek Cuaca pada Gambar

MODUL IV EFEK VIDEO Memberi Efek Pada Clip Video PAL,

Mengenal Adobe Photoshop CS3

TUTORIAL AUTODESK 3DS MAX 2011 MEMBUAT BALON ANEKA WARNA 3 DIMENSI

Latihan Animasi Flash

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. akan dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan aplikasi. Untuk itulah,

BAB IV IMPLEMENTASI DAN UJI COBA

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari Ir. Sofi Ansori Penulis

Pemodelan Objek Monitor 3D

3. Kegiatan Belajar 4 : Membuat animasi menjadi sebuah movie.

3. Hapus kubus (cube). Dengan cara seleksi kubus (klik kanan) lalu tekan X pada keyborad.

BAB 1 Pengenalan 3ds Max

1 Blender animation club. Book material.

MODUL PRAKTIKUM PENGOLAHAN VIDEO dan ANIMASI

Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem 3.1 Metode Pengembangan Sistem

BAB 10 Bouncing Ball / Bola memantul

Modul #8: Membuat Model 3D dengan Adobe After Effect 3D Invigorator

Mengganti Warna Background Pas Foto dengan Menggunakan

Mengatur Tampilan AutoCAD

MODUL 1 SWISHMAX ANIMASI TEKS & ANIMASI GAMBAR

Heryzal Heryandi

Produksi Iklan Audio _ Visual

RENCANA PEMELAJARAN SISWA

BAB II MENU DAN IKON PADA PERANGKAT LUNAK PENGOLAH ANIMASI

3D Graphic Architecture - 1 POKOK BAHASAN

Penyuntingan Digital I 2011

PERTEMUAN 6 MENGEKSPOR MOVIE

Modul Praktikum Basis Data 11 Membuat Menu dengan Form

Membuat banner web berbasis Flash Membuat tombol untuk navigasi movie klip Membuat jam digital

1.1 Koreksi Warna Menggunakan Levels dan Auto Levels

MENGGUNAKAN PROGRAM CAMTASIA UNTUK MEMBUAT TUTORIAL VIDEO

BAB III ANALISIS MASALAH DAN PERANCANGAN PROGRAM

Editing Video Menggunakan Adobe Premiere Pro

BAB 4 MATERIAL OBJEK. Material Objek. Tombol Material Editor. Slot material : tempat meracik material

Editing Video Menggunakan Adobe Premiere Pro

MODUL V DESAIN DENGAN OBYEK FOTO

Mengelola File, Folder, dan Album

TUTORIAL AUTODESK 3DS MAX 2011 MODELING GELAS CANTIK 3 DIMENSI

BAB 4. mempunyai prosesor 1.6 Ghz atau diatasnya dengan memori RAM sebesar 1GB. Dimana

ANIMASI PEMBELAHAN SEL

BAB I PENDAHULUAN PHOTOSHOP CS2

BAB Desain Tempat Puntung Rokok

Ali Salim

Bab 15 Menggunakan Menu Navigasi Berupa Switchboard dan Form

AutoCAD. untuk. Desain dan Finishing Rancang Bangun 3D

Pengembangan Animasi Dasar Pada Flash 8 Professional

MEMBUAT EFEK TRANSISI VIDEO

Latihan 1. Pertemuan 7

Modul Praktikum Dasar Broadcasting

A. Area Kerja Flash MX

TIK CERDA S. Adobe Photoshop MODUL ADOBE PHOTOSHOP TIK CERDAS. TIK CERDAS Surabaya, Indonesia

BAB IV MEMBUAT KARYA GRAFIS SEDERHANA

BAB V IMPLEMENTASI KARYA. Laporan tugas akhir pada BAB V dijelaskan mengenai proses atau jalan cerita

6.1 Praktek Penggunaan Panel Layer

Pembuatan Media Pembelajaran Menggunakan Camtasia Studio

Session #1. 1.introducing 3ds max.

1. TUJUAN Mahasiswa dapat menganimasikan objek 3D dengan menggunakan Blender Mahasiswa dapat membuat animasi 3D sederhana dari objek di sekitar

Aplikasi AutoCAD. untuk Desain Rancang Bangun 3D

5.1 Pelajaran: Menggunakan Map Composer

3.1 Mengenal Audacity Portable

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

II. KEGIATAN PEMBELAJARAN 1

MICROSOFT POWERPOINT. Pendahuluan

Gajah Bermata Satu. Project 1

BAB IX MACROMEDIA FLASH (5) MASK DAN MASKING

PRAKTIKUM MULTIMEDIA MODUL VII DASAR ADOBE AFTER EFFECTS 6.5. Disusun Oleh : Munengsih Sari Bunga

Mengekspos Sinar Matahari dan Bulan

Basic Modelling, Shading, Lighting & Rendering Menggunakan MAYA 2009

Spesifikasi: Ukuran: 11x18 cm Tebal: 200 hlm Harga: Rp Terbit pertama: September 2005 Sinopsis singkat:

IBM LOTUS SYMPHONY PRESENTATIOM

03ILMU. Microsoft Word Mata Kuliah: Aplikasi Komputer. Sabar Rudiarto, S.Kom., M.Kom. KOMPUTER. Modul ke: Fakultas

MATERI : Create : AEC Extended : Wall, Stairs, Door, Windows Modifier : Bevel Material : Multi - Sub / Object, Matte / Shadow

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

Transkripsi:

AHAYAAN AAN (LIGHTING) 21 Bayangan (Shadow) Pada dunia nyata maupun dunia maya, rasanya tidak mungkin kita membicarakan cahaya tanpa membicarakan bayangan. Kedua hal tersebut tidak terpisah dan saling berhubungan karena bayangan akan muncul saat cahaya jatuh menyinari suatu objek. Pada dunia maya, layaknya cahaya, terdapat beberapa jenis bayangan yang dapat dihasilkan oleh komputer. Pada bagian kita akan membahas mengenai bayangan untuk memahami karakteristiknya dengan tujuan agar kita dapat mengeksploitasi bayangan semaksimal mungkin pada scene yang akan dibuat. Bayangan dalam MAYA Bayangan bekerja sama dengan cahaya untuk memberi kesan natural atau realistik pada scene Anda. Bayangan dapat membantu mendefinisikan posisi objek-objek, apakah berada di lantai atau melayang di u- dara. Bayangan yang dihasilkan bisa tajam dan solid namun bisa juga lembut dan buram (blurry). Keberadaan bayangan atau ketiadaannya dapat digunakan untuk memberi keseimbangan dan kontras pada objek-objek di dalam scene. Bayangan di Dunia Maya: Dengan permainan cahaya yang kompleks bayangan yang dihasilkan juga cukup rumit. Default Shadow Secara default, cahaya pada Maya tidak langsung menghasilkan bayangan. Anda harus menentukan cahaya mana saja pada scene yang akan menimbulkan bayangan, bergantung pada tujuan visualisasi Anda. Terlalu banyak bayangan dapat mengacaukan scene Anda; dan karena waktu render juga menjadi lebih lama, kemungkinan besar Anda akan menggunakan sesedikit mungkin bayangan; bayangan yang memang dibutuhkan. Jika semua cahaya pada scene Anda disetting agar tidak menimbulkan bayangan, maka semua objek maupun permukaan yang menghadap langsung ke cahaya akan tersinari; walaupun terhalangi oleh objek lain. Hal ini mengurangi kenaturalan atau kerealistisan scene Anda. Untuk itu Anda dapat menambahkan bayangan pada scene dengan mengontrol kombinasi cahaya dan objek

22 mana saja yang akan menghasilkan bayangan. Dengan membatasi bayangan hanya timbul oleh kombinasi cahaya dan objek tersebut, Anda dapat mengurangi waktu render. Jenis Bayangan Pada Maya, suatu sumber cahaya bisa tidak menghasilkan bayangan (default) atau bisa menghasilkan bayangan depth map maupun raytraced. Anda dapat mengombinasikan kedua jenis bayangan ini depth map maupun raytraced pada scene Anda. Dengan mengatur atribut bayangan depth map atau raytraced, Anda dapat mensimulasikan bayangan yang dihasilkan oleh berbagai tipe cahaya di dunia nyata. Bayangan depth map maupun raytraced memberikan efek yang hampir sama, namun bayangan depth map waktu render-nya lebih cepat. Umumnya kebanyakan orang akan memilih ba- Depth Map Shadow: yangan depth map kecuali jika tipe bayangan tersebut tidak dapat membantu mencapai visualisasi yang diinginkan. Depth Map Shadow Bayangan depth map memberikan hasil yang baik pada hampir semua situasi di scene Anda, dengan waktu render yang dapat diterima. Depth map merupakan jarak antara sumber cahaya dan permukaan yang tersinari oleh cahaya tersebut. Depth map merupakan file data berisi ukuran-ukuran yang akan di-render terlihat dari sudut pandang sumber cahaya. Tiap pixel pada depth map merupakan jarak dari sumber cahaya ke objek terdekat yang akan menimbulkan bayangan pada arah tertentu. Jika pada suatu scene terdapat cahaya yang menghasilkan bayangan depth map, Maya akan membuat suatu file depth map untuk cahaya tersebut pada saat rendering Depth Map Shadow: Scene pada gambar ini menggunakan bayangan depth map. Tampak efek bayangan vas bunga muncul di dinding. dan Maya akan menggunakan file tersebut untuk menentukan permukaan mana saja yang terkena bayangan. Pada beberapa kasus, Anda dapat mengurangi waktu render dengan cara menyimpan dan menggunakan kembali file depth map tersebut.

AHAYAAN AAN (LIGHTING) 23 Raytraced Shadow Bayangan raytraced dapat menghasilkan bayangan yang transparan dan halus namun proses render-nya cukup memakan waktu dibanding bayangan depth map. Proses raytracing merupakan proser merender bayangan di mana jejak rambatan tiap sinar dikalkulasi dari sumber cahaya ke tujuan rambatan sinar (kamera). Gunakan bayangan raytraced hanya saat ingin menghasilkan bayangan yang akurat secara fisik, seperti halnya bayangan di dunia nyata. Contoh umum penggunaannya: l Untuk menghasilkan tepi bayangan yang buram (blur) (hanya untuk cahaya jenis area light). l Untuk menghasilkan bayangan yang ditimbulkan oleh objek berwarna dan transparan. Catatan: Untuk menghasilkan bayangan lembut yang natural menggunakan Maya, Anda mempunyai dua pilihan: l Dengan Raytraced Shadow: cara ini hasilnya sangat baik, namun semakin kompleks sumber cahaya yang menimbulkan bayangan maka semakin lama pula waktu yang dibutuhkan komputer untuk me-render. l Dengan Depth Map Shadow: cara ini merupakan cara tercepat namun memiliki keterbatasan untuk menghasilkan gambar render yang realistik. Raytraced Shadow: Scene pada gambar ini menggunakan bayangan raytraced. Efeknya terlihat pada adanya refleksi pada permukaan vas dan dinding.

24 Tutorial 1: Swinging Light (Cahaya Berayun) Sampailah kita pada bagian yang memanjakan mata. Pada bagian ini Anda diajak untuk langsung menambahkan cahaya pada scene. Bagi kebanyakan pengguna, lighting merupakan tahapan yang paling menarik sekaligus membosankan. Menarik karena dapat menghasilkan image yang natural, namun membosankan karena harus me-render berulang kali hingga mendapatkan setting yang sesuai. Sayang sekali, tidak ada cara/metode yang benar-benar signifikan untuk mempercepat waktu render. Animasi pencahayaan yang halus dapat memberi kesan karakter atau mood pada suatu scene sederhana yang dapat menjadi nilai tambah dari scene tersebut. Tutorial ini mengajak Anda memberi pencahayaan pada satu ruang sederhana dengan menggunakan ambient light. 1. Membangun Ruang Untuk model ruang dapat Anda gunakan file Tutorial1.mb yang terdapat pada CD terlampir. Pada menu bar, pilih File > Open Scene untuk mengambil file tersebut. Ruang sederhana ini berisi beberapa objek geometri yaitu cone, cube, dan cylinder yang semuanya dibuat menggunakan polygon primitives, bahkan ruang tersebut adalah cube polygon yang telah dibuang bagian atas dan sampingnya. Semua objek pada ruang ini telah diberi material. 2. Menambahkan Cahaya Tambahkan cahaya pada ruang ini dengan menggunakan ambient light sebagai sumber cahaya. Pada menu bar klik Create > Lights > Ambient Light lalu posisikan cahaya sedikit ke atas. Ambient Light: Posisi cahaya pada ruang agak sedikit ke atas. 3. Setting Atribut Ruang Primitif: Ruang sederhana berisi kerucut, kubus, dan silinder yang telah diberi material. Dengan ambient light masih terpilih, buka attribute editor (Ctrl+A). Pada attribute editor pastikan nilai Ambient Shade lebih besar dari 0 atau gunakan nilai default = 0.450.

AHAYAAN AAN (LIGHTING) 25 Ambient Shade: Pada ambient light, setting atribut ini menentukan jauhnya rambatan sinar yang ditimbulkan. Semakin kecil nilai ambient shade maka semakin luas lingkup efek cahaya yang ditimbulkan oleh ambient light. Walapun secara definitif cahaya yang menyebar (diffuse) bersinar ke segala arah, Maya memungkinkan kita untuk menaikkan intensitas ambient light secara lokal. Untuk tutorial ini kita membutuhkan cahaya dengan karakter tersebut agar cahaya bersinar lebih terang di area di mana sumber cahaya berada, namun tetap menyinari bagian-bagian lain pada scene. Dengan nilai default (0.450), cahaya lebih terang pada tempatnya berada dan pengaruhnya berkurang saat merambat menjauhi sumbernya. Ambient light dengan nilai ambient shade = 1 bekerja kurang lebih seperti point light. 4. Rendering Lakukan render untuk melihat efek yang ditimbulkan dan untuk memastikan apakah Anda sudah puas dengan posisi maupun intensitas efek yang ditimbulkan ambient shade. Jika belum, posisikan ulang cahaya di ruangan dan ubah setting ambient shade di attribute editor. Perlu diingat untuk tutorial ini Anda membutuhkan cahaya dengan nilai ambient shade lebih besar dari 0. Hasil Render: Efek ambient light lebih kuat di titik pusat ruang dan tampak sedikit redup di sudut-sudut ruang. Seperti tampak pada gambar hasil render, cahaya bersinar lebih terang pada posisinya dibanding area di sekelilingnya, namun sinarnya juga berpengaruh pada bagian-bagian objek yang tidak menghadap langsung. Tidak seperti sumber cahaya lainnya, efek cahaya ambient light mampu mencapai sisisisi gelap pada objek. Dengan point light, sisi-sisi tersebut tampak gelap. 5. Dynamics Pada tahap ini dan selanjutnya kita akan membuat simulasi cahaya berayun menggunakan perintah-perintah pada di modul Dynamics. Ubah pilihan modul pada menu set menjadi dynamics. Modul: Di bagian kiri status line terdapat menu set yang berfungsi untuk mengganti modul.

26 Simulasi dynamics hanya bekerja pada objek geometri; cahaya dan objek nongeometri lainnya seperti kamera tidak dapat berpartisipasi langsung pada simulasi dynamics. Untuk mengatasinya kita gunakan semacam trik yaitu kita tempelkan cahaya pada objek geometri misalnya bola. Bola inilah yang akan kita gantung dan ayunkan pada tali. 6. Membuat Bola Buatlah sebuah bola dengan langkah Create > NURBS Primitives > Sphere lalu posisikan seperti tampak pada gambar di bawah. Option: Option box yang berada di kanan submenu berisi setting yang dapat Anda ubah sesuai kebutuhan. Constraint Options: Langkah ini menambahkan semacam tali pada bola. Bola: Ambient light akan kita tempelkan pada bola ini agar dapat disimulasikan pada dynamics. Dengan menjalankan langkah di atas Anda memberi perintah pada Maya untuk melakukan dua hal: membuat tali dan mengubah bola menjadi rigid body. 7. Membuat Tali Dengan bola masih dalam keadaan terpilih, pada menu bar pilih Soft/Rigid Bodies > Create Constraint > Option. Option adalah simbol kotak kecil di sebelah kanan submenu. Pada kotak dialog Constraint Options pastikan Constraint Type = Nail lalu klik tombol Create. 8. Menggantung Tali Agar lampu dapat berayun, Anda harus memposisikan tali menjadi berada di atas bola. Pada jendela outliner pastikan tali (rigidnailconstraint1) dalam keadaan terpilih. Untuk membuka jendela outliner klik Window > Outliner pada menu bar. Aktifkan tool move lalu geser hingga ke langit-langit.

AHAYAAN AAN (LIGHTING) 27 Nail: Posisikan tali pada langit-langit ruang. 9. Memberi Gaya pada Bola Pada dynamics, diperlukan semacam gaya layaknya pada dunia nyata agar objek dapat bergerak. Untuk itu Anda perlu menambahkan gaya gravitasi pada bola. Pastikan bola terpilih lalu pada menu bar klik Fields > Gravity. Pilih bola lalu geser dan posisikan bola seperti tampak pada gambar di bawah. Timeline: Area ini terdiri dari berbagai tool maupun setting untuk animasi. Timeline berada di bagian bawah interface Maya. 11. Simulasi Bola Jalankan simulasi bola berayun dengan cara klik tombol Play pada Playback Controls. Playback control berada di area kanan dari timeline. Posisi Baru: Posisikan bola seperti pada gambar agar dapat berayun pada tali. 10. Setting Frame Untuk menjalankan simulasi bola berayun agar tampak lebih natural, Anda perlu mengubah setting frame pada time slider. Ubah nilai Range End Frame dan Animation End Frame menjadi 150. Playback Controls: Bagian ini berada di area kanan timeline. Layaknya pada tape recorder atau vcd player, tombol-tombol pada playback controls juga berfungsi sama. Setelah Anda klik tombol play, tampak bola berayun-ayun pada tali seperti pendulum. Agar tidak terlalu membosankan kita modifikasi sedikit gerakannya.

28 12. Modifikasi Simulasi Dengan bola dalam keadaan terpilih, klik rigidbody1 pada Channel Box. Tentukan Initial Velocity X = 4 dan Initial Velocity Y = 4. Klik tombol play untuk menjalankan simulasi dan melihat perubahan yang terjadi. tekan Ctrl pada keyboard lalu pilih keduanya. Lalu pada menu bar pilih Constrain > Point untuk menyatukan keduanya. Perhatikan pada workspace Anda, tampak keduanya telah menyatu. Constrain: Dengan langkah ini Anda menyatukan cahaya dan bola. 14. Menyembunyikan Bola Channel Box: Anda dapat mengubah setting pada bola untuk mengubah gerakan simulasi. Setelah kita ubah sedikit setting pada bola nampak ayunan bola menjadi bervariasi dengan berayun ke sekeliling ruang. Walau kita memerlukan bola hanya sebagai tempat menempelkan cahaya, namun karena cahaya tidak berfungsi di modul dynamics jadi tidak mungkin kita hilangkan atau delete bola dari scene. Triknya adalah kita sembunyikan bola. Caranya, pastikan bola dalam keadaan terpilih lalu tekan Ctrl+H pada keyboard. Voila, bola sudah hilang dari scene. 13. Menyatukan Cahaya ke Bola Ide awal tutorial ini adalah membuat animasi cahaya berayun, kini saatnya anda menyatukan bola dengan cahaya. Terlebih dahulu ubah modul menjadi Animation dengan cara mengubahnya pada menu set seperti pada langkah 5 di atas atau tekan F2 pada keyboard. Pada jendela outliner pilih bola dan cahaya ambient light dengan cara Hide: Dengan menggunakan shortcut Ctrl+H, Anda dapat menyembunyikan objek terpilih.

AHAYAAN AAN (LIGHTING) 29 Pastikan ambient light dalam keadaan terpilih lalu tekan tombol play untuk menjalankan simulasi. Tampak sekarang cahaya berayun-ayun di ruangan, namun animasi ini bukanlah seperti yang kita bayangkan. Untuk visualisasi yang sempurna Anda membutuhkan gambar animasi hasil rendering. Untuk itu mari kita lanjutkan ke langkah terakhir dari tutorial ini. 15. Batch Render Sampailah kita pada langkah akhir yang menentukan hasil akhir simulasi ini. Tahap ini adalah proses render animasi atau Batch Render. Kita perlu mengubah beberapa setting karena render untuk still image sedikit berbeda dengan render animasi. Buka jendela Render Global Settings. Pada tab common tentukan nama file Anda dan tentu- kan image format adalah AVI. Pastikan nilai start frame = 1 dan end frame = 150. Pada kolom input renderable objects pastikan pilihannya adalah render all. Untuk ukuran resolution tentukan sesuai keinginan Anda (disarankan untuk menggunakan 320x240 atau 640x480). Selanjutnya beralih ke tab maya software, pada area anti-aliasing quality Anda dapat menentukan kualitas hasil akhir render. Semakin baik kualitas semakin lama waktu render. Tab ab Maya a Softw twar are: Perhatikan setting yang perlu diubah. Tab ab Common ommon: Perhatikan setting yang perlu diubah sebelum batch render. Klik tombol close untuk menutup jendela render global settings. Ubah modul pada menu set menjadi Rendering lalu pada menu bar pilih Render > Batch Render > Option. Pada kotak dialog Batch Render Animation yang muncul Anda dapat menen-

30 16. Akhir Tutorial Batch Render Animation: Tentukan jumlah prosesor yang akan digunakan. tukan jumlah prosesor yang akan digunakan pada proses render. Jika Anda memiliki lebih dari satu prosesor, aktifkan pilihan Use all Available Processors. Klik tombol Batch Render dan tunggu hasilnya. Untuk melihat file hasil render pabila Anda tidak menentukan tempat penyimpanan hasil batch render (setting ini berada pada tab common di jendela render global settings) maka Anda dapat menemukannya di folder maya/projects/default/images pada harddisk Anda. Folder ini merupakan folder default penyimpan hasil render. Latihan ini berakhir pada tahap ini, jangan lupa untuk menyimpan hasil kerja Anda. Perlu diingat, pada tutorial ini Anda tidak menggunakan efek bayangan baik depth map shadows maupun raytrace shadows karena penekanan pada latihan ini adalah pada efek cahaya yang ditimbulkan. Selain itu dengan menambahkan efek bayangan maka waktu render menjadi lebih lama, terutama apabila menggunakan raytrace shadows. File kerja tutorial ini dapat Anda temukan pada CD lampiran dengan nama Tutorial_Akhir1.mb dan dapat Anda gunakan sebagai pembanding. Hasil akhir batch render dapat Anda temukan dengan nama Tutorial_Akhir1.avi. Tiga gambar di bawah adalah gambar render hasil akhir tutorial. Kita gunakan tiga buah gambar untuk melihat sekuen berayunnya cahaya. Render 1: Gambar ini menunjukkan cahaya masih berada di posisi semula.

AHAYAAN AAN (LIGHTING) 31 Render 2: Nampak cahaya berayun ke arah dinding sebelah kiri. Render 3: Sekarang cahaya berayun mendekati dinding sebelah kanan.