Volume : III, Nomor : 1, Mei 2014 Informasi dan Teknologi Ilmiah (INTI) ISSN : 2339-210X



dokumen-dokumen yang mirip
Deliana Sitorus. Abstrak

Lulus Yuliastuti 23. Kata Kunci: Hasil Belajar, pembelajaran PKn, Inkuiri. Guru Kelas IV SDN Sidomekar 08 Semboro, Jember

METODE PEMBELAJARAN BERBASIS INKUIRI DALAM UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN PELAJARAN PKN SISWA KELAS IX-7 SMP NEGERI 8 TEBING TINGGI.

BAB III METODE PENELITIAN Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN KIMIA MELALUI MODEL INKUIRI DI MA

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN INQUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN PPKn SISWA KELAS XI MIPA 1 SMAN 2 JEMBER.

Asniar Elfrida Tambun Guru Biologi SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan Surel:

BAB II KAJIAN TEORITIS. pemahaman yang lebih tinggi, dengan catatan siswa sendiri. Guru tidak

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR FISIKA MATERI BESARAN DAN SATUAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGASI KELAS X-1 SMAN 6 CIREBON TAHUN AJARAN

BAB II. Kajian Pustaka

PENILAIAN AFEKTIF DALAM PEMBELAJARAN AKUNTANSI. Sukanti. Abstrak

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. IX. No. 1 Tahun 2011, Hlm PENILAIAN AFEKTIF DALAM PEMBELAJARAN AKUNTANSI. Oleh Sukanti 1.

BAB III METODE PENELITIAN

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS III SDN 04 PUNJUL TULUNGAGUNG SEMESTER I TAHUN 2011/2012

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. No. Rentang Nilai Jumlah Siswa Persentase ( % )

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perilakunya karena hasil dari pengalaman.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pendekatan discovery adalah suatu prosedur mengajar yang dapat. mengalami sendiri bagaimana cara menemukan atau menyelidiki

WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN :

yang berbeda satu sama lain, memiliki keunikan masing-masing yang tidak sama dengan orang lain. Oleh karena itu pembelajaran hendaknya memperhatikan

PENERAPAN METODE DISKUSI BERBANTUAN LKS UNTUK MEMPERBAIKI KEMAMPAUN PSIKOMOTORIK SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS VIII-2 SMP NEGERI 4 MEDAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil observasi awal yang dilakukan di kelas XI IPS2 SMA NEGERI 1

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MEMPERBAIKI PEMAHAMAN KONSEP FISIKA SISWA DI KELAS XI MIA-5 SMA NEGERI 1 PERCUT SEI TUAN T.A.

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Dengan Metode Kerja Kelompok Siswa Kelas VI SDN Omu

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI. memperoleh pemecahan terhadap masalah yang timbul. Oleh karena itu strategi ini dimulai

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN BIOLOGI DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STIK di KELAS XI IPA 4 SMA NEGERI 7 MATARAM

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan

Oleh: Mulyani SD Negeri 3 Karanggandu, Watulimo, Trenggalek

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang terletak di Jl. Kalikebo, Desa Wiro, Bayat, Klaten berdiri pada

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR KENAMPAKAN PERMUKAAN BUMI MELALUI PEMBUATAN MINIATUR MUKA BUMI PADA SISWA KELAS 3 SD NEGERI SIDOMULYO 03

jadikan sebagai indikator aktivitas belajar siswa adalah:

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA SISWA MELALUI METODE DISCOVERY DI KELAS VI SEKOLAH DASAR NEGERI 16 PADANG

Oleh: Sri Wahyuni SDN 3 Malasan, Durenan, Trenggalek

PENGGUNAAN METODE DISKUSI DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI 349 TANJUNG KAPA MANDAILING NATAL

Sinar Sion Guru Pendidikan Jasmani SD Negeri Suka Makmur ABSTRAK

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. mengidentifikasi masalah pembelajaran matematika yang terdapat di kelas

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya yang berlangsung sepanjang hayat. Oleh karena itu maka setiap manusia

Desi Rusnita SDN 08 Kepahiang

BAB II HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN MENGHITUNG LUAS PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP NEGERI 1 IDI RAYEUK

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. mengetahui peningkatan kemampuan pemahaman dalam menentukan pokok

WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN :

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 3 No. 4 ISSN X. Rismawati. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS IV SD NEGERI MEDAN ESTATE

BAB I PENDAHULUAN. emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam

JEMBER TAHUN PELAJARAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. berlandaskan pada kurikulum satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan. masyarakat secara mandiri kelak di kemudian hari.

Penerapan Pendekatan Inquiri untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPA di SDN Siumbatu

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran Pembagian Bilangan Cacah melalui Metode Pemberian Tugas di Kelas II SD Inpres 3 Palasa

BAB II KAJIAN PUSTAKA

ISRINA ENDANG WIDIASTUTI A54D090003

KHAIRUL ANWAR* DAN RIZKY CHAIRU RAMADHAN** *Ketua Jurusan PPSD Prodi PGSD FIP UNIMED ** Mahasiswa Jurusan PPSD Prodi PGSD FIP UNIMED

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA SISWA KELAS VIID SMP N I SRANDAKAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam merencanakan pembelajaran ialah

BAB II KAJIAN TEORITIS TENTANG HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN BILANGAN BULAT

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Pengertian Belajar. Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

Penerapan Metode Demonstrasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Penyebab Benda Bergerak Di Kelas II SD No.

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH

Magister Pendidikan Sains, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, 57126, Indonesia

POLITIK LUAR NEGERI INDONESIA YANG BEBAS DAN AKTIF MENGGUNAKAN METODE BRAIN STORMING

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MELALUI METODE DISCOVERY

BAB II KAJIAN TEORI Kerangka Teoritis 1) Hasil Belajar a. Pengertian Hasil Belajar

BAB I PENDAHULUAN. yang terpenting dalam meningkatkan kualitas maupun kompetensi manusia, agar

Jurnal Bio-Natural (Jurnal Pendidikan Biologi) Vol. 1, No. 2, September-Februari 2015, hlm 1-32

Mondang Syahniaty Elfrida Sinaga Guru Mata Pelajaran IPA SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel :

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Sedangkan menurut Slamento

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PBL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN TATANIAGA

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASISTED INDIVIDUALIZATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA

Oleh: Rusmiati SD Negeri 1 Punjul Karangrejo Tulungagung

II. KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Teori Yang Melandasi Model Pembelajaran Make A Match

PENERAPAN METODE THINK PAIR AND SHARE DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA PADA KELAS V SDN PATI WETAN 01 PATI TAHUN PELAJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan generasi emas, yaitu generasi yang kreatif, inovatif, produktif,

dapat dialami langsung oleh siswa, hal ini dapat mengatasi kebosanan siswa dan perhatiannya akan lebih baik sehingga prestasi siswa dapat meningkat.

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN METODE NUMBERED HEADS TOGETHER

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Tanya Jawab Pada Mata Pelajaran IPS di Kelas IV SDN No. 4 Siboang

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS V SDN SETONO 1 KECAMATAN NGRAMBE KABUPATEN NGAWI MELALUI STRATEGI ORIENTASI TINDAKAN

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING PADA MATERI LINGKARAN SISWA KELAS VIII

BAB 1 PENDAHULUAN. berlangsung secara efektif menurut Setiawan, dkk (2007: 111) adalah sebagai

PENERAPAN PAKEM DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DI SD MUHAMMADIYAH SERANG

II. TINJAUAN PUSTAKA. Metode pembelajaran adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar

Arnot Pakpahan Surel :

BAB II KAJIAN TEORI. usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah

NASKAH PUBLIKASI MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI PERMAINAN BALOK PADA ANAK KELOMPOK A TK PERTIWI SUMBER TRUCUK KLATEN

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

PENGGUNAAN METOE TANYA JAWAB DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

BAB I PENDAHULUAN. dibicarakan, tentu dalam rangka penataan yang terus dilakukan untuk mencapai

Kata kunci: Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning), Hasil belajar matematika ranah afektif dan ranah kognitif.

JUPENDAS, Vol. 3, No. 1, Maret 2016 ISSN:

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI KOTA TEBING TINGGI

PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA SISWA KELAS XI SMK NURUSSALAF KEMIRI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN M-APOS

Oleh Fathorrasi (1), Hasan Muchtar Fauzi (2)

Transkripsi:

UPAYA MENINGKATKAN PEMBELAJARAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE INKUIRI PADA POKOK BAHASAN KISAH KELUARGA TENTANG ANAK YANG BIJAK DAN YANG BEBAL DIKELAS III (Studi Kasus : SD Negeri 060883 Medan Petisah Tahun Ajaran 2011/2012) Deliana Sitorus Guru Sekolah SD Negeri 060883 Medan Petisah Jl. Kejaksanaan Ujung No. 37 Medan http://www.inti-budidarma.com // Email: deliana_sitorus@gmail.com Abstrak Motivasi belajar adalah membangun semangat belajar anak. Agama dianggap salah satu pelajaran yang membosankan. Sehingga jangan disalahkan apabila disetiap jam pelajaran Agama siswa cenderung enggan dan malas. Untuk mengantisipasi hal tersebut perlu ada solusi dalam penyampaian mata pelajaran Agama dengan menggunakan berbagai cara yang menarik yang ada kaitannya denga kehidupan sehari-hari. Agar anak dapat dengan sungguh-sungguh dan bersemangat dalam mengikuti proses belajar mengajajar khususnya pelajaran Pendidikan Agama, maka perlu dilakukan suatu evaluasi. Salah satu hubungan dalam memotivasi anak belajar adalah peranan guru dalam proses belajar mengajar. Untuk mengatasi hal tersebut perlu diupayakan langkah-langkah yang dapat dilaksanakan baik siswa maupun guru. Guru hendaknya mengemas proses belajar mengajar dengan metode yang tepat dan menarik dalam penyajiannya. Salah satu langkah adalah menggunakan metode variasi dan bantuan alat peraga.menurut pendapat Hoetomo: proses belajar dan mengajar dalam memotivasi peranan yang sangat penting adalah guru sebagai pengajar, sebagai fasilator, pengelola kelas,demonstrator dan evaluator. Kata Kunci : Metode Inkuiri, Pendidikan Agama, Siswa SD 1. Latar Belakang Masalah Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada setiap orang sepanjang hidunya. Proses belajar itu terjadi karena ada interaksi antara seorang dengan lingkungannya. Slameteo mengatakan : belajar itu merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk melakukan suatu proses tingkah laku yang baru secara keseluruhan. D.L.Baker mengatakan :belajar adalah membiasakan diri karena belajar merupakan suatu yang amat penting bagi setiap orang,khususnya anak didik, maka diharapkan para peserta didik dapat mengikuti kegiatan proses belajar-mengajar itu dalam kondisi dan situasi yang menyenangkan dan tidak membosankan. Berdasarkan pengertian diatas disimpulkan suatu hasil yang telah dicapai seseorang setelah melakukan kegiatan yang telah dikerjakan dengan sungguh-sungguh dan penuh ketekunan. Tugas guru yang paling utama adalah mengajar untuk menyampaikan atau mentransfer ilmu kepada anak didiknya. Oleh karena itu seorang guru Sekolah Dasar (SD) dituntut untuk menguasai semua mata pelajaran. Namun hasil perolehan nilai beberapa mata pelajaran dalam kenyataannya masih ada yang belum memenuhi standar, tidak terkecuali untuk mata pelajaran Agama. Berdasarkan pengalaman peneliti hal ini disebabkan oleh, Teknik mengajar yang masih relative monoton. Sejauh ini pembelajaran Agama dikelas mayoritas masih menyebabkan interaksi belajar mengajar yang lebih melemahkan motivasi belajar siswa. Motivasi belajar adalah membangun semangat belajar anak. Agama dianggap salah satu pelajaran yang membosankan. Sehingga jangan disalahkan apabila disetiap jam pelajaran Agama siswa cenderung enggan dan malas. Untuk mengantisipasi hal tersebut perlu ada solusi dalam penyampaian mata pelajaran Agama dengan menggunakan berbagai cara yang menarik yang ada kaitannya denga kehidupan sehari-hari. Agar anak dapat dengan sungguh-sungguh dan bersemangat dalam mengikuti proses belajar mengajajar khususnya pelajaran Pendidikan Agama, maka perlu dilakukan suatu evaluasi. Pembelajaran Agama haruslah lebih berkembang, Tidak hanya terfokus pada kebiasaan dengan strategi atau urutan penyajian sebagai berikut : Diajarkan definisi, Di berikan contoh dan di berikan latihan soal-soal. Hal ini sangat memungkinkan siswa mengalami kesulitan dalam menerima konsep yang tidak berasosiasi dengan pengalaman sebelumnya. Dalam latihan soal sebaiknya dihadapi bentuk soal cerita yang mungkin terkait dengan terapan Agama atau kehidupan sehari-hari. Pendidikan Agama Kristen merupakan pendidikan yang memiliki tujuan untuk membentuk manusia mengenal Tuhan Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat. Upaya Meningkatkan Pembelajaran Dengan Menggunakan Metode Inkuiri Pada Pokok 29

Memperhatikan uraian diatas yang sama dialami juga oleh siswa SD Negeri 060883, Siswa masih merasa kesulitan, Takut dan kurang berani bertanya terhadap hal-hal yang belum di pahami, Sementara itu peneliti kurang melibatkan siswa dalam pembelajaran. Keadaan ini jika dibiarkan maka nilai pelajaran Agama akan semakin menurun dan gagal dalam memperoleh nilai ketuntasan minimal yang telah di tentukan. Untuk mengatasi masalah tersebut seorang guru harus mampu memberikan motivasi terhadap siswa melalui pengolahan kelas yang menarik dalam menemukan konsep. Salah satu hubungan dalam memotivasi anak belajar adalah peranan guru dalam proses belajar mengajar. Untuk mengatasi hal tersebut perlu diupayakan langkah-langkah yang dapat dilaksanakan baik siswa maupun guru. Guru hendaknya mengemas proses belajar mengajar dengan metode yang tepat dan menarik dalam penyajiannya. Salah satu langkah adalah menggunakan metode variasi dan bantuan alat peraga.menurut pendapat Hoetomo: proses belajar dan mengajar dalam memotivasi peranan yang sangat penting adalah guru sebagai pengajar, sebagai fasilator, pengelola kelas,demonstrator dan evaluator. 1.1. Perumusan Masalah Berdasarkan pada latar belakang diatas, Penulis merumuskan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimanakah proses pembelajaran melalui implementasi pembelanjaran siswa kelas ISD Negeri 060883? 2. Bagaimana Memuji Allah melalui Nyanyian siswa kelas I SD Negeri 060883 Medan? 3. Bagaimanakah peningkatan kreativitas siswa kelas I SD Negeri 060883 melaui implementasi pembelajaran? 4. Bagaimanakah respon siswa terhadap implementasi pembelajaran siswa kelas I SD Negeri 060883? 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan penelitan ini adalah : 1. Untuk mendeskripsikan proses pembelajaran melalui implementasi pembelajaran siswa kelas I SD Negeri 060883. 2. Untuk mengetahui sejauh mana implementasi pembelajaran dapat meningkatkan pemahaman siswa kelas I SD Negeri 060883. 3. Untuk mengetahui sejauh mana implementasi pembelajaran dapat meningkatkan kreativitas siswa kelas I SD Negeri 060883. 4. Untuk mengetahui respon siswa terhadap implementasi pembelajaran siswa kelas I SD Negeri 060883. 1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini sangat bermanfaat, baik siswa, guru, maupun guru lain. a. Bagi siswa Dapat meningkatkan keberanian siswa bertanya, menjawab, mengemukakan pendapat dan meningkatkan pemahaman dalam proses pambelajaran dikelas III SD Negeri 060883 Medan. b. Bagi guru Dapat meningkatkan keterampilan pengembangan pendekatan, metode atau model dalam proses pembelajaran dikelas. c. Bagi guru lain Dapat meningkatkan pemahaman tentang penelitian dan menumbuhkan minat untuk melakukan penelitan 2. Landasan Teori Dan Pengajuan Hipotesis 2.1. Model Pembelajaran Model pembelajaran ini didefinisikan oleh Usman (1993:124) adalah suatu cara menyampaikan pelajaran dengan penelaahan sesuatu yang bersifat mencari secara kritis,analisis, dan ilmiah dengan menggunakan langkah-langkah tertentu menuju kesimpulan antara lain : siswa memahami benar bahan pelajaran, meltih siswa beljar dengan mandiri,siswa dapat mentransfer pengetahuannya dalam berbegai konteks, dan menimblkan rasa puas bagi siswa juga menambah kepercayaan pada diri sendiri menjadi penemu. Model inkuiri sebagai pengajaran dimana guru dan anak mempelajari peristiwa-peristiwa dan gejala-gejala ilmiah dengan pendekatan para ilmuwan. Pengajaran berdasarkan inkuiri adalah suatu strategi yang berpusat pada siswa dimana kelompok-kelompok siswa dihadapkan pada suatu persoalan atau mencari jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan di dalam suatu prosedur dan struktur kelompok yang digariskan secara jelas. Menurut Piaget dalam Sofan (2010:103) mengatakan suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis,kritis logis, dan analisis sehingga dapat merumuskan sendiri penemuan engan penuh percaya diri. Sementara itu, Trowbridge (1990) dalam (Putrayasa,2001) menjelaskan model inkuiri sebagai proses mendefinisikan dan menyelidiki masalah masalah, Merumuskan hipotesis, Merancang eskperimen, Menemukan data, Dan menggambarkan kesimpulan masalah masalah tersebut. Hal ini senada dikatakan oleh Roestiyah (1998) mengatakan bahwa inkuiri adalah suatu perluasan proses discovery, Inkuiri mengandung proses mental yang lebih tinggi tingkatannya, Misalnya merumuskan masalah, Merancang eksperimen, Melakukan eksperimen, Mengumpulkan dan menganalisis data, Menarik kesimpulan, Menumbuhkan sikap objektif, Jujur, Hasrat ingin tahu, Terbuka dan sebagainya. Berdasarkan definisi definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa inkuiri merupakan suatu proses Upaya Meningkatkan Pembelajaran Dengan Menggunakan Metode Inkuiri Pada Pokok 30

yang ditempuh siswa untuk memecahkan masalah, Merancanakan eksperimen, Melakukan eksperimen, Mengumpulkan dan menganalisi data, Dan menarik kesimpulan. Jadi, Dalam model inkuiri ini siswa terlibat secara mental maupun fisik untuk memecahkan suatu permasalahan yang diberikan guru. Dengan demikian, Siswa akan terbiasa bersikap seperti para ilmuwan sains, Yaitu teliti, Tekun/ulet, Objektif/jujur, Kreatif, Dan menghormati pendapat orang lain. 2.2. Tingkatan Pemahaman Siswa Terhadap Materi Ajar Tingkatan pemahaman pembelajaran anak baru berada ditahap tahu dan hafal tetapi dia belum tahu mengapa hal itu bisa dan dapat terjadi. Menurut Kamus Webster bahwa pemahaman siswa dalam mendapat materi adalah dari intelek yang berarti kecakapan untuk berfikir, mengamati atau mengerti. Istilah intelegensi telah banyak digunakan, terutama didalam bidang psikolog dan pendidikan, namun secara defenitif istilah itu tidak mudah dirumuskan.singgih Gunarsa mengatakan dengan rumusannya bahwa intelegensi sebagai berikut : 1. Intelegensi merupakan suatu kumpulan kemampuan seseorang yang memugkinkan memperoleh ilmu pengetahuan dan mengamalkan ilmu tersebut dalam hubungannya dengan lingkungan dan masalah-masalah yang timbul. 2. Intelegensi adalah suatu bentuk tingkah laku tertentu yang tampil dalam kelancaran tingkah laku. 3. Intelegensi meliputi pengalaman-pengalaman dan kemampuan bertambah-nya pengertian dan tingkah laku dengan pola-pola baru dan mempergunakannya secara efektif. Uraian diatas mengungkapkan bahwa makna intelegensi mengandung unsur-unsur yang sama dengan yang dimaksudkan dalam intelek, yang menggambarkan kemampuan seseorang dalam berfikir. 2.3. Pengertian Kreativitas S.C. utami Munandar (1992) dalam bukunya mengembangkan bakat dan kreativitas anak sekolah, Merumuskan kreativitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi baru, Berdasarkan data, Informasi atau unsur unsur yang ada. Selanjutnya dalam belajar kreatif siswa terlibat secara aktif dan mendalami bahan yang dipelajari (penalaran). Tetapi juga berhubungan dengan penhayatan pengalaman belajar yang mengasyikan. Pentingnya kreativitas dikembangkan karena : (1) dengan berkreasi orang dapat mewujudkan dirinya; (2) kreativitas atau berpikir kreatif sebagai kemampuan untuk melihat berbagai macam kemungkinan penyelesaian terhadap suatu masalah; (3) bersibuk diri dengan kreatif tidak hanya bermanfaat, Tetapi juga memberikan kepuasan diri sendiri; (4) kreatifitaslah yang memungkinkan manusia meningkatkan kualitas hidupnya (S.C. Utami Munandar, 1992). Dari uraian diatas maka yang dimaksud dengan kreatifitas adalah seorang yang selalu mempunyai rasa ingin tahu, Ingin mencoba, Bertualang, Suka bermain main, Intuisif, Dan mempunyai potensi untuk orang yang kreatif. Semua orang lahir dengan kreatifitas dan jika ia yakin ia adalah orang yang kretif maka ia akan menemukan cara yang kreatif untuk mengatasi masalah harian baik dalam pekerjaan maupun dalam kehidupan pribadinya.(depoter,2000). 2.4. Pengertian Hasil Belajar Untuk mengetahui sejauh mana proses belajar mengajar mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan, Maka perlu diadakan tes hasil belajar. Menurut pendapat Winata Putra dan Rosita (1997;191) tes hasil belajar adalah salah satu alat ukur yang paling banyak digunakan untuk menentukan keberhasilan suatu program pendidikan. Adapun dasar - dasar penyusunan tes hasil belajar adalah sebagai berikut : a. Tes hasil harus dapat mengukur apa - apa yang dipelajari dalam proses pembelajaran sesuai dengan tujuan instruksional yang tercantum dalam kurikulum yang berlaku. b. Tes hasil belajar disusun sedemikian sehingga benar benar mewakili bahan yang telah dipelajari. c. Bentuk pertanyaan tes hasil belajar hendak nya disesuaikan dengan aspek aspek tingkat belajar yang diharapkan. d. Tes hasil belajar hendaknya dapat digunakan untuk memperbaiki proses belajar mengajar. A.Tabarani (1992;3) mengatakan bahwa belajar mengajar adalah suatu proses yang rumit karena tidak sekedar menyerap informasi dari guru, Tetapi melibatkan berbagai kegiatan maupun yang harus dilakukan, Terutama bila diinginkan hasil yang lebih baik. 2.5. Tipe Hasil Belajar Menurut Nana Sudjana (1988;49), Tujuan pendidikan yang ingin dicapai dalam suatu pengajaran terdiri dari 3 macam yaitu : Bidang kognitif, Afektif, Dan psikomotorik. Ketiga aspek tersebut merupakan suatu kesatuan yang tidak terpisahkan yang harus nampak sebagai hasil belajar. Nana Sudjana (1988;50-54) juga mengemukakan unsur unsur yang terdapat dalam ketiga aspek pengajaran adalah sebagai berikut: 1. Tipe hasil belajar bidang kognitf Tipe ini terbagi menjadi 6 point, Yaitu tipe hasil : a. Pengetauan hafalan (knowledge), Yaitu pengetahuan yang sifatnya faktual. Merupakan jembatan untuk menguasai tipe hasil belajar lainnya. Upaya Meningkatkan Pembelajaran Dengan Menggunakan Metode Inkuiri Pada Pokok 31

b. Pemahaman (konprehention), Kemampuan menangkap makna atau arti dari suatu konsep. c. Penerapan (aplikasi), Yaitu kesanggupan menerapkan dan mengabstraksikan suatu konsep. Ide, Rumus, Hukum dalam situasi yang baru, Misalnya memecahkan persoalan dengan menggunakan rumus tertentu. d. Analisis, Yaitu kesanggupan memecahkan, Menguasai suatu intergritas (kesatuan yang utuh) menjadi unsur atau bagian yang mempunyai arti. e. Sintesis, Yaitu kesanggupan menyatukan unsur atau bagian menjadi satu integritas. f. Evaluasi, Yaitu kesanggupan memberikan keputusan tentang nilai suatu berdasarkan pendapat yang dimilikinya dan kriteria yang dipakainya. 2. Tipe hasil belajar efektif Bidang efektif disini berkenan dengan sikap. Bidang ini kurang diperhatikan oleh guru, Tetapi lebih menekankan bidang kognitif. Hal ini didasarkan pada pendapat beberapa ahli yang mengatakan, Bahwa sikap seseorang dapat diramalkan perubahannya, Bila seseorang telah menguasai bidang kognitif tingkat tinggi. Beberapa tingkatan bidang afektif sebagai tujuan dan tipe hasil belajar dari yang sederhana ke yang lebih komplek yaitu : a. Receiving atau attending, Yakni semacam kepekaan dalam menerima rangsangan dari luar yang datang pada siswa, Baik dalam bentuk masalah situasi dan gejala. b. Responding atau jawaban, Yakni reaksi yang diberikan seseorang terhadap stimulus dari luar. c. Valuing atau penilaian, Yakni berhubungan dengan nilai dan kepercayaan terhadap stimulus. d. Organisasi, Yakni pengembangan nilai kedalam system organisasi, Termasuk menentukan hubungan satu nilaidengan nilai lainnya dan kemantapan prioritas yang dimilikinya. e. Karakteristik nilai atau internalisasi, Yakni keterpaduan dari semua nilai yang dimiliki seseorang yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya. 3. Tipe hasil belajar bidang psikomotor Hasil belajar bidang psikomotor tampak dalam bentuk keterampilan, Kemampuan bertindak individu. Ada 6 tingkatan keterampilan yaitu : a. Gerakan refleks yaitu keterampilan pada gerakan tidak sadar. b. Keterampilan pada gerakan gerakan dasar. c. Kemampuan pesreptual termasuk didalamnya membedakan visual, Adaptif, Motorik, Dan lainlain. d. Kemampuan dibidang fisik, Misalnya kekuatan keharmonisan dan ketetapan. e. Gerakan gerakan skill, Mulai dari keterampilan sederhana sampai pada keterampilan yang kompleks. f. Kemampuan yang berkenan dan komunikasi non decorsive seperti gerakan ekpresif, Interpertatitive. 2.6. Pengertian Nyanyian Bagi Tuhan Nyanyian Tuhan merupakan ekspresi kasih kita yang tertinggi pada Allah dan ekspresi kasih Allah yang tertinggi bagi Gereja-Nya. Nyanyian Tuhan adalah suatu dimensi musik yang menggugah orang percaya yang sedang dilawat oleh Roh Kudus saat sekarang ini. Ini merupakan nyayian atau pembawaan lagu-lagu yang spontan dibawah inspirasi Roh Kudus didalam Gereja. Kita memuji Allah dan menyembah Allah karena kasih-nya kepada kita, diciptakannya semua anggota tubuh kita untuk bekerja dan memuji Allah. Pada saat kita menyembah Tuhan, sebenarnya kita lebih banyak diberkati daripada Tuhan sendiri. Semua agam di dunia menyatakan bahwa ada sesuatu yang baik didalam diri manusia tetapi kekristenan menyatakan bahwa tidak ada sesuatu yang baik dari kita selain Tuhan. Ibrani 10:19-20 menyatakan jadi saudara-saudara oleh darah Yesus kita sekarang penuh keberanian dapat masuk kedalam tempat kudus, karena Ia telah membuka jalan yang baru dan yang hidup bagi kita melalui tabir, yaitu dirinya sendiri.beberapa perspektif yang benar dalam Memuji Tuhan antara lain; 1. Menghabiskan banyak waktu dalam hadirat Allah (Maz 84:11) 2. Selalu berusaha berkenan dalam segala hal yang mereka lakukan (1 Kor 10:31 dan Kolose 3:23) 3. Segenap hati sesuai dengan kebesaran-nya (Matius 22:37-39) 4. Memiliki keroyalan dalam memberi pujipujian kepada Tuhan seperti apa yang patut Ia terima, tetapi seorang penyembah yang sejati memberi lebih dari yang dibutuhkan. 5. Orang-orang yang Emosional. Kita menyembah Tuhan bukan karena sedang semangat tetapi mengespresikan apa yang kita rasakan dan pikirkan tentang Tuhan. Kita dapat menyembah secara emosional tetapi bukan kita mencari-cari emosi. 6. Orang-orang yang Ekspresif. Allah sangat menyukai orang-orang yang menyembah dengan segenap tubuh jasmani mereka I Kor 6:20 menyatakan bahwa kita harus memuliakan Allah didalam dengan tubuh kita. 7. Penyembah adalah orang yang terfokus,pikirannya tertuju pada Allah. 8. Memiliki hati yang hancur (Maz 51:17-19) 9. Penyembah yang benar mengekspresikan keseluruhan dari segi kehidupannya. Jadi jelas disini,bahwa makna pujian dalam ibadah kita bukan sekedar menjadi selingan atau hiburan tetapi ada makna yang lebih penting dari yaitu sebagai rangkaian dialog antara umat dengan Tuhan. Memuji Tuhan dalam aktivitas sehari-hari dengan Upaya Meningkatkan Pembelajaran Dengan Menggunakan Metode Inkuiri Pada Pokok 32

selalu merasakan bahwa Tuhan hadir bersama dengan kita, maka kita akan mendapatkan kekuatan kektika kita letih lesu menjalani hidup yang serba tidak pasti, mendapatkan semangat ketika sudah hampir menyerah menghadapi tantangan hidup, mendapatkan sukacita ketika merasakan kesedihan dan kekecewaan, bimbingan dengan tidak tahu untuk mengambil keputusan, damai sejahtera ketika kita kehilangan rasa damai. Kalau kita bisa mengalami kasih dan kehadiran Tuhan dalam diri, kita dapat menyaksikan Tuhan juga melalui pikiran, perkataan, perbuatan kita sehari-hari. Damai dan sukacita yang melimpah dalam hati yang mengalir melalui Pujipujian kepada Tuhan tentu dapat dirasakan oleh anak-anak SD Negeri 060833. 2.7. Kerangka Berfikir Pembelajaran yang efektif menuntut siswa untuk terlibat secara aktif agar apa yan dipelajari berbekas dalam ingatan siswa. Keaktifan siswa tidak hanya sekedar mengajak siswa terlibat dalam proses belajar mengajar tetapi juga menuntut siswa berpikir, Menganalisa dan termotivasi dalam memahami hal hal yang dipelajarinya. Salah satu model pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif dengan model pembelajaran inkuiri. Pembelajaran inkuiri dapat membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa sehingga mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari hari. Berfikir tolak pada kerangka teoritis diatas, Pelajaran Agama merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan sehari hari. 2.8. Hipotesis Tindakan Dari kajian teori dan rumusan masalah maka hipotesis dalam penenlitian ini adalah dengan Upaya Meningkatan Pembelajaran Agama Menggunakan Metode Inkuiri Pada Pokok Bahasan Memuji Allah Melalui Pujian di Kelas III SD Negeri 060883 MEDAN PETISAH. 3..Prosedur Penelitian Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilaksanakan oleh guru didalam kelas dengan kegiatan berulang-ulang atau bersiklus, Dalam rangka memecahkan masalah, Sampai masalah itu dipecahkan. Dalam melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), Guru dapat meneliti sendiri terhadap pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan secara langsung, Sehingga bila guru menemukan permasalahan dalam pembelajaran guru dapat merencanakan tindakan alternatif, Kemudian dilaksanakan dan dievaluasi apakah tindakan alternatif tersebut dapat digunakan untuk memecahkan masalah. Menurut Arikunto (2006) adapun tahapan tahapan penelitian ini dapat dilihat, Pada skema berikut: Gambar 1 : Skema Dalam Penelitian Tindakan Kelas Penelitian ini memiliki beberapa tahap pelaksanaan tindakan yang diuraikan sebagai berikut : Penelitian tindakan kelas lebih bertujuan untuk memperbaiki kinerja, Sifatnya realistik dan hasilnya tidak untuk digeneralisasi. Namun hasil penelitian dapat diterapkan oleh orang lain yang mempunyai konteks yang sama dengan peneliti. Dalam buku pedoman Teknis Pelaksanaan Clasroom Action Research (CAR) atau peneliti Tindakan Kelas (PTK Depdiknas (2001:5) disebutkan penelitian bersiklus, Tiap siklus terdiri dari : a. Persiapan/perencanaan (Planning) b. Tindakan/pelaksanaan (Acting) c. Observasi (Observesing) d. Refleksi (Reflecting) Tahapan Pelaksanaan Tahapan pelaksanaan penelitian terdiri dari 3 siklus yaiitu : 1. Siklus I a. Perencanaan (Planning) Sebelum melakukan penelitian, Peneliti mempersiapkan hal- hal sebagai berikut : 1. Mengidentifikasikan bahan pembelajaran 2. Menyusun silabus dan RPP 3. Menyiapkan alat bantu pembelajaran 4. Menyiapkan lembar tes 5. Menyiapkan lembar observasi b. Tindakan /pelaksanaan (Acting) Dalam tahap ini merupakan tahap apa yang telah tertuan dalam rencana pembelajaran dengan modifikasi pelaksanaan sesuai dengan situasi dengan modifikasi pelaksanaan sesuai dengan situasi yang terjadi : 2. Tindakan Siklus I Pokok Bahasan :Memuji Allah melalui nyanyian Sub Pokok Bahasan :cara memuji Allah Langkah langkah tindakan : a. Tindakan pertama yang perlu dilakukan adalah mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran dengan memberikan pertanyaan- pertanyaan awal untuk membangkitkan motivasi belajar. Upaya Meningkatkan Pembelajaran Dengan Menggunakan Metode Inkuiri Pada Pokok 33

b. Guru mengajak siswa untuk memahami tingkah laku anak didalam keluarga c. Guru mengajukan pertanyaan pada siswa seputar tentang pengetahuan yang berkaitan denganmemuji Allah lewat nyanyian. d. Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok dan disetiap kelompok diberikan tugas simulasi untuk memerankan beberapa cara bernyanyi dengan 3 org/group. e. Guru mempersilahkan setiap kelompok untuk maju dan mensimulasikan fragmen adegan tersebut di atas. f. Guru dan siswa bersama sama menyimpulkan hasil pembahasan materi dengan skema dan tepat. Beberapa hal yang diharapkan dalam siklus ini adalah : 1. Siswa mengalami peningkatan minat belajar dan aktivitas dikelas selama guru melakukan kegiatan pembelajaran. 2. Terdapat peningkatan konsentrasi belajar siswa sehingga aktivitas siswa menjadi terfokus dalam penyelesaian tugas tugas yang diberikan oleh guru. 3. Siswa memiliki kemauan dan keberanian untuk bertanya kepada siswa tentang kesulitan yang dialami pada saat menyelesaikan tugas yang diberikan. c. Observasi (Observing) Dalam tahapan observasi peneliti melakukan pengamatan selama kegiatan berlangsung, Juga teman, Guru yang diminta bantuan untuk ikuti mengamati selama kegiatan proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar observasi keaktifan siswa dan lembar observasi aktifitas guru. d. Refleksi (Reflecting) Tahap ini merupakan tahap menganalisa, Mensintesa, Hasil dari catatan selama kegiatan proses pembelajaran menggunakan instrumen lembar pengamata, Kuisioner, dan tes. Dalam refleksi melibatkan siswa, Teman sejawat yang mengamati dan kepada sekolah. Untuk melakukan perencanaan pada siklus berikutnya, Peneliti menidentifkasi dan mengelompokan masalah yang timbul pada pebelajaran siklus I. 2. Siklus II a. Persiapan/perencanaa (planning) Sebelum melaksanakan tindakan siklus II, Peneliti melakukan perbaikan-perbaikan terkait dengan temuan temuan pada siklus I b. Tindakan/pelaksanaan (Acting) Pokok Bahasan : Memuji Allah melalui Nyanyian Sub Pokok Bahasan : cara memuji Allah Langkah langkah tindakan : a. Guru mengajak siswa untuk memuji Allah melalui nyanyian. b. Guru menanyakan kepada siswa beberapacontoh memuji Allah yang benar dan yang tidak benar.. c. Guru mengajak siswa untuk mencontohkan cara menyanyi yang benar. d. Guru mengajak siswa melakukan studi kelompok dalam rangka memahami dan mengenal lebih jauh tentang memuji Allah lewat pujian. e. Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok dan disetiap kelompok diberikan tugas kelompok. f. Siswa diharapkan menyelesaikan tugas dengan tepat waktu dan mengerjakannya dengan berbagi tugas bersama rekannya dalam kelompok. g. Siswa melaporkan hasil kerjanya kedepan kelas dengan mempraktekan cara memuji Allah dengan penyembahan, Dalam siklus II ini guru mengurangi peran dan instruksinya kepada siswa, Hanya mengamati dengan seksama bagaimana pelaksanaan pembelajaran yang diakukannya dan perubahan aktifitas siswa yang dialaminya. h. Pada sesi akhir guru dan siswa menyimpulkan hasil pembelajaran secara bersama sama. Harapan yang dimungkinkan muncul dalam siklus II ini adalah bahwa : 1. Guru dapat mengelola kelas dengan baik dan lebih mampu memahami siswa. 2. Siswa dapat meningkatkan kemampuan komunikasinya dan penguasaan konsep materi pembelajarn. 3. Partsipasi siswa dalam pembelajaran mengalami peningkatan yang baik. c. Observasi (Observing) Pada tahap observasi peneliti melakukan pengamatan selama kegiatan berlangsung, Peneliti juga meminta bantuan teman guru untuk mengamati kegiatan proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar observasi aktifitas guru dan lembar keaktifan siswa. d. Refleksi (reflecting) Dari hasil pengamatan pada siklus kedua dapat digunakan untuk melakukan refleksi apakah hasil ulangan siswa sudah memenuhi ketuntasan secara klasikal maupun individual. 4. Hasil Penelitian Dan Pembahasan 4.1. Deskripsi Kondisi Awal Pembelajaran Agama haruslah lebih berkembang, Tidak hanya terfokus pada kebiasaan dengan strategi atau urutan penyajian sebagai berikut : Diajarkan definisi, Diberikan contoh contoh dan diberikan latihan soal. Hal ini sangat memungkinkan siswa mengalami kesulitan dalam menerima konsep yang berasosiasi dengan pengalaman sebelumnya. Upaya Meningkatkan Pembelajaran Dengan Menggunakan Metode Inkuiri Pada Pokok 34

Dalam latihan soal sebaiknya dihadapi bentuk soal cerita yang mungkin terkait dengan terapan Agama atau kehidupan sehari hari. 4.2. Deskripsi Hasil Siklus I Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam tiga siklus, Dimana tiap sikusnya terdiri dari satu tindakan yang diwujudkan dalam satu kali pertemuan pembelajaran yang lamanya 2 x 30 menit. Jadi penelitian tindakan kelas ini diadakan proses pembelajaran sebanyak tiga pertemuan. Pelaksanaan Siklus I 1) Perencanaan Tindakan (Planning) Kegiatan yang dilakukan pada siklus I adalah : a. Membuat rencana pembelajaran atau skenario metode inkuiri, Sesuai materi yang diajarkan. b. Membuat instrument penelitian. c. Membuat silabus. d. Membuat lembar kerja sesuai materi Guru memulai kegiatan pembelajaran dengan mengajak siswa bersama sama mengamati dan mencatat kisah keluarga yang memiliki anak yang bijak dan bebal. Guru dan siswa kemudian memperhatikan ilustrasi yang diberikan oleh guru. Siswa kemudian diminta oleh guru menjelaskan kegiatan yang dapat terjadi. Guru membagi siswa dalam 3 (tiga) kelompok. Kemudian guru mempersilakan siswa untuk menyusun bersama kelompoknya bagaimana simulasi peristiwa tersebut diatas pada nantinya akan disimulasikan didepan kelas. Setelah simulasi kelas selasai dilakukan, Setelah itu guru melakukan tanya jawab dengan siswa tentang materi pembelajaran. Beberapa hal yang dapat dicatat dalam siklus I adalah sebagai berikut : 1. Temuan Positif a. Melaui penggunaan metode inkuiri ini siswa terlihat lebih bergairah dalam belajar. b. Dalam berdiskusi dan tanya jawab siswa terlihat mulai aktif, Meski peran siswa masih kurang karena hanya beberapa orang saja. c. Motivasi siswa dalam memahami kisah keluarga tentang anak yang bijak dan yang bebal terlihat dengan adanya beberapa siswa bertanya terkait dengan simulasi yang dilakukan oleh siswa siswa yang lain. 2. Temuan Negative a. Sebagian siswa masih ada yang belum bisa menjelaskan kepada teman-temannya dalam menyampaikan pengalamannya. b. Kualitas tanya jawab yang dihasilkan dari hasil diskusi belum maksimal. 4.3. Deskripsi Hasil Siklus II 1. Perencanaan (Planning) Kegiatan yang dilakukan pada siklus II adalah : a. Membuat rencana pembelajaran atau skenario metode inkuiri, Sesuai materi yang diajarkan. b. Membuat instrument penelitian c. Membuat silabus d. Membuat lembar kerja sesuai materi Guru mengajak siswa dan menanyakan kepada siswa beberapa tokoh contoh anak yang bijak dan yang bebal didalam keluarga yang siswa teliti. Sesi selanjutnya setelah siswa telah menyelasaikan tugas yang diberikan guru maka guru memulai kegiatan pembelajaran dengan memaparkan permasalahan dan siswa yang ditunjuk secara acak diminta untuk menanggapi permasalahan yang telah diberikan oleh guru. Kemudian guru juga meminta siswa lain untuk memberikan tanggapan atau pendapatan yang berbeda sehingga kemudian pada saat siswa telah dianggap kondisi tugas yang telah disiapkan oleh guru. Siswa diharapkan menyelesaikan tugas dengan tepat waktu dan mengerjakannya dengan berbagi tugas bersama rekannya dalam kelompok. Siswa melaporkan hasil kerjanya kedepan kelas dan memulai diskusi bersama sama, Dalam siklus II ini guru mengurangi peran dan instruksinya kepada siswa, Hanya mengamati dengan seksama bagaimana pelaksanaan pembelajaran yang dilakukannya dan perubahan aktifitas siswa yang dialaminya. Pada sesi akhir guru dan siswa menyimpulkan hasil pembelajaraan secara bersama sama. Setelah diskusi kelas selesai dilakukan, Setelah itu guru peneliti melakukan tanya jawab dengan siswa tentang materi pembelajaraan. Beberapa hal yang dapat yang dapat dicatat dalam siklus II adalah sebagai berikut : 1. Temuan Positif a. Dalam berdiskusi dan Tanya jawab siswa terlihat mulai aktif, Meski peran siswa masih kurang karena hanya beberapa orang saja. b. Jumlah siswa yang aktif meningkat hal ini terlihat adanya bertambahnya siswa yang bertanya. 2. Temuan Negative a. Pertanyaan siswa dalam diskusi kelas masih terlihat belum terarah, Sehingga alur diskusi masih belum berjalan lancar. Dan masih didominasi oleh beberapa siswa yang berprestasi dikelas. b. Sebagian siswa masih ada yang belum bisa menjelaskan kepada teman temannya dalam menyampaikan pengalamannya. Upaya Meningkatkan Pembelajaran Dengan Menggunakan Metode Inkuiri Pada Pokok 35

c. Kualiatas Tanya jawab yang dihasilkan dari diskusi belum maksimal. Tabel 3 : Respon Siswa Terhadap Pembelajaran 4.4. Pembahasan Tiap Sikus dan Antar Siklus Pengamatan dilakukan pada setiap pelaksanaan tindakan dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan instrument yaitu : (1) pengamatan terhadap kreativitas siswa (2) evaluasi pemahaman siswa (3) angket untuk mengetahui dampak model pembelajaran dengan pendekatan inkuiri terhadap kreativitas siswa dan pemahaman siswa. Berikut dipaparkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti dari pelaksanaan tindakan pada setiap siklus sebagai berikut : 1. Hasil pengamatan terhadap kreativitas siswa Pengamatan dilakukan selama pembelajaran berlangsung dengan menggunakan 7 (tujuh) indikator yang meliputi keseriusan siswa, Inisiatif siswa, Partisipasi siswa dalam pembelajaran, Kemampuan siswa menyebutkan fakta, Kemampuan siswa menjelaskan konsep dengan kata kata sendiri, Berdiskusi, Kemampuan siswa memahami perintah guru. Tabel 1 : Pengamatan Kreativitas Siswa dalam Pembelajaran 2. Hasil tes formatif pemahaman benda dan sifatnya Berdasarkan hasil tes yang diberikan kepada siswa dan telah dianalisis berdasarkan indikator pencapaian pemahaman materi benda dan sifatnya maka diperoleh data sebagai berikut : Tabel 2 : Hasil Tes Fomatif Pemahaman Siswa Terhadap Materi Pembelajaran 3. Hasil penilaian berdasarkan angket yang diberikan kepada siswa Berdasarkan angket yang telah diberikan dan diisi oleh siswa maka diperoleh data respon siswa terhadap pembelajaran sebagai berikut. 4. 5. Kesimpulan Hasil Penelitian Kesimpulan yang telah diperoleh dari hasil pengamatan pada siklus I dan Sikus II diolah dan dianalisis dengan hasil sebagai berikut : 1. Dari data penilaian tentang kreativitas jelaslah bahwa implementasi pembelajaran berbasis inkuiri pada pok0k bahasan memuji Allah melalui Pujian memberikan kontribusi yang cukup signifikan (positif) terhadap peningkatan kreativitas siswa. Hal ini terlihat dari siklus ke-1 ke siklus ke-2 tampak pada table diatas pada siklus ke-1 dari 7 (tujuh) indicator keberhasilan terdapat 1 baik, 1 cukup dan kurang 5, Sedangkan pada siklus ke-2 dari 7(tujuh) indikator keberhasilan terdapat 5 baik, 2 cukup hal ini membuktikan terdapat adanya peningkatan kreativitas siswa dalam pembelajaran siswa. 2. Dari data formatif I dan tes formatif II tampak terdapat peningkatan yang signifikan, Hal ini tampak pada hasil formatif I rata rata siswa yang mampu menjawab soal tes 68,7% dan mengalami kesulitan 31,3%, Sedangkan pada hasil tes formatif II yang mampu menjawab soal tes 83,5% dan yang mengalami kesulitan 18,3%. Maka telah terjadi kenaikan sekitar 14,80% pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan. Oleh sebab itu dapat dikatakan bahwa implementasi metode inkuiri dapat dikatakan efektif dalam meningkatkan pemahaman pengetahuan siswa terhadap pembelajaran. 3. Berdasarkan data hasil angket yang diberikan kepada siswa didapatkan sebagian besar 24 atau (82,5%) siswa menyatakan senang belajar dengan metode pembelajaran yang dilakukan oleh guru, Dan hanya 6 (17,5%) siswa menyatakan tidak senang. Dalam aspek kegunaan pembelajaran yang baru dilakukan dalam kehidupannya sekitar 23 (80,5%) siswa mampu merasakan hal tersebut sedangkan 7 (19,5%) siswa belum dapat. Persentase tersebut juga berlaku dalam aspek tentang perlu tidaknya metode pembelajaran itu digunakan. Padahal sebagian besar siswa merasa tertantang dengan langkah-langkah pembelajaran yang baru dilakukan, Hal ini ditunjukan oleh 28 (92,7%) siswa dan 2 (7,3%) siswa merasa tidak ada tantangan. Bahkan siswa yang secara terbuka merasakan tertarik metode yang dikembangkan Upaya Meningkatkan Pembelajaran Dengan Menggunakan Metode Inkuiri Pada Pokok 36

guru 27 (91,6%) siswa dan hanya 3 (7,4%) siswa menyatakan tidak tertarik. Maka dengan hasil ini dapat dikatakan bahwa metode inkuiri yang dikembangkan oleh guru (peneliti) secara garis besar dapat di terima oleh siswa. 5. Kesimpulan Dan Saran 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah penulis kemukakan dalam bab sebelumnya, Maka dapat disimpulkan hal hal sebagai berikut : 1. Implementasi berbasis inkuiri dalam materi memuji Allah melalui nyanyian dalam kehidupan untuk siswa kelas I SD Negeri 060883 dilakukan dalam 2 (dua) siklus dengan tanpa hambatan berarti. 2. Implementasikan pembelajaran berbasis inkuiri dalam materi memuji Allah melalui nyanyian dalam kehidupan untuk siswa kelas I SD Negeri 060883 Medan Petisah. Terbukti terdapat kenaikan persentase tingkat pemahaman dari siklus I sebesar 68,7% menjadi 83,5% pada siklus II, Atau mengalami peningkatan sebesar 14,60%. 3. Implementasi pembelajaran berbasis inkuiri dalam memuji Allah melalui nyanyian dalam kehidupan dapat meningkatkan kreativitas siswa kelas I SD Negeri 060883 4. Respon siswa terhadap implementasikan pembelajaran berbasis inkuiri dalam materi memuji Allah melalui nyanyian dalam kehidupan untuk siswa kelas I SD Negeri 060883 termasuk positif. 5.2. Saran 1. Guru dalam pembelajaran ini hendaknya lebih banyak strategi pembelajaran dari pada sekedar memberikan informasi. 2. Siswa diberi kesempatan untuk menemukan dan menerapkan ide-idenya, Dan guru sebaiknya sebagai fasilitator. 3. Kepala sekolah mendukung dan motivasi dalam pelaksanaan penelitian dalam pelaksanaan peneliti tindakan kelas. 6. DAFTAR PUSTAKA [1] Alkitab Terjemahan, 1992, Lembaga Alktab Indonesia [2] Slameto, 2007, Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhi, Jakarta [3] D.L Baker dan A.A, Sitompul, 2007, Kamus Ibrani Indonesa,Jakarta BPK.Gunung Mulia, Skripsi [4] A.Tabrani, 1992, Pendekatan Kontekstual, Balai Pustaka, Jakarta [5] Arikunto, 2006, Kurikulum Berbasis Kompetensi, PT Rosda Karya, Bandung [6] Breys dan Herscovics (1997). Belajar dan pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta [7] Dahar. 1988. Psikologi Pendidikan. Bandung : Remaja Rosdakarya. [8] Deporter (2000) Teori - Teori Belajar, Dirjen Pendidikan Tinggi Depdikbud, Jakarta [9] Guntur Sumilih. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka cipta [10] Holstein (1986). Proses Belajar Mengajar, Jakarta : Bumi Aksara. [11] Nana Sudjana (1998), Belajar Dan Pembelajaran, PT. Rineka Cipta, Jakarta. [12] Roestiyah (1998). Strategi Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Kencana. [13] Rosita (1997), Taksonomi Variabel, IKIP Malang, Malang. [14] Sunardi (20026). Belajar dan faktor - faktor Yang mempengaruhi. Jakarta : Rineka Cipta. [15] Sud dan Trowbridge (1990), Putrayasa (2001) Menjadi Guru Yang Mau Dan Mampu Mengajar Secara Menyenangkan. Bandung : MLC. [16] Skemp (1976 dalam Wahyudi (2001).Pembelajaran Metode Agama. Jakarta : Kartika. [17] S.C.Utami Munandar, 1992. Berbahasa. Surakarta : Erlangga [18] Sunardi, 2006 Agama Pembelajaran Inkuiri Erlangga, Jakarta. Upaya Meningkatkan Pembelajaran Dengan Menggunakan Metode Inkuiri Pada Pokok 37