KATA PENGANTAR. Yogyakarta, Desember Penyusun, Tim Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta

dokumen-dokumen yang mirip
Teknik Pengoperasian CCU (Cardphone Connection Unit)

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK. karena terdiri atas komponen peralatan atau mesin listrik seperti generator,

BAB II DASAR TEORI. a. Pusat pusat pembangkit tenaga listrik, merupakan tempat dimana. ke gardu induk yang lain dengan jarak yang jauh.

MEMASANG INSTALASI PENERANGAN SATU PASA

TU.015 SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG KEAHLIAN TEKNIK TELEKOMUNIKASI

DASAR-DASAR LISTRIK ARUS AC

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA LAB SHEET RANGKAIAN LISTRIK. Pengukuran Daya 3 Fasa Beban Semester I

MEMILIH ALAT UKUR LISTRIK

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

LEMBAR DISKUSI SISWA MATER : INDUKSI ELEKTROMAGNETIK IPA TERPADU KELAS 9 SEMESTER 2

Induksi Elektromagnetik

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK. Pusat tenaga listrik umumnya terletak jauh dari pusat bebannya. Energi listrik

PENGGUNAAN ALAT UKUR ANALOG

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA LAB SHEET RANGKAIAN LISTRIK. Sambungan Bintang Segitiga dan Semester I

BAB II TRANSFORMATOR DAYA DAN PENGUBAH SADAPAN BERBEBAN. Tenaga listrik dibangkitkan dipusat pusat listrik (power station) seperti

Penggunaan Alat Bantu dan Alat Ukur Sederhana

TINJAUAN PUSTAKA. Dalam menyalurkan daya listrik dari pusat pembangkit kepada konsumen

BAB II LANDASAN TEORI

atau pengaman pada pelanggan.

BAB III. Transformator

BAB II GARDU INDUK 2.1 PENGERTIAN DAN FUNGSI DARI GARDU INDUK. Gambar 2.1 Gardu Induk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam tugas akhir ini ada beberapa alat dan bahan yang digunakan dalam

TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH / KODE : INSTALASI ELEKTRIK / IT SEMESTER / SKS : IV / 2

BAB I PENDAHULUAN. yang dipakai adalah tegangan dan arus bolak-balik ( AC). Sedangkan tegangan dan arus

BAB II TRANSFORMATOR. magnet dan berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik.

BAB III KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN

MODUL 10 DASAR KONVERSI ENERGI LISTRIK. Motor induksi

PK.TPL.J.02.M PENGOPERASIAN INSTALASI LISTRIK PADA KAPAL PERIKANAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. relevan dengan perangkat yang akan dirancang bangun yaitu trainer Variable Speed

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TRANSFORMATOR. elektromagnet. Pada umumnya transformator terdiri atas sebuah inti yang terbuat

UNIT IV MENJALANKAN DAN MEMBALIK PUTARAN MOTOR INDUKSI TIGA FASE DENGAN MAGNETIC CONTACTOR DALAM HUBUNGAN-BINTANG

TEKNIK PENGUKURAN LISTRIK

[Listrik Dinamis] Lembar Kerja Siswa (LKS) Fisika Kelas X Semester 2 Waktu : 48 x 45 menit UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA NAMA ANGGOTA :

Oleh : Bambang Dwinanto, ST.,MT Debi Kurniawan ABSTRAKSI. Kata Kunci : Perangkat, Inverter, Frekuensi, Motor Induksi, Generator.

BAB II DASAR TEORI. Motor asinkron atau motor induksi biasanya dikenal sebagai motor induksi

Generator listrik adalah sebuah alat yang memproduksi energi listrik dari sumber energi mekanik, biasanya dengan menggunakan induksi elektromagnetik.

MODUL 3 TEKNIK TENAGA LISTRIK PRODUKSI ENERGI LISTRIK (1)

PK.TPL.J.01.M PENERAPAN DASAR-DASAR LISTRIK DAN KOMPONEN SISTIM KELISTRIKAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

menerapkan konsep induksi elektromagnetik untuk menjelaskan prinsip kerja beberapa alat yang memanfaatkan prinsip induksi elektromagnetik.

BAB II MOTOR INDUKSI 3 FASA

LISTRIK DALAM RUMAH TANGGA

A. SALURAN TRANSMISI. Kategori saluran transmisi berdasarkan pemasangan

Pemasangan Komponen PHB Terdapat beberapa macam pemasangan dalam pemasangan komponen PHB yaitu :

TUGAS PERTANYAAN SOAL

ANALISA RUGI-RUGI PADA GARDU 20/0.4 KV

Dasar Rangkaian Listrik

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR - - INDUKSI ELEKTROMAGNET - INDUKSI FARADAY DAN ARUS

ANALISIS PENGARUH JATUH TEGANGAN TERHADAP KINERJA MOTOR INDUKSI TIGA FASA ROTOR BELITAN (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)

MENGOPERASIKAN WATT METER

BAB III KEBUTUHAN GENSET

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dapat terpenuhi secara terus menerus. mengakibatkan kegagalan operasi pada transformator.

1. Menerapkan konsep kelistrikan dan kemagnetan dalam berbagai penyelesaian masalah dan produk teknologi

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II STRUKTUR JARINGAN DAN PERALATAN GARDU INDUK SISI 20 KV

BAB II HARMONISA PADA GENERATOR. Generator sinkron disebut juga alternator dan merupakan mesin sinkron yang

BAB I DASAR TEORI I. TRANSFORMATOR

Peralatan Instalasi Listrik Rumah Tangga dan Fungsinya

EVALUASI AKHIR SEMESTER (mg ke 16) [C4, A2, P4]: 8. Mahasiswa memahamimotor induki (mg ke14-15)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2.1 Tiga Bagian Utama Sistem Tenaga Listrik untuk Menuju Konsumen

KERJA DAERAH PROGRAM MEDAN. Menyelesaikan. oleh

Induksi Elektromagnetik

LABSHEET PRAKTIK MESIN LISTRIK MESIN ARUS BOLAK-BALIK

Percobaan 5 Kendali 3 Motor 3 Fasa Bekerja Secara Berurutan

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA

I. Maksud dan tujuan praktikum pengereman motor induksi

Transformator (trafo)

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

APLIKASI ELEKTROMAGNET

BAB II LANDASAN TEORI ANALISA HUBUNG SINGKAT DAN MOTOR STARTING

LABSHEET PRAKTIK MESIN LISTRIK MESIN ARUS BOLAK-BALIK (MESIN SEREMPAK)

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH / KODE : MESIN ELEKTRIK / AK SEMESTER / SKS : VI / 2

MAGNET JARUM. saklar. Besi lunak. Sumber arus Oleh : DRS. BRATA,M.Pd. SMAN1 KRA. kumparan. lampu. kumparan

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TEORI LISTRIK TERAPAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II DASAR TEORI. melalui gandengan magnet dan prinsip induksi elektromagnetik [1].

UNIT I INSTALASI PENERANGAN PERUMAHAN SATU FASE

FISIKA DASAR II & PRAKTIKUM

PRINSIP KERJA ALAT UKUR

BAB I PENDAHULUAN. Energi listrik merupakan energi yang dihasilkan dari sumber energi lain

BAB II TRANSFORMATOR

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 3. KEMAGNETAN DAN INDUKSI ELEKTROMAGNETLatihan Soal 3.2

MODUL 7 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. (Listrik) TINGKAT : XI PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K

Bab 3. Teknik Tenaga Listrik

BAB III LANDASAN TEORI

PENGEREMAN DINAMIK PADA MOTOR INDUKSI TIGA FASA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

AKUMULATOR. Penyusun : TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Nama Praktikan :... NIM :... Program Studi :... Kelas :... Dosen Pengampu :...

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

UNIT V MENJALANKAN MOTOR INDUKSI TIGA FASE DENGAN MAGNETIC CONTACTOR SECARA BINTANG-DELTA

PRINSIP KERJA MOTOR. Motor Listrik

Assalamuaalaikum Wr. Wb

INDUKSI ELEKTROMAGNETIK

MODIFIKASI ALTERNATOR MOBIL MENJADI GENERATOR SINKRON 3 FASA PENGUAT LUAR 220V/380V, 50Hz. M. Rodhi Faiz, Hafit Afandi

BAB II PRINSIP DASAR TRANSFORMATOR

Transkripsi:

KODE MODUL TU.007 SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG KEAHLIAN TEKNIK TELEKOMUNIKASI PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK TRANSMISI PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK JARINGAN AKSES PELANGGAN Teknik Jaringan Listrik BAGIAN PROYEK PENGEMBANGAN KURIKULUM DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL 2003

KATA PENGANTAR Modul Teknik Jaringan Listrik digunakan sebagai panduan praktikum peserta diklat Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) untuk membentuk salah satu kompetensi, yaitu : Mengoperasikan Peralatan Telekomunikasi Komsumen. Modul ini digunakan untuk peserta diklat Program Keahlian Teknik Transmisi dan Program Keahlian Teknik Jaringan Akses Pelanggan. Materi yang dibahas dalam modul ini mempelajari dasar-dasar listrik satu fasa dan dasar-dasar listrik 3 fasa, serta sistem jaringan listriknya. Untuk dapat mempelajari modul ini, peserta diklat harus telah menguasai fisika listrik, matematika dengan aljabar phasornya, dasar rangkaian listrik, dan alat ukur dan teknik pengukuran. Yogyakarta, Desember 2003 Penyusun, Tim Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta ii

DAFTAR ISI MODUL HALAMAN DEPAN... KATA PENGATAR... DAFTAR ISI... PETA KEDUDUKAN MODUL... PERISTILAHAN/ GLOSSARY... Halaman i ii iii v vii I. PENDAHULUAN... 1 A. DESKRIPSI... 1 B. PRASYARAT... 1 C. PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL... 2 1. Petunjuk bagi peserta diklat... 2 2. Peran guru... 3 D. TUJUAN AKHIR... 3 E. KOMPETENSI... 4 F. CEK KEMAMPUAN... 5 II. PEMBELAJARAN... 6 A. RENCANA BELAJAR PESERTA DIKLAT... 6 B. KEGIATAN BELAJAR... 7 1. Kegiatan Belajar : Dasar Listrik Satu Fasa dan Tiga Fasa... 7 a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran... 7 b. Uraian Materi... 7 c. Rangkuman... 15 d. Tugas... 15 e. Test formatif... 16 iii

Halaman f. Kunci jawaban test formatif... 16 g. Lembar kerja... 18 III. EVALUASI... 19 A. PERTANYAAN... 19 B. KUNCI JAWABAN... 19 C. KRITERIA PENILAIAN... 20 IV. PENUTUP... 21 DAFTAR PUSTAKA... 22 iv

PETA KEDUDUKAN MODUL A. Diagram Pencapaian Kompetensi Diagram ini menunjukan tahapan urutan pencapaian kompetensi yang dilatihkan pada peserta diklat dalam kurun waktu tiga tahun. Modul Teknik Dasar Motor Diesel merupakan salah satu dari 9 modul untuk membentuk kompetensi Mengoperasikan Peralatan Telekomunikasi Konsumen (blok A.). TINGKAT I TINGKAT II TINGKAT III SLTP & yang sederajad A. 1 D. 4 I. 9 LULUS SMK B. 2 E. 5 J. 10 F. 6 K. 11 G. 7 L. 12 C. 3 H. 8 Keterangan : A. : Mengoperasikan peralatan: telekomunikasi konsumen B. : Memelihara peralatan: telekomunikasi konsumen C. : Mengoperasikan peralatan pendukung: transmisi/ jaringan akses D. : Mengoperasikan peralatan: transmisi radio terestrial/ jaringan lokal akses tembaga E. : Memelihara peralatan: transmisi radio terestrial/ jaringan lokal akses tembaga F. : Mengoperasikan peralatan: transmisi optik/ jaringan lokal akses radio G. : Memelihara peralatan: transmisi optik/ jaringan lokal akses radio H. : Memelihara peralatan: pendukung transmisi/ jaringan akses I. : Mengoperasikan peralatan: transmisi seluler/ jaringan telekomunikasi akses fiber J. : Memelihara peralatan: transmisi seluler/ jaringan lokal akses fiber v

K. : Mengoperasikan peralatan: transmisi satelit/ jaringan lokal akses xdsl L. : Memelihara peralatan: transmisi satelit/ jaringan lokal akses xdsl B. Kedudukan Modul Modul dengan kode TU-007 ini merupakan prasyarat untuk menempuh modul TU-008 atau TU-009. TS-001 TU-001 TS-002 TU-008 TU-002 1 TS-003 TU-009 TU-007 TS-004 Keterangan : TS-001 Dasar Elektronika Analog dan Digital TS-002 Dasar Rangkaian Listrik TS-003 Alat Ukur dan Teknik Pengukuran TS-004 Pengantar Teknik Telekomunikasi TU-001 Peraturan Instalasi Listrik TU-002 Teknik Gambar Listrik TU-007 Teknik Jaringan Listrik TU-008 Teknik instalasi CPE (HP, Parabola) TU-009 Teknik Instalasi kabel Rumah/Gedung vi

PERISTILAHAN/GLOSSARY GGL Radial transformator PIV : Gaya gerak listrik : Sistem jaringan listrik untuk gardu induk yang jauh : Alat penaik tegangan/penurun tegangan : Peak Inverse Voltage vii

BAB I PENDAHULUAN A. DESKRIPSI JUDUL Modul Teknik Jaringan Listrik ini berisi tentang dasar-dasar tegangan listrik satu fasa dan tiga fasa, bentuk-bentuk sistem jaringan listrik, serta keuntungan sistem jaringan listrik. Modul ini terdiri dari kegiatan belajar yang mencakup tentang dasar listrik satu fasa, dasar listrik tiga fasa, dan tentang sistem jaringan listrik. Modul ini sebagai dasar untuk mempelajari modul selanjutnya, yaitu modul dengan Kode TU-008 dan TU-009. Setelah menguasai modul ini, peserta diklat diharapkan mampu memasang jaringan listrik yang digunakan dalam bidang telekomunikasi. B. PRASYARAT Untuk mempelajari modul Teknik Jaringan Listrik ini, persyaratan yang harus dimiliki oleh peserta diklat, yaitu : 1. Menguasai fisika listrik; 2. Matematika dengan aljabar phasornya; 3. Dasar rangkaian listrik; 4. Alat ukur dan teknik pengukuran 1

C. PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL 1. Petunjuk bagi peserta diklat Peserta diklat diharapkan mencermati dengan seksama setiap kegiatan belajar dalam modul ini, karena itu harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut : a. Langkah-langkah belajar 1) Persiapkan alat dan bahan 2) Bacalah uraian materi pada setiap kegiatan belajar. 3) Cermatilah langkah-langkah kerja pada setiap kegiatan belajar sebelum mengerjakan, bila belum jelas tanyakan pada instruktur. 4) Perhatikan gambar rangkaian yang akan dipraktikkan sebelum memulai praktik. 5) Kembalikan semua peralatan yang akan digunakan jika telah selesai praktik. b. Perlengkapan yang harus dipersiapkan Untuk keselamatan dan kelancaran dalam melaksanakan pekerjaan, persiapkan seluruh perlengkapan yang diperlukan. Beberapa perlengkapan yang harus dipersiapkan adalah : 1) Peralatan gambar yang digunakan untuk pengamatan. 2) Teropong yang digunakan untuk melihat alat-alat yang terpasang pada jaringan. 3) Peralatan yang digunakan untuk praktik jaringan untuk jaringan satu fasa maupun tiga fasa. c. Hasil Pelatihan Kemampuan yang dimiliki peserta diklat : 1) Menganalisa jaringan listrik yang diamati. 2) Menggambarkan sistem jaringan yang digunakan pada bidang telekomunikasi. 2

2. Peran guru Guru hendaknya mempersiapkan diri yang mencakup strategi pembelajaran, penguasaan materi, pemilihan metode, alat bantu pembelajaran, dan perangkat evaluasi. Strategi pembelajaran yang dipiih guru hendaknya mampu mewujudkan peserta diklat proaktif dalam proses pencapaian kompetensi yang telah diprogramkan. Penyusunan rancangan strategi pembelajaran mengacu pada kriteria untuk kerja (KUK) pada setiap sub kompetensi yang ada dalam Garis-garis Besar Program Pendidikan dan Pelatihan (GBPP). D. TUJUAN AKHIR Peserta diklat dapat memasang jaringan listrik dengan menggunakan beban lampu pijar dengan menggunakan sumber satu fasa dan sumber tiga fasa. Selain itu, peserta diklat mampu menggambarkan sistem jaringan tiga fasa yang ada di lingkungan sekolah dan jaringan listrik di sekitar lingkungan sekolah. 3

E. KOMPETENSI Modul TU-007 membentuk subkompetensi teknik jaringan Listrik yang menjadi salah satu unsur untuk membentuk kompetensi Mengoperasikan Peralatan Telekomunikasi Konsumen. Uraian subkompetensi ini dijabarkan seperti di bawah ini. Sub Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja Lingkup Belajar Materi Pokok Pembelajaran Sikap Pengetahuan Ketrampilan Teknik Jaringan Listrik Mengetahui konsep dasar Jaringan Listrik satu fasa dan Jaringan Listrik tiga fasa. Pemasangan Jaringan Listrik satu fasa dan tiga fasa. Ketepatan, ketelitian, kecepatan dalam memasang jaringan listrik satu dan tiga fasa Dasar tegangan satu dan tiga fasa Jaringan Listrik satu dan tiga fasa Pemasangan jaringan tiga fasa. Memasang jaringan listrik satu fasa dan tiga fasa. 4

F. CEK KEMAMPUAN Sebelum mempelajari modul TU-007, isilah dengan cek list ( ) kemampuan yang telah dimiliki peserta diklat dengan sikap jujur dan dapat dipertanggung jawabkan : Sub Kompetensi Teknik Jaringan Listrik Pernyataan Saya dapat melakukan pekerjaan ini dengan kompeten Bila jawaban Ya kerjakan Ya Tidak 1. Memahami prinsip tegangan listrik satu dan tiga fasa Evaluasi 2. Dapat membaca gambar jaringan listrik Test Formatif 1 3. Mengetahui peralatan-peralatan jaringan listrik Lembar Kerja 4. Keuntungan menggunakan jaringan satu fasa dan Test Formatif 1 menggunakan jaringan tiga fasa 5. Melakukan pemasangan jaringan listrik satu fasa Lembar Kerja Apabila peserta diklat menjawab Tidak, pelajari modul ini 5

BAB II PEMBELAJARAN A. RENCANA PEMBELAJARAN Rencanakan setiap kegiatan belajar anda dengan mengisi tabel di bawah ini dan mintalah bukti belajar kepada guru jika telah selesai mempelajari setiap kegiatan belajar. Jenis Kegiatan Tanggal Waktu Tempat Belajar Alasan Perubahan Paraf Guru 1. Prinsip tegangan listrik satu dan tiga fasa 2. Membaca gambar jaringan listrik 3. Peralatan-peralatan jaringan listrik 4. Jaringan satu fasa dan jaringan tiga fasa 5. Pemasangan jaringan listrik satu fasa 6

B. KEGIATAN BELAJAR Dasar Listrik Satu Fasa dan Tiga Fasa a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran Setelah melaksanakan kegiatan belajar ini peserta diklat diharapkan dapat memahami prinsip teknik jaringan listrik satu fasa dan tiga fasa. b. Uraian materi 1. Dasar listrik satu fasa Untuk mendapatkan tenaga listrik, pertama yang dicari adalah gaya gerak listrik atau ggl. Pembangkitan ggl tersebut menggunakan kaidah Hukum Faraday, yaitu apabila sebuah penghantar digerakkan di dalam sebuah medan magnet, maka kedua ujung penghantar tersebut akan timbul ggl induksi. Bila kedua ujungnya dihubungkan dengan beban, misalnya sebuah lampu, maka akan mengalir arus listrik dan timbul daya listrik. Dasar pembangkitan ggl ini seperti dilihat dalam Gambar 1. Kutub Terminal timbulnya ggl Cincin Geser Su m bu k awatberputar Magnet Gambar 1. Dasar Pembangkit GGL 7

Bentuk gelombang ggl yang dibangkitkan ditunjukkan pada Gambar 2. Bentuk gelombang setiap saat berubah, dalam selang waktu tertentu bernilai positif dan pada selang waktu tertentu berikutnya bernilai negatif, begitu seterusnya. Proses ini selanjutnya dikenal dengan listrik arus bolak-balik (alternating current AC) satu fasa. Tegangan (v) VE mak Waktu (t) Gambar 1. Tegangan Bolak-balik Sinusoida Listrik AC terdapat harga tegangan sesaat (v), arus sesaat (i), dan daya sesaat (p), harga tegangan maksimum (V mak ), arus maksimum (I mak ) dan daya maksimum (P mak ), serta harga tegangan efektif (V), arus efektif (I) dan daya efektif (P mak ). Hubungan antara harga sesaat, maksimum, dan efektif dari besaran di atas ditentukan sebagai berikut: i = I mak.sin q, untuk arus sesaat (1) v = V mak.sin q, untuk tegangan sesaat (2) p = v. i = V. I.cosq, untuk daya yang diserap (3) Vmak V =, harga tegangan efektif (4) 2 8

2. Dasar Listrik Tiga Fasa Kebanyakan pusat pembangkitan tenaga listrik menggunakan sistem berfasa banyak, yakni sistem beberapa sumber listrik yang sama besarnya, tetapi satu sumber dengan lain berbeda fasanya. Karena sistem fasa banyak memiliki keuntungan tertentu, maka sistem tiga fasa banyak digunakan sebagai sumber listrik. Sebuah sumber listrik tiga fasa memiliki tiga tegangan yang sama tetapi masing-masing berbeda fasa 120 seperti ditunjukkan pada Gambar 3. a b c + Ea = 100 0 o Eb = 100 240 o Ec = 100 120 o + + - - - a' b' c' Gambar 3. Sumber Tiga Fasa dari Sumber Satu Fasa Tegangan yang dihasilkan dari keenam terminal, yaitu: a, a, b, b, c, c pada Gambar 3, akan menjadi sumber listrik tiga fasa jika disambung dalam hubungan bintang dan hubungan segitiga seperti ditunjukkan pada Gambar 4. a A 0 a. Hubungan Bintang c b B C 9

a A b B b. Hubungan Segitiga c C Gambar 4. Hubungan Tiga Fasa Bintang (Y) dan Segitiga (D) a b c Gambar 5. Bentuk Gelombang Tiga Fasa Gambar 5 menunjukkan bentuk gelombang tiga fasa. Dari gambar tersebut dapat diketahui bahwa listrik tiga fasa memiliki besar tegangan yang sama, dan bentuk gelombang yang sama, tetapi memiliki perbedaan fasa 120 listrik antar fasa. 3. Jaringan Listrik Penyaluran (transmisi) energi listrik dari pusat pembangkit listrik dilakukan dengan kabel melalui saluran udara atau saluran bawah tanah dengan tegangan tinggi. Dibandingkan dengan transmisi saluran bawah tanah, transmisi dengan saluran udara memiliki beberapa keuntungan, antara lain : - Isolasinya lebih mudah, - Pendinginnya baik, - Gangguan-gangguan lebih mudah diatasi dengan cepat, - Jauh lebih murah. 10

Di Indonesia, tegangan transmisi dari pusat pembangkit listrik ke gardu induk antara 70kV 150 kv dengan menggunakan saluran udara. Selanjutnya, dari gardu induk disalurkan ke gardu transformator dengan tegangan 20kV, sedangkan penyaluran dari gardu transformator ke konsumen digunakan tegangan 220/380 V. Diagram penyaluran energi listrik dari pusat pembangkit sampai konsumen ditunjukkan seperti Gambar 6. Untuk jaringan distribusi ini kebanyakan menggunakan saluran udara, kecuali dibagian-bagian kota yang padat menggunakan saluran bawah tanah. Konsumen 220/380V 15 kv Jaringan Distribusi primer Pembangkit 220 kv 60 kv Saluran transmisi Gardu Induk 15 kv Jaringan Distribusi primer 220/380V Konsumen Gambar 6. Digram Blok Penyaluran Energi Listrik Ditinjau dari konstruksi sistem jaringan dibedakan menjadi beberapa jenis, antara lain: 11

Sistem radial Gambar 7 Sistem Jaringan Radial Sistem jaringan ini biasanya gardugardu induk dihubungkan langsung dengan pusat listrik. Gardu-gardu transformatornya dihubungkan langsung dengan salah satu gardu induk. Sistem ini digunakan jika letak gardu-gardu induknya tersebar, saling berjauhan dan jauh dari pusat listrik. Diagram jaringan listrik dengan sistem radial ditunjukkan pada Gambar 7. Sistem jaringan lingkaran Sistem jaringan ini gardu-gardu induk dihubungkan berderet, sehingga membentuk lingkaran dengan pusat pembangkit listriknya seperti ditunjukkan pada Gambar 8. Gardu-gardu transformatornya juga dihubungkan berderet membentuk lingkaran dengan salah satu gardu induk. Keuntungan sistem ini jika salah satu salurannya terputus disuatu tempat, suplai energinya masih dapat Gambar 8 Sistem Jaringan Lingkaran berjalan. Sistem ini digunakan untuk jaringan-jaringan yang dibangun rapat. 12

Sistem jaringan jala Gambar 9 Sistem Jaringan Jala Sistem jaringan ini gardu-gardu induk dihubungkan langsung dengan pusat listrik. Selain itu, gardu induk yang satu juga dihubungkan dengan yang lain. Dibandingkan dengan sistem-sistem yang lain, sistem jala yang paling handal. Dalam praktik untuk mendapatkan tingkat kehandalan yang tinggi digunakan suatu kombinasi dari sistem-sistem tersebut di atas. 4. Jaringan Listrik di Indonesia Jaringan listrik yang ada di Indonesia merupakan sistem jaringan tinggalan Belanda. Beberapa contoh sistem jaringan tersebut, antara lain : Jaringan hubung Jaringan hubung ini menghubungkan pusat listrik yang satu dengan pusat yang lain dengan saluran-saluran tegangan tinggi antara 150-500 kv. Keuntungan dari penggunaan jaringan hubung adalah cadangan energi yang harus disediakan oleh masing-masing pusat pembangkit listrik bisa lebih kecil. Jika di salah satu pusat pembangkit listrik terjadi kerusakan atau harus dilakukan perbaikan maka kekurangan energi dapat disuplai dari jaringan hubung. Jika bebannya sedang rendah, maka beberapa mesin dapat dihentikan sehingga mesin-mesin lainnya dapat bekerja dengan beban yang lebih menguntungkan. Untuk mengatur kerja sistem di atas diperlukan pusat pengendalian beban. 13

Gambar 10. Pusat Pengendalian Beban Jaringan Lokal Untuk jaringan distribusi lokal biasanya digunakan kabel tanah tegangan rendah. Transformator-transformatornya ditempatkan dalam gardu-gardu. Untuk jaringan rendah biasanya digunakan sistem lingkaran. Sambungan dari tegangan rendah ke rumah-rumah disambung dengan kabel jaringan dengan kotak sambung. Di dalam rumah, kabelnya dihubungkan dengan dengan kotak meter. Kotak meter dan kotak pengaman disegel dan hanya boleh dibuka oleh petugas dari PLN. Konsumen-konsumen besar, misalnya pabrik-pabrik, diberi transformator tersendiri yang dihubungkan dengan jaringan-jaringan tegangan tinggi. Biasanya konsumen akan diberi transformator tersendiri apabila : Pemakaian sedemikian banyak hingga dapat digolongkan sebagai konsumen besar, Bebannya sangat berubah-ubah, 14

Letaknya terlalu jauh dari transformator yang terdekat. Ruangan tegangan tinggi untuk transformator yang ditempatkan di konsumen, harus mudah dicapai dari jalan. Transformator harus ditempatkan sedemikian rupa hingga dapat dilayani dan dipelihara dengan mudah. c. Rangkuman Mempelajari jaringan listrik pada pronsipnyha mempelajari suatu proses penyaluran energi listrik dari pusat pembangkit listrik sampai pada konsumen. Tegangan listrik yang biasa digunakan dalam sistem jaringan listrik sistem satu fasa dan tiga fasa. Untuk penyaluran tegangan dari pembangkit biasanya menggunakan sistem tegangan tiga fasa, sedangkan untuk tegangan listrik satu fasa kebanyakan digunakan pada jaringan listrik pada konsumen. Jaringan listrik merupakan proses penyaluran energi listrik yang dilakukan dengan menggunakan penghantar baik menggunakan saluran udara atau dengan menggunakan saluran bawah tanah. Konstruksi jaringan dibedakan menjadi sistem radial, sistem lingkaran, dan sistem jala-jala. d. Tugas 1) Pelajarilah uraian materi tentang dasar listrik satu fasa dan dasar listrik tiga fasa! 2) Setelah paham kerjakan test formatif dan tembar kerja! 3) Apabila terdapat kesulitan tanyakan kepada guru pendamping! 4) Setelah menyelesaikan test formatif maupun lembar kerja kumpulkan hasil kerja anda kepada guru! 5) Diskusikan hasil kerja anda pada teman! e. Test Formatif 1) Jelaskan diagram blok untuk penyaluran energi listrik dari pusat listrik ke konsumen! 15

2) Bagaimanakah sistem tegangan yang digunakan di Indonesia untuk penyaluran energi listrik? 3) Apakah keuntungan-keuntungan saluran udara untuk transmisi energi listrik, dibandingkan dengan penggunaan kabel bawah tanah? 4) Bagaimanakah pelaksanaan jaringan sistem radial, jaringan sistem jala? Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi untuk menentukan pilihan dari kedua sistem ini? 5) Apa keuntungan-keuntungan jaringan hubung? f. Kunci jawaban test formatif 1) Listrik dari pembangkit disalurkan ke gardu induk, dengan transformator penaik tegangan yang ada di gardu induk tegangannya dinaikkan, kemudian disalaurkan ke gardu distribusi kemudian diturunkan lagi untuk disalurkan ke jaringan distribusi primer, kemudian dengan menggunakan transformator yang terdapat pada jaringan distribusi sekunder tegangan diturunkan untuk dapat digunakan oleh konsumen jaringan tegangan rendah. 2) Sistem tegangan dari pembangkit sampai gardu induk sebesar 220 kv, gardu induk ke gardu distribusi sebesar 60 kv, dari gardu distribusi ke transformator konsumen 15 kv, dan tegangan ke konsumen 220/380 V, 50 Hz seperti ditunjukkan Gambar 6. 3) Dengan menggunakan saluran udara : (1) Isolasinya lebih mudah, (2) Pendinginannya lebih baik, (3) Gangguan-gangguan lebih mudah diatasi, (4) Jauh lebih murah dari sistem saluran bawah tanah. 4) Penggunaan sistem radial digunakan kalau tata letak gardu-gardu induknya tersebar, saling berjauhan dan jauh dari pusat listrik. Penggunaan sistem jala dilakukan bila jarak antara gardu induk yang satu dengan yang lain saling berdekatan. Dalam praktiknya penggunaan kedua sistem ini adalah dengan cara 16

menggabungkan ketiga sistem sehingga didapatkan keandalan sistem yang tinggi. 5) Keuntungan menggunakan jaringan hubung adalah sebagai berikut : (1) Cadangan yang harus disediakan oleh masing-masing pusatpusat listrik jadi semakin lebih kecil. (2) Kekurangan tegangan yang disebakan oleh rusaknya salah satu pusat dapat disuplai dari jaringan hubung. (3) Efisiensi yang tinggi, dengan mematikan mesin-mesin pembangkit bila beban rendah. g. Lembar kerja Pengamatan Jaringan listrik dan pemasangan jaringan listrik Alat dan Bahan 1) Helm pengaman 1 buah 2) Kaca mata UV 1 buah 3) Buku catatan 1 buah 4) Pensil 1 buah 5) Teropong 1 buah 6) Generator satu fasa dan generator tiga fasa 1 unit 7) Kabel NYA 2,5 mm2 Secukupnya 8) Lampu pijar 25 watt 4 buah 9) Multimeter 1 buah 10) Ampere meter 1 meter 11) Modul praktik lampu pijar 1 unit Kesehatan dan Keselamatan Kerja 1) Berdoalah sebelum memulai kegiatan pengamatan! 2) Berhati-hatilah dalam melaksanakan praktik pengamatan! 3) Jangan melakukan praktik dengan berguarau dengan teman! 4) Lakukan praktik sesuai dengan petunjuk dari modul dan petunjuk dari guru pembimbing! 17

5) Hati-hati dalam menggunakan peralatan praktik! Langkah kerja 1) Lakukan pengamatan jaringan listrik yang ada disekitar sekolah! 2) Gambarlah sistem yang masuk ke dalam sekolah yang telah diamati! 3) Lakukan analisis terhadap peralatan yang ada pada sistem tersebut! 4) Menggunakan sistem apakah yang digunakan dalam mensuplai tenaga lsitrik yang masuk ke sekolah dan sekitarnya? 5) Buatlah laporan tentang hasil pengamatan yang telah dilakukan! 6) Untuk praktik pemasangan listrik dengan menggunakan lampu pijar, maka harus melihat gambar kerja! 7) Lakukan pemasangan lampu pijar dipapan yang telah disediakan! 8) Laporkan terhadap guru pembimbing, setelah disetujui hubungkan dengan sumber tegangan! Rangkaian lampu pijar 25 W/220V yang dihubungkan segitiga G 3~ Sakelar 3 fasa Generator 3 Fasa Output di hubungkan segitiga G 1~ Generator 1 Fasa dengan output fasa-nol Sakelar 1 fasa Rangkaian lampu pijar 25 W/220V Gambar 11. Contoh Jaringan satu Fasa Dan tiga Fasa 18

BAB III EVALUASI A. PERTANYAAN 1. Jelaskan terjadinya listrik AC satu fasa, dan listrik AC tiga fasa! 2. Gambarkan 2 bentuk sambungan dari penggunaan sistem tiga fasa! 3. Sebutkan hal-hal yang mempengaruhi pemilihan suatu sistem jaringan! B. KUNCI JAWABAN 1. Terjadinya listrik satu fasa adalah sesuai dengan prinsip pembangkitan yang ditemukan oleh Faraday, yaitu bila ada sebuah penghantar bergerak di dalam suatu medan magnet, maka akan timbulnya suatu gaya gerak listrik (ggl) yang disebabkan oleh induksi dari penghantar yang bergerak tadi terhadap medan magnet disekitar penghantar tersebut. Jika sebuah generator satu fasa yang porosnya diputar maka akan menghasilkan listrik AC satu fasa, sedangkan jika menggunakan generator pembangkit tiga fasa akan menghasilkan listrik tiga fasa yang memiliki beda fasa sebesar 120 listrik antara fasa satu dengan fasa yang lain. 2. Gambar sambungan Bintang dan sambungan segitiga a A a A 0 b B c b B C c C 3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan sistem jaringan : 19

a. Keandalan, dengan menggunakan sistem tersebut sistem yang dibangun akan memiliki keandalan yang tinggi atau tidak b. Keamanan, dengan menggunakan sistem tersebut akan menimbulkan bahaya bagi sekitar sistem atau tidak. c. Faktor ekonomis, dengan menggunakan sistem tersebut akan menguntungkan bagi penyedia tenaga listrik atau tidak. C. KRITERIA PENILAIAN No Kriteria Skor (1-10) Bobot Nilai Keterangan 1 Aspek Kognitif 2 2 Kebenaran rangkaian 3 3 Hasil pengamatan 2 4 Perolehan data, analisis pengamatan 2 Syarat lulus: Nilai minimal 70 5 Keselamatan Kerja 1 Nilai Akhir 20

BAB IV PENUTUP Peserta diklat yang telah mencapai syarat kelulusan minimal dapat melanjutkan ke modul TU-008 atau TU-009. Sebaliknya, apabila peserta diklat dinyatakan tidak lulus, maka peserta diklat harus mengulang modul ini dan tidak diperkenankan untuk mengambil modul selanjutnya. Jika peserta diklat telah lulus menempuh 9 modul, maka peserta diklat berhak memperoleh serfikat kompetensi Mengoperasikan Peralatan Telekomunikasi Konsumen. 21

DAFTAR PUSTAKA Van Harten. (1983). Instalasi Listrik Arus Kuat 2. Bandung: Binacipta. Fitzgerald A.E. (1985). Dasar-dasar Elektro Teknik. Jakarta: Erlangga. 22