KECELAKAAN KERJA DAN ANALISIS PENERAPAN PERATURAN KESELAMATAN KERJA PEKERJAAN GALIAN TANAH PADA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA

dokumen-dokumen yang mirip
EVALUASI SISTEM MANAJEMEN K3 TERHADAP METODE PEMANCANGAN JACK-IN PILE

PANDANGAN KONTRAKTOR DAN PEMILIK TERHADAP PERAN PEMILIK DALAM KESELAMATAN KERJA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN

Subrata Aditama Kittie Aidon Uda 1 dan Erik Adi Gunawan 2

Kajian Penerapan Pedoman Keselamatan Kerja pada Pekerjaan Galian Konstruksi. Reini D. Wirahadikusumah 1) Febby Ferial 2)

ANALISIS KEPENTINGAN DAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (STUDI KASUS PROYEK GEDUNG P1 DAN P2 UKP)

MODEL PENGUKURAN TINGKAT KESELAMATAN KERJA PENGGUNAAN TOWER CRANE. KATA KUNCI: tower crane, keselamatan kerja, model pengukuran

KAJIAN FAKTOR JENIS, PENYEBAB DAN WAKTU TERJADINYA KECELAKAAN KERJA PADA PROYEK KONSTRUKSI DI KOTA BANDA ACEH

ANALISA FREKUENSI DAN BESARAN NILAI CHANGE ORDER SERTA FAKTOR PENYEBAB NYA PADA PEKERJAAN KONSTRUKSI BANGUNAN TINGGI

ABSTRAK KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

PERANAN KONTRAKTOR DALAM PEKERJAAN GALIAN TANAH BASEMENT TERHADAP ASPEK LINGKUNGAN

EVALUASI UNSAFE ACT, UNSAFE CONDITION, DAN FAKTOR MANAJEMEN DENGAN METODE BEHAVIOR BASED SAFETY PADA PROYEK APARTEMEN. Patricia 1, David 2 and Andi 3

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

ANALISA SISTEM PERLINDUNGAN JATUH PADA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA

PERBANDINGAN KOMPOSISI PEKERJA PASANGAN DINDING BATA ANTARA SNI 2008 DENGAN KENYATAAN DI LAPANGAN PADA PROYEK PERUMAHAN

TANTANGAN DAN HAMBATAN PENERAPAN KONSEP SUSTAINABLE CONSTRUCTION PADA KONTRAKTOR PERUMAHAN DI SURABAYA

BAB III METODE & DATA PENELITIAN

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA ESTIMATOR BIAYA JALAN (COST ESTIMATOR FOR ROAD PROJECT)

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dalam proses pembangunan nasional, titik berat pembangunan nasional

Civil Work of STP (Sewage Treatment Plant)

INSPEKSI PROSES PELAKSANAAN DAN CACAT PADA DINDING PANEL PRACETAK SUATU PROYEK APARTEMEN

Identifikasi Kecelakaan Kerja Pada Industri Konstruksi Di Kalimantan Selatan

PENILAIAN INDIKATOR K3L PADA PENGGUNAAN TOWER CRANE

Bab III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pegelolaan construction waste untuk mengurangi waste pada

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Oleh : Taufiq Junaedi ( )

KEBIJAKAN KEMNAKER DALAM PEMBINAAN KOMPETENSI AHLI K3 KONSTRUKSI

TINGKAT KEPENTINGAN FAKTOR FAKTOR PRODUKTIVITAS PEKERJA BERDASARKAN TINGKAT PENGARUH DAN TINGKAT FREKUENSI

PRA - RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK (PRA-RK3K)

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PERKERETAAPIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. terjadinya tindakan tidak aman (unsafe act) di kalangan para pekerja konstruksi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

INSPEKSI FABRIKASI DAN EREKSI PADA KONSTRUKSI BAJA PROYEK GEDUNG P1-P2 UK PETRA SURABAYA

K3 Konstruksi Bangunan

1. Mengenal dan memahami standar dan prosedur serta prinsip-prinsip dasar bekerja di ketinggian. 2. Melakukan penilaian dan pengendalian resiko untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KUISIONER VALIDASI AWAL

PERBANDINGAN PRODUKTIVITAS PEKERJAAN PASANGAN DINDING BATA RINGAN DAN BATA MERAH PADA PROYEK PERUMAHAN DI SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. contohnya mesin. Bantuan mesin dapat meningkatkan produktivitas,

PRODUKTIVITAS ALAT BERAT PADA PEKERJAAN GALIAN GEDUNG P1 P2 UK PETRA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PERKERETAAPIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Menjamin keselamatan kerja operator & orang lain Menjamin penggunaan peralatan mekanik aman dioperasikan Menjamin proses produksi aman dan lancar

PERENCANAAN DAN EVALUASI KESELAMATAN KERJA PEKERJAAN PEMANCANGAN PADA PROYEK X DI SURABAYA

BAB IITINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA. A. Manajemen Sumberdaya Manusia Manajemen Sumberdaya Manusia adalah penarikan seleksi,

Bab 1. Pendahuluan. langsung dengan air permukaan ). tanah pada proses erosi dapat menimbulkan masalah yang signifikan bila

BAB I PENDAHULUAN. dapat meningkatkan taraf hidup serta mengurangi pengangguran. Kehadiran

Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)

BAB IX ASURANSI ANEKA

PETUNJUK PRAKTIS PEMELIHARAAN RUTIN JALAN

Ujian Akhir Semester Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lindung Lingkungan Semester Pendek Oleh: Arrigo Dirgantara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kecelakaan kerja yang menimpa pekerja disebuah proyek. konstruksi bisa terjadi karena faktor tindakan manusia itu sendiri

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN

PERANCANGAN SISTEM PENDETEKSI ALAT PELINDUNG DIRI MENGGUNAKAN TEKNOLOGI IMAGE PROCESSING

APLIKASI ERGONOMI UNTUK PENGAMAN ALAT KERJA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I KONSEP PENILAIAN

EVALUASI PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3) PADA PROYEK PEMBANGUNAN APARTEMEN GUNAWANGSA MERR SURABAYA

STUDI AWAL KEBUTUHAN MATERIAL BATA PADA PROYEK PERUMAHAN YANG BERWAWASAN LINGKUNGAN

APPROXIMATE COST ESTIMATE BERDASARKAN KANDUNGAN BESI DAN KEBUTUHAN BEKISTING PADA STRUKTUR BETON BERTULANG BANGUNAN TINGGI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proyek konstruksi merupakan salah satu sektor industri yang memiliki risiko

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II STUDI PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGELOLAAN OPERASI K3 PERTEMUAN #6 TKT TAUFIQUR RACHMAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA INDUSTRI

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB VI PEMBAHASAN. perawatan kesehatan, termasuk bagian dari bangunan gedung tersebut.

KEPENTINGAN DAN IMPLEMENTASI GREEN CONSTRUCTION DARI SISI PANDANG KONTRAKTOR

BENTUK RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK (RK3K) I. BENTUK RK3K USULAN PENAWARAN DAFTAR ISI

Tujuan K3. Mencegah terjadinya kecelakaan kerja. Menjamin tempat kerja yang sehat, bersih, nyaman dan aman

Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN (Berdasarkan PP 50 Tahun 2012) Nama : Alamat : Jabatan : Lama Bekerja : NO Isi pertanyaan Kel.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pemberlakukan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) di tahun 2015

BAB I PENDAHULUAN. dikehendaki, yang mengacaukan proses yang telah diatur dari suatu aktivitas dan

PROGRAM KERJA MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN

PROSEDUR PENANGANAN BAHAN BERACUN DAN BERBAHAYA. Pengertian. Tujuan. 1. Bahan Beracun dan Berbahaya

BAB V PEMBAHASAN. PT. INKA (Persero) yang terbagi atas dua divisi produksi telah

C A C A T DAN KEGAGALAN KONSTRUKSI Ir Sumardjito, MT.

LAMPIRAN 1 PEDOMAN TEKNIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

USULAN PERBAIKAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA BERDASARKAN METODE SWIFT PADA PT KRAKATAU STEEL DIVISI WIRE ROD MILL

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan industri besar dan sedang di Jawa Tengah pada tahun 2008

BAB VI PERAWATAN DI INDUSTRI

SL : Selalu KD : Kadang-kadang SR : Sering TP : Tidak Pernah

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 MANDOR PERKERASAN JALAN PERSIAPAN PEKERJAAN PERKERASAN JALAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. KRITERIA AUDIT SMK3

RETAINING WALL DAN BASEMENT

CONTOH (SAMPLE) Penerapan Sistem K3LM Proyek Konstruksi

PERSEPSI PEKERJA TERHADAP SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN PADA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2007 TENTANG PERKERETAAPIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Secara harfiah berarti keteraturan, kebersihan, keselamatan dan ketertiban

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 : PENDAHULUAN. perusahaan, yang diiringi dengan meningkatnya penggunaan bahan-bahan berbahaya,

BAB I PENDAHULUAN. (Sumber:

KETENTUAN TEKNIS INFRASTRUKTUR BERSAMA TELEKOMUNIKASI

STUDI MENGENAI MODEL ESTIMASI DURASI KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG

BAB I PENDAHULUAN. produk yang akan dihasilkan untuk memenuhi persaingan pasar. Dalam masalah

PRA RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK (PRA RK3K) I. Kebijakan K3 Penyedia Jasa

PENGELOLAAN FAKTOR NON-PERSONIL UNTUK PENCEGAHAN KECELAKAAN KERJA KONSTRUKSI

Transkripsi:

KECELAKAAN KERJA DAN ANALISIS PENERAPAN PERATURAN KESELAMATAN KERJA PEKERJAAN GALIAN TANAH PADA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA Yonathan 1, Andreas 2 dan Andi 3 ABSTRAK : Dari permasalahan pekerjaan galian tanah yang rawan terjadi kecelakaan kerja, maka pihak kontraktor perlu memberikan perhatian khusus terhadap penerapan peraturan keselamatan kerja untuk menjamin keselamatan para pekerja. Penelitian ini membahas mengenai jenis kecelakaan kerja yang paling sering terjadi beserta dengan faktor penyebabnya. Selain itu, dalam penelitian ini juga dilakukan observasi guna menganalisis dan mengevaluasi penerapan peraturan keselamatan kerja oleh para kontraktor di Surabaya. Dari hasil penyebaran kuisioner diperoleh bahwa jenis kecelakaan kerja pada pekerjaan galian tanah adalah terperosok ke dalam galian dengan jumlah frekuensi sebesar 74 responden, dengan faktor penyebab utamanya adalah penerangan yang kurang dalam galian dengan jumlah frekuensi sebesar 32 responden. Dari hasil observasi lapangan yang dilakukan di lima proyek konstruksi di Surabaya, diperoleh bahwa peraturan yang paling sering tidak diterapkan adalah peraturan mengenai adanya penghalang atau lampu sinyal untuk membatasi pekerja, jarak kendaraan dan galian dengan persentase sebesar 40% dan peraturan mengenai penggunaan safety tool untuk para pekerja dengan persentase sebesar 40%. Namun bila dilihat secara keseluruhan, dapat dilihat bahwa semua proyek yang diobservasi sebagian besar telah menerapkan peraturan yang ada pada checklist. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa penerapan peraturan keselamatan kerja pekerjaan galian tanah dalam proyek konstruksi di Surabaya dinilai sudah cukup baik. KATA KUNCI : galian tanah, kecelakaan kerja, peraturan keselamatan kerja, proyek konstruksi 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada umumnya setiap proyek konstruksi pasti berkaitan dengan pekerjaan tanah. Adapun pekerjaan tanah antara lain menggali, memindahkan, mengolah, dan memadatkan tanah. Biasanya pekerjaan galian tanah digunakan untuk pembuatan gorong-gorong, terowongan, basement, pondasi, tandon air bawah tanah dan lain-lain. Dalam pelaksanaan pekerjaan tanah, pekerjaan galian tanah perlu mendapatkan perhatian khusus karena rawan terjadi kecelakaan kerja, sehingga pihak kontraktor bertanggung jawab untuk menjamin keselamatan para pekerja dalam pelaksanaan pekerjaan galian tanah tersebut. Kecelakaan kerja yang terjadi dapat berakibat pada rusaknya peralatan maupun material, disamping itu dapat mengakibatkan terjadinya luka bahkan meninggalnya pekerja. Sebelumnya sudah pernah diadakan penelititan mengenai kecelakaan dan keselamatan kerja pada galian tanah dengan judul skripsi Kecelakaan dan Keselamatan Kerja Pekerjaan Galian Tanah pada Proyek Konstruksi di Surabaya (Sutioso & Susanto, 2005), namun penelitian tersebut hanya berdasarkan kuesioner dan belum pernah diadakan studi lapangan. Oleh karena itu, perlu diadakan analisa dan evaluasi kembali dengan tujuan untuk mendapatkan hasil yang lebih spesifik dan relevan. 1 Mahasiswa Program Studi Teknik Sipil Universitas Kristen Petra, m21409004@john.petra.ac.id. 2 Mahasiswa Program Studi Teknik Sipil Universitas Kristen Petra, m21409059@john.petra.ac.id. 3 Dosen Program Studi Teknik Sipil Universitas Kristen Petra, andi@peter.petra.ac.id 1

1.2. Rumusan Masalah - Jenis kecelakaan kerja apa yang sering terjadi pada pekerjaan galian tanah beserta faktor penyebabnya berdasarkan para kontraktor di Surabaya? - Bagaimana penerapan peraturan keselamatan kerja pada pekerjaan galian tanah dalam proyekproyek konstruksi di Surabaya? - 1.3. Tujuan Penelitian - Mengetahui jenis kecelakaan kerja yang sering terjadi pada pekerjaan galian tanah beserta faktor penyebabnya. - Mengetahui dan menganalisa penerapan peraturan keselamatan kerja pekerjaan galian tanah dalam proyek-proyek konstruksi di Surabaya sudah dilaksanakan dengan baik atau tidak. 1.4. Ruang Lingkup Penelitian - Pekerjaan yang diamati adalah pekerjaan galian tanah yang sedang berjalan pada proyek-proyek konstruksi di Surabaya dengan kedalaman lebih dari 1.2 meter. - Pihak-pihak yang terlibat meliputi manajemen safety proyek dan pekerja di lapangan. 1.5. Manfaat Penelitian - Bagi peneliti Memberikan pengetahuan dan pengalaman nyata secara langsung di lapangan tentang pelaksanaan penerapan peraturan keselamatan kerja pekerjaan galian tanah. - Bagi kontraktor Memberikan masukan mengenai realita penerapan peraturan keselamatan kerja. 2. LANDASAN TEORI 2.1. Galian Tanah Mekanis Pekerjaan galian tanah mekanis adalah suatu pekerjaan dimana sejumlah volume tanah digali dan dipindahkan dengan bantuan alat mekanis (Sjachridin & dkk, 1998). 2.1.1. Sistem Penggalian Tanah Secara umum pelaksanaan penggalian tanah dapat dilakukan dengan dua sistem penggalian yaitu: (a) penggalian dengan sistem terbuka (open excavation) dan (b) penggalian dengan sistem penopang (braced excavation) (Puller, 1996). a. Penggalian dengan sistem terbuka (open excavation) Open excavation adalah penggalian yang dilakukan dengan kemiringan tertentu yang diperhitungkan terhadap stabilitas lereng tanpa bantuan bracing. b. Penggalian dengan sistem penopang (braced excavation) Braced excavation adalah penggalian yang menggunakan sistem penopang/sistem penahan tanah (bracing). 2.2. Keselamatan Kerja Peraturan keselamatan kerja yang digunakan adalah UU nomor 1 tahun 1970, PER.05/MEN/1996, dan Pedoman Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada Tempat Kegiatan Konstruksi (peraturan keselamatan dan kesehatan kerja yang berlaku di Indonesia), serta dilengkapi dengan OSHA (peraturan keselamatan dan kesehatan kerja yang berlaku di Amerika). Dari peraturan-peraturan di atas tidak semua peraturan digunakan dalam pengamatan karena sebagian dari peraturan-peraturan tersebut merupakan hal yang sulit diamati atau tidak sering terjadi di lapangan. Peraturan-peraturan yang digunakan dalam pengamatan dapat dilihat pada Tabel 1. 2

Tabel 1. Peraturan Keselamatan Kerja Peraturan Keselamatan Kerja OSHA K3 (IND) a. Identifikasi dan penelitian tanah awal sebelum penggalian (instalasi, sarana utilitas, jenis tanah, dll). b. Pemindahan obyek yang berbahaya bagi pekerja (pohon, batu, dll). c. Adanya jalan masuk dan jalan keluar yang aman bagi pekerja (minimal galian 4 feet (1.22 meter)). d. Tidak memperbolehkan pekerja bekerja di bawah beban yang sedang digali atau diangkat. e. Adanya rambu-rambu keselamatan. f. Adanya penghalang atau lampu signal untuk membatasi pekerja, jarak kendaraan, dan tepi galian. g. Pembuatan kemiringan slope galian sesuai jenis tanahnya h. Sistem penahan tanah untuk galian yang digali secara vertikal (minimal galian 5 feet (1.52 meter)). i. Identifikasi keadaan udara dalam galian (minimal galian 4 feet (1.22 meter)) j. Galian tanah diusahakan bebas dari air (ketinggian air maksimum 6 inch (15 cm). k. l. Melindungi pekerja dari longsoran tanah, batu, dan benda-benda lainnya dengan suatu sistem proteksi yang layak (dengan menempatkan benda-benda tersebut paling dekat 2 feet (0.61m) dari tepi galian atau menggunakan penghalang yang mencukupi untuk mencegah material jatuh ke dalam galian) Melakukan inspeksi harian pada lokasi-lokasi berbahaya oleh pihak-pihak yang kompeten. m. Harus disediakan jalan untuk melintasi galian apabila dibutuhkan. Pagar pengaman juga harus disediakan pada jalan tersebut yang melintasi galian sedalam 6 feet (1.824m) atau lebih. n. Untuk pekerjaan galian dengan sistem sloping dan benching, pekerja dilarang bekerja di sisi galian yang lebih tinggi bila terdapat pekerja yang sedang bekerja di level yang lebih rendah kecuali terdapat sistem proteksi yang memadai untuk melindungi pekerja dari bahaya kejatuhan material dan peralatan gali. o. Penerangan yang memadai. p. Penyediaan safety tool yang memenuhi syarat (tidak cacat) secara cumacuma. q. Semua pekerja wajib menggunakan safety tool. r. Penyediaan peralatan dan petugas P3K. s. Pengawasan pekerjaan oleh pihak yang berkompeten. 2.3. Kecelakaan Kerja Kecelakaan kerja adalah suatu kejadian yang tidak terencana saat melakukan sebuah pekerjaan dan dapat menyebabkan kerugian bagi diri sendiri maupun sekitar yang berupa cedera ataupun kerusakan alat dan material. 2.3.1. Jenis Kecelakaan Kerja Jenis-jenis kecelakaan kerja pada pekerjaan galian tanah antara lain (Hinze, 1997; Suprenant & Basham, 1993; Davis & Tomasin, 1996 dan OSHA Excavation Standard Handbook, 1997) : a. terperangkap di dalam galian. b. tertimpa beban/material. c. terperosok dalam galian. d. kekurangan oksigen. e. menghirup kandungan gas beracun di dalam tanah. f. tersengat aliran listrik. g. alat berat terguling ke dalam galian. 3

2.3.2. Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Kecelakaan Kerja - Faktor Unsafe Act Unsafe act adalah tindakan pekerja di lapangan yang dapat menyebabkan kecelakaan pada pekerja tersebut (baik yang dilakukan oleh pekerja maupun yang dilakukan oleh operator yang mengoperasikan alat-alat berat). Beberapa contoh unsafe act antara lain (Holt, 2001) : 1. Bekerja tanpa ijin (tidak mengikuti instruksi kerja). 2. Meninggalkan peralatan/alat berat dalam kondisi yang berbahaya. 3. Penggunaan peralatan/alat berat yang tidak tepat. 4. Menggunakan peralatan cacat. 5. Kurangnya kesadaran pekerja untuk menggunakan safety tool (peralatan dan perlengkapan keselamatan). 6. Servis dan perawatan peralatan/alat berat yang tidak tepat. - Faktor Unsafe Condition Unsafe condition adalah kecelakaan kerja yang terjadi akibat faktor atau kondisi lingkungan yang tidak aman. Beberapa contoh unsafe condition antara lain : 1. Tidak ada pagar pelindung (sistem proteksi yang kurang memadai). (Holt, 2001) 2. Peralatan/alat berat yang cacat. (Holt, 2001) 3. Kondisi udara yang membahayakan. (Holt, 2001) 4. Penerangan yang kurang memadai. (Holt, 2001) 5. Kestabilan struktur penunjang (seperti turap untuk menahan dinding galian tanah) yang tidak memadai. (Suprenant & Basham, 1993; OSHA Excavation Standard Handbook, 1997) 6. Perlindungan terhadap akumulasi air yang kurang sesuai untuk galian yang lebih dari MAT (Muka Air Tanah). (OSHA Excavation Standard Handbook, 1997; Hinze, 1997; Suprenant & Basham, 1993) 7. Tidak adanya peralatan keselamatan (obat-obatan P3K) yang dibutuhkan. (PER.05/MEN/1996) 8. Rambu-rambu/tanda peringatan bahaya yang tidak memadai. (PER.05/MEN/1996) 9. Kemiringan slope sisi galian yang tidak memenuhi standar sehingga dapat mengakibatkan kelongsoran. (OSHA Excavation Standard Handbook, 1997; Suprenant & Basham, 1993) 10. Penyelidikan tanah yang kurang akurat. (OSHA Excavation Standard Handbook, 1997) 11. Kurangnya pengawasan dari pengawas untuk menjamin bahwa setiap pekerjaan dilaksanakan dengan aman dan mengikuti setiap prosedur dan petunjuk kerja yang telah ditentukan. (PER.05/MEN/1996) 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Studi Literatur Studi literatur dilaksanakan dengan cara mencari referensi dari internet, jurnal dan dari sejumlah buku yang ada di perpustakaan Universitas Kristen Petra. Dari studi literatur ini didapat definisi galian tanah mekanis, alat-alat yang digunakan dalam pekerjaan galian tanah, peraturan-peraturan keselamatan kerja yang berlaku di Indonesia dan luar negeri serta pengertian, jenis-jenis, dan faktor penyebab kecelakaan kerja. 3.2. Pembuatan Kuesioner a. Data Umum Data umum kuesioner meliputi nama perusahaan, nama responden yang mengisi kuesioner, jabatan di perusahaan kontraktor, serta pengalaman kerja di perusahaan kontraktor tersebut. b. Data Kecelakaan Kerja - Sistem galian tanah Sistem galian tanah ini terdiri dari open excavation dan brace excavation. - Jenis galian tanah 4

Jenis galian tanah yang sering ditangani yaitu basement, selokan, gorong-gorong, saluran pipa, tandon air bawah tanah, terowongan, dan yang lainnya. - Jenis kecelakaan kerja yang sering terjadi pada pelaksanaan pekerjaan galian tanah. - Faktor penyebab terjadinya kecelakaan kerja pada pelaksanaan galian tanah 3.2.1. Penyebaran Kuesioner - Kuesioner ini disebarkan kepada 110 responden yang bekerja pada beberapa perusahaan kontraktor di Surabaya yang pernah menangani pekerjaan galian tanah yang dalamnya lebih dari 1,2 meter dan menggunakan alat berat. - Penyebaran kuesioner dilakukan secara langsung ke lokasi proyek kontraktor di Surabaya. 3.2.2. Pengolahan Data Proses analisis data pada hasil kuesioner dilakukan dengan bantuan microsoft excel, yang dibedakan menjadi 2 macam proses analisis yaitu: 1. Analisis Pie Chart. Proses analisis data dilakukan dengan mencari jumlah total masing-masing jabatan, pengalaman kerja, serta bentuk dan jenis galian tanah, dari keseluruhan kuesioner, kemudian setelah jumlah dari masing-masing bagian selesai dihitung, maka selanjutnya masing-masing data dibuat persentasenya dan ditampilkan dalam bentuk pie chart. 2. Analisis Frekuensi Proses analisis data dilakukan dengan mencari jumlah terbesar untuk masing-masing jenis kecelakaan dan faktor penyebabnya. Kemudian, hasil dari analisis tersebut ditampilkan dalam bentuk tabel. 3.3. Studi Lapangan Studi lapangan dilakukan pada beberapa proyek konstruksi di Surabaya yang memiliki pekerjaan galian tanah dengan batasan syarat kedalaman galian lebih dari 1.2 meter dan menggunakan alat berat. Metode yang digunakan adalah metode observasi, dimana peneliti akan mengawasi proses pelaksanaan pekerjaan galian tanah pada beberapa proyek dengan menggunakan bantuan checklist. 3.3.1. Pembuatan Checklist Isi checklist yang dibuat adalah kumpulan daftar peraturan-peratuan keselamatan kerja yang diambil dari beberapa sumber antara lain, OSHA, Undang-undang RI nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia (PER.05/MEN/1996), dan buku Pedoman Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada Tempat Kegiatan Konstruksi (1970). Tidak semua peraturan dimasukkan ke dalam checklist, karena sebagian dari peraturan-peraturan tersebut merupakan hal yang sulit diamati atau tidak sering terjadi di lapangan. 3.3.2. Observasi Observasi dilakukan dengan cara sebagai berikut : Pemilihan proyek yang akan diamati Mempelajari data-data proyek Memilih site di lokasi proyek. Pengamatan langsung di lapangan Pengamatan langsung di lapangan dilakukan dengan menggunakan bantuan checklist yang telah dibuat sebelumnya. Data yang dapat diambil terbatas pada hal-hal yang langsung dapat diamati di lapangan. Setiap peraturan yang diamati tersebut, dinilai penerapannya yaitu: 1. "diterapkan" = peraturan tersebut dijalankan. 2. "tidak diterapkan" = peraturan tersebut tidak dijalankan. 3. "not applicable" = peraturan tersebut tidak sesuai dengan kondisi/kebutuhan proyek 5

3.3.3. Pengolahan Data Proses pengolahan data berdasarkan hasil checklist dilakukan dengan cara sebagai berikut: 1. Data dari hasil checklist tersebut ditabulasikan sehingga didapat hasil jumlah check untuk setiap peraturan yang "diterapkan", "tidak diterapkan", atau not applicable" untuk tiap proyek. Kemudian dilakukan analisis dari hasil rekap observasi tiap proyek. 2. Hasil tabulasi tiap proyek kemudian dijumlah untuk didapatkan hasil penilaian penerapan peraturan secara keseluruhan. 3. Dari hasil keseluruhan tersebut, dihitung persentase tiap penilaian penerapan peraturan yang ada pada checklist kemudian ditampilkan dalam bentuk pie chart untuk masing-masing poin peraturan checklist. Dari hasil pie chart dapat dilihat peraturan mana saja yang diterapkan atau tidak diterapkan. Kemudian dapat ditarik kesimpulan apakah penerapan peraturan keselamatan kerja pada proyek konstruksi di Surabaya sudah berjalan dengan baik atau tidak. 3.4. Kesimpulan Dari hasil kuesioner didapatkan jenis kecelakaan kerja yang paling sering terjadi beserta dengan faktor penyebabnya. Dari hasil observasi didapatkan hasil apakah penerapan peraturan keselamatan kerja di lapangan pada proyek konstruksi di Surabaya sudah berjalan dengan baik atau tidak. 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN Berikut hasil kuesioner dapat dilihat pada Tabel 2 dan Tabel 3 Tabel 2. Jenis Kecelakaan Kerja No. Jenis Kecelakaan Frekuensi 1 (C) Terperosok ke dalam galian 74 2 (B) Tertimpa beban/material 36 3 (A) Terperangkap di dalam galian 28 4 (G) Alat berat terguling ke dalam galian 24 5 (F) Tersengat aliran listrik 16 6 (D) Kekurangan oksigen 7 7 (E) Menghirup kadungan gas beracun di dalam tanah 5 Tabel 3. Faktor Penyebab Terjadinya Kecelakaan Kerja A B C D E F G a. Bekerja tanpa ijin (tidak mengikuti instruksi kerja). 12 14 21 1 0 2 2 b. Meninggalkan peralatan/alat berat dalam kondisi yang berbahaya. 3 1 3 1 0 1 12 c. Penggunaan peralatan/alat berat yang tidak tepat. 0 3 4 0 0 1 7 d. Penempatan alat berat yang tidak tepat 2 2 10 0 0 1 11 e. Menggunakan peralatan/alat berat yang cacat/rusak. 1 0 6 0 0 4 10 f. g. Servis peralatan/alat berat yang tidak tepat. 0 0 3 0 1 1 8 h. Sistem proteksi yang kurang memadai, misalnya tidak ada pagar pelindung 5 7 31 0 0 0 0 i. Kondisi udara yang membahayakan (kurang oksigen atau gas beracun). 0 0 2 5 2 2 0 j. Penerangan yang kurang dalam galian tanah 6 6 32 0 1 1 0 k. Struktur penahan tanah yang tidak kuat 5 13 9 1 0 0 3 l. Penyebab terjadinya kecelakaan kerja pada pelaksanaan galian tanah : Kurangnya kesadaran pekerja untuk menggunakan safety tool (peralatan dan perlengkapan keselamatan). Perlindungan yang kurang terhadap akumulasi air untuk galian yang lebih rendah dari MAT (Muka Air Tanah) Jenis kecelakaan kerja 11 12 23 1 2 7 1 7 0 0 1 1 m. Penyelidikan tanah yang kurang akurat 2 2 15 1 0 0 4 n. Rambu-rambu/peringatan bahaya yang tidak memadai 2 4 29 0 1 6 1 o. Kemiringan (talud/slope) galian yang tidak tepat 4 7 19 0 0 0 9 2 3 p. Kurangnya pengawasan dari pengawas untuk menjamin bahwa setiap pekerjaan dilaksanakan dengan aman dan mengikuti setiap prosedur dan petunjuk kerja yang telah ditentukan 5 10 24 1 1 6 5 6

Berikut hasil analisis observasi dapat dilihat pada Tabel 4 Tabel 4. Hasil Analisis Observasi a. Peraturan Keselamatan Kerja Identifikasi dan penelitian tanah awal sebelum penggalian (instalasi, sarana utilitas, jenis tanah, dll). Tidak Diterapkan Diterapkan Not Applicable b. Pemindahan obyek yang berbahaya bagi pekerja (pohon, batu, dll). c. d. e. Adanya rambu-rambu keselamatan. 73.33% 26.67% 0.00% f. g. Pembuatan kemiringan slope galian sesuai jenis tanahnya 0.00% 20.00% 80.00% h. Adanya jalan masuk dan jalan keluar yang aman bagi pekerja (minimal galian 4 feet (1.22 meter)). Tidak memperbolehkan pekerja bekerja di bawah beban yang sedang digali atau diangkat. Adanya penghalang atau lampu signal untuk membatasi pekerja, jarak kendaraan, dan tepi galian. Sistem penahan tanah untuk galian yang digali secara vertikal (minimal galian 5 feet (1.52 meter)). 53.33% 26.67% 20.00% 60.00% 20.00% 20.00% 60.00% 40.00% 0.00% 80.00% 0.00% 20.00% i. Identifikasi keadaan udara dalam galian (minimal galian 4 feet (1.22 meter)) 20.00% 0.00% 80.00% j. Galian tanah diusahakan bebas dari air (ketinggian air maksimum 6 inch (15 cm). 86.67% 13.33% 0.00% k. Melindungi pekerja dari longsoran tanah, batu, dan benda-benda lainnya dengan suatu sistem proteksi yang layak (dengan menempatkan benda-benda tersebut paling dekat 2 feet (0.61m) dari tepi galian atau menggunakan penghalang yang mencukupi untuk mencegah material jatuh ke dalam galian) 60.00% 20.00% 20.00% l. m. n. Melakukan inspeksi harian pada lokasi-lokasi berbahaya oleh pihak-pihak yang kompeten. Harus disediakan jalan untuk melintasi galian apabila dibutuhkan. Pagar pengaman juga harus disediakan pada jalan tersebut yang melintasi galian sedalam 6 feet (1.824m) atau lebih. Untuk pekerjaan galian dengan sistem sloping dan benching, pekerja dilarang bekerja di sisi galian yang lebih tinggi bila terdapat pekerja yang sedang bekerja di level yang lebih rendah kecuali terdapat sistem proteksi yang memadai untuk melindungi pekerja dari bahaya kejatuhan material dan peralatan gali. 0.00% 0.00% 100.00% 20.00% 0.00% 80.00% o. Penerangan yang memadai. p. Penyediaan safety tool yang memenuhi syarat (tidak cacat) secara cuma-cuma. 80.00% 20.00% 0.00% r. Penyediaan peralatan dan petugas P3K. s. Pengawasan pekerjaan oleh pihak yang berkompeten. 7

5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan - Dari hasil analisa kuesioner didapatkan hasil bahwa jenis kecelakaan kerja pada pekerjaan galian tanah yang paling sering terjadi adalah terperosok ke dalam galian dengan jumlah frekuensi sebesar 74 responden yang disebabkan oleh beberapa faktor antara lain: penerangan yang kurang dalam galian (32 responden), sistem proteksi yang kurang memadai (31 responden) dan ramburambu/peringatan bahaya yang tidak memadai (29 responden). - Berdasarkan hasil observasi didapatkan hasil bahwa masih ada beberapa peraturan keselamatan kerja yang tidak diterapkan. Beberapa peraturan yang paling sering tidak diterapkan yaitu peraturan mengenai adanya penghalang atau lampu sinyal untuk membatasi pekerja, jarak kendaraan dan galian dengan persentase sebesar 40% dan peraturan mengenai penggunaan safety tool untuk para pekerja dengan persentase sebesar 40%. Namun bila dilihat secara keseluruhan, dapat dilihat bahwa semua proyek yang diobservasi sebagian besar telah menerapkan peraturan yang ada pada checklist. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa penerapan peraturan keselamatan kerja pekerjaan galian tanah dalam proyek konstruksi di Surabaya dinilai sudah cukup baik. 5.2. Saran - Untuk penelitian selanjutnya, diharapkan para peneliti dapat meneliti faktor-faktor lainnya seperti faktor tidak langsung (secondary causes of accidents). - Untuk para kontraktor, diharapkan lebih memperhatikan akan pentingnya penerapan peraturan keselamatan kerja. 5. DAFTAR REFERENSI Davis, V. J., & Tomasin, K. (1996). Construction Safety Handbook, Thomas Telford Services Ltd, London. Hinze, J. W. (1997). Construction Safety, Prentice Hall Inc, New Jersey. Holt, A. S. J. (2001). Principles of Construction Safety, Blackwell Science Ltd, Oxford. OSHA Excavation Standard Handbook. (1997), J.J.Keller & Associates, Inc, USA. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia. (1996). Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Departemen Tenaga Kerja Republik Indonesia. Puller, M. (1996). Deep Excavation, Thomas Telford Services Ltd, London. Sjachridin, M., dkk. (1998). Pemindahan Tanah Mekanis, Bagian Penerbitan Institut Teknologi Nasional, Malang. Suprenant, B. A., & Basham, K. D. (1993). Excavation Safety with OSHA Standard, The Aberdeen Group, USA. Sutioso, H., & Susanto, R. (2005). Kecelakaan dan Keselamatan Kerja Pekerjaan Galian Tanah pada Proyek Konstruksi di Surabaya. (Tugas Akhir No. 20301445/SIP/2005). Universitas Kristen Petra, Surabaya. Undang-undang RI No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja. (1970). Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). 8