ANALISIS PENGISIAN FORMULIR RESUME MEDIS DIABETES MELLITUS PASIEN RAWAT INAP

dokumen-dokumen yang mirip
analisis kuantitatif kelengkapan dokumen rekam medis Pasien rawat inap kasus Cedera kepala ringan di rsud kabupaten karanganyar TaHun 2013

ANALISIS KELENGKAPAN PENGISIAN RESUME MEDIS PASIEN HYPERPLASIA OF PROSTATE

analisis kuantitatif dokumen rekam medis rawat inap dengan diagnosis VERTIGO di rsi amal sehat PeriOde TriWulan iv Pada TaHun 2012

KESESUAIAN DIAGNOSIS PADA BERKAS REKAM MEDIS DAN EHR PASIEN INSTALASI GAWAT DARURAT

Rini Damayanti, Sri Sugiarsi,Riyoko APIKES Mitra Husada Karanganyar ABSTRAK

FAKTOR PENYEBAB KETIDAKLENGKAPAN DOKUMEN REKAM MEDIS PASIEN RAWAT INAP DALAM BATAS WAKTU PELENGKAPAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Rekam medis merupakan berkas yang berisikan informasi tentang

STUDI DESKRIPTIF KELENGKAPAN DOKUMEN REKAM MEDIS RAWAT INAP PADA KASUS BEDAH ORTHOPEDY DI RSUD KOTA SEMARANG

GAMBARAN PENGEMBALIAN DOKUMEN REKAM MEDIS RAWAT INAP RUANG VII TRIWULAN IV TAHUN 2013 DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TASIKMALAYA

ANALISIS KELENGKAPAN PENGISIAN FORMULIR INFORMED CONSENT TINDAKAN OPEN REDUCTION INTERNAL FIXATION (ORIF)

ANALISIS KUANTITATIF DOKUMEN REKAM MEDIS PASIEN RAWAT INAP DENGAN KASUS PERSALINAN DI RUMAH SAKIT SLAMET RIYADI SURAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2011

ANALISIS KUANTITATIF RAWAT JALAN KASUS DIABETES MELETUS DENGAN METODA HATTA DI RS JASA KARTINI TRIWULAN IV TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan tempat tidur pasien, pelayanan medis dan perawatan. lanjutan untuk diagnosis dan perawatan oleh tenaga medis yang

LAELA MIFTAHUL JANNAH

ANALISIS KUANTITATIF DOKUMEN REKAM MEDIS PASIEN RAWAT INAPPADA KASUS CHRONIC KIDNEY DISEASE TRIWULAN IVDI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN KELENGKAPAN DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN DI RSUD dr.soekardjo KOTA TASIKMALAYA

ijmsbm.org IJMS Indonesian Journal On Medical Science Volume 4 No

BAB I PENDAHULUAN. keseimbangan yang dinamis dan mempunyai fungsi utama melayani

BAB I PENDAHULUAN. rawat jalan, dan gawat darurat. Setiap rumah sakit dalam memberikan. KARS Oleh karena itu, untuk menunjang tercapainya tujuan

QUANTITATIVE ANALYSIS OF THE MEDICAL RECORD DOCUMENT CASES OF STROKE HOSPITALIZATIONS FOURTH QUARTER OF 2012 IN THE HOSPITAL KRT SETJONEGORO WONOSOBO

ANALISIS KELENGKAPAN PENGISIAN DAN PENGEMBALIAN REKAM MEDIS RAWAT INAP RUMAH SAKIT

ABSTRAK PREVALENSI DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN HIPERTENSI DI RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN 2015

Susanti, Sri Sugiarsi, Harjanti APIKES Mitra Husada Karanganyar ABSTRAK

Keywords: Quality assurance, qualitative and quantitative analysis, filling

PELAKSANAAN KLAIM JAMSOSTEK PASIEN RAWAT INAP DI RSUD DR. MOEWARDI

HUBUNGAN PENGETAHUAN DOKTER DENGAN KELENGKAPAN DOKUMEN REKAM MEDIS RAWAT JALAN DI POLIKLINIK NEUROLOGI RSUP DR. KARIADI SEMARANG OKTOBER 2008.

Tinjauan Prosedur Penentuan Kode Tindakan Berbasis ICD-9-CM untuk INA CBG di RSUD Dr. Soeroto Ngawi

TINJUAN PENGETAHUAN PERAWAT RAWAT INAP DALAM PENGISIAN FORMULIR RM.15 (RESUME KEPERAWATAN PASIEN KELUAR) DI RSUD TUGUREJO SEMARANGTAHUN 2014

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

Analisis Kelengkapan Pengisian Resume Medis Rawat Inap Periode April di Rumah Sakit Bhayangkara Banjarmasin Tahun 2011

ANALISA KUANTITATIF DAN KUALITATIF PASIEN RAWAT INAP PADA KASUS PENYAKIT HERNIA PERIODE TRIWULAN 1 TAHUN 2014 DI RSUD SUNAN KALIJAGA DEMAK

TINJAUAN KELENGKAPAN DOKUMEN REKAM MEDIS BERDASARKAN ELEMEN PENILAIAN STANDAR JCI DI BANGSAL RAJAWALI 4B RSUP DR.KARIADI SEMARANG TAHUN 2015

PENGARUH AKREDITASI TERHADAP KELENGKAPAN PENGISIAN RESUME PASIEN RAWAT INAP DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA UNIT I

Tinjauan Kelengkapan Isi Rekam Medis Pada Formulir Resume Medis Kasus Bedah Di Rumah Sakit Haji Pondok Gede Jakarta Pada Tahun 2017

ANALISA KUANTITATIF DAN KUALITATIF KETIDAKLENGKAPAN DOKUMEN REKAM MEDIS PADA PASIEN TYPOID DI RSUD KOTA SEMARANG PERIODE TRIWULAN I TAHUN 2014

TINJAUAN PROSEDUR PELEPASAN INFORMASI MEDIS DALAM MENJAGA ASPEK KERAHASIAN REKAM MEDIS DI RSUD dr. DARSONO KABUPATEN PACITAN

TINJAUAN HUBUNGAN ANTARA SPESIFISITAS DIAGNOSIS UTAMA DENGAN AKURASI KODE KASUS PENYAKIT BEDAH PERIODE TRIWULAN I TAHUN 2014

TINJAUAN PENGISIAN RESUME KELUAR RAWAT INAP RUANG TERATAI TRIWULAN IV DI RSUD KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2012

QUANTITATIVE AND QUALITATIVE ANALYSIS OF THE IN-PATIENT MEDICAL RECORD DOCUMENTS FOR PATIENTS WITH HYPERTENSION AT THE PANTI WILASA DR

Jurusan Rekam Medis dan Informasi Kesehatan, STIKES Bakti Nusantara, Gorontalo,

Skripsi ini Disusun guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh : ASTRI SRI WARIYANTI J

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 269/MENKES/PER/III/2008 tentang

LATAR BELAKANG. 72 Jurnal Kesehatan, ISSN , VOL. V. NO.1, MARET 2011, Hal 72-78

Kata Kunci PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-undang nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit, bahwa Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang

SKRIPSI PENGARUH AKREDITASI TERHADAP KELENGKAPAN PENGISIAN RESUME PASIEN RAWAT INAP DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA UNIT I

ABSTRACT. : Inpatient Medical Record Documents patients BPJS case SectioCaesaria, Review of Quantitative, Qualitative Review, Accuracy Code.

KARAKTERISTIK PASIEN PULANG ATAS PERMINTAAN SENDIRI DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH KARANGANYAR PERIODE TAHUN 2010

ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH. Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh : REIHAN ULFAH J

BAB I PENDAHULUAN. Sakit pasal 1 ayat 1 menyatakan rumah sakit adalah suatu institusi. pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ABSTRAK GAMBARAN PENYAKIT DIABETES MELITUS PADA ORANG DEWASA YANG DIRAWAT INAP DIRUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2014

Peningkatan Kelengkapan Rekam Medis. Improving Medical Record Completeness

ANALISA KETIDAKLENGKAPAN DATA DOKUMEN REKAM MEDIS RAWAT INAP PADA KASUS GASTROENTERITISDI RSU SINAR KASIH PURWOKERTO PERIODE TRIWULAN IV TAHUN 2012

ABSTRACT. Keywords : Accreditation, KARS, APK 3.2, APK, APK 3.3 Bibliography : 19 ( ) ABSTRAK

TINJAUAN PELAKSANAAN PENYIMPANAN DAN PENJAJARAN DOKUMEN REKAM MEDIS DI RUANG FILING RSUD dr. MOEWARDI ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai sebuah pelayanan yang baik bagi pasien. sesuai dengan klasifikasi yang diberlakukan di Indonesia (ICD-10) tentang

Tinjauan Implementasi Persetujuan Tindakan Kedokteran di BLUD Rumah Sakit Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin Periode Mei-Juni Tahun 2012

PERAN PENTING PENULISAN DIAGNOSIS UTAMA DAN KETEPATAN KODE ICD-10 SEBAGAI DATA BASE SURVEILANS MORBIDITAS STUDI KASUS DI RS KOTA SEMARANG

ANALISIS DESAIN FORMULIR LAPORAN OPERASI (RM 16) DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR

TINJAUAN PENDISTRIBUSIAN DOKUMEN REKAM MEDISRAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. SOEROTO NGAWI TAHUN 2009

Dwi Setyorini, Sri Sugiarsi, Bambang Widjokongko APIKES Mitra Husada Karanganyar

Rd. Irda Melinda Febriyanti 1, Ida Sugiarti 2 1

PASIEN RAWAT INAP DIABETES MELLITUS DI RSUD DR.MOEWARDI SURAKARTA TRIWULAN IV TAHUN 2011

BAB I : PENDAHULUAN. setiap dokter atau dokter gigi dalam menjalankan praktek kedokteran wajib membuat

Retno Mukti*), Arif Kurniadi**) *) Alumni Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro **) Dosen Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro

Program Studi DIII Rekam Medis & Informasi Kesehatan Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Semarang 2013 ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan. merupakan bagian dari sumber daya kesehatan yang sangat diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, bahwa rumah. sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat

ANALISA KUANTITATIF DAN KUALITATIF DOKUMEN REKAM MEDIS PASIEN RAWAT INAP PADA PERIODE TRIWULAN I DI RSUD UNGARAN TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ANALISIS DESAIN FORMULIR LEMBAR MASUK DAN KELUAR RAWAT INAP (RM1) DI RUMAH SAKIT UMUM KOTA SEMARANG TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. medis. Sistem pelayanan rekam medis adalah suatu sistem yang. pengendalian terhadap pengisian dokumen rekam medis.

PERBANDINGAN KELENGKAPAN PENGISIAN REKAM MEDIS ANTARA DOKTER UMUM DAN DOKTER SPESIALIS JURNAL PENELITIAN MEDIA MEDIKA MUDA

Ketepatan Penentuan Kode Penyebab Dasar Kematian Pasien di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Salatiga Triwulan IV Tahun 2010

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan rumah. Rumah sakit juga merupakan pusat untuk latihan

ANALISA KETIDAKLENGKAPAN DOKUMEN REKAM MEDIS RAWAT INAP KASUS DEMAM THYPOID DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA PEKALONGAN PADA PERIODE TRIWULAN 1 TAHUN

REVIEW REKAM MEDIS UNTUK PENINGKATAN MUTU INFORMASI KESEHATAN. Sugiharto

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pemberian pelayanan kepada pasien di rumah sakit. Dalam

TINJAUAN KEBUTUHAN RAK FILE DOKUMEN REKAM MEDIS (DRM) RAWAT INAP DI RSUD DR. H. SOEWONDO KENDAL TAHUN 2016

HUBUNGAN KETERISIAN DAN KEJELASAN DIAGNOSIS UTAMA PADA LEMBAR RINGKASAN MASUK DAN KELUAR DENGAN TERKODENYA DIAGNOSIS DI RS BHAYANGKARA YOGYAKARTA

TINJAUAN PELAKSANAAN PENGISIAN FORMULIR VERIFIKASI (INA-CBG S) PADA REKAM MEDIS RAWAT JALAN DI RSUP Dr. M. DJAMIL

Jurnal Riset Kesehatan KEAKURATAN PENENTUAN KODE UNDERLYING CAUSE OF DEATH BERDASARKAN MEDICAL MORTALITY DATA SYSTEM DI RSUD KOTA SALATIGA TAHUN 2016

TINJAUAN PELAKSANAAN PROSEDUR PEMINJAMAN DOKUMEN REKAM MEDIS DI UNIT FILING RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PANDAN ARANG BOYOLALI TAHUN 2012

ANALISIS TREND PASIEN RAWAT INAP BRONCHITIS DI RSUD dr. SOEDIRAN MANGUN SUMARSO KABUPATEN WONOGIRI PERIODE TAHUN 2011

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG REKAM MEDIS DENGAN KELENGKAPAN PENGISIAN CATATAN KEPERAWATAN JURNAL PENELITIAN MEDIA MEDIKA MUDA

GAMBARAN SIKAP PASIEN TERHADAP HAK DAN KEWAJIBAN PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang terus mengalami perkembangan adalah rumah sakit.rumah sakit

PENERAPAN INFORMED CONSENT PADA PASIEN BEDAH DI RSI SOEMANI SEMARANG

TINJAUAN ANALISIS KUANTITATIF TERHADAP PENGISIAN BERKAS REKAM MEDIS DI RUANGAN BEDAH INSTALASI RAWAT INAP RSUD TOTO KABILA TRIWULAN I TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. kesehatan (dokter, perawat, terapis, dan lain-lain) dan dilakukan sebagai

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, TINDAKAN DAN KOMITMEN PIMPINAN TERHADAP KELENGKAPAN PENGISIAN DOKUMEN REKAM MEDISDI RUMAH SAKIT UMUM M

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan. dalam mendukung penyelenggaraan upaya kesehatan.

BAB 1 PENDAHULUAN. dokumen tempat mencatat segala transaksi pelayanan medis yang diberikan oleh

Tinjauan Desain Formulir Rujukan Jamkesmas berdasarkan Aspek Fisik, Isi, Anatomi dan Hukum Kesehatan di Puskesmas Ngargoyoso

ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH

TINJAUAN PELAKSANAAN SISTEM PENJAJARAN DOKUMEN REKAM MEDIS DI BAGIAN FILING RSUD KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2013

ANALISIS KELENGKAPAN DAN PENDOKUMENTASIAN REKAM MEDIS PASIEN KETUBAN PECAH DINI (KPD) DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN

Relationship Between Nurse Knowledge, Attitude, Workloads with Medical Record Completion at the Emergency Unit, Sanglah Hospital, Denpasar

Transkripsi:

ANALISIS PENGISIAN FORMULIR RESUME MEDIS DIABETES MELLITUS PASIEN RAWAT INAP 1 Ratri Wulandari, 2 Sri Sugiarsi 1 Petugas Rekam Medis Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang, 2 Dosen APIKES Mitra Husada Karanganyar 1 ratriiwulandari@gmail.com, 2 sri_sugiarsi@yahoo.com Abstract Resume is a medical form that must be preserved. This sheet must be signed by the treating physician. Based on a preliminary survey in dr. Sayidiman Magetan, in Medical Resume form filling in patients with Diabetes Mellitus as much as 60% of the medical records of 67 documents found incomplete filling out the form on the patient s state of the item and the name of the doctor. The purpose of this study is to analyze the charging Form Resume Medical Inpatient Diabetes Mellitus period fourth quarter of 2013 in the General Hospital dr. Sayidiman Magetan. This research is a descriptive retrospective approach. The population in this study is the overall medical resume form in patients with Diabetes Mellitus as many as 67 medical record documents. Sampling technique with saturated sampling techniques and sample documents used were 67 medical records of the total population. Research instrument was a checklist. Way of collecting data through observation and unstructured interviews. The results were obtained form filling medical resume (unfilled) diagnosis largest item that is present in 100% (67 documents) and form filling medical resume (not filled), the largest state of the items out there on the 62.68% (42 documents). State of the item not being filled out due to circumstances out of patients already written in summary form Round. The results of this study it can be concluded that the need to increase the rigor and discipline to the officer in charge of filling administrative data, clinical data and authentication, the need for cooperation between medical records personnel to other units, especially doctors and nurses in the medical record to complete the form. Keywords: Analysis, Charging Resume Medical Abstrak Resume medis merupakan formulir yang harus diabadikan. Lembar ini harus ditandatangani oleh dokter yang merawat. Berdasarkan survei pendahuluan di RSUD dr. Sayidiman Magetan, dalam pengisian formulir Resume Medis pada pasien Diabetes Mellitus sebanyak 60% dari 67 dokumen rekam medis ditemukan ketidaklengkapan pengisian formulir pada item keadaan keluar pasien dan nama dokter. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengisian Formulir Resume Medis Diabetes Mellitus Pasien Rawat Inap periode Triwulan IV tahun 2013 di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Sayidiman Magetan. Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan retrospektif. Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan formulir Resume Medis pada pasien Diabetes Mellitus yaitu sebanyak 67 dokumen rekam medis. Teknik pengambilan sampel dengan teknik sampling jenuh dan sampel yang digunakan adalah 67 dokumen rekam medis dari total populasi yang ada. Instrument penelitian adalah checklist. Cara pengumpulan data yaitu dengan observasi dan wawancara tidak terstruktur. Hasil penelitian diperoleh pengisian formulir Resume Medis (terisi) terbesar terdapat pada item diagnosis yaitu 100% (67 dokumen) dan pengisian formulir Resume Medis (tidak terisi) terbesar terdapat pada item keadaan keluar yaitu 62,68% (42 dokumen). Tidak terisinya item keadaan keluar dikarenakan keadaan keluar pasien sudah tertulis pada formulir Ringkasan Pulang. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa perlu adanya peningkatan ketelitian dan kedisiplinan kepada petugas yang bertanggungjawab dalam pengisian data administratif, data klinis maupun otentikasi, perlu adanya kerjasama antara petugas rekam medis dengan unit lain khususnya dokter dan perawat dalam melengkapi formulir rekam medis. Kata Kunci: Analisis, Pengisian Resume Medis, Rawat Inap 75 75

Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia, ISSN:2337-585X, Vol.3, No.1, Oktober 2014 PENDAHULUAN Resume medis merupakan formulir yang harus diabadikan. Hal ini guna menjamin kualitas yang tinggi dan kontinuitas pelayanan medik serta sebagai data yang berguna bagi dokter penerima apabila pasien dirawat kembali di rumah sakit. Selain itu, resume medis berguna untuk memenuhi permintaan dari badan-badan resmi atau perorangan tentang bukti rekaman medis pasien. Oleh karena itu, salah satu penjamin mutu pelayanan medik pasien di rumah sakit yaitu terisinya resume medis pasien secara lengkap (Ilyas, 2007). Diabetes Mellitus (DM) atau penyakit kencing manis merupakan suatu penyakit menahun yang ditandai dengan kadar glukosa darah (gula darah) melebihi nila normal yaitu kadar gula darah sewaktu sama atau lebih dari 200 mg/dl, dan kadar gula darah puasa diatas atau sama dengan 126 mg/dl. Diagnosis khas DM pada umumnya yaitu poliuria (banyak kencing), polidipsia (banyak minum), polifagia (banyak makan) dan penurunan berat badan yang tidak jelas sebabnya (Misnadiarly, 2006). Berdasarkan hasil survei pendahuluan dapat diketahui bahwa Diabetes Mellitus merupakan jenis penyakit yang menempati peringkat dalam 10 besar penyakit yang ada di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Sayidiman Magetan selama tahun 2013. Dalam pengisian formulir Resume Medis pada pasien Diabetes Mellitus sebanyak 60% dari 67 dokumen rekam medis ditemukan ketidaklengkapan pengisian formulir pada item keadaan keluar pasien dan nama dokter. METODE Jenis penelitian ini adalah deskriptif, yaitu menggambarkan pengisian data administratif, data klinis dan otentikasi pada dokumen rekam medis dan rancangan penelitian ini adalah pendekatan retrospektif, yaitu penelitian yang berusaha melihat ke belakang, artinya pengumpulan data dimulai dari efek atau akibat yang telah terjadi (Notoatmodjo, 2012). Populasi dalam penelitian ini sebanyak 67 dokumen rekam medis pasien rawat inap Diabetes Mellitus di RSUD dr. Sayidiman Magetan. Pengambilan sampel dengan menggunakan teknik sampling jenuh dimana besar sampel yang digunakan adalah 67 dokumen rekam medis dari total populasi yang ada. Instrument penelitian menggunakan checklist. Cara pengumpilan data menggunakan observasi dan wawancara tidak terstruktur. Teknik pengolahan data yaitu pengumpulan (collecting), editing, klasifikasi dan narasi. Analisis yang digunakan adalah analisis data deskriptif dengan cara menguraikan keadaan yang diperoleh, yang dapat digunakan untuk pengambilan kesimpulan berdasarkan hasil dari pengamatan di lapangan dan teori yang terkait dalam tinjauan pustaka. HASIL 1. Analisis Pengisian Data Administratif pada Formulir Resume Medis Tabel 4.1 Pengisian formulir Resume Medis Diabetes Mellitus berdasarkan data administratif di RSUD dr. Sayidiman Magetan Pengisian No Item pada Formulir Terisi Tdk Terisi Jml % Jml % 1 Nama 64 95,52 3 4, 47 2 Nomor 42 62,68 25 37,31 Rekam Medis 3 Tanggal 60 89,55 7 10,44 Lahir/ Umur 4 Jenis Kelamin 47 70,14 20 29,85 Berdasarkan Tabel 4.1 diketahui bahwa pengisian formulir Resume Medis Diabetes Mellitus untuk data administratif dengan persentase tertinggi (terisi) terdapat pada item Nama sebesar 95,52% (64 dokumen) sedangkan persentase terendah (terisi) pada item Nomor Rekam Medis sebesar 62,68% (42 dokumen). Pengisian formulir Resume Medis Diabetes Mellitus untuk data administratif dengan persentase tertinggi (tidak terisi) terdapat pada item Nomor Rekam Medis sebesar 37,31% (25 dokumen) sedangkan persentase terendah (tidak terisi) pada item Nama sebesar 4,47% (3 dokumen). 2. Analisis Pengisian Data Klinis pada Formulir Resume Medis 76

Ratri Wulandari, dkk. Analisis pengisian formulir Resumer Medis Diabetes... Tabel 4.2 Pengisian formulir Resume Medis Diabetes Mellitus berdasarkan data klinis di RSUD dr. Sayidiman Magetan tertinggi (tidak terisi) terdapat pada item Nama Dokter sebesar 41,79% (28 dokumen) sedangkan persentase terendah (tidak terisi) tidak ada. No Item pada Formulir 1 Keluhan Utama Pengisian Terisi Tdk Terisi Jml % Jml % 53 79,10 14 20,89 2 Diagnosis 65 97,01 2 2,98 3 Keadaan 25 37,31 42 62,68 Keluar Berdasarkan Tabel 4.2 diketahui bahwa pengisian formulir Resume Medis Diabetes Mellitus untuk data klinis dengan persentase tertinggi (terisi) terdapat pada item Diagnosis sebesar 97,01% (65 dokumen) sedangkan persentase terendah (terisi) pada item Keadaan Keluar sebesar 37,31% (25 dokumen). Pengisian formulir Resume Medis Diabetes Mellitus untuk data klinis dengan persentase tertinggi (tidak terisi) terdapat pada item Keadaan Keluar sebesar 62,68% (42 dokumen) sedangkan persentase terendah (tidak terisi) pada item Diagnosis 2,98% (2 dokumen). 3. Analisis Pengisian Otentikasi pada Formulir Resume Medis Tabel 4.3 No Pengisian formulir Resume Medis Diabetes Mellitus berdasarkan Otentikasi di RSUD dr. Sayidiman Magetan Item pada Formulir Terisi Pengisian Tdk Terisi Jml % Jml % 1 Tanda Tangan 67 100 - - Dokter 2 Nama Dokter 39 58,20 28 41,79 Berdasarkan Tabel 4.3 diketahui bahwa pengisian formulir Resume Medis Diabetes Mellitus untuk Otentikasi dengan persentase tertinggi (terisi) terdapat pada item Tanda Tangan Dokter sebesar 100% (67 dokumen) sedangkan persentase terendah (terisi) pada item Nama Dokter sebesar 58,20% (39 dokumen). Pengisian formulir Resume Medis Diabetes Mellitus untuk Otentikasi dengan persentase PEMBAHASAN 1. Pengisian Data Administratif pada Formulir Resume Medis item nama yaitu pengisian terisi sebesar 95,52% (64 dokumen) dan pengisian tidak terisi sebesar 4,47% (3 dokumen). Hal ini dikarenakan nama pasien sudah tertera pada map atau dokumen rekam medis pasien yang bersangkutan sehingga petugas dengan mudah mengisi nama pasien dengan melihat dokumen rekam medis pasien yang bersangkutan. Hal ini didukung dengan pernyataan DepKes RI (2006), penulisan nama pasien sesuai dengan KTP/SIM/PASPOR yang masih berlaku untuk membedakan antara pasien satu dengan yang lainnya, sehingga memudahkan dalam proses pemberi pelayanan kesehatan kepada pasien yang dating berobat ke rumah sakit. Nama merupakan salah satu elemen data personal yang harus dikumpulkan sewaktu pendaftaran pasien ke penyedia atau institusi pelayanan kesehatan. Salah satu fungsi dari nama yaitu dapat membedakan informasi antar individu untuk tujuan riset dan administratif, karena nama hanya diambil sekali saja setiap kedatangan pasien dan tidak berubah. Selain itu, dengan adanya nama akan memudahkan petugas untuk pengidentifikasian pasien sesuai dengan kebutuhannya. Jika item nama tidak terisi, maka pasien akan sulit untuk diidentifikasi dan informasi riwayat pasien tidak berkesinambungan. Hal ini dapat menimbulkan kerugian baik bagi pasien maupun bagi institusi pelayanan kesehatan yang bersangkutan. item nomor rekam medis yaitu pengisian terisi sebesar 62,68% (42 dokumen) dan pengisian tidak terisi sebesar 37,31% (25 dokumen). Tingginya persentase pengisian tidak terisi tersebut dikarenakan petugas beranggapan bahwa nomor rekam medis sudah tertera pada formulir sebelumnya atau sudah tertera pada map/ dokumen rekam medis. Hal tersebut belum 77

Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia, ISSN:2337-585X, Vol.3, No.1, Oktober 2014 sesuai dengan prosedur penyelenggaraan rekam medis menurut teori DepKes RI (2006), bahwa dalam prosedur penyelenggaraan rekam medis setiap pasien yang datang ke unit pelayanan kesehatan harus diberi nomor rekam medis. Nomor rekam medis tersebut merupakan data dasar pasien yang tersimpan didalam sistem yang ada di unit pelayanan kesehatan. Nomor rekam medis pasien adalah nomor identitas unik menjadi salah satu elemen yang paling penting dan dicatat secara seragam untuk pengidentifikasian pasien. Fungsi dari nomor rekam medis diantaranya untuk membedakan kesinambungan informasi kesehatan antar pasien, memudahkan petugas dalam proses pemberian pelayanan kesehatan kepada pasien sehingga proses pelayanan lebih cepat, mempermudah petugas dalam hal penyajian pelaporan rumah sakit serta untuk memudahkan pengidentifikasian pasien sesuai kebutuhan. Oleh karena itu, jika nomor rekam medis tidak terisi maka proses pengidentifikasian pasien akan sulit dilakukan dan proses pelayanan kesehatan menjadi lebih lambat. item tanggal lahir / umur yaitu pengisian terisi sebesar 89,55% (60 dokumen) dan pengisian tidak terisi sebesar 10,44% (7 dokumen). Umur merupakan salah satu item yang dapat mempermudah petugas dalam proses pengidentifikasian pasien. Dimana umur / tanggal lahir dapat menentukan klasifikasi Diabetes Mellitus, semakin muda umur pasien maka semakin berat tingkat keparahan penyakit yang diderita oleh pasien. Umur erat kaitannya dengan diagnosis yang nantinya dapat menentukan kodefikasi penyakit pasien. Selain itu, umur juga dapat membantu petugas dalam proses penyajian pelaporan rumah sakit, jika umur tidak diisi secara lengkap maka penyajian laporan tidak akurat. Dalam studi epidemiologi, umur sebagai salah satu sifat karakteristik tentang orang yang merupakan variabel yang cukup penting karena cukup banyak penyakit ditemukan dengan berbagai variasi frekuensi yang disebabkan oleh umur. Dengan demikian, maka dapatlah dimengerti bahwa adanya perbedaan pengalaman terhadap penyakit menurut umur sangat mempunyai pengaruh yang berhubungan dengan adanya tingkat keterpaparan dan kerentanan menurut umur, adanya perbedaan dalam proses kejadian patogenesis, maupun adanya perbedaan pengalaman terhadap penyakit tertentu. item jenis kelamin yaitu pengisian terisi sebesar 70,14% (47 dokumen) dan pengisian tidak terisi sebesar 29,85% (20 dokumen). Jenis kelamin adalah suatu sifat atau keadaan yang menyatakan perempuan dan laki - laki. Jenis kelamin merupakan salah satu variabel deskriptif yang dapat memberikan perbedaan kejadian pada pria dan wanita. Dalam hal perbedaan kejadian penyakit pada perbedaan jenis kelamin harus dipertimbangkan pula berbagai variabel lain seperti umur atau variabel lainnya yang mempunyai perbedaan penyebaran menurut jenis kelamin. Jenis kelamin berpengaruh terhadap penentuan diagnosis pasien sehingga dapat berpengaruh pula terhadap proses kodefikasi penyakit. Pada prinsipnya pengisian data administratif harus diisi secara lengkap dengan tujuan untuk menginformasikan identitas pasien secara lengkap untuk kepentingan pelayanan kesehatan dan dalam penanganan informasi konfidensial pasien. Selain itu, informasi demografi pasien digunakan sebagai basis data statistik, riset dan sumber perencanaan. Mengingat kegunaan formulir resume medis merupakan salah satu formulir yang didalamnya menghasilkan berbagai informasi yang dibutuhkan oleh berbagai pihak, maka pengisian data administratif harus terisi semua atau lengkap. Hal ini sesuai dengan teori Hatta (2013). Menurut Joint Commission International (JCI) Standar Akreditasi Rumah Sakit (2011), untuk memperbaiki proses identifikasi, dikembangkanlah bersama suatu kebijakan atau prosedur. Kebijakan atau prosedur itu setidaknya memerlukan pengidentifikasian pasien, seperti nama pasien, nomor identifikasi pasien dan tanggal lahir pasien/ umur pasien atau item yang lain. Tujuan dari kebijakan tersebut adalah untuk mengidentifikasi pasien dengan benar sebagai orang yang akan diberi layanan atau pengobatan tertentu dan untuk mencocokkan layanan atau perawatan dengan individu tersebut. 78

Ratri Wulandari, dkk. Analisis pengisian formulir Resumer Medis Diabetes... 2. Pengisian Data Klinis pada Formulir Resume Medis Persentase pengisian data klinis pada item keluhan utama yaitu pengisian terisi sebesar 79,10% (53 dokumen) dan pengisian tidak terisi sebesar 20,89% (14 dokumen). Informasi yang lazim terdapat pada riwayat medis yang lengkap salah satunya memuat keluhan utama pasien. Menurut teori Hatta (2013), keluhan utama merupakan sifat dan lamanya gejala yang menyebabkan pasien mencari bantuan medis sesuai dengan apa yang dikatakan pasien. Oleh karena itu, keluhan utama berfungsi untuk mempertegas alasan diperlukannya pengobatan medis selanjutnya oleh petugas kesehatan. Persentase pengisian data klinis pada item diagnosis yaitu pengisian terisi sebesar 97,01% (65 dokumen) dan pengisian tidak terisi sebesar 2,98% (2 dokumen). Hal ini dikarenakan diagnosis merupakan salah satu faktor penentu dari semua kegiatan pelayanan kesehatan yang diberikan oleh dokter atau tenaga kesehatan lainnya kepada pasien. Jadi, sebelum diagnosis ditegakkan maka dokter atau tenaga kesehatan lainnya belum dapat melakukan tindakan atau pelayanan kesehatan selanjutnya. Diagnosis sangat erat hubungannya dengan proses kodefikasi terhadap penyakit yang diderita pasien. Kode penyakit inilah yang digunakan sebagai pelaporan rumah sakit mengenai 10 besar penyakit dan kode penyakit digunakan sebagai syarat untuk proses klaim pembayaran, jika terjadi kesalahan dalam pemberian diagnosis maka terjadi kesalahan pula dalam pemberian kode penyakit dan akibatnya terjadi kesalahan dalam proses klaim pembayaran pasien yang bersangkutan. Oleh karena itu, jika item diagnosis tidak terisi maka dampak yang terjadi antara lain : penyakit yang diderita pasien tidak dapat diidentifikasi dengan tepat, tidak ada kesinambungan informasi riwayat penyakit pasien serta dapat menimbulkan kerugian baik bagi pasien maupun bagi rumah sakit. Menurut Joint Commission International (JCI) Standar Akreditasi Rumah Sakit (2011), untuk mengidentifikasi pasien yang akan mendukung diagnosis diperlukan catatan klinis yang berisi informasi yang cukup. Persentase pengisian data klinis pada item keadaan keluar yaitu pengisian terisi sebesar 37,31% (25 dokumen) dan pengisian tidak terisi sebesar 62,68% (42 dokumen). Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan petugas rekam medis di RSUD dr. Sayidiman Magetan, bahwa tingginya persentase pengisian tidak terisi pada item keadaan keluar dikarenakan keadaan keluar pasien sudah tertulis pada formulir Ringkasan Pulang sehingga petugas tidak mengisi item keadaan keluar pada formulir Resume Medis. Hal tersebut belum sesuai dengan teori menurut Joint Commission International (JCI) Standar Akreditasi Rumah Sakit (2011), bahwa catatan klinis setiap pasien yang menerima perawatan harus tercantum item kondisi pasien saat pulang. Tujuannya untuk mengetahui instruksi perawatan selanjutnya kepada pasien yang bersangkutan. Oleh karena itu, salah satu fungsi dari item keadaan keluar adalah memudahkan dokter dalam melakukan perawatan lebih lanjut kepada pasien apabila pasien dirawat kembali di rumah sakit. Menurut teori DepKes RI (2006), bagaimana keadaan pasien pada saat keluar meliputi pasien perlu berobat jalan, mampu bergerak sendiri dan pasien mampu bekerja. Hal ini tentu saja untuk menjamin kontinuitas pelayanan medik apabila pasien tersebut dirawat kembali dirumah sakit. Salah satu fungsi dari item ini dapat dijadikan sebagai acuan dalam pengambilan keputusan kaitannya dengan peningkatan mutu pelayanan rumah sakit. Jika item ini tidak terisi maka pihak rumah sakit kesulitan dalam melakukan evaluasi mutu pelayanan terhadap pelayanan yang telah diberikan kepada pasien. Pada prinsipnya pengisian data klinis harus diisi secara lengkap, dikarenakan data klinis merupakan data hasil pemeriksaan, pengobatan dan perawatan yang dilakukan oleh praktisi kesehatan terhadap pasien rawat inap maupun rawat jalan (termasuk darurat) yang dapat menghasilkan beragam data atau informasi dalam bentuk interpretasi klinis, catatan atau laporan dari sumber lain. Hal ini sesuai dengan teori Hatta (2013). Menurut Joint Commission International (JCI) Standar Akreditasi Rumah Sakit (2011), setiap pasien yang diperiksa atau diobati di suatu rumah sakit sebagai pasien rawat jalan, rawat inap maupun rawat darurat memiliki catatan klinis. Pada catatan tersebut dicantumkan 79

Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia, ISSN:2337-585X, Vol.3, No.1, Oktober 2014 identifikasi bagi setiap pasien. Dengan adanya catatan klinis setiap pasien, mampu memberikan informasi cukup untuk mendukung diagnosis, memberikan penjelasan atas alasan perawatan dan untuk mendokumentasikan alur terjadinya perawatan dan hasil perawatan tersebut. 3. Kelengkapan Pengisian Otentikasi pada Formulir Resume Medis Persentase pengisian data otentikasi pada item tanda tangan dokter yaitu pengisian terisi sebesar 100% (67 dokumen). Rekam medis dikatakan memiliki keabsahan bilamana tenaga kesehatan yang memeriksa pasien atau surat persetujuan yang diberikan pasien atau wali dalam rekam medis diakhiri dengan membubuhkan atau mengabsahkan tanda tangan disertai nama terang. Oleh karena itu, dokter dan tenaga kesehatan harus membubuhkan tanda tangan dan nama terang pada setiap pengobatan dan tindakan yang dilakukan, sehingga akan memudahkan untuk mengetahui siapa yang bertanggungjawab dan menjadi legal dihadapan hukum. Hal ini sudah sesuai dengan teori Hatta (2013). Persentase pengisian data otentikasi pada item nama dokter yaitu pengisian terisi sebesar 58,20% (39 dokumen) dan pengisian tidak terisi sebesar 41,79% (28 dokumen). Hal ini akan mengakibatkan petugas medis sulit menentukan dokter yang bertanggungjawab terhadap perawatan yang diberikan kepada pasien. Menurut DepKes (2006), ketentuan pengisian rekam medis yaitu semua pencatatan harus ditanda tangani oleh dokter/ tenaga kesehatan lainnya sesuai dengan kewenangannya dan ditulis nama terangnya serta diberi tanggal. Pencatatan yang dibuat oleh mahasiswa kedokteran dan mahasiswa lainnya ditanda tangani dan menjadi tanggung jawab dokter yang merawat atau oleh dokter pembimbingnya. Oleh karena itu, nama terang dokter sangat penting kaitannya dengan bukti keabsahan dan pertanggungjawaban dalam formulir Resume Medis. SIMPULAN 1. Pengisian formulir Resume Medis Diabetes Mellitus untuk data administratif dengan persentase tertinggi (terisi) terdapat pada item Nama sebesar 95,52% (64 dokumen) sedangkan persentase tertinggi (tidak terisi) terdapat pada item Nomor Rekam Medis sebesar 37,31% (25 dokumen). 2. Pengisian formulir Resume Medis Diabetes Mellitus untuk data klinis dengan persentase tertinggi (terisi) terdapat pada item Diagnosis sebesar 97,01% (65 dokumen) sedangkan persentase tertinggi (tidak terisi) terdapat pada item Keadaan Keluar sebesar 62,68% (42 dokumen). 3. Pengisian formulir Resume Medis Diabetes Mellitus untuk Otentikasi dengan persentase tertinggi (terisi) terdapat pada item Tanda Tangan Dokter sebesar 100% (67 dokumen) sedangkan persentase tertinggi (tidak terisi) pada item Nama Dokter sebesar 41,79% (28 dokumen). DAFTAR PUSTAKA Arikunto S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. PT. Rineka Cipta : Jakarta. DepKes RI. 2006. Pedoman Penyelenggaraan dan Prosedur Rekam Medis Rumah Sakit. Revisi II. Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik : Jakarta. Dorland W. A. Newman. 2011. Kamus Kedokteran Dorland. Edisi 28. ECG : Jakarta. Hatta G. 2013. Pedoman Manajemen Informasi Kesehatan di Sarana Pelayanan Kesehatan. Universitas Indonesia : Jakarta. Ilyas Y dkk. 2007. Rekam Medis. Universitas Terbuka : Jakarta. Misnadiarly. 2006. Diabetes Mellitus : Gangren, Ulcer, Infreksi (Mengenal Gejala, Menanggulangi dan Mencegah Komplikasi). Pustaka Populer Obor : Jakarta. PerMenKes RI. No. 269/MenKes/Per/III/2008. Tentang Rekam Medis : Jakarta. Notoatmodjo S. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta : Jakarta. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D). Alfabeta : Bandung. Tjandrasa M. 2011. Joint Commission International, Standar Akreditasi Rumah Sakit. Edisi 4. PT. Gramedia : Jakarta. 80