NYERI PINGGANG DAN FAKTOR-FAKTOR RISIKO YANG MEMPENGARUHINYA

dokumen-dokumen yang mirip
ABSTRAK PENGARUH KURANG TIDUR TERHADAP PENINGKATAN RISIKO OBESITAS

ABSTRAK PENGARUH SARAPAN YANG TIDAK TERATUR, FAKTOR GENETIK TERHADAP RISIKO OBESITAS DAN BMI (BODY MASS INDEX) YANG ABNORMAL

PENGARUH KURANG TIDUR TERHADAP PENINGKATAN RISIKO OBESITAS

KADAR INTERLEUKIN-6 (IL-6) YANG TINGGI SEBAGAI PENANDA TERJADINYA OSTEOARTHRITIS LUMBAL PENDERITA NYERI PINGGANG BAWAH BERUMUR DIATAS 55 TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit akibat kerja merupakan suatu penyakit yang diderita pekerja dalam

ABSTRAK PENGARUH DURASI TIDUR TERHADAP RISIKO OBESITAS PADA PRIA DEWASA. Mutiara Hermana, 2009 Pembimbing : Dr. Iwan Budiman, dr, MS, MM, MKes, AIF

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELUHAN NYERI PINGGANG PADA PENGRAJIN SONGKET DI DESA TALANG AUR KECAMATAN INDRALAYA KABUPATEN OGAN ILIR

PREVALENSI NYERI PUNGGUNG PADA SISWA SEKOLAH DASAR YANG MENGGUNAKAN BACKPACK DI KOTA NEGARA KABUPATEN JEMBRANA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. paling sering terjadi. Menurut Harrianto (2009) NPB banyak diderita oleh

PENGARUH POSISI DUDUK TERHADAP KEJADIAN LOW BACK PAIN PADA KARYAWAN BANK BRI CABANG TEBING TINGGI. Oleh : NURANNISA

BAB I PENDAHULUAN. Low Back Pain (LBP) merupakan salah satu masalah pada. muskuloskeletal paling umum dan saat ini menjadi masalah paling luas

Putri AS, Saftarina F, Wintoko R Faculty of Medicine of Lampung University

The Association between Social Functions and Quality of Life among Elderly in Denpasar

ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN GOUTHY ARTHRITIS

HUBUNGAN SIKAP KERJA DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PENGRAJIN PATUNG KAYU DI DESA KEMENUH, GIANYAR TAHUN 2015

ABSTRAK HUBUNGAN POSISI KERJA DOKTER GIGI TERHADAP LOW BACK PAIN DI RSKGM KOTA BANDUNG

ABSTRAK HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) PADA ANAK SD X KOTA BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015

SIKAP DUDUK ERGONOMIS MENGURANGI NYERI PUNGGUNG BAWAH NON SPESIFIK PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI FISIOTERAPI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA

UNIVERSITAS UDAYANA GAMBARAN KEJADIAN NYERI PUNGGUNG BAWAH PADA TENAGA KERJA BONGKAR MUAT (TKBM) DI PELABUHAN BENOA TAHUN 2015

GAMBARAN BEBAN KERJA BERDASARKAN DENYUT JANTUNG PADA TENAGA KERJA BONGKAR MUAT (TKBM) PELABUHAN SAMUDERA BITUNG.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG


SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA TINGGI HAK SEPATU DENGAN KELUHAN NYERI PUNGGUNG BAWAH MIOGENIK PADA PRAMUNIAGA DI LIPPO MALL BADUNG BALI

I. PENDAHULUAN. Low Back Pain (LBP) adalah suatu sindroma nyeri yang terjadi pada daerah

BAB 1 : PENDAHULUAN. nomor 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan pada pasal 86, menjelaskan

Kata Kunci: Umur, Jenis Kelamin, IMT, Kadar Asam Urat

HUBUNGAN OBESITAS SENTRAL DENGAN PENYAKIT JANTUNG KORONER PADA PASIEN LAKI-LAKI. Oleh : THARMANTHIRAN THIRUCHELVAM

Sri Marisya Setiarni, Adi Heru Sutomo, Widodo Hariyono Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK. iii Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. seumur hidup sebanyak 60% (Demoulin 2012). Menurut World Health

HUBUNGAN PERSENTASE BODY FAT

PREVALENSI PENYAKIT HIPERTENSI PENDUDUK DIINDONESIA DAN FAKTOR YANG BERISIKO

HUBUNGAN ANTARA JENIS PEKERJAAN DENGAN TIMBULNYA NYERI KEPALA TIPE-TEGANG. Oleh: KOMALAH CHENASAMMY NIM:

ADLN -PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI

ABSTRAK Low Back Pain dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi pada Petani di Desa Singakerta Banjar Lodtunduh, Ubud-Bali Kata kunci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN RISIKO LOW BACK PAIN PADA PENGEMUDI BUS PO. JEMBER INDAH KABUPATEN JEMBER SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

I. PENDAHULUAN. Keluhan low back pain (LBP) dapat terjadi pada setiap orang, dalam kehidupan

ABSTRAK PENGARUH POLA ASUH IBU TERHADAP STATUS GIZI ANAK DI SD X KOTA BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015

Disusun Oleh : Nama : Ariyanto Nim : J

SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT AKTIVITAS FISIK DENGAN DYSMENORRHEA PRIMER PADA REMAJA UMUR TAHUN DI SMP. K. HARAPAN DENPASAR

ABSTRAK HUBUNGAN GANGGUAN PEMUSATAN PERHATIAN DAN HIPERAKTIFITAS (GPPH) TERHADAP STATUS GIZI ANAK DI KLINIK TUMBUH KEMBANG RSUP SANGLAH DENPASAR

ABSTRAK PEKERJAAN JASA KULI ANGKUT DI PASAR BADUNG MENINGKATKAN RISIKO KELUHAN NYERI PUNGGUNG TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tidur adalah kondisi istirahat alami yang. dilakukan oleh semua makhluk hidup, termasuk manusia.

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan termasuk salah satunya bidang kesehatan. Pembangunan di bidang

HUBUNGAN ANTARA FAKTOR RISIKO OSTEOARTRITIS LUTUT DENGANNYERI, DISABILITAS, DAN BERAT RINGANNYAOSTEOARTRITIS LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. telah meningkatkan kualitas hidup manusia dan menjadikan rata-rata umur

ABSTRAK FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI GANGGUAN MENSTRUASI PADA SISWI KELAS 2 SMA X KOTA BANDUNG TAHUN 2015

ANALISIS FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER DENGAN MENGGUNAKAN METODE REGRESI LOGISTIK DAN CHAID: KASUS DI RSUP DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR

BEBERAPA FAKTOR PADA KEGIATAN PENGANGKUTAN TERHADAP KELUHAN SAKIT OTOT PINGGANG PADA KARYAWAN BAGIAN GUDANG PT.SUMBER MAKMUR TASIKMALAYA JURNAL

BAB I PENDAHULUAN. Negara-negara maju pernah mengalami low back pain. Prevalensi tahunannya

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) DENGAN VOLUME EKSPIRASI PAKSA DETIK PERTAMA (VEP1) PADA MAHASISWA

ABSTRAK GAMBARAN KADAR GLUKOSA DARAH DAN FAKTOR RISIKO DIABETES MELITUS TIPE 2 PADA WANITA MENOPAUSE

BAB I PENDAHULUAN.

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Kedokteran

SKRIPSI HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DAN AKTIVITAS FISIK TERHADAP KESEIMBANGAN DINAMIS PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA

BAB VI HASIL. Universitas Indonesia. Gambaran faktor-faktor..., Ami Kesumaningtyas, FKM 33 UI, 2009

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HUBUNGAN PERSENTASE BODY FAT

GAMBARAN POSISI KERJA DAN KELUHAN GANGGUAN MUSCULOSKELETAL PADA PETANI PADI DI DESA KIAWA 1 BARAT KECAMATAN KAWANGKOAN UTARA

BAB 1 PENDAHULUAN. lumbal atau lumbo-sakral dan sering disertai dengan penjalaran nyeri ke arah

HUBUNGAN KEMAMPUAN FUNGSIONAL DAN DERAJAT NYERI PADA PASIEN LOW BACK PAIN MEKANIK DI INSTALASI REHABILITASI MEDIK RSUP DR.

HUBUNGAN PERSENTASE LEMAK TUBUH DENGAN TOTAL BODY WATER MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

Hubungan di antara merokok dengan tingkat kecemasan di kalangan mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada 2014

I. PENDAHULUAN. dari berbagai sebab (kelainan tulang punggung/spine sejak lahir, trauma,

BAB I PENDAHULUAN. aliran darah dalam vena mengalami arah aliran retrograde atau aliran balik

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN PENDAPATAN DENGAN TINGKAT KEKAMBUHAN HIPERTENSI DI WILAYAH PUSKESMAS GILINGAN SURAKARTA. Skripsi

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang meresahkan adalah penyakit

GAMBARAN KLINIS PASIEN GASTROENTERITIS DEWASA YANG DIRAWAT INAP DI RSUD DR. PIRNGADI MEDAN PERIODE JUNI DESEMBER 2013 OLEH :

HUBUNGAN DIABETES MELITUS TERHADAP KEJADIAN SINDROMA TEROWONGAN KARPAL DI RS BETHESDA YOGYAKARTA

HUBUNGAN ANTARA KELEBIHAN BERAT BADAN DENGAN KELELAHAN KERJA PADA PEKERJA PEREMPUAN PT ISKANDAR INDAH PRINTING TEKSTILE SURAKARTA SKRIPSI

ANALISIS MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT DAERAH MADANI PROVINSI SULAWESI TENGAH. Aminuddin 1) Sugeng Adiono 2)

BAB I PENDAHULUAN. yang mengenai mereka di usia lanjut atau usia dewasa dimana rawan kartilago yang

ABSTRAK PREVALENSI DAN GAMBARAN PASIEN KARSINOMA NASOFARING DI RSUP DR. HASAN SADIKIN BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2014

Kata kunci: Status Gizi, Umur, Beban Kerja Fisik, Keluhan Muskuloskeletal.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. bawah merupakan gangguan musculoskeletal yang sering terjadi pada. yang dialami pekerja adalah sikap kerja yang tidak alamiah yang

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

BAB I PENDAHULUAN. sudut iga terbawah dan lipat bokong bawah yaitu regio lumbo-sakral

HUBUNGAN KOMPENSASI DAN DISIPLIN KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA TENAGA KEPERAWATAN DI RSJ. PROF. DR. V. L. RATUMBUYSANG MANADO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. degeneratif atau osteoarthritis (OA). Sendi merupakan faktor penunjang yang

ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR RISIKO PADA PASIEN GAGAL JANTUNG DI RUMAH SAKIT SANTO BORROMEUS BANDUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2010

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

ABSTRAK. PENGARUH DAN HUBUNGAN BMI (Body Mass Index) DENGAN TLK (TEBAL LIPATAN KULIT) TRICEPS DAN SUBSCAPULA

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA TB PARU DI PUSKESMAS PAMARICAN KABUPATEN CIAMIS PERIODE JANUARI 2013 DESEMBER : Triswaty Winata, dr., M.Kes.

HEMAKANEN NAIR A/L VASU FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2014

ABSTRAK BEBERAPA FAKTOR YANG MENUNJUKKAN TINGKAT KEPARAHAN PENYAKIT HIV/AIDS DI RUMAH SAKIT X KOTA BATAM TAHUN 2010

HUBUNGAN UMUR DAN MASA KERJA TERHADAP KEJADIAN CARPAL TUNNEL SYNDROME (CTS) PADA PEKERJA PEMECAH BATU DI KELURAHAN CIBUNIGEULIS KOTA TASIKMALAYA

ABSTRAK GAMBARAN PENYAKIT DIABETES MELITUS PADA ORANG DEWASA YANG DIRAWAT INAP DIRUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2014

PERBEDAAN ANGKA KEJADIAN NYERI MUSKULOSKELETAL ANTARA PRIA DAN WANITA PADA KELOMPOK TANI NIRA DI DUSUN NGUDI MULYO PAJANGAN BANTUL

PENGARUH PELATIHAN PATIENT HANDLING TERHADAP PENURUNAN KELUHAN NYERI PUNGGUNG AKIBAT KERJA

ABSTRAK Pengaruh Obesitas Terhadap Siklus Menstruasi pada Wanita Usia Dewasa Muda

Kata Kunci: Katarak, Diabetes Mellitus, Riwayat Trauma Mata, Konsumsi Minuman Beralkohol, Pekerjaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA LOW BACK PAIN MIOGENIK DI RST. Dr. SOEJONO MAGELANG

ABSTRAK FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEJADIAN BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG TAHUN 2016

HUBUNGAN ANTARA LAMANYA DUDUK DENGAN TIMBULNYA GEJALA NYERI PUNGGUNG BAWAH PADA SOPIR TAKSI DI KOTA MEDAN. Oleh : NAZHIRA JANANI

BAB I PENDAHULUAN. prevalensi tertinggi menyerang wanita (Hoy, et al., 2007). Di Indonesia,

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PASIEN KEHILANGAN GIGI TETAP DENGAN MINAT PEMAKAIAN GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN

Transkripsi:

NYERI PINGGANG DAN FAKTOR-FAKTOR RISIKO YANG MEMPENGARUHINYA Indri Seta Septadina 1, Legiran 1 1. Bagian Anatomi, Fakultas Kedokteran, Universitas Sriwijaya, Palembang, 30126 Email : Indri.andriansyah@gmail.com ABSTRAK Tujuan : Keluhan nyeri punggung bawah atau pinggang (low back pain-) masih tetap menjadi keluhan yang banyak dijumpai pada setiap orang. Keluhan ini juga banyak dijumpai di kalangan pekerja dari berbagai jenis pekerjaan. Akibat rasa nyerinya, pekerja terpaksa beristirahat dan mencari penyembuhan sehingga banyak kehilangan waktu kerja, menghabiskan banyak biaya untuk pengobatan, dan menurunkan produktivitas. Pada pekerja, ada beberapa faktor risiko utama yang diduga berperan dalam terjadinya yaitu stres fisik, stres psikososial, karakter pribadi, dan karakter fisik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji nyeri pinggang, faktor-faktor risiko dan hubungan antara nyeri pinggang dengan faktor-faktor risiko tersebut. Metode : Metode penelitian yang digunakan adalah case control study. Populasi adalah pria atau wanita usia produktif. Sampel pada kelompok kasus ditentukan ahli penyakit dalam. Hasil : Pada penelitian ini telah dilakukan pengukuran tinggi badan, berat badan, indeks massa tubuh, pemeriksaan radiologi rontgen foto lumbal antero-posterior dan lateral serta ditanyakan juga riwayat merokok, posisi kerja, dan beban pekerjaan. Tiap variabel dihubungkan dengan kejadian dengan menggunakan uji hipotesis Chi-Square Test. Merokok dan IMT memiliki hubungan bermakna dengan terjadinya (p<0,05), sedangkan posisi dan beban kerja tidak memiliki hubungan bermakna (p>0,05). Kesimpulan : Tingkat risiko terbesar untuk terjadinya diantara keempat variabel yang diteliti adalah merokok dengan nilai OR 2,813. Pada penelitian penentuan posisi kerja dan beban pekerjaan ditentukan atas dasar wawancara antara petugas dan responden sehingga masih menimbulkan bias. Kata kunci ; nyeri pinggang, merokok, posisi kerja, beban kerja, indeks massa tubuh ABSTRACT Low Back Pain and The Risk Factors. Aims : Complaint of Low Back Pain () was still found in many people. This complaint also found among workers of various kinds of people. As the effect of the pain, workers had to find a rest and recuperation and lost of work time, spend much money for treatment, and lower productivity. There were several risk factors suspected in the occurrence of low back pain such as phsicosocial stressor,personal characters, and its physical characters. The aim of this study was to investigate the risk factors of low back pain and the relationship with. Methods : This research was a case-control study. Population was a productive age of male or female and determined by internist. Results : In this study, the bodyweight and height were measured. It has been conducted the measurement of body mass index and the examination of radiologist roentgen of a photograph lumbar region antero- posteriorly and lateral position. The position of working and smoking also has been asked by interview to the subject. Each variables related each other with Chi-Square Test. Smoking and body mass index (BMI) has a relation with an occurrence of (p < 0,05). Position of working had no relation with (p > 0,05). Conclusion: The biggest risk to the occurrence of among fourth variable subjects is smoking with the odds ratio 2,813.Determination of a position of employment and the burden of work determined on the basis of interviews between the officers and respondents, thus still result in bias. Keywords : low back pain, smoking, work position, burden of works, body mass index

Pendahuluan Keluhan nyeri punggung bawah/pinggang (low back pain-) masih tetap menjadi keluhan yang banyak dijumpai pada setiap orang 1. Hanya 2 dari 10 orang yang bebas dari keluhan nyeri di area ini 2. Keluhan ini juga banyak dijumpai di kalangan pekerja dari berbagai jenis pekerjaan. Akibat rasa nyerinya, pekerja terpaksa istirahat dan mencari penyembuhan sehingga banyak kehilangan waktu kerja, menghabiskan biaya untuk pengobatan, dan menurunkan produktivitas 3,4. Prevalensi belum diketahui secara pasti walaupun telah banyak metode penelitian yang dilakukan. Di Amerika keluhan nyeri pinggang merupakan alasan terbanyak kedua untuk tidak masuk kerja 3. Prevalensi berkisar antara 60-80% dan setengah dari kalangan pekerja diperkirakan pernah melaporkan keluhan nyeri pinggang 3. Dari jumlah itu 5-10% menjadi keluhan kronis. Dari keluhan-keluhan nyeri tersebut, penderita mengeluarkan 60% dari biaya kesehatannya untuk pengobatan. Di negara-negara industri maju seperti Amerika, biaya yang dikeluarkan akibat hilangnya jam kerja dan biaya pengobatan per tahun bisa mencapai lebih dari 200 milyar dolar 3. Melalui analisis statitiks yang dilakukan di Amerika pada tahun 1992, ada beberapa hal yang menimbulkan gejala yaitu kerja berat, tingkat pendidikan, dan pendapatan yang rendah, usia antara 49-65 tahun, dan perokok 5. Berkaitan dengan faktor risiko kerja, usia 24-25 tahun rentan mengalami hernia diskus intervertebralis 6. Selama usia kronologis discus intervertebralis, aktivitas fisik dapat meningkatkan tekanan intra diskus. Seorang pekerja harus dapat melakukan pekerjaan mengangkat berat dan menekuk tubuhnya berulang kali (beban lebih dari 25 pon), memiliki risiko untuk terjadinya hernia diskus intervertebralis 6. Pada pekerja di negara-negara berkembang, ada beberapa faktor risiko utama yang diduga berperan dalam terjadinya yaitu stres fisik 7 (misalnya pekerja mengangkat terus-menerus, mengemudikan kendaraan 8-9, kondisi tulang belakang yang statis atau digerakkanberulang-ulang, stres psikososial (misalnya beban kerja yang lama, kurangnya tunjangan sosial dan jaminan kesehatan 10, karakter pribadi (misalnya stautus psikologis, dan merokok), dan karakter fisik (misalnya obesitas) 11-13. Secara histologis penyebab umum dari nyeri pinggang adalah proses peradangan pada jaringan di sekitar area punggung bawah atau pinggang sehingga mencetuskan rasa sakit 9. Peradangan itu sendiri dapat ditimbulkan oleh beberapa hal yang dapat mempengaruhinya 10. Peradangan sebenarnya merupakan ujung dari suatu proses yang terjadi diawali oleh munculnya faktor risiko. Beberapa faktor risiko yang dapat mempengaruhi munculnya gangguan nyeri pinggang perlu diketahui agar dapat dilakukan pencegahan munculnya keluhan nyeri pinggang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji nyeri pinggang (), faktor-faktor risiko yang menyebabkannya, dan hubungan antara nyeri pinggang dengan faktor-faktor risiko tersebut. Metode Penelitian Jenis penelitian ini adalah studi observasional analitik dengan menggunakan rancangan case control. Subjek penelitian adalah 56 orang yang terdiri dari kelompok kasus yang merupakan pasien rawat jalan RSMH usia produktif yang didiagnosa menderita nyeri pinggang dan kelompok kontrol adalah orang yang tidak menderita nyeri pinggang dan memiliki karakteristik yang sama dengan kelompok kasus. Instrumen penelitian menggunakan antropometer (merk Holstain) dan pengumpulan data lainnya didapatkan melalui wawancara langsung dengan subjek penelitian. Penelitian melibatkan perawat dan dokter spesialis penyakit dalam di Poliklinik RSMH. Pengukuran dan pengisian kuisioner dilakukan oleh perawat poliklinik setelah dilakukan informed consent terlebih dulu kepada subjek penelitian mengenai tujuan dan manfaat dari penelitian yang dilakukan. Data yang didapat dari kasus dan kontrol dihitung untuk mencari rasio odds. Rasio odds dihitung sesuai kriteria bahwa kasus dan kontrol dengan matching. Jika rasio odds lebih dari 1 berarti faktor risiko yang diteliti memang merupakan faktor risiko. Hasil dan Pembahasan Jumlah subjek yang ikut dalam penelitian ini adalah 55 orang yang terdiri dari 33 orang laki-laki dan 22 orang perempuan dengan pendidikan rata-rata terbanyak di itngkat SLTA. Setelah dilakukan seluruh pemeriksaan, didapati 1 (satu) orang dengan kelainan radiologis pada vertebra lumbalis sehingga subjek ini dikeluarkan sesuai kriteria inklusi. Subjek memiliki pekerjaan beragam, dari kuisioner yang ditanyakandidapatkan data pekerjaan, kategori pekerjaan berdasarkan posisi pada saat bekerja, dan beban kerja. Selanjutnya informasi tentang jumlah dan presentase bebrapa variabel penelitian ditampilkan pada Tabel 1. Beberapa variabel yang diteliti adalah jenis atau kategori pekerjaan dibagi dalam dua kategori berdasarkan dominasi duduk dan berdiri serta berdasarkan berat dan ringan pekerjaan, riwayat merokok, dan indeks massa tubuh. Selain itu juga dilakukan pemeriksaan foto rontgen lumbal anteroposterior dan lateral untuk mengetahui apakah ada kompresi pada vertebra lumbalis dan adanya kelainan fisik pada vertebra lubalis dan sekitarnya.

Tabel 1. Deskripsi data penelitian Kriteria Jumlah Persentase Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Pendidikan SD SLTP SLTA D3 S1 (+) (-) Posisi Kerja Berdiri Duduk Beban Kerja Ringan Berat Penghasilan < UMR >UMR Merokok (-) (+) IMT Normal Gemuk 33 22 3 5 25 5 7 34 21 38 17 30 25 32 23 31 24 39 16 60 40 5,5 9,1 63,6 9,1 12,7 61,8 38,2 69,1 30,9 54,5 45,5 58,2 41,8 56,4 43.6 70,9 29,1 Foto Rontgen Lumbal Hasil pemeriksaan foto rontgen lumbal antero-posterior dan lateral dijumpai satu kelainan fisik berupa spur pada vertebra lumbalis. Sedangkan untuk adanya proses kompresi pada vertebra lumbalis, tidak satupun dijumpai pada seluruh sampel. Posisi Kerja dan Dari 34 sampel kelompok kasus, sebanyak 12 kasus menyatakan dominasi posisi kerja lebih bnayak duduk. Sisanya menyatakan mereka lebih banyak berdiri saat bekerja. Proporsi yang lebih besar tampak pada dominasi berdiri yang tidak menderita yaitu 16 sampel dari 21 orang. Sehingga sepintas tampak bahwa secara statistik uji hipotesis tentang posisi kerja duduk berhubungan dengan ditolak. Hal ini terbukti dari hasil uji hipotesis Chi-Square Test dengan nilai p 0,371 berarti p > 0,05 disimpulkan tidak ada hubungan antara dominasi duduk dengan. Wlaupun demikian berdasarkan hasil nilai Odds didapatkan angka 1,746 ini artinya posisi kerja dengan dominasi duduk memiliki risiko untuk terjadinya (OR > 1 ). Data kontingensi antara dan posisi kerja disajikan pada Tabel 2. Tabel 2. Tabel Kontingensi antara dan Posisi Kerja Posisi Tidak Jumlah Kerja Dominan 12 5 17 duduk Dominan 22 16 38 berdiri Beban Pekerjaan dan Dari 34 sampel kelompok kasus, sebanyak 18 kasus menyatakan beban kerja mereka berat. Sisanya menyatakan beban kerja mereka ringan. Proporsi yang lebih besar tampak pada beban kerja ringan yang tidak menderita yaitu 14 sampel dari 21 orang serta pada beban kerja ringan tapi menderota. Sehingga sepintas tampak bahwa secara statistik uji hipotesis tentang beban kerja berat berhubungan dengan ditolak. Hal ini terbukti dari hasil uji hipotesis Chi- Square Test dengan nilai p 0,156 berarti p > 0,05 disimpulkan tidak ada hubungan antara beban kerja berat dengan. Berdasarkan hasil nilai Odds didapatkan angka 2,250 ini artinya beban kerja berat memiliki risiko untuk terjadinya (OR > 1). Data kontingensi antara dan beban kerja disajikan pada Tabel 3. Tabel 3. Tabel Kontingensi antara dan Beban Kerja Beban Tidak Jumlah Kerja Berat 18 7 25 Ringan 16 14 30 Merokok dan Sebanyak 18 dari kelompok kasus mengaku merokok atau pernah merokok dan 16 sampel mengaku tidak merokok sama sekali. Sedangkan pada kelompok kontrol yang mengaku merokok atau pernah merokok 6 orang dan tidak merokok 15 orang. Setelah dilakukan uji hipotesis Chi-Square Test dengan nilai p 0,04 berarti p < 0,05 disimpulkan ada hubungan antara merokok dengan. Berdasarkan hasil nilai Odds didapatkan angka 2,813 ini artinya merokok berat memiliki risiko untuk terjadinya (OR > 1). Data kontingensi antara dan beban kerja disajikan pada Tabel 4. Tabel 4. Tabel Kontingensi antara dan Merokok Merokok Tidak Jumlah + 18 6 24-16 15 31 Indeks Massa Tubuh dan Indeks massa tuubh (IMT) dikelompokkan menjadi dua kategori gemuk dan kurus. Kriteria gemuk jika IMT > 24 dan kurus jika IMT < 17. Sebanyak 7 sampel dari kelompok kasus mmeiliki kriteria gemuk dan 27 sampel dengan kriteria kurus. Pada kelompok kontrol dengan kriteria gemuk 9 sampel dan dengan kriteria kurus 12 sampel. Setelah dilakukan uji hipotesis Chi-Square Test dengan nilai p 0,04 berarti p < 0,05 disimpulkan ada hubungan antara IMT dengan. Sedangkan hasil nilai Odds didapatkan angka 0,346 artinyaimt > 24 berefek negatif atau mencegah untuk terjadinya. (OR < 1). Data kontingensi antara dan IMT disajikan pada Tabel 5.

Tabel 5. Tabel Kontingensi antara dan IMT IMT Tidak Jumlah Gemuk 7 9 16 Kurus 27 12 39 Jenis kelamin, Penghasilan dan Variabel jenis kelamin dan penghasilan sama sekali tidak memilki hubugan bermakna dalam uji hipotesis dengan nilai p > ),05. Nilai kemaknaan jenis kelamin adalah 0,365. Data kontingensi antara dan jenis kelamin disajikan pada Tabel 6. Tabel 6. Tabel Kontingensi antara dan Jenis Kelamin Jenis Tidak Jumlah Kelamin Laki-laki 22 11 33 Perempuan 12 10 22 Nilai kemaknaan untuk penghasilan yang telah dikelompokkan dalam kategori di bawah Upah Minimum Rata-rata (UMR) Provinsi adalah 0,660. Data kontingensi antara dan penghasilan disajikan pada Tabel 7. Tabel 7. Tabel Kontingensi antara dan Penghasilan Penghasilan Tidak Jumlah < 1.100.000 19 13 32 >1.100.000 15 8 23 Dari beberapa faktor risiko yang telah dibahas, merokok dan IMT memilki hubungan bermakna dengan terjadinya. Rangkuman hubungan beberapa variabel dengan ditunjukkan pada Tabel 8. Tabel 8. Rangkuman hubungan beberapa variabel terhadap Variabel OR 95%CI Nilai p Posisi kerja Beban pekerjaan Merokok IMT 1,745 2,250 2,813 0,346 0,512-5,948 0,727-6,965 0,880-8,988 0,104-1,147 0,371 0,156 0,04 0,04 Kelemahan penelitian dengan rancangan kasus kontrol (case control study) diantaranya adalah recall bias. Pada penelitian ini penentuan posisi kerja dan beban pekerjaan ditentukan berdasarkan wawancara antara petugas dan responden. Pada penelitian selanjutnya penentuan posisi dan beban pekerjaan sebaiknya ditentukan dengan indikator tertentu. Kesimpulan Pada penelitian ini merokok dan IMT memiliki hubungan bermakna dengan terjadinya. Sedangkan posisi dan beban pekerjaan tidak memiliki hubungan bermakna. Daftar Pustaka 1. Tsang, I.K.Y. 1993. Perspective on Low Back Pain. Current Opinion in Rheumatology. 5. 219-23 2. Borenstein, D. 1991. Low Back Pain: Epidemiology, Etiology, Diagnostic Evaluation, and Therapy. Current Opinion in Rheumatology. 3. 207-17 3. McGlynn, E.A and Clark, K.A. 2000. Low Back Pain. Dalam Quality of Care for General Medical Conditions: A Review of the Literature and Quality Indicators. Editor: Kerr, E.A.Asch, S.M. Diakses melalui : http//www.rand.org/publications/mr/mr1280/ mr1280,ch.15,pdf 4. Tirtayasa, K. 2000. Aspek Ergonomi Faktor Risiko Nyeri Pinggang. Majalah Kedokteran Udayana. 31 (109).114-19 5. Borenstein, D. 1992. Epidemiology, Etiology, Diagnostic Evaluation, and Treatment of Low Back Pain. Current Opinion in Rheumatology. 4.226-32 6. Jones, G.T Watson, K.D and Silman, A.J. 2003. Predictors of Low Back Pain in British Schoolchildren: A population-based prospective Cohort Study. Pediatrics. 111. 882-28 7. Waugh, A. and Grant, A. 2001. Anatomy and Physiologyin Health and Illness. 9 th Ed. Churchill Livingstone. Edinburgh 8. Bhattacharya, A. and McGlothlin, J.D. 1996. Occupational Ergonomics, Theory and Applications. Marcell and Dekker, Inc. New York 9. Moore, K.L. 1999. Clinically Oriented Anatomy. 4 th ed. William and Wilkins Baltimore. 10. Kerr, M.S. Frank, J.W. Shannon, H.S. and The Ontario Universities Back Pain Study Group. 2001. Biomechanical and Physiological Risk Factors for Low Back Pain. Am. J. Of Public Health. 91(7).1069-75 11. Bridger, R.S. 1995. Introduction to Ergonomics. Int l Ed. McGraw Hill, Inc. New York 12. Lohman, T.G. Roche, A.F and Martorell, R. 1991. Antropometric Standarization reference manual. Abridged edition. Human Kinetics Books. Illnois. 13. Olivier, G. 1969. Practical Antrophology. Charles C. Thomas publications. Illnois