CARA MEMBUDIDAYAKAN TANAMAN KAKAO

dokumen-dokumen yang mirip
LAPORAN AKHIR PENYULUHAN DAN PENYEBARAN INFORMASI HASIL PENELITIAN/PENGKAJIAN TEMU INFORMASI TEKNOLOGI TERAPAN

RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENGKAJIAN (RODHP)

Peran BBP2TP Dalam Penyediaan Inovasi Pertanian Mendukung Program Strategis Departemen Pertanian 1. Pendahuluan

KAJIAN KEBIJAKAN DAN IMPLEMENTASI DISEMINASI INOVASI PERTANIAN

PENINGKATAN KEUNTUNGAN USAHA TANI KACANG TANAH MELALUI INTRODUKSI TEKNOLOGI VARIETAS UNGGUL DI DESA SIGEDONG KECAMATAN MANCAK KABUPATEN SERANG

RENCANA STRATEGIS BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KALIMANTAN TENGAH TAHUN

EFEKTIVITAS PENYEBARAN INOVASI T PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU JAGUNG MELALUI DEMONSTRASI TEKNOLOGI DI KABUPATEN LUWU

PEDOMAN PEMBINAAN TENAGA HARIAN LEPAS TENAGA BANTU PENYULUH PERTANIAN BAB I PENDAHULUAN

Model Pengembangan Pertanian Perdesaan Melalui Inovasi (m-p3mi) Berbasis Padi Palawija

PEDOMAN PELAKSANAAN PENUMBUHAN DAN PENGEMBANGAN PENYULUH PERTANIAN SWADAYA TAHUN 2016

PENGEMBANGAN UNIT DESA BINAAN Zaenaty Sannang

PEDOMAN SISTEM KERJA LATIHAN DAN KUNJUNGAN BAB I PENDAHULUAN

PENDAHULUAN Latar Belakang

[ nama lembaga ] 2012

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH TAHUN 2017 KABUPATEN BLITAR. RKPD: DINAS PERTANIAN DAN PANGAN hal 1 dari 10

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

PENERAPAN MODEL PENGELOLAAN TANAMAN DAN SUMBERDAYA TERPADU JAGUNG LAHAN KERING DI KABUPATEN BULUKUMBA

INOVASI TEKNOLOGI PERTANIAN SPESIFIK LOKASI HASIL LITKAJIBANGRAP BADAN LITBANG PERTANIAN DI PROVINSI BENGKULU

PERBANYAKAN BENIH SUMBER PADI DAN KEDELAI DI SUMATERA UTARA MELALUI UPBS

PETUNJUK PELAKSANAAN PENDAMPINGAN SL-PTT PADI DAN JAGUNG DI PROVINSI BENGKULU

program yang sedang digulirkan oleh Badan Litbang Pertanian adalah Program Rintisan dan Akselerasi Pemasyarakatan Inovasi Teknologi Pertanian yang

Oleh Tim Inovasi Pertanian Bioindustri Spesifik Lokasi. Disampaikan Pada Seminar Proposal Kegiatan 2018 Kusu, 25,26, dan 29 Januari 2018

LAPORAN PELAKSANAAN PELATIHAN PENINGKATAN PENGUASAAN TEKNOLOGI PERTANIAN LAHAN KERING KABUPATEN DONGGALA. OLEH : SYAMSYIAH GAFUR, dkk

TEMU INFORMASI TEKNOLOGI LAHAN KERING MENDUKUNG INOVASI TEKNOLOGI PERTANIAN DAN DISEMINASI

KAJIAN POLA PENDAMPINGAN PROGRAM SL-PTT DI KABUPATEN LUWU PROPINSI SULAWESI SELATAN

Lingkup Kegiatan Adapun ruang lingkup dari kegiatan ini yaitu :

Prospek Produksi Benih Sumber Jagung Komposit di Provinsi Sulawesi Utara

PENDAHULUAN Latar Belakang

MODUL PTT FILOSOFI DAN DINAMIKA PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU KEDELAI

Prima Tani Kota Palu (APBN) Tuesday, 27 May :32 - Last Updated Tuesday, 27 October :40

POLICY BRIEF MENDUKUNG GERAKAN PENERAPAN PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (GP-PTT) MELALUI TINJAUAN KRITIS SL-PTT

LAPORAN KEGIATAN DISEMINASI GELAR TEKNOLOGI DAN TEMU LAPANG

I PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam perekonomian

LAPORAN AKHIR PENGELOLAAN RUMAH KACA DI BPTP BENGKULU

RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENGKAJIAN (RODHP)

LAPORAN HASIL JUDUL KEGIATAN PENDAMPINGAN PROGRAM SL-PTT DI KABUPATEN GOWA. Andi Ella, dkk

RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENGKAJIAN (RODHP) GELAR TEKNOLOGI PERTANIAN

RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENELITIAN (RODHP) GUGUS TUGAS KALENDER TANAM TERPADU DI PROVINSI BENGKULU

PENDAMPINGAN SL-PTT JAGUNG DI KABUPATEN BULUKUMBA

RAKITAN TEKNOLOGI SEMINAR DAN EKSPOSE TEKNOLOGI BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN JAWA TIMUR

PROGRAM DAN KEGIATAN. implementasi strategi organisasi. Program kerja operasional merupakan proses

PENGGUNAAN BAHAN ORGANIK UNTUK MENINGKATAN PRODUKSI JAGUNG (Zea Mays L.) DI LAHAN KERING KALIMANTAN SELATAN

BALAI BESAR PELATIHAN PERTANIAN LEMBANG CAPAIAN KINERJA TAHUN No. Kegiatan Sasaran Indikator Target Realisasi % Capaian

SEMINAR DAN EKSPOSE TEKNOLOGI BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN JAWA TIMUR BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN

J. PRIMA TANI LKDRIB KABUPATEN SIJUNJUNG

BAB IV PROGRAM DAN KEGIATAN DINAS PERTANIAN KABUPATEN MAJALENGKA. dan sasaran pembangunan yang telah ditetapkan. Kebijakan dan program

LAPORAN KEGIATAN DISEMINASI PENGEMBANGAN MEDIA CETAK

KEBUTUHAN INOVASI TEKNOLOGI PERTANIAN UNTUK PETANI DI KABUPATEN ENDE, NUSA TENGGARA TIMUR. Isbandi¹ dan Debora Kana Hau² 1)

TEKNOLOGI PEMUPUKAN TANAMAN KAKAO. Oleh. Ir. Azri, MSi.

PENAMPILAN GALUR-GALUR JAGUNG BERSARI BEBAS DI LAHAN KERING KALIMANTAN SELATAN

PEDOMAN PELAKSANAAN PENINGKATAN KAPASITAS BP3K

RENCANA KINERJA TAHUNAN DINAS PERTANIAN KABUPATEN JOMBANG TAHUN 2015 KETERANGAN

Renja BP4K Kabupaten Blitar Tahun

PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS JAGUNG. Edisi Kedua. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian AGRO INOVASI

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

PETUNJUK PELAKSANAAN (JUKLAK) KALENDER TANAM TERPADU

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

RINCIAN RANCANGAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

LAPORAN DEMONSTRASI PLOT TEKNOLOGI PEMELIHARAAN KEBUN KAKAO DI KABUPATEN LUWU ABSTRAK

1. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang masih memerlukan. salah satu industri primer yang mencakup pengorganisasian sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pendamping dan pembimbing pelaku utama dan pelaku usaha. Penyuluh

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN TAHUN 2011

PENGEMBANGAN KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (KRPL) Bunaiyah Honorita

PENDAMPINGAN KAWASAN PENGEMBANGAN AGRIBISNIS HORTIKULTURA DI KABUPATEN BANTAENG

RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENELITIAN PENDAMPINGAN PROGRAM STRATEGIS KEMENTERIAN PERTANIAN DI SULAWESI SELATAN:

PEKAN SEREALIA NASIONAL I JULI 2010

KERJASAMA KEMITRAAN PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN SPESIFIK LOKASI (KKP3SL) (PENYULUH- Kemitraan Diseminasi)

PERAN UNIT PENGELOLA BENIH SUMBER DALAM PENGUATAN SISTEM PERBENIHAN DI KALIMANTAN TENGAH

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

PENERAPAN SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO JAGUNG HIBRIDA UNTUK PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DI LAHAN INCEPTISOLS GUNUNGKIDUL

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA Nomor : 3C Tahun 2008 Lampiran : 1 (satu) berkas TENTANG

C. PRIMA TANI KABUPATEN TANAH DATAR

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya mata pencaharian penduduk Indonesia bergerak pada sektor

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Hal ini seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk diiringi

KAJIAN KORELASI KARAKTERISTIK AGROEKOLOGI TERHADAP PRODUKSI KELAPA SAWIT DAN KARET DI PROVINSI LAMPUNG

ANALISIS USAHATANI JAGUNG HIBRIDA PADA AGROEKOSISTEM LAHAN TADAH HUJAN

KONTRIBUSI PERBAIKAN TEKNOLOGI BUDIDAYA SAYUR- SAYURAN TERHADAP PENDAPATAN PETANI LAHAN KERING DI KABUPATEN ENDE

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung merupakan salah satu jenis tanaman pangan biji-bijian dari keluarga

TEKNOLOGI PRODUKSI BIOMAS JAGUNG MELALUI PENINGKATAN POPULASI TANAMAN. F. Tabri Balai Penelitian Tanaman Serealia

PELUANG PENINGKATAN PRODUKTIVITAS JAGUNG DENGAN INTRODUKSI VARIETAS SUKMARAGA DI LAHAN KERING MASAM KALIMANTAN SELATAN

DAMPAK INOVASI TEKNOLOGI AGRIBISNIS TERNAK KELINCI TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN PENDAPATAN USAHA MELALUI PROGRAM P3TIP DI D.I.

I PENDAHULUAN. pertanian tersebut antara lain menyediakan bahan pangan bagi seluruh penduduk,

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ANALISIS KETERKAITAN ANTAR SUBSISTEM DI DALAM SISTEM AGRIBISNIS KAKAO (Theobroma cacao L.) DI KABUPATEN PADANG PARIAMAN

RESPON PETANI TERHADAP BEBERAPA JAGUNG HIBRIDA VARIETAS BIMA MELALUI PENDAMPINGAN SL-PTT JAGUNG DI KABUPATEN GUNUNGKIDUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

II. PERMASALAHAN DAN INOVASI TEKNOLOGI DAN KELEMBAGAAN

IKU TAHUN 2017 SUB BAGIAN UMUM, KEPEGAWAIAN, KEUANGAN DAN ASET DINAS PERTANIAN KABUPATEN JOMBANG INDIKATOR KINERJA TARGET

POHON KINERJA TAHUN 2017 DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN

I. PENDAHULUAN. Beras merupakan bahan pangan yang dikonsumsi hampir seluruh penduduk

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PENGKAJIAN UJI ADAPTASI PENGGUNAAN BIBIT SOMATIK EMBRIO GENETIK UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI DAN MUTU KAKAO DI SULAWESI TENGAH

II. IKLIM, TANAH DAN WILAYAH PRODUKSI

RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENENELITIAN (RODHP) MODEL PENGEMBANGAN PERTANIAN PERDESAAN BERBASIS INOVASI (m-p3bi) INTEGRASI KOPI-SAPI POTONG

PENETAPAN KINERJA ( PK ) TAHUN 2013 (REVISI) DINAS PERTANIAN PROVINSI JAWA TIMUR

PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA DEFINITIF KELOMPOKTANI DAN RENCANA DEFINITIF KEBUTUHAN KELOMPOKTANI BAB I PENDAHULUAN

LAPORAN AKHIR PENELITIAN TA 2010 AKSELERASI SISTEM INOVASI TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL DAN ALSINTAN DALAM RANGKA MENDUKUNG KETAHANAN PANGAN

KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SULAWESI TENGGARA PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

Transkripsi:

CARA MEMBUDIDAYAKAN TANAMAN KAKAO BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN NAD 2009

KATA PENGANTAR Sejalan dengan tugas pokok dan fungsinya, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) diharapkan menjadi ujung tombak Badan Litbang Pertanian dalam penyebaran informasi tentang inovasi pertanian di daerah. Terkait dengan hal itu, saga menyambut gembira inisiatif penerbitan serf buku inovasi ini. Buku ini diharapkan dapat menjadi rujukan bagi para praktisi dan pelaku usaha yang bergerak di bidang pertanian, khususnya para penyuluh lapangan dalam upaya menumbuhkan kegiatan agribisnis. Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Tim dari BPTP NAD yang telah menginisiasi bahan baku awal bagi penerbitan buku ini. Terima kasih juga kami sampaikan kepada para penyunting dan redaksi pelaksana, serta pihak pihak lainnya yang telah berkontribusi dalam penerbitan buku ini. Kritik dan saran penyempurnaan sangat kami harapkan. Banda Aceh, Nopember 2009 Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian, Ir. T. Iskandar, M.Si 2

BAB I PENDAHULUAN Kakao (Theobroma cacao) merupakan salah satu tanaman perkebunan. Kakao dapat mulai berproduksi pada umur 18 bulan (1,5 tahun), dan dapat menghasilkan biji kakao yang selanjutnya bisa diproses menjadi bubuk coklat. Pertanaman kakao umumnya merupakan perkebunan rakyat, seperti di Propinsi NAD. Produktivitas rata-rata tanaman kakao di Lampung masih rendah sebesar 588,79 kg/ha dan mutu produk yang dihasilkan belum memenuhi standar ekspor. Apabila petani mau menerapkan teknologi budidaya secara benar produktivitas tanaman kakao bisa mencapai 1,5-3 ton/ha. Secara teknis, rendahnya produktivitas dan mutu kakao disebabkan beberapa hal, diantaranya: benih yang digunakan beragam dan lokal, pemeliharaan dilakukan seadanya dan belum dilakukan fermentasi sebagai faktor penentu mutu kakao. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung telah melakukan kajian sejak tahun 2005 dan menghasilkan paket teknologi budidaya kakao yang dapat dijadikan rujukan bagi petani dalam usahatani kakao melalui penerapan teknologi budidaya sejak dari produksi yang meliputi: persiapan lahan, pembibitan, pemangkasan, pemupukan, penerapan PHT dan penanganan panen dan pasca panen. Masalah utama yang dihadapi petani untuk mau dan mampu menerapkan teknologi anjuran ini adalah masih rendahnya pengetahuan dan ketrampilan petani dalam budidaya kakao. Penerapan teknologi anjuran ini telah dilaksanakan pada perkebunan kakao di Desa Labuan Ratu IV Lampung, dan dapat meningkatkan pendapatan petani. Dengan biaya produksi yang diperlukan sebesar Rp. 2,9 juta/ha (termasuk tenaga kerja), produktivitas tanaman kakao meningkat menjadi 1,29 ton/ha dengan harga jual 3

Rp.12.750, maka keuntungan petani kakao mencapai Rp 13,56 juta/ha. SYARAT TUMBUH Daerahnya terletak pada garis lintang 10 LS sampai 10 LU, Ketinggian tempat 0-600 meter di atas permukaan laut (dpl). Curah hujan 1500-2500 mm/tahun dengan bulan kering kurang dari 3 bulan (kurang 60 mm/bulan). Suhu maksimum 30-32 C clan suhu minimum 18-21 C Kemiringan tanah kurang dari 45% dengan kedalaman olah kurang dari 150 cm. Tekstur tanah terdiri atas 50% pasir, 10-20% debu clan 3040% lempung (lempung berpasir) Sifat kimia tanah terutama pada lapisan olah 0-30 cm adalah: - Kadar bahan organik > 3,5% - C/N ratio antara 10-12 - Kapasitas Tukar Kation (KTK) > 15 me/100 g tanah - Kejenuhan basa > 35% - ph (1-1 2 0) 4,0-8,5; optimum pada ph 6,0-7,0 - Kadar unsur hara minimum tanah yang clibutuhkan : N 0,38%, P (Bray 1) = 32 ppm, K tertukar = 0,50 me/100 gr, Ca tertukar = 5,3 me/100 gr, Mg tertukar 1 me/100 gr. BAB II PERCEPATAN DISEMINASI INOVASI PERTANIAN SPESIFIK LOKASI 1.1 Pengertian dan Definisi 4

Diseminasi inovasi pertanian adalah kegiatan untuk menyampaikan dan menyebarluaskan inovasi pertanian guna mengubah pengetahuan, sikap dan keterampilan pengguna. Tujuan diseminasi adalah pemanfaatan dari pesan yang disampaikan. BPTP telah banyak menghasilkan inovasi teknologi, akan tetapi di lapangan inovasi teknologi yang ada baru diadopsi kurang lebih 40% oleh petani. Untuk itu, perlu diantisipasi dengan melakukan kegiatan percepatan diseminasi. Faktor-faktor yang mempengaruhi percepatan diseminasi adalah sebagai berikut: (1) komunikator, (2) isi pesan, (3) saluran/media, (4) komunikan, (5) waktu penyampaian dan (6) tempat. Kegiatan diseminasi di BPTP umumnya dilakukan melalui pengembangan informasi (media cetak, elektronik), peragaan teknologi (demonstrasi, kaji terap, gelar teknologi) dan interpersonal (tatap muka), dimana perencanaan dan pelaksanaannya masih tergantung atas ketersediaan dana, belum melihat sasaran dan tujuannya. Dalam upaya percepatan diseminasi perlu dilakukan perencanaan yang melibatkan pihak eksternal dengan memperhatikan kebutuhan pengguna antara dan pengguna akhir. Sejalan dengan Renstra Balai Besar Penelitian dan Pengkajian Teknologi Pertanian tahun 2010-2014 dimana salah satu programnya adalah Percepatan Diseminasi Inovasi Spesifik Lokasi. Dimulai tahun 2010 kegiatan diseminasi yang diilakukan hendaknya mendukung Program Strategis Departemen Pertanian, antara lain Program P2BN, SLPTT (Padi, Jagung dan Kedelai), PUAP, Gernas Kakao, Pengembangan Kawasan Hortikultura (termasuk Biofarmaka), dan P2SDS serta program unggulan daerah. 1.2 Tujuan 1. Mempercepat diseminasi dengan memanfaatkan media dan metode diseminasi yang efektif untuk setiap kelompok sasaran/pengguna khusunya dalam mendukung keberhasilan Program Strategis Deptan (SLPTT, P2BN, 5

Gernas Kakao, P2SDS, Kawasan Hortikultura, dan PUAP) dan Program Unggulan Daerah. 2. Mengkomunikasikan inovasi pertanian spesifik lokasi kepada pengguna antara dan pengguna akhir, sesuai kebutuhannya. 1.3 Keluaran yang diharapkan 1. Materi diseminasi yang diterima BPP lebih banyak dan lebih cepat dua kali dari kondisi saat ini (jumlah judul/jenis materi, eksemplar yang diproduksi, ekspemplar yang didistribusikan) minimal 5 eksp/judul di setiap BPP di Propinsi sesuai dengan pogram yang ada di wilayah tersebut atau dicetak 2500 eksp per judul. 2. Dimanfaatkannya inovasi pertanian spesifik lokasi oleh pengguna antara dan pengguna akhir pada Program Strategis Deptan dan Program Unggulan Daerah 1.4 Lingkup dan Rencana Kegiatan 1. Membangun forum komunikasi dengan stakeholders 2. Melakukan openhouse teknologi 3. Mencetak/ memproduksi bahan penyuluhan (pengembangan Materi untuk bahan informasi tercetak) 4. Road show ke Kabupaten/Kota 5. Gelar teknologi berskala ekonomi 6. Pemanfaatan Kebun Percobaan BPTP 7. Menjadi agen pemasaran teknologi Badan Litbang Pertanian 8. Pengembangan jaringan informasi dan diseminasi pengembangan 1.5 Indikator Keberhasilan 1. Inovasi pertanian spesifik lokasi yang dihasilkan signifikan digunakan pada kegiatan Program Strategis Deptan dan Program Unggulan Daerah 6

2. Tersedianya materi diseminasi di BPP dan Gapoktan dalam jumlah yang banyak dan terdistribusi secara teratur. Setiap BPP menerima minimal 5 eksemplar/judul 1.6 Langkah Operasional 1.6.1 Membangun forum komunikasi dengan stakeholders 1. Merevitalisasi komisi teknologi sebagai wahana untuk menyebarluaskan rekomendasi 2. Menyelenggarakan temu informasi teknologi pertanian untuk menyebarluaskan hasil pengkajian, memperoleh kebutuhan teknologi dan rencara tindak lanjut penerapan teknologi. 3. Menyelenggarakan sarasehan antara sumber teknologi dengan pengguna/petani 4. Menyelenggarakan aplikasi paket teknologi untuk menjaring umpan balik penerapan teknologi 5. Menyelenggarakan seminar hasil pengkajian 2.6.2 Melakukan Open House Teknologi. - Kegiatan open house dilakukan di kantor BPTP atau di kebun percobaan dalam bentuk visitor display hasil pengkajian (produk, publikasi cetak & elektronik, poster) dan Temu Informasi Teknologi Pertanian. Open house juga dapat dilakukan di Kebun Percobaan (visitor plot) pada saat panen tanaman pangan (padi, jagung, kedelai), hortikultura (sayuran dan buah), tanaman perkebunan dan penggemukan ternak sapi. - Selain itu Open House teknologi dapat juga dilakukan di setiap Kabupaten/Kota, misalnya pada satu hamparan dibuat beberapa kegiatan budidaya pertanian dengan beragam komoditas yang menggunakan inovasi teknologi spesifik (Contoh: Gelar teknologi yang dilakukan Badan Litbang Pertanian pada waktu PENAS) - Kegiatan open house sebaiknya dilakukan bersamaan dengan Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) di Provinsi, 7

sehingga pejabat dari dinas Kabupaten/Kota dapat hadir tanpa difasilitasi oleh BPTP. Musrenbang Provinsi biasanya telah dijadwalkan pada bulan tertentu. - Narasumber pada open house selain peneliti / penyuluh BPTP, juga diundang peneliti dari Puslit, Puslitbang, BB dan Balit terkait terutama pada kegiatan Temu Informasi Teknologi Pertanian. - Kegiatan open house dilakukan minimal satu kali setiap tahun atau jika event lain di Pemda Provinsi. 2.6.3 Mencetak/Memproduksi bahan penyuluhan (Pengembangan Materi Informasi untuk Bahan Penyuluhan) - BPTP melakukan inventarisasi kebutuhan teknologi pengguna (BPP dan Poktan) untuk Program Strategis Deptan dan Program Unggulan Daerah. Kegiatan dilakukan lebih awal guna mengetahui materi penyuluhan yang akan didiseminasi. - Dalam perencanaan untuk memproduksi barang cetakan, jumlah lokasi kegiatan dan BPP dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan, termasuk tujuan Pengetahuan Keterampilan dan Sikap dan sasaran diseminasi (BPP atau Petani). - Jumlah judul, banyaknya (eksemplar) cetakan, eksemplar yang didistribusikan ke BPP / Gapoktan bergantung atas ketersediaan dana dan SDM (penyuluh dan peneliti). - Bila ketersediaan dana terbatas, BPTP bekerja sama dengan BAPELUH atau Dinas Kabupaten untuk memperbanyak bahan penyuluhan,sedangkan BPTP membuat masternya. - Setiap BPP / Gapoktan minimal dapat menerima 5 eksemplar untuk setiap materi penyuluhan atau 2500 eksemplar/judul. - 8

2.6.4 Road show ke Kabupaten / Kota. - Road show dilakukan minimal 20% dari jumlah kabupaten / kota yang ada di Provinsi ( 10 Kabupaten untuk setiap Provinsi), guna mensosialisasikan hasil kajian BPTP yang siap dikembangkan dengan membawa hasil publikasi. Sedangkan untuk Propinsi yang memiliki 20 Kabupaten, Road Show dilakukan pada minimal 10% dari jumlah kabupaten. - Kegiatan ini sebaiknya dilakukan di kantor Bupati / Walikota dengan mengundang Bappeda, Dinas Lingkup Pertanian dan BAPELUH jika sudah dibentuk. - Kegiatan road show dapat dilakukan bersamaan dengan pertemuan Tim Teknis Kabupaten / Kota pada kegiatan seperti PUAP, sehingga tidak diperlukan biaya khusus. - Dari kegiatan Road Show BPTP dapat juga mencari dan membuat kesepakatan kerjasama dengan Pemda Kabupaten/Kota. 2.6.5 Gelar Teknologi Berskala Ekonomi. - Kegiatan gelar teknologi berskala ekonomi dilakukan bekerja sama dengan Pemda, swasta dan LSM dalam pengembangan komoditas misalnya padi, jagung 2.6.6 Pemanfaatan Kebun Percobaan. - Kebun percobaan dapat lebih dimanfaatkan bekerjasama dengan Pemda, swasta dan koperasi BPTP guna memproduksi benih, bibit, alsin dan pupuk organik, dengan cara bagi hasil, guna meningkatkan PNBP dari BPTP. - Kebun Percobaan dapat menjadi show window bila kegiatan usahataninya berhasil setelah menggunakan inovasi teknologi dari 9

BPTP dan dapat dipakai sebagai wadah kegiatan Open house teknologi. 2.6. 7 Menjadi agen pemasaran teknologi Badan Litbang Pertanian. - BPTP dapat dikatakan sebagai agen pemasaran teknologi dan produk, bila inovasi teknologi Badan Litbang Pertanian telah digunakan pada pembangunan pertanian di daerah. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara mengintroduksi varietas baru, teknologi budaya, mendistribusikan publikasi hasil kajiannya, mengundang pada waktu panen dari hasil pengkajian. 2.6.8 Pengembangan Jaringan Informasi dan Diseminasi - BPTP mensosialisasikan dan mengembangkan jaringan informasi dan komunikasi berbasis web dan SMS center. 10

BAB III PENUTUP 1. BPTP sangat berperan dalam mendukung keberhasilan Program Strategis Deptan dan Program Unggulan Daerah sebagai usaha pemerintah (Departemen Pertanian) guna mengurangi kemiskinan, pengangguran dan peningkatan produksi dalam bentuk menumbuhkembangkan usaha agribisnis di pedesaan sesuai potensi wilayah. 2. Petunjuk Pelaksanaan ini diharapkan mampu menjadi panduan bagi BPTP dalam pelaksanaan tugas untuk mendukung tercapainya keberhasilan program strategis Deptan dan Program Unggulan Daerah di wilayah kerjanya. 3. Salah satu indikator keberhasilan kegiatan percepatan diseminasi oleh BPTP adalah meningkatnya pemanfaatan inovasi teknologi spesifik lokasi dalam implementasi Program Strategis Deptan dan Program Unggulan Daerah 4. Untuk lebih mengoperasionalkan kerja di lapangan, Juklak ini perlu ditindaklanjuti dengan penyusunan rencana tindak lanjut yang lebih operasional (Juknis) oleh BPTP 11