BAB IV KETENTUAN LAINNYA A. PENYUSUTAN 1. Penyusutan atas pengeluaran untuk pembelian, pendirian, penambahan, perbaikan, atau perubahan harta berwujud, kecuali tanah yang berstatus hak milik, hak guna bangunan, hak guna usaha, dan hak pakai, yang dimiliki dan digunakan untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 tahun disusutkan mulai pada tahun (sejak tahun 2001 dimulai pada bulan) dilakukannya pengeluaran, kecuali untuk harta yang masih dalam proses pengerjaan, penyusutannya dimulai pada tahun selesainya pengerjaan harta tersebut. 2. Penyusutan atas pengeluaran harta berwujud selain bangunan, dapat juga dilakukan dalam bagian-bagian yang menurun selama masa manfaat yang dihitung dengan cara menerapkan tarif penyusutan atas nilai sisa buku, dan pada akhir masa manfaat nilai sisa buku disusutkan sekaligus, dengan syarat dilakukan secara taat asas. 3. Dengan persetujuan Dirjen Pajak, Wajib Pajak diperkenankan melakukan penyusutan mulai pada bulan harta tersebut digunakan untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan atau pada bulan harta yang bersangkutan mulai menghasilkan 4. Apabila Wajib Pajak melakukan penilaian kembali aktiva berdasarkan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 19 UU PPh, maka dasar penyusutan atas harta adalah nilai setelah dilakukan penilaian kembali aktiva tersebut 5. Apabila terjadi pengalihan atau penarikan harta sebagaimana dimaksud Pasal 4 ayat (1) huruf d (karena penjualan) atau penarikan harta karena sebab lainnya, maka jumlah nilai sisa buku harta tersebut dibebankan sebagai kerugian dan jumlah harga jual atau penggantian asuransinya yang Akuntansi Perpajakan 31
diterima atau diperoleh dibukukan sebagai penghasilan pada tahun terjadinya penarikan harta tersebut 6. Dalam hal hasil penggantian asuransi yang akan diterima jumlahnya baru diketahui dengan pasti dimasa kemudian, maka dengan persetujuan Dirjen Pajak jumlah kerugian dapat dibukukan sebagai beban masa kemudian 7. Jika terjadi pengalihan atau penarikan harta sebagaimana dimaksud Pasal 4 ayat (3) huruf a dan b, (disumbangkan, dihibahkan, diwariskan) maka jumlah nilai sisa buku harta tersebut tidak boleh dibebankan sebagai kerugian bagi pihak yang mengalihkan 8. Apabila terjadi pengalihan harta perusahaan kepada pegawainya, maka keuntungan berupa selisih antara harga pasar harta tersebut dengan nilai sisa buku merupakan penghasilan bagi perusahaan Tarif Penyusutan Kelompok Harta Berwujud Masa Manfaat Garis Lurus ( Harga Perolehan ) Saldo Menurun (Nilai Residu) I. Bukan Bangunan Kelompok 1 4 tahun 50% Kelompok 2 8 tahun Kelompok 3 16 tahun 6. Kelompok 4 20 tahun 5% 10% II. Bangunan Permanen 20 tahun 5% - Tidak Permanen 10 tahun 10% - Akuntansi Perpajakan 32
PENYUSUTAN HARTA EKS GOLONGAN 1,2 DAN 3 Harta Semula Maksimum Masa Sisa Masa Manfaat Kelompok Manfaat Eks Gol 1 4 Tahun 2 s/d 5 tahun 1 Eks Gol 2 8 Tahun 7 s/d 11 tahun 2 Eks Gol 3 16 Tahun 13 tahun atau lebih 3 Cara Penghitungan Beban Penyusutan atas Harta yang Berasal dari Perolehan Tahun 1994 dan Sebelumnya tetapi Masih Dimiliki & Digunakan pada Awal Tahun Pajak 1995 Seterusnya 1. Hitung nilai buku masing-masing harta pada awal tahun 1995 berdasarkan metode saldo menurun dengan menggunakan tarif 50% untuk golongan 1, dan untuk golongan 2, serta 10% untuk golongan 3 2. Kelompokkan masing-masing harta (tanpa memperhatikan jenisnya) berdasarkan Sisa Masa Manfaat Pada Awal Tahun Pajak 1995 yang dihitung dengan cara mengurangkan jumlah masa manfaat maksimum dengan lamanya pemakaian harta bersangkutan, yang dihitung sejak tahun perolehan sampai dengan tahun pajak 1994 3. Dalam hal sisa masa manfaat harta tidak termasuk dalam masa manfaat yang ditentukan dalam Pasal 11 ayat (6) maka harta yang bersangkutan dimasukkan dalam kelompok harta yang masa manfaatnya terdekat dengan sisa masa manfaat, atau boleh memilih untuk menentukan kelompok harta tersebut jika sisa manfaat berada di tengah-tengah antara kelompok harta yang satu dengan yang lain (6 dan 12 tahun) 4. Apabila sisa manfaat harta berakhir dalam tahun pajak 1995 atau telah habis masa manfaatnya secara fiskal maka nilai sisa buku yang masih ada harta tersebut dibebankan seluruhnya sebagai biaya penyusutan dalam tahun pajak 1995 Akuntansi Perpajakan 33
5. Tentukan metode penyusutan yang akan digunakan selanjutnya apakah garis lurus atau saldo menurun dengan syarat untuk harta bukan bangunan tidak diperbolehkan menggunakan dua macam metode B. AMORTISASI Tarif Amortisasi Kelompok Harta Tak Masa Manfaat Garis Lurus Saldo Berwujud ( Harga Menurun Perolehan ) (Nilai Residu) Kelompok 1 4 tahun 50% Kelompok 2 8 tahun Kelompok 3 16 tahun 6. Kelompok 4 20 tahun 5% 10% C. PPh Pasal 22 No Transaksi / Objek Besarnya Pungutan Pemungut / Penyetor Sifat Pungutan 1. Penjualan barang kepada pemerintah yang dibayar dengan APBN / APBD 2. Impor dengan API/ Non API 3. Penjualan kertas di Dalam Negri oleh Industri Kertas 4. Penjualan semen di Dalam Negeri oleh Industri Semen 5. Penjualan baja oleh Industri baja di Dalam Negeri 6. Penjualan Otomotif oleh Industri otomotif termasuk 1.5% x H. Jual Bendaharawan Pem, Ditjen Anggaran, BUMN,BUMD, kecuali Badan NO 12 2.5% / 7.5% x Nilai Bank Devisa / DJ.BC Impor 0.10% x DPP PPN Industri Kertas 0. x DPP PPN Industri Semen/ Distributor 0.30% x DPP PPN Industri Baja 0.45% x DPP PPN Industri Otomotif, termasuk ATPM, APM Akuntansi Perpajakan 34
ATPM, APM Importir kendaraan umum di DN 7. Penjualan Rokok oleh Industri rokok di DN 8. Penjualan Premium, Solar, Premix, Super TT oleh Pertamina kepada SPBU Swasta/Pertamina 9. Penjualan Minyak Tanah/ Gas LPG, Pelumas 10. Penjualan Gula Pasir kepada : - Penyalur - Grosir - Lainnya 11. Penjualan tepung terigu kepada : - Penyalur - Grosir - Lainnya 12. Penjualan barang kepada Bank Indonesia, BPPN,, PT Telkom, PT PLN, PT Garuda Indonesia, PT INDOSAT, PT Krakatau Steel, Pertamina & Bank BUMN, yang dibayar dengan APBN maupun Non APBN 13. Pembelian bahan-bahan untuk kebutuhan industri / ekspor dari pedagang pengumpul oleh Industri & Exportir yang bergerak dalam sektor Perhutanan Perkebunan, Pertanian dan Perikanan 0.15% x Harga Bandrol 0.30%/0. x Penjualan dan Importir kendaraan umum Industri Rokok Pertamina 0.30% x Penjualan Pertamina Rp 380 / kwintal Rp 270 / kwintal Rp 650 / kwintal Rp 53 / kwintal Rp 38 / kwintal Rp 91 / kwintal 1.5% x Harga Jual Bank Indonesia, BPPN,, PT Telkom, PT PLN, PT Garuda Indonesia, PT INDOSAT, PT Krakatau Steel, Pertamina dan Bank BUMN 1.5% x Harga Beli Industri dan Eksportir yang bergerak dalam sektor Perhutanan, Perkebunan, Pertanian dan Perikanan yang ditunjuk KPP Akuntansi Perpajakan 35
D..PPh Pasal 23 No Objek Besarnya Potongan Sifat Potongan 1. Dividen 15% 2. Bunga Tabungan / Deposito / Diskonto SBI 20% Ps 4 (2) 3. Bunga Lainnya 15% 4. Bunga Simpanan Koperasi 15% Ps 4 (2) 5. Royalti 15% 6. Hadiah & Penghargaan Hadiah Undian 7. Sewa Tanah / Bangunan (WP Badan) 8. Sewa Tanah / Bangunan (WP Orang Pribadi) 15% Ps 4 (2) 10% Ps 4 (2) 10% Ps 4 (2) 9. Sewa Angkutan Darat 15% x 20% 10. Sewa Harta Lainnya 11. Jasa : 1. Profesi, konsultan kecuali konsultan konstruksi, akuntansi & pembukuan, penilai, aktuaris 2. Teknik dan Manajemen 3. Perancang / Desain 4. Instalasi / Pemasangan 5. Perawatan / Pemeliharaan/ Perbaikan 6. Kustodian / Penyimpanan / Penitipan 7. Bidang Perdagangan Surat- Surat Berharga 8. Pemanfaatan Informasi Bidang Teknologi / Internet 9. Jasa Catering 10. Telekomunikasi bukan untuk 15% x 50% 15% x 10% Akuntansi Perpajakan 36
umum 11. Pengolahan / Pembuangan Limbah 12. Penebangan Hutan & Land Clearing 13. Pengeboran & Penunjang Penambangan Migas, Penambangan & Penunjang Penambangang Non Migas 14. Perantara 15. Pengisian Suli Suara / Dubbing / Mixing Film 16. Maklon 17. Rekruitmen / Penyediaan Tenaga Kerja 18. Sehubungan dengan Software Komputer termasuk Perawatan / Pemeliharaan dan Perbaikan 12. Jasa Konstruksi : Perencanaan / Pengawasan Pelaksanaan Konstruksi Perencanaan / Pengawasan Pelaksanaan Konstruksi 15% x 26.67% 15% x 13.33% 4% (s.d Rp 1 jt) 2% (s.d Rp 1 jt) Ps 4 (2) Ps 4 (2) 13. Pembasmian Hama 15% x 10% 14. Penunjang Dibidang Penerbangan dan Bandar Udara 15. Jasa lain yang dibayar dengan APBN / APBD 15% x 10% Akuntansi Perpajakan 37