PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN BAGI CALON PURNABAKTI KOTA SALATIGA TAHUN

dokumen-dokumen yang mirip
LV Ratna Devi S, Pendampingan dan Pelatihan Dasar Teknologi Budidaya dan Manajemen Usaha Peternakan Sapi Perah. JKB. Nomor 6 Th. IV Januari

PROGRAM KEWIRAUSAHAAN LANJUT : UPAYA MENCETAK WIRAUSAHA MAHASISWA. Oleh: Susantiningrum, S. Pd., SE., MAB. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

PROPOSAL PELATIHAN BERKARYA DI MASA PURNAKARYA (MANAJEMEN PERSIAPAN MENJELANG PURNABHAKTI)

KERANGKA ACUAN KEGIATAN PEMBEKALAN BAGI PNS PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH YANG AKAN PURNA TUGAS TAHUN ANGGARAN 2017

BAB I PENDAHULUAN. dewasa dan menuju usia lanjut, sebuah perjalanan hidup yang memang tidak bisa

PENGEMBANGAN WIRAUSAHA MAHASISWA MELALUI PROGRAM IPTEKS BAGI KEWIRAUSAHAAN DI UNS. Oleh : Yuniawan Hidayat, S.Si., M.Si ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Nining Sriningsih, 2014

KAJIAN POTENSI KEWIRAUSAHAAN PADA PEMUDA DI KOTA SURAKARTA Oleh : Susantiningrum, S.Pd., SE., M.AB

Daftar Pustaka. Rajagukguk,Z Modul Pelatihan Tenaga Kerja Pemuda Mandiri Profesional. CV Aksara Buana, Jakarta

MATERI 1 PEMBAHASAN JADWAL. Manjilala

PENYELENGGARAAN DIKLAT KEWIDYAISWARAAN BERJENJANG TINGKAT MADYA TAHUN 2014 DI PUSAT DIKLAT KEHUTANAN

KKN Terintegrasi Multisektoral BUKU PANDUAN KKN STAIN KUDUS TAHUN 2018

BAB II KERANGKA TEORITIS. Ando-Modigliani (dalam Subardi dan Dwiarto 1996) tentang Life-

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN PENUMBUHAN JIWA KEWIRAUSAHAAN BAGI USAHA KECIL MENENGAH

Kunjungan Lapangan dan Praktik Bisnis - MODUL 6

BAB I PENDAHULUAN. Lulusan SMK akan menghadapi persaingan yang semakin ketat dalam

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Pada bab terdahulu telah di deskripsikan dan di analisa data-data mengenai

BAB I PENDAHULUAN. pegawai swasta berdasarkan undang undang republik indonesia nomor

2.1 Tahapan Monev Ringkasan tentang rangkaian kegiatan monev PKM ditunjukkan dalam Tabel 1.

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PEMBUKAAN SOSIALISASI PROGRAM DAYA BANK BTPN BAGI PNS AKTIF MAUPUN MEMASUKI PENSIUN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENYUSUNAN MANUAL LAYANAN PENGEMBANGAN BISNIS UKMK SEKTOR NON AGRIBIS

Panduan Pelatihan Kewirausahaan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. memberikan nilai dan kebanggaan tersendiri. Individu dapat berprestasi ataupun

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pelatihan Pembekalan Keterampilan Berwirausaha Dalam Menumbuhkan Kemampuan Wirausaha Bagi Purnabakti

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Nisa Fadilah, 2014 Peran Pelatih Pada Pelatihan Pra Purnabakti dalam Kemampuan Berwirausaha

PERATURAN MAHKAMAH KONSTITUSI NOMOR 15 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN BERACARA DALAM PERSELISIHAN HASIL PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. hasil yang dituju. Salah satu cara untuk memenuhi semua itu adalah dengan cara

Menciptakan Kesempatan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Proses kehidupan manusia dimulai dari usia anak menuju usia remaja,

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PEMBEKALAN BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL PURNA TUGAS

Panduan Pelatihan Kewirausahaan

BAB I PENDAHULUAN. bagi mereka yang akan menjalaninya. Pada saat seseorang menjalani masa

TATA CARA BIMBINGAN TEKNIS IB, PKb DAN ATR

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

LAPORAN KEGIATAN PELATIHAN DOSEN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA KOPERTIS WILAYAH III JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan yang konsisten dari tahun ke tahun. World Tourism

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. unit XII.C.3 di Dusun Sidorejo, Desa Banaran, Kecamatan Galur, Kabupaten

MAGANG KEWIRAUSAHAAN PADA INDUSTRI MENDONG BAGI MAHASISWA PGSD UPI SEBAGAI TINDAK LANJUT PROGRAM KWU. HODIDJAH, dkk

pelatihan, bantuan teknis dan lain-lain sesuai apa yang dilaporkan BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.09/MEN/2008 TENTANG

Skripsi. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata I Program Studi Pendidikan Biologi.

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 28 TAHUN 2008 TENTANG

BAB V PENUTUP Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PELATIHAN TEKNIK BUDI DAYA TERNAK BABI DI DESA ENONETEN, KECAMATAN AMANUBAN SELATAN TIMOR TENGAH SELATAN I. PENDAHULUAN

PEDOMAN PENYUSUNAN PROPOSAL PROGRAM MAHASISWA WIRAUSAHA BINA DESA (MAUBISA)

PENINGKATAN PRODUKSI PUYUH UNGKEP MELALUI PENDAMPINGAN USAHA

OPTIMASI PENYANDANG CACAT MENUJU KEMANDIRIAN FINANSIAL

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA VIDEO UNTUK MENGUKUR TINGKAT PEMAHAMAN MAHASISWA PADA MATERI ORGANEL-ORGANEL SEL

UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1974 TENTANG POKOK-POKOK KEPEGAWAIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHAESA. Presiden Republik Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan formal yang menjadi salah satu tempat dalam pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. sekitarnya. Dari usia dini hingga menginjak usia dewasa, manusia membutuhkan

MANUAL PROSEDUR KULIAH KERJA NYATA PROFESI

MONITORING DAN EVALUASI (MONEV) PKM 5 BIDANG

HMS

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan dan mengacu pada tujuan

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi

BAB I PENDAHULUAN. masing masing dengan tujuan mencapai kelangsungan hidup organisasi.

Majalah INFO ISSN : Edisi XV, Nomor 3, Oktober 2013

PENDAHULUAN. Manjilala

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nur Inayah, 2013

KEPUTUSAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 1 TAHUN 2004

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL DEWAN ENERGI NASIONAL NOMOR : 001 K/70.RB/SJD/2011 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

BAB V KESIMPULAN A. Kesimpulan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1994 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Pendidikan Akuntansi. Oleh. Nandya Puspitawati

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1994 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BUPATI PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG

JUMLAH PELAJAR SMK KABUPATEN KUDUS TAHUN 2011

Panduan Penyusunan Proposal

EVALUASI PROGRAM KEWIRAUSAHAAN DESA DAN KEWIRAUSAHAAN KOTA (KWD DAN KWK) DALAM MENGENTASKAN PENGANGGURAN DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PERATURAN DEKAN FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA NOMOR 62 TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. dituangkan dalam Keputusan Menteri Pertama RI Nomor 388/MP/1960 tanggal

BAB I PENDAHULUAN A. JUDUL PEMANFAATAN EKOWISATA MELALUI PETANI SALAK PONDOH DI DESA PANDANSARI, KAJORAN, MAGELANG.

Manual Prosedur. Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-Tematik)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Usulan Penelitian Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

PETUNJUK PELAKSANAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PRAJABATAN BAGI CPNS GOLONGAN I DAN II KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2017

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SMP Negeri I Paguat terletak di Kecamatan Paguat dengan jarak tempuh

oleh, I Gede Margunayasa Jurusan PGSD Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Ganesha ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. Data dari Departemen Kebudayaan dan Pariwisata (2008) menunjukkan jumlah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

USULAN PROGRAM PPM. Judul: Pesona Herbal sebagai Upaya Mengembangkan Eco-Education dan Kewirausahaan Produk Olahan Herbal.

BERITA DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2011 NOMOR 33 PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 15-C TAHUN 2011 TENTANG

I. PENDAHULUAN. berperan penting dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

SURAT KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR : TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1.1 Latar Belakang Pendidikan menjadi sebuah kebutuhan mutlak dan primer saat ini. Sebelumnya, pendidikan hanya menjadi milik kalangan atas namun

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X-1 SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Transkripsi:

PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN BAGI CALON PURNABAKTI KOTA SALATIGA TAHUN 2016 Oleh : Susantiningrum 1), Eddy Triharyanto 2), Joko Sutrisno 2) 1) Staff Pengajar Fakultas KIP Universitas Sebelas Maret 2) Staff Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Email: susantiningrum@fkip.uns.ac.id ABSTRAK Masa pensiun acapkali dianggap menjadi masa yang kurang menyenangkan. Salah satu bentuk dalam mempersiapkan pekerjaan semasa pensiun adalah berwirausaha. Tujuan Kegiatan Pengiriman Peserta bagi PNS Pemerintah Kota Salatiga adalah mempersiapkan mental dalam menghadapi masa purnabakti, meningkatkan pemahaman tentang wawasan kewirausahaan dan mengenalkan bentukbentuk peluang bisnis yang dapat dilakukan dalam masa pensiunn, mempersiapkan aktivitas pekerjaan bagi calon purna bakti dalam bidang kewirausahaan, meningkatkan ketrampilan dalam berwirausaha. Metode pelatihan yang digunakan dilakukan secara partisipatif dengan metodemetode ceramah (30%), diskusi kelompok dan kunjungan lapang dengan bahan dan materi yang telah disiapkan sebelumnya. Teori diberikan dalam bentuk klasikal dan study visit (70%) dilakukan pada perusahaan atau usaha kecil dan menengah yang ada di wilayah Surakarta dan sekitarnya. Praktek simulasi bisnis diberikan kepada peserta untuk menambah wawasan peserta mengenai dunia marketing sekaligus mengevaluasi hasil praktek peserta untuk dijadikan bahan diskusi mengenai cara-cara pemasaran jitu. Kata kunci : pelatihan, salatiga, UNS, wirausaha PENDAHULUAN Masa pensiun acapkali dianggap menjadi masa yang kurang menyenangkan. Akibatnya, bukannya menjalani masa pensiun dengan tenang, para purnabakti justru mengalami problem yang serius baik kejiwaan (psikis) maupun fisik yang biasa dikenal dengan post power syndrome. Masa pensiun juga dapat menimbulkan dampak sosial 40 JKB No. 18. Th.X. Juni 2016

dan ekonomi. Dampak sosial terjadi karena adanya pola kehidupan sosial dan lingkungan yang berbeda dibanding ketika masih bekerja. Sedangkan dampak ekonomi sangat terasa jika tidak dilakukan perencanaan yang baik terkait kondisi pemasukan keuangan yang mungkin akan sangat berbeda jika dibandingkan ketika masih aktif bekerja. Suatu kondisi psikologis yang terjadi pada setiap pekerja yang mengalami dan merasa sudah tiba saatnya untuk berhenti bekerja (pensiun) tentu saja juga tidak sama. Pensiun oleh beberapa pekerja dapat dianggap sebagai suatu masa yang dinanti-nantikan, tetapi juga ada yang menganggap sebagai suatu masa yang mencemaskan, sehingga tidak tahu apa yang akan dilakukannya kelak apabila dirinya pensiun. Beberapa hal yang menyebabkan kecemasannya datang diantaranya adalah: belum tahu apa yang akan dikerjakannya di rumah, penghasilan yang diterimanya akan menurun dari penghasilannya saat ini, kesempatan bertemu dengan teman-teman kerjanya sudah seperti terputus, bagi yang mempunyai jabatan sudah tidak akan menerima perlakuan istimewa lagi (seperti berbagai fasilitas yang dirasakannya saat masih bekerja), dan lain sebagainya Individu yang mengalami halhal demikian dapat dikatakan sedang mengalami Post Power Syndrome, yaitu suatu sindroma kecemasan yang dialami oleh seseorang yang kehilangan kekuasaan (power). Turner dan Helms menjelaskan pensiun sebagai suatu akhir dari tugas suatu pekerjaan formal dan awal dari suatu peran baru dalam kehidupan, diantaranya berupa harapan perilaku selanjutnya dan bagaimana melakukan mendefinisi ulang (redefini) atas diri (self) JKB No. 18. Th.X. Juni 2016 41

Atas dasar kenyataan tersebut maka masa pensiun perlu dipersiapkan secara matang dan terencana. Hal ini bertujuan untuk meminimalkan berbagai dampak negative yang mungkin timbul. Selain itu juga sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas hidup secara material dan spiritual. Salah satu bentuk dalam mempersiapkan pekerjaan semasa pensiun adalah berwirausaha. Untuk hal itu Pusat Pengembangan Kewirausahaan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (PPKwu-LPPM) Universitas Sebelas Maret bekerjasama dengan BKD Kota Salatiga melaksanakan kegiatan Tahun 2016 untuk memberikan bekal khususnya kewirausahaan kepada PNS Calon purnatugas Pemerintah Kota Salatiga. TUJUAN KEGIATAN Tujuan Kegiatan Pengiriman Peserta bagi PNS Pemerintah Kota Salatiga adalah : 1. Mempersiapkan mental dalam menghadapi masa purnabakti 2. Meningkatkan pemahaman tentang wawasan kewirausahaan dan mengenalkan bentuk-bentuk peluang bisnis yang dapat dilakukan dalam masa pensiun. 3. Mempersiapkan aktivitas pekerjaan bagi calon purna bakti dalam bidang kewirausahaan. 4. Meningkatkan ketrampilan dalam berwirausaha. METODE A. Waktu dan Lokasi Pelatihan Kegiatan Pengiriman Peserta Kota Salatiga telah berlangsung selama 4 hari sejak tanggal 19-22 April 2016 dan bertempat di Hotel 42 JKB No. 18. Th.X. Juni 2016

Grand Sae, Jl. Sam Ratulangi No 18 Kerten, Surakarta. B. Ruang Lingkup Pembekalan Ruang lingkup dari kegiatan ini terdiri dari tiga tahap yaitu : 1. Persiapan a. Persiapan tempat untuk kegiatan b. Persiapan keperluan kegiatan (instruktur, materi pelatihan, bus untuk study visit, peralatan dokumentasi, peralatan praktek bisnis, dan lainlain) c. Persiapan tempat kunjungan untuk study visit d. Persiapan konsumsi selama kegiatan Pengiriman Peserta e. Penggandaan materi kegiatan f. Persiapan keperluan kegiatan 2. Implementasi a. Pendaftaran ulang peserta b. Pemantauan instruktur/narasumber kegiatan c. Pengelolaan pelaksanaan acara kegiatan Pengiriman Peserta d. Pelaksanaaan evaluasi terhadap instruktur dan kegiatan e. Pendokumentasian pelaksanaan kegiatan Pengiriman Peserta 3. Pelaporan a. Penyusunan laporan pelaksanaan kegiatan Pengiriman Peserta b. Pengumpulan dokumendokumen pendukung kegiatan JKB No. 18. Th.X. Juni 2016 43

c. Pengiriman laporan pelaksanaan kegiatan Pengiriman Peserta C. Materi Pembekalan Pengadaan materi pelatihan dan bahan yang dibutuhkan selama pelatihan telah dipersiapkan oleh tim dari PPKwu, termasuk segala kebutuhan untuk melakukan study visit. Adapun materi pelatihan yang diberikan pada kegiatan Pengiriman Peserta Pembekalan Pensiun Luar Daerah ini adalah sebagai berikut : 1. Merevolusi diri sebagai entrepreneur 2. Menjaga Kesehatan dimasa Pensiun 3. Peluang usaha 4. Handy craft 5. Budidaya peternakan dan perikanan 6. Kelayakan Usaha 7. Budidaya tanaman hidroponik 8. Penjelasan Study Visit 9. Simulasi Bisnis D. Metode Pelatihan Metode pelatihan yang digunakan dilakukan secara partisipatif dengan metode-metode ceramah (30%), diskusi kelompok dan kunjungan lapang dengan bahan dan materi yang telah disiapkan sebelumnya. Teori diberikan dalam bentuk klasikal dan study visit (70%) dilakukan pada perusahaan atau usaha kecil dan menengah yang ada di wilayah Surakarta dan sekitarnya. Praktek simulasi bisnis diberikan kepada peserta untuk menambah wawasan peserta mengenai dunia marketing sekaligus mengevaluasi hasil praktek peserta untuk dijadikan bahan diskusi mengenai cara-cara pemasaran jitu. 44 JKB No. 18. Th.X. Juni 2016

HASIL KEGIATAN A. Partisipasi Peserta dan Pemahaman Materi Pelatihan Peserta pelatihan cukup aktif dalam kegiatan diskusi dan kunjungan lapang yang dilakukan. B. Permasalahan/Kendala yang Dihadapi Selama pelaksanaan kegiatan pelatihan, terdapat beberapa kendala dan permasalahan yang terjadi, salah satu nya adalah : 1) Dalam hal disiplin waktu, peserta masih kurang mematuhi waktu kegiatan yang telah ditetapkan. Panitia harus memanggil peserta melalui telepon kamar ketika materi akan dimulai. Namun hal tersebut tidak mengganggu kelancaran pemberian materi. C. Hasil Pelatihan a. Peningkatan pengetahuan Melalui kegiatan pelatihan, pengetahuan peserta mengenai peluang bisnis di masa pensiun, serta pengetahuan untuk memulai bisnis bertambah. Adanya peningkatan pengetahuan peserta pelatihan diharapkan juga diimbangi dengan peningkatan motivasi peserta sehingga nanti pada kondisi riil peserta mengaplikasikan ilmu yang sudah diberikan dengan membuka bisnis/usaha selepas pensiun. b. Prospek ke depan Dengan kegiatan pelatihan guna bekal menghadapi masa pensiun, post power syndrome yang mungkin dihadapi oleh para pensiunan PNS dapat teratasi melalui berbagai kegiatan yang bermanfaat. Selain itu, bagi pensiunan yang masih mengalami kekurangan dana dalam mendukung kehidupan keluarga, wirausaha dapat dijadikan solusi yang tepat mengingat para purnabakti pegawai negeri sipil masih memiliki tenaga yang kuat untuk bekerja dan melakukan berbagai aktivitas kegiatan fisik. JKB No. 18. Th.X. Juni 2016 45

D. Evaluasi Pembekalan Pensiun Luar Daerah a. Evaluasi Instruktur Evaluasi Instruktur digunakan sebagai barometer untuk mengetahui penilaian peserta terhadap instruktur. Untuk klasifikasi skor, instruktur dianggap sangat baik jika nilai yang ada berkisar antara 81-100, dianggap baik jika penilaian berada pada kisaran 70-80, cukup jika range nilai berada pada kisaran 60-69 dan dianggap kurang jika penilaian peserta kurang dari 59. Penilaian dilakukan terhadap delapan unsur yang meliputi : 1. Penguasaan Materi Dari evaluasi peserta terhadap instruktur mengenai penguasaan materi terhadap keduabelas instruktur, 0% menyatakan kurang, 2% menyatakan cukup, 27% menyatakan baik, dan sisanya sebanyak 71% menyatakan sangat baik terhadap penguasaan materi para instruktur. 2. Cara Penyampaian Materi Suara dan intonasi penyajian merupakan salah satu faktor yang dinilai. Hasil evaluasi peserta terhadap suara dan intonasi penyajian secara umum cukup baik. Sebanyak 3% menyatakan kurang, 48% peserta menyatakan suara dan intonasi instruktur baik dan sisanya sebanyak 51% menyatakan sangat baik. 3. Penampilan dan Gaya Bahasa Untuk sistematika penyajian, dari tujuh orang instruktur, sebanyak 53.2% menyatakan baik, 46.2% menyatakan sangat baik, dan sisanya 0.6% menyatakan sitematika penyajian materi oleh instruktur cukup. 4. Kejelasan Materi yang disampaikan Pada beberapa materi, alat bantu digunakan oleh instruktur untuk memperjelas materi yang diberikan. 46 JKB No. 18. Th.X. Juni 2016

Dari hasil penilaian peserta pada penggunaan metode alat bantu yang digunakan oleh instruktur, sebanyak 0% peserta menyatakan alat bantu yang ada kurang, 4.7% menyatakan cukup, 39.8% menyatakan baik dan sebanyak 55.5% peserta menyatakan sangat baik. b. Evaluasi Pelaksanaan pelatihan Evaluasi digunakan sebagai barometer pelaksanaan kegiatan apakah berjalan dengan baik atau tidak. Evaluasinya dilakukan dari segi panitia dan peserta. Berdasarkan kuesioner yang diisi oleh peserta, diketahui bahwa pelaksanaaan pelatihan yang sudah berlangsung dapat dinilai sebagai berikut : 1. Aspek Panitia Untuk penilaian panitia, peserta menilai beberapa parameter seperti kondisi ruang pelatihan, fasilitas pelatihan, aslokasi pelatihan, konsumsi selama pelatihan, kinerja panitia dam keakraban panitia dengan peserta. Untuk kondisi ruang pelatihan yang ada di Hotel Grand Sae, sebanyak 60% menyatakan baik dan 40% menyatakan sangat baik. Fasilitas yang disediakan untuk kegiatan pelatihan inipun dinilai dengan baik oleh peserta. Sebanyak 13% menyatakan kurang, 63% peserta menyatakan baik dan 25% menyatakan sangat baik. Jadwal waktu pelatihan yang dialokasikan oleh peserta mulai dari pagi sampai malam dinilai oleh 80% peserta baik, 20% sangat baik. Konsumsi pelatihan yang disediakan pihak hotel dinilai 22% menyatakan kurang, 46% peserta menyatakan baik, dan 32% menyatakan sangat baik. Kinerja panitia dinilai baik oleh 56% peserta dan 44% peserta menyatakan sangat baik. Keakraban panitia dengan pesertapun dinilai baik oleh 46% peserta, sebanyak 42% peserta menyatakan sangat baik, dan JKB No. 18. Th.X. Juni 2016 47

sebanyak 12% peserta menyatakan cukup. 2. Aspek Peserta Untuk peserta pelatihan, ada beberapa kriteria penilaian yaitu aspek kedisplinan, kreativitas dan prakarsa peserta, keaktifan dalam merespon materi serta keakraban dan kekompakan peserta. Dari hasil penilaian, kedisiplinan peserta dinilai baik (75%), sangat baik (13%) dan 12% kurang baik. Untuk tingkat kreativitas dan prakarsa peserta, 78% menyatakan baik, 11% menyatakan sangat baik. Dilihat dari segi keaktifan peserta dalam merespon materi pelatihan, 68% menyatakan baik, 32% menyatakan sangat baik dan kategori terakhir yang menilai aspek keakraban & kekompakan peserta, 70% menyatakan baik dan 30% menyatakan sangat baik. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan hasil kegiatan Pemerintah Kota Salatiga adalah sebagai berikut : 1. Pelaksanaan Kegiatan Pengiriman Peserta Pembekalan Pensiun Luar Daerah Pemerintah Kota Salatiga telah dilaksanakan dengan baik dan telah berjalan dengan lancar. 2. Kegiatan Pengiriman Peserta Pemerintah Kota Salatiga ini telah mampu memberikan pengetahuan dalam memberikan bekal bagi calon purnabakti untuk memulai usaha sebagai aktifitas pada masa pensiun. 3. Hasil rata-rata dari evaluasi pelaksanaan kegiatan yang diisi peserta melalui angket diketahui bahwa dari aspek kepanitiaan 56% peserta menyatakan baik, 44% menyatakan sangat baik. 48 JKB No. 18. Th.X. Juni 2016

4. Hasil rata-rata evaluasi dilihat dari dari aspek kepesertaan, 70% menyatakan baik, 30% menyatakan sangat baik. 5. Hasil rata-rata evaluasi dilihat dari dari aspek instruktur 44% menyatakan baik, dan 56% menyatakan sangat baik. B. Saran Perlu adanya tindak lanjut dan pembinaan dari pemerintah setempat bagi calon purna bakti yang sedianya akan memulai rintisan usaha. DAFTAR PUSTAKA Siti Nurina Hakim. http://publikasiilmiah.ums.ac.id/. Diunduh tanggal 13 November 2015 jam 14.00. JKB No. 18. Th.X. Juni 2016 49