BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian
|
|
- Benny Oesman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bekerja merupakan aktifitas untuk memenuhi kebutuhan hidup pribadi dan keluarga dengan berbagai pekerjaan. Hampir separuh dari usia digunakan dalam bekerja namun lambat laun kondisi fisik akan menurun. Aksesibilitas dalam pekerjaan pun akan berkurang pada akhirnya harus mengalami masa purna bakti atau masa pensiun. Masa pensiun masa yang akan dilalui semua pegawai yang bekerja di instansi atau perusahaan sesuai ketentuan yang ditentukan oleh pemerintah berdasarkan peraturan pemerintah yang berlaku. Berdasarkan peraturan pemerintah republik indonesia nomor 19 tahun 2013 tentang perubahan keempat atas peraturan pemerintah nomor 32 tahun 1979 tentang pemberhentian pegawai negeri sipil usia pensiun PNS 56 tahun dan pegawai swasta berdasarkan undang undang republik indonesia nomor 13 tahun 2003 tentang tenaga kerja yaitu 56 tahun. Masa purna bakti adalah dimensi yang sangat rentan terhadap pergeseran mental, kemunduran fisik, dan berkurangnya produktifitas kerja. Hal inilah yang sering memicu terjadinya krisis interpersonal atau yang dikenal post power syndrome. Untuk mengatasi krisis interpersonal atau post power syndrome perlu adanya pendidikan yang menambah wawasan, pengetahuan dan keterampilan para pegawai yang akan memasuki masa pensiun. Setelah memasuki masa purna bhakti kadang para pegawai bingung bagaimana mendapatkan pendapatan tambahan selain gaji pensiun atau pesangon yang diterima, untuk menjawab masalah krisis interpersonal atau post power syndrome pada masa pensiun yaitu pendidikan dan pelatihan merupakan solusi yang tepat untuk menambah wawasan dan pengetahuan. Pendidikan yang diselenggarakan diluar pendidikan formal yaitu Pendidikan luar sekolah menyelenggarakan program program pendidikan 1
2 2 untuk masyarakat sesuai dengan kebutuhan masyarakat, pendidikan luar sekolah menurut jenisnya terbagi menjadi dua yaitu pendidikan non formal dan pendidikan informal. Pendidikan non formal dan informal sebagai penambah, pelengkap, dan pengganti pendidikan formal berdasarkan pada undang-undang sistem pendidikan nasional tahun 2003 pasal 26 yaitu : Pendidikan keterampilan, pendidikan kecakapan dan pendidikan keahlian. Pendidikan non formal menyelenggarakan program - program: pelatihan dan kursus yang dapat menyelenggarakan pendidikan berupa keahlian berdasarkan analisis kebutuhan masyarakat dan kebutuhan lapangan pekerjaan. Penjelasan undang undang diatas menjelaskan bahwa pendidikan non formal dan informal terdiri dari: pendidikan keterampilan, pendidikan kecakapan dan pendidikan keahlian. Program-program yang diselenggarakan pada pendidikan non formal mengenai pengetahuan dan keterampilan misalnya montir, mengemudi mobil, menjahit, keterampilan berwirausaha, bahasa Inggris dan keterampilan yang dibutuhkan pada saat sekarang. Menurut Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional tahun 2003 bagian kelima, pendidikan dan pelatihan secara spesifik terdapat pada pasal 26 ayat 4 tentang satuan pendidikan luar sekolah dan ayat 5 mengenai kursus dan pelatihan adalah sebagai berikut : Pasal (26) Ayat 4 Satuan pendidikan nonformal terdiri atas lembaga kursus, lembaga pelatihan, kelompok belajar, pusat kegiatan belajar masyarakat dan majelis taklim, serta satuan pendidikan yang sejenis. Ayat 5 Kursus dan Pelatihan diselenggarakan bagi masyarakat yang memerlukan pembekalan pengetahuan, keterampilan, kecakapan hidup dan sikap untuk mengembangkan diri, mengembangkan potensi, bekerja, usaha mandiri, atau melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Berdasarkan Pasal 26 ayat 4 tetang satuan PLS dan ayat 5 mengenai pelatihan merupakan satuan pendidikan non formal yang memberikan pembekalan pengetahuan, keterampilan, kecakapan hidup dan sikap untuk mengembangkan diri, mengembangkan potensi, bekerja, usaha mandiri atau melanjutkan ke jenjang
3 3 yang lebih tinggi. Pelatihan mempunyai tujuan memberdayakan masyrakat dengan memberikan keterampilan dan pengetahuan. Salah satu pelatihan yang melatih para pegawai yang akan memasuki masa pensiun yaitu pelatihan kewirausahan masa persiapan pensiun yang di selenggarakan di Lembaga LP2ES (lembaga pendidikan dan pelatihan ekonomi syariah) learning center Gegerkalong Bandung menyelenggarakan pelatihan untuk para pegawai negeri atau pegawai swasta yang akan memasuki masa pensiun untuk diberikan keahlian berwirausaha untuk mengahadapi masa pensiun atau masa purna bakti. Menurut Budi Permana (2010:1) mengungkapkan Program pelatihan kewirausahaan masa persiapan purna bakti menyelengggarakan program yang disusun untuk membekali para peserta program persiapan masa purnabhakti dengan kesadaran berwirausaha dan motivasi untuk merubah diri dari konsep ketergantungan menuju kemandirian dan membangun pemahaman terhadap etika berbisnis serta wawasan dan keterampilan berwirausaha. Alasan rasional dan essensial yang membuat peneliti tertarik yaitu mengenai motivasi berwirausaha peserta apakah setelah mengikuti pelatihan kewirausahaan masa pensiun peserta pelatihan yang berasal dari kalangan pegawai yang sudah bekerja lama di instansi pemerintah akan memasuki masa purna bhakti atau masa pensiun, apakah akan bertambah motivasi berwirausaha setelah mengikuti pelatihan masa persiapan pensiun dilembaga LP2ES (Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Ekonomi Syariah). Secara umum pelatihan ini menggunakan pendekatan pembelajaran Andragogi yaitu pendidikan orang dewasa. Fakta dilapangan bahwa peserta pelatihan masa persiapan pensiun terkadang mengalami krisis interpersonal atau yang dikenal dengan post power syndrome yaitu: gejala kejiwaan atau emosional yang sifatnya kurang positif. Pelatihan kewirausahaan masa persiapan pensiun yang diselenggarakan oleh lembaga pelatihan LP2ES Learning Center (Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Ekonomi Syariah) yang bertempat di Jl. Gegerkalong Girang Baru No.4 Bandung yang bertempat dilingkungan Pesantren Daruut Tauhid Gegerkalong Bandung. Menyelenggarakan pelatihan kewirausahaan masa persiapan pensiun
4 4 program ini disusun untuk membekali para peserta program persiapan masa purnabhakti dengan kesadaran berwirausaha dan motivasi untuk merubah diri dari konsep ketergantungan menuju kemandirian dan membangun pemahaman terhadap etika bisnis serta wawasan dan keterampilan berwirausaha. Materi yang disampaikan diantarannya: bimbingan spiritual, menghadapi purnabhakti dengan bening hati, membangun jiwa entrepreneurship, maximizer potential talent, great bussines with spirituality, succes story, manajemen hidup sehat dimasa lansia dan kunjungan ke sentra usaha. Menurut Budi Permana (2010:4) bahwa pelatihan kewirausahaan masa persiapan pensiun program khusus ini dirancang bagi para karyawan atau pegawai dari instansi manapun yang sudah mendekati masa purna bakti agar dapat mempersiapkan diri setelah memasuki masa purna bakti atau masa pensiun. Pelatihan kewirausahaan masa persiapan pensiun memberikan motivasi kepada peserta pelatihan untuk merubah diri dari konsep ketergantungan menuju kemandirian. Peneliti ingin mengetahui tingkat motivasi keinginan mengikuti pembelajaran pelatihan kewirausahaan masa persiapan pensiun apakah menurun dan apakah meningkat setelah mengikuti pelatihan di LP2ES. Gejala gejala kesenjangan yang terdapat di lapangan pada masa usia madya penyesuaian pekerjaan dan keluarga menurut Elizabeth B. Hurlock (1980:364) Orang usia madya yang telah mempersiapkan dirinya untuk menghadapi masa pensiun dari pekerjaan yang mendatangkan pendapatan, atau mengakhiri peran dan tanggung jawabnya sebagai orang tua dengan cara mencari bidang kegiatan baru yang menarik kemudian mengikat diri dengan kegiatan baru tersebut, biasanya dapat menyesuaikan diri lebih baik terhadap hari tuanya dari pada mereka yang tidak melakukan persiapan macam ini. Berdasarkan penjelasan diatas dengan mengikuti pelatihan kewirausahaan masa persiapan pensiun di Daruut Tauhid peserta akan mendapatkan ilmu, keterampilan dan wawasan mengenai berwirausaha dengan melihat berbagai sektor usaha diantaranya: pertanian, peternakan, industri, dan perdagangan.
5 5 Kenyataan dilapangan masa purna bakti dimensi yang sangat rentan terhadap pergeseran mental, kemunduran fisik, dan berkurangnnya produktifitas kerja. Hal inilah yang sering memicu terjadinya krisis interpersonal atau yang sering dikenal post power syndrome. Menurut Supardi (2002) dalam blognya Krisis interpersonal atau post power syndrome yaitu sekumpulan gejala yang muncul ketika seseorang tidak lagi menduduki suatu posisi sosial, biasanya satu jabatan dalam institusi tertentu. Kondisi post-power syndrome terjadi bila seseorang mengalami pemutusan hubungan kerja, masa jabatan berakhir, SK-nya tidak diperpanjang, mengalami pensiun dini oleh berbagai sebab atau usia kalendernya telah mencapai usia dimana orang tersebut harus pensiun. pendekatan untuk mengatasi kondisi krisis interpersonal dalam penelitian ini, peneliti mengukur motivasi berwirausaha awal peserta pelatihan kewirausahaan dan motivasi berwirausaha akhir peserta pelatihan kewirausahaan masa persiapan pensiun. Motivasi berwirausaha dalam pelatihan berkaitan dengan keinginan dan antusias peserta pelatihan untuk mengikuti pelatihan, karena pelatihan merupakan bagian dari satuan pendidikan luar sekolah yang memberikan keterampilan kepada peserta pelatihan dengan harapan peserta pelatihan mempunyai keterampilan dan keahlian setelah mengikuti pelatihan yang diselenggarakan di Lembaga tersebut. Motivasi berwirausaha yang meningkat atau menurun dalam mengikuti pelatihan akan berdampak pada pelaksanaan pembelajaran, hasil belajar dan pemahaman akan wirausaha. Wirausaha merupakan pendapatan tambahan pada usia pensiun selain gaji pensiun bagi pegawai negeri dan gaji pesangon bagi pegawai swasta. B. Identifikasi Masalah dan Perumusan Masalah Fokus masalah penelitian yaitu kenyataan dilapangan peserta mengikuti pelatihan dengan motivasi yang sungguh sungguh mengikuti pelatihan kewirausahaan masa persiapan pensiun didasarkan pada hasil wawancara peneliti kepada peserta pelatihan. Karena peserta mengikuti pelatihan kewirausahaan merupakan rekomendasi dari perusahaan atau instansi pemerintah untuk mengikuti pelatihan kewirausahaan masa persiapan pensiun.
6 6 Peneliti berinisiatif mengukur motivasi berwirausaha awal dan motivasi berwirausaha akhir untuk mengetahui tingkat minat dan keinginan peserta untuk berwirausaha dengan cara melaksanakan observasi awal mengamati pelaksanaan pelatihan kewirausahaan bahwa peserta selama mengikuti pelatihan bersemangat mengikuti pelatihan dan bergembira mengikuti pelatihan kewirausahaan masa persiapan pensiun. Program pelatihan kewirausahaan masa persiapan pensiun merupakan program yang disusun untuk membekali para peserta program persiapan masa purnabhakti dengan kesadaran berwirausaha dan motivasi untuk merubah diri dari konsep ketergantungan menuju kemandirian dan membangun pemahaman terhadap etika bisnis serta wawasan dan keterampilan berwirausaha. Pelatihan kewirausahaan masa persiapan pensiun merupakan program yang memiliki tujuan agar peserta siap dari segi psikologis, mental, fisik, kesehatan dan yang lebih penting lagi ialah finansial, selain itu peserta juga dibekali pengetahuan tentang dunia usaha, study kelayakan dan perencanaan usaha. Output pelatihan menurut Faozan(2013 : 4) yaitu: 1. Peserta memahami arti masa pensiun dan permasalahannya sehingga dapat siap secara mental spiritual dalam menghadapi dan menjalani masa pensiun dengan tetap sehat dan bugar produktif. 2. Peserta dapat mengetahui berbagai alternatif sektor usaha yang mungkin bisa dikembangkan dalam mengisi masa pensiun yang produktif. 3. Peserta dapat memahami bagaimana cara menemukan dan mengembangkan potensi diri. 4. Wawasan, pengetahuan, keterampilan dasar dalam pengelolaan aktivitas masa pensiun, terutama dalam bidang mental, kesehatan, wirausahan dan bisnis. 5. Peserta dapat memahami bagaimana memulai dan mengelola usaha yang menguntungkan.
7 7 Lembaga pelatihan LP2ES Bandung yang bertempat di Komplek Pondok Pesantren Daarut Tauhiid yang asri dan nyaman sehingga dapat memberikan inspirasi sentuhan baru dan kesiapan lahir batin dalam menghadapi masa pensiun. Berikut ini hasil identifikasi beberapa permasalahan yang akan menjadi bahan penelitian yaitu : 1. Kontribusi (penerapan) pelatihan kewirausahaan terhadap motivasi berwirausaha bagi peserta pelatihan persiapan purna bakti di Lembaga LP2ES Bandung. 2. Motivasi berwirausaha peserta sebelum dan sesudah mengikuti pelatihan kewirausahaan masa persiapan pensiun. Adapun rumusan masalah dari identifikasi masalah diatas yaitu: Bagaimana kontribusi pelatihan kewirausahaan terhadap motivasi berwirausaha bagi peserta pelatihan persiapan purna bakti di lembaga LP2ES Bandung?. Berdasarkan pada pertanyaan rumusan masalah diatas, maka peneliti menyusun pertanyaan penelitian sebagai fokus bahasan penelitian, sebagai berikut: 1. Bagaimana kontribusi (penerapan) pelatihan kewirausahaan terhadap motivasi berwirausaha bagi peserta pelatihan persiapan purna bakti di Lembaga LP2ES Bandung? 2. Bagaimana pelaksanaan pelatihan kewirausahaan masa persiapan pensiun di Lembaga LP2ES? 3. Bagaimana motivasi berwirausaha peserta sebelum dan sesudah mengikuti pelatihan kewirausahaan masa persiapan pensiun?
8 8 C. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka peneliti merumuskan tujuan penelitian sebagai berikut : 1. Memperoleh gambaran bagaimana kontribusi (penerapan) pelatihan kewirausahaan terhadap motivasi berwirausaha peserta pelatihan persiapan purna bakti di Lembaga LP2ES Bandung. 2. Memperoleh gambaran pelaksanaan pelatihan kewirausahaan masa persiapan pensiun di Lembaga LP2ES Bandung. 3. Memperoleh gambaran mengenai motivasi berwirausaha peserta sebelum dan sesudah mengikuti pelatihan kewirausahaan masa persiapan pensiun. D. Metode Penelitian Metoda merupakan cara yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan. penelitian ini akan menggunakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif yaitu mengungkapkan pengaruh antar variabel dan dinyatakan dengan angka serta menjelaskannya dengan membandingkan dengan teori teori yang telah ada dan menggunakan teknik analis data sesuai dengan variabel dalam penelitian. Alasan pemilihan metode didasarkan kepada pertimbangan tujuan penelitian itu sendiri, yakni mengetahui kotribusi pelatihan kewirausahaan masa persiapan pensiun terhadap motivasi berwirausaha peserta di Lembaga pelatihan LP2ES (lembaga pendidikan dan pelatihan ekonomi syariah) Daruut Tauhiid Gegerkalong Bandung. Variabel dependen pada penelitian ini yaitu kotribusi pelatihan kewirausahaan dan variabel independen yaitu motivasi berwirausaha peserta. Lokasi penelitian di Lembaga Pelatihan LP2ES (lembaga Pendidikan dan pelatihan ekonomi syariah) Geger kalong Bandung dengan responden 26 orang peserta pelatihan kewirausahaan masa persiapan pensiun. adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner,
9 9 wawancara tidak terstruktur, observasi berperan serta, studi dokumentasi dan studi kepustakaan. E. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan wawasan dan masukan kepada semua pihak tentang pelatihan kewirausahaan masa persiapan pensiun untuk mempersiapkan masa persiapan pensiun untuk para pegawai negeri ataupun swasta yang akan memasuki masa pensiun atau masa purna bakti. Pelatihan kewirausahaan masa persiapan pensiun menumbuhkan semangat berwirausaha yang nantinya dapat menghasilkan pendapatan dengan berwirausaha. Berikut ini manfaat yang diperoleh dari penelitian ini sebagai berikut : 1. Manfaat Teoritis Hasil Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi berupa menguji, menambah dan mengembangkan knowledge (pengetahuan) mengenai perencanaan, persiapan, pelaksanaan, evaluasi dan hasil pelatihan yang berpengaruh terhadap motivasi belajar peserta pelatihan. 2. Manfaat Praktis (Operasional) a. Bagi Peneliti Hasil penelitian di harapkan dapat menambah wawasan, pengetahuan dan keterampilan bagi peneliti, umummnya dibidang pendidikan luar sekolah khususnya mengenai wawasan, pengetahuan dan keterampilan tentang perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan hasil pelatihan yang berhubungan dengan motivasi belajar peserta. b. Bagi Pihak Penyelenggara Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan bahan rujukan dan masukan saran dalam menyelenggarakan pelatihan kewirausahaan masa persiapan pensiun
10 10 selanjutnya dengan sasaran peserta yang berbeda untuk perbaikan pelaksanaan pelatihan selanjutnya. c. Bagi Peneliti Selanjutnya Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan untuk penelitian penelitian yang dilakukan bagi para peneliti selanjutnya. F. Struktur Organisasi Skripsi Struktur organisasi skripsi untuk memudahkan pembahasan dan penyusunan, maka peneliti mengemukakan sistematika penulisan skripsi ini yaitu sebagai berikut : BAB I Pendahuluan. Merupakan uraian tentang latar belakang penelitian, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat Penelitian dan struktur organisasi skripsi secara garis besar. BAB II Kajian Pustaka. Merupakan landasan teori yang digunakan dalam analisis temuan dilapangan. BAB III Metode Penelitian. Pada Bab ini akan diuraikan mengenai subjek penelitian, pemilihan sampel, definisi operasional dari variabel yang terlibat, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data, pendekatan yang digunakan, serta prosedur dan tahap tahap penelitian mulai dari persiapan sampai penyusunan laporan akhir. BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan. Pada bab ini membahas mengenai pengolahan atau analisis data serta pembahasan temuan. BAB V Kesimpulan dan Saran. Bab ini membahas mengenai hasil analisis temuan. Selain itu, pada bab ini juga dibahas mengenai rekomendasi bagi pihak pihak yang berkaitan dengan penelitian ini.
BAB I PENDAHULUAN. pegawai swasta berdasarkan undang undang republik indonesia nomor
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bekerja merupakan aktifitas untuk memenuhi kebutuhan hidup pribadi dan keluarga dengan berbagai pekerjaan. Hampir separuh dari usia digunakan dalam bekerja namun lambat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Nisa Fadilah, 2014 Peran Pelatih Pada Pelatihan Pra Purnabakti dalam Kemampuan Berwirausaha
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sebagai makhluk hidup manusia harus bekerja untuk dapat mempertahankan hidupnya, karena dengan bekerja segala yang berhubungan dengan kebutuhan sandang, pangan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tingkat persaingan hidup semakin hari semakin ketat dan sulit. Banyak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tingkat persaingan hidup semakin hari semakin ketat dan sulit. Banyak hal yang harus disiapkan dan dibekali pada diri kita sehingga tidak mengalami kesulitan dalam menjalani
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dewasa dan menuju usia lanjut, sebuah perjalanan hidup yang memang tidak bisa
BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian (Latar Belakang) Proses kehidupan manusia dimulai dari usia anak menuju usia remaja, dewasa dan menuju usia lanjut, sebuah perjalanan hidup yang memang tidak bisa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Sumber Daya Manusia (SDM) seluruh kemampuan atau potensi penduduk yang berada di dalam suatu wilayah tertentu dengan semua karakteristik atau ciri demografis,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Peraturan Pemerintah No 19 tahun 2013 tentang perubahan keempat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap orang yang bekerja akan mengalami pensiun, seseorang baru memasuki masa pensiun jika berusia 60 tahun bagi guru, 65 tahun bagi hakim di mahkama pelayanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. hasil yang dituju. Salah satu cara untuk memenuhi semua itu adalah dengan cara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia pada hakekatnya hidup untuk selalu memenuhi kebutuhan dan keinginannya. Seperti kebutuhan fisik untuk pemuas rasa lapar, tempat tinggal, ketergantungan pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pelatihan Pembekalan Keterampilan Berwirausaha Dalam Menumbuhkan Kemampuan Wirausaha Bagi Purnabakti
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Usia lanjut adalah anugrah yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa bagi umatnya. Perkembangan penduduk usia lanjut di Indonesia hal yang menarik untuk diamati.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ekonomi, politik, budaya, sosial dan pendidikan. Kondisi seperti ini menuntut
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi saat ini menimbulkan kompetensi di berbagai bidang baik ekonomi, politik, budaya, sosial dan pendidikan. Kondisi seperti ini menuntut masyarakat
Lebih terperinciPELATIHAN KEWIRAUSAHAAN BAGI CALON PURNABAKTI KOTA SALATIGA TAHUN
PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN BAGI CALON PURNABAKTI KOTA SALATIGA TAHUN 2016 Oleh : Susantiningrum 1), Eddy Triharyanto 2), Joko Sutrisno 2) 1) Staff Pengajar Fakultas KIP Universitas Sebelas Maret 2) Staff
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan bagi peranannya di masa yang akan datang.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Nining Sriningsih, 2014
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bekerja merupakan suatu aktivitas yang penting dalam kehidupan seseorang untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Dengan bekerja, individu dapat memperoleh kepuasan tersendiri,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan disegala bidang secara merata dan menyeluruh, dengan tujuan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang melaksanakan pembangunan disegala bidang secara merata dan menyeluruh, dengan tujuan untuk mewujudkan nmasyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang tidak mungkin terlepas dari kehidupan manusia. Pendidikan secara umum bertujuan untuk membentuk dan mengembangkan sumber
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Mohamad Abdul Rasyid Ridho, 2013
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Setiap lulusan perguruan tinggi mempunyai harapan dapat mengamalkan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang telah didapat selama studi sebagai salah satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Imas Suryatini, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia merupakan faktor utama yang berpengaruh terhadap keberhasilan pembangunan suatu bangsa, disamping sumber daya alam (hayati, non hayati dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lembaga sekolah, non formal yakni keluarga dan informal seperti halnya pondok
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting yang harus diberikan terhadap seorang anak. Pendidikan terbagi menjadi tiga yaitu pendidikan formal seperti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Adi Setiawan Nurpratama, 2014
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di zaman era globalisasi ini sumber daya manusia sangatlah penting dalam persaingan global, bukan hanya pengetahuan yang dibutuhkan tetapi jugaketerampilan-keterampilan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. mengembangkan pola kehidupan bangsa yang lebih baik. berorientasi pada masyarakat Indonesia seutuhnya, menjadikan pembangunan
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan suatu bangsa erat hubungannya dengan masalah pendidikan adalah sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. penelitian yang terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi masalah,
I. PENDAHULUAN Pada bab pendahuluan ini akan dibahas beberapa hal mengenai gambaran umum penelitian yang terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Semakin hari penduduk dunia bertambah jumlahnya. Ini dikarenakan angka
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semakin hari penduduk dunia bertambah jumlahnya. Ini dikarenakan angka kelahiran lebih besar daripada angka kematian. Tentunya fenomena ini menjadi sesuatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemerintah saja tetapi merupakan tanggung jawab seluruh Bangsa Indonesia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembangunan merupakan perwujudan dan cita-cita luhur bangsa dan negara, yaitu menciptakan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat. Oleh karena itu, hasil-hasil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Konfeksi merupakan salah satu bentuk usaha kecil yang diselenggarakan dengan modal kerja yang terbatas. Ditengah bergejolaknya industri garmen, konfeksi memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semakin maju suatu negara semakin banyak orang yang terdidik, dan masyarakat merupakan salah satu modal dasar dan sekaligus faktor dominan dalam pembangunan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor industri merupakan hal penting dalam pembangunan nasional. Selain sektor pertanian, peranan sektor industri terhadap pembangunan nasional menunjukan peningkatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan elemen utama organisasi dibandingkan
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Sumber daya manusia merupakan elemen utama organisasi dibandingkan dengan elemen lain seperti modal, teknologi, dan uang sebab manusia itu sendiri yang mengendalikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Amelia Nur Fauza, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sumber daya manusia merupakan sebuah modal dalam pembangunan, karena kualitas dari sumber daya manusia sangat dibutuhkan untuk meningkatkan daya saing bangsa.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masyarakat dan bangsa Indonesia sedang memasuki abad ke-21, era
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masyarakat dan bangsa Indonesia sedang memasuki abad ke-21, era globalisisasi yang penuh dengan tantangan, dan persaingan yang dimana dalam mengatasi berbagai tantangannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sedang bangsa Indonesia hadapi saat ini. Dimana pengangguran merupakan akibat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengangguran kita ketahui adalah salah satu masalah ekonomi yang sedang bangsa Indonesia hadapi saat ini. Dimana pengangguran merupakan akibat dari jumlah angkatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam menjalani kehidupan sehari-hari, seseorang perlu melakukan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam menjalani kehidupan sehari-hari, seseorang perlu melakukan usaha untuk mempertahankan hidup. Usaha untuk mempertahankan hidup untuk semua makhluk hidup dimulai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Memasuki masa pensiun merupakan salah satu peristiwa di kehidupan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Memasuki masa pensiun merupakan salah satu peristiwa di kehidupan yang membutuhkan adaptasi bagi siapa saja yang akan menjalankannya. Setiap individu yang akan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap tahun jumlah penduduk di Indonesia semakin meningkat dari tahun ke tahun. Ini dikarenakan angka kelahiran lebih besar daripada angka kematian. Berdasarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh faktor ekonomi, sosial, budaya, dan sebagainya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi dan arus informasi serta perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang sangat pesat saat ini, yang penuh dengan tantangan dan persaingan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Proses kehidupan manusia dimulai dari usia anak menuju usia remaja,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses kehidupan manusia dimulai dari usia anak menuju usia remaja, dewasa dan menuju usia lanjut, sebuah perjalanan hidup yang tidak dapat ditawartawar lagi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Terbatasnya akses dan rendahnya mutu layanan pendidikan dalam hal ini pembangunan pendidikan merupakan salah satu upaya penting dalam penanggulangan kemiskinan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. harus memelihara dan melestarikan bumi, mengambil manfaatnya serta
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kedudukan manusia di muka bumi adalah sebagai wakil Allah yang harus memelihara dan melestarikan bumi, mengambil manfaatnya serta mengelola kekayaan alam untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengembangan sumber daya manusia yang dapat diandalkan sebagai pencetak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu upaya dalam melaksanakan pengembangan sumber daya manusia yang dapat diandalkan sebagai pencetak kader- kader pembangunan yang
Lebih terperinciLatar Belakang Diselenggarakannya Pendidikan Kecakapan Hidup (Lifeskills) 1/5
Latar Belakang Diselenggarakannya Pendidikan Kecakapan Hidup (Lifeskills) 1/5 Latar Belakang Diselenggarakannya Pendidikan Kecakapan Hidup (Lifeskills) Bagian I (dari 5 bagian) Oleh, Dadang Yunus L, S.Pd.
Lebih terperinciBABI PENDAHULUAN. Pekerjaan merupakan salah satu aktivitas manus1a yang penting untuk
BABI PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pekerjaan merupakan salah satu aktivitas manus1a yang penting untuk memenuhi kebutuhan dasar hidupnya. Manusia sebagai makhluk sosial dan individu mencari pekerjaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang mempunyai tugas untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan sangat penting dalam meningkatkan potensi diri setiap orang. Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional dilakukan melalui peningkatan kualitas manusia,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional dilakukan melalui peningkatan kualitas manusia, dan masyarakat Indonesia yang dilakukan secara berkelanjutan, berlandaskan kemampuan nasional,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Organisasi merupakan suatu rangkaian sistem yang terdiri dari beberapa
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Organisasi merupakan suatu rangkaian sistem yang terdiri dari beberapa sub sistem yang memiliki hubungan struktural dan fungsional. Dalam hal ini organisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Salah satu tujuan pembangunan nasional negara kita adalah pembangunan di bidang pendidikan. Pendidikan nasional sebagai salah satu sistem dari supra sistem
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan negara berkembang yang masih melaksanakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia merupakan negara berkembang yang masih melaksanakan pembangunan dibidang kesehatan, pendidikan, ekonomi, sosial, politik, dan budaya. Pada hakikatnya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Krisis ekonomi merupakan salah satu faktor yang menyebabkan meningkatnya jumlah pengangguran di
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Krisis ekonomi merupakan salah satu faktor yang menyebabkan meningkatnya jumlah pengangguran di Indonesia. Pengangguran yang tinggi berdampak langsung dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masih tingginya angka kemiskinan dan pengangguran yang menjadi tolak
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masih tingginya angka kemiskinan dan pengangguran yang menjadi tolak ukur rendahnya tingkat kesejahteraan ekonomi masyarakat seperti dalam Progress Report
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian
A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Pendidikan, dalam kehidupan manusia memegang peranan yang sangat penting terutama dalam pencapaian keberhasilan seseorang. Pendidikan sejatinya merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang berkualitas agar dapat memberi daya dukung yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas agar dapat memberi daya dukung yang optimal terhadap kemajuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memandang kerja adalah sesuatu yang mulia. Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber daya manusia mempunyai kedudukan semakin penting pada keadaan masyarakat yang selalu dinamis, terlebih lagi kondisi saat ini sedang berada atau sedang menuju
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Upaya meningkatkan kualitas pendidikan terus-menerus dilakukan baik secara konvensional maupun inovatif dalam menghadapi berbagai tantangan yang dipengaruhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Semakin hari penduduk dunia bertambah jumlahnya. Ini dikarenakan angka
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semakin hari penduduk dunia bertambah jumlahnya. Ini dikarenakan angka kelahiran lebih besar daripada angka kematian. Tentunya fenomena ini menjadi sesuatu yang harus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi diri, sehingga manusia memiliki derajat yang lebih
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai mahluk individu dan mahluk sosial tidak dapat dipisahkan dari proses interaksi dengan lingkunganya, berbagai interaksi dalam kehidupan dilakukan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Nasional RI No. 20 Tahun 2003 adalah sebagai berikut :
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan pendidikan nasional menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional RI No. 20 Tahun 2003 adalah sebagai berikut : Untuk meningkatkan kualitas manusia yang beriman,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sistem kerjasama dilakukan dalam melaksanakan berbagai aktifitas untuk. mencapai tujuan dan sasaran organisasi yang diharapkan.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Suatu organisasi merupakan bentuk formal dan merupakan wadah dimana sistem kerjasama dilakukan dalam melaksanakan berbagai aktifitas untuk mencapai tujuan dan sasaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
1 BAB I 1 A. Latar Belakang PENDAHULUAN Pembangunan nasional pada hakekatnya adalah rangkaian upaya pembangunan manusia yang berkesinambungan dan dilakukan secara sengaja untuk meningkatkan kualitas yang
Lebih terperinciBUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PEMBUKAAN SOSIALISASI PROGRAM DAYA BANK BTPN BAGI PNS AKTIF MAUPUN MEMASUKI PENSIUN
1 BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PEMBUKAAN SOSIALISASI PROGRAM DAYA BANK BTPN BAGI PNS AKTIF MAUPUN MEMASUKI PENSIUN TANGGAL 5 PEBRUARI 2015 HUMAS DAN PROTOKOL SETDA KABUPATEN SEMARANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Agus Muharam, 2013
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu lembaga pendidikan formal menengah yang secara khusus mempersiapkan peserta didiknya untuk siap bekerja di dunia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Program Pendampingan UMKM Syari ah Oleh Akademisi dan Praktisi (PUSPA)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Program Pendampingan UMKM Syari ah Oleh Akademisi dan Praktisi (PUSPA) Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Barat bersama CIES (Center for Islamic
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberhasilan pembangunan nasional sangat dipengaruhi oleh kualitas sumber daya manusia, baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Bangsa Indonesia dengan jumlah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan memegang peranan sangat penting. Sumber daya manusia
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan baik pemerintah atau swasta membutuhkan sumber daya manusia dalam melibatkan proses kegiatan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini pendidikan merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh manusia untuk meningkatkan taraf hidup ke arah yang lebih sempurna. Pendidikan juga merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tuntutan masa depan pembangunan bangsa mengharapkan penduduk yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di Era Globalisasi dan pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat ini, pemerintah sedang melaksanakan pembangunan di segala bidang yang pada hakekatnya bertujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu upaya untuk meningkatkan derajat kehidupan masyarakat adalah melalui pembangunan di bidang pendidikan. Pendidikan merupakan unsur yang paling vital dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman saat ini dalam bidang ilmu pengetahuan dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan jaman saat ini dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi atau sering disebut dengan IPTEK telah mendorong suatu kondisi pesaingan antara institusi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang spesifik. Proses pendidikan itulah yang nanti dinilai sebagai salah satu. titik tolak keberhasilan dan kemajuan suatu bangsa.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia bagi kehidupan dimasa yang akan datang. Pendidikan merupakan usaha manusia dalam
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. semua negara dalam menghadapi arus globalisai, sebab daya saing. pergeseran era akan daya saing yang tinggi.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Seiring berjalannya waktu perkembangan teknologi dan komunikasi berkembang pesat, salah satu dampak kemajuan teknologi adalah munculnya arus globalisasi. Daya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat dapat dilihat dari perkembangan pendidikannya (Sanjaya,2005).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau mengembangkan perilaku yang diinginkan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi karyawan suatu perusahaan. Sedangkan siklus kehidupan manusia di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka mencukupi kebutuhan hidup seseorang haruslah bekerja, baik bekerja secara mandiri atau berwirausaha maupun bekerja menjadi karyawan suatu perusahaan. Sedangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (SDM) yang berkualitas, memiliki keterampilan, keahlian, dedikasi,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan kebutuhan masyarakat atas sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, memiliki keterampilan, keahlian, dedikasi, akuntabilitas, dan dedikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dian Lidriani, 2014
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Populasi lansia di dunia mengalami peningkatan pesat. Berdasarkan hasil penelitian Kinsella &Velkof (2001), bahwa sepanjang tahun 2000, populasi lansia dunia tumbuh
Lebih terperinci2016 PERAN BIMBINGAN KARIR, MOTIVASI MEMASUKI DUNIA KERJA DAN PENGALAMAN PRAKERIN TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA SMK
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar manusia dalam mewujudkan suasana belajar dengan melakukan proses pembelajaran didalamnya menjadikan peserta didik aktif mengembangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian . Josie Fitri Handayani, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan kegiatan yang bersifat universal, terdapat dimana saja dan kapan saja dalam kehidupan masyarakat manusia. Pendidikan harus selalu progresif,
Lebih terperinciPROPOSAL PELATIHAN BERKARYA DI MASA PURNAKARYA (MANAJEMEN PERSIAPAN MENJELANG PURNABHAKTI)
PROPOSAL PELATIHAN BERKARYA DI MASA PURNAKARYA (MANAJEMEN PERSIAPAN MENJELANG PURNABHAKTI) DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG B. TUJUAN PELATIHAN C. SASARAN PELATIHAN D. MATERI PELATIHAN E. TEMPAT KUNJUNGAN
Lebih terperinci2015 PENERAPAN PELATIHAN CETAK SABLON DIGITAL DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS SISWA TUNARUNGU KELAS XII SMALBDI SLB BC YATIRA CIMAHI
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Siswa tunarungu jenjang SMALB termasuk dalam masa dimana siswa dituntut untuk siap memasuki dunia kerja, kemasyarakatan serta melanjutkan pendidikan ke jenjang
Lebih terperinciBAB II KERANGKA TEORITIS. Ando-Modigliani (dalam Subardi dan Dwiarto 1996) tentang Life-
BAB II KERANGKA TEORITIS 2.1 Program Pensiun 2.1.1 Defenisi Program pensiun Program pensiun didasarkan pada teori yang disampaikan Ando-Modigliani (dalam Subardi dan Dwiarto 1996) tentang Life- Cycle Hypothesis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Bekerja merupakan salah satu kebutuhan manusia. Sebab, dengan bekerja
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Bekerja merupakan salah satu kebutuhan manusia. Sebab, dengan bekerja manusia akan dapat memenuhi kebutuhannya, yaitu (1) kebutuhan fisik dan rasa aman yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah mewujudkan suatu masyarakat adil dan makmur yang merata
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan dari pembangunan nasional yang dilaksanakan oleh bangsa Indonesia adalah mewujudkan suatu masyarakat adil dan makmur yang merata material dan spiritual
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang terpenting dalam meningkatkan kualitas maupun kompetensi manusia, agar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan upaya yang dilakukan untuk mengembangkan dan menggali potensi yang dimiliki oleh manusia untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkompeten.
Lebih terperinciA. LATAR BELAKANG MASALAH
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan memainkan peranan yang sangat penting dalam mempersiapkan generasi penerus bangsa yang berkualitas serta berdaya saing guna menghadapi berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lusi Anzarsari, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengembangan sistem pendidikan merupakah salah satu bidang yang sangat vital bagi keseluruhan pembangunan suatu bangsa dan negara. Pengembangan pendidikan menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Putri Shalsa Novita, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan rancangan kegiatan yang paling banyak berpengaruh terhadap perubahan perilaku seseorang dan masyarakat luas. Menurut UU Sisdiknas tahun
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. model kecakapan hidup terintegrasi dengan nilai-nilai budaya lokal dalam
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Pada dasarnya penelitian ini dilakukan bertujuan untuk menemukan model kecakapan hidup terintegrasi dengan nilai-nilai budaya lokal dalam meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ganda (PSG), sebagai perwujudan kebijaksanan dan Link and Match. Dalam. Dikmenjur (2008: 9) yang menciptakan siswa atau lulusan:
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah pendidikan formal yang memiliki pola pelatihan khusus untuk mengarahkan peserta didik agar menjadi lulusan yang siap terjun
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN ENTREPRENEURSHIP PADA MAHASISWA UMS
i HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN ENTREPRENEURSHIP PADA MAHASISWA UMS SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat sarjana S-1 Diajukan oleh : DIYAH RETNO NING TIAS F
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR-FAKTOR PRODUKTIVITAS KERJA PADA PEGAWAI PERPUSTAKAAN ITS
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PRODUKTIVITAS KERJA PADA PEGAWAI PERPUSTAKAAN ITS JATI SETIATI (071211623008) Jurusan Ilmu Informasi Dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Airlangga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengikuti dan meningkatkan perkembangan ilmu pengetahuan dan tegnologi. menciptakan SDM yang berkualitas adalah melalui pendidikan.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan tegnologi yang terus berkembang pesat sekarang ini akan membawa dampak kemajuan diberbagai bidang kehidupan, oleh karena itu pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Iis Juati, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan proses yang sangat penting dalam pembentukan kepribadian manusia. Hal ini meliputi proses dalam mengenal jati diri, eksistensi untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah. Ada banyak definisi mengenai lanjut usia (lansia), namun selama ini
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Ada banyak definisi mengenai lanjut usia (lansia), namun selama ini kebanyakan definisi lansia lebih didasarkan pada patokan umur semata. Sebenarnya hal itu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan yang sangat cepat di masyarakat sebagai akibat dari revolusi Public Speaking lebih menjadikan semua bidang kehidupan serba kompetitif. Percepatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fajar Nugroho Muttaqin, 2016
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi kehidupan umat manusia yang hidup dalam lingkungan sosial budaya serta bertempat tinggal di suatu daerah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karyawan bekerja untuk mendapatkan penghasilan demi penghidupan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karyawan bekerja untuk mendapatkan penghasilan demi penghidupan yang lebih baik. Selain penghasilan karyawan juga bekerja dengan motivasi untuk mempertahankan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pengangguran masih menjadi masalah serius di Indonesia karena sampai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Penelitian Pengangguran masih menjadi masalah serius di Indonesia karena sampai dengan saat ini jumlah angkatan kerja berbanding terbalik dengan kesempatan kerja yang
Lebih terperinciMENUMBUHKAN JIWA KEWIRAUSAHAAN. BNP2TKI TKI dantki purna. Kamaruddin Hasan Fisip Unimal HP
MENUMBUHKAN JIWA KEWIRAUSAHAAN BNP2TKI TKI dantki purna Kamaruddin Hasan Fisip Unimal HP. 081395029273 Email: kamaruddinkuya76@gmail.com TANTANGAN MEA Tahun 2015 antara harapan dan tantangan Angka kemiskinan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan berkembangnya dunia usaha, organisasi atau perusahaan berusaha untuk lebih
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Suatu organisasi baik instansi pemerintah maupun swasta dalam kegiatannya membutuhkan tenaga kerja yang ahli pada bidangnya. Semakin maju dan berkembangnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap manusia memerlukan gerak dalam kehidupannya sebagai pertanda kehidupan, bergerak dalam hal kegiatan sehari-hari merupakan serangkaian aktivitas jasmani seperti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. wilayah tanah air Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada hakekatnya pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang adil makmur materiil dan spiritual yang merata di seluruh wilayah tanah air
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bisnis baru yang bermunculan dengan berbagai inovasi dan variasi terbarunya
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fenomena berwirausaha saat ini semakin marak, dilihat dari banyaknya unitunit bisnis baru yang bermunculan dengan berbagai inovasi dan variasi terbarunya di segala
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. bermakna pada beberapa dekade terakhir ini. Peningkatan tersebut adalah 45,7 tahun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usia atau angka harapan hidup penduduk Indonesia telah meningkat secara bermakna pada beberapa dekade terakhir ini. Peningkatan tersebut adalah 45,7 tahun pada tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dibandingkan dengan kelompok usia lain. Pergeseran distribusi usia seringkali
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan penduduk lansia di seluruh dunia berjalan sangat cepat dibandingkan dengan kelompok usia lain. Pergeseran distribusi usia seringkali dihubungkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. kegiatan usaha yang banyak bermunculan. Kegiatan usaha terbagi menjadi
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan perekonomian saat ini semakin pesat, hal ini diakibatkan oleh kegiatan usaha yang banyak bermunculan. Kegiatan usaha terbagi menjadi beberapa bidang, yaitu
Lebih terperinci