BAB IV 4 STUDI KASUS

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III 3 PEMODELAN SISTEM

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

ANALISIS UMUR PAHAT DAN BIAYA PRODUKSI PADA PROSES DRILLING TERHADAP MATERIAL S 40 C

PROSES PEMBUBUTAN LOGAM. PARYANTO, M.Pd.

BEKERJA DENGAN MESIN BUBUT

I. PENDAHULUAN. Proses permesinan merupakan proses manufaktur dimana objek dibentuk

BAB II LANDASAN TEORI

28 Gambar 4.1 Perancangan Produk 4.3. Proses Pemilihan Pahat dan Perhitungan Langkah selanjutnya adalah memilih jenis pahat yang akan digunakan. Karen

PROSES FREIS ( (MILLING) Paryanto, M.Pd.

BAB 4 PROSES GURDI (DRILLING)

BAKU 4 PROSES GURDI (DRILLING) Dr. Dwi Rahdiyanta

PROSES BUBUT (Membubut Tirus, Ulir dan Alur)

SMK PGRI 1 NGAWI TERAKREDITASI: A

MATERI KULIAH PROSES PEMESINAN KERJA BUBUT. Dwi Rahdiyanta FT-UNY

BAB li TEORI DASAR. 2.1 Konsep Dasar Perancangan

BUKU 3 PROSES FRAIS (MILLING) Dr. Dwi Rahdiyanta

SOAL LATIHAN 3 TEORI KEJURUAN PEMESINAN

TEORI MEMESIN LOGAM (METAL MACHINING)

B. Sentot Wijanarka, Teknik Pemesinan Dasar, BAB 2

BEKERJA DENGAN MESIN BUBUT

Studi Eksperimental tentang Pengaruh Parameter Pemesinan Bubut terhadap Kekasaran Permukaan pada Pemesinan Awal dan Akhir

BAB 3 PROSES FRAIS (MILLING)

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Berbagai proses pemesinan dilakukan guna mengubah bahan baku

Gambar I. 1 Mesin Bubut

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Gambar 3.1 Baja AISI 4340

BAB II 2 KAJIAN PUSTAKA

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. pemesinan. Berikut merupakan gambar kerja dari komponen yang dibuat: Gambar 1. Ukuran Poros Pencacah

ANALISIS KEAUSAN PAHAT TERHADAP KUALITAS PERMUKAAN BENDA KERJA PADA PROSES PEMBUBUTAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Lab.Proses Produksi, CNC dan material teknik

I. PENDAHULUAN. industri akan ikut berkembang seiring dengan tingginya tuntutan dalam sebuah industri

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. hasil yang baik sesuai ukuran dan dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Ukuran poros : Ø 60 mm x 700 mm

POROS BERTINGKAT. Pahat bubut rata, pahat bubut facing, pahat alur. A. Tujuan Adapun tujuan dari pembuatan poros bertingkat ini yaitu :

Analisa Perhitungan Waktu dan Biaya Produksi pada Proses Drilling

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian sekaligus pengambilan data dilakukan di Laboratorium Produksi dan

Parameter Pemotongan pada Proses Pembubutan

Perancangan Peralatan Bantu Pembuatan Roda Gigi Lurus dan Roda Gigi Payung Guna Meningkatkan Fungsi Mesin Bubut

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 TEKNIK PEMESINAN

Bab II Teori Dasar Gambar 2.1 Jenis konstruksi dasar mesin freis yang biasa terdapat di industri manufaktur.

Materi 3 Seting Benda Kerja, Pahat, dan Zero Offset Mesin Bubut CNC Tujuan :

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

Dosen Pembimbing Ir. SAMPURNO, MT. Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2011

Perhitungan Ongkos Produksi

SURAT KETERANGAN No : 339C /UN /TU.00.00/2015

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Konsep Perencanaan Sistem Produksi. 2.2 Pengelasan

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BUKU 2 PROSES BUBUT (TURNING) ALAN ANDIKA PRIYATAMA, M.Pd

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB 6 MENGENAL PROSES BUBUT (TURNING)

DRIL I LIN I G N SEMESTER 2

PENGARUH VARIASI PUTARAN SPINDEL DAN KEDALAMAN PEMOTONGAN TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN BAJA ST 60 PADA PROSES BUBUT KONVENSIONAL

BAB III METODOLOGI. Pembongkaran mesin dilakukan untuk melakukan pengukuran dan. Selain itu juga kita dapat menentukan komponen komponen mana yang

Simulasi Komputer untuk Memprediksi Besarnya Daya Pemotongan pada Proses Pembubutan Silindris

PROSES PEMBUATAN SAKLAR TOGGLE SHAFT WELDED CIRCUIT BREAKER PADA CV. GLOBALINDO PERKASA ENGINEERING

MODUL MESIN CNC-3. Oleh: Dwi Rahdiyanta FT-UNY

BAB II DASAR TEORI 2.1 Proses Pengelasan.

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 TEKNIK PEMESINAN

Gatot Setyono 1. 1Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

STUDY TENTANG CUTTING FORCE MESIN BUBUT, PENGARUH RAKE ANGLE DAN KEDALAMAN PEMOTONGAN TERHADAP TENAGA YANG DIPERLUKAN UNTUK PEMOTONGAN

PERBANDINGAN PROSES PEMESINAN SILINDER SLEEVE DENGAN CNC TIGA OPERATION PLAN DAN EMPAT OPERATION PLAN ABSTRACT

BAB II DASAR TEORI P =...(2.1)

Melakukan Pekerjaan Dengan Mesin Frais

BAB I. PENDAHULUAN. keseluruhan juga akan berkurang, sehingga akan menghemat pemakaian bahan

Proses Manufaktur Komponen Dinamis Pada Mesin Pengiris multi hortikultura. Oleh : BENY SANTOSO

Mesin Perkakas Konvensional

: Teknologi Industri Pembimbing : 1.Dr. Rr Sri Poernomo Sari, ST., MT. : 2.Irwansyah, ST., MT

PENGARUH TEBAL PEMAKANAN DAN KECEPATAN POTONG PADA PEMBUBUTAN KERING MENGGUNAKAN PAHAT KARBIDA TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN MATERIAL ST-60

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Teknologi Mekanik Universitas Lampung, yang meliputi beberapa proses sebagai berikut:

ANALISA KEKERASAN MATERIAL TERHADAP PROSES PEMBUBUTAN MENGGUNAKAN MEDIA PENDINGIN DAN TANPA MEDIA PENDINGIN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

ANALISIS PEMOTONGAN RODA GILA (FLY WHEEL) PADA PROSES PEMESINAN CNC BUBUT VERTIKAL 2 AXIS MENGGUNAKAN METODE PEMESINAN KERING (DRY MACHINING)

SOAL LATIHAN 2 TEORI KEJURUAN PEMESINAN

LAPORAN TUGAS AKHIR STUDY TENTANG CUTTING FORCE MESIN BUBUT (DESAIN DYNAMOMETER SEDERHANA)

RANCANG BANGUN MESIN PENGADUK SERBUK KAYU DENGAN RESIN POLIMER MENGGUNAKAN PENGGERAK MOTOR LISTRIK

BAB III PERAWATAN MESIN BUBUT PADA PT.MITSUBA INDONESIA

BAB II MESIN BUBUT. Gambar 2.1 Mesin bubut

MATERI MATAKULIAH PROSES PEMESINAN I

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Proses Produksi Jurusan Teknik

Simulasi Komputer Untuk Memprediksi Besarnya Daya Pemotongan Pada Proses Cylindrical Turning Berdasarkan Parameter Undeformed Chip Thickness

MATA PELAJARAN : TEKNIK PEMESINAN JENJANG PENDIDIKAN : SMK

PROSES PEMBUATAN POROS PENGADUK PADA MESIN PENGKRISTAL GULA JAWA PROYEK AKHIR

BAB II LANDASAN TEORI

PENGARUH PARAMETER POTONG TERHADAP DIAMETER PITS ULIR METRIK

Bab IV Data Pengujian

LAMPIRAN. Mulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Mengukur bahan yang akan digunakan

PROSES GURDI (DRILLING) Paryanto, M.Pd. Jur. PT. Mesin FT UNY

SOAL LATIHAN 2 TEORI KEJURUAN PEMESINAN

Pengaruh Perubahan Parameter Pemesinan Terhadap Surface Roughness Produk Pada Proses Pemesinan dengan Single Cutting Tool

Pengaruh Jenis Pahat, Kecepatan Spindel dan Kedalaman Pemakanan terhadap Tingkat Kekasaran Permukaan Baja S45C

BAB IV PROSES PRODUKSI DAN PENGUJIAN

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengertian Umum Daging Sapi. 2.2 Produk Olahan Daging (Abon)

BAB III METODE PENELITIAN. Mulai. Studi Pustaka. Persiapan Spesimen dan Peralatan. Permesinan dengan Kondisi Permesinan Kering dan Basah

PENERAPAN PENILAIAN KEKASARAN PERMUKAAN (SURFACE ROUGHNESS ASSESSMENT) BERBASIS VISI PADA PROSES PEMBUBUTAN BAJA S45C

M O D U L T UT O R I A L

PERANCANGAN MESIN PRESS BAGLOG JAMUR KAPASITAS 30 BAGLOG PER JAM. Oleh ARIEF HIDAYAT

INSTRUMEN VERIFIKASI SMK PENYELENGGARA UJI KOMPETENSI KEAHLIAN

LAMPIARN 1.4 TEST UJI COBA INSTRUMEN. Mata Pelajaran Tingkat/Semester : XI/ Hari / Tanggal :... Waktu. : 60 menit Sifat Ujian

BAB III PROSES MANUFAKTUR. yang dilakukan dalam proses manufaktur mesin pembuat tepung ini adalah : Mulai. Pengumpulan data.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

TORSI ISSN : Jurnal Teknik Mesin Universitas Pendidikan Indonesia Vol. IV No. 1 Januari 2006 Hal

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. harus mempunyai sebuah perencanaan yang matang. Perencanaan tersebut

Transkripsi:

BAB IV 4 STUDI KASUS Model mesin bubut cerdas yang dikembangkan pada tugas akhir ini merupakan suatu model yang akan digunakan pada perusahaan manufaktur bertipe jobshop. Oleh karena itu, pada bab ini dilakukan pengujian model yang telah dibuat. Untuk pengujian ini, maka diperlukan pembuatan program aplikasi (perangkat lunak) yang berbasis GUI (graphical user interface) berdasarkan model yang dibuat dan database yang telah dirancang. Tujuan pengujian ini adalah untuk mengetahui apakah model yang telah dibuat ini sesuai dengan yang diinginkan. Pertama-tama akan disajikan data-data yang akan dimasukkan ke dalam basis data melalui interface (antar muka) yang telah disediakan. Kemudian diberikan contoh studi kasus suatu project untuk membuat suatu produk berdasarkan spesifikasi gambar teknik. Gambar 4-1 Tampilan Utama Perangkat Lunak 4.1 Data Workshop Tabel 4-1 Data Workshop Workshop Nama Daya listrik terpasang (kw) Harga daya listrik per kwh (Rp) Hari dan jam kerja WS-011 Workshop Gogo 100 600 Senin Jumat (08.00 16.00) 61

1. Data Overhead Workshop Tabel 4-2 Data Overhead Workshop Kode akun Deskripsi Besar beban (Rp) (Ribuan) WS-011-OH-001 WS-011-OH-002 Gaji karyawan Januari 2008 Penyusutan bangunan tahun 2008 WS-011-OH-003 Pemeliharaan aset Januari 2008 WS-011-OH-004 Beban dari kantor pusat tahun 2008 WS-011-OH-005 Biaya listrik, air, dan telepon Januari 2008 2. Data Aset Workshop Tanggal mulai berlaku Periode pemberlakuan 3.000 02-01-2008 1 bulan 63.200 31-12-2007 1 tahun 180 02-01-2008 1 bulan 532.539 31-12-2007 1 tahun 1.000 02-01-2008 1 bulan Tabel 4-3 Data Aset Workshop Aset Workshop WS-011-AS- 001 WS-011-AS- 002 WS-011-AS- 003 Nama Tanggal Perolehan Harga (Rp) (ribuan) Umur (tahun) Interest rate (%) Derek 11-07-2003 7.000 5 24 Kompresor 11-07-2003 10.000 5 24 Kipas udara 11-07-2003 5.000 5 24 Contoh antar muka (interface) untuk memasukkan data ke dalam database workshop ditunjukkan pada gambar berikut ini: Gambar 4-2 Interface Database Workshop 62

4.2 Data Mesin Perkakas Berikut adalah contoh mesin bubut yang terdapat di dalam WS-011: Tabel 4-4 Data Mesin Bubut Mesin Nama Tinggi senter Jarak antara senter Daya nominal (kw) Tanggal perolehan Harga (Rp) (ribuan) Umur (tahun) Interest rate (%) Jam operasi perhari LA-TU- ST Mesin Bubut Turret 210mm (8inch) 600mm (23inch) 11 24-12- 2007 60000 8 27 8 Agar perhitungan dapat dilakukan dengan teliti, maka selain data mesin bubut maka perlu pula dimasukkan semua mesin yang ada di workshop tersebut terutama untuk data-data daya nominal mesin dan jam operasi mesin, agar dihasilkan ongkos tidak langsung yang teliti untuk suatu mesin bubut tertentu. Tabel 4-5 Data Mesin Perkakas Mesin Nama Daya nominal Jam ooperasi perhari MI-RO-HO-NC Mesin freis NC 7.5 kw 7 MI-KN-SP-UV Mesin freis 5 kw 6 BO-JI-SC Mesin koter presisi 5 kw 6 GR-SU-RC-HO Mesin gerinda rata 5 kw 6 GR-CY-UV Mesin gerinda silindrik 3 kw 4 NP-EDM-WI-NC Mesin nonkonvensional 7.5 kw 7 NP-EDM-PD Mesin nonkonvensional 5 kw 6 WE-AR-IG-TIG Mesin las busur listrik 5 kw 6 SA-BA-FU Salt Bath Furnace 10 kw 2 EL-OV Electric Oven 5 kw 2 GR-TC-UV Mesin gerinda perkakas 2 kw 6 SA-BA-VE Mesin gergaji 2 kw 3 SA-HA Mesin gergaji 2 kw 3 1. Data Bahan Habis Mesin Tabel 4-6 Data Bahan Habis Mesin LA-TU-ST Barang Nama Barang Jumlah Unit Harga per unit (Rp) (ribuan) Tingkat konsumsi LA-TU-ST-EXP-001 Pelumas 1 100 1 kali dalam 1 bulan LA-TU-ST-EXP-002 Cairan pendingin 1 100 1 kali dalam 1 bulan 63

2. Data Pemeliharaan Mesin Tabel 4-7 Data Pemeliharaan Mesin LA-TU-ST Perawatan Deskripsi Besar Beban (Rp) Tanggal Mulai Berlaku Periode Pemberlakuan LA-TU-ST-MT-001 Perawatan Rutin 100000 2 Januari 2008 1 bulan 3. Data Parameter Operasi Mesin Tabel 4-8 Data Parameter Operasi Mesin LA-TU-ST Gerak makan (mm/r) Putaran spindel (rpm) 0.03, 0.04, 0.05, 0.06, 0.08, 0.1, 0.12, 0.16, 0.2, 0.25, 0.3, 0.4, 0.5, 0.6, 0.8, 1 40, 80, 100, 125, 160, 200, 250, 315, 500, 630, 800, 1250, 1600, 2000 Contoh antar muka (interface) untuk memasukkan data ke dalam database mesin perkakas ditunjukkan pada gambar berikut ini: Gambar 4-3 Interface Database Mesin Perkakas 4.3 Data Pemesinan 1. Data Material Benda Kerja Tabel 4-9 Data Material Benda Kerja Material Nama Klasifikasi Kekerasan Brinell (HB) CMC01.1 Baja Tanpa Paduan dengan Kandungan C=0,1% s.d. 0,25% Gaya Pemotongan Spesifik (N/mm 2 ) ISO P 125 2000 64

2. Data Material Pahat Tabel 4-10 Data Material Pahat Material Klasifikasi Material Klasifikasi GC1020 ISO P20 GC4015 ISO P15 GC1044 ISO P40 GC4025 ISO P25 GC1220 ISO P20 GC4125 ISO P30 GC2135 ISO P35 GC4225 ISO P25 3. Data Parameter Pemesinan Tipe Proses Material Benda Kerja Tabel 4-11 Data Parameter Pemesinan Material Pahat Feed Rate Min (mm/r) Feed Rate Max (mm/r) Cutting Speed Max (rpm) Cutting Speed Min (rpm) Drilling CMC01.1 GC1044 0 0 400 220 Drilling CMC01.1 GC1220 0.22 0.45 140 80 CMC01.1 GC2135 0.05 0.5 205 100 CMC01.1 GC4125 0.05 0.5 255 125 CMC01.1 GC4225 0.05 0.5 340 180 CMC01.1 GC1020 0 0 185 0 Turning CMC01.1 GC4015 0.1 0.8 540 285 Turning CMC01.1 GC4225 0.1 0.8 510 245 Contoh antar muka (interface) untuk memasukkan data ke dalam database pemesinan ditunjukkan pada gambar berikut ini: Gambar 4-4 Interface Database Pemesinan 65

4.4 Data Kelengkapan Perkakas Potong 1. Data Sisipan Pahat Sisipan Tipe Proses Tabel 4-12 Data Sisipan Pahat Ukuran Sisipan Material Pahat Jumlah Mata Potong Panjang Mata Potong Radius Ujung (mm) Arah Gerak Makan N123G2-0200-0002-CM Cutting 123-G GC2135 2 2 0.2 Netral N123G2-0300-0002-CM Cuttting 123-G GC2134 2 3 0.2 Netral N123D2-0150-0001-GF N123G2-0200-0002-GM N123G2-0300-0003-GM R166.0G-16MM01-175 R166.0G-22MM01-400 N151.2-200-20-4G N151.2-300-25-4G R166.0L-16MM01-200 R166.0L-22MM01-400 123-D GC4125 2 1.5 0.1 Netral 123-G GC4225 2 2 0.2 Netral 123-G GC4225 2 3 0.3 Netral 166-16 GC1020 3 9.525 0.3 Kanan 166-22 GC1020 3 12.7 0.4 Kanan 151-20 GC4125 1 2 0.2 Netral 151-30 GC4125 1 3 0.2 Netral 166-16 GC1020 3 9.525 0.2 Kanan 166-22 GC1020 3 12.7 0.4 Kanan CNMG-090308-PF Turning C-09 GC4015 4 9.525 0.8 Netral DNMG-150608-PM Turning D-15 GC4225 4 12.7 0.8 Netral TNMG-160408-PM Turning T-16 GC4225 3 9.525 0.8 Netral 2. Data Pemegang Sisipan Pahat Pemegang Sisipan Tabel 4-13 Data Pemegang Sisipan Pahat Tipe Proses Ukuran Sisipan Sudut Potong Utama Shank Panjang Total (mm) dmm atau h (mm) Arah Pahat C4-PCLNR-13080-09 Boring C-09 95 C-4 80 40 Kanan C4-PTFNR-17090-16W Boring T-16 91 C-4 90 40 Kanan C3-RF123D15-22050B C3-RF123G20-22055B 123-D 90 C-3 50 30 Kanan 123-G 90 C-3 55 32 Kanan 66

C4-RF123G20-27060B C3-R166.4FG-22040-16 C4-R166.4FG-27050-22 RAG151.22-25R-20 RAG151.22-40T-25 C3-R166.4KF-22085-16 C4-R166.4KF-22090-22 123-G 90 C-4 60 40 Kanan 166-16 90 C-3 40 32 Kanan 166-22 90 C-4 50 40 Kanan 151-20 45 C-3 250 32 Kanan 151-25 45 C-4 300 40 Kanan 166-16 90 C-3 85 32 Kanan 166-22 90 C-4 90 40 Kanan C3-DCLNR-22040-09 Turning C-09 95 C-3 40 32 Kanan C3-DTJNR-22040-16 Turning T-16 93 C-3 40 32 Kanan C4-DCLNR-27050-09 Turning C-09 95 C-4 50 40 Kanan C4-DDJNR-27055-15 Turning D-15 107.5 C-4 55 40 Kanan 3. Data Cutting Unit Tabel 4-14 Data Cutting Unit Cutting Unit Tipe Proses Material Pahat Jumlah Mata Potong Radius Ujung Sudut Potong Utama Shank Panjang Total (mm) R840-2000-30-A0A Drilling GC1220 2 0.1 70 C-2 131 40 dmm atau h (mm) 4. Data Clamping Unit Tabel 4-15 Data Clamping Unit Clamping Unit M Shank T Shank Panjang Total (mm) dmt atau ht (mm) dmm atau hm (mm) C3-NC2000-08018 C-3 C-3 80 30 30 C3-RC2085-4038M S-40 C-3 95 40 32 C4-NC2000- C-4 C-4 100 40 40 5. Data Extension Tabel 4-16 Data Extension Extension T Shank M Shank Panjang Total (mm) dmt atau ht (mm) dmm atau hm (mm) C3-391.01-32-060A C-3 C-3 60 32 32 C4-391.01-40-080A C-4 C-4 80 40 40 67

C4-391.02-32-070A C-3 C-4 70 32 40 C5-391.02-40-085A C-4 C-5 85 40 50 6. Data Adaptor Tabel 4-17 Data Adaptor Adaptor T Shank M Shank Panjang Total (mm) dmt atau ht (mm) dmm atau hm (mm) C3-391.27-20-056 C-2 C-3 56 20 32 C4-391.27-20-060 C-2 C-4 60 20 40 C5-ASHA-38058-20 C-5 S-20 58 50 20 C6-131-00112-40 C-6 C-4 112 63 40 7. Data Shank Mesin Tabel 4-18 Data Shank Mesin Mesin Available Shank LA-TU-ST C-3,C-4, C-5, C-6, S-40 Contoh antar muka (interface) untuk memasukkan data ke dalam database kelengkapan perkakas potong ditunjukkan pada gambar berikut ini: Gambar 4-5 Interface Database Kelengkapan Perkakas Potong 4.5 Model Produk Untuk studi kasus berikut, produk yang akan dibuat ditunjukkan seperti gambar berikut ini. Material benda kerja adalah baja tanpa paduan 220 BHN. Diameter bahan adalah 80 mm dan panjang 100 mm. 68

Gambar 4-6 Gambar Teknik Studi Kasus Dari gambar teknik di atas maka dapat direncanakan urutan proses pengerjaan yang akan dilakukan sebagai berikut: Gambar 4-7 Urutan Proses Pengerjaan Produk 1. Proses reduksi diameter (turning) dari 80 mm menjadi 68 mm dengan panjang pemotongan 77 mm dan kehalusan N6. 2. Proses bubut alur luar (external grooving) pada diameter 68 mm dengan kedalaman 3 mm, panjang pemotongan 6 mm, dan posisi pahat 32 mm. 3. Proses reduksi diameter (turning) dari 68 mm menjadi 64 mm dengan panjang pemotongan 32 mm. 69

4. Proses perataan permukaan (facing) dengan kedalaman pemotongan 2 mm pada diameter 64 mm. 5. Proses bubut ulir luar (external threading) dengan dimensi M64x4 dan panjang pemotongan 32 mm. 6. Proses pembuatan lubang (drilling) dengan diameter 20 mm dan panjang pemotongan 76 mm. 7. Proses pelebaran lubang (boring) dari diameter 20 mm menjadi 32 mm dengan panjang pemotongan 28 mm. 8. Proses bubut alur dalam (internal grooving) pada diameter 32 mm dengan kedalaman 2 mm, panjang pemotongan 2 mm, dan posisi pahat 20 mm. 9. Proses bubut ulir dalam (internal threading) dengan dimensi ulir M36x4 dan panjang pemotongan 20 mm. 10. Proses pemotongan (cutting) pada diameter 68 mm dengan kedalaman pemotongan 3 mm dan posisi pahat 23 mm. 11. Proses perataan permukaan (facing) pada diameter 68 mm dengan kedalaman pemotongan 2 mm. 4.6 Pengoperasian Perangkat Lunak Pada tampilan utama, klik new project untuk membuat project baru. Maka akan ditampilkan jendela seperti gambar berikut. Kemudian pilih workshop, pilih material benda kerja, masukkan dimensi bahan, pilih mesin bubut yang akan digunakan dan tentukan proses pertama. Gambar 4-8 Tampilan Jendela New Project 70

Kemudian klik save dan next, maka akan keluar tampilan jendela proses yang dipilih. Karena proses yang pertama terpilih adalah turning, maka akan keluar tampilan jendela proses turning seperti gambar berikut. Masukkan datadata dimensi produk berdasarkan model produk yang telah dibahas sebelumnya. Setelah itu, sistem akan mengeluarkan alternatif-alternatif komponen perkakas potong yang tersedia. Kemudian pilih salah satu alternatif yang disediakan. Terakhir, masukkan proses berikutnya berdasarkan urutan proses pengerjaan yang telah dibahas sebelumnya. Klik save, next, dan seterusnya jika masih ada prosesproses yang akan dilakukan berikutnya. Gambar 4-9 Tampilan Jendela Proses Turning Jika telah selesai, klik finish. Maka sistem akan mengeluarkan tampilan penyelesaian akhir (project report) seperti gambar berikut ini. Adapun output yang dihasilkan adalah: o Machine rate, yaitu ongkos pemakaian mesin perkakas yang digunakan per menit. o Parameter-parameter operasi pemesinan untuk setiap proses yang telah dilakukan seperti kedalaman potong, gerak makan, kecepatan pemotongan putaran spindel, gaya pemotongan, daya pemotongan, waktu pemotongan, dan ongkos pemotongan. 71

o Selain itu juga ditampilkan waktu dan ongkos total pemotongan. o Animasi untuk setiap proses juga dapat dilihat untuk menggambarkan kondisi pemotongan yang sebenarnya. Gambar 4-10 Tampilan Jendela Project Report Resume tampilan di atas dapat diperlihatkan oleh tabel-tabel berikut ini: Tabel 4-19 Tool Set Terpilih untuk Tiap Proses Pemotongan Proses Clamping Unit 1. Turning C4-NC2000-2. C4-NC2000-3. Turning C4-NC2000-4. Facing C4-NC2000-5. C4-NC2000-6. Drilling C4-NC2000-7. Boring C4-NC2000-8. 9. C4-NC2000- C4-NC2000- Extension Adaptor Cutting unit Insert Tool Holder - - - DNMG- 150608-PM - - - N123G2-0300-0003- GM - - - DNMG- 150608-PM - - - CNMG- 090308-PF - - - R166.0G- 22MM01-400 C4-391.01-40-080A C4-391.01-40-080A C4-391.02-32-070A C4-391.02-40-080A C4-391.27-20-060 R840-2000- 30-A0A - - TNMG- 160408-PM - - N151.2-200- 20-4G - - R166.0L- 22MM01-400 C4-DDJNR- 27055-15 C4- RF123G20-27060B C4-DDJNR- 27055-15 C4- DCLNR- 27055-15 C4- R166.4FG- 27050-22 - - C4-PTFNR- 17090-16W RAG151.22-25R-20 C4- R166.4KF- 22090-22 72

10. Cutting C4-NC2000-11. Facing C4-NC2000- - - N123G2-0300-0002- CM - - CNMG- 090308-PF C4- RF123G20-27060B C4- DCLNR- 27050-09 Tabel 4-20 Parameter Operasi Pemesinan untuk Tiap Proses Pemotongan 1. Turning No d o d m a f V n F v N c l w t cost 1. 80 74 3.0 0.2 245 800 1200 5.429 77 0.481 356 2. 74 70 2.0 0.3 245 800 1200 5.378 77 0.321 237 3. 70 68 1.0 0.1 245 800 200 0.863 77 0.962 711 2. 1. - 68 3.0 0.4 180 800 2400 6.836 6 0.019 14 3. Turning 1. 68 64 2.0 0.4 314.571 800 1600 6.568 32 0.1 74 4. Facing 1. - 64 2.0 0.4 286.286 1250 1600 6.702 64 0.128 95 5. 1. - 61.835 2.25 0.4 185 800 1800 4.662 32 0.1 74 2. - 60.938 2.768 0.4 185 800 2214 5.651 32 0.1 74 3. - 60.25 3.165 0.4 185 800 2532 6.39 32 0.1 74 4. - 59.67 3.5 0.4 185 800 2800 6.998 32 0.1 74 6. Drilling 1. - 20 10 0.25 87.826 1250 16425 2.15 76 0.243 180 7. Boring 1. 20 28 4.0 0.2 245 2000 1600 6.702 28 0.07 52 2. 28 32 2.0 0.4 259.571 1600 1600 6.166 28 0.044 33 8. 1. - 32 2.0 0.4 226.111 2000 1600 5.362 2 0.002 1 9. 1. - 34.268 2.0 0.4 185 1600 1600 4.593 20 0.031 23 2. - 34.986 2.414 0.4 185 1600 1931 5.66 20 0.031 23 3. - 35.536 2.732 0.4 185 1600 2186 6.508 20 0.031 23 4. - 36 3.0 0.3 185 1600 1800 5.429 20 0.042 31 10. Cutting 1. - 68 3.0 0.6 120.333 500 3600 6.409 34 0.113 84 11. Facing 1. - 68 2.0 0.3 285 1250 1200 5.341 68 0.181 134 Total waktu pemotongan : 3,199 menit Total ongkos pemotongan : Rp. 2.367 73