BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi budaya pop Korea yang biasa dikenal dengan Korean Wave,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. dan berkomunikasi dengan manusia lainnya dalam kehidupan sehari-hari, baik itu

2015 PENGARUH BUDAYA K-POP TERHADAP NASIONALISME REMAJA

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. kemunculannya sebuah kebudayaan baru yang kelihatan lebih atraktif,

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena pengidolaan Korean pop belakangan ini sedang banyak terjadi, Kpop atau

BAB V PENUTUP. 1. Representai Budaya Pop Korea dalam Masyarakat Subkultur Di Kota Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. Selanjutnya, Nina W. Syam (2012 : 234) berpendapat,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Komunikasi merupakan suatu kebutuhan pokok setiap manusia, karena

BAB I PENDAHULUAN. Korea Selatan merdeka dari penjajahan pada 15 Agustus 1945.

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Jumlah Perbandingan Pengguna Media Sosial di Indonesia No Media Sosial Pengguna

BAB I PENDAHULUAN. stasiun televisi lokal maupun luar negeri. Setiap harinya stasiun televisi

BAB I PENDAHULUAN. Korea menghasilkan sebuah fenomena demam budaya Korea di tingkat. global, yang biasa disebut Korean wave. Korean wave atau hallyu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Globalisasi sebagai sebuah fenomena saat ini semakin banyak

BAB I PENDAHULUAN. kecil seperti inilah yang memunculkan ide dasar dunia kosmetika.

BAB I PENDAHULUAN yang dikutip dalam Majalah Online Perpustakaan Nasional Republik

BAB I PENDAHULUAN. sangat mendunia. Menurut Korean Culture and Information Service (2011),

BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. membawa perubahan masyarakat dengan ruang pergaulan yang sempit atau lokal

BAB I PENDAHULUAN. hidup dengan orang lain dalam kesehariannya. Hal tersebut menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. kelompok atau lapisan sosial di dalam masyarakat. Kebudayaan ini merupakan suatu cara

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan media dan budaya populer saat ini. Korean wave atau yang lebih

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PENGARUH BUDAYA KOREAN POP DALAM TAYANGAN TOP KPOP TV TERHADAP PERILAKU REMAJA DI BSD, KENCANA LOKA BLOK F1

2015 PENANAMAN NILAI-NILAI KESUND AAN MELALUI PROGRAM TUJUH POE ATIKAN ISTIMEWA D I LINGKUNGAN SEKOLAH KABUPATEN PURWAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia penuh dengan keberagaman atau kemajemukan. Majemuk memiliki


BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. beberapa tahun belakangan ini di Indonesia. Hallyu Wave merupakan istilah yang

BAB I PENDAHULUAN. negara harus memiliki Soft Power (kekuatan lunak). Kekuatan lunak memiliki

HARAJUKU STYLE : KREATIVITAS DAN NILAI-NILAI HIDUP PARA PELAKU SENI COSPLAY PADA KOMUNITAS HARJUKJA DI KOTA SOLO

BAB I PENDAHULUAN. terbuka seolah-olah batas-batas suatu Negara menjadi sempit dan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Seni (IPTEKS) telah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. rambut dan tata rias wajah yang mengusung gaya ketimuran khususnya tren

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk yang memiliki

Kebangkitan ekonomi Korea Selatan tidak dicapai dengan mudah karena melalui proses yang panjang dan berliku. Dari proses yang panjang tersebut,

BAB I PENDAHULUAN. metal yaitu Seringai sebagai bahan untuk penelitian. Kebanyakan lirik pada

BAB I PENDAHULUAN. Keberagaman budaya tersebut mempunyai ciri khas yang berbeda-beda sesuai

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling bergaul, atau dengan

BAB I PENDAHULUAN. atau Hallyu atau Korean Wave. Hallyu diartikan sebagai gelombang budaya populer

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebudayaan Indonesia sangat beragam, hal ini dikarenakan suku-suku dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Objek Penelitian Landasan Dasar, Asas, dan Prinsip K3BS Keanggotaan Masa Waktu Keanggotaan

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi dan informasi membawa berbagai kemudahan bagi masyarakat untuk

BAB I PENDAHULUAN. tinggal masing-masing dengan kondisi yang berbeda. Manusia yang tinggal di

BAB I PENDAHULUAN. terkait dengan merebaknya popularitas K-pop dengan cepat dinegeri tirai bambu

BAB I PENDAHULUAN. mengubah pola perilaku konsumsi masyarakat. Globalisasi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Munculnya sekelompok laki-laki ataupun perempuan yang menari dan menyanyi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. maupun elektronik, maka telah menciptakan suatu gaya hidup bagi masyarakat. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. biasa disebut dengan media massa. Pesatnya perkembangan industri media

BAB I PENDAHULUAN. dan seloka. Sedangkan novel, cerpen, puisi, dan drama adalah termasuk jenis sastra

BAB 1 PENDAHULUAN. jaman dan tekhnologi, maka berkembang pula program-program di dalam penyiaran.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. informasi dan gaya hidup. Globalisasi ditandai dengan pesatnya perkembangan

2015 PENCIPTAAN KARAKTER SUPERHERO SEBAGAI SUMBER GAGASAN BERKARYA SENI LUKIS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam kegiatan ekonomi melibatkan produksi, distribusi, pertukaran dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki suku bangsa yang begitu

BAB I PENDAHULUAN. serempak dari berbagai macam belahan dunia. Media massa merupakan saluran resmi untuk

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. diketahui bahwa masing-masing dari dua variabel dalam penelitian memiliki

BAB I PENDAHULUAN. memaknai bahwa kebudayaan itu beragam. Keragamannya berdasarkan norma norma serta

ANALISIS HASIL PENELITIAN PENGARUH PENAYANGAN VIDEO KOREA TERHADAP BODY IMAGE WANITA YANG MENARIK PADA REMAJA PUTRI

BAB I PENDAHULUAN. Selain keberagaman kebudayaan Indonesia, juga dikenal sebagai negara

2015 PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA SUNDA PADA UPACARA ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS

Bab I Pendahuluan. di Indonesia ialah budaya korea. Budaya korea disebut juga Hallyu atau "Korean

PERANCANGAN KOMIK UNGGAH-UNGGUH DI DIY BERJUDUL ORA ILOK!

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari banyak pulau

BAB I PENDAHULUAN. remaja yang mempunyai tujuan ideologi yang sama. Hal ini biasanya

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB 1 PENDAHULUAN. ide baru untuk menemukan cara-cara baru untuk melihat masalah dan

BAB I PENDAHULUAN. kearifan. Tradisi Mesatua di Bali lambat laun semakin tergerus dengan roda

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. terhadap perilaku kita di kehidupan sehari-hari. Seharusnya, televisi bisa menjadi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

2015 KAJIAN NILAI-NILAI BUDAYA UPACARA ADAT NYANGKU DALAM KEHIDUPAN DI ERA MODERNISASI

SARI Pramuwati, Laili Dwi Kata Kunci:

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam bahasanya. Bahasa setiap daerah memiliki style atau gaya tersendiri dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang heterogen atau majemuk, terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sesuatu yang dapat dirasakan, dipikirkan, dan dihayati, dalam seni

BAB I PENDAHULUAN. Gaya hidup secara luas didefenisikan sebagai cara hidup yang diidentifikasikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan berkembangnya era globalisasi saat ini, negara-negara di dunia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV KESIMPULAN. Dengan kemajuan ekonomi yang dialami Korea Selatan saat ini tidak lepas

BAB I PENDAHULUAN. baik di Asia hingga dunia. Perkembangan Budaya Populer di Asia telah menjadi lebih

Contact Person: Ruhut Marhata S ( ) Afnaan Alanza ( )

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sendiri. Namun, sangat disayangkan dari produksi yang ada mayoritas disisipi

2015 PERTUNJUKAN KESENIAN EBEG GRUP MUNCUL JAYA PADA ACARA KHITANAN DI KABUPATEN PANGANDARAN

BAB I PENDAHULUAN. dan bagaimana konsumen dipengaruhi oleh lingkungannya, kelompok referensi,

BAB I PENDAHULUAN. seberapa besar peran minat terhadap perilaku pembelajaran budaya Korea.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat. Pada perkembangan yang pesat ini telah membawa dampak yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

155 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI Pada bab ini, peneliti menyimpulkan hasil penelitian yang berjudul PENGARUH KOREAN WAVE TERHADAP PERUBAHAN GAYA HIDUP REMAJA (Studi Kasus terhadap Grup Cover Dance di Kota Bandung). Peneliti dapat menyimpulkan hasil penelitian berdasarkan analisis dan pengolahan data, serta hasil temuan yang diperoleh dari penelitian yang dilaksanakan di beberapa acara cover dance di Kota Bandung. Selain itu, peneliti juga memberikan implikasi dan beberapa rekomendasi yang memungkinkan kepada pihak-pihak terkait yang berkepentingan dengan hasil penelitian ini. A. Simpulan Secara keseluruhan diketahui bahwa pengaruh gaya hidup Korean wave terhadap perubahan gaya hidup grup cover dance di Kota Bandung menunjukan adanya perubahan-perubahan gaya hidup yang terjadi pada cover dancer sebelum dan sesudah mereka mengenal Korean wave dan bergabung di grup cover dance. Hal ini dapat diketahui sebagai berikut: 1. Fenomena Korean wave di kalangan remaja di Kota Bandung tak lepas dari peran pemerintah Korea Selatan yang menerapkan jalur diplomasi antar negara, dengan menerapkan soft power yakni penyebaran kebudayaan tanpa adanya unsur paksaan. Korea Selatan yang mengemas budayanya dengan teknik pemasaran Asian Values-Hollywood Style, yakni mengemas nilai-nilai Asia yang dipasarkan dengan gaya modern, dalam bentuk kebudayaan dan seni, sehingga Korean wave dapat diterima oleh remaja. Korean wave mudah mengikuti perkembangan zaman dan peradaban saat ini tanpa menghilangkan ciri khas nilai-nila Asia itu sendiri. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti, remaja dapat menerima Korean wave di Bandung dikarenakan beberapa faktor yaitu kualitas, kemasan (visualisasi), pergaulan dan media yang melatarbelakangi remaja menggemari budaya pop Korea. Tentunya ditunjang dari produk-produk budaya pop mereka yang semakin merambah pertelevisian Indonesia seperti tayangan drama Korea, musik K-Pop, bahasa dan tulisan Korea yang unik, kuliner Korea, penampilan/style Korea dan produk Korea (gadget).

156 2. Latar belakang terbentuknya cover dance di Kota Bandung dikarenakan adanya Korean wave yang masuk ke Indonesia yaitu terdapat hal yang membuat remaja di Kota Bandung tertarik untuk bergabung di grup dan mengikuti ajang kompetisi cover dance diantaranya munculnya NYEntertainment dan komunitas Hansamo sebagai pelopor lahirnya grup-grup cover dance di Bandung. Selanjutnya yang menjadi faktor penyebab remaja bergabung dengan grup cover dance berdasarkan hasil penelitian dapat ditarik simpulan bahwa: (1) media, (2) teman, (3) mega bintang, (4) gaya hidup, adalah faktor-faktor yang mempengaruhi mereka untuk mengikuti cover dance sebagai bagian dari gaya hidup mereka. Seiring dengan perkembangan budaya pop Korea, event-event yang diselenggarakan oleh komunitas ini nyatanya selalu berhasil memikat hati remaja, dan menjadikan cover dance sebagai tren baru pergaulan remaja pecinta K-Pop. 3. Perubahan gaya hidup yang dimiliki oleh remaja di kalangan cover dancer dan K-Popers sebelum dan setelah masuknya Korean wave, mereka jadi lebih konsumtif dan hedonis. Konsumtif dapat terlihat dari cara beli mereka yang cenderung berlebih, membeli produk-produk Korea seakan menjadi hal baru bagi mereka akibat pengaruh Korean wave itu sendiri. Selain itu, terdapat perubahan perilaku dalam pemilihan gaya berpakaian, menonton konser musik K-Pop, membeli aksesoris dan album, menonton drama Korea hingga begadang, menggunakan bahasa Korea dalam pergaulannya, membeli gadget, produk kosmetik merek Korea, dan mengonsumsi kuliner Korea. Kemudian remaja merasakan bahwa terdapat nilai-nilai budaya yang luntur akibat adanya Korean wave seperti remaja yang lebih sering meng-cover lagu dan tarian Korea, sehingga membuat remaja tidak menyadari bahwa Indonesia memiliki kebudayaan yang beraneka ragam. Setelah mereka menjadi lebih konsumtif, maka timbulah hedonisme, dimana hedonism sendiri suatu aliran filsafat yang memandang bahwa tujuan hidup yang utama pada manusia adalah mencari kesenangan (hedone) yang bersifat dunia. Membeli produk-produk Korea bagi mereka adalah suatu kesenangan tersendiri untuk memenuhi hasrat sebagai K- Popers. Pasalnya mereka rela menabung, atau mengeluarkan sejumlah uang yang cukup fantastis hanya untuk membeli produk-produk tersebut.

157 4. Persepsi masyarakat mengenai perubahan gaya hidup remaja cover dancer dapat disimpulkan oleh penulis bahwa terdapat sikap pembiaran dan kebebasan etika berpakaian bagi mereka untuk merealisasikan kegemarannya itu dengan bergabung pada grup-grup cover dance yang memiliki konsep seksi atau grup cross gender. Seharusnya ada peranan orangtua, peraturan yang tegas, dan pemilihan tempat yang tepat harus menjadi perhatian masyarakat dalam membuat suatu acara yang bertemakan cover dance. Hal ini tentunya agar masyarakat dapat menikmati tontonan cover dance yang memang dapat diperuntukkan untuk semua usia jika berlangsung di tempat umum. 5. Pengaruh pergeseran nilai dan norma terhadap perubahan gaya hidup remaja grup cover dance di Kota Bandung dapat disimpulkan oleh penulis berdasarkan hasil penelitian terdapat beberapa pergeseran norma umum dapat dapat dikelompokan ke dalam empat norma yaitu: (1) norma agama (2) norma kesopanan (3) norma kesusilaan (4) norma hukum. Akan tetapi dari pelanggaran norma-norma yang berkaitan dengan penampilan grup cover dance ini menurut penulis tingkatannya masih rendah (usage) yaitu berupa ocehan atau sindiran. Adapun solusi-solusi alternatif yang dapat diterapkan dari hasil observasi penulis diantaranya yaitu: (1) Pemilihan lokasi event yang tepat, (2) Peraturan yang tegas, (3) Tindakan yang tegas dari penyedia tempat. B. Implikasi dan Rekomendasi 1. Implikasi Pembelajaran Sosiologi diharapkan dapat memberi bekal mengenai sikap yang harus dimiliki oleh warga negara di dalam masuknya budaya asing ke Indonesia, dalam hal ini pengaruh globalisasi kebudayaan Korean wave terutama untuk mencegah terjadinya pergeseran gaya hidup serta nilai dan norma di masyarakat. Sosiologi yang pada dasarnya mempelajari tentang masyarakat, diharapkan mampu mengatasi perubahan-perubahan yang tidak sesuai dengan nilai dan norma di masyarakat, baik dari pemberian materi Pendidikan Sosiologi yang lebih di ditekankan ataupun dengan mengadakan kegiatan-kegiatan yang berbasis nilai kearifan lokal.

158 2. Rekomendasi a) Masuknya Korean wave sebagai globalisasi kebudayaan di Indonesia dan kebudayaan tersebut dapat diterima di kalangan remaja, tentu merupakan hal yang tak dapat dipungkiri bahwa Korea Selatan telah berhasil memperkenalkan kebudayaan pop mereka melalui soft power. Hal ini tentunya ada campur tangan pemerintah Korea Selatan dan masyarakatnya untuk memperkenalkan kebudayaan mereka di dunia. Hal ini perlu menjadi perhatian bagi pemerintah Indonesia untuk memperkenalkan kebudayaan lokal, dengan teknik pemasaran Asian Value-Hollywood Style, yakni mengemas nilai-nilai Asia dengan gaya modern dalam bentuk kebudayaan dan seni (budaya pop) seperti drama, film, musik, kuliner dan lain sebagainya. Keberagaman kebudayaan Indonesia tidak kalah bersaing dengan kebudayaan asing lainnya, sehingga jika dipromosikan dengan baik, maka kebudayaan Indonesia ini semakin mengglobal di mata dunia. b) Sebagai generasi muda penerus bangsa, remaja diharapkan dapat tetap memegang teguh nilai dan norma, serta tetap menjaga sikap yang mencerminkan budaya Indonesia di tengah masuknya budaya-budaya asing, agar budaya Indonesia dan nilai-nilai luhur yang ada tidak hilang oleh adanya budaya asing tersebut. Remaja boleh menyukai budaya asing yang masuk asalkan tidak berpengaruh pada gaya hidup mereka, serta dapat menjaga nilai dan norma dengan menjaga nama baik budaya Indonesia, ketika mereka tampil di atas panggung perlu adanya penyesuaian-penyesuaian dari segi penampilan terutama dalam hal kostum, karena tidak semua konsep boyband atau girlband Korea dapat diadaptasi keseluruan di Indonesia. Mereka bisa berkarya dengan mengadopsi budaya pop Korea, namun dengan taste Indonesia. Bagi pihak penyelenggara dapat membuat acara yang bertema kebudayaan Korea namun diseimbangkan dengan keragaman budaya Indonesia, seperti dengan menampilkan tarian daerah di Indonesia. Sebagai wadah untuk memfasilitasi mereka agar terus berkarya tanpa mengesampingkan nilai dan norma yang berlaku di masyarakat Indonesia. c) Perubahan gaya hidup yang dimiliki oleh remaja di kalangan cover dancer dan K-Popers sebelum dan setelah masuknya Korean wave, mereka jadi lebih konsumtif dan hedonis. Seharusnya ada batasan-batasan bagi remaja untuk menggunakan uang lebih bijak agar tidak terlalu berlebihan. Pasalnya untuk

159 membeli produk kebudayaan pop Korea sangatlah mahal, dan belum tentu juga mereka para remaja bisa menghasilkan uang sendiri. Alangkah lebih baiknya jika uang yang mereka gunakan untuk membeli album, menonton konser, membeli kostum dan lain sebagainya itu disumbangkan untuk kegiatan sosial. d) Seharusnya ada peranan orangtua untuk mengawasi kegiatan anaknya jika tampil sebagai grup cover dance, hal ini untuk menghindari mereka berpakaian yang tidak sesuai dengan etika berpakaian di Indonesia, tanpa mengurangi kreatifitas mereka, serta untuk mencegah adanya penampilan grup cross gender. Peraturan yang tegas, dan pemilihan tempat yang tepat harus menjadi perhatian masyarakat dan pihak penyelenggara dalam membuat suatu acara yang bertemakan cover dance. Hal ini tentunya agar masyarakat dapat menikmati tontonan cover dance yang memang dapat diperuntukkan untuk semua usia jika berlangsung di tempat umum. e) Sebagai grup cover dance perlu adanya pemahaman-pemahaman tentang nilai dan norma. Hal ini berkaitan dengan pelanggaran norma agama yang bersumber pada nilai-nilai agama, norma kesopanan yang bersumber pada pola-pola perilaku antara yang boleh dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan, norma kesusilaan dan norma hokum. Penampilan para grup cover dance atau cross gender di atas panggung seharusnya tidak melanggar norma tersebut dengan berpakaian seksi yang tidak sesuai dengan etika berpakaian yang sesuai di masyarakat Indonesia. Perlu adanya penyesuaian konsep tampilan di Korea dengan di Indonesia tanpa mengurangi kreatifitas mereka. f) Terdapat hal-hal positif dari kebudayaan masyarakat Korea Selatan yang dapat remaja aplikasikan di kehidupan mereka. Misalnya adalah etos kerja masyarakat orang Korea Selatan sangatlah baik, di dalam sebuah tayangan drama, banyak yang menayangkan semangat dan etos kerja dari mereka sangatlah bagus hal ini tentunya dapat menjadi contoh yang baik bagi remaja K-Popers di Indonesia. Mencintai dan menghargai produk buatan dalam negeri, seperti contoh merk Samsung yang selalu menjadi kebanggaan warga Korea Selatan dan mereka bangga dan mendukung akan produk buatan dalam negeri ditengah maraknya produk-produk yang menjadi saingannya. Hal ini sudah seharusnya masyarakat Indonesia dapat mengambil contoh dari masyarakat Korea Selatan yang selalu mempertahankan produknya tetap

160 menjadi primadona di pasar dunia, masyarakat Indonesia harus lebih peduli, mencintai dan mendukung produk-produk buatan dalam negeri sehingga dapat membantu indeks perekonomian negaranya dengan catatan harus terus mengutamakan kualitas produk. Budaya masyarakat Korea Selatan yang selalu menghormati orang yang lebih tua, menghargai senior (sunbae) adalah salah satu sikap yang bernilai positif dalam kehidupan sosial yang dapat dicontoh oleh masyarakat Indonesia karena hal inipun sesuai dengan adat istiadat masyarakat Indonesia. g) Bagi peneliti selanjutnya yang akan meneliti mengenai perubahan gaya hidup remaja di tengah masuknya Korean wave, diharapkan dapat menggali kembali fenomena apa saja yang sedang terjadi di kalangan remaja yang dikhawatirkan dapat melunturkan nilai dan norma sosial di masyarakat yang diakibatkan oleh masuknya budaya asing tersebut.