Draft Naskah Akademik Pengembangan Staf Dosen Pendidik Klinis Menggunakan Metode e-learning. Perkembangan jumlah institusi pendidikan kedokteran,

dokumen-dokumen yang mirip
PENGEMBANGAN TENAGA PENDIDIK DI FAKULTAS KEDOKTERAN UI. dr. Surahman Hakim,SpOG(K) Manajer Umum FK UI

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen adalah pengelolaan usaha, kepengurusan, ketatalaksanaan,

BAB I PENDAHULUAN. termasuk dunia pendidikan, dan memicu dunia pendidikan untuk selalu berinovasi

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

Komentar dan Rekomendasi

HAND OUT MATA KULIAH KONSEP DASAR PENDIDIKAN ANAK USIA DIN KODE MK/SKS : UD 100/3 SKS

dr. UNTUNG SUSENO SUTARJO, M.Kes Kepala Badan PPSDM Kesehatan, Kemenkes RI

IDENTIFIKASI PERAN STAF EDUKASI YANG DIBUTUHKAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU DALAM RANGKA PELAKSANAAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI

Bab II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan. Tujuan pendidikan adalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas. Arti berkualitas disini adalah mereka yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberhasilan pembangunan nasional dalam suatu Negara salah satunya

PANDUAN P2M STANDAR PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN PENGANTAR

OLEH : NINING SRININGSIH, M.PD NIP

BAB I PENDAHULUAN. akademik pada kasus-kasus nyata di klinik. Peserta didik juga diharapkan

GUNA MENGHASILKAN INOVASI UNGGUL

PENGERTIAN PERENCANAAN PEMBELAJARAN

SIMULASI TENTANG CARA PENGISIAN SKP DOSEN TETAP YAYASAN. KOPERTIS WILAYAH I SUMATERA UTARA 29.d 30 JANUARI 2018

Komentar dan Rekomendasi

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pendidikan yang dilakukan pemerintah saat ini sangatlah

STANDAR PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER (S P P A)

STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN PROFESI BIDAN

Sigit Sanyata

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI PENGAWAS SEKOLAH

KOMPETENSI GURU SEKOLAH DASAR. Oleh: Anik Ghufron FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2008

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,

PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA BAB IV PENYELENGGARAAN PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan tersebut menuntut setiap guru untuk terus berupaya melakukan

STANDAR 4. SUMBER DAYA MANUSIA

BORANG UJI-DIRI PROGRAM PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN PERDOKLA PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS KELAUTAN (PERDOKLA)

INTEGRASI PENDIDIKAN KESEHATAN DALAM PELAYANAN RUMAH SAKIT (IPKP) STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1 EFEKTIF TANGGAL 1 JANUARI 2018

MENJADI KONSELOR PROFESIONAL : SUATU PENGHARAPAN Oleh : Eva Imania Eliasa, M.Pd

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai tanggung jawab besar dalam menyiapkan sumber daya manusia untuk pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Astrada, 2014 Studi pelaksanaan standar proses di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 terpadu Ngabang

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang. Pada beberapa tahun terakhir ini terjadi inovasi. di dalam sistem pendidikan kedokteran di Indonesia,

S.O.P PENJAMINAN MUTU TENAGA PENDIDIK DAN KEPENDIDIKAN DOKUMEN LEVEL Standar Operating Procedure S.O.P. SPMI 008

RASIONAL. 1. Pendidikan tinggi masih menghadapi kendala dalam mengembangkan dan menciptakan IPTEK. 2. Tuntutan penyediaan SDM bermutu yang

Penelaahan RUU Pendidikan Kedokteran

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 38 TAHUN 2013 TENTANG PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN KEMAMPUAN PROFESIONAL PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

Kebijakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengenai Dosen di Rumah Sakit dan Wahana Pendidikan

Persepsi Peserta Didik dan Pasien tentang Pelaksaanaan Bedside Teaching dalam Pendidikan Klinik

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TK

STANDAR AKADEMIK STIKES RS BAPTIS KEDIRI. Standar 4 Pendidik dan Tenaga Kependidikan

PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU SEBAGAI BENTUK STUDENT SUPPORT

Visi Visi Universitas Dhyana Pura adalah Perguruan Tinggi Teladan dan Unggulan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Paradigma pendidikan di abad 21 menuntut perubahan peran guru. Guru

UNIVERSITAS INTERNASIONAL BATAM

REFLEKSI : PENTINGKAH BAGI DOSEN PENDIDIKAN KEDOKTERAN? dr. Rika Lisiswanti Bagian Pendidikan Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Lampung

BAB I PENDAHULUAN. diperbincangkan, baik dari kalangan praktisi pendidikan, politisi, masyarakat

Profil Keterampilan Mengajar Mahasiswa Calon Guru Melalui Kegiatan Induksi Guru Senior

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 33

1. PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan penting dalam pembentukan generasi muda penerus bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah baik yang diselenggarakan pemerintah maupun masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sarana penting untuk meningkatkan kualitas. Sumber Daya Manusia (SDM) dalam menjamin kelangsungan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengembangkan diri berdasarkan potensi yang dimiliki. Penigkatan

PERENCANAAN PENGAJARAN BAHASA INDONESIA KHOLID A.HARRAS

(Invited Speaker dalam Seminar Nasional di Universitas Bengkulu, 29 Nopember 2009)

Tata Cara Penyelenggaraan Rekognisi Pembelajaran Lampau(RPL) BAGIAN 2: RPL TIPE B & RPL DOSEN dalam TUGAS

Standar Dosen & Tenaga Kependidikan STIKES HARAPAN IBU

Sasaran dan. Pengembangan Sikap Profesional. Kompetensi Dasar

STANDAR DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN Tanggal terbit : 05 Januari 2017

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 41 SERI E

Komentar dan RekomendasiHasil Visitasi PSPD FKK UMJ

HASIL KONSINYERING DENGAN PANJA KOMISI X DPR RI H. Century, Juni 2013

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2018 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN KEDOKTERAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi. sumber daya manusia (SDM) melalui kegiatan pengajaran.

2). Fokus pada kesadaran pada proses pembelajaran dan tanggung jawab. 3). Peran dosen tidak mengajari tetapi menstimulasi proses yang aktif.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Pembelajaran IPE berbasis komunitas memberikan dampak positif dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan kedokteran bertujuan untuk menghasilkan dokter yang. sebagai bekal untuk belajar sepanjang hayat (Konsil Kedokteran

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG,

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan semakin banyak menghadapi masalah yang perlu. mendapatkan perhatian serius dari berbagai pihak baik pemerintah,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 93 TAHUN 2015 TENTANG RUMAH SAKIT PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 93 TAHUN 2015 TENTANG RUMAH SAKIT PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan di Indonesia masih belum selesai dengan problematika sarana dan

PELAKSANAAN SERTIFIKASI GURU DAN KESIAPAN LPTK DALAM MENDUKUNG PROGRAM SERTIFIKASI GURU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bangsa Indonesia kini sedang dihadapkan pada persoalan-persoalan kebangsaan

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan eksistensi guru itu sendiri. meningkatkan pendidikan nasional ternyata masih banyak yang harus di

BAB I PENDAHULUAN tentang guru, yang menyebutkan bahwa, guru adalah pendidik profesional

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan mahasiswa kedokteran. Pada tahap ini mahasiswa belajar untuk

INTEGRASI PENDIDIKAN KESEHATAN DALAM PELAYANAN RUMAH SAKIT (IPKP)

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 23 SERI E

PROGRAM PENGEMBANGAN STAF EDUKASI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU DALAM RANGKA PELAKSANAAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI

MODUL PELATIHAN PELATIH PASIEN STANDAR

BAB I PENDAHULUAN. mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan. bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Dengan Persetujuan Bersama:

SERITIFIKASI GURU TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kriteria administratif, yaitu memiliki ijazah yang sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat modern yang menuntut spesialisasi dalam masyarakat yang. semakin kompleks. Masalah profesi kependidikan sampai sekarang

BAB I PENDAHULUAN. terselenggaranya pelayanan kesehatan yang berkualitas juga (Depkes, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu pengalaman belajar yang terprogram dalam

Pedoman Asesor LAM-PTKes Indonesia

Transkripsi:

Draft Naskah Akademik Pengembangan Staf Dosen Pendidik Klinis Menggunakan Metode e-learning I. Pendahuluan 1. Latar Belakang Perkembangan jumlah institusi pendidikan kedokteran, Tuntutan kualitas, pentingnya pendidikan di wahana klinik dalam mendidik dokter. Kondisi nyata pendidik klinik. Kondisi geografis, kapasitas institusi dalam pengembangan staf. Perlunya meningkatkan kemampuan pendidikan dalam pengajaran. Jumlah mahasiswa pada wahana klinik saat ini kurang lebih 15000, rasio ideal dosen dengan mahasiswa adalah 1:5, sehingga kebutuhan dosen klinik 3000 tanpa mempertimbangkan jumlah dosen untuk tiap bidang ilmu. Jumlah dokter pendidik klinik (sumber EPSBED), jumlah dokter yang mendapat pelatihan pengajaran, dan yang belum. Studi pedahuluan: Uji coba e-learning 2. Tujuan a. Tujuan umum: Program ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi pedagogik dosen terutama dosen klinik b. Tujuan khusus i. Memberi pengetahuan dan keterampilan tentang pengajaran dan penilaian peserta didik di wahana layanan kesehatan ii. Memberi pengetahuan dan keterampilan untuk pengembangan modul/ mata ajar di wahana layanan kesehatan II. Dasar Pemikiran 1. Landasan Yuridis a. UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional i. Pasal 1 ayat 6 Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan. ii. Pasal 39 ayat 2 Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan

penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi. iii. Pasal 40 ayat 2 butir b Mempunyai komitmen secara profesional untuk meningkatkan mutu pendidikan iv. Pasal 42 ayat 1 Pendidik harus memiliki kualifikasi minimum dan sertifikasi sesuai dengan jenjang kewenangan mengajar, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. b. UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen i. Pasal 1 ayat 2 Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. ii. Pasal 1 ayat 10 Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. iii. Pasal 3 ayat 1 mengenai kedudukan dosen iv. Pasal 7 ayat 1 mengenai prinsip profesionalitas dosen; ayat 2 mengenai pemberdayaan dosen dan pengembangan diri dosen secara demokratis dan adil v. Pasal 69 mengenai pembinaan dan pengembangan karir, ayat 2 pembinaan dan pengembangan profesi dosen sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. vi. c. UU Praktek Dokter d. PP Guru dan Dosen e. PP PT f. PP SNP g. UU RS h. Permenkes RS Pendidikan i. Standar Pendidikan Profesi Dokter Indonesia j. SKB Menteri Kesehatan dan Kepala BKN terkait pengankatan dan jabatan fungsional dokter pendidik klinis 2. Landasan Teoritis a. Pengertian pendidikan di lingkungan klinis (teaching in clinical setting) Mengajar di lingkungan klinis (teaching in clinical setting) dapat diartikan sebagai proses belajar dan mengajar yang menitikberatkan pada pasien dan permasalahan mereka (Ramani & Leinster 2008). Konteks mengajar dilingkungan klinis dapat dilakukan di rumah sakit ataupun di komunitas (Harden & Corby 2000). Sehingga, lahan pendidikan bagi mahasiswa tingkat profesi tidak hanya terbatas pada rumah sakit pendidikan tetapi juga di Puskesmas, praktek dokter keluarga, klinik perusahaan, (mention others)

Tantangan yang harus dihadapi dalam proses pendidikan klinis meliputi beberapa hal. Keterbatasan waktu baik yang dimiliki oleh dokter maupun pasien (Ramani & Leinster 2008). Waktu yang tersedia dalam proses interaksi dokter dan pasien sering kali tidak mencukupi untuk seorang mahasiswa mempelajari secara jelas kasus yang sedang dihadapi, terutama dalam situasi rawat jalan. Pada situasi rawat inap, seringkali mahasiswa sudah harus berpindah ke bangsal yang lain sebelum mahasiswa tersebut dapat mengikuti perjalanan suatu penyakit secara tuntas. Beban kerja yang cukup tinggi yang dimiliki oleh seorang dokter, yang berperan sebagai praktisi kesehatan dan dosen, juga memberikan tantangan tambahan bagi proses pendidikan klinis (Ramani & Leinster 2008). Ketersediaan pasien atau kasus untuk dipelajari dalam proses pendidikan klinis sulit untuk diprediksi dan dipersiapkan sebelumnya merupakan sifat alamiah dari suatu proses pendidikan klinik yang menambah daftar tantangan bagi penyelenggaran pendidikan klinis. Terkait dengan kondisi tersebut, adalah kondisi pasien yang sangat bervariasi, dalam hal kompleksitas penyakit, keadaan sosial, budaya dan ekonomi. Lingkungan fisik klinis yang terbatas juga menambah kekurangnyamanan untuk mendidik. Ketidaknyamanan ini dikarenakan setting ruangang klinis yang memang didesain untuk menjaga privasi dan tidak didesain secara khusus untuk proses pendidikan. Lingkungan klinis juga merupakan ruang publik yang tidak memungkinkan untuk menjaga atmosfer seperti dalam lingkungan akademis (Ramani & Leinster 2008). Dua hal lain yang juga menjadi tantangan dalam proses pendidikan di klinis adalah tingkatan peserta didik yang bervariasi dan kurangnya penghargaan serta insentif sebagai seorang pendidik (Ramani & Leinster 2008). Peserta didik di lingkungan klinis dapat terdiri dari dokter muda, residen, calon konsultan ataupun dari profesi kesehatan yang lain. Dokter muda yang ada dalam suatu bangsal pun bisa terdiri dari beberapa tingkatan dengan variasi penguasaan dan pengalaman klinis yang berbeda-beda. Kondisi ini menuntut kejelian dan kekreatifan dosen pendidik klinis pada saat melakukan proses pendidikan. Selain itu, seringkali penghargaan sebagai pendidik jauh lebih kecil dari penghargaan yang diterima sebagai praktisi kesehatan. Hal ini menambah tantangan proses pendidikan di klinis. b. Pengertian dosen pendidik klinik (clinical teacher) Dosen pendidik klinik (clinical teacher) adalah find the universal terminology Mengapa dokter klinik perlu menjadi seorang pendidik? British General Medical Council di tahun 2002 mempublikasikan Tomorrow s Doctors memasukkan beberapa karakter seorang dokter: a. Memahami kewajiban untuk mengajari orang lain, terutama mahasiswa kedokteran

Peran Dokter Klinis b. Memahami bahwasannya keterampilan mengajar adalah sesuatu yang bisa dipelajari c. Memahami bahwasannya contoh dari gurunya memberikan pengaruh yang kuat terhadap tingkah laku dan cara berpraktek 1. The information provider: sebagai dosen klinis mentransmisikan ilmu yang secara langsung berhubungan dengan praktek kedokteran. Dosen memilih, mengorganisasi dan mengantarkan informasi ke mahasiswa. Hal ini dapat dicapai melalui proses formal saat berkeliling bangsal, tutorial berbasis kasus bangsal, atau lebih informal dengan mahasiswa dalam konteks clinical apprentice. 2. The role model 3. The facilitator 4. The assessor 5. The curriculum and course planner 6. The resource material creator (Harden & Crosby 2000) Tantangan yang dihadapi oleh dosen klinis a. Kurangnya kejelasan mengenai tujuan belajar dan harapan hasil keluaran b. Pengajaran ditekankan pada level yang salah c. Berpusat pada ingatan dari pada pemecahan masalah d. Peserta didik kurang aktif berperan e. Observasi langsung dan feedback bagi peserta didik yang tidak mencukupi f. Waktu untuk refleksi dan diskusi yang minim g. Kesinambungan dengan kurikulum secara keseluruhan kurang (Ramani & Leinster 2008) c. Pengertian pengembangan staf dosen pendidik klinik Pengembangan staf didefinisikan sebagai berbagai macam aktivitas yang diselenggarakan oleh institusi yang digunakan untuk membantu stafnya untuk berkembang dan memenuhi perannya. Pengembangan staf yang dilakukan institusi merujuk pada suatu program terencana yang didesain untuk menyiapkan dosen untuk berbagai peran, dan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan di area pendidikan, penelitian dan administrasi (Steinert 2005). Dalam konteks pendidikan klinis, faktor paling penting yang terkait dengan belajar mahasiswa adalah kualitas dosen klinis. Dosen pendidik klinik yang baik dapat berbagi dengan mahasiswanya pemikiran mereka sebagai seorang reflective practitioner, membantu menjelaskan proses pengambilan keputusan klinis (Harden & Crosby 2000).

Mengapa training bagi dosen klinis perlu dilakukan? a. Seorang dokter mendapatkan pendidikan yang sangat baik dalam bidang kedokterannya akan tetapi sangat jarang yang mendapatkan pendidikan tentang bagaimana cara mendidik yang baik b. Adanya anggapan seseorang yang baru lulus dari pendidikan dokter atau post-graduate sudah siap untuk mengajar c. Perubahan di proses pendidikan seperti student-centered, competency based assessment dan tekanan pada profesionalisme meningkatkan tuntutan seorang dosen untuk memiliki tambahan ketrampilan mengajar dan penguasaan klinis yang lebih (Ramani & Leinster 2008). Keuntungan dari pengembangan dosen klinis adalah membantu dosen klinis untuk mengembangkan kemampuannya mengajar, mningkatkan hubungan professional antar sesama dosen, mentor dan akhirnya meningkatkan mutu akademis secara keseluruhan (Ramani & Leinster 2008) Tujuan umum dari pengembangan dosen klinis secara komprehensif akan menyangkut perkembangan individu dan organisasi. Di level individu, pengembangan dosen klinis dapat: a. Menyampaikan pesan terkait sikap perilaku dan keyakinan tentang belajar dan mengajar b. Menyebarkan pengetahuan tentang prinsip-prinsip pendidikan dan desain instruksional c. Mengembangkan keterampilan-keterampilan mengajar, desain kurikulum dan kepemimpinan pendidikan Di level organisasi, pengembangan dosen klinis dapat: a. Menciptakan kesempatan untuk belajar bersama b. Memberdayakan dosen dan (Steinert 2005) d. Konsep dan model pengembangan staf dosen pendidik klinik e. Tantangan pengembangan staf dosen pendidik klinik f. Kompetensi pedagogik dosen pendidik klinik 3. Landasan sosiologis

III. Organisasi penyelenggara program (best practices itu siapa yang ngelakuin, dan kompetensinya apa, secara akademis) Organisasi program pelatihan dosen klinik dilaksanakan oleh : a. Institusi pendidikan dokter yang telah memiliki program studi illmu pendidikan kedokteran b. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang dilaksanakan oleh kelompok kerja pengembangan dosen Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran Indonesia (AIPKI) c. Unit/ unsur pengembangan pendidikan kedokteran di institusi pendidikan dokter yang difasilitasi oleh kelompok kerja pengembangan dosen AIPKI Cat. Pokja harus punya standard program pelatihan (Course manual/paten??). Pokja melaksanakan TOT utk fasilitator. Kompetensi penyelenggara program IV. Teknis Pelaksanaan a. Syarat peserta Peserta pelatihan adalah dosen program pendidikan kedokteran dan kesehatan di wahana layanan kesehatan i. Ada SK dosen tetap atau luar biasa sebagai dosen klinis atau surat tugas b. Kurikulum pelatihan Dituliskan kurikulum secara general tentang staf development dosen pendidik klinik c. Jenjang program Pelatihan kompetensi pedagogik dibagi menjadi dua tahap yaitu Tahap dasar yaitu tahap pelatihan agar dosen klinis mampu melaksanakan proses pengajaran dan penilaian peserta didik di wahana layanan kesehatan Tahap lanjut yaitu tahap pelatihan agar dosen klinis mampu melaksanakan pengelolaan mata ajar tahap pendidikan klinis d. Kompetensi dan kewenangan a. Dosen yang telah mengikuti pelatihan tahap utama memiliki kompetensi sesuai tujuan khusus 1 dan berwenang untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran dan penilaian di wahana layanan kesehatan. b. Dosen yang telah mengikuti pelatihan tahap lanjut memiliki kompetensi sesuai tujuan khusus 2 dan berwenang untuk melaksanakan kegiatan pengelolaan mata ajar tahap kepaniteraan klinik i. Dengan catatan kompetensi a bisa melakukan apa saja, dst

c. Pemberian dan pengakuan sertifikat ii. Catatan: dicantumkan bahwa sertifikat ini mendapatkan SKP IDI dan SKS (kepentingan perhitungan kum) e. Pembiayaan V. Glosary VI. Rujukan atau referensi Harden, RM & Crosby, J. 2000. AMEE guide no 20: the good teacher is more then a lecturer the twelve roles of teacher. Ramani, S and Leinster, S. 2008. AMEE guide no 34: teaching in the clinical environment. Medical Teacher. 30:347-64 Steinert, Y. 2005. Staff development for clinical teachers. The clinical teacher. 2(2):104-110. Tugas dokter klinik: 1. Bed side teaching 2. Tutorial klinik 3. One minute preceptor 4. 360 degree feedback 5. Mini CEX 6. OSCE 7. OSLER 8. Short case 9. Long case 10. MCQ 11. Merencanakan proses belajar 12. Membuat LO Keterampilan yang umum 1. Effective communication

2. Giving and receiving feedback 3. Self reflection 4. Mentoring