KABUPATEN KUNINGAN Gross Regional Domestic Product Kuningan Regency

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III URAIAN SEKTORAL

BAB. III. URAIAN SEKTORAL

PENDAHULUAN Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Tahun 2010

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013

Tinjauan Ekonomi Berdasarkan :

BAB II URAIAN SEKTORAL. definisi dari masing-masing sektor dan sub sektor, sumber data, dan cara

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KOTA JAYAPURA 2010/2011. Gross Regional Domestic Product Of Jayapura Municipality

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO ACEH TAMIANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN

KATA PENGANTAR. Bandung, November 2013 Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat. K e p a l a,

DAFTAR ISI... SAMBUTAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR TABEL POKOK...

D a f t a r I s i. iii DAFTAR ISI. 2.8 Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 2.9 Sektor Jasa-Jasa 85

SAMBUTAN KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA SEMARANG. Drs.HADI PURWONO Pembina Utama Muda NIP

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN PIDIE JAYA (Menurut Lapangan Usaha)

III. METODE PENELITIAN

Katalog BPS :

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Ini sesuai dengan pembagian yang digunakan dalam penghitungan Produk

BAB II URAIAN SEKTORAL

B U P A T I T E M A N G G U N G S A M B U T A N

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN MINAHASA UTARA MENURUT LAPANGAN USAHA

Kerjasama : KATALOG :

INDIKATOR MAKRO KABUPATEN SUBANG 2012

SAMBUTAN. Assalamu alaikum Wr. Wb.

BAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB.SUBANG TAHUN 2013

B U P A T I T E M A N G G U N G S A M B U T A N

II.1. SEKTOR PERTANIAN

BAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB. SUBANG TAHUN 2012

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Trenggalek Menurut Lapangan Usaha

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW TAHUN

I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Trenggalek Menurut Lapangan Usaha

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN MINAHASA UTARA MENURUT LAPANGAN USAHA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder periode tahun dari

B U P A T I T E M A N G G U N G S A M B U T A N

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KOTA BANDA ACEH TAHUN

1.1 Pengertian Produk Domestik Regional Bruto 1.2 Kegunaan Statistik Pendapatan Regional 1.3 Perubahan Tahun Dasar

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. pendapatan rata-rata masyarakat pada wilayah tersebut. Dalam menghitung

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

INDIKATOR MAKROEKONOMI KABUPATEN PAKPAK BHARAT

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN LAMONGAN TAHUN 2011

SAMBUTAN. Assalamu alaikum Wr. Wb.

Informasi lebih lanjut : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat. Balai Pusat Data dan Analisa Pembangunan (PUSDALISBANG)

M E T A D A T A. INFORMASI DASAR 1 Nama Data : Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) 2 Penyelenggara Statistik

SAMBUTAN. Assalamu alaikum Wr. Wb.

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

Produk Domestik Regional Bruto Kota Probolinggo Menurut Lapangan Usaha

Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 /

Badan Perencananan Pembangunan Daerah Bekerjasama dengan Badan Pusat Statistik Kabupaten Banjar

M E T A D A T A INFORMASI DASAR. 1 Nama Data : Produk Domestik Bruto (PDB) 2 Penyelenggara. Departemen Statistik Ekonomi dan Moneter, : Statistik

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

KATA PENGANTAR. Lubuklinggau, September 2014 WALIKOTA LUBUKLINGGAU H. SN. PRANA PUTRA SOHE


METODE PENELITIAN. 3.1 Jenis dan Sumber Data. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yaitu

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR. KATALOG BPS :

BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2007

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI UTARA DARI SISI PDRB SEKTORAL TAHUN 2013

KATA PENGANTAR. Malang, September 2014 Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Malang

KATA PENGANTAR. Assalamu alaikum Wr. Wb.

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR. Katalog BPS :

BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2006

DAFTAR ISI. : 1. Metha Herwulan Ningrum 2. Ir. Wieta B. Komalasari, Msi 3. Ir. Rumonang Gultom 4. Rinawati, SE 5. Yani Supriyati, SE. 2.

Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 /

Produk Domestik Bruto (PDB)

V. HASIL ANALISIS SISTEM NERACA SOSIAL EKONOMI DI KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2010

Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 /



TINJAUAN PEREKONOMIAN KOTA BANDA ACEH TAHUN 2013

DAFTAR ISI. : 1. Metha Herwulan Ningrum 2. Ir. Wieta B. Komalasari, Msi 3. Sri Wahyuningsih, S.Si 4. Rinawati, SE 5. Yani Supriyati, SE. 2.

DAFTAR ISI. : 1. Metha Herwulan Ningrum 2. Ir. Wieta B. Komalasari, Msi 3. Ir. Rumonang Gultom 4. Rinawati, SE 5. Yani Supriyati, SE. 2.

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN KENDAL TAHUN 2011 Gross Regional Domestic Product Kendal Regency 2011

Katalog BPS :

Kerjasama Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Depok. dengan. PDRB Kecamatan Kota Depok Tahun 2014

DAFTAR ISI. : 1. Metha Herwulan Ningrum 2. Ir. Wieta B. Komalasari, Msi 3. Ir. Rumonang Gultom 4. Rinawati, SE 5. Yani Supriyati, SE. 2.

PDRB. Menurut Kecamatan Di Kota Bandung Tahun Produk Domestik Regional Bruto. Katalog BPS :

DAFTAR ISI. : 1. Metha Herwulan Ningrum 2. Ir. Wieta B. Komalasari, Msi 3. Ir. Rumonang Gultom 4. Rinawati, SE 5. Yani Supriyati, SE. 2.


Analisis Pendapatan Regional Kabupaten Pulau Morotai 2013

DRB menurut penggunaan menggambarkan penggunaan barang. dan jasa yang diproduksi oleh berbagai sektor dalam masyarakat.

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN III TAHUN 2007

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

BAB II KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH. 2.1 Perkembangan indikator ekonomi makro daerah pada tahun sebelumnya;

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KOTA JAYAPURA. Gross Regional Domestic Product Of Jayapura Municipality

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pendapatan regional adalah tingkat (besarnya) pendapatan masyarakat pada

II. RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN. 2.1 Ruang Lingkup Penghitungan Pendapatan Regional

BAB II KONSEP, DEFINISI DAN METODOLOGI

Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Bengkulu Tengah Tahun 2010 BAB I PENDAHULUAN

BAB I GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN KABUPATEN MAJALENGKA

Pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Berau selama dua tahun ini seiring dan. sejalan dengan perkembangan ekonomi nasional yaitu mengalami pertumbuhan yang

Metodologi Pengertian Produk Domestik Regional Bruto Beberapa Pendekatan Penyusunan PDRB

P D R B KABUPATEN KERINCI MENURUT LAPANGAN USAHA

PERKEMBANGAN EKONOMI RIAU

GAMBARAN UMUM SISTEM NERACA SOSIAL EKONOMI (SNSE) KABUPATEN INDRAGIRI HILIR

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD) Dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Terhadap Belanja Daerah (BD) Di Provinsi Jawa Barat

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. 2.1 Produk Domestik regional Bruto Kota Medan. Pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh pemerintah Daerah Sumatera Utara

COVER DALAM Indikator Ekonomi Kota Ternate 2015 i

I. PENDAHULUAN. perkembangan suatu perekonomian dari suatu periode ke periode. berikutnya. Dari satu periode ke periode lainnya kemampuan suatu negara

IV. Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Cirebon. Provinsi Jawa Barat dan merupakan batas, sekaligus sebagai pintu gerbang

Transkripsi:

Katalog BPS : 9302008.3208 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN KUNINGAN Gross Regional Domestic Product Kuningan Regency 2010-2013

PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) Kabupaten Kuningan 2010-2013

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN KUNINGAN 2010-2013 ISBN : 978-602-0964-24-9 Nomor Publikasi : 32080.1434 Katalog : 9302008.3208 Ukuran Buku : 15 cm x 21cm Jumlah Halaman : vi + 45 Halaman Naskah : Seksi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik Gambar Kulit : Seksi Integrasi, Pengolahan dan Diseminasi Statistik Diterbitkan Oleh : Badan Pusat Statistik Kabupaten Kuningan Dicetak Oleh : Boleh dikutip dengan menyebut sumbernya

KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, penyusunan Publikasi Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Kuningan Tahun 2010-2013 dapat diselesaikan. Publikasi ini memuat indikator makro ekonomi yang dapat menggambarkan kinerja perekonomian Kabupaten Kuningan. Indikator tersebut antara lain laju pertumbuhan ekonomi, peranan sektoral dan PDRB per kapita. Publikasi ini merupakan publikasi yang diterbitkan secara rutin setiap tahunnya. Data-data yang digunakan untuk menyusun publikasi ini bersumber dari berbagai Dinas, Badan, dan Lembaga serta beberapa survei yang dilakukan Badan Pusat Statistik. Akhirnya kepada semua pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya publikasi ini, kami mengucapkan terima kasih. Masukan dari berbagai pihak sangat kami harapkan sehingga publikasi ini dapat disempurnakan pada masa yang akan datang. Kuningan, Oktober 2014 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Kuningan, ONO MARGIONO, S.Si. MM. NIP. 19660513 198802 1 001 PDRB Kabupaten Kuningan 2010-2013 iii

DAFTAR ISI Hal Kata Pengantar iii Daftar Isi iv Daftar Tabel v Daftar Grafik vi Bab I. Pendahuluan 2 1.1. Latar Belakang 2 1.2. Tujuan 3 1.3. Pergeseran Tahun Dasar 4 1.4. Cakupan dan Klasifikasi Sektor 5 Bab II. Metodologi 8 2.1. Konsep dan Definisi 8 2.2. Sumber Data 10 2.3. Metode Penghitungan PDRB 11 2.4. Cara Penyajian 14 Bab III. Uraian Sektoral 16 3.1. Sektor Pertanian 16 3.2. Sektor Pertambangan dan Penggalian 19 3.3. Sektor Industri Pengolahan 19 3.4. Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih 20 3.5. Sektor Bangunan 21 3.6. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran 22 3.7. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi 23 3.8. Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 25 3.9. Sektor Jasa jasa 28 Bab IV. Struktur dan Perkembangan Ekonomi 32 4.1. Produk Domestik Regional Bruto 32 4.2. Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) 34 4.3. Pertumbuhan Ekonomi Sektoral 35 4.4. Struktur Ekonomi Kabupaten Kuningan 39 4.5. PDRB Perkapita 43 PDRB Kabupaten Kuningan 2010-2013 iv

DAFTAR TABEL No Judul Hal 1. 2. 3 4. Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Kuningan Tahun 2012 2013 Kontribusi PDRB Kabupaten Kuningan Menurut Lapangan Usaha Tahun 2012 2013 (Dalam Persen) Kontribusi Sektor Primer, Sekunder dan Tersier dalam Pembentukan PDRB Kabupaten Kuningan Tahun 2010 2013 (Dalam Persen) PDRB Per Kapita Kabupaten Kuningan Menurut Harga Berlaku dan Konstan 2000 Tahun 2010 2013 (dalam rupiah) 35 40 42 44 PDRB Kabupaten Kuningan 2010-2013 v

DAFTAR GRAFIK No Judul Hal 1. Laju Inflasi Kabupaten Kuningan Tahun 2011 2013 38 2. PDRB Per Kapita Kabupaten Kuningan Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2010 2013 45 PDRB Kabupaten Kuningan 2010-2013 vi

BAB I PENDAHULUAN

Pendahuluan BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan ekonomi adalah serangkaian usaha untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, pemerataan pendapatan, memperluas kesempatan kerja dan diharapkan dapat mencapai target-target seperti yang telah ditetapkan baik untuk regional atau nasional. Untuk itu pemerintah daerah dituntut untuk siap menjalankan tugas pemerintahan dan pembangunan secara efektif, efisien dan berkelanjutan. Pemerintah daerah harus mampu bersikap kreatif dan inovatif dalam menggali potensi ekonomi yang terdapat di daerah, sehingga dapat membuka peluang kegiatan ekonomi yang baru. Peningkatan kesejahteraan masyarakat di bidang ekonomi merupakan salah satu tujuan yang ingin dicapai dari pembangunan yang dilaksanakan pemerintah. Berbagai program dilaksanakan dengan maksud mendorong aktifitas ekonomi masyarakat di berbagai sektor, baik sektor pertanian, industri, perdagangan maupun sektor lainnya. Melalui berbagai program tersebut pemerintah berharap agar masyarakat bisa melakukan aktifitas ekonomi sehingga masyarakat mampu memenuhi segala kebutuhan hidupnya. Sebagai agen pembangunan tentu saja pemerintah berharap bahwa setiap saat kehidupan ekonomi masyarakat terus mengalami peningkatan seiring dengan terus meningkatnya kebutuhan masyarakat. Pemantauan kondisi perekonomian masyarakat menjadi hal penting sekaligus sebagai bahan evaluasi terhadap program-program yang telah dilaksanakan. PDRB Kabupaten Kuningan 2010-2013 2

Pendahuluan Indikator yang dapat digunakan untuk melihat perkembangan kemampuan ekonomi masyarakat ini dapat dilihat dari data PDRB yang menggambarkan kemampuan suatu wilayah dalam menghasilkan produksi atau nilai tambah pada suatu periode waktu tertentu, dalam hal ini selama satu tahun. Dari data PDRB ini juga bisa dilihat struktur ekonomi dari suatu wilayah, apakah merupakan daerah industri, pertanian atau sudah menjadi daerah penghasil jasa. Mengingat pentingnya data PDRB ini baik bagi pemerintah, dunia usaha maupun masyarakat secara umum, maka BPS Kabupaten Kuningan melakukan penyusunan PDRB Menurut Lapangan UsahaTahun 2013. 1.2. Tujuan Ketersediaan data dan penyusunan PDRB ini secara berkala, bertujuan untuk memperoleh informasi antara lain: a. Tingkat Pertumbuhan Ekonomi Apabila angka-angka statistik PDRB disajikan atas dasar harga konstan, akan menunjukan laju pertumbuhan perekonomian suatu daerah baik keseluruhan maupun per sektor. b. Tingkat Kemakmuran Suatu Daerah Pertumbuhan ekonomi yang tinggi belum tentu menjamin kemakmuran yang tinggi bagi masyarakat jika pertumbuhan penduduk juga tinggi. Tingginya pertumbuhan pendapatan per kapita lebih menunjukan perkembangan kemakmuran sebab bila dilihat dari sudut konsumsi, berarti masyarakat akan mempunyai kesempatan untuk menikmati barang dan jasa PDRB Kabupaten Kuningan 2010-2013 3

Pendahuluan yang lebih banyak atau lebih tinggi kualitasnya. Untuk mengetahui tingkat kemakmuran suatu daerah harus tersedia angka pembanding dari daerah lainnya dan untuk mengetahui perkembangannya perlu diketahui angka perkembangan pendapatan secara berkala. Adanya angka pembanding dari pendapatan per kapita dapat disimpulkan bahwa tingkat kemakmuran suatu daerah lebih baik dari daerah lainnya. Selain itu dapat dilihat peningkatan kemakmuran daerah tersebut dari tahun ke tahun. c. Gambaran Struktur Perekonomian Angka-angka yang disajikan secara sektoral memperlihatkan tentang struktur perekonomian suatu daerah, apakah menunjukkan ke arah daerah yang agraris atau industri. Berdasarkan data dari masing-masing sektor dapat dilihat peranan atau sumbangan tiap sektor terhadap jumlah pendapatan secara keseluruhan. Dengan adanya gambaran perekonomian suatu daerah, merupakan bahan bagi para perencana ekonomi, baik dikalangan pemerintah maupun swasta, untuk menentukan ke arah mana daerah tersebut akan dikembangkan. 1.3. Pergeseran Tahun Dasar Pada umumya struktur ekonomi suatu daerah dari tahun ke tahun mengalami perubahan yang cukup signifikan, hal ini terutama disebabkan oleh perkembangan teknologi dan perubahan konsumsi masyarakat. Perubahan ekonomi yang berarti akan mengubah dasar sektor yang dianggap tulang punggung perekonomian. PDRB Kabupaten Kuningan 2010-2013 4

Pendahuluan Pergeseran tahun dasar pada PDRB atas dasar harga konstan dari tahun 1993 ke tahun 2000 dilandasi oleh alasan pokok sebagai berikut: 1. Rekomendasi United Nation (UN) bahwa sebaiknya tahun dasar diubah dengan tahun yang berakhiran 0 (nol) atau 5 (lima). 2. Seri tahun dasar 1993 dianggap sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan ekonomi yang terjadi, dan sudah dianggap terlalu lama. 3. Merupakan kesepakatan bersama yang dideklarasikan oleh negara-negara di wilayah Asia Pasifik (UN-ESCAP), agar hasil pengukuran Produk Domestik Bruto (PDB) yang diperoleh dapat dibandingkan secara langsung. 4. Tahun 2000 merupakan awal berlangsungnya proses pemulihan ekonomi Indonesia setelah dilanda krisis ekonomi sejak tahun 1998. 5. Kondisi ekonomi Indonesia pada tahun 2000 sudah dianggap relatif stabil. 6. Tersedianya Tabel Input-Output (I-O) tahun 2000, baik secara nasional maupun regional. Melalui tabel I-O keseimbangan antara supply dan demand atas berbagai produk barang dan jasa dapat dikontrol dengan lebih baik. 1.4. Cakupan dan Klasifikasi Sektor Penghitungan PDRB dengan menggunakan tahun dasar baru (2000=100), klasifikasi sektor tidak mengalami perubahan. Cakupan lapangan usaha/sektor yang dihitung dalam PDRB ini meliputi: 1. Sektor Pertanian; 2. Sektor Pertambangan dan Penggalian; 3. Sektor Industri Pengolahan; 4. Sektor Energi, Gas, dan Air Bersih; PDRB Kabupaten Kuningan 2010-2013 5

Pendahuluan 5. Sektor Konstruksi/Bangunan; 6. Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran; 7. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi; 8. Sektor Keuangan, Sewa Bangunan, dan Jasa Perusahaan; 9. Sektor Jasa-jasa. PDRB Kabupaten Kuningan 2010-2013 6

BAB II METODOLOGI

Metodologi BAB II METODOLOGI 2.1. Konsep dan Definisi Beberapa konsep dan definisi serta penjelasan mengenai pengertian PDRB, PDRB atas dasar harga berlaku, PDRB atas dasar harga konstan, pendapatan regional serta pendapatan per kapita, dan lain-lain dijelaskan di bawah ini: 2.1.1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) PDRB dapat diartikan ke dalam tiga pengertian/pendekatan yaitu: a. Pendekatan Produksi PDRB adalah jumlah nilai produk barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi dalam suatu wilayah/region pada suatu jangka waktu tertentu, biasanya setahun. b. Pendekatan Pendapatan PDRB adalah jumlah balas jasa yang diterima oleh faktor-faktor produksi yang ikut di dalam proses produksi di suatu wilayah/region pada jangka waktu tertentu (setahun). Balas jasa faktor produksi tersebut adalah upah dan gaji, sewa tanah, bunga modal dan keuntungan, termasuk pula penyusutan barang modal tetap dan pajak tidak langsung neto. Jumlah semua komponen pendapatan ini per sektor disebut sebagai nilai tambah bruto (NTB) sektoral. PDRB merupakan jumlah dari NTB seluruh sektor (lapangan usaha). PDRB Kabupaten Kuningan 2010-2013 8

Metodologi c. Pendekatan Pengeluaran PDRB adalah jumlah semua pengeluaran untuk konsumsi rumah tangga dan lembaga swasta yang tidak mencari untung, konsumsi pemerintah, pembentukan modal tetap domestik bruto, perubahan stok, dan ekspor neto di suatu wilayah/regional pada suatu periode (biasanya setahun). Ekspor netto disini adalah ekspor dikurangi impor. 2.1.2. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (PDRB adhb) PDRB yang dinilai berdasarkan harga pada tahun berjalan, baik pada saat menilai produksi, biaya antara, maupun komponen nilai tambah. 2.1.3. PDRB Atas Dasar Harga Konstan (PDRB adhk) PDRB yang dinilai berdasarkan harga pada tahun tertentu atau tahun dasar, baik pada saat menilai produksi, biaya antara, maupun komponen nilai tambah. 2.1.4. Indeks Harga Implisit PDRB Indeks Harga Implisit adalah perbandingan PDRB atas dasar harga berlaku dengan PDRB atas dasar harga konstan. 2.1.5. Angka Laju Pertumbuhan PDRB Merupakan besarnya persentase kenaikan PDRB pada tahun berjalan terhadap PDRB pada tahun sebelumnya. Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) biasanya dihitung dari besarnya persentase kenaikan PDRB atas dasar harga konstan. PDRB Kabupaten Kuningan 2010-2013 9

Metodologi 2.1.6. PDRB per Kapita tahun. Adalah angka PDRB dibagi dengan jumlah penduduk pertengahan 2.1.7. Pendapatan Regional PDRB ditambah balas jasa faktor produksi milik penduduk wilayah/region tersebut yang berasal dari luar dikurangi balas jasa faktor produksi yang mengalir keluar. 2.1.8. Pendapatan per Kapita Pendapatan regional dibagi dengan jumlah penduduk pertengahan tahun. Sehubungan dengan penghitungan pendapatan yang benar-benar diterima oleh penduduk Kabupaten Kuningan sulit dilakukan karena masih belum tersedianya data arus pendapatan yang mengalir antar kabupaten, maka sampai saat ini penyajian data ekonomi makro hanyalah PDRB. Dengan demikian, angka PDRB ini merupakan indikator yang menunjukkan kemampuan daerah tersebut untuk menghasilkan pendapatan atau balas jasa faktor produksi yang ikut berpartisipasi dalam proses produksi di daerah tersebut. Dengan kata lain PDRB merupakan gambaran Product Originated. 2.2. Sumber Data Data yang digunakan dalam penyusunan PDRB ini adalah data primer, yaitu data yang dikumpulkan langsung oleh BPS Kabupaten Kuningan secara sampel melalui Survei Khusus Pendapatan Regional (SKPR), serta PDRB Kabupaten Kuningan 2010-2013 10

Metodologi menggunakan data sekunder yang berasal dari dinas/instansi/lembaga yang terkait dengan kegiatan sektoral. 2.3. Metode Penghitungan PDRB PDRB dihitung berdasarkan harga pada tahun berjalan yang disebut PDRB atas dasar harga yang berlaku dan dihitung berdasarkan harga pada tahun dasar 2000 yang disebut PDRB atas dasar harga konstan 2000. 2.3.1. Metode Penghitungan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Penghitungan PDRB atas dasar harga berlaku ini dapat dilakukan dengan dua metode yaitu: a. Metode Langsung Pada penghitungan metode langsung ini dilakukan pendekatan produksi, pendekatan pendapatan, dan pendekatan pengeluaran. Ketiga pendekatan tersebut akan memberikan hasil yang sama. b. Metode Tak Langsung Metode ini, nilai tambah di suatu wilayah/region diperoleh dengan mengalokasikan nilai tambah suatu kegiatan ekonomi regional tingkat I ke dalam masing-masing kegiatan ekonomi pada tingkat regional di bawahnya (regional-ii) dengan menggunakan indikator yang mempunyai pengaruh yang paling erat dengan kegiatan ekonomi tersebut. PDRB Kabupaten Kuningan 2010-2013 11

Metodologi 2.3.2. Metode Penghitungan PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000 Ada empat cara yang dikenal untuk menghitung NTB atas dasar harga konstan 2000 yaitu: a. Revaluasi Metode ini dilakukan dengan cara menilai produksi dan biaya antara masing-masing tahun dengan harga pada tahun dasar 2000. Hasilnya merupakan output dan biaya antara atas dasar harga konstan 2000. Selanjutnya NTB atas dasar harga konstan, diperoleh dari selisih antara output dan biaya antara hasil penghitungan di atas. Dalam praktek sangat sulit melakukan revaluasi terhadap biaya antara yang digunakan, karena mencakup komponen input yang sangat banyak, di samping data harga tersedia tidak dapat memenuhi semua keperluan tersebut. Oleh karena itu, biaya antara atas dasar harga konstan biasanya diperoleh dari perkalian antara output atas dasar harga konstan masing-masing tahun dengan ratio tetap biaya antara terhadap output pada tahun dasar. b. Ekstrapolasi Nilai tambah masing-masing tahun atas dasar harga konstan 2000 diperoleh dengan cara mengalikan nilai tambah pada tahun dasar 2000 dengan indeks produksi. Indeks produksi sebagai ekstrapolator dapat merupakan indeks dari masing-masing produksi yang dihasilkan ataupun indeks dari berbagai indikator produksi seperti tenaga kerja, jumlah perusahaan dan lainnya, yang dianggap cocok dengan jenis kegiatan yang dihitung. Ekstrapolasi dapat juga dilakukan terhadap penghitungan output atas dasar harga konstan. Kemudian dengan menggunakan rasio tetap nilai PDRB Kabupaten Kuningan 2010-2013 12

Metodologi tambah terhadap output akan diperoleh perkiraan nilai tambah atas dasar konstan. c. Deflasi Nilai tambah atas dasar harga konstan 2000 diperoleh dengan cara membagi nilai tambah atas dasar harga yang berlaku masing-masing tahun dengan indeks harga. Indeks harga yang digunakan sebagai deflator biasanya merupakan Indeks Harga Konsumen (IHK), Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB), dan sebagainya. Indeks harga di atas dapat pula dipakai sebagai inflator dalam keadaan di mana nilai tambah atas dasar harga yang berlaku justru diperoleh dengan mengalikan nilai tambah atas dasar harga konstan dengan indeks harga tersebut. d. Deflasi Berganda Deflasi berganda ini, yang dideflasi adalah output dan biaya antaranya, sedangkan nilai tambah diperoleh dari selisih antara output dan biaya antara hasil deflasi tersebut. Indeks harga yang digunakan sebagai deflator untuk penghitungan output atas dasar harga konstan biasanya merupakan indeks harga produsen atau indeks harga perdagangan besar sesuai dengan cakupan komoditinya. Indeks harga untuk biaya antara adalah indeks harga dari komponen input terbesar. Kenyataannya sangat sulit melakukan deflasi terhadap biaya antara. Di samping komponennya terlalu banyak juga karena indeks harganya belum tersedia secara baik. Oleh karena itu, dalam penghitungan harga konstan, deflasi berganda ini belum banyak dipakai. Penghitungan komponen penggunaan PDRB atas dasar harga konstan juga dilakukan dengan menggunakan cara-cara di atas, tetapi mengingat data yang tersedia maka cara deflasi dan ekstrapolasi lebih banyak dipakai. PDRB Kabupaten Kuningan 2010-2013 13

Metodologi 2.4. Cara Penyajian Penyajian PDRB dibedakan dalam dua bentuk yaitu: a. Penyajian PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Penyajian PDRB atas dasar harga berlaku ini untuk melihat besarnya nilai PDRB berdasarkan harga pada tahun tersebut. b. Penyajian PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000 Penyajian PDRB atas dasar harga konstan 2000 ini untuk melihat perkembangan nilai PDRB dari tahun ke tahun semata-mata karena perkembangan riil dan bukan disebabkan kenaikan harga. Untuk dapat menggambarkan perkembangan kegiatan ekonomi di setiap sektor maka penyajian PDRB dirinci menurut 9 sektor lapangan usaha yaitu, 1. Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan. 2. Pertambangan dan Penggalian. 3. Industri Pengolahan. 4. Listrik, Gas, dan Air Bersih. 5. Bangunan/Konstruksi 6. Perdagangan, Hotel dan Restoran. 7. Pengangkutan dan Komunikasi. 8. Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan. 9. Jasa-jasa. PDRB Kabupaten Kuningan 2010-2013 14

BAB III URAIAN SEKTORAL

Uraian Sektoral BAB III. URAIAN SEKTORAL Uraian sektoral yang disajikan pada bagian ini mencakup ruang lingkup dari masing-masing sektor kegiatan ekonomi dan cara-cara penghitungan NTB, baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan 2000 serta dengan sumber data yang digunakannya. 3.1. Sektor Pertanian 3.1.1. Tanaman Bahan Makanan (Tabama) Subsektor ini mencakup komoditi tanaman bahan makanan misalnya padi, jagung, ketela pohon, ketela rambat, kacang tanah, kacang kedelai, sayur-sayuran, buah-buahan, kentang dan hasil-hasil produksi ikutannya, termasuk pula disini hasil-hasil pengolahan yang dilakukan secara sederhana misalnya beras tumbuk, gaplek dan sagu. Pada umumnya kegiatan pertanian merupakan kegiatan yang berupa bercocok tanam, pemeliharaan ternak, budidaya dan penangkapan ikan, pengambilan hasil laut, penebangan kayu dan pengambilan hasil hutan serta perburuan. Data produksi diperoleh dari BPS dan Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Peternakan dan Perikanan Kabupaten Kuningan, sedangkan data harga seluruhnya bersumber pada data harga yang dikumpulkan oleh BPS. NTB atas dasar harga berlaku diperoleh dengan cara pendekatan produksi yaitu mengalikan terlebih dahulu setiap jenis kuantum produksi dengan masing-masing harganya, kemudian hasilnya dikurangi biaya antara. Biaya antara diperoleh dengan menggunakan rasio biaya antara terhadap output yang merupakan hasil SKPR yang dilakukan oleh BPS. NTB atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan cara revaluasi. PDRB Kabupaten Kuningan 2010-2013 16

Uraian Sektoral 3.1.2. Tanaman Perkebunan Subsektor ini mencakup komoditi tanaman perkebunan yang diusahakan oleh rakyat dan perusahaan, misalnya komoditi kelapa/kopra, tebu, kopi, kapok, kenanga, cengkeh, lada, melinjo, dan sebagainya termasuk produksi ikutannya dan hasil-hasil pengolahan sederhana seperti minyak kelapa, minyak kenanga dan sebagainya. Data produksi diperoleh dari Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Kuningan, sedangkan data harga berupa harga perdagangan besar yang dikumpulkan oleh BPS Kabupaten Kuningan. NTB atas dasar harga berlaku dihitung dengan cara pendekatan produksi, yaitu mengalikan terlebih dahulu setiap jenis kuantum produksi dengan masing-masing harganya, kemudian hasilnya dikurangi biaya antara. Biaya antara diperoleh dengan menggunakan rasio biaya antara terhadap output yang merupakan hasil SKPR. NTB atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan cara Revaluasi. 3.1.3. Peternakan dan Hasil-Hasilnya Subsektor ini mencakup produksi ternak besar dan ternak kecil misalnya sapi, kerbau, babi, kuda, kambing, domba serta unggas maupun hasil-hasil ternak misalnya susu segar, telur dan kulit. Yang dimaksud dengan produksi peternakan adalah banyaknya ternak yang lahir dan penambahan berat ternak. Produksi peternakan dihitung berdasarkan perkiraan dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Produksi = Jumlah pemotongan + [Populasi akhir tahun awal tahun] + [Ternak keluar Ternak yang masuk] PDRB Kabupaten Kuningan 2010-2013 17

Uraian Sektoral Data jumlah ternak yang dipotong, populasi ternak dan data keluar masuk ternak diperoleh dari Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Peternakan dan Perikanan Kabupaten Kuningan, sedangkan data harga diperoleh dari BPS Kabupaten Kuningan. NTB atas dasar harga berlaku diperoleh dengan pendekatan produksi yaitu mengalikan setiap jenis produksi ternak dengan masing-masing harganya, kemudian dikurangi dengan biaya antara. Biaya antara diperoleh dengan menggunakan rasio biaya antara terhadap output yang merupakan hasil SKPR. NTB atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan cara revaluasi. 3.1.4. Kehutanan Subsektor ini mencakup komoditi kayu pertukangan, kayu bakar, arang, bambu, rotan dan lain-lain. Data produksi dan harga diperoleh dari KPH yang ada di Kabupaten Kuningan. NTB atas dasar harga berlaku diperoleh dengan cara pendekatan produksi, yaitu mengalikan setiap jenis produksi kehutanan dengan masingmasing harganya, kemudian dikurangi dengan biaya antara. Biaya antara diperoleh dengan mengalikan rasio biaya antara terhadap output yang merupakan hasil SKPR. NTB atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan cara revaluasi. 3.1.5. Perikanan Subsektor ini mencakup kegiatan perikanan laut, perikanan darat dan pengolahan perikanan secara sederhana (pengeringan dan penggaraman ikan). NTB atas dasar harga berlaku dihitung dengan menggunakan metode langsung, yaitu output dikurangi biaya antaranya. Nilai output perikanan PDRB Kabupaten Kuningan 2010-2013 18

Uraian Sektoral diperoleh dari Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Peternakan dan Perikanan Kabupaten Kuningan, sedangkan biaya antara diperoleh dari hasil perkalian rasio biaya antara terhadap outputnya, besarnya rasio biaya antara diperoleh dari SKPR. NTB atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan cara revaluasi. 3.2. Sektor Pertambangan dan Penggalian Sektor ini diklasifikasikan dalam 3 subsektor yaitu Minyak dan Gas Bumi (Migas), Pertambangan Tanpa Migas dan Penggalian. Khusus untuk wilayah Kabupaten Kuningan kegiatan yang ada hanyalah subsektor Penggalian. Subsektor ini mencakup kegiatan penggalian dan pengambilan segala jenis barang galian misalnya batu kapur, pasir, tanah liat, batu-batuan dan sebagainya. Data output dan biaya antara diperoleh dari SKPR, sedangkan biaya antara diperoleh dari perkalian rasio biaya antara dengan nilai outputnya. Rasio biaya antara diperoleh dari Survei Penggalian yang dilakukan oleh BPS Kabupaten Kuningan. NTB atas dasar harga berlaku dihitung dengan metode pendekatan produksi yaitu nilai output dikurangi biaya antara. NTB atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan menggunakan metode deflasi dengan deflatornya Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB) untuk barang-barang galian. 3.3. Sektor Industri Pengolahan Sektor ini dikelompokkan menjadi dua, yaitu Industri Migas yang terdiri dari pengilangan minyak bumi dan gas alam cair, dan Industri Tanpa Migas. Untuk wilayah Kabupaten Kuningan kegiatan industri yang ada adalah industri tanpa migas. Kegiatan ini mencakup industri besar dan sedang, PDRB Kabupaten Kuningan 2010-2013 19

Uraian Sektoral industri kecil dan industri rumah tangga. Industri besar dan sedang mencakup perusahaan industri yang mempunyai jumlah tenaga kerja 20 orang atau lebih. Sedangkan industri kecil 5 sampai 19 orang, dan industri rumah tangga dengan jumlah tenaga kerja 1 sampai 4 orang. NTB atas dasar harga berlaku untuk industri besar dan sedang dihitung dengan menggunakan pendekatan produksi yaitu nilai output dikurangi biaya antara. Nilai output dan biaya antara diperoleh dari Survei Tahunan Industri Besar dan Sedang yang setiap tahun dilakukan oleh BPS Kabupaten Kuningan. Untuk industri kecil dan rumah tangga dilakukan estimasi berdasarkan indikator jumlah tenaga kerja dan rata-rata output per tenaga kerja, hasil dari Survei Industri Kecil dan Rumah Tangga yang dilakukan BPS Kabupaten Kuningan. NTB atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan menggunakan metode deflasi dengan deflatornya IHPB barang-barang industri. 3.4. Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih 3.4.1. Listrik Subsektor ini mencakup kegiatan pembangkitan dan penyaluran tenaga listrik yang diselenggarakan oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan Non PLN. NTB atas dasar harga berlaku dihitung dengan menggunakan pendekatan produksi, yaitu nilai output dikurangi biaya antara. Nilai output diperoleh dari perkalian produksi listrik PLN dan Non PLN dengan tarif listrik, yang datanya diperoleh dari PT. PLN (Persero), sedangkan biaya antara diperoleh dari perkalian rasio biaya antara dengan nilai outputnya. Rasio ini didapat dari survei yang diselenggarakan oleh BPS. PDRB Kabupaten Kuningan 2010-2013 20

Uraian Sektoral NTB atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan menggunakan metode ekstrapolasi dengan ektsrapolatornya Indeks Produksi Listrik. 3.4.2. Gas Kota Subsektor ini mencakup kegiatan penyediaan gas kota, yaitu biasanya diusahakan oleh Perusahaan Gas Negara (PN Gas). Untuk wilayah Kabupaten Kuningan sub sektor ini tidak ada. 3.4.3. Air Bersih Subsektor ini mencakup kegiatan proses pembersihan, pemurnian dan proses kimiawi lainnya untuk menghasilkan air bersih, serta pendistribusian dan penyalurannya baik yang dilakukan oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) maupun bukan PAM. NTB atas dasar harga berlaku dihitung dengan menggunakan pendekatan produksi yaitu nilai output dikurangi biaya antara. Nilai output dan biaya antara diperoleh dari Survei Air Minum yang setiap tahun dilakukan oleh BPS. NTB atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan menggunakan metode ekstrapolasi dengan ekstrapolatornya Indeks Produksi Air Bersih. 3.5. Sektor Bangunan Sektor ini mencakup kegiatan pembangunan fisik (Konstruksi), baik yang digunakan sebagai tempat tinggal atau sarana lainnya yang dilakukan oleh perusahaan konstruksi maupun yang dilakukan oleh perorangan. NTB atas dasar harga berlaku dihitung dengan menggunakan Pendekatan Produksi yaitu nilai output dikurangi biaya antara. Data nilai output dan biaya antara diperoleh dari Survei Perusahaan Konstruksi AKI (Asosiasi Kontraktor Indonesia) dan non AKI ditambah dengan kegiatan konstruksi yang dilakukan oleh perorangan (individu). NTB atas harga konstan PDRB Kabupaten Kuningan 2010-2013 21

Uraian Sektoral 2000 dihitung dengan menggunakan metode Deflasi dengan deflatornya IHPB Barang Bangunan. 3.6. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran 3.6.1. Perdagangan Besar dan Eceran Perdagangan besar mencakup kegiatan pengumpulan dan penjualan kembali barang baru atau bekas oleh pedagang dari produsen atau importir ke pedagang besar lainnya atau pedagang eceran. Perdagangan eceran mencakup kegiatan perdagangan yang umumnya melayani konsumen perorangan atau rumah tangga, tanpa mengubah sifat, baik barang baru atau barang bekas. NTB atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan menggunakan Metode Arus Barang (Commodity Flow), yaitu output dihitung berdasarkan besarnya margin perdagangan yang timbul akibat perdagangan barang-barang dari sektor Pertanian, Pertambangan dan Penggalian, Industri serta barang dari impor, dikurangi biaya antara. 3.6.2. Hotel Subsektor ini mencakup kegiatan penyediaan akomodasi yang menggunakan sebagian atau seluruh bangunan sebagai tempat penginapan. Yang dimaksud akomodasi disini adalah hotel berbintang maupun tidak berbintang, serta tempat tinggal lainnya yang digunakan untuk menginap seperti losmen dan motel. NTB atas dasar harga berlaku dihitung dengan menggunakan Pendekatan Produksi yaitu nilai output dikurangi biaya antara. Nilai output diperoleh dari perkalian jumlah kamar yang terjual dengan rata-rata tarif per PDRB Kabupaten Kuningan 2010-2013 22

Uraian Sektoral kamar. Biaya antara diperoleh dari perkalian rasio biaya antara hasil SKPR dengan nilai outputnya. NTB atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan menggunakan metode Ekstrapolasi dengan ekstrapolatornya Indeks Jumlah Kamar yang Terjual. 3.6.3. Restoran Subsektor ini mencakup kegiatan usaha penyediaan makanan dan minuman jadi yang pada umumnya dikomsumsi ditempat penjualan. Kegiatan yang termasuk dalam subsektor ini seperti restoran, rumah makan, bar, kantin, warung kopi, warung nasi, warung sate, katering, pedagang makanan/minuman (tempat tetap maupun keliling) dan lain-lain. NTB atas dasar harga berlaku dihitung dengan menggunakan Pendekatan Produksi yaitu nilai output dikurangi biaya antara. Nilai output diperoleh dengan cara mengalikan pengeluaran makanan dan minuman per kapita selama setahun dengan jumlah penduduk pertengahan tahun. Biaya antara diperoleh dari perkalian rasio biaya antara yang diperoleh dari SKPR dengan nilai outputnya. NTB atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan menggunakan metode deflasi dengan deflatornya IHK (Indeks Harga Konsumen) Makanan. 3.7. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi 3.7.1. Angkutan Rel Subsektor ini mencakup kegiatan pengangkutan barang dan penumpang dengan menggunakan alat angkut kereta api yang sepenuhnya dikelola oleh Perusahaan Kereta Api Indonesia (PT. KAI). PDRB Kabupaten Kuningan 2010-2013 23

Uraian Sektoral NTB atas dasar harga berlaku dihitung dengan Pendekatan Produksi yaitu output dikurangi biaya antara. Nilai output dan biaya antara diperoleh dari laporan keuangan PT. KAI. NTB atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan menggunakan metode Ekstrapolasi dengan ekstrapolatornya Indeks Penumpang dan Barang. Untuk wilayah Kabupaten Kuningan sub sektor ini tidak ada. 3.7.2. Angkutan Jalan Raya Subsektor ini mencakup kegiatan pengangkutan barang dan penumpang dengan menggunakan alat angkut kendaraan jalan raya, baik bermotor maupun tidak bermotor, termasuk disini kegiatan lainnya seperti sewa kendaraan (rental car), baik dengan atau tanpa pengemudi. NTB atas dasar harga berlaku dihitung dengan Pendekatan Produksi yaitu nilai output dikurangi biaya antara. Nilai output diperoleh dengan cara mengalikan jumlah kendaraan umum dengan rata-rata output per kendaraan. Biaya antara diperoleh dari perkalian rasio biaya antara dengan nilai outputnya. NTB atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan menggunakan metode Revaluasi. 3.7.3. Jasa Penunjang Angkutan Subsektor ini mencakup kegiatan yang bersifat menunjang dan memperlancar kegiatan pengangkutan yaitu jasa pelabuhan udara, laut, darat (terminal dan parkir), sungai, bongkar muat laut dan darat, keagenan penumpang, ekspedisi laut, jalan tol dan lain-lain. NTB atas dasar harga berlaku dihitung dengan Pendekatan Produksi yaitu output dikurangi biaya antara. Nilai output dan biaya antara diperoleh dari SKPR. PDRB Kabupaten Kuningan 2010-2013 24

Uraian Sektoral NTB atas dasar harga konstan 2000 dapat dihitung dengan menggunakan metode deflasi dengan deflatornya IHK. 3.7.4. Komunikasi Subsektor ini mencakup kegiatan Pos dan Giro, Telekomunikasi dan Jasa penunjang komunikasi. Pos dan Giro mencakup kegiatan pemberian jasa kepada pihak lain dalam hal pengiriman surat, wesel dan paket yang diusahakan oleh Perum Pos dan Giro dan perusahan lainnya. Telekomunikasi meliputi pemberian jasa kepada pihak lain dalam hal pengiriman berita melalui telegram, telepon, telex, yang diusahakan oleh PT. Telkom dan PT. Indosat. Jasa penunjang komunikasi seperti warung telekomunikasi (Wartel), Radio panggil (Pager) dan telepon seluler (ponsel). NTB atas dasar harga berlaku dihitung dengan pendekatan produksi yaitu nilai output dikurangi biaya antara. Nilai output dari kegiatan pos dan giro, dan telekomunikasi diperoleh dari Laporan Keuangan Perum Pos dan Giro. Data penunjang komunikasi diperoleh dari survei wartel dan alokasi (seperti radio panggil, telepon seluler). NTB atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan mengunakan metode ekstrapolasi dengan ekstrapolatornya jumlah surat yang dikirim untuk kegiatan pos dan giro, jumlah pulsa untuk kegiatan telekomunikasi. Untuk kegiatan Angkutan Laut, Angkutan Udara dan Angkutan Sungai/ Penyeberangan di wilayah Kabupaten Kuningan tidak ada. 3.8. Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 3.8.1. B a n k Subsektor ini mencakup Bank Sentral dan Bank Komersial yang memberikan jasa keuangan pada pihak lain misalnya menerima simpanan PDRB Kabupaten Kuningan 2010-2013 25

Uraian Sektoral terutama dalam bentuk giro dan deposito, memberikan kredit/pinjaman, baik kredit jangka pendek, menengah dan panjang, mengirim uang, membeli dan menjual surat-surat berharga, mendiskonto surat wesel/kertas dagang/surat hutang dan sejenisnya, menyewakan tempat dan menyimpan barang berharga dan sejenisnya. NTB atas dasar harga berlaku dihitung dengan pendekatan Produksi yaitu output dikurangi biaya antara. Nilai output dan biaya antara diperoleh dari laporan Bank Indonesia. NTB atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan menggunakan metode Deflasi dengan deflatornya IHK Umum. 3.8.2. Lembaga Keuangan Lainnya Subsektor ini mencakup kegiatan Asuransi, Dana Pensiun, Pegadaian, Koperasi Simpan Pinjam, dan Lembaga Pembiayaan. Dalam subsektor ini juga mencakup kegiatan Valuta Asing, Pasar Modal, dan Jasa penunjangnya misalnya pialang, penjamin emisi dan sebagainya. NTB atas dasar harga berlaku dihitung dengan pendekatan Produksi yaitu nilai output dikurangi biaya antara. Data output dan biaya antara diperoleh dari SKPR. NTB atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan menggunakan metode Deflasi dengan deflatornya IHK Umum. 3.8.3. Sewa Bangunan Subsektor ini mencakup kegiatan usaha persewaan bangunan dan tanah, baik yang menyangkut bangunan tempat tinggal maupun bukan PDRB Kabupaten Kuningan 2010-2013 26

Uraian Sektoral bangunan tempat tinggal seperti perkantoran, pertokoan, apartemen serta usaha persewaan tanah persil. NTB atas dasar harga berlaku dihitung dengan pendekatan Produksi, yaitu nilai output dikurangi biaya antara. Nilai output diperoleh dari perkalian antara pengeluaran konsumsi rumah tangga per kapita untuk sewa beli rumah dinas, perkiraan sewa rumah, pajak dan pemeliharaan rumah, dengan jumlah penduduk pertengahan tahun. Nilai biaya antara diperoleh dari perkalian pengeluaran pemeliharaan rumah per kapita dengan jumlah penduduk pertengahan tahun. NTB atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan menggunakan metode deflasi dengan deflatornya IHK Perumahan. 3.8.4. Jasa Perusahaan Subsektor ini mencakup kegiatan pemberian jasa hukum (Advokat dan Notaris), jasa pengolahan dan penyajian data, jasa bangunan/arsitek dan teknik, jasa periklanan dan riset pemasaran, serta jasa persewaan mesin dan peralatan. NTB atas dasar harga berlaku dihitung dengan Pendekatan Produksi, yaitu nilai output dikurangi biaya antara. Nilai output diperoleh dari perkalian jumlah perusahaan dengan rata-rata output per perusahaan hasil SKPR. Biaya antara diperoleh dengan cara mengalikan rasio biaya antara dengan nilai outputnya. NTB atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan menggunakan metode Revaluasi. PDRB Kabupaten Kuningan 2010-2013 27

Uraian Sektoral 3.9. Sektor Jasa-Jasa Sektor Jasa-Jasa dikelompokkan ke dalam 2 subsektor yaitu: 1. Subsektor Jasa Pemerintahan Umum. 2. Subsektor Jasa Swasta. 3.9.1. Jasa Pemerintahan Umum Subsektor ini mencakup kegiatan jasa yang dilaksanakan oleh pemerintah untuk kepentingan rumah tangga serta masyarakat umum. Sebagai contoh, jasa pemerintahan umum, pertahanan dan keamanan dan sebagainya. 3.9.2. Jasa Swasta Subsektor ini meliputi kegiatan jasa yang dilaksanakan pihak swasta, misalnya jasa sosial dan kemasyarakatan, jasa hiburan dan rekreasi, serta perorangan dan rumah tangga. 3.9.2.1. Jasa Sosial Kemasyarakatan Subsektor ini mencakup kegiatan jasa pendidikan, kesehatan, riset/penelitian, palang merah, panti asuhan, panti wreda, yayasan pemeliharaan anak cacat (YPAC), rumah ibadah dan sejenisnya, baik yang dikelola oleh pemerintah maupun swasta. NTB atas dasar harga berlaku dihitung dengan pendekatan produksi yaitu nilai output dikurangi biaya antara. Nilai output diperoleh dari hasil perkalian jumlah indikator produksi misalnya jumlah murid, jumlah tempat PDRB Kabupaten Kuningan 2010-2013 28

Uraian Sektoral tidur rumah sakit, jumlah dokter, jumlah panti asuhan dan sebagainya dengan rata-rata output per masing-masing indikator dari hasil survei SKPR. Biaya antara diperoleh dari perkalian rasio biaya antara dengan nilai outputnya. NTB atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan menggunakan metode Revaluasi. 3.9.2.2. Jasa Hiburan dan Rekreasi Subsektor ini mencakup kegiatan jasa bioskop, taman hiburan, bar, karaoke, diskotik, bilyard, kolam renang dan kegiatan hiburan lainya seperti berbagai kesenian khas Kuningan (grup tarling, wayang golek, tari topeng dan sebagainya). NTB atas dasar harga berlaku dihitung dengan Pendekatan Produksi yaitu nilai output dikurangi biaya antara. Nilai output hasil perkalian jumlah pengunjung/penonton dengan rata-rata tarif per pengunjung/penonton hasil survei SKPR. Biaya antara diperoleh dari perkalian rasio biaya antara dengan nilai outputnya. NTB atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan menggunakan metode Revaluasi. 3.9.2.3. Jasa Perseorangan dan Rumah Tangga Subsektor ini mencakup kegiatan yang pada umumnya melayani perorangan dan rumah tangga misalnya jasa reparasi, pemangkas rambut dan salon kecantikan, foto studio, tukang jahit, pembantu rumah tangga, semir sepatu dan sejenisnya. NTB atas dasar harga berlaku dihitung dengan Pendekatan Produksi yaitu nilai output dikurangi biaya antara. Nilai output dari hasil perkalian PDRB Kabupaten Kuningan 2010-2013 29

Uraian Sektoral jumlah masing-masing jenis kegiatan usaha jasa perseorangan dan rumah tangga dengan rata-rata output per masing-masing jenis kegiatan tersebut. Biaya antara diperoleh dari perkalian rasio biaya antara dengan nilai outputnya. NTB atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan menggunakan metode Revaluasi. PDRB Kabupaten Kuningan 2010-2013 30

BAB IV STRUKTUR DAN PERKEMBANGAN EKONOMI

Struktur dan Perkembangan Ekonomi BAB IV STRUKTUR DAN PERKEMBANGAN EKONOMI 4.1. Produk Domestik Regional Bruto Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan gambaran kemampuan suatu daerah dalam mengelola sumber daya alam (SDA) dan sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki. Ini dapat dilihat dari nilai tambah yang mampu diciptakan oleh berbagai aktivitas ekonomi di daerah tersebut. PDRB Kabupaten Kuningan seri Tahun 2010-2013, disajikan atas dasar harga berlaku (adhb) dan atas dasar harga konstan (adhk) 2000. Ini dimaksudkan agar dapat dilihat perkembangannya sebelum dan sesudah pengaruh harga diperhitungkan. Penyajian PDRB adhk, akan lebih mencerminkan perubahan PDRB tanpa dipengaruhi perubahan harga yang biasanya tidak stabil (fluktuatif) atau cenderung naik terus dari tahun ke tahun. Dengan demikian PDRB adhk lebih mencerminkan kenaikan produk secara nyata daripada PDRB adhb. Nilai PDRB Kabupaten Kuningan adhb pada tahun 2013 sebesar 12.249.821,01 juta rupiah, tahun 2012 sebesar 11.028.955,98 juta rupiah, yang berarti mengalami kenaikan sebesar 11,07%. Kenaikan ini relatif lebih tinggi dibanding kenaikan periode sebelumnya (2011-2012), yaitu sebesar 10,08%. PDRB adhk yang dipergunakan sebagai barometer pertumbuhan ekonomi secara riil, pada tahun 2013 PDRB Kabupaten Kuningan adhk mencapai 4.591.827,63 juta rupiah atau meningkat sebesar 4,84% dari Tahun 2012 sebesar 4.380.046,25 juta rupiah. Bila dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi di tahun sebelumnya yang mencapai 4,73 persen, PDRB Kabupaten Kuningan 2010-2013 32

Struktur dan Perkembangan Ekonomi menunjukkan bahwa pada Tahun 2013 ini secara riil pertumbuhan ekonomi mengalami kenaikan yaitu meningkat 0.11 poin. Pembentukan PDRB Kabupaten Kuningan dari tahun ke tahun, baik berdasarkan adhb maupun adhk, tidak terlepas dari kontribusi sembilan sektor ekonomi. Pada tahun 2013 ini berdasakkan PDRB adhb, kontribusi terbesar masih diberikan oleh sektor Pertanian seperti tahun-tahun sebelumnya dan tahun ini mencapai sekitar 27,31 persen, yang terutama ditunjang oleh subsektor Tanaman Bahan Makanan (tabama), yaitu sebesar 21,05 persen terhadap angka PDRB adhb secara keseluruhan. Dominannya sektor pertanian dalam struktur ekonomi Kabupaten Kuningan ini mengakibatkan setiap perubahan dalam sektor pertanian akan berdampak secara signifikan terhadap perekonomian Kabupaten Kuningan secara keseluruhan. Subsektor yang dominan dalam sektor pertanian di Kabupaten Kuningan adalah subsektor tanaman bahan makanan. Dominannya subsektor tanaman bahan makanan ini memang sangat diandalkan, mengingat subsektor tabama merupakan lapangan usaha yang paling banyak dilakukan oleh mayarakat daerah ini, bahkan lebih jauh subsektor ini tidak saja mendominasi di tingkat daerah melainkan sampai pada tingkat nasional. Ini berarti pula bahwa Kabupaten Kuningan masih tergolong daerah agraris, atau daerah yang masih bergantung pada ekonomi pertanian dan hasil-hasilnya. Dengan kata lain, sampai saat ini perekonomian Kabupaten Kuningan sebagian besar masih bertumpu pada kegiatan ekonomi sektor primer, yaitu sektor yang mengandalkan pendayagunaan sumber-sumber alam hasil pertanian atau penggalian. PDRB Kabupaten Kuningan 2010-2013 33

Struktur dan Perkembangan Ekonomi 4.2. Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Pertumbuhan PDRB adhk adalah salah satu indikator perkembangan ekonomi suatu daerah yang sering digunakan. Indikator yang menunjukkan naik tidaknya produk yang dihasilkan oleh seluruh kegiatan ekonomi di daerah tersebut, dikenal dengan istilah laju pertumbuhan ekonomi (LPE). Indikator ini biasanya digunakan untuk menilai sampai seberapa jauh keberhasilan pembangunan suatu daerah dalam periode waktu tertentu. Dengan demikian indikator ini dapat pula dipakai untuk menentukan arah kebijaksanaan pembangunan yang akan datang. Namun demikian, bukan suatu jaminan dengan laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi secara otomatis telah meningkatnya pembangunan, apabila pertumbuhan penduduknya jauh lebih tinggi. Pertumbuhan ekonomi pada dasarnya harus dapat dinikmati oleh seluruh lapisan penduduk, atau dapat dikatakan bahwa pertumbuhan ekonomi harus mampu memberikan kesejahteraan ekonomi yang lebih baik bagi berbagai lapisan masyarakat. Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kuningan pada tahun 2013 mencapai angka sebesar 4,84 persen mengalami kenaikan dibanding Laju Pertumbuhan Ekonomi tahun 2012. Berdasarkan perhitungan PDRB atas dasar harga konstan 2000, Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Kuningan tahun 2013 adalah sebesar 4,84 persen dengan nilai PDRB atas dasar harga konstan 2000 sebesar 4.591,82 milyar rupiah sedangkan LPE pada tahun 2012 sebesar 4,73 persen dengan nilai PDRB sebesar 4.380,04 milyar rupiah. PDRB Kabupaten Kuningan 2010-2013 34

Struktur dan Perkembangan Ekonomi Tabel 1 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Kuningan Tahun 2012 dan 2013 Sektor/Lapangan Usaha 2012 (%) 2013 **) (%) [1] [2] [3] 1. Pertanian (1,60) 2,88 2. Pertambangan/Penggalian 6,97 4,80 3. Industri Pengolahan 2,41 5,52 4. Listrik dan Air Bersih 9,93 7,02 5. Konstruksi/Bangunan 9,61 7,22 6. Perdagangan, Hotel & Restoran 8,85 6,33 7. Pengangkutan & Komunikasi 7,50 6,55 8. Keuangan, Persewaan & Jasa Persh. 10,79 6,01 9. Jasa-jasa 5,45 4,13 L P E 4,73 4,84 **) Angka sementara 4.3. Pertumbuhan Ekonomi Sektoral Pertumbuhan ekonomi suatu daerah, tidak terlepas dari pertumbuhan yang diberikan oleh masing-masing sektor. Besar kecilnya angka pertumbuhan ekonomi sektoral, akan mempengaruhi pula pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. Pada tahun 2013 semua sektor ekonomi yang ada pada PDRB mencatat pertumbuhan yang positif, kenaikan tertinggi terjadi pada sektor PDRB Kabupaten Kuningan 2010-2013 35

Struktur dan Perkembangan Ekonomi bangunan yakni sebesar 7,22 persen. Jika diurutkan pertumbuhan PDRB menurut sektor ekonomi dari yang tertinggi ke yang terendah maka pertumbuhan tertinggi dihasilkan oleh sektor Bangunan yaitu sebesar 7,22 persen, diikuti oleh sektor Listrik, Gas dan Air bersih sebesar 7,02 persen, dan Pengangkutan dan Komunikasi sebesar 6,55 persen. Sektor ekonomi keempat tertinggi pertumbuhannya yaitu Perdagangan, Hotel dan Restoran sebesar 6,33 persen. Kelima sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan sebesar 6,01 persen. Keenam adalah sektor Industri Pengolahan sebesar 5,52 persen. Urutan ketujuh diduduki oleh sektor Pertambangan dan Penggalian sebesar 4,80 persen. Kedelapan Sektor Jasa-jasa sebesar 4,13 persen. Terakhir sektor Pertanian yang menyumbangkan 2,88 persen. Sektor pertanian pada tahun 2013 mengalami pertumbuhan yang positif, hal ini terutama dipengaruhi oleh sub sektor perikanan dan tanaman perkebunan yang mengalami kenaikan masing-masing sebesar 5,10 persen dan 3,41 perseni.. Pertanian merupakan sektor dominan yang memberikan peranan tertinggi dalam pencapaian PDRB di Kabupaten Kuningan. Laju pertumbuhan sektor penggalian pada tahun 2013 mengalami pertumbuhan sebesar 4,80 persen. Produksi hasil penggalian terutama pasir hanya dikonsumsi oleh masyarakat Kuningan dan kota Cirebon yang lokasinya berbatasan dengan kota Kuningan. Laju pertumbuhan sektor Industri pengolahan tahun 2013 mencapai angka 5,52 persen. Dibandingkan tahun sebelumnya ini menunjukan peningkatan yang berarti. Hal ini menunjukan indistri pengolahan di Kabupaten Kuningan memberikan andil cukup besar terhadap perekonomian Kabupaten Kuningan. PDRB Kabupaten Kuningan 2010-2013 36

Struktur dan Perkembangan Ekonomi Untuk sektor Listrik, Gas dan Air Bersih pada tahun 2013 mengalami pertumbuhan sebesar 7,02 persen dibanding tahun sebelumnya yakni sebesar 9,93 persen. Untuk sektor bangunan pada tahun 2013 sektor bangunan mengalami pertumbuhan sebesar 7,22 persen, hal ini sedikit lebih rendah jika dibanding dengan tahun sebelumnya yakni dari 9,61 persen. Pada tahun 2013 laju pertumbuhan di sektor perdagangan, hotel dan restoran yakni sebesar 6,33 persen, hal ini mengalami penurunan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yakni sebesar 8,85 persen. Sektor pengangkutan dan komunikasi mengalami pertumbuhan yakni sebesar 6,55 persen. Sementara untuk sub sektor pos dan komunikasi mengalami pertumbuhan sebesar 7,62 persen. Banyaknya penggunaan telepon seluler mengakibatkan konsumsi pulsa tinggi. Telepon seluler sudah bukan merupakan barang mewah lagi bahkan sudah menjadi kebutuhan sekunder sehingga banyak dibutuhkan dan dimiliki oleh kalangan masyarakat baik kalangan atas maupun bawah, orang dewasa maupun anak-anak, ini memberikan dukungan terhadap laju pertumbuhan sektor pengangkutan dan komunikasi. Sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan mengalami laju pertumbuhan sebesar 6,01 persen, ini mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun 2012 sebesar 10,79 persen. Pada sektor jasa-jasapun pada tahun 2013 mengalami laju pertumbuhan sebesar 4,13 persen dibandingkan dengan laju pertumbuhan tahun 2012 yakni sebesar 5,45 persen. PDRB Kabupaten Kuningan 2010-2013 37

Struktur dan Perkembangan Ekonomi Perkembangan PDRB ADH Konstan menunjukkan tingkat dari Laju Pertumbuhan Ekonomi / LPE. (PDRB ADH Konstan bila dibagi dengan PDRB ADH Konstan tahun sebelumnya akan menghasilkan angka LPE). Perkembangan inflasi di Kabupaten Kuningan secara perekonomian secara umum masih dapat diimbangi dengan meningkatnya produksi di sektor-sektor perekonomian. Selama kurun waktu tiga tahun terakhir inflasi di Kabupaten Kuningan cenderung mengalami peningkatan yaitu dari 4,07 persen pada tahun 2011 menjadi 5,11 persen pada tahun 2012 dan 5,95 persen pada tahun 2013. Grafik 1 Laju Inflasi Kabupaten Kuningan Tahun 2011 2013 PDRB Kabupaten Kuningan 2010-2013 38

Struktur dan Perkembangan Ekonomi 4.4. Struktur Ekonomi Kabupaten Kuningan Gambaran mengenai struktur ekonomi suatu daerah, dapat dilihat dari besarnya distribusi persentase dari masing-masing sektor terhadap nilai total PDRB-nya (dalam hal ini PDRB adhb). Semakin besar persentase suatu sektor semakin besar pula pengaruh sektor tersebut terhadap perkembangan/struktur ekonomi suatu daerah. Sebagai contoh, apabila peranan sektor pertanian masih cukup besar, maka kenaikan pada sektor ini dari tahun ke tahun akan cukup besar pengaruhnya terhadap situasi ekonomi suatu daerah. Sebaliknya apabila sektor tersebut turun sedikit saja, maka akan dirasakan oleh semua kegiatan ekonomi secara keseluruhan. Berdasarkan Tabel 2 di halaman berikut, seperti telah dikemukakan pada subbab sebelumnya terlihat perekonomian Kabupaten Kuningan masih didominasi oleh sektor pertanian yang menunjukkan bahwa Kabupaten Kuningan sebagai daerah agraris didikung oleh letak geografisnya. Di samping terkonsentrasi pada sektor pertanian, ternyata perekonomian Kabupaten Kuningan dari tahun ke tahun khususnya empat tahun terakhir, ditunjang oleh sektor-sektor lainnya yang cukup potensi dan strategis seperti sektor Jasa-jasa, sektor perdagangan, hotel dan restoran serta sektor pengangkutan dan komunikasi. PDRB Kabupaten Kuningan 2010-2013 39

Struktur dan Perkembangan Ekonomi Tabel 2 Kontribusi PDRB Kabupaten Kuningan Menurut Lapangan Usaha Tahun 2012-2013 (dalam persen) Kabupaten Kuningan Sektor/Lapangan Usaha 2012 2013 **) [1] [2] [3] 1. Pertanian 26,80 27,31 2. Pertambangan/Penggalian 0,78 0,77 3. Industri Pengolahan 2,01 1,99 4. Listrik dan Air Bersih 0,50 0,51 5. Konstruksi/Bangunan 5,39 5,39 6. Perdagangan, Hotel & Restoran 22,07 22,18 7. Pengangkutan & Komunikasi 13,03 13,13 8. Keu. Persw.& Jasa Persh. 6,56 6,51 9. Jasa-jasa 22,86 22,19 **) Angka sementara Total 100,00 100,00 Pada Tahun 2013 peranan sektor pertanian berdasarkan harga berlaku sebesar 27,31 persen, sementara berdasarkan harga konstan sebesar 28,83 persen. Dari sini terlihat bahwa, atas dasar harga berlaku kontribusi sektor pertanian lebih kecil dibandingkan dengan harga konstan, ini artinya bahwa berdasarkan harga yang berlaku pada saat ini nilai tambah bruto pada sektor pertanian masih rendah. Adanya faktor harga yang memperlihatkan bahwa nilai jual dari produksi hasil pertanian masih dibawah harga barang- PDRB Kabupaten Kuningan 2010-2013 40