I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ortodonsia merupakan bagian dari Ilmu Kedokteran Gigi yang bertujuan

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perawatan ortodonti bertujuan memperbaiki susunan gigi-gigi dan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perawatan tersebut bertujuan untuk memperbaiki abnormalitas susunan gigi dan

I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perkembangan, salah satunya adalah Air Polisher Devices (APDs).

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. stomatognatik tidak akan berjalan baik (Mc Laughlin dkk., 2001). Perawatan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mencegah, mengubah dan memperbaiki ketidakteraturan letak gigi dan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ortodonsia merupakan bagian dari ilmu kedokteran gigi yang bertujuan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penjangkaran, akrilik, dan pasien dapat memasang atau melepas alat tersebut

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perawatan ortodontik bertujuan memperbaiki maloklusi gigi, kelainan -

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ortodonsia adalah cabang dari Ilmu Kedokteran Gigi yang mempelajari

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. fungsional gigi dapat menyebabkan migrasi (tipping, rotasi, dan ekstrusi),

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan tingginya permintaan dilakukan perawatan ortodonsi.

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. keadaan normal (Graber dan Swain, 1985). Edward Angle (sit. Bhalajhi 2004)

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. atau kelompok gigi dan jaringan pendukungnya sehingga menghasilkan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada adalah teknik Begg. Kawat busur yang

BAHAN AJAR Pertemuan ke 13

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. langsung pada kavitas gigi dalam sekali kunjungan. Restorasi tidak langsung

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. permukaan koronal mahkota klinis gigi asli, yang dapat memperbaiki morfologi,

I. PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah. mempertahankan kesehatan jaringan pendukung sehingga menghasilkan kedudukan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. perkembangan yang bervariasi dari wajah, rahang, gigi, dan abnormalitas dentofasial

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. cepat berkembang. Masyarakat makin menyadari kebutuhan pelayanan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kali diperkenalkan pada tahun Alat ortodontik cekat yang pertama kali

BAB I PENDAHULUAN. dengan gigi semakin meningkat seiring dengan perkembangan jaman dan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Gigi mempunyai banyak fungsi antara lain fonetik, mastikasi, estetis dan

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. (Alexander,2001). Ortodonsia merupakan bagian dari ilmu Kedokteran Gigi yang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. gigi, salah satunya dengan perawatan ortodontik. Kebutuhan perawatan ortodontik

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Alat ortodontik cekat meliputi beberapa komponen dasar yaitu braket,

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan dilepas oleh operator yaitu ortodontis. Komponen alat cekat terbagi menjadi

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. ortodontik (Shaw, 1981). Tujuan perawatan ortodontik menurut Graber (2012)

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pada tindakan pencegahan dan koreksi terhadap maloklusi dan malrelasi pada

INTISARI Penggunaan braket preadjusted self ligating dianggap mampu menghasilkan resistensi friksional rendah karena bentuknya seperti tabung

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah. terus meningkat. Perawatan ortodonsi bertujuan untuk memperbaiki oklusi dan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menjadi 4 jenis yaitu nikel titanium, kobalt-kromiun-nikel, stainless steel dan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. ortodonti terbagi atas beberapa jenis di pasaran, antara lain copper nickel titanium,

BAB I PENDAHULUAN. gigi pada satu lengkung rahang atau gigi antagonis. Maloklusi dapat dikoreksi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sehingga didapatkan fungsi dan estetik geligi yang baik maupun wajah yang

E- ISSN: , Print ISSN: ISM VOL. 8 NO.1, JANUARI-APRIL, HAL 9-15

A. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring dengan perkembangan zaman, perawatan ortodontik semakin

BAB I PENDAHULUAN. ortodontik berdasarkan kebutuhan fungsional dan estetik. Penggunaan alat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sampel yang di peroleh sebanyak 24 sampel dari cetakan pada saat lepas bracket. 0 Ideal 2 8,33 2 8,33

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. berupa alat cekat dan alat lepasan (Susetyo, 2000). Alat ortodontik cekat adalah

BAB I PENDAHULUAN. terdiri dari berbagai macam penyebab dan salah satunya karena hasil dari suatu. pertumbuhan dan perkembangan yang abnormal.

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. gigi geligi pada posisi ideal dan seimbang dengan tulang basalnya. Perawatan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. insisal sehingga mendapatkan hubungan oklusi yang baik (Siti-Bahirrah, 2004).

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. mendapatkan perawatan ortodonsi. Keteraturan dan pembersihan plak yang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tujuan mengatasi maloklusi. Salah satu kekurangan pemakaian alat ortodonti cekat

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perawatan Ortodontik bertujuan untuk memperbaiki susunan gigi-gigi dan

BAB 1 PENDAHULUAN. tambahan dengan menggunakan sistem pasak dan inti untuk retorasi akhirnya. Pasak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kalangan masyarakat. Kebutuhan akan perawatan ortodonti saat ini meningkat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. rumit pada tubuh manusia. Sendi ini dapat melakukan 2 gerakan, yaitu gerakan

PERBANDINGAN KEKERASAN ANTARA EMPAT MACAM BRAKET STAINLESS STEEL BARU DAN PASCABAKAR DENGAN VARIASI WAKTU PEMBAKARAN

BAB I PENDAHULUAN. mengganggu kesehatan gigi, estetik dan fungsional individu.1,2 Perawatan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. A. LATAR BELAKANG Beberapa dekade terakhir dalam kedokteran gigi konservatif resin

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. gigi-gigi dengan wajah (Waldman, 1982). Moseling dan Woods (2004),

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Gigi yang telah dilakukan perawatan saluran akar lebih mudah mengalami

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. ini sangatlah tinggi. Gaya hidup dan tren mempengaruhi seseorang untuk

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. memberikan estetik wajah yang kurang baik (Wong, dkk., 2008). Prevalensi

BAB 1 PENDAHULUAN. perawatan ortodonsi. Kebersihan mulut pada pasien pengguna alat ortodontik

BAB I PENDAHULUAN. 25,9%, tetapi hanya 8,1% yang mendapatkan perawatan. 2

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mendapatkan oklusi yang baik tanpa rotasi gigi dan diastema (Alawiyah dan

TINJAUAN PUSTAKA. tehnik perawatan piranti cekat. Elastik digunakan untuk membantu menghasilkan

PENDAHULUAN. kebutuhan masyarakat dewasa ini. Akhir-akhir ini bahan restorasi resin komposit

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tiruan segera setelah pencabutan gigi (Watt dan MacGregor, 1992). Menurut Elias

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mahkota (crown) dan jembatan (bridge). Mahkota dapat terbuat dari berbagai

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perawatan yang diminati banyak orang untuk merapikan susunan gigi. Tujuan dari

BAB I PENDAHULUAN. Dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan kesehatan dan estetik gigi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. terhadap penampilan. Tuntutan dan kebutuhan perawatan gigi estetik masa kini

BAB 1 PENDAHULUAN. model gigitiruan dilakukan dengan cara menuangkan gips ke dalam cetakan rongga

BAB I PENDAHULUAN. Karies merupakan suatu penyakit jaringan keras gigi yang disebabkan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pemilihan kawat busur ortodontik yang ideal dapat menjadi kunci keberhasilan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Teknologi restorasi estetik mengalami perkembangan yang sangat pesat

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagian besar pasien dengan kehilangan gigi sebagian. 3 Salah satu kelemahan

BAB I PENDAHULUAN. Oklusi secara sederhana didefinisikan sebagai hubungan gigi-geligi maksila

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. wajah dan jaringan lunak yang menutupi. Keseimbangan dan keserasian wajah

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. 6 Evaluasi pasca perawatan penting untuk mendeteksi penyebab

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 IMPLAN GIGI. perlindungan gigi tetangga serta pengembangan rasa percaya diri (9).

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. bahan restorasi yang cepat dan mudah untuk diaplikasikan, dapat melekat dengan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. dan bersih menjadi tujuan utamanya. Bleaching merupakan salah satu perawatan

BAB I PENDAHULUAN. seperti kesehatan, kenyamanan, dan rasa percaya diri. Namun, perawatan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan sambungan material komposit yang telah. banyak menggunakan jenis sambungan mekanik dan

BAB I PENDAHULUAN. keadaan ini dapat meningkatkan resiko kehilangan gigi. Kehilangan gigi dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemakaian sistem pasak dan inti sebagai retensi intra-radikular merupakan

BAB I PENDAHULUAN. alat ortodontik cekat menyebabkan pemeliharaan oral hygiene menjadi lebih sulit

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 1

BAB I PENDAHULUAN. pada gigi yang umumnya berakibat pada kehilangan gigi dan dapat menimbulkan

BAB 1 PENDAHULUAN. sering terjadi. Penyakit ini dapat menyerang seluruh lapisan masyarakat dalam

BAB I PENDAHULUAN. labialis, premature loss gigi decidui, prolonged retension gigi decidui,

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. masalah estetik namun juga melibatkan fungsi dari gigi yang akan direstorasi

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Gigi merupakan salah satu komponen penting dalam rongga mulut. Gigi

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perawatan ortodonti merupakan perawatan yang bertujuan untuk

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. melindungi jaringan periodontal dan fungsi estetik. Gigi yang mengalami karies,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Ortodonsia menurut American Association of Orthodontists adalah bagian

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ortodonsia merupakan bagian dari Ilmu Kedokteran Gigi yang bertujuan memperbaiki keadaan gigi maupun rahang yang menyimpang dari kondisi normal (Graber dan Swain, 1985). Jenis alat yang digunakan dalam perawatan ortodontik dibagi dua, yaitu alat ortodontik lepasan dan cekat. Alat lepasan merupakan alat yang dapat dipasang dan dilepas dari rongga mulut oleh pasien, sedangkan alat cekat adalah alat yang dilekatkan pada gigi dan tidak dapat dilepas oleh pasien. Berbagai komponen dalam perawatan alat cekat, seperti braket dan molar tube, dapat dilekatkan secara langsung pada permukaan email gigi menggunakan bahan adhesif (teknik bonding) atau dilekatkan pada cincin logam yang disemenkan pada gigi (teknik banding) (Bhalajhi, 2004). Pelekatan braket dengan sistem bonding lebih banyak digunakan karena lebih praktis dan estetis. Pelekatan braket sistem bonding tidak sekuat sistem banding sehingga braket lebih mudah lepas dari permukaan gigi (Proffit dkk., 2007). Beberapa faktor penentu keberhasilan bonding yaitu permukaan basis braket ortodontik, bahan adhesif dan kondisi permukaan gigi (Williams dkk.,1995). Braket ortodontik yang tersedia di pasaran ada beberapa jenis, yaitu braket yang terbuat dari bahan yang memiliki nilai estetik tinggi seperti keramik atau plastik dan braket yang terbuat dari logam (Brantley dan Eliades, 2001). Jenis braket yang paling banyak digunakan adalah braket logam. Braket logam 1

2 mempunyai beberapa keunggulan, antara lain lebih murah dibandingkan braket keramik dan dapat di daur ulang (Bahnasi, dkk., 2012). Braket dapat terlepas dari permukaan gigi selama proses perawatan ortodontik karena tekanan mastikasi dan sikat gigi, atau sengaja dilepas untuk keperluan reposisi (Proffit dkk., 2007; Chetan dan Muralidhar, 2011). Hasil penelitian Lovius dkk.(1987) sit Neslihan dkk.(2006) melaporkan terjadinya kegagalan bonding braket secara klinis sekitar 3,5-23%. Lepasnya braket menyebabkan ortodontis harus melekatkan kembali braket di permukaan gigi (rebonding). Rebonding dapat dilakukan menggunakan braket baru atau lama. Penggunaan braket lama sering dilakukan oleh ortodontis dengan alasan penghematan biaya, tetapi braket harus didaur ulang terlebih dahulu agar dapat digunakan kembali (Coley-Smith dan Rock, 1997; Cacciafesta dkk., 2004). Proses daur ulang bertujuan untuk menghilangkan bahan adhesif yang tersisa di mesh braket tanpa menyebabkan kerusakan mesh untuk menjaga retensinya (MacColl, dkk, 1996). Beberapa metode daur ulang braket yang sering digunakan antara lain metode thermal, mekanik atau kombinasi keduanya. Metode thermal dilakukan dengan cara membakar sisa bahan adhesif baik dengan atau tanpa diikuti pembersihan ultrasonik ataupun electropolishing. Metode mekanik yang banyak digunakan yaitu dengan cara sandblasting atau grinding menggunakan rotary bur. Kombinasi dari metode mekanik dan thermal contohnya adalah metode Buchman, yaitu metode pembakaran diikuti sandblasting dan electropolishing (Basudan dan Al-Emran, 2001; Bansal dkk., 2011; Chetan dan Muralidhar, 2011). Metode daur ulang braket yang sering dilakukan oleh

3 karyasiswa di klinik Ortodonsia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada adalah dengan metode thermal. Metode tersebut dilakukan dengan cara membakar mesh braket menggunakan mini torch, kemudian dicelupkan ke dalam air untuk mendinginkan tanpa diikuti pembersihan menggunakan ultrasonik, electropolishing, maupun sandblasting. Penggunaan braket daur ulang dapat mengurangi biaya, akan tetapi terdapat beberapa kekurangan seperti penurunan kualitas braket, perubahan pada ukuran slot, terjadi distorsi pada mesh braket dan berkurangnya kekuatan pelekatan (Basudan dan Al-Emran, 2001; Quick dkk., 2005). Pergerakan gigi yang kompleks dalam perawatan ortodontik membutuhkan pelekatan braket yang baik terhadap jaringan gigi. Pelekatan braket terhadap email harus dapat menghantarkan gaya ortodontik, mampu menahan tekanan mastikasi, mudah dilepas pada akhir perawatan dan memiliki resiko kerusakan jaringan yang minimal selama pemakaian (Knox dkk., 2000 sit Bahnasi, 2013). Kekuatan pelekatan braket terhadap email dapat diukur dalam kekuatan geser, rotasi, dan tarik (Brantley dan Eliades, 2001). Kekuatan geser adalah kemampuan benda untuk bertahan saat menerima gaya sejajar permukaan benda tersebut. Kekuatan tarik adalah kemampuan benda untuk bertahan saat menerima gaya tegak lurus terhadap permukaan benda tersebut (Bishara, 2001). Menurut Akhoundi dkk. (2011), distribusi tekanan dalam uji kekuatan geser tidak merata dan kompleks karena terdapat konsentrasi tekanan pada area tertentu. Uji kekuatan tarik memungkinkan distribusi tekanan yang merata di seluruh permukaan sehingga lebih akurat dalam menilai karakteristik pelekatan adhesif. Secara klinis kekuatan

4 pelekatan dapat diterima apabila mampu menahan gaya ortodontik dan tekanan mastikasi, yaitu antara 5,9-7,8 MPa (Reynolds,1975 sit Bahnasi dkk., 2013). Efek daur ulang sangat dipengaruhi oleh jenis metode daur ulang yang digunakan (Lunardi dkk., 2008). Daur ulang dengan metode pembakaran langsung merupakan metode yang murah dan mudah digunakan, tetapi berpengaruh pada struktur mikro braket, menghasilkan lapisan oksida di permukaan logam dan menyebabkan berkurangnya daya tahan terhadap korosi (Buchman, 1980). Daur ulang dengan metode sandblasting menggunakan semburan partikel aluminium oksida berkecepatan tinggi sehingga dapat menambah retensi dengan cara menciptakan kekasaran permukaan mesh braket (Millet dkk., 1993; Sonis, 1996). Daur ulang dengan cara sandblasting saja, membutuhkan waktu yang cukup lama untuk membersihkan semua sisa adhesif di mesh braket. Waktu sandblasting yang terlalu lama dapat menyebabkan abrasi terlalu banyak dan menghilangkan area undercut sehingga akan mempengaruhi kekuatan pelekatan braket (Sonis, 1996; Quick dkk., 2005). Waktu yang dibutuhkan untuk sandblasting sisa adhesif di mesh braket yang telah dibakar lebih singkat dibanding mesh yang belum dibakar (Quick dkk., 2005) Terdapat beberapa perbedaan pendapat dan hasil penelitian mengenai kekuatan pelekatan braket daur ulang dengan metode pembakaran dan sandblasting. Menurut hasil penelitian Quick dkk (2005) dan Bansal (2011), daur ulang menggunakan pembakaran menghasilkan kekuatan geser yang lebih rendah dibandingkan braket baru dan braket daur ulang dengan metode sandblasting. Hasil penelitian Basudan dan Al-Emran (2001) menunjukkan tidak terdapat

5 perbedaan kekuatan geser yang signifikan pada braket yang daur ulang dengan metode pembakaran dibandingkan dengan braket baru, braket daur ulang dengan metode sandblasting, dan braket daur ulang dengan metode pembakaran diikuti sandblasting dan electropolishing. Penelitian Obaidi, dkk. (2007) melaporkan bahwa braket yang didaur ulang dengan sandblasting mengalami penurunan kekuatan tarik dibandingkan braket baru. Penelitian Sonis (1996) dan Bansal dkk. (2011) menunjukkan braket yang di daur ulang dengan cara sandblasting memiliki kekuatan geser yang relatif sama dengan braket baru. Penelitian yang dilakukan Regan dkk. (1993) melaporkan terjadinya penurunan kekuatan tarik yang bermakna pada braket yang di daur ulang dengan metode pembakaran diikuti sandblasting dan electropolishing. B. Perumusan masalah Berdasarkan uraian latar belakang permasalahan, maka dapat diajukan permasalahan sebagai berikut: Bagaimanakah perbandingan besar kekuatan tarik pelekatan braket logam terhadap permukaan email gigi antara braket logam yang di daur ulang dengan pembakaran, sandblasting, dan pembakaran diikuti sandblasting? C. Tujuan Penelitian Penelitian bertujuan untuk mengetahui: perbandingan besar kekuatan tarik pelekatan braket logam terhadap permukaan email gigi antara braket logam yang di daur ulang dengan cara pembakaran, sandblasting, dan pembakaran diikuti sandblasting

6 D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat: 1. Memberikan informasi kepada ortodontis mengenai perbandingan metode daur ulang braket logam menggunakan pembakaran, sandblasting dan pembakaran yang diikuti dengan sandblasting terhadap kekuatan tarik braket. 2. Memberikan informasi kepada ortodontis dalam menentukan metode daur ulang braket logam yang menghasilkan kekuatan pelekatan yang memenuhi standar keperluan klinis. E. Keaslian Penelitian Penelitian mengenai kekuatan tarik braket daur ulang pernah dilakukan oleh Reddy dkk. (2011) terhadap braket stainless steel begg baru dengan daur ulang dengan cara pembakaran, hasilnya menunjukkan kekuatan tarik braket baru lebih besar dibandingkan braket daur ulang. Hasil penelitian Obaidi dkk (2007) tentang kekuatan tarik pada braket yang di daur ulang dengan cara sandblasting, menunjukkan penurunan kekuatan tarik signifikan dibanding braket baru. Regan dkk (1993) melakukan penelitian membandingkan metode daur ulang antara grinding menggunakan green stone bur dengan pembakaran yang diikuti sandblasting dan electropolishing. Hasil penelitian menunjukkan penurunan kekuatan tarik signifikan antara kedua metode tersebut dibandingkan braket baru. Basudan dan Al-Emran (2001) melakukan penelitian kekuatan geser pelekatan braket logam daur ulang dengan grinding menggunakan green stone, sandblasting, pembakaran langsung, penggunaan mesin BigJane, serta metode

7 Buchman. Hasil penelitian Basudan dan Al-Emran menunjukkan tidak terjadi perubahan kekuatan geser yang signifikan antara braket baru dengan braket daur ulang dengan cara sandblasting, pembakaran, metode Buchman dan mesin BigJane. Penelitian serupa pernah dilakukan oleh Chetan dan Muralidhar (2011), yaitu tentang kekuatan geser braket yang didaur ulang menggunakan green stone bur, pembakaran, pembakaran diikuti pembersihan ultrasonik, dan sandblasting. Hasil penelitian menunjukkan braket yang didaur ulang dengan cara sandblasting memiliki kekuatan geser paling besar dibanding metode lainnya, dan braket daur ulang dengan pembakaran dan penggrindingan bur green stone memiliki kekuatan geser paling rendah. Bansal dkk., (2011) melakukan penelitian membandingkan kekuatan geser braket daur ulang dengan cara pembakaran langsung, sandblasting, mesin BigJane, pembakaran langsung diikuti sandblasting, pembakaran diikuti electropolishing, dan metode Buchman. Hasil penelitian menunjukkan kekuatan geser tertinggi pada braket daur ulang dengan cara pembakaran langsung diikuti sandblasting, diikuti dengan cara sandblasting saja. Kekuatan geser braket daur ulang dengan cara pembakaran dan diikuti electropolishing dan pembakaran saja mengalami penurunan signifikan. Sepengetahuan penulis, penelitian tentang perbandingan kekuatan tarik braket logam antara braket daur ulang dengan cara pembakaran, sandblasting, dan pembakaran diikuti sandblasting belum pernah dilakukan.