AGRITECH : Vol. XVI No. 1 Juni 2014 : ISSN :

dokumen-dokumen yang mirip
STRUCTURE OF THE MARKET AND INDONESIA S STATUS AS FRESH AND FROZEN TUNA S EXPORTER IN WORD MARKETS, WHICH ARE JAPAN, USA, AND REP OF KOREA

Struktur Pasar Dan Peringkat Indonesia Pada Perdagangan Tuna Segar Dan Beku Di Pasar Dunia, Jepang, USA, Dan Korea Selatan

IX. SIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN. 1) Simpulan

VI. STRUKTUR PASAR DAN PERSAINGAN KOMODITI TEH DI PASAR INTERNASIONAL. 6.1 Analisis Struktur Pasar dan Persaingan Komoditi Teh Hijau HS

VII. STRUKTUR PASAR KARET ALAM DI PASAR INTERNASIONAL. besarnya penguasaan pasar oleh masing-masing negara eksportir. Penguasaan

V. POSISI DAYA SAING UDANG INDONESIA, TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Neraca perdagangan komoditi perikanan menunjukkan surplus. pada tahun Sedangkan, nilai komoditi ekspor hasil perikanan

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat adalah salah satu negara tujuan utama ekspor produk

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. nasional. Badan Pusat Statistik Indonesia mencatat rata-rata penyerapan tenaga

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perikanan. Luas wilayah laut Indonesia sangat luas yaitu sekitar 7,9 juta km 2 dan

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

V GAMBARAN UMUM EKSPOR UDANG INDONESIA

III. KERANGKA PEMIKIRAN. ekonomi internasional (ekspor dan impor) yang meliputi perdagangan dan

I. PENDAHULUAN. penyediaan lapangan kerja, pemenuhan kebutuhan konsumsi dalam negeri, bahan

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Pertanian, BPS, Gapkindo, ITS (International Trade Statistics), statistik FAO,

BAB 1 PENDAHULUAN. Sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan memberikan

STEVIA ISSN No Vol. III No. 01-Januari 2013

EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA NILAI EKSPOR PRODUK DKI JAKARTA BULAN JANUARI 2013 MENCAPAI 1.153,70 JUTA DOLLAR AMERIKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Pertumbuhan Ekonomi Negara di Dunia Periode (%)

EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA

EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA

EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA

I. PENDAHULUAN. perkembangan industrialisasi modern saat ini. Salah satu yang harus terus tetap

EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA

ANALISIS DAYA SAING EKSPOR TOMAT INDONESIA DALAM MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA) PENDAHULUAN

EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA

EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. perubahan sistem ekonomi dari perekonomian tertutup menjadi perekonomian

EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA

EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA NILAI EKSPOR PRODUK DKI JAKARTA BULAN OKTOBER 2012 MENCAPAI 1.052,95 JUTA DOLLAR AMERIKA

Muhammad Firdaus dan Bayu Geo Sandy Silalahi

EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA

I. PENDAHULUAN. yang sangat beragam dan mayoritas penduduknya mempunyai mata pencaharian

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang. Tabel 1 Poduksi perikanan Indonesia (ribu ton) tahun

1.I. Latar Belakang lkan tuna sebagai salah satu sumber bahan baku bagi perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. angka tersebut adalah empat kali dari luas daratannya. Dengan luas daerah

A. PERKEMBANGAN EKSPOR

EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA

EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA

V. TINJAUAN UMUM RUMPUT LAUT DI INDONESIA

EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA

PERKEMBANGAN BISNIS DAN DAYA SAING IKAN HIAS INDONESIA. Peluang Bisnis Masyarakat Urban

EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA

EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA

2. Ekspor Produk DKI Jakarta

BAB I PENDAHULUAN. internasional untuk memasarkan produk suatu negara. Ekspor dapat diartikan


VIII. DAYA SAING EKSPOR KARET ALAM. hanya merujuk pada ketidakmampuan individu dalam menghasilkan setiap barang

EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA

VI. PERKEMBANGAN EKSPOR KARET ALAM INDONESIA Perkembangan Nilai dan Volume Ekspor Karet Alam Indonesia

KOMPARASI EKONOMI JAGUNG INDONESIA DENGAN NEGARA PRODUSEN UTAMA PENDAHULUAN

Komoditas Penentu Kinerja Ekspor Perikanan Indonesia

Analisis Kinerja Perdagangan Komoditas Pertanian Vol. 3 No BAB I. PENDAHULUAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara agraris yang mengandalkan sektor pertanian

I. PENDAHULUAN , , , ,3 Pengangkutan dan Komunikasi

IV. GAMBARAN UMUM. 4.1 Gambaran Umum Perekonomian di Negara-negara ASEAN+3

EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA

EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA

EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA

EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

MEDIA BRIEFING Pusat HUMAS Departemen Perdagangan Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta Tel: /Fax:

IX. KESIMPULAN DAN SARAN

EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA

VII. DAMPAK KEBIJAKAN PERDAGANGAN DAN PERUBAHAN LINGKUNGAN EKONOMI TERHADAP DINAMIKA EKSPOR KARET ALAM

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN SELATAN BULAN JUNI 2011

EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA

IV. METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Indonesia menurut lapangan usaha pada tahun 2010 menunjukkan bahwa sektor

KINERJA PERDAGANGAN PRODUK KELAUTAN DAN PERIKANAN DI KAWASAN AFRIKA DAN TIMUR TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. penting diantara rempah-rempah lainnya; sehingga seringkali disebut sebagai

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI SELATAN DESEMBER 2013

EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional bagi banyak negara di dunia. Semakin terbuka suatu

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN SELATAN BULAN MEI 2012

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A. Sejarah Ringkas PT. Agung Sumatera Samudera Abadi

BAB I PENDAHULUAN. negara, meningkatkan output dunia, serta menyajikan akses ke sumber-sumber

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI AGUSTUS 2014

I. PENDAHULUAN. merupakan keunggulan komparatif bangsa Indonesia yang semestinya menjadi

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

1 PENDAHULUAN. Kenaikan Rata-rata *) Produksi

I. PENDAHULUAN. Globalisasi perdagangan internasional memberi peluang dan tantangan bagi

ISSN OUTLOOK KAPAS 2015 OUTLOOK KAPAS

Boks 1. Analisis Singkat Dampak Krisis Finansial Amerika Serikat terhadap Kinerja Perekonomian Kaltim

Mendobrak Pasar Ekspor Melalui Pendekatan Total Football

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini, perdagangan internasional sudah menjadi kebutuhan

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT JUNI 2016

I PENDAHULUAN. Luas Lautan Indonesia Total Indonesia s Waters a. Luas Laut Teritorial b. Luas Zona Ekonomi Eksklusif c.

I. PENDAHULUAN , , , , ,4 10,13

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN SELATAN BULAN APRIL 2011

EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA

I. PENDAHULUAN. Indonesia menjadi salah satu negara yang memiliki areal perkebunan yang luas.

BAB 1 PENDAHULUAN. negara yang saling membutuhkan satu sama lain. Kegiatan ini diperlukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Pergerakan globalisasi perekonomian yang dewasa ini bergerak begitu

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH

Transkripsi:

AGRITECH : Vol. XVI No. 1 Juni 2014 : 60 66 ISSN : 1411-1063 STRUKTUR PASAR DAN KEDUDUKAN INDONESIA PADA PERDAGANGAN TUNA OLAHAN DI PASAR DUNIA, JEPANG DAN USA Sri Hidayati Akademi Pertanian HKTI Banyumas Email : hidayati_sree@yahoo.com Masuk : 1 April 2014; Diterima 30 Mei 2014 ABSTRACT The aim of this research were to knowing structure of the market and knowing Indonesia s status as preserved tuna s exporter in word markets, which are Japan and USA. Trough this research, researchers would showed the competitveness of preserved tuna s trading in the world either Indonesia s export destination. This research used time series data from 1989 until 2012. The analysis methods were Herfindahl Index (HI) and Concentration Ratio (CR4). The result of this research showed that : (1) Indonesia is an exporter remain either main exporter on preserved tuna s trading in Japan and USA as world market, (2) preserved tuna s market structure in Japan and USA as world market leaded to monopoly. Keywords : preserved tuna s, structure of the market PENDAHULUAN Ikan tuna merupakan komoditi unggulan kedua dalam ekspor perikanan Indonesia. Dibandingkan komoditi perikanan lainnya, tahun 2006-2011, pertumbuhan ekspor tuna adalah tertinggi, yaitu sebesar 9,87%. Pangsa ekspor terbesar tuna Indonesia tahun 2010 adalah Jepang (32,45 persen) dan AS (16,34%). Di kawasan ASEAN, Indonesia menempati urutan kedua sebagai produsen ikan tuna setelah Thailand, (Yudiarosa, 2009; Apsari, 2011). Tuna diekspor dalam bentuk segar, beku, dan olahan. Target utama pasar ekspor tuna Indonesia adalah Jepang dan AS. Dalam bentuk olahan, Indonesia harus menghadapi Thailand dan Philipina (Dirjen Perindustrian, 2009). Komposisi nilai ekspor tuna Indonesia tahun 2004-2012 adalah tuna olahan yaitu sebesar 53,17%, sedangkan Thailand sebesar 97,46%. Ekspor rata-rata tuna Indonesia dalam bentuk olahan tahun 1989-2012 terbesar adalah ke Amerika Serikat yaitu 38,65%, (UNComtrade, 2012, diolah). Tuntutan masyarakat terhadap keamanan pangan, menjadikan negara importir menerapkan aturan terhadap produk impor, seperti Jepang dengan The Food Safety Basic Law yang mulai diterapkan pada tahun 2003 dan USA dengan HACCP tahun 1997, (Nguyen dan Wilson, 2009; Juarno, 2012). Peningkatan ekspor tuna harus didukung oleh peningkatan kuantitas, kualitas, dan nilai 60

tambah ikan tuna, sehingga perlu upaya terpadu agar usaha ekspor ikan tuna dapat terus berkembang dan mempunyai daya saing dalam menghadapi tantangan yang ada, (Purnomo dan Suryawati, 2007). Menurut Saptanto dan Soetjipto (2010) perdagangan internasional memiliki peranan penting bagi Indonesia menging ataktivitas ekspor yang menjadi komponen utama dapat dijadikan salah satu penggerak perekonomian. Kebijakan ekspor perikanan Indonesia dituangkan dalam Renstra 2010-2014, antara lain peningkatan berdaya saing. Perubahan tatanan global di samping memberikan peluang namun di sisi lain meningkatkan persaingan. Struktur pasar menggambarkan persaingan dalam pasar untuk sebuah poduk atau jasa, (Pappas dan Hirschey, 1995). Disamping itu struktur pasar dapat memberikan gambaran tingkat kekuatan monopoli yang dapat berdampak pada kemampuan daya saing produk perikanan Indonesia. METODE PENELITIAN Penelitian menggunakan data time series tahun 1989-2012 yang bersumber dari UNComtrade dengan kode Harmonized System (HS-1992) HS 160414. Analisis struktur pasar diukur menggunakan Herfindahl Index (HI) dan Concentration Ratio (CR4) yang dikelompokkan berdasarkan pasar tujuan ekspor (dunia, Jepang, AS). Kedudukan Indonesia dalam perdagangan ekspor tuna olahan diperbandingkan dengan Thailand. HASIL DAN PEMBAHASAN Struktur Pasar 1. PasarDunia Jumlah eksportir komoditi tuna olahan dunia selama tahun 1989-2012 sebanyak 147 negara. Hasil perhitungan Herfindahl Index (HI) tahun 1989-2012 memiliki tingkat konsentrasi pasar yang tinggi (HI >1800) dan nilai Concentration Ratio (CR4) lebih besar dari 40%. Berdasarkan nilai HI dan CR4 maka dapat diketahui bahwa konsentrasi pasar masih tinggi. Struktur pasar perdagangan tuna dunia masih mengarah ke monopoli walaupun terjadi kenaikan jumlah eksportir, namun penambahan volume ekspor dari masing-masing eksportir baru relatif kecil. Eksportir utama tuna olahan dunia sejak tahun 1989-2012 ditempati oleh Thailand, peringkat 2 dan 3 diduduki oleh Spain, Indonesia, Philipina, dan Ecuador. 2. Pasar Jepang dan USA Jumlah negara yang melakukan ekspor ikan tuna ke USA dan Jepang sejak tahun 1988-2012 sebanyak 102 dan 78 negara. Setelah diberlakukannya persyaratan mutu ikan yang diekspor di masing-masing negara tersebut, maka jumlah eksportir ke Jepang mengalami 61

penurunan sedangkan USA mengalami kenaikan. Namun demikian dengan adanya aturan tersebut, jumlah eksportir tetap ke Jepang lebih besar (71,80%) dibandingkan USA (46,07%). Indonesia maupun Thailand merupakan eksportir tetap di kedua negara tersebut, di samping kedua negara tersebut. Dilihat dari nilai HI : (a) pasar Jepang pada tahun 1988-1994 nilai HI > 1800, 1994-2003 dan 2012 dengan nilai HI antara 1000-1800 dan tahun 2004-2011 nilai HI < 1000; (b) pasar USA, nilai HI > 1800 terjadi pada tahun 1988-1999; 2001; 2004-2012 sedangkan tahun 2002-2003 dan tahun 2000 nilai HI antara 1000-1800. Berdasarkan nilai HI, maka pasar Jepang cenderung ke pasar persaingan, sedangkan USA dari pasar monopoli ke arah oligopoli. Dilihat dari nilai CR4, maka pasar Jepang dan USA lebih mengarah ke pasar oligopoli, namun tingkat persaingannya masih lebih ketat di pasar Jepang dibandingkan USA. Eksportir terbesar ke Jepang selama 5 tahun terakhir adalah Thailand, Indonesia, Australia, Korea Selatan, dan EU-27, dengan pangsa pasar antara 43,95% - 57,75%; ke pasar USA adalah Thailand, Philippines, Panama, Indonesia, Vietnam, Ekuador, China dan Mexico, dengan pangsa pasar antara 73,32%-90,15%. Berdasarkan nilai CR4 dan HI maka tingkat persaingan yang lebih besar terjadi di pasar Jepang, tahun 1994-2004 mengarah ke pasar oligopoli namun mulai tahun 2005 ke persaingan monopolistic. Strutur pasar di USA adalah oligopoli yang cenderung ke arah monopoli. Di samping nilai ekspor, jumlah eksportir tetap mempengaruhi struktur pasar perdagangan tuna secara total. Sejak tahun 1989, Indonesia merupakan eksportir 5 besar di pasar Jepang dan USA kecuali tahun 2007 (pasar Jepang) dan tahun 2003 (pasar USA). 3. PasarJepang Jepang merupakan salah satu pasar potensial produk ikan tuna bagi Indonesia. Jumlah eksportir tuna olahan ke Jepang tahun 1988-2002 adalah 35 negara, dengan jumlah eksportir tetap (eksportir yang setiap tahun melakukan ekspor atau tidak melakukan ekspor maksimum 2 tahun pada periode tersebut) 20%, sedangkan periode setelah diberlakukannya persyaratan mutu (the food safety basic Law tahun 2003), terjadi penurunan jumlah eksportir 42,85% namun eksportir tetap mengalami kenaikan, yaitu menjadi 36,11%. Eksportir utama selama 5 tahun terakhir untuk perdagangan tuna olahan di pasar Jepang adalah Thailand, Indonesia, China, Vietnam, dan Philippines, dengan pangsa pasar 4 eksportir utama antara 95,85% - 98,88%. Nilai HI perdagangan tuna olahan antara tahun 1989-2012 adalah HI > 1800. Berdasarkan nilai tersebut, maka perdagangan produk tuna olahan masih 62

cenderung ke arah monopoli. Nilai CR4 perdagangan tuna olahan tahun 1989-2012 dengan konsentrasi pasar tinggi (CR4 > 95%). Berdasarkan nilai tersebut maka perdagangan tuna olahan masih mengarah ke pasar monopoli. Struktur pasar berdasarkan nilai CR4 dan HI pada perdagangan tuna olahan tahun 1989-2012 masih dengan struktur pasar monopoli. Walaupun jumlah eksportir pada perdagangan tuna olahan meningkat, namun nilai ekspor dari masing-masing negara tersebut masih relatif kecil. Kedudukan Indonesia sebagai eksportir tuna olahan di negara Jepang, masih menduduki 5 besar. 4. Pasar USA Pasar USA merupakan pasar potensial kedua bagi Indonesia setelah Jepang. Jumlah eksportir tuna olahan tahun 1988-2012 adalah 44 negara. Setelah peraturan tentang HACCP diterapkan tahun 1997, jumlah eksportir pada perdagangan tuna olahan dari tahun 1988-1996 ke periode 1997-2012 mengalami kenaikan sebesar 146,43%, namun demikian proporsi eksportir tetap mengalami penurunan sebesar 9,73%. Eksportir terbesar selama 5 tahun terakhir adalah Thailand, Philippines, Ekuador, China, Vietnam, dan Indonesia, dengan pangsa pasar 4 eksportir utama antara 83,13% - 96,53%. Tahun 1989-2012, nilai HI > 1800 dan nilai CR4 dengan konsentrasi tinggi (CR4 > 80%). Berdasarkan nilai HI dan CR4 pasar masih terkonsentrasi pada beberapa eksportir dan cenderung ke pasar monopoli. Kedudukan Indonesia sebagai Eksportir Tuna Olahan Komposisi ekspor rata-rata tuna olahan Indonesia tahun 1989-2012 ke pasar dunia 42,91% lebih kecil bila dibandingkan Thailand (98,16%), dengan komposisi ke pasar Jepang dan USA adalah 21,45% dan 38,65% sedangkan Thailand sebesar 7,68% dan 29,90%. Menurut Daryanto (2009) Indonesia masih mengandalkan resource abundance dan ketergantungan pada sumber daya alam. Di samping itu Indonesia masih spesifik mengekspor tuna ke negara tertentu seperti Jepang dan USA, sehingga goncangan yang terjadi pada negara importir akan sangat berpengaruh terhadap ekspor Indonesia. Berdasarkan pasar tujuan ekspor, maka pangsa pasar Indonesia di pasar dunia, Jepang, USA, lebih kecil dibandingkan Thailand (Tabel 1). Pangsa pasar terbesar tuna olahan Indonesia adalah di pasar Jepang, bahkan dalam 10 tahun terakhir mengalami kenaikan, sedangkan di pasar USA mengalami penurunan (Tabel 1.). 63

Sri Hidayati : Struktur Pasar dan Kedudukan... Tabel 1. Market Share Tuna Olahan Indonesia dan Thailand di Pasar Dunia, Jepang, dan USA Market share (%) tahun Pasar 1989-2002 2003-2012 1989-2012 Indonesia Thailand Indonesia Thailand Indonesia Thailand Dunia 5,42 53,72 4,74 41,82 5,14 48,76 Jepang 17,40 70,53 22,39 63,54 19,38 67,62 USA 10,64 75,055 8,48 62,21 9,74 69,70 Sumber : UNComtrade, 2013 (diolah) Tahun 1995-2012, kedudukan Indonesia sebagai eksportir tuna olahan di pasar Jepang lebih baik dibandingkan pasar USA dan dunia (gambar 1). Kedudukan Indonesia sebagai eksportir tuna olahan di pasar Jepang sejak tahun 1995 adalah nomor dua setelah Thailand, sedangkan di pasar USA sejak tahun 2010 kedudukan Indonesia mengalami penurunan, yaitu menjadi peringkat 4. Kedudukan Indonesia di pasar USA sejak tahun 1995-2011 lebih baik daripada pasar dunia, namun tahun tahun 2012 menjadi eksportir ketiga setelah Thailand dan Spain. Thailand dapat mempertahankan posisinya sebagai eksportir utama di ketiga pasar tersebut. Pesaing utamaa Indonesia di pasar dunia adalah Thailand, Spain, Ekuador; pasar Jepang adalah Thailand, China, dan Philipina; sedangkan di pasar USA adalah Thailand, China, Ekuador, dan Philipina. Gambar 1. Peringkat Indonesia Sebagai Eksportir Ikan Tuna Olahan di PasarDunia, Jepang dan USA Tahun 1989-2012 64

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Indonesia dan Thailand merupakan eksportir utama tuna olahan di pasar dunia, Jepang, dan USA. 2. Struktur perdagangan tuna olahan di pasar dunia, Jepang, dan USA masih mengarah ke monopoli. 3. Proporsi ekspor rata-rata tuna olahan Indonesia ke dunia lebih kecil dibandingkan Thailand, sedangkan ke pasar Jepang dan USA lebih besar. 4. Proporsi ekspor tuna olahan Indonesia ke pasar dunia 42,91%, Jepang 21,45%, USA 38,65%. 5. Pangsa pasar rata-rata tuna olahan Indonesia tahun 1989-2012 ke pasar dunia 5,14%, Jepang 19,38%, dan USA 9,74%. 6. Pangsa pasar tuna olahan Indonesia di pasar dunia, Jepang, dan USA lebih kecil dibandingkan Thailand 7. Pesaing utama tuna olahan Indonesia di pasar dunia adalah Thailand, Spain, dan Ekuador; di pasar Jepang dan USA adalah Thailand, Philipina, China. Saran Untuk meningkatkan ekspor tuna olahan Indonesia perlu adanya : 1. Perbaikan teknologi agar tercapai efisiensi di tingkat produksi. 2. Pengembangan ekspor ke negara-negara dengan tingkat pertumbuhan impor tuna olahan yang tinggi. 3. Survei pasar agar produk tuna yang diekspor sesuai dengan permintaan konsumen, terutama spesies tuna yang diinginkan konsumen. 4. Membangun citra yang lebih baik agar kepercayaan konsumen meningkat. DAFTAR PUSTAKA Apsari, Winanti., 2011. Analisis Permintaan Ekspor Ikan Tuna Segar Indonesia di Pasar Internasional. Tesis, IPB. Daryanto, Arif., 2009. Posisi Daya Saing Pertanian Indonesia dan Upaya Peningkatannya. Pusat Analisis Sosek dan Kebijakan Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian RI. Juarno, Ono., 2012. Daya Saing dan Strategi Peningkatan Ekspor Udang Indonesia di Pasar Internasional. Disertasi IPB Bogor. Nguyen, A.V.T. and N.L.W. Wilson. 2009. Effects of Food Safety Standars on Seafood Export to US, UE, and Japan. Selected Paper Prepared for Presentational The Southern Agricultural Economics Association Annual Meeting, Atlanta, Georgia, Januari 31- February 3, 2009. Pappas JL, dan Hirschey M., 1995. Ekonomi Manajerial. Jilid II Edisi Keenam, Wirajaya D, penerjemah. Jakarta: Binarupa Aksara. Terjemahan dari : Economic Managerial 6 th ed. 65

Purnonmo, A.H, Suryawati SH. 2007. Penawaran Komoditas Perikanan Indonesia: Trend Produksi, Sentra produksi, dan Teknologi Pengolahannya. Dalam: Buku Potret dan Strategi Pengembangan Perikanan Tuna, Udang, dan Rumput Laut Indonesia, Departemen Kelautan dan Perikanan, Jakarta. Saptanto, Subhechanis., dan Widyono Soetjipto. 2010. Analisis Model Ekspor Komoditas Perikanan Indonesia dengan Pendekatan Gravity Model. J. Bijak dan Riset Sosek KP. 5 No. 2, 2010. 169-181pp. Yudiarosa, Indriana., 2009. Analisis Ekspor Ikan Tuna Indonesia. Wacana 12 No. 1 Januari 2009. 66