Desy Nofriati, Defira Suci Gusfarina, Syafri Edi

dokumen-dokumen yang mirip
M-KRPL MENGHIAS RUMAH DENGAN SAYURAN DAN UMBI- UMBIAN, SEHAT DAN MENGUNTUNGKAN

PETUNJUK PELAKSANAAN PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) PADA BERBAGAI AGROEKOSISTEM DI PROVINSI BENGKULU

PETUNJUK PELAKSANAAN PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) PADA BERBAGAI AGROEKOSISTEM DI PROVINSI BENGKULU

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) KABUPATEN LUWU TIMUR

PROGRAM KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI DI KELURAHAN PAAL V KOTA JAMBI MENDUKUNG KETAHANAN PANGAN DI PROVINSI JAMBI PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. pangan dan rempah yang beraneka ragam. Berbagai jenis tanaman pangan yaitu

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI DI KOTA KEDIRI

POLA PENATAAN LAHAN PEKARANGAN BAGI KELESTARIAN PANGAN DI DESA SEBORO KRAPYAK, KABUPATEN PURWOREJO

PENGEMBANGAN KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (KRPL) Bunaiyah Honorita

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Pulau Jawa, dan sebaliknya. Provinsi Lampung memiliki 12 kabupaten dan 2

Buletin IKATAN Vol. 3 No. 1 Tahun

KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI DAN PERKEMBANGANNYA DI SULAWESI TENGAH BPTP Sulawesi Tengah

Perkembangan m-krpl Di Kabupaten Dompu Dan Dukungan Penyuluh Pertanian Lapangan

padi-padian, umbi-umbian, sayuran, buah-buahan, dan pangan dari hewani yaitu

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Provinsi Jawa Timur. Batas-batas wilayah Desa Banjarsari adalah: : Desa Purworejo, Kecamatan Pacitan

Penganekaragaman Konsumsi Pangan Proses pemilihan pangan yang dikonsumsi dengan tidak tergantung kepada satu jenis pangan, tetapi terhadap

Kontribusi Pemanfaatan Lahan Pekarangan terhadap Pemenuhan Gizi Keluarga dan Pengeluaran Pangan Rumah Tangga

MEMANFAATKAN PEKARANGAN PEROLEH RUPIAH

II. TINJAUAN PUSTAKA. usaha mencapai tujuan organisasi. Partisipasi menurut Kamus Besar Bahasa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (KRPL): Sebagai Solusi Pemantapan Ketahanan Pangan 1 Oleh: Handewi Purwati Saliem 2

Pekarangan Sebagai Pendongkrak Pendapatan Ibu Rumah Tangga di Kabupaten Boyolali

Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan Melalui M-KRPL di Kabupaten Cianjur

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM UPAYA PENINGKATAN PANGAN DAN GIZI KELUARGA MELALUI RUMAH HIJAU DI KECAMATAN SUNGAI GELAM KABUPATEN MUARO JAMBI.

KEGIATAN M-KRPL KABUPATEN BARRU

DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Manfaat Ruang Lingkup Penelitian... 9

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Desain dan Instalasi Jaringan Irigasi di Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) Desa Kayen, Kabupaten Pacitan

STUDI EKONOMI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN MELALUI PENERAPAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) DI KOTA BENGKULU ABSTRAK PENDAHULUAN

UPAYA PENINGKATAN GIZI KELUARGA MELALUI KRPL

KERAGAAN HASIL IMPLEMENTASI MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI DI KABUPATEN KENDAL (Studi Kasus di Desa Blimbing, Kecamatan Boja, Kebupaten Kendal)

SELAYANG PANDANG. KILAS BALIK MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (m-krpl) PROVINSI BENGKULU

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan, baik

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

sebelumnya berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Lampung Selatan dan Dinas Pertanian, dan Peternakan berkunjung ke Desa Marga Kaya.

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 ANALISIS SITUASI

PENGEMBANGAN KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI MENDUKUNG USAHA DIVERSIFIKASI PANGAN DI KABUPATEN SOPPENG

Oleh: Misran Khaidir Ahmadi Zarwan Aguswarman AN BALAI BESAR

Diah Rina K. Seminar Dosen Fakultas Pertanian UMY 21 Mei 2016

POTENSI AYAM GALUR BARU KUB LITBANG PERTANIAN DALAM MENDUKUNG RUMAH PANGAN LESTARI DI PROVINSI JAMBI.

Model Kawasan Rumah Pangan Lestari Mendukung Usaha Diversifikasi Pangan Di Sulawesi Selatan

PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI DI PROVINSI ACEH

BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Proses experiential learning yang dilakukan oleh anggota KWT dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BUDIDAYA SAYURAN. Paramita Cahyaningrum Kuswandi Program Pengabdian Masyarakat Jur. Pend. Biologi FMIPA UNY 2014

Lesson Learn. Peningkatan Penerapan Rumah Pangan Lestari dalam Upaya Membentuk Kawasan Rumah Pangan Lestari

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Lampiran 1. Rata-Rata Pendapatan KRPL KEMPLING per Rumah Tangga Strata 1 dalam Satu Tahun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Kawasan Rumah Pangan Lestari

PERAN PEKARANGAN DALAM PENINGKATAN PPH KELUARGA

Teknologi Budidaya Tanaman Sayuran Secara Vertikultur

ANALISIS USAHATANI CABAI MERAH (Capsicum annum L) ORGANIK DALAM POLYBAG DENGAN KONSEP KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (KRPL)

MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (MKRPL) KABUPATEN TORAJA UTARA PENDAHULUAN

STATISTIK KETAHANAN PANGAN TAHUN 2013

MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) KABUPATEN SIDRAP

DENAH LOKASI OBJEK OBJEK MODEL KRPL +++ Desa Kayen, Kecamatan Pacitan, Kabupaten Pacitan

I. PENDAHULUAN. kesehatan, perbaikan ekonomi, penyediaan sandang, serta lapangan kerja. Kegiatan. adalah dengan meningkatkan ketahanan pangan.

Mengenal KRPL. Kawasan Rumah Pangan Lestari

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

PROS SEM NAS MASY BIODIV INDON Volume 1, Nomor 2, April 2015 ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. dekade ini termasuk di Indonesia. Berdasar Undang-undang Nomor 18 tahun 2012

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Sosial, Budaya dan Ekonomi Masyarakat di Desa Kalimulyo

No. Kode: RDHP /022.E LAPORAN AKHIR MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) DI PROVINSI BENGKULU. Oleh : Umi Pudji Astuti

PENGENALAN TEKNIK USAHATANI TERPADU DI KAWASAN EKONOMI MASYARAKAT DESA PUDAK

OPTIMALISASI PEMANFAATAN PEKARANGAN DI DESA BABAKAN, KECAMATAN CISAAT, KABUPATEN SUKABUMI

PERATURAN BUPATI BELITUNG TIMUR NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

LAPORAN AKHIR PENELITIAN TA 2011 PEMETAAN ASPEK SOSIAL EKONOMI RUMAH TANGGA DI WILAYAH PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL)

KAJIAN USAHA PENGOLAHAN HASIL SAYURAN PRODUKSI MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (MKRPL) KABUPATEN BOYOLALI

tokoh masyarakat. Estetika dan peningkatan pendapatan rumah tangga menjadi faktor pendorong RT lain untuk mereplikasi model.

MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI DI KABUPATEN PINRANG SULAWESI SELATAN

OPTIMALISASI LAHAN PEKARANGAN BERBASIS PERIKANAN DAN TANAMAN UNTUK MENDUKUNG PENINGKATAN KERAGAMAN HAYATI DAN PELESTARIAN LINGKUNGAN

Perkembangan dan Manfaat Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (M-KRPL) di Kalimantan Selatan

LAPORAN AKHIR PENELITIAN TA 2011 DAMPAK PROGRAM KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI TERHADAP KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA DAN PENGEMBANGAN EKONOMI DI PERDESAAN

POTENSI PERTANIAN PEKARANGAN*

TINJAUAN PUSTAKA. A. Lahan Pekarangan. Pekarangan merupakan sebidang tanah yang mempunyai batas-batas tertentu,

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dengan sektor pertanian sebagai sumber. penduduknya menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian.

PERANAN PKK DALAM MENDUKUNG PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN SEBAGAI SUMBER GIZI KELUARGA. Oleh: TP. PKK KABUPATEN KARANGANYAR

KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI MENDUKUNG PERCEPATAN PERBAIKAN GIZI

BADAN KETAHANAN PANGAN PROPINSI SUMATERA BARAT TAHUN Disampaikan pada : Pertemuan Sinkronisasi Kegiatan dengan Kabupaten/Kota

IPTEKS BAGI WILAYAH (IbW) KOTA SUNGAI PENUH. Trias Novita, Hanibal dan M. Sugihartono Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Jambi

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENGKAJIAN (RODHP) MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) DI BENGKULU TA 2012

ANALISIS SITUASI DAN PERMASALAHAN PETANI MISKIN

Menanam Sayuran Dengan Teknik Vertikultur

HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Lokasi Penelitian Kecamatan Ciampel

PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN RUMAH SECARA VERTICULTURE SEBAGAI SARANA UNTUK BUDIDAYA SAYURAN DI DUSUN PANJANG KECAMATAN TANAH TUMBUH KABUPATEN BUNGO

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan yang mendasar (basic need) bagi setiap

I. PENDAHULUAN. menduduki posisi yang sangat vital (Mardikanto,1993). Sector pertanian

PROGRAM DAN KEGIATAN BIDANG KONSUMSI DAN PENGANEKARAGAMAN PANGAN TAHUN 2017

Analisis Pola Konsumsi Pangan Rumah Tangga Perkotaan Dalam Mewujudkan Diversifikasi Konsumsi Pangan (Studi Kasus di Kota Bandar Lampung)

GUBERNUR SUMATERA BARAT

LAPORAN SPEKTRUM DISEMINASI MULTI CHANEL (SDMC) MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) BPTP BENGKULU

KONTRIBUSI LAHAN PEKARANGAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN PANGAN DAN GIZI KELUARGA

I. PENDAHULUAN. 1 Kementerian Pertanian Kontribusi Pertanian Terhadap Sektor PDB.

SCHOOL GARDEN AJARKAN ANAK CINTA MAKAN SAYUR

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. memiliki aksesibilitas yang baik sehingga mudah dijangkau dan terhubung dengan

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Transkripsi:

PENATAAN PEKARANGAN UNTUK MENINGKATKAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN DAN PENDAPATAN MASYARAKAT (Studi Kasus KRPL Kota Sungai Penuh Provinsi Jambi) Desy Nofriati, Defira Suci Gusfarina, Syafri Edi Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jambi Jl. Samarinda Paal 5 Kota Baru Jambi desy.nofriati@gmail.com ABSTRAK Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (m-krpl) adalah program Kementerian Pertanian yang bertujuan untuk memanfaatan pekarangan dengan konsep ramah lingkungan,memenuhi kebutuhan pangan dan gizi keluarga, serta meningkatkan pendapatan demi terwujud kesejahteraan masyarakat. Kegiatan m-krpl dilaksanakan di dua desa yaitu : Desa Karya Bakti, Kecamatan Pondok Tinggi dan Desa Pelayang Raya Kecamatan Sungai Bungkal Kota Sungai Penuh Provinsi Jambi. Kebun Bibit Desa (KBD) digunakan sebagai tempat menyemai beberapa jenis sayuran seperti : pakcoi, selada, kaylan, cabai, terung, sawi, seledri, pare dan gambas sebelum di distribusikan. Penanaman dilahan pekarangan dilakukan pada bedengan, polybag, dan vertikultur. Terdapat tiga strata pada masing-masing lokasi yaitu; strata sempit, sedang dan luas. Terjadi penambahan jumlah KRPL; awal kegiatan terdapat 1KRPL dan 25 RPL, dan diakhir kegiatan menjadi 2 KRPL dan 75 RPL. Kegiatan m-krpl dapat meningkatkan nilai PPH; PPH awal 79,0 dan di akhir kegiatan nilai PPH mencapai 87,5. Kegiatan m-krpl yang dilakukan di Desa Karya Bakti dapat menghemat pengeluaran keluarga berkisar Rp. 100.000 s/d 210.000 dengan penambahan pendapat rata-rata Rp. 163.333 per musim tanam. Penataan pekarangan dengan penerapan konsep m-krpl memberi banyak manfaat bagi masyarakat yang terlibat dan kelestariannya diharapkan mampu mengoptimalkan upaya penganekaragaman konsumsi pangan keluarga Indosesia. Kata Kunci : Pangan, pekarangan, pendapatan PENDAHULUAN Ketahanan pangan dan gizi keluarga dapat disediakan dari lingkungan terdekat dengan mengoptimalkan pemanfaatan lahan pekarangan (Saliem, 2011). Kementerian Pertanian mengembangkan kegiatan pemanfataan pekarangan yang disebut dengan program Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (m-krpl). m-krpl merupakan salah satu bentuk dukungan teknologi dalam pencapaian empat target sukses Kementerian Pertanian berupa pencapaian percepatan target diversifikasi pangan dan peningkatan kesejahteraan petani (Kementerian Pertanian, 2011). Rumah Pangan Lestari adalah rumah yang memanfaatkan pekarangan secara intensif melalui pengelolaan sumberdaya alam lokal secara bijaksana, yang menjamin kesinambungan persediaannya 1

dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas, nilai dan keanekaragamannya. Penataan pekarangan,ditujukan untuk memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya melalui pengelolaan lahan pekarangan secara intensif dengan tata letak sesuai dengan pemilihan komoditas. Pengelompokan lahan pekarangan,dibedakan atas pekarangan perkotaan dan perdesaan, masing-masing memiliki spesifikasi baik untuk menetapkan komoditas yang akan ditanam, besarnya skala usaha pekarangan, maupun cara menata tanaman, ternak dan ikan (Kementerian Pertanian, 2012; Badan Litbang Pertanian, 1999; BBP2TP, 2011). Berdasarkan data Kementerian Pertanian, luas lahan pekarangan secara nasional sekitar 10,3 juta ha atau 14% dari keseluruhan luas lahan pertanian (Kementerian Pertanian, 2011). Pekarangan khususnya di perdesaan sebagian besar dibiarkan menjadi lahan tidur tanpa dimanfaatkan dan diolah untuk kepentingan rumah tangga.hanya sebagian kecil yang memanfaatkannya dengan menanam sayuran maupun tanaman obat keluarga. Dalam rangka mewujudkan kemandirian pangan pemerintah berupaya menggerakkan kembali budaya menanam di lahan pekarangan, baik di perkotaan maupun di perdesaan. Untuk itu Kementerian Pertanian telah menyusun suatu konsep yang disebut dengan m-krpl yang dibangun dari Rumah Pangan Lestari (RPL) dengan prinsip pemanfaatan pekarangan yang ramah lingkungan untuk pemenuhan kebutuhan pangan dan gizi keluarga, serta peningkatan pendapatan yang pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan melalui partisipasi masyarakat (Anonimous, 2011). Masing-masing RPL diharapkan memenuhi prinsip pemanfaatan pekarangan yang ramah lingkungan untuk pemenuhan kebutuhan pangan dan gizi keluarga, menghemat pengeluaran dan peningkatan pendapatan, serta pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan melalui partisipasi masyarakat. Penataan tanaman pada KRPL didasarkan pada prinsip konservasi dan diversifikasi pangan, terutama untuk pemenuhan kebutuhan rumah tangga dan dipasarkan jika terdapat hasil lebih (Badan Litbang Pertanian, 1999). TUJUAN Tujuan kegiatan ini adalah menata dan memanfaatkan pekarangan dengan prinsip ramah lingkungan untuk meningkatkan keanekaragaman pangan dan gizi keluarga serta menambah pendapatan keluarga. METODE Tempat Dan Waktu Kegiatan dilaksanakan di dua desa yaitu : Desa Karya Bakti, Kecamatan Pondok Tinggi dan Desa Pelayang Raya Kecamatan Sungai Bungkal Kota Sungai Penuh, Provinsi Jambi, dimulai dari Bulan Januari sampai Desember 2013. 2

Bahan dan Alat Bahan yang digunakan adalah bibit/benih sayuran daun, sayuran buah, tanaman pangan, tanaman buah dan tanaman rempah, tanaman obat, ayam, itik serta ikan. Media semai/tanam: tanah, pupuk organik,sekam. Alat yang digunakan adalah kantong plastik, karung goni, polibag besar dan kecil, sabut kelapa, pipa paralon, talang air,shading net, paku, bambu, kayu, reng, papan, gunting, ember, pisau, tali, benang, cangkul, parang, gerobak sorong dan hand sprayer. HASIL DAN PEMBAHASAN Kegiatan m-krpl Kota Sungai Penuh berada pada dua desa dan dua kecamatan yang berbeda, yaitu (1) Desa Karya Bakti Kecamatan Pondok Tinggi dan (2) Desa Pelayang Raya Kecamatan Sungai Bungkal (Tabel 1). Tabel 1. Luas Lahan, Jumlah Dusun, RT, Penduduk dan Kepala Keluargam-KRPL Kota Sungai Penuh, 2013. Luas Jumlah Penduduk No. Desa/Kelurahan (ha) Dusun RT Pria Wanita Jumlah KK 1. Karya Bakti 135 4 9 759 781 1.540 446 2. Pelayang Raya 118 4 8 980 1038 2.018 582 Jumlah 253 8 17 1.739 1.819 3.558 1.028 Berdasarkan keadaan iklim dan jenis tanah, Kota Sungai Penuh cocok untuk kegiatan m-krpl, karena berada pada dataran tinggi dengan jumlah curah hujan dan hari hujan yang relatif sesuai dengan kebutuhan tanaman, terutama tanaman sayuran, toga dan tanaman buah. Pada kedua desa kegiatan m-krpl terlihat bahwa jumlah wanita lebih dominan dari laki-laki, hal ini memberikan gambaran bahwa kegiatan m-krpl dapat dilakukan dan sesuai dengan sasarannya yaitu ibu-ibu rumah tangga atau kaum wanita. Jenis penggunaan lahan pada dua lokasi kegiatan m-krpl dapat dilihat pada Tabel 2. Desa Karya Bakti penggunaan lahan terdiri dari sawah 50 ha atau 37,04%, pekarangan/bangunan 40 ha atau 29,63%, tegalan/kebun/ladang 30 ha atau 22,22% dan lain-lain 15 atau 11,11% dari jumlah luas lahan 135 ha, sedangkan Desa Pelayang Raya penggunaan lahan terdiri dari sawah 0,75% atau 0,64%, pekarangan/bangunan 41 ha atau 34,75%, tegalan/kebun/ladang 60 ha atau 50,85% dan lain-lain 16,25 ha atau 13,77% dari jumlah luas lahan 118 ha. 3

Tabel 2. Jenis Penggunaan Lahan Pada Dua Desa m-krpl, Kota Sungai Penuh 2013. No. Penggunaan Lahan Desa Karya Bakti (ha) Desa Pelayang Raya (ha) 1. Sawah 50,00 0,75 2. Pekarangan/bangunan 40,00 41,00 3. Tegalan/kebun/ladang 30,00 60,00 4. Lain-lain 15,00 16,25 Jumlah 135,00 118,00 Optimalisasi penataan dan pemanfaatan lahan pekarangan dapat tercapai dengan mengupayakan pelaksanaan seluruh faktor yang dapat menunjukkan keberhasilan dari kegiatan m- KRPL. Kebun Bibit Desa (KBD), penguatan kelompok/kelembagaan, implementasi konsep m-krpl, perbaikan gizi dan pangan keluarga serta perbaikan ekonomi keluarga merupakan faktor-faktor penentu yang dapat menjadi indikator keberhasilan atas pelaksanaan kegiatan m-krpl secara menyeluruh di suatu kawasan. A. Kebun Bibit Desa (KBD) dan Penataan Pekarangan Keberhasilan implementasi kegiatan m-krpl sangat dipengaruhi oleh ketersediaan Kebun Bibit Desa (KBD). Keberadaan KBD dapat disebut sebagai nyawa atau permulaan dari segala wujud penataan Rumah Pangan Lestari (RPL) di suatu kawasan. KBD juga dapat disebut sebagai wadah konsolidasi dan komunikasi bagi seluruh elemen yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan m-krpl. Wujud kebersamaan seluruh partisipan baik stakeholder, pelaksana kegiatan, peserta atau masyarakat sekitar terlihat jelas pada saat menjalankan seluruh agenda kegiatan seperti ; gotong royong dalam pembangunan KBD, penyemaian, pengisian polybag, pemindahan bibit, pemeliharaan bibit hingga rencana distribusi bibit ke setiap peserta semua bermula dari KBD. Ketersediaan bibit menjadi faktor yang menentukan keberlanjutan pengembangan rumah gizi dengan m-krpl (Maintang, M.T,et al. 2012). Pelatihan ataupun transfer teknologi terkait budidaya sayuran atau tanaman yang akan dikembangkan terpusat di areal KBD. Keberadaaan KBD juga menjadi fasilitas bagi seluruh peserta unutuk membangun kemampuan manajerial dan kepemimpinan dalam menjalankan agenda besar pelaksanaan kegiatan m-krpl. Pemeliharaan bibit selama di KBD membutuhkan sistim kerja yang sangat solid dengan pembagian waktu dan pencataatan yang baik antar anggota. Tuntutan ini memberikan kesempatan dan peluang bagi kelembagaan untuk belajar melakukan pembagian kerja dan pendelegasian wewenang yang baik kepada seluruh anggota yang terlibat. Kemampuan penerapan manajerial ini tidak akan mudah didapatkan oleh seluruh peserta jika tanpa adanya KBD.Berdasarkan pentingnya KBD dan banyaknya kebaikan yang didapatkan oleh seluruh elemen yang terlibat maka pada kegaiatn 4

m-krpl maka di Kota Sungai Penuh dibangun KBD berukuran 4 x 6 m terbuat dari tiang kayu, papan dan paranet, bersamaan dengan penentuan rumah contoh di dua desa m-krpl. Penataan rumah contoh dilakukan dengan optimal untuk penguatan model RPL. Penataan dirancang berdasarkan strata luas lahan pekarangan dilengkapidengan media tanam yang disesuaikan dengan kondisi pekarangan baik berupa bedengan, rak-rak bertingkat berbagai ukuran, tempel, gantung, vertikultur dan pembuatan kolam ikan atau ternak. Menata pekarangan supaya optimal dan indah dipandang perlu perencanaan dengan memperhatikan kondisi pekarangan dan kebersihan pekarangan utamanya dari tanaman liar/gulma dan kesuburan tanah (Ningsih, R.D. et al. 2012) Gambar 1. Penataan Lahan Pekarangan Kegiatan m-krpl Kota Sungai Penuh 2013. B. Pembentukan dan Penguatan Kelembagaan Kelompok Mendukung kegiatan m-krpl dibentuk Kelompok Wanita Tani (KWT) pada kedua lokasi kegiatan. Pembentukan kelembagaan KWT secara musyawarah dan mufakat terutama dalam pemilihan pengurus dan penyusunan program kerja serta penentuan teknologi dan komoditi yang akan dibudidayakan. Terdapat 2 KWT yang berperan aktif dilokasi kegiatan; 1. Desa Karya Bakti Kecamatan Pondok Tinggi Nama KWT : Beringin Sakti Jumlah Anggota : 20 orang Pembina : 1. Camat Kecamatan Pondok Tinggi 2. Kepala BP3K Kecamatan Pondok Tinggi 2. Desa Pelayang Raya Kecamatan Sungai Bungkal Nama KWT : Mulya Jumlah Anggota : 30 orang Pembina : 1. Camat Kecamatan Sungai Bungkal 2. Kepala BP3K Kecamatan Sungai Bungkal 5

Partisipasi peserta pada tahapan kegiatan antara pria dan wanita, lebih dominan wanita, hal ini sejalan dengan target kegiatan m-krpl dimana sasarannya adalah gender atau kaum hawa. Pada tahapan kegiatan tertentu yang membutuhkan tenaga atau fisik seperti pembuatan KBD, rak-rak, bedengan dan pengelolaan pupuk organik dibutuhkan tenaga pria. C. Implementasi Kegiatan m-krpl Secara umum terjadi peningkatan jumlah KRPL dan RPL di Kota Sungai Penuh. Tahun 2013 jumlah KRPL maupun RPL turut mengalami penambahan jumlah ; terdapat 4 KRPL dengan 130 RPL (Tabel 3). Penambahan jumlah ini disebabkan adanya kesadaran masyarakat untuk mereplikasi terutama RPL, Masyarakat merasakan manfaat dari tanaman yang ditanam pada lahan pekarangan, terutama tanaman sayuran dan toga yang dapat dimanfaatkan setiap saat sesuai dengan kebutuhan keluarga. Kegiatan m-krpl tidak hanya dapat memanfaatkan lahan pekarangan untuk budidaya tanaman, tetapi juga berfungsi sebagai pemersatu warga, warga sering bertemu dan bersilaturahmi Tabel 3. Perkembangan Implementasi Kegiatan m-krpl, Kota Sungai Penuh 2013 No Desa/Kecamatan Tahun Perkembangan kegiatan KRPL awal RPL awal KRPL akhir RPL akhir 1. Pondok Tinggi 2013 1 25 2 75 2. Sungai Bungkal 2013 1 30 2 55 Jumlah 2 55 4 130 D. Peningkatan Skor PPH Perolehan skor PPH di dua lokasi kegiatan m-krpl 2013 Kota Sungai Penuh cenderung menunjukan adanya peningkatan PPH sejak awal kegiatan hingga akhir pelaksanaan kegiatan Tahun 2013 rata-rata sebesar 7%. Pada Tabel 4 dan 5 dapat dilihat bahwa skor PPH untuk Desa Karya Bakti menunjukkan peningkatan sebesar 10%; PPH awal 79,0 dan di akhir kegiatan meningkat menjadi 87,5. Skor PPH di Desa Pelayang Raya cenderung menunjukkan peningkatan meski tidak terlalu besar yaitu 4%; PPH awal 70,6 dan di akhir kegiatan 73,9. Secara umum ada beberapa faktor yang mempengaruhi perolehan skor PPH yaitu tidak mudahnya menerapkan diversifikasidan keanekaragaman pangan dalam menu makan keluarga seharihari.rataan kontribusi energi perkelompok pangan dalam persentase AKE (%AKE) di Kota Sungai Penuh masih didominasi oleh kelompok padi-padian yaitu 68% AKE sementara umbi-umbian hanya 1,9 % AKE yang berasal dari ubi jalar dan kentang. Konsumsi sayuran/buah secara keseluruhan masih rendah yaitu rata-rata 5,4 %AKE. Data dan informasi yang diperoleh dapat dinyatakan bahwa untuk meningkatkan kualitas dan gizi keluarga yang terhimpun dalam skor PPH dan untuk membiasakan menu atau pola makan yang lebih baik memerlukan waktu yang berkelanjutan dalam artian dampak peningkatan kualitas gizi keluarga tidak dapat dilakukan dalam waktu yang singkat.hal ini 6

menunjukkan bahwa kegiatan RPL harus berkelanjutan atau lestari dari waktu ke waktu dan untuk mewujudkan kondisi ini maka sangat diperlukan pendampingan pelaksanaan kegiatan RPL secara intensif bersinergi dengan Pemerintah Daerah atau stakeholder terkait. Tabel 4. Konsumsi Pangan dan Skor PPH Awal Kegiatan m-krpl, Kota Sungai Penuh 2013 No Desa Energi (kkal/kap/hari) Konsumsi perkapita perhari awal m-krpl % AKE Protein (g/kap/hari) % AKP Skor PPH 1. Karya Bakti 1.645 82.2 48.8 93.8 79.0 2. Pelayang Raya 1.243 62.2 42.4 81.5 70.6 3. Kota Sungai Penuh 1.516 75.8 46.7 89.9 77.2 Ideal 2.000 100.0 52.0 100.0 100.0 Tabel 5. Konsumsi Pangan dan Skor PPH Akhir Kegiatan m-krpl, Kota Sungai Penuh 2013 No. Desa Energi (kkal/kap/hari) Konsumsi perkapita perhari akhir m-krpl % AKE Protein (g/kap/hari) % AKP Skor PPH 1. Karya Bakti 1.885 94.3 63.0 121.1 87.5 2. Pelayang Raya 2.362 118.1 55.8 107.4 73.9 3. Kota Sungai Penuh 2.203 110.1 58.2 111.9 82.8 Ideal 2.000 100.0 52.0 100.0 100.0 E. Kontribusi m-krpl Terhadap Ekonomi Keluarga Secara umum kegiatan m-krpl memberikan kontribusi dalam penghematan belanja keluarga dan tambahan pendapatan hal ini (Tabel 6). Rata-rata penghematan belanja keluarga per musim tanam adalah Rp. 155.000,- Desa Karya Bakti dan Rp. 178.500,- untuk Desa Pelayang Raya. Tambahan pendapatan diperoleh dari hasil penjualan sayur daun dan sayur buah. Adapun rataan tambahan pendapatan untuk Desa Karya Bakti Rp. 163.333,- dan Desa Pelayang Raya Rp.137.000,-. Sayur selada, sawi, kangkung dan bayam merupakan jenis sayur yang paling banyak disukai oleh pasar dan jenis-jenis sayur daun inilah yang paling banyak memberikan kontribusi tambahan pendapatan keluarga di seluruh desa lokasi m-krpl lingkup Kota Sungai Penuh. 7

Tabel 6. Penghematan dan penambahan pendapatan keluarga untuk 1 musim tanam, m-krpl Kota Sungai Penuh 2013 No Desa Komoditi 1. Karya Bakti 2. Pelayang Raya Sayuran daun Sayuran buah Toga Sayuran daun Sayuran buah Toga Tahun Penghematan/mu sim tanam (Rp.) 2013 100.000 s/d 210.000 2013 147.000 s/d 210.000 Rataan penghematan (Rp) Penambahan pendapatan (Rp.) 155.000 166.666 s/d 160.000 178.500 125.000 s/d 149.000 Rataan penambahan pendapatan (Rp.) 163.333 137.000 KESIMPULAN a. Keberhasilan m-krpl pada tahun 2013 terlihat dari berkembangnya jumlah KRPL dan RPL. Bertambahnya nilai PPH sebelum implementasi m-krpl dan setelah implementasi atau akhir kegiatan. Terjadinya penghematan rumahtangga dan adanya penambahan peningkatan pendapatan keluarga pada masing-masing lokasi m-krpl. b. Penataan tanaman, ikan atau ternak disesuaikan dengan tipe pekarangan. c. Penumbuhan dan penguatan kelembagaan masih diperlukan untuk kegiatan pengolahan hasil dan pemasaran, khususnya sebagai antisipasi kelebihan produksi dan rendahnya harga jual. d. Optimalisasi pemanfaatan pekarangan sangat potensial sebagai lahan usahatani yang efektif untuk mendukung program ketahanan pangan keluarga di pedesaaan. DAFTAR PUSTAKA Anonimous,2011. Kawasan Rumah Pangan Lestari di Pacitan. http://www.litbang.deptan. go.id/berita/one/903/ [10 Mei 2011]. Badan Litbang Pertanian. 1999. Panduan Umum Pelaksanaan Penelitian Pengkajian dan Diseminasi Teknologi Pertanian. Departemen Pertanian. Jakarta. Badan Litbang Pertanian. 2011. Petunjuk Pelaksanaan Pengembangan Model Kawasan Rumah Pangan Lestari.Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian. Badan Litbang Pertanian. 2012. Pengembangan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL). Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Kementerian Pertanian, 2011. Pedoman Umum Model Kawasan Rumah Pangan Lestari.52 hal. Kementerian Pertanian. 2012. Pengembangan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL). Badan Litbang Pertanian. Kementerian Pertanian. Maintang, M.T.,Abd. Rajab. 2012. Pola Pemanfaatan Lahan Pekarangan Menuju Kemandirian Pangan Rumah Tangga Di Kabupaten Jeneponto. Prosiding Seminar Nasional Optimalisasi Pekarangan, Semarang Ningsih, R.D., Agus Supriyo.2012. Penataan Pekarangan Untuk Meningkatkan Penganekaragaman 8

Konsumsi Pangan Desa Guntung Payung, BanjarBaru, Kalimantan Selatan. Prosiding Seminar Nasional Optimalisasi Pekarangan, Semarang Saliem, H.P. 2011. Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL), Sebagai Solusi Pemantapan Ketahanan Pangan. Makalah dalam Kongres Ilmu Pengetahuan Nasional (KIPNAS). Jakarta (8-10 Nov 2011). 9