BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berkelok-kelok akibat gangguan (hambatan) aliran darah. Bila hanya melebar saja

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ekonomi tradisional yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : diusahakan atas dasar hitungan harian

BAB I PENDAHULUAN. Adanya perubahan-perubahan yang terjadi di segala aspek kehidupan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ergonomi adalah ilmu, seni dan penerapan teknologi untuk menyerasikan atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V PEMBAHASAN. lebih tinggi dari perempuan. Hal tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan setelah perang dunia kedua, tepatnya tanggal 12 Juli 1949 di Inggris

BAB I PENDAHULUAN. dan memiliki besar derajat kebebasan. Posisi ini bekerja mempromosikan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V PEMBAHASAN. kelamin laki-laki dan 80 tenaga kerja berjenis kelamin perempuan. Jenis kelamin

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. bagian-bagian otot skeletal yang dirasakan seseorang mulai dari keluhan sangat

BAB I PENDAHULUAN. akibat nyeri punggung. Nyeri punggung bagian bawah merupakan penyebab

HUBUNGAN ANTARA MASA KERJA ANGGOTA POLISI LALU LINTAS YANG BERTUGAS DI LAPANGAN DENGAN DERAJAT BERAT VENA VARIKOSA

BAB I PENDAHULUAN. dengan pertumbuhan perekonomian. Setiap pembangunan mall dapat meningkatkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Arbeitswissenschaft di Jerman, Human Factors Engineering atau Personal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk bekerja untuk memenuhi kebutuhan. hidupnya, dan hampir sebagian besar dari waktunya dihabiskan di tempat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sales promotion Girl (SPG) merupakan suatu profesi yang bergerak dalam

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam era globalisasi sekarang ini aktivitas penduduk semakin meningkat, dalam

untuk Mencegah Sakit Punggung

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah ergonomi berasal dari bahasa Latin yaitu ergon (kerja) dan nomos

BAB I PENDAHULUAN. tempat kerja perlu terjamin pula keselamatannya. Dalam Undang Undang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyerasikan pekerjaan dan lingkungan terhadap orang atau sebaliknya, yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kata yunani yaitu Ergo yang berarti kerja dan Nomos yang berarti hukum.

SKRIPSI HUBUNGAN POSISI DUDUK DENGAN TIMBULNYA NYERI PUNGGUNG BAWAH PADA PENGEMUDI MOBIL

ANALISIS POSTUR KERJA DAN KELUHAN PEKERJA PADA AKTIVITAS PEMOTONGAN BAHAN BAKU PEMBUATAN KERIPIK

BAB II LANDASAN TEORI

Sehat Mengenakan Tas Ransel Sunday, 12 February :16

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SKRIPSI PENGARUH PENGGUNAAN SEPATU HAK TINGGI TERHADAP POTENSI TERJADINYA VARISES PADA TUNGKAI BAWAH

Penempatan Posisi Ketinggian Monitor Diturunkan Dapat Mengurangi Keluhan Subjektif Para Pemakai Kaca Bifokal, Bagian I

BAB 1 PENDAHULUAN. khusus guna menghasilkan suatu produk yang bermanfaat bagi masyarakat. Interaksi

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalami kecelakaan, penyakit dan keluhan-keluhan kesehatan yang disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

TUGAS AKHIR PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT UKUR SUDUT TANGAN DAN KAKI MANUSIA. (Studi Kasus Laboratorium Teknik Industri-UMS)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam beraktifitas membutuhkan suatu alat yang dirancang atau

BAB 1 PENDAHULUAN. Gangguan pada sistem otot rangka/musculoskeletal disorders (MSDs)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tangan atau alat terhadap jaringan tubuh yang lunak. Massage bertujuan

keluhan baru. Emang dasar mungkin saya aja termasuk tipe ibu hamil yang rewel kali ya.

BAB 1 PENDAHULUAN. yang merugikan terhadap kesehatan pekerja ( Naiem, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kehamilan merupakan proses fertilisasi atau penyatuan spermatozoa dan

BAB 6 HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai hasil analisa data di 3 group pekerjaan

BAB I PENDAHULUAN. baik, salah satunya adalah fasilitas kerja yang baik dan nyaman bagi karyawan,

BAB I PENDAHULUAN. besar dalam pembangunan nasional. Tenaga kerja merupakan pelaksana

II B. Sistem Kerja dan Kontrol pada Manusia

PEMBELAJARAN X ERGONOMI DAN PRODUKTIVITAS KERJA

BAB I PENDAHULUAN. dapat memenuhi kebutuhan siswa karena jika digunakan perabot kelas yang

ERGONOMI DESAIN MEJA DAN KURSI SISWA SEKOLAH DASAR

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dunia perindustrian di era globalisasi dan Asean Free Trade

BAB I PENDAHULUAN. dimiliki. Saat menghadapi persaingan kerja, penampilan juga merupakan salah

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia perindustrian di era globalisasi dan Asean Free Trade

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan merupakan

Bambang, 2008 mengemukakan 3 (tiga) sikap kerja yaitu: duduk, duduk berdiri, dan berdiri.

BAB I PENDAHULUAN. dengan peraturan yang terdapat di masing-masing perguruan tinggi. Di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peranan tenaga kerja dalam pembangunan nasional sangat penting karena

KELAS XI SMA IPA KODE SOAL 713 SENIN 20 NOVEMBER 2017

BAB I PENDAHULUAN. Repository.unimus.ac.id

POSTURE & MOVEMENT PERTEMUAN 2 DECY SITUNGKIR, SKM, MKKK KESEHATAN MASYARAKAT

basah, kelembaban relatif serta gerakan angin pada desain interior lama dan ergodesain

PENGURUTAN (MASSAGE)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Hubungan Antara Keergonomisan Meja dan Kursi dengan Kinerja Petugas di Tempat Pendaftaran Pasien RS PKU Aisyiyah Boyolali

BAB I PENDAHULUAN. yang berulang-ulang. Salah satunya adalah mengetik atau menekan dan

BAB II LANDASAN TEORI

A. Etika, Moral, dan Hukum dalam Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi

Kanker Serviks. Cervical Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi penuh sejak janin berada dalam rahim(kira-kira pada. gestasi minggu ke-8). Tanpa adanya jantung yang berdenyut dan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berdiri yang di lakukan secara terus menerus atau dalam jangka waktu yang lama

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. fisik dengan menggunakan anggota tubuhnya. Biasanya anggota yang. badan, pergerakan tersebut bisa terjadi pada saat beraktivitas.

PENERAPAN KONSEP ERGONOMI DALAM DESIGN KURSI DAN MEJA BELAJAR YANG BERGUNA BAGI MAHASISWA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 3. SISTEM GERAK PADA MANUSIALatihan Soal 3.2

BAB I PENDAHULUAN. Keselamatan dan kesehatan kerja sangat penting diterapkan di segala

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. literatur tentang ergonomi dapat diketahui sejumlah definisi antara lain : (1) fitting the

BAB I PENDAHULUAN. Nyeri punggung bawah atau Low Back Pain (LBP) merupakan. sehingga dengan demikian walaupun etiologi LBP dapat bervariasi dari yang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 6 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. terpadu, full day school atau boarding school. Padatnya jam belajar yang ditawarkan

Mengenal Penyakit Kelainan Darah

SISTEM PEREDARAN DARAH PADA MANUSIA

BAB I PENDAHULUAN. bagian yang memberikan sumbangan terbesar dalam industri tekstil pada

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Nyeri punggung bawah atau Low Back Pain (LBP) merupakan. merupakan bagian pinggang atau yang ada di dekat pinggang.

PENGARUH SENAM KAKI DIABETIK TERHADAP NYERI KAKI PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DELANGGU

Kelompok 6 (adri, diah, yuyun, irfan, rama)

BAB I PENDAHULUAN. Mereka dituntut membuat gambar perencanaan gedung sesuai dengan konsep dan

BAB I PENDAHULUAN. Dunia industri di Indonesia masih didominan dengan penggunaan tenaga

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Gagal jantung kongestif (CHF) adalah keadaan patofisiologis berupa

PENGANTAR KESEHATAN. DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY. Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan

BAB I PENDAHULUAN. teknologi dan perangkat komputer dalam menyelesaikan pekerjaan di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pekerja merupakan salah satu komponen yang perlu mendapatkan

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Varices 2.1.1. Definisi Varices Varises (varices) adalah pembuluh darah balik (vena) yang melebar dan berkelok-kelok akibat gangguan (hambatan) aliran darah. Bila hanya melebar saja disebut venektasi. Ini terjadi lantaran ketidakmampuan katub (klep) vena dalam mengatur aliran darah. Akibatnya aliran darah yang seharusnya mengalir lancar ke arah jantung, mengalami hambatan dan terjadi arus balik sebagian aliran darah dalam pembuluh darah vena, sehingga pembuluh darah vena melebar dan berkelok-kelok. Varices terutama terjadi pada tungkai, bisa terjadi pula pada vulva, skrotum, esophagus bagian distal, dan rektum. Diperkirakan varices pada ektremitas bawah terjadi pada satu diantara lima orang di dunia. Kondisi ini lebih sering terjadi pada wanita dan orang yang pekerjaannya menuntut untuk berdiri lama. 2.1.2. Etiologi Varices dibedakan menjadi primer dan sekunder. Namun, penyebab varices vena yang pasti belum diketahui. Penderita dianggap mempunyai kelemahan pada vena yang bersifat herediter, sehingga terbentuk varices yang primer dan spontan. Varices sekunder merupakan gejala sisa thrombosis vena profunda akibat dilatasi vena kolateral dan kerusakan katup vena profunda. 7

8 Faktor penyokong lain : 1. Faktor keturunan Varices biasanya terjadi saat dewasa akibat perubahan hormon dan bertambahnya berat badan. Ditunjukkan dengan terjadinya penyakit yang sama pada beberapa anggota keluarga dan gambaran varices pada usia remaja, kemungkinan besar disebabkan faktor keturunan. 2. Kehamilan Meningkatnya hormon progesteron dan bertambahnya berat badan saat hamil yang menyebabkan kaki semakin terbebani, akibatnya aliran darah dari kaki, tungkai, pangkal paha dan perut bagian bawah pun terhambat. 3. Kurang gerak Gaya hidup perkotaan yang kurang gerak, menyebabkan otot sekitar pembuluh darah vena tidak mampu memompa darah secara maksimal. 4. Faktor berdiri lama Berdiri terlalu lama membuat kaki terlalu berat menahan tubuh dan memperparah beban kerja pembuluh vena dalam mengalirkan darah. Pada posisi tersebut tekanan vena 10 kali lebih besar, sehingga vena akan teregang diluar batas kemampuan elastisitasnya sehingga terjadi inkompetensi pada katup. Bila pekerjaan mengharuskan banyak berdiri, usahakan untuk tidak berdiri dengan posisi statis (diam), tapi tetap bergerak. Misalnya dengan berjalan di tempat, agar otot tungkai dapat terus bekerja memompa darah ke jantung.

9 5. Obesitas Hal ini dihubungkan dengan tekanan hidrostatik yang meningkat akibat peningkatan volume darah serta kecenderungan jeleknya struktur penyangga vena. 6. Faktor usia Pada usia lanjut insiden varices akan meningkat. Dinding vena menjadi lemah karena lamina elastic menjadi tipis dan atrofik bersama dengan adanya degenerasi otot polos. Disamping itu akan terdapat atrofi otot betis sehingga tonus otot menurun. 2.1.3. Patofisiologi Penyebab varices primer adalah kelemahan struktural pada dinding pembuluh darah yang diturunkan. Dilatasi dapat disertai gangguan katup vena, karena daun katup tidak mampu menutup dan menahan aliran refluks. Varices primer cenderung terjadi pada vena-vena permukaan karena kurangnya dukungan dari luar atau kurangnya resistensi jaringan subkutan. Varices sekunder disebabkan oleh gangguan patologi sistem vena dalam, yang timbul kongenital atau didapat sejak lahir. Hal ini menyebabkan dilatasi vena-vena permukaan, penghubung, atau kolateral. Misalnya, kerusakan katup vena pada sistem vena dalam akan mengganggu aliran darah menuju jantung, resultan statis, dan penimbunan darah menyebabkan hipertensi vena dalam. Jika katup vena penghubung (penyambung) tidak berfungsi dengan baik, maka peningkatan tekanan sirkuit vena dalam akan menyebabkan aliran balik darah ke dalam vena penghubung. Darah vena akan dialirkan ke vena permukaan dari vena dalam. Hal ini merupakan faktor predisposisi timbulnya varices sekunder pada vena-vena permukaan. Pada keadaan

10 ini, vena permukaan berfungsi sebagai pembuluh kolateral untuk sistem vena dalam, memirau darah dari daerah yang mati. Aliran darah v. Supervisialis Dialirkan ke vena yang lebih besar Katub vena Darah kedalam v. provunda RUSAK Jantung & paru Kontraksi Otot v. Provunda v. Supervisial Terjadi kompartemen otot Gambar 1. Patofisiologi varices Keterangan : biasanya kerusakan diakibatkan karena adanya suatu hambatan aliran darah dan tekanan hidrostatik yang terlalu besar.

11 2.1.4. Gejala terjadinya varices 1. Mula-mula kaki dan tungkai terasa berat, diikuti otot yang mudah pegal, kaku, panas dan sakit di seputar kaki maupun tungkai. Biasanya rasa sakit dirasakan menjelang malam, akibat tidak lancarnya aliran darah. 2. Mudah kram, meski kaki dalam kondisi santai. 3. Muncul pelebaran pembuluh darah rambut yang mirip jaring laba-laba (spider navy). 4. Perubahan warna kulit (pigmentasi) di seputar mata kaki, akibat tidak lancarnya aliran darah. Kadang diikuti dengan luka di sekitar mata kaki yang sulit sembuh. 5. Kaki bengkak (edema) karena adanya pembendungan darah. 6. Perubahan pada pembuluh vena luar, misalnya di betis bagian belakang tampak urat kebiru-biruan dan berkelok-kelok. Keadaan ini merupakan gejala varices kronis. 2.1.5. Pencegahan 1. Makan makanan bergizi dan olahraga teratur. 2. Hindari berdiri terlalu lama. Sedapat mungkin melakukan relaksasi jika dalam aktifitas sehari-hari dituntut berdiri lama. 3. Hindari terlalu lama duduk dengan kaki menyilang. Posisi ini dapat menghambat aliran darah dari tungkai ke arah jantung. 4. Hindari pemakaian pakaian bawah yang terlalu ketat. 5. Jika sedang bepergian jauh, usahakan meluruskan kaki secara berkala dan memijit-mijit tungkai sehabis bepergian.

12 6. Gunakan kaos kaki elastis untuk mencegah penekanan pada tungkai. 7. Bagi yang suka sepatu hak tinggi, dapat menggunakannya agar otot sekitar varises berkontraksi dan untuk memperlancar aliran darah 2.2. Ergonomi Ergonomi atau disebut rancang-bangun faktor manusia adalah studi untuk peningkatan teori dan fisik dalam hal bekerja yang berguna untuk memastikan suatu tempat kerja aman dan produktif. Ergonomi atau ergonomics sebenarnya berasal dari kata Yunani yaitu ergo yang berarti kerja dan Nomos yang berarti hukum. Dengan demikian ergonomi adalah disiplin keilmuan yang mempelajari manusia dalam kaitannya dengan pekerjaanya. Disiplin ergonomi secara khusus akan mempelajari keterbatasan dari kemampuan manusia dalam berinteraksi dengan teknologi-teknologi buatannya (Wignjosoebroto, 1995). Menurut Suma mur (1996), salah satu faktor yang berpengaruh terhadap kesehatan tenaga kerja adalah yang berhubungan dengan ergonomi yaitu sikap dan cara kerja, beban kerja yang tidak adekuat, monotonnya pekerjaan, jam kerja yang tidak sesuai dan kerja yang berulang-ulang (Suma mur, 1996). Fungsi ergonomi adalah untuk mendesain tempat kerja, stasiun-kerja, peralatan, dan prosedur dari para pekerja supaya tidak sampai pada batas menimbulkan rasa lelah, gelisah, dan luka-luka atau kerugian secara efisien menuju keberhasilan tujuan perusahaan.

13 Menurut Suma mur (1996), tujuan utama ergonomi ada 2 (dua), yaitu: 1. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi pekerjaan dan aktivitas-aktivitas lain, termasuk meningkatkan kenyamanan penggunaan untuk mengurangi kelelahan (penyebab kesalahan) dan meningkatkan produktivitas. 2. Meningkatkan nilai-nilai kualitatif yang dapat diamati dan dirasakan namun sulit diukur, seperti keamanan, mudah diterima oleh pemakai, kepuasan kerja, dan kualitas hidup. Sikap tubuh dalam bekerja sangat ditentukan oleh jenis pekerjaan yang dilakukan. Masing-masing posisi kerja mempunyai pengaruh yang berbeda-beda terhadap tubuh. Sikap tubuh dalam pekerjaan sangat dipenaruhi oleh bentuk, susunan, ukuran dan tata letak peralatan seperti macam gerak, arah dan kekuatan(suma mur, 1996). Sikap tubuh dalam bekerja adalah suatu gambaran tentang posisi badan, kepala dan anggota tubuh (tangan dan kaki) baik dalam hubungan antar bagianbagian tubuh tersebut maupun letak pusat gravitasinya. Faktor-faktor yang paling berpengaruh meliputi sudut persendian, inklinasi vertikal badan, kepala, tangan dan kaki serta derajat penambahan atau pengurangan bentuk kurva tulang belakang. Faktor-faktor tersebut akan menentukan efisien atau tidaknya sikap tubuh dalam bekerja. Sikap tubuh bisa dikatakan efisien jika : a. menempatkan tekanan yang seimbang pada bagian-bagian tubuh yang berbeda. b. membutuhkan sedikit usaha otot untuk bertahan. c. terasa nyaman bagi masing-masing orang.

14 2.2.1. Sikap Tubuh Alamiah Sikap tubuh alamiah yaitu sikap atau postur dalam proses kerja yang sesuai dengan anatomi tubuh, sehingga tidak terjadi pergeseran atau penekanan pada bagian penting tubuh seperti organ tubuh, syaraf, tendon, dan tulang sehingga keadaan menjadi relaks dan tidak menyebabkan keluhan muskuloskeletal dan sistem tubuh yang lain (Baird dalam Merulalia, 2010). Ada beberapa hal yang harus diperhatikan berkaitan dengan sikap tubuh dalam melakukan pekerjaan adalah : a. Semua pekerjaan hendaknya dilakukan dalam sikap duduk atau sikap berdiri secara bergantian. b. Semua sikap tubuh yang tidak alami harus dihindarkan. Seandainya hal ini tidak memungkinkan, hendaknya diusahakan agar beban statik diperkecil. c. Tempat duduk harus dibuat sedemikian rupa, sehingga tidak membebani, melainkan dapat memberikan relaksasi pada otot-otot yang sedang dipakai untuk bekerja dan tidak menimbulkan penekanan pada bagian tubuh (paha). Hal ini dimaksudkan untuk mencegah terjadinya gangguan sirkulasi darah dan sensibilitas pada paha, mencegah keluhan kesemutan yang dapat mengganggu aktivitas. Posisi tubuh yang tidak alamiah dan cara kerja yang tidak ergonomis dalam waktu lama dan terus menerus dapat menyebabkan berbagai gangguan kesehatan pada pekerja antara lain : a. Rasa sakit pada bagian-bagian tertentu sesuai jenis pekerjaan yang dilakukan seperti pada tangan, kaki, perut, punggung, pinggang dan lain-lain.

15 b. Menurunnya motivasi dan kenyamanan kerja. c. Gangguan gerakan pada bagian tubuh tertentu (kesulitan mengerakkan kaki, tangan atau leher/kepala). d. Dalam waktu lama bisa terjadi perubahan bentuk tubuh (tulang miring, bongkok). Untuk bisa mencapai efisiensi dan produktivitas kerja yang optimal serta memberikan rasa nyaman pada saat bekerja bisa dilakukan dengan cara : a. Menghindarkan sikap tubuh yang tidak alamiah. b. Mengusahakan agar beban statis sekecil mungkin. c. Membuat dan menentukan kriteria serta ukuran baku tentang sarana kerja (meja, kursi, dll.) yang sesuai dengan antropometri pemakainya. d. Mengupayakan agar sebisa mungkin pekerjaan dilakukan dengan sikap duduk atau kombinasi duduk dan berdiri. 2.2.2. Sikap Kerja Berdiri Bekerja dengan posisi berdiri terus menerus sangat mungkin akan mengakibatkan penumpukan darah dan berbagai cairan tubuh pada kaki, apalagi jika memakai sepatu dengan bentuk atau ukuran yang tidak sesuai. Beberapa penelitian telah berusaha untuk mengurangi kelelahan pada tenaga kerja dengan posisi berdiri. Contohnya seperti yang diungkapkan Granjean (1988) dalam Santoso (2004), merekomendasikan bahwa untuk jenis pekerjaan teliti, tinggi meja diatur 10 cm di atas siku. Untuk jenis pekerjaan yang ringan, tinggi meja diatur sejajar dengan tinggi siku. Dan untuk pekerjaan berat, tinggi meja diatur 10 cm di bawah tinggi siku.

16 Satu hal yang harus diperhatikan oleh pekerja berdiri adalah sikap kepala. Keadaan kepala harus memberikan kemudahan bagi pelaksanaan pekerjaan. Leher dalam keadaan fleksi atau ekstensi terus menerus menjadi penyebab kelelahan. Sudut penglihatan yang baik untuk sikap berdiri diantara 23 0-27 0 ke arah bawah dari garis horizontal. Pekerjaan dalam waktu lama dengan posisi yang tetap atau sama baik berdiri maupun duduk akan menyebabkan ketidaknyamanan. Sikap kerja berdiri dalam waktu lama akan membuat pekerja selalu berusaha menyeimbangkan posisi tubuhnya sehingga menyebabkan terjadinya beban kerja statis pada otot-otot punggung dan kaki. Setiap hari kaki bisa dipastikan digunakan untuk beraktivitas. Bahkan pada orang yang hanya berbaring, di kakinya tetap berlangsung proses metabolisme. Saat duduk atau berdiri dalam waktu yang cukup lama, dengan sepatu yang terlalu sempit dan berhak tinggi akan mengganggu aliran darah dan cairan getah bening untuk kembali ke jantung. Akibatnya tidak jarang kita merasakan sepatu yang kita kenakan saat itu semakin sempit, punggung kaki dan jari-jari kaki kita jadi membesar/bengkak. Pada saat itulah aliran darah terhambat. Sisa-sisa metabolisme (antara asam laktat) tertumpuk di pembuluh tersebut sehingga merasakan kelelahan yang luar biasa. Walau pembuluh balik (vena) memiliki katup yang berfungsi sebagai pintu/sekat, sehingga darah yang mengalir tidak kembali setelah melalui bagian per bagian tapi juga tidak dapat kembali ke jantung karena harus melawan gaya gravitasi bumi. Penimbunan sering kali tidak teratasi dengan baik pada orang-orang yang

17 memiliki kelemahan pada pembuluh darah balik dan mengakibatkan varises (varicous vein). Pada orang yang sampai mengalami varices bukan hanya pada ketidakindahan masalahnya, tetapi juga rasa sakit yang ditimbulkan yang mengganggu. Bukan hanya di pembuluh darah balik letak masalahnya tapi juga kelelahan ini dapat mengganggu proses penyaluran darah kaya nutrisi ke kaki. Karena tekanan terlalu tinggi di pembuluh balik dan di sel-sel menyebabkan aliran darah terhambat yang membuat kaki kita semakin lelah. Gangguan pembuluh darah vena selalu menimbulkan dampak terhadap individu (pekerja) maupun perusahaan. Dampak yang ditimbulkan terhadap pekerja antara lain : 1. Rasa tidak nyaman. 2. Minder dari segi kosmetik 3. Kehilangan keleluasaan. 4. Kehilangan pekerjaan. Dampak terhadap perusahaan antara lain : 1. Pekerja mangkir kerja akibat sakit. 2. Hilangnya pekerja yang terampil di bidangnya. 3. Perlunya merekrut kembali karyawan baru untuk menggantikan pekerja yang dinonaktifkan. Tingkat kemahiran pekerja baru belum tentu sama dengan yang dinonaktifkan. 4. Penurunan produktivitas. 5. Keuntungan perusahaan menurun.

18 2.3. Kerangka Konsep Pekerja QC - Usia - Masa kerja - Obesitas - Paritas/kehamilan - keturunan Gangguan pembuluh darah vena Gambar 2. Kerangka Konsep Penelitian