Alasan pengujian. Jenis Pengujian merusak (destructive test) pada las. Pengujian merusak (DT) pada las 08/01/2012

dokumen-dokumen yang mirip
JOB SHEET DAN LAPORAN PRAKTIKUM MATA KULIAH PRAKTIKUM METALURGI LAS

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI PENGARUH TERHADAP KEKUATAN TARIK PADA LAS SMAW (SHIELDED METAL ARC WELDING) DENGAN METODE EKSPERIMEN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Data

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. masing-masing benda uji, pada pengelasan las listrik dengan variasi arus 80, 90,

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu material yang sangat penting bagi kebutuhan manusia adalah

BAB II KERANGKA TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA dan LANDASAN TEORI

MODUL PRAKTIKUM METALURGI (LOGAM)

BAB IV DATA DAN ANALISA

BAB II LANDASAN TEORI. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh arus pengelasan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen,

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. secara ilmiah. Penelitian ini menggunakan metode analisa, yaitu suatu usaha

PENGARUH VARIASI KUAT ARUS PENGELASAN TUNGSTEN INERT GAS

III. METODOLOGI PENELITIAN. 2. Badan Latihan Kerja (BLK) Bandar Lampung sebagai tempat pengelasan

Ir Naryono 1, Farid Rakhman 2

ANALISA KUAT LENTUR DAN PENGELASAN PADA PEMEGANG KURSI MOBIL

BAB IV PENGUJIAN MECHANICAL TEST.

PENGARUH FEED RATE TERHADAP STRUKTUR MIKRO, KEKERASAN DAN KEKUATAN BENDING PADA PENGELASAN FRICTION STIR WELDING ALUMINIUM 5052

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Sesudah dilakukan pengujian Uji Tarik dan Struktur Mikro pada Baja SS-400,

PENGARUH TEBAL PELAT BAJA KARBON RENDAH LAMA PENEKANAN DAN TEGANGAN LISTRIK PADA PENGELASAN TITIK TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS

Pengujian Impak (Hentakan) Pengujian Metalografi Pengujian Korosi Parameter pada Lambung Kapal...

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 2. PENGUJIAN TARIK

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian struktur mikro dilakukan untuk mengetahui isi unsur kandungan

Karakterisasi Material Bucket Teeth Excavator 2016

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Waktu dan pelaksanaan percobaan serta analisis sebagai berikut:

BAB III METODE PENELITIAN. Mulai

BAB III METODE PENELITIAN

Gambar 4.1. Hasil pengelasan gesek.

STUDI PENGARUH VARIASI KUAT ARUS PENGELASAN PELAT AISI 444 MENGGUNAKAN ELEKTRODA AWS E316L

Jl. Menoreh Tengah X/22, Sampangan, Semarang *

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. perbesaran 100x adalah 100 µm. Sebelum dilakukan pengujian materi yang

BAB 1. PENGUJIAN KEKERASAN

Pelaksanaan Uji Tarik

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dibeberapa tempat, sebagai berikut:

PRAKTIKUM UJI KETANGGUHAN BAHAN

Karakterisasi Material Sprocket

BAB III METODE PENELITIAN. Mulai. Identifikasi Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Struktur mikro adalah gambaran dari kumpulan fasa-fasa yang dapat diamati

Analisis pengaruh variasi elektroda las e6013 dan e7018 terhadap kekuatan tarik dan kekerasan pada bahan baja ss 400

PENGARUH ARUS PENGELASAN TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KETANGGUHAN LAS SMAW DENGAN ELEKTRODA E7018 SKRIPSI

Gambar 3.1 Diagram alur Penelitian

Karakterisasi Material Bucket Teeth Excavator 2016

BAB IV PEMBAHASAN. BAB IV Pembahasan 69

KATA PENGANTAR. Sidoarjo, Desember Fakultas. Universitas Muhammadiyah Sidoarjo 1

ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. setiap spesimen dimasukkan kedalam Tabel IV.1 dibawah : 1 171,2 190,8-2 Logam Las 174,3 187,3 -

ANALISA QUENCHING PADA BAJA KARBON RENDAH DENGAN MEDIA SOLAR

Pengaruh Preheat Terhadap Struktur Mikro dan Sifat Mekanis Sambungan Las GTAW Material Baja Paduan 12Cr1MoV yang Digunakan pada Superheater Boiler

PERUBAHAN SIFAT MEKANIS DAN BENTUK STRUKTUR MIKRO BAJA AISI 1040 AKIBAT POLARISASI ARUS PADA PENGELASAN SMAW. Rihat Sebayang 1*

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di beberapa tempat sebagai berikut:

PENGARUH HASIL PENGELASAN TERHADAP KEKUATAN, KEKERASAN DAN STRUKTUR MIKRO BAJA ST 42

PENGARUH PREHEAT TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN KEKUATAN TARIK LAS LOGAM TAK SEJENIS BAJA TAHAN KARAT AUSTENITIK AISI 304 DAN BAJA KARBON A36

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan dibeberapa tempat, sebagai berikut:

Kata Kunci : Pengelasan SMAW, perlakuan panas, Kekuatan tarik, kekerasan, stuktur mikro. Jurnal Tugas Akhir

Gambar 2.1. Proses pengelasan Plug weld (Martin, 2007)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Heat Treatment Pada Logam. Posted on 13 Januari 2013 by Andar Kusuma. Proses Perlakuan Panas Pada Baja

PENGARUH PENGELASAN TUNGSTEN INERT GAS TERHADAP KEKUATAN TARIK, KEKERASAN DAN MIKRO STRUKTUR PADA PIPA HEAT EXCHANGER

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan sesuai dengan diagram alir berikut ini : Pelat Baja Tipe SPHC JIS G Pembuatan Spesimen Uji

JURNAL PENGARUH PEMBERIAN PANAS AWAL PADA HASIL PENGELASAN TIG TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS BAJA TAHAN KARAT 316L

STUDI PEMBUATAN BESI COR MAMPU TEMPA UNTUK PRODUK SAMBUNGAN PIPA

I. PENDAHULUAN. mengalami pembebanan yang terus berulang. Akibatnya suatu poros sering

BAB IV SIFAT MEKANIK LOGAM

HASIL DAN PEMBAHASAN. dengan menggunakan kamera yang dihubungkan dengan komputer.

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MEDAN AREA

PENGARUH MEDIA PENDINGIN PADA PROSES HARDENING MATERIAL BAJA S45C

PENGARUH PROSES ANNEALING PADA HASIL PENGELASAN TERHADAP SIFAT MEKANIK BAJA KARBON RENDAH

Karakterisasi Baja Karbon Rendah Setelah Perlakuan Bending

ANALISA PERUBAHAN DIMENSI BAJA AISI 1045 SETELAH PROSES PERLAKUAN PANAS (HEAT TREATMENT)

PENGARUH DURASI GESEK, TEKANAN GESEK DAN TEKANAN TEMPA TERHADAP IMPACT STRENGTH SAMBUNGAN LASAN GESEK LANGSUNG PADA BAJA KARBON AISI 1045

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pembebanan Batang Secara Aksial. Bahan Ajar Mekanika Bahan Mulyati, MT

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Laporan Praktikum Struktur dan Sifat Material 2013

II. TINJAUAN PUSTAKA

PENINGKATAN KEKAKUAN PEGAS DAUN DENGAN CARA QUENCHING

BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM UJI MATERIAL

ANALISA PENGARUH TEMPERATUR TEMPERING TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN SIFAT MEKANIK PADA BAJA AAR-M201 GRADE E

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH BENTUK KAMPUH TERHADAP KEKUATAN BENDING LAS SUDUT SMAW POSISI MENDATAR PADA BAJA KARBON RENDAH

Analisa Kekuatan Tarik Baja Konstruksi Bj 44 Pada Proses Pengelasan SMAW dengan Variasi Arus Pengelasan

PENGARUH WAKTU DAN JARAK TITIK PADA PENGELASAN TITIK TERHADAP KEKUATAN GESER HASIL SAMBUNGAN LAS

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Oktober 2014 sampai Juni 2015di

ANALISIS PENGARUH VARIASI ELEKTRODA LAS TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KEKERASAN PADA BAHAN BAJA SS 400 TUGAS AKHIR

Gambar 4. Pemodelan terjadinya proses difusi: (a) Secara Interstisi, (b) Secara Substitusi (Budinski dan Budinski, 1999: 303).

ANALISIS PENGARUH MEDIA PACK CARBURIZING TERHADAP KEAUSAN DAN KEKERASAN SPROKET SEPEDA MOTOR. Sigit Gunawan 1 dan Sigit Budi Harton 2

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH SUHU NORMALIZING TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS PENGELASAN BAJA PLAT KAPAL. Sutrisna*)

Transkripsi:

08/01/2012 MATERI KE II Pengujian merusak (DT) pada las Pengujian g j merusak (Destructive Test) dibagi dalam 2 bagian: Pengujian di bengkel las. Pengujian skala laboratorium. penyusun: Heri Wibowo, MT Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta 2011 Alasan pengujian Jenis Pengujian merusak (destructive test) pada las Pengujian Tarik y Mendeteksi cacat terjadi selama pengelasan yang mempengaruhi kualitas dan kekerasan Las y Cacat lainnya terjadi karena kurangnya pengetahuan dan keterampilan tukang las y Untuk mengetahui kemampuan tukang las Pengujian Lengkung JENIS PENGUJIAN MERUSAK Pengujian Kejut Pengujian Kekerasan Pengujian Struktur mikro 1

Pengujian Tarik Uji Tarik" adalah tes di mana sampel dipersiapkan ditarik sampai benda uji patah. Uji Pengukuran dicatat dalam PSI (pounds per square inch) E7018 = 70.000 000 PSI Sampel uji tarik dalam pengelasan dapat mengungkapkan kekuatan tarik lasan, batas elastis, titik luluh, dan daktilitas. Batas elastis logam adalah batas tegangan (beban) yang menahan dan masih kembali ke panjang aslinya setelah beban dilepaskan. Kekuatan tarik lasan terjadi saat benda uji tidak kembali ke panjang aslinya. Daktilitas adalah kemampuan logam untuk meregangkan atau memanjang sebelum rusak. Sifat tarik sambungan las sangat dipengaruhi oleh sifat logam induk, sifat daerah HAZ, sifat logam las. Uji tarik transversal (gambar a) memberikan informasi tentang efisiensi sambungan (joint efficiency) tetapi tidak menggambarkan keuletan las. Uji tarik longitudinal menyebabkan regangan yang seragam pada logam las sampai perpatahan (gambar b). Untuk mengetahui kekuatan dan keuletan logam las, kedua jenis uji tarik tersebut perlu dilakukan. Tegangan : F A 2 σ = ( kg / mm, ) F = beban (kg), A0 = luas penampang 0 (mm2) Regangan : L L L ε = 0 100%, L0 = panjang mula, L = panjang setelah 0 dibebani 2

Penjelasan kurva Hubungan tegangan dan regangan dapat dilihat dalam gambar 34. Titik ik P menunjukkan batas dimana hukum Hooke masih berlaku, titik E menunjukkan batas perpanjangan tetap pada batang uji dan disebut batas elastis. Titik S1 disebut titik luluh atas dan S2 disebut titik luluh bawah. Tegangan yang tertinggi dl dalam kk kekuatan tarik dari logam dan tegangan yang terjadi pada waktu patah disebut tegangan patah dapat diamati dari grafik. Mesin Uji tarik Data pengujian tarik No Perubahan Gaya(N) σ (kg/mm 2 ) Keterangan panjang(mm) Benda uji di jepitdengan pencekam bergerigi agar tidak terjadi slip. Mesin uji tarik menggunakan tenaga motor hidrolik. 3

Video pengujian tarik pada sambungan las Pengujian Lengkung (Bend Test) Uji lengkung digunakan untuk mengevaluasi keuletan sambungan las. Pengujian lengkung dipisahakan menjadi 3 jenis pengujian : Pengujian root bend, Pengujian face bend, dan Pengujian side bend. Bentuk spesimen uji root bend, face bend dan side bend yang disertai dengan ukuran spesimen sesuai standar ASME seperti pada gambar 35. Uji face bend, spesimen uji diletakkan dengan bagian cover pass diletakkan menghadap ujung plunger, Uji root bend spesimen uji diletakkan sebaliknya. Pengujian Lengkung Root Bend dan face bend 4

Kriteria batas lolos uji pada uji lengkung : 1/8 in (3 mm) jumlah garis garis retak diukur pada semua arah yang terdapat pada permukaan lengkungan. 3/8 in (10 mm) jumlah garis garis retak yang terbesar dengan panjang garis retak masingmasing tidak melebihi 1/32 in (1 mm). ¼ in (6 mm) diukur pada retak ujung yang terbesar, kecuali retak ujung dihasilkan dari slag dan inklusi maka 1/8 in (3 mm) dapat digunakan. Jig pada bend test Data uji bending Panjang retak setelah pengujian di ujung las Panjang retak setelah pengujian di tengah las Gaya (N) maksimal beban bending Lebar dan tebal spesimen uji bending Video pengujian bending pada sambungan las 5

Pengujian Kejut (Impact test) Impact tester menggunakan bandul berat yang mampu mengukur jumlah gaya yang dibutuhkan untuk mematahkan spesimen uji yang diambil dari HAZ Daerah terpengaruh hp Panas. Dampak pengujian dapat dilakukan baik menggunakan Izod atau metode charpy. (Kedua metode serupa) Uji kejut digunakan untuk mengukur ketangguhan (toughness) bahan. Metode pengujian kejut yang banyak digunakan adalah uji kejut Charpy dengan takik V (V notch Charpy impact test) Energi yang diserap pada uji impact tergantung temperatur, kecepatan impact, derajat beban, serta ketebalan spesimen uji. Ketangguhan = Energi yang diserap (J) / luas area (m2) Impact TEST MACHINE CHARPYAku digerakkan oleh mesin Gerakan bandul menghantam benda uji 6

IZOD Spesimen uji Impact Charpy Video pengujian impact Pengujian Kekerasan Tujuan mengetahui tingkat kekerasan bahan pada daerah tertentu pada bahan uji. Tujuan yang lebih spesifik, yaitu mengetahui tingkat kekerasan pada daerah logam las, logam HAZ dan logam induk sehingga dapat diperkirakan tingkat penurunan kekuatan bahan. Janis pengujian yang umum dilakukan : Brinell, Rockwell, Vickers berlian piramida dan Scleroscope 7

Spesimen uji Kekerasan dan persiapan pengujian Spesimen las dibuat produk hasil pengelasan, kemudian dipotong melintang terhadap arah pengelasan. Sebelum diuji, benda harus dihaluskan terlebih dahulu untuk mendapatkan pengukuran kekerasan yang optimal. Alat yang digunakan pada pengujian ini adalah Universal Hardness Tester. Khusus uji kekerasan k jenis Vickers menggunakan indentor piramida yang bersudut 136 derajad. Uji vickers memiliki kelebihan dari pengujian yang lain antara lain bekas indentor yang kecil dan memiliki ketelitian yang tinggi. Kekerasan vickers dapat diketahui dengan mengukur diagonal diagonal hasil injakan indentor piramida Kekerasan vickers dicari dengan : P Hv = 1,8544 kg/mm2, dengan P=beban indentor 2 d Dan d= diameter rata rata diagonal hasil indentasi penetrator. Daerah pengujian kekerasan Logam Logam las HAZ Logam induk Data hasil uji kekerasan No Bagian Diameter Kekerasan Keterangan rata2 (mm) Vickers 1 Logamlas 2 Logamlas 3 Logamlas 4 HAZ 5 HAZ 6 HAZ 7 LogamInduk 8 Logam Induk 9 LogamInduk 8

Video uji kekerasan vickers D. Pengujian Struktur MAKRO DAN MIKRO PADA LAS Struktur mikro pada benda hasil pengelasan sangat ditentukan oleh proses pendinginan benda las terutama dari titik cair mencapai suhu rekristalisasi bahan. Proses pendinginan pada las kondisi umum berlangsung secara gradual tanpa penurunan suhu secara mendadak (quenching). Proses pendinginan pada las cocok dengan menggunakan diagram CCT (continous coolling transformation). Diagram CCT untuk logam las baja di mana struktur austenit berubah menjadi berbagai fasa tergantung pada kecepatan pendinginan. Hasil uji struktur mikro dan makro pada sambungan las Hasil uji struktur mikro pada sambungan las Mikroskop untuk uji struktur mikro kaca pembesar untuk uji struktur makro sambungan las Hasil uji struktur makro pada sambungan las 9

Diagram CCT untuk PREDIKSI STRUKTUR MIKRO PADA LAS Analisa fase Struktur mikro yang terjadi mungkin : Ferit proeutectoid, terdiri dari ferit batas butir dan intragrnular ferrite, terbentuk pada suhu 1000 0 C turun ke 650 0 C Ferit Widmanstatten terbentuk pada suhu 750 0 C turun ke 650 0 C Ferit acicular, tumbuh di dalam butir austenit, terbentuk pada suhu 650 0 C Bainit, terbentuk pada suhu 500 0 C turun ke 400 0 C Martensit, terjadi jika kecepatan pendinginan sangat cepat. Kecepatan pendinginan Kecepatan pendinginan rendah Ferit mulai terbentuk sepanjang batas butir austenit dan tumbuh ke arah dalam, dinamakan ferit batas butir. Kecepatan pendinginan sedang Austenit mungkin berubah menjadi ferit widmanstatten atau ferit acicular. Ferit widmanstatten tumbuh ke butiran austenit dengan bentuk plat, ferit auscular berbentuk jarum (needle) dalam butir austenit. Kecepatan pendinginan tinggi Atom atom karbon sukar melakukan difusi ke austenit, menyebabkan struktur mikro bainit. Bainit terbagi bainit atas terbentuk pada suhu lebih tinggi dari bainit bawah (lower bainit). Kecepatan pendinginan sangat tinggi Atom atom karbon tidak bisa berdifusi (disfusionless) dan membentuk struktur keras dan getas yaitu martensit. 10

Jenis Struktur mikro pada logam las baja karbon rendah Mekanisme pengujian struktur makro dan mikro Persiapan : Menghaluskan benda uji las bagian melintang sampai rata dan halus menggunakan kikir, kertas amplas dan mesin poles. Proses etsa : Benda uji di etsa sesuai dengan larutan HCl konsentrasi 2.5 % sampai beberapa detik (sekitar 10 sam;pai 15 detik), dilanjutkan benda uji di bersihkan dengan air. Pemeriksaan : Pemeriksaan mikro dilakukan menggunakan mikroskop optik dengan pembesar 400 kali. Pemeriksaan makro dilakukan dengan kaca pembesar dengan perbesaran 5 10 kali. Video pengujian struktur mikro pada las NB : materi ini disusun dari berbagai sumber dari Internet, digunakan untuk sarana pembelajarandi Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta 11