BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
|
|
- Yandi Susanto
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengelasan Friction Stir Welding Setelah dilakukan proses pengelasan friction stir welding, maka akan terlihat bekas hasil pengelasan pada permukaan material. Pengelasan dengan metode friction stir welding merupakan pengelasan yang terjadi pada kondisi padat (solid state joining) dengan memanfaatkan gesekan dari benda kerja yang berputar (tool) dengan benda kerja lain yang diam sehingga mampu melelehkan benda kerja yang diam tersebut dan akhirnya tersambung menjadi satu. Dengan kecepatan laju feed rate yang selisihnya jauh berbeda, maka akan menghasilkan penampakan bekas pengelasan yang berbeda pula pada permukaan material. (a) Arah pergeseran meja (b) Arah pergeseran meja Advancing side Advancing side Retreating side Retreating side Gambar 4.1. Hasil pengelasan friction stir welding dengan kecepatan feed rate 2 cm/menit. Permukaan sisi face (a). Permukaan sisi root (b). 36
2 37 Pada Gambar 4.1. (a) hasil permukaan pengelasan FSW sisi atas/face dengan feed rate 2 cm/menit terlihat halus karena feed rate yang lambat akan menghasilkan panas yang menyebar luas ke material aluminium. Panas lokal yang terjadi akibat gesekan tool dengan material ini akan melelehkan aluminium dengan baik. Pada ujung material terdapat lubang bekas tool (exit hole) ketika selesai dilakukan pengelasan friction stir welding. Percobaan ini menggunakan pergerakan meja dan perputaran tool ke arah kanan. (a) Arah pergeseran meja (b) Arah pergeseran meja Advancing side Advancing side Retreating side Retreating side Gambar 4.2. Hasil pengelasan friction stir welding dengan kecepatan feed rate 6 cm/menit. Permukaan sisi face (a). Permukaan sisi root (b). Pada Gambar 4.2. (a) hasil permukaan pengelasan friction stir welding sisi atas/face dengan feed rate 6 cm/menit terlihat cukup halus karena feed rate dengan kecepatan sedang akan menghasilkan panas yang menyebar ke material aluminium. Panas lokal yang terjadi akibat gesekan tool dengan material ini akan melelehkan aluminium dengan baik. Pada sisi bawah pengelasan (root) terlihat permukaan cukup halus. Pada ujung material terdapat lubang bekas tool (exit
3 38 hole) ketika selesai dilakukan pengelasan friction stir welding. Percobaan ini menggunakan pergerakan meja dan perputaran tool ke arah kanan. (a) (b) Arah pergeseran meja Arah pergeseran meja Advancing side Advancing side Ripples Ripples Retreating side Retreating side Gambar 4.3. Hasil pengelasan friction stir welding dengan kecepatan feed rate 12 cm/menit. Permukaan sisi face (a). Permukaan sisi root (b). Pada Gambar 4.3. (a) hasil permukaan pengelasan friction stir welding sisi atas/face dengan feed rate 12 cm/menit terlihat adanya ripples kecil di sekitar ujung daerah las karena feed rate yang kencang akan mengurangi penyebaran panas di sekitar material aluminium. Panas lokal yang terjadi akibat gesekan tool dengan material dengan kecepatan translasi yang kencang ini akan berakibat pada pelelehan aluminium yang kurang baik. Pada ujung material terdapat lubang bekas tool (exit hole) ketika selesai dilakukan pengelasan friction stir welding. Pada sisi bawah pengelasan (root) terlihat permukaan kurang merata. Percobaan ini menggunakan pergerakan meja dan perputaran tool ke arah kanan.
4 39 (a) Arah pergeseran meja (b) Arah pergeseran meja Advancing side Ripples Advancing side Retreating side Retreating side Gambar 4.4. Hasil pengelasan friction stir welding dengan kecepatan feed rate 18 cm/menit. Permukaan sisi face (a). Permukaan sisi root (b). Pada Gambar 4.4. (a) hasil permukaan pengelasan friction stir welding sisi atas/face dengan feed rate 18 cm/menit terlihat kasar dan muncul adanya ripples di sekitar ujung daerah las karena feed rate yang sangat kencang akan mengurangi penyebaran panas di sekitar material aluminium. Panas lokal yang terjadi akibat gesekan tool dengan material dengan kecepatan translasi yang sangat kencang ini akan berakibat pada pelelehan aluminium yang tidak baik. Pada ujung material terdapat lubang bekas tool (exit hole) ketika selesai dilakukan pengelasan friction stir welding. Pada sisi bawah pengelasan (root) terlihat permukaan tidak halus. Percobaan ini menggunakan pergerakan meja dan perputaran tool ke arah kanan.
5 Pembahasan Hasil Foto Makro dan Struktur Mikro 1. Foto makro dan struktur mikro pada hasil pengelasan FSW dengan kecepatan spindel 3600 rpm dan feed rate 2 cm/menit. (a) TMAZ BM (b) HAZ TMAZ HAZ WN (c) (d) Gambar 4.5. Foto makro sambungan las FSW dengan pembesaran 9x (a), daerah logam induk (b), daerah HAZ (c), daerah las dengan pembesaran 200x (d). Pengambilan foto makro pada Gambar 4.5. (a) menunjukkan adanya lubang kecil memanjang pada daerah lasan yang merupakan cacat las wormhole. Untuk mengetahui lebih dalam mengenai perubahan yang terjadi pada struktur mikro pada hasil las logam aluminium 5052 maka dilakukan pengambilan foto pada titik logam induk, HAZ, dan daerah lasan. Dari Gambar 4.5. (b) dapat dilihat pada daerah logam induk aluminium 5052 terdapat butiran-butiran kristal kecil serta adanya butiran porositas besar yang ditunjukkan pada lingkaran merah. Pada daerah yang dipengaruhi oleh panas atau HAZ (c) dapat dilihat perubahannya dibandingkan pada daerah logam induk, terdapat butiran-butiran kristal kecil memanjang yang arahnya melingkar. Hal ini akan menurunkan nilai
6 41 kekerasannya. Akan tetapi pada daerah ini porositas pada aluminium mulai tidak terlihat dibandingkan pada logam induk. Pada daerah las (d) terdapat butiranbutiran kristal yang membesar dan tidak beraturan. 2. Foto makro dan struktur mikro pada hasil pengelasan FSW dengan kecepatan spindel 3600 rpm dan feed rate 6 cm/menit. (a) HAZ TMAZ TMAZ WN HAZ BM (b). (c) (d) Gambar 4.6. Foto makro sambungan las FSW dengan pembesaran 9x (a), daerah logam induk (b), daerah HAZ (c), daerah lasan dengan pembesaran 200x (d). Pengambilan foto makro pada Gambar 4.6. (a) menunjukkan pada daerah las aluminium terjadi lubang memanjang yang merupakan cacat las wormhole. Untuk mengetahui lebih dalam mengenai perubahan yang terjadi pada struktur mikro logam hasil pengelasan FSW aluminium 5052 maka dilakukan pengambilan foto pada titik logam induk, HAZ, dan daerah lasan. Dari Gambar 4.6. (b) dapat dilihat pada daerah logam induk aluminium 5052 terdapat adanya butiran-butiran kristal kecil pada daerah tersebut dan butiran porositas yang ditunjukkan pada lingkaran
7 42 merah. Pada daerah yang dipengaruhi oleh panas atau HAZ (c) dapat dilihat adanya perubahan dibandingkan pada daerah logam induk, terdapat butiranbutiran kristal kecil memanjang yang arahnya melingkar. Hal ini akan menurunkan nilai kekerasannya. Akan tetapi pada daerah ini porositas pada aluminium mulai tidak terlihat dibandingkan pada logam induk. Pada daerah las aluminium (d) terdapat butiran-butiran kristal yang membesar dan renggang sehingga menaikkan nilai kekerasan. 3. Foto makro dan struktur mikro pada hasil pengelasan FSW dengan kecepatan spindel 3600 rpm dan feed rate 12 cm/menit. (a) (b) TMAZ TMAZ BM HAZ WN HAZ (c) (d) Joint Remnant Joint Remnant Gambar 4.7. Foto makro sambungan las FSW dengan pembesaran 9x (a), daerah logam induk (b), daerah HAZ (c), daerah las dengan pembesaran 200x (d). Pengambilan foto makro pada Gambar 4.7. (a) menunjukkan adanya retakan (crack) pada daerah las aluminium yang merupakan cacat las. Untuk mengetahui lebih dalam mengenai perubahan yang terjadi pada struktur mikro logam hasil pengelasan FSW aluminium 5052 maka dilakukan pengambilan foto pada tiga
8 43 titik yaitu logam induk, HAZ, dan daerah lasan. Dari Gambar 4.7. (b) dapat dilihat pada daerah logam induk aluminium 5052 terdapat adanya butiran-butiran kristal yang tidak beraturan dan terdapat juga butiran porositas yang ditunjukkan pada lingkaran merah. Pada daerah yang dipengaruhi oleh panas atau HAZ (c) dapat dilihat perubahannya dibandingkan pada daerah logam induk, terdapat butiranbutiran kristal kecil yang jaraknya renggang. Hal ini akan menurunkan nilai kekerasannya. Akan tetapi pada daerah ini porositas pada aluminium mulai tidak terlihat dibandingkan pada logam induk. Pada daerah lasan (d) terdapat butiranbutiran kristal yang membesar dan renggang sehingga menaikkan nilai kekerasannya. Pada daerah ini juga terdapat adanya cacat joint remnant. 4. Foto makro dan struktur mikro pada hasil pengelasan FSW dengan kecepatan spindel 3600 rpm dan feed rate 18 cm/menit. (a) (b) TMAZ WN TMAZ BM HAZ HAZ (c) (d) Gambar 4.8. Foto makro sambungan las FSW dengan pembesaran 9x (a), daerah logam induk (b), daerah HAZ (c), daerah las dengan pembesaran 200x (d).
9 44 Pengambilan foto makro pada Gambar 4.8. (a) menunjukkan adanya lubang memanjang pada daerah las aluminium yang merupakan cacat las wormhole. Untuk mengetahui lebih dalam mengenai perubahan yang terjadi pada struktur mikro logam hasil pengelasan FSW aluminium 5052 maka dilakukan pengambilan foto pada titik logam induk, HAZ, dan daerah lasan. Dari Gambar 4.8. (b) dapat dilihat pada daerah logam induk aluminium 5052 terdapat adanya butiran-butiran kristal kecil pada daerah tersebut dan butiran porositas yang cukup banyak menyebar. Pada daerah yang dipengaruhi oleh panas atau HAZ (c) dapat dilihat adanya perubahan struktur dibandingkan pada daerah logam induk, dimana terdapat butiran-butiran kristal kecil memanjang yang jaraknya renggang. Hal ini akan menurunkan nilai kekerasannya. Akan tetapi pada daerah ini porositas pada aluminium mulai tidak terlihat dibandingkan pada logam induk. Pada daerah lasan (d) terdapat butiran-butiran kristal yang membesar dan renggang sehingga nilai kekerasannya akan lebih tinggi dibandingkan daerah HAZ. Menurut Sudrajat (2012), pada pengelasan friction stir welding, hasil pengelasan stir zone tentu lebih rendah daripada base metal. Sifat yang kurang baik dari proses ini adalah terjadinya pelunakan pada daerah las sebagai akibat dari panas yang timbul. Penurunan nilai kekerasan pada daerah lasan, selain karena karakteristik dari paduan itu sendiri juga disebabkan karena proses pengerasan tidak bisa terjadi ketika proses pengelasan berlangsung. 4.3 Hasil dan Pembahasan Pengujian Kekerasan Pengujian kekerasan ini dilakukan pada empat variasi spesimen hasil pengelasan dengan menggunakan vickers hardness tester. Penentuan titik pengujian kekerasan didasarkan pada pengamatan secara makro. Titik pengujian berada 2 mm di bawah permukaan pengelasan dengan interval 2 mm. Titik 0 terletak pada pusat sambungan las. Pada tiap spesimen diuji dengan total 17 titik pengujian kekerasan. Gambar bekas identasi uji kekerasan ditunjukkan pada Gambar 4.9. serta nilai kekerasan ditunjukkan pada Tabel 4.1. berikut ini.
10 45 (a) (b) (c) (d) Gambar 4.9. Bekas identasi pengujian kekerasan pada aluminium hasil lasan friction stir welding. Feed rate 2 cm/menit (a), feed rate 6 cm/menit (b), feed rate 12 cm/menit (c), feed rate 18 cm/menit (d). Tabel 4.1. Hasil Pengujian Kekerasan No Nilai Kekerasan (VHN) Posisi titik uji cm/menit cm/menit cm/menit cm/menit Raw Material 77,5
11 Nilai Kekerasan (VHN) Raw Material Feed Rate (cm/menit) Gambar Grafik pengaruh feed rate terhadap kekerasan pada pusat sambungan las. Pada Gambar di atas menunjukkan grafik batang yang merupakan nilai kekerasan hasil pengelasan aluminium dengan metode friction stir welding menggunakan putaran spindel 3600 rpm dengan kecepatan feed rate bervariasi (2 cm/menit, 6 cm/menit, 12 cm/menit dan 18 cm/menit). Feed rate 12 cm/menit memiliki kekerasan daerah lasan yang paling tinggi dengan nilai kekerasan yaitu 65,9 VHN. Sedangkan nilai kekerasan daerah lasan yang paling rendah terdapat pada feed rate 2 cm/menit yaitu sebesar 61 VHN, hal ini dapat terjadi karena proses pengelasan friction stir welding dengan kecepatan spindel 3600 rpm dan feed rate lambat akan menghasilkan heat input yang besar sehingga dapat membentuk grain yang kecil.
12 Kekerasan (VHN) Jarak (mm) 2 cm/menit 6 cm/menit 12 cm/menit 18 cm/menit Gambar Grafik pengaruh feed rate terhadap kekerasan pada daerah sambungan las FSW dengan variasi feed rate 2 cm/menit, 6 cm/menit, 12 cm/menit dan 18 cm/menit. Pada hasil pengamatan Gambar menunjukkan bahwa nilai kekerasan daerah las semua variasi memiliki harga VHN dibawah logam induk. Pada hasil sambungan pengelasan aluminium 5052 variasi 2 cm/menit dan 6 cm/menit nilai kekerasannya menurun pada titik -2 mm sampai -6 mm dan juga pada titik 2 mm sampai 10 mm dari pusat las. Kemudian nilai kekerasan naik pada titik -8 mm sampai -18 mm. Pada titik -18 mm sampai -2 mm, nilai kekerasan variasi 2 cm/menit lebih tinggi daripada variasi 6 cm/menit. Tetapi pada titik pusat las, nilai kekerasan variasi 2 cm/menit berada di bawah 6 cm/menit dengan nilai 61 VHN berbanding 63,4 VHN. Nilai kekerasan variasi 6 cm/menit berada di atas variasi 2 cm/menit sepanjang titik 2 mm sampai 8 mm. Pada titik 10 mm dan 12 mm terjadi fluktuasi nilai kekerasan diantara kedua variasi. Pada hasil pengujian kekerasan sambungan pengelasan aluminium 5052 dengan variasi 12 cm/menit, nilai kekerasannya menurun pada titik -4 mm sampai -12 mm dan kemudian naik pada titik -14 mm dan -16 mm dari sambungan. Pada titik 4 mm sampai 10 mm, nilai kekerasan variasi 12 cm/menit relatif lebih merata daripada variasi 18 cm/menit.
13 48 Nilai kekerasan kemudian naik pada titik 12 mm samai 18 mm. Pada titik pusat las, nilai kekerasan variasi 12 cm/menit berada di atas 18 cm/menit dengan nilai 65,9 VHN berbanding 63,4 VHN. Nilai kekerasan variasi 18 cm/menit berada di atas variasi 12 cm/menit sepanjang titik -4 mm sampai -14 mm. Nilai kekerasan variasi 18 cm/menit relatif lebih merata pada titik 2 mm sampai 16 mm. Dari keempat variasi feed rate tersebut, feed rate 12 cm/menit memiliki nilai kekerasan pusat las yang paling tinggi jika dibandingkan dengan variasi lain. Dirhamsyah (2011), melakukan penelitian tentang pengaruh perubahan parameter permesinan terhadap sifat mekanik material AC4CH pada proses friction stir welding, menyimpulkan bahwa bila uji struktur mikro dihubungkan dengan hasil pengujian kekerasan maka akan terlihat bahwa kekerasan pada area HAZ dan TMAZ lebih rendah dibandingkan dengan area lain walaupun angkanya tidak terlalu signifikan dan masih sedikit acak. Hal ini karena kemungkinan bisa terjadi karena material yang digunakan tidak mengalami heat treatment sehingga microstructure yang terbentuk belum sempurna dan sangat mempengaruhi hasil pengujian kekerasan, terutama apabila pengujian dilakukan dengan micro Hardness. 4.4 Hasil dan Pembahasan Pengujian Bending Pengujian bending dilakukan dengan menggunakan spesimen sesuai standar ASTM E190 yang dibuat dari aluminium hasil pengelasan friction stir welding. Hasil dari proses pengujian bending yang dilakukan untuk memperoleh data beban maksimal yang nantinya akan digunakan untuk mengetahui nilai kekuatan lentur (σ b ). Pengujian ini dilakukan pada sisi permukaan lasan (face) dan akar lasan (root) menggunakan alat Universal Testing Machine dengan parameter sebagai berikut : Testing Speed : 10 mm/min Jarak Span : 77 mm Diameter Plunger : 30 mm
14 49 Gambar Spesimen Uji Bending Aluminium 5052 sesuai standar ASTM E190. Setelah melalui proses pembentukan spesimen, lalu dilanjutkan dengan proses pengujian bending. Pemilihan spesimen yang akan diuji bending face atau root dilakukan secara acak (random). Hasil pengujian dapat dilihat pada Tabel 4.2. berikut ini. No Tabel 4.2. Data hasil pengujian bending pada sambungan las FSW Nilai Kecepatan Beban Feed Rate Sisi Kekuatan Spindel Maksimal (cm/menit) Bending Lentur (rpm) (kn) (MPa) Rata rata Standar Deviasi Face 1,34 162,91 35, Root 5,99 729,06 51, Face 1,84 224,51 20, Root 2,92 355,82 62, Face 1,37 166,96 17, Root 1,43 173,85 17, Face 1,30 158,86 28, Root 1,11 135,35 60, Raw Material - 5,18 629,77 20,63 Dari Tabel 4.2. di atas menunjukkan bahwa hasil pengujian bending nilainya fluktuatif pada sisi permukaan las (face). Sedangkan pada sisi akar pengelasan (root) nilainya akan semakin menurun seiring dengan naiknya kecepatan feed rate.
15 Kekuatan Lentur (MPa) Raw Material Root Feed Rate (mm) Gambar Grafik pengaruh feed rate terhadap kekuatan lentur sambungan las FSW. Face Pada Gambar menunjukkan grafik pengaruh variasi feed rate terhadap nilai kekuatan lentur pada sambungan las FSW. Nilai kekuatan lentur permukaan lasan (face) yang paling tinggi terdapat variasi feed rate 6 cm/menit sebesar 224,51 MPa. Nilai kekuatan lentur permukaan lasan (face) yang paling rendah terdapat pada variasi feed rate 18 cm/menit sebesar 158,86 MPa. Nilai ini sangat jauh di bawah nilai kekuatan lentur raw material dengan nilai 629,77 MPa. Nilai kekuatan lentur akar lasan (root) tertinggi terdapat pada variasi feed rate 2 cm/menit sebesar 729,06 MPa. Nilai variasi feed rate ini melebihi nilai kekuatan lentur raw material yaitu sebesar 629,77 MPa. Nilai kekuatan lentur akar lasan (root ) terendah terdapat pada variasi feed rate 18 cm/menit sebesar 135,35 MPa. Lamanya gerak translasi pergerakan meja akan mempengaruhi kekuatan lentur material aluminium hasil pengelasan. Kecepatan feed rate yang terlalu kencang akan menurunkan kekuatan lentur. Hal ini terjadi karena panas yang dihasilkan dari gesekan antara pin tool dengan material kurang menyebar pada material aluminium sehingga proses pelunakan aluminium melalui panas ini tidak
16 51 maksimal. Dan karena pelunakan yang tidak maksimal, maka akan mengakibatkan kedua material tidak menyambung dengan baik. Gambar Grafik beban defleksi pada pengujian bending permukaan lasan (face). Feed rate 2 cm/menit (A), feed rate 6 cm/menit (B), feed rate 12 cm/menit (C), feed rate 18 cm/menit (D), raw material (E). Pada Gambar dari kurva beban pengujian bending pada sisi permukaan lasan (face) menunjukkan variasi feed rate 6 cm/menit mempunyai nilai elastisitas yang paling besar. Namun nilai variasi ini masih sangat jauh di bawah jika dibandingkan dengan raw material. Nilai elastisitas terkecil adalah pada variasi feed rate 2 cm/menit.
17 52 Gambar Grafik beban defleksi pada pengujian bending akar lasan (root). Feed rate 2 cm/menit (A), feed rate 6 cm/menit (B), feed rate 12 cm/menit (C), feed rate 18 cm/menit (D), raw material (E). Pada Gambar dari kurva beban pengujian bending pada sisi akar lasan (root) menunjukkan variasi feed rate 2 cm/menit mempunyai nilai elastisitas yang paling besar. Nilai variasi ini bahkan berada di atas nilai elastisitas raw material. Namun pada variasi feed rate 6 cm/menit, 12 cm/menit dan 18 cm/menit nilai elastisitasnya masih cukup jauh di bawah raw material.
18 53 Sisi Bending Tabel 4.3. Pengamatan Visual Spesimen Bending Face Parameter Pengamatan Visual 3600 rpm, feed rate 2 cm/menit 3600 rpm, feed rate 6 cm/menit Face 3600 rpm, feed rate 12 cm/menit 3600 rpm, feed rate 18 cm/menit Dari hasil pengamatan visual pada Tabel 4.3. yang diperoleh setelah pengujian bending daerah permukaan lasan (face) dapat dilihat bahwa pada semua spesimen mengalami kerusakan atau retak. Semua spesimen tidak mampu menahan beban yang terlalu besar pada sisi permukaan las (face). Selain itu, mampu lengkung pada semua spesimen juga tidak cukup baik. Hal ini terjadi karena terdapat cacat wormhole di posisi 1 mm di atas sisi akar pengelasan, sehingga ketika mendapat beban tarik dari atas maka sambungan pada bagian akar akan terputus atau retak.
19 54 Sisi Bending Tabel 4.4. Pengamatan Visual Spesimen Bending Root Parameter Pengamatan Visual 3600 rpm, feed rate 2 cm/menit 3600 rpm, feed rate 6 cm/menit Root 3600 rpm, feed rate 12 cm/menit 3600 rpm, feed rate 18 cm/menit Dari hasil pengamatan visual Tabel 4.4. yang diperoleh setelah pengujian bending pada daerah akar lasan (root) dapat dilihat bahwa spesimen yang kondisinya paling baik adalah pada variasi feed rate 2 cm/menit. Spesimen ini tidak mengalami kerusakan atau retak pada saat mendapat tekanan dari sisi akar las. Pada spesimen dengan variasi feed rate 6 cm/menit mengalami retak di separuh daerah lasan walaupun mampu lengkungnya sudah cukup baik. Pada spesimen dengan variasi feed rate 12 cm/menit dan 18 cm/menit mengalami retak pada sambungan las karena adanya cacat las wormhole yang cukup besar di
20 55 sepanjang daerah pengelasan pada kedua variasi tersebut. Feed rate yang rendah dengan kecepatan spindel yang tinggi akan menghasilkan penyebaran panas yang semakin luas, sehingga akan membantu proses pelunakan aluminium sebelum terjadi pengadukan oleh pin tool terhadap material yang akan disambung.
PENGARUH FEED RATE TERHADAP STRUKTUR MIKRO, KEKERASAN DAN KEKUATAN BENDING PADA PENGELASAN FRICTION STIR WELDING ALUMINIUM 5052
PENGARUH FEED RATE TERHADAP STRUKTUR MIKRO, KEKERASAN DAN KEKUATAN BENDING PADA PENGELASAN FRICTION STIR WELDING ALUMINIUM 505 Lukito Adi Wicaksono Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengelasan Pada FSW Hasil pengelasan menggunakan metode friction stir welding ditunjukkan pada Gambar 4.1. Pengelasan dengan metode FSW merupakan pengelasan yang terjadi
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengelasan Pada FSW Hasil pengelasan menggunakan metode FSW ditunjukkan pada Gambar 4.1. Pengelasan FSW adalah penyambungan pada kondisi padat atau logam las tidak
Lebih terperinciPENGARUH KECEPATAN PUTAR TOOL TERHADAP SIFAT MEKANIK SAMBUNGAN ALUMINIUM 1XXX DENGAN METODE FRICTION STIR WELDING. Tri Angga Prasetyo ( )
PENGARUH KECEPATAN PUTAR TOOL TERHADAP SIFAT MEKANIK SAMBUNGAN ALUMINIUM 1XXX DENGAN METODE FRICTION STIR WELDING Tri Angga Prasetyo (20120130136) Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Muhammdiyan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengelasan Pada FSW Pengelasan menggunakan metode friction stir welding ditunjukkan pada Gambar 4.1. Pengelasan dengan metode FSW ini merupakan pengelasan yang terjadi
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH SISI PENGELASAN TERHADAP SIFAT MEKANIK HASIL PENGELASAN DUA SISI FRICTION STIR WELDING ALUMINIUM 5083 PADA KAPAL KATAMARAN
Presentasi Tugas Akhir Keahlian Rekayasa Perkapalan Konstruksi Kapal ANALISIS PENGARUH SISI PENGELASAN TERHADAP SIFAT MEKANIK HASIL PENGELASAN DUA SISI FRICTION STIR WELDING ALUMINIUM 5083 PADA KAPAL KATAMARAN
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
4 cm BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Struktur Makro dan Mikro Gambar 5.1 menunjukkan bahwa pengelasan MFSW dengan feedrate 1 mm/min mengalami kegagalan sambungan dimana kedua pelat tidak menyambung setelah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Penelitian terhadap las gesek telah banyak dilakukan. Beberapa penelitian tentang parameter kekuatan tarik, kekerasan permukaan dan struktur
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka
BAB II DASAR TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Erwanto (2015), meneliti tentang pengaruh kecepatan putar tool terhadap kekuatan mekanik sambungan las FSW menggunakan aluminium 5052-H34 standar ASM tahun 2015
Lebih terperinciPENGARUH KECEPATAN SPINDLE DAN FEED RATE TERHADAP KEKUATAN SAMBUNGAN LAS TIPE FRICTION STIR WELDING UNTUK ALUMINIUM SERI 1100 DENGAN TEBAL 2 MM
PENGARUH KECEPATAN SPINDLE DAN FEED RATE TERHADAP KEKUATAN SAMBUNGAN LAS TIPE FRICTION STIR WELDING UNTUK ALUMINIUM SERI 1100 DENGAN TEBAL 2 MM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA PUBLIKASI ILMIAH Disusun
Lebih terperinciBAB IV DATA DAN ANALISA
digilib.uns.ac.id BAB IV DATA DAN ANALISA 4.1 Data Pengelasan Pada penelitian ini, proses pengelasan menggunakan mesin milling merk Mikron tipe WF 2SA buatan Swiss dan parameter mesin yang digunakan disesuaikan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Diagram Alir Penelitian Pada penelitian ini ada beberapa langkah yang dilakukan. Langkah langkah dalam proses pengerjaan las friction stir welding dapat dilihat pada
Lebih terperinciPENGARUH KECEPATAN PUTAR TOOL TERHADAP SIFAT MEKANIK SAMBUNGAN ALLUMUNIUM 1XXX DENGAN METODE FRICTION STIR WELDING
PENGARUH KECEPATAN PUTAR TOOL TERHADAP SIFAT MEKANIK SAMBUNGAN ALLUMUNIUM 1XXX DENGAN METODE FRICTION STIR WELDING TUGAS AKHIR Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Untuk Mencapai Derajat Strata-1 Pada Prodi
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH IN SITU COOLING TERHADAP SIFAT MEKANIK HASIL PENGELASAN DUA SISI FRICTION STIR WELDING ALUMINIUM 5083 PADAKAPAL KATAMARAN
PresentasiTugasAkhir KeahlianRekayasaPerkapalan KonstruksiKapal ANALISIS PENGARUH IN SITU COOLING TERHADAP SIFAT MEKANIK HASIL PENGELASAN DUA SISI FRICTION STIR WELDING ALUMINIUM 5083 PADAKAPAL KATAMARAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. cukup berat. Peningkatan akan kualitas dan kuantitas serta persaingan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri manufaktur di era sekarang dihadapkan pada tuntutan yang cukup berat. Peningkatan akan kualitas dan kuantitas serta persaingan industri yang ketat menuntut
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Penelitian terhadap las gesek telah banyak dilakukan. Beberapa penelitian tentang parameter kekuatan tarik, kekerasan permukaan dan struktur
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Salah satu cabang ilmu yang dipelajari pada Teknik Mesin adalah teknik
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu cabang ilmu yang dipelajari pada Teknik Mesin adalah teknik pengelasan logam. Seiring dengan perkembangan zaman, teknologi pengelasan telah mengalami perkembangan
Lebih terperinciPENGARUH PROFIL PIN DAN TEMPERATUR PREHEATING TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO SAMBUNGAN MATERIAL AA5052-H32 FRICTION STIR WELDING
PENGARUH PROFIL PIN DAN TEMPERATUR PREHEATING TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO SAMBUNGAN MATERIAL AA5052-H32 FRICTION STIR WELDING SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penting pada proses penyambungan logam. Pada hakekatnya. diantara material yang disambungkan. Ini biasanya dilakukan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengelasan dalam industri manufaktur memiliki peranan penting pada proses penyambungan logam. Pada hakekatnya proses las atau pengelasan adalah penyambungan dua material
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Setelah dilakukan pengamatan, pengukuran serta pengujian terhadap masingmasing benda uji, didapatkan data-data hasil penyambungan las gesek bahan Stainless Steel 304. Data hasil
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH IN SITU COOLING TERHADAP SIFAT MEKANIK HASIL PENGELASAN DUA SISI FRICTION STIR WELDING ALUMINIUM 5083 PADA KAPAL KATAMARAN
1 ANALISIS PENGARUH IN SITU COOLING TERHADAP SIFAT MEKANIK HASIL PENGELASAN DUA SISI FRICTION STIR WELDING ALUMINIUM 5083 PADA KAPAL KATAMARAN Libaraski Pandia, Achmad Zubaydi Jurusan Teknik Perkapalan,
Lebih terperinciJl. Prof. Sudharto, SH., Tembalang-Semarang 50275, Telp * Abstrak
PENGUJIAN SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO PADASAMBUNGAN PENGELASAN GESEK SAMA JENIS BAJA ST 60, SAMA JENIS AISI 201, DAN BEDA JENIS BAJA ST 60 DENGAN AISI 201 *Hermawan Widi Laksono 1, Sugiyanto 2 1 Mahasiswa
Lebih terperinci1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara yang sedang berkembang dalam berbagai sektor salah satunya adalah sektor industri manufaktur. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya perusahaan
Lebih terperinciPENGARUH PUTARAN TOOL TERHADAP SIFAT-SIFAT MEKANIS SAMBUNGAN PADA ALUMINIUM 5051 DENGAN METODE FRICTION STIR WELDING.
PENGRUH PUTRN TOOL TERHDP SIFT-SIFT MEKNIS SMUNGN PD LUMINIUM 5051 DENGN METODE FRITION STIR WELDING ji Merdiyanto Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Jalan Lingkar
Lebih terperinciGambar 4.1. Hasil pengelasan gesek.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Setelah dilakukan proses pengelasan gesek (friction welding) dan pengujian tarik dari setiap spesimen benda uji, maka akan diperoleh data hasil pengujian. Data yang diperoleh
Lebih terperinciSKRIPSI. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik. Oleh : SUPRIYADI NIM. I
PENGARUH KECEPATAN PENGELASAN TERHADAP SIFAT MEKANIK SAMBUNGAN LAS FRICTION STIR WELDING LOGAM TAK SEJENIS ANTARA BAJA KARBON ST. 37 DAN ALUMINIUM AA1001 DENGAN PIN SILINDRIS DAN PREHEAT SKRIPSI Diajukan
Lebih terperinciPENGARUH KECEPATAN PUTAR TOOL TERHADAP KEKUATAN MEKANIK SAMBUNGAN LAS ALUMUNIUM 1XXX KETEBALAN 2 MM DENGAN METODE FRICTION STIR WELDING
PENGRUH KECEPTN PUTR TOOL TERHDP KEKUTN MEKNIK SMUNGN LS LUMUNIUM 1XXX KETELN 2 MM DENGN METODE FRICTION STIR WELDING M. Kharis Romadhoni Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Muhammdiyan
Lebih terperinciANALISA KEKUATAN BENDING PADA PENGELASAN FRICTION STIR WELDING ALUMINIUM 6110
ANALISA KEKUATAN BENDING PADA PENGELASAN FRICTION STIR WELDING ALUMINIUM 6110 Jarot Wijayanto Staf Pengajar Jurusan Teknik Mesin Institut Sins & Teknologi Akprind Yogyakarta Emai: jarot@akprind.ac.id ABSTRAK
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. terjadinya oksidasi lebih lanjut (Amanto & Daryanto, 2006). Selain sifatnya
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aluminium adalah salah satu logam yang memiliki sifat resistensi yang baik terhadap korosi, hal ini disebabkan karena terjadinya fenomena pasivasi. fenomena pasivasi adalah
Lebih terperinciPENGARUH PROFIL PIN DAN JARAK PREHEATING TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO SAMBUNGAN MATERIAL AA5052-H32 FRICTION STIR WELDING JUDUL
PENGARUH PROFIL PIN DAN JARAK PREHEATING TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO SAMBUNGAN MATERIAL AA5052-H32 FRICTION STIR WELDING JUDUL Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. atau lebih dengan memanfaatkan energi panas. luas, seperti pada kontruksi bangunan baja dan kontruksi mesin.
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengelasan merupakan suatu proses penting di dalam dunia industri dan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari pertumbuhan industri, karena memegang peranan utama dalam
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Wijayanto (2010), melakukan penelitian tentang kekuatan bending pada pengelasan friction stir welding aluminium 6110. Penelitian ini bertujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangan dengan pesat. Ditemukannya metode-metode baru untuk mengatasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan jaman, teknologi pengelasan telah mengalami perkembangan dengan pesat. Ditemukannya metode-metode baru untuk mengatasi permasalahan dalam
Lebih terperinciPENGARUH SUDUT KEMIRINGAN TOOL TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO SAMBUNGAN PELAT AA5083 PADA PROSES FRICTION STIR WELDING
1 PENGARUH SUDUT KEMIRINGAN TOOL TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO SAMBUNGAN PELAT AA5083 PADA PROSES FRICTION STIR WELDING Wisnu Wijayanto 1, Kuncoro Diharjo 2, Triyono 2 1 Program Sarjana Jurusan
Lebih terperinciPENGARUH PENGELASAN ALUMINIUM 5083
PENGARUH PENGELASAN ALUMINIUM 5083 TERHADAP SIFAT MEKANIS DAN BIAYA PENGELASAN DENGAN PERBEDAAN DIAMETER TOOL SHOULDER PADA FRICTION STIR WELDING (FSW) Lukytoardi Megantoro NRP. 4105100009 Dosen Pembimbing
Lebih terperinci2.5. Heat Treatment Metalurgi Las Aluminium Klasifikasi Aluminium Sifat Mampu Las Aluminium...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL i LEMBAR PENGESAHAN... ii PERSEMBAHAN... iii HALAMAN MOTTO. iv KATA PENGANTAR. v ABSTRAK.. vii DAFTAR ISI.... ix DAFTAR TABEL... xi DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR LAMPIRAN xv BAB
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH SUDUT KERJA TOOL TERHADAP SIFAT MEKANIK HASIL PENGELASAN FRICTION STIR WELDING ALUMINIUM 5083 KAPAL KATAMARAN
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN: 2301-9271 1 ANALISIS PENGARUH SUDUT KERJA TOOL TERHADAP SIFAT MEKANIK HASIL PENGELASAN FRICTION STIR WELDING ALUMINIUM 5083 KAPAL KATAMARAN Rahmad Dwi Afandi,
Lebih terperinciPengaruh Variasi Putaran Terhadap Struktur Mikro dan Sifat Mekanik Sambungan Las Tak Sejenis Paduan Aluminium 5083 dan 6061-T6 Pada Proses Las FSW
Pengaruh Variasi Putaran Terhadap Struktur Mikro dan Sifat Mekanik Sambungan Las Tak Sejenis Paduan Aluminium 5083 dan 6061-T6 Pada Proses Las FSW Riswanda (a), Mochammad Noer Ilman (b) (a) Dosen Jurusan
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH BACKING PLATE MATERIAL PENGELASAN DUA SISI FRICTION STIR WELDING TERHADAP SIFAT MEKANIK ALUMINIUM 5083 PADA KAPAL KATAMARAN
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN: 2301-9271 1 ANALISIS PENGARUH BACKING PLATE MATERIAL PENGELASAN DUA SISI FRICTION STIR WELDING TERHADAP SIFAT MEKANIK ALUMINIUM 5083 PADA KAPAL KATAMARAN
Lebih terperinciBAB IV DATA DAN ANALISA
BAB IV DATA DAN ANALISA Pengelasan plug welding pada material tak sejenis antara logam tak sejenis antara baja tahan karat 304L dan baja karbon SS400 dilakukan untuk mengetahui pengaruh arus pengelasan
Lebih terperinciSEMINAR NASIONAL ke 8 Tahun 2013 : Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi
PENGARUH SHOT PEENING TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN DAN SIFAT MEKANIS SAMBUNGAN FRICTION STIR WELDING PADA ALUMINIUM SERI 5083 Wartono, Sutrisna Jurusan Teknik Mesin, Sekolah Tinggi Teknologi Nasional,
Lebih terperinciPENGARUH BENTUK PROBE PADA TOOL SHOULDER TERHADAP METALURGI ALUMINIUM SERI 5083 DENGAN PROSES FRICTION STIR WELDING
PENGARUH BENTUK PROBE PADA TOOL SHOULDER TERHADAP METALURGI ALUMINIUM SERI 5083 DENGAN PROSES FRICTION STIR WELDING Zulkifli Edward 4105 100 017 Jurusan Teknik Perkapalan Fakultas Teknologi Kelautan Institut
Lebih terperinciPENGARUH KECEPATAN SPINDLE DAN FEED RATE TERHADAP KEKUATAN SAMBUNGAN LAS TIPE FRICTION STIR WELDING UNTUK ALUMINIUM SERI 1100 DENGAN TEBAL 2 MM
TUGAS AKHIR PENGARUH KECEPATAN SPINDLE DAN FEED RATE TERHADAP KEKUATAN SAMBUNGAN LAS TIPE FRICTION STIR WELDING UNTUK ALUMINIUM SERI 1100 DENGAN TEBAL 2 MM Disusun : AZHAR FARIS PRABOWO NIM : D200100074
Lebih terperinciSTUDI PERBANDINGAN SIFAT MEKANIK PADA PENGELASAN SATU SISI DAN DUA SISI FRICTION STIR WELDING ALUMINIUM 5083 KAPAL KATAMARAN
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. -, No. -,(2013) 1 STUDI PERBANDINGAN SIFAT MEKANIK PADA PENGELASAN SATU SISI DAN DUA SISI FRICTION STIR WELDING ALUMINIUM 5083 KAPAL KATAMARAN Ratnaning Fitroh Endartyana, Dosen
Lebih terperinciSTUDI PENGARUH VARIASI KUAT ARUS PENGELASAN PELAT AISI 444 MENGGUNAKAN ELEKTRODA AWS E316L
EKSERGI Jurnal Teknik Energi Vol 13 No. 1 Januari 2017; 10-14 STUDI PENGARUH VARIASI KUAT ARUS PENGELASAN PELAT AISI 444 MENGGUNAKAN ELEKTRODA AWS E316L Ojo Kurdi Departement Teknik Mesin, Fakultas Teknik,
Lebih terperinciAnalisis Sifat Mekanik dan Struktur Mikro pada Pengelasan AA 5083 dengan Proses Friction Stir Welding pada Arah Sejajar dan Tegak Lurus Rol
Analisis Sifat Mekanik dan Struktur Mikro pada Pengelasan AA 5083 dengan Proses Friction Stir Welding pada Arah Sejajar dan Tegak Lurus Rol Rahadian N1*, Bambang S1, Yudi M. S.1, Tarmidzi2 1 Departemen
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Penyambungan Aluminium 6061 T6 dengan Metode CDFW. Gambar 4.1 Hasil Sambungan
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Setelah dilakukannya pengamatan, pengukuran dan pengujian terhadap benda uji, maka didapat data seperti yang akan ditampilkan pada bab ini beserta dengan pembahasannya. 4.1
Lebih terperinciPERNYATAAN. Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Prasetyo Agung Nugroho NIM :
PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Prasetyo Agung Nugroho NIM : 20120130069 Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Tugas Akhir yang berjudul : PENGARUH PERLAKUAN PANAS TERHADAP KEKUATAN
Lebih terperinciPENGARUH PENGUNAAN PIN TOOL TERHADAP SIFAT MEKANIK PENGELASAN FRICTION STIR WELDING ALMUNIUM (Al)
PENGARUH PENGUNAAN PIN TOOL TERHADAP SIFAT MEKANIK PENGELASAN FRICTION STIR WELDING ALMUNIUM (Al) MUHAMMAD SUMARLIN 20110130075 marlinsaputra12@gmail.com Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Jurusan Teknik
Lebih terperinciAlasan pengujian. Jenis Pengujian merusak (destructive test) pada las. Pengujian merusak (DT) pada las 08/01/2012
08/01/2012 MATERI KE II Pengujian merusak (DT) pada las Pengujian g j merusak (Destructive Test) dibagi dalam 2 bagian: Pengujian di bengkel las. Pengujian skala laboratorium. penyusun: Heri Wibowo, MT
Lebih terperinciPengaruh Diameter Pin Terhadap Kekuatan dan Kualitas Joint Line Pada Proses Friction Wtir Welding Aluminium Seri 5083 Untuk Pre Fabrication
Pengaruh Diameter Pin Terhadap Kekuatan dan Kualitas Joint Line Pada Proses Friction Wtir Welding Aluminium Seri 5083 Untuk Pre Fabrication Panel Bangunan Atas Kapal 4108 100 066 Jurusan Teknik Perkapalan
Lebih terperinciPENGARUH FEED RATE TERHADAP SIFAT MEKANIK PADA FRICTION STIR WELDING ALUMUNIUM
PENGARUH FEED RATE TERHADAP SIFAT MEKANIK PADA FRICTION STIR WELDING ALUMUNIUM Jarot Wijayanto 1 1 Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Banjarmasin Jl. Brigjend H.Hasan Basri Banjarmasin, Kalimantan
Lebih terperinciSIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO SAMBUNGAN LAS ALUMINIUM 6061 HASIL FRICTION WELDING ABSTRACT
SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO SAMBUNGAN LAS ALUMINIUM 6061 HASIL FRICTION WELDING Hendry Wicaksana S 1, Santoso Mulyadi 2, Ahmad Syuhri 2 1 Alumni Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Jember, Jl.
Lebih terperinciPENGARUH PROFIL PINTERHADAP SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO SAMBUNGAN PELAT ALUMINIUM 5083 PADA PROSES FRICTION STIR WELDING
PENGARUH PROFIL PINTERHADAP SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO SAMBUNGAN PELAT ALUMINIUM 5083 PADA PROSES FRICTION STIR WELDING SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik
Lebih terperinciPengaruh Plunge Depth dan Preheat Terhadap Sifat Mekanik Sambungan Friction Stir Welding Polyamide
Pengaruh Plunge Depth dan Preheat Terhadap Sifat Mekanik Sambungan Friction Stir Welding Polyamide Triyono 1, a *, Budi Nugroho 1,b dan Nurul Muhayat 1,c 1 Program studi Teknik Mesin Universitas Sebelas
Lebih terperinciPENGARUH FEED RATE TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO PADA FRICTION STIR WELDING ALUMINIUM SERI 6110
Pengaruh Feed Rate Terhadap Sifat Mekanik dan Struktur Mikro (Jarot Wijayanto) PENGARUH FEED RATE TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO PADA FRICTION STIR WELDING ALUMINIUM SERI 6110 Jarot Wijayanto
Lebih terperinciPENGARUH DIAMETER TOOL SHOULDER TERHADAP METALURGI ALUMINIUM SERI 5083 DENGAN PROSES FRICTION STIR WELDING
TUGAS AKHIR MN 091382 PENGARUH DIAMETER TOOL SHOULDER TERHADAP METALURGI ALUMINIUM SERI 5083 DENGAN PROSES FRICTION STIR WELDING DINAR KUSUMA WARDHANI 4106 100 026 PENDAHULUAN Latar Blk Belakang Karakteristik
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pengelasan dengan metode las gesek (friction welding) merupakan pengelasan dalam kondisi diam dan berputar dengan memanfaatkan putaran dari spindle. Setelah dilakukan pemyambungan
Lebih terperinciTUGAS PENYAMBUNGAN MATERIAL 5 RACHYANDI NURCAHYADI ( )
1. Jelaskan tahapan kerja dari las titik (spot welding). Serta jelaskan mengapa pelelehan terjadi pada bagian tengah kedua pelat yang disambung Tahapan kerja dari las titik (spot welding) ialah : Dua lembaran
Lebih terperinciStudi Komparasi Sambungan Las Dissimilar AA5083- AA6061-T6 Antara TIG dan FSW
ISBN 978-979-3541-25-9 Studi Komparasi Sambungan Las Dissimilar AA5083- AA6061-T6 Antara TIG dan FSW Riswanda (a), Mochammad Noer Ilman (b) (a) Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Bandung. E-mail: risriswanda@gmail.com
Lebih terperinciStudi Eksperimen Pengaruh Durasi Gesek, Tekanan Gesek Dan Tekanan Tempa Pengelasan Gesek (FW) Terhadap Kekuatan Tarik dan Impact Pada Baja Aisi 1045
Studi Eksperimen Pengaruh Durasi Gesek, Tekanan Gesek Dan Tekanan Tempa Pengelasan Gesek (FW) Terhadap Kekuatan Tarik dan Impact Pada Baja Aisi 1045 Hari Subiyanto 1,*, Subowo 1, Gathot DW 1, Syamsul Hadi
Lebih terperinciKajian Kekuatan Tarik dan Struktur Mikro Hasil Pengelasan Shield Metal Arc Welding dan Friction Stir Welding Baja Karbon St 37
Available online at Website http://ejournal.undip.ac.id/index.php/rotasi Kajian Kekuatan Tarik dan Struktur Mikro Hasil Pengelasan Shield Metal Arc Welding dan Friction Stir Welding Baja Karbon St *Sulardjaka,
Lebih terperinciANALISA PENGARUH KONDUKTIVITAS TERMAL BACKING PLATE TERHADAP SIFAT FISIK DAN MEKANIK SAMBUNGAN FRICTION STIR SPOT WELDING AA 5052-H32
ANALISA PENGARUH KONDUKTIVITAS TERMAL BACKING PLATE TERHADAP SIFAT FISIK DAN MEKANIK SAMBUNGAN FRICTION STIR SPOT WELDING AA 5052-H32 SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Identifikasi Masalah Identifikasi masalah dalam penelitian adalah parameter proses pengerjaan dalam pengelasan gesek sangatlah kurang terutama pada pemberian gaya pada
Lebih terperinciPengaruh Variasi Arus terhadap Struktur Mikro, Kekerasan dan Kekuatan Sambungan pada Proses Pengelasan Alumunium dengan Metode MIG
NASKAH PUBLIKASI TUGAS AKHIR Pengaruh Variasi Arus terhadap Struktur Mikro, Kekerasan dan Kekuatan Sambungan pada Proses Pengelasan Alumunium dengan Metode MIG Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 BAHAN PENELITIAN Baja karbon rendah lembaran berlapis seng berstandar AISI 1010 dengan sertifikat pabrik (mill certificate) di Lampiran 1. 17 Gambar 3.1. Baja lembaran SPCC
Lebih terperinciPERBANDINGAN KARAKTERISTIK SIFAT MEKANIS PENGELASAN ASTM A790 DAN ASTM A106 Gr. B HASIL PROSES PENGELASAN GTAW YANG DIAPLIKASIKAN PADA PIPA GEOTHERMAL
PERBANDINGAN KARAKTERISTIK SIFAT MEKANIS PENGELASAN ASTM A790 DAN ASTM A106 Gr. B HASIL PROSES PENGELASAN GTAW YANG DIAPLIKASIKAN PADA PIPA GEOTHERMAL Pathya Rupajati 1), Hengky Fernando 2), Dwita Suastiyanti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dimana logam menjadi satu akibat panas las, dengan atau tanpa. pengaruh tekanan, dan dengan atau tanpa logam pengisi.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengelasan adalah salah satu proses penggabungan logam dimana logam menjadi satu akibat panas las, dengan atau tanpa pengaruh tekanan, dan dengan atau tanpa logam
Lebih terperinciANALISA KUAT LENTUR DAN PENGELASAN PADA PEMEGANG KURSI MOBIL
ANALISA KUAT LENTUR DAN PENGELASAN PADA PEMEGANG KURSI MOBIL Syawaluddin, Thifti Ardiyansyah Universitas Muhammadiyah Jakarta, Jurusan Teknik Mesin ABSTRAK Penelitian ini menggunakan bahan baja karbon
Lebih terperinciPENGARUH KECEPATAN PUTARAN TOOL DAN PEMANAS TAMBAHAN TERHADAP KEKUATAN MEKANIK POLYPROPYLENE HASIL LAS FRICTION STIR WELDING
34 PENGARUH KECEPATAN PUTARAN TOOL DAN PEMANAS TAMBAHAN TERHADAP KEKUATAN MEKANIK POLYPROPYLENE HASIL LAS FRICTION STIR WELDING Heru Prabowo 1, Triyono 2, Bambang Kusharjanta 2 1 Program Sarjana Jurusan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. waktu pengelasan dan pengaruh penambahan filler serbuk pada
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian mengenai sifat mekanik pengaruh arus pengelasan, waktu pengelasan dan pengaruh penambahan filler serbuk pada sambungan las titik dengan material feritik Stainless
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atau non ferrous dengan memanaskan sampai suhu pengalasan, dengan atau tanpa menggunakan logam pengisi ( filler metal ).
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengelasan adalah proses penyambungan material ferrous atau non ferrous dengan memanaskan sampai suhu pengalasan, dengan atau tanpa menggunakan logam pengisi ( filler
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Mulai. Identifikasi Masalah
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Diagram Alir Penelitian Langkah-langkah utama dalam proses pengelasan dengan metode FSW dapat dilihat pada Gambar 3.1. Mulai Identifikasi Masalah Persiapan Alat dan Bahan
Lebih terperinciPelaksanaan Uji Tarik
Pelaksanaan Uji Tarik Hasil Uji Tarik Repair 3x No. Code Materi al C.S.A (mm 2 ) Tensile Test Results F ult (kn) σ ult (Kgf/mm 2 ) Remark 1. 4.1.1 284.39 145.5 52.17 Break at WM 2. 4.1.2 281.36 144.5 52.37
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. DATA ALAT DAN MATERIAL PENELITIAN 1. Material Penelitian Material yang digunakan adalah baja AISI 1045 berupa pelat yang memiliki komposisi kimia sebagai berikut : Tabel 7.
Lebih terperinciPENGARUH VARIASI SUHU POST WELD HEAT TREATMENT ANNEALING
PENGARUH VARIASI SUHU POST WELD HEAT TREATMENT ANNEALING TERHADAP SIFAT MEKANIS MATERIAL BAJA EMS-45 DENGAN METODE PENGELASAN SHIELDED METAL ARC WELDING (SMAW) Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN MECHANICAL TEST.
BAB IV PENGUJIAN MECHANICAL TEST. Pada pengujian mechanical test hasil pengelasan sesuai dengan WPS No. 003- WPS-ASME-MMF-2010 dilakukan di Laboratory of Mechanical Testing PT. Hi-Test di Bumi Serpong
Lebih terperinciPengaruh variasi kampuh las dan arus listrik terhadap kekuatan tarik dan struktur mikro sambungan las TIG pada aluminium 5083
Jurnal Kompetensi Teknik Vol. 8, No.2, Mei 2017 27 Pengaruh variasi kampuh las dan arus listrik terhadap kekuatan tarik dan struktur mikro sambungan las TIG pada aluminium 5083 Satrio Hadi 1, Rusiyanto
Lebih terperinciPENGARUH KEDALAMAN PIN (DEPTH PLUNGE) TERHADAP KEKUATAN SAMBUNGAN LAS PADA PENGELASAN GESEK AL.5083
PENGARUH KEDALAMAN PIN (DEPTH PLUNGE) TERHADAP KEKUATAN SAMBUNGAN LAS PADA PENGELASAN GESEK AL.5083 Bibit Sugito 1), Agus Dwi Anggono 2) Damas Prasetyana 3) 1 Fakultas Teknik, Universitas Muhaadiyah Surakarta
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. DATA ALAT DAN MATERIAL PENELITIAN 1. Material Penelitian Tipe Baja : AISI 1045 Bentuk : Pelat Tabel 7. Komposisi Kimia Baja AISI 1045 Pelat AISI 1045 Unsur Nilai Kandungan Unsur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam penyambungan batang-batang terutama pada bahan besi tuang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada waktu ini teknik las telah banyak dipergunakan secara luas dalam penyambungan batang-batang terutama pada bahan besi tuang (cast iron), besi dan baja. Luasnya
Lebih terperinciPENGARUH SUHU PREHEAT DAN VARIASI ARUS PADA HASIL LAS TIG ALUMINIUM PADUAN TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KEKERASAN
Pengaruh Suhu Preheat Dan Variasi Arus Pada Hasil Las Tig Aluminium Paduan PENGARUH SUHU PREHEAT DAN VARIASI ARUS PADA HASIL LAS TIG ALUMINIUM PADUAN TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KEKERASAN Nurfi Ahmadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki andil dalam pengembangan berbagai sarana dan prasarana kebutuhan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam industri, teknologi konstruksi merupakan salah satu teknologi yang memiliki andil dalam pengembangan berbagai sarana dan prasarana kebutuhan manusia. Perkembangannya
Lebih terperinciOleh Wahyu Ade Saputra ( ) Dosen Pembimbing 1. Ir. Achmad Zubaydi, M.Eng., Ph.D 2. Ir. Soeweify, M.Eng
TUGAS AKHIR (MN 091482) ANALISIS PENGARUH APLIKASI POST WELD HEAT TREATMENT (PWHT) PADA PENGELASAN CAST STEEL (SC 42 ) DENGAN CARBON STEEL (Grade E) TERHADAP Oleh Wahyu Ade Saputra (4109.100.034) Dosen
Lebih terperinciKolbi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Program Studi S-1 Teknik Mesin Fakultas Teknik, Yogyakarta 55183, Indonesia
ANALISA PENGARUH WAKTU GESEK TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN KEKERASAN PADA SAMBUNGAN LOGAM PIPA KUNINGAN 5/8 DENGAN METODE PENGELASAN GESEK (ROTARY FRICTION WELDING) Kolbi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta,
Lebih terperinciPENGARUH PUTARAN DAN KECEPATAN TOOL TERHADAP SIFAT MEKANIK SAMBUNGAN TUMPUL LAS FSW TAK SEJENIS ANTARA AL 2024-T3 DENGAN AL 1100
PENGARUH PUTARAN DAN KECEPATAN TOOL TERHADAP SIFAT MEKANIK SAMBUNGAN TUMPUL LAS FSW TAK SEJENIS ANTARA AL 2024-T3 DENGAN AL 1100 Hariyanto Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Semarang Jl. Prof.Sudarto,S.H,
Lebih terperinciKata Kunci : Daerah lasan, Las oksi asetilin, Besi tuang kelabu, Fisis, Mekanis, Bahan tambah, HAZ, Kekuatan tarik, Kekerasan.
Analisis Sambungan Lasan Logam Besi Tuang Kelabu Dengan Menggunakan Las Oksi Asetilin Oleh : Tiwan, MT. Dosen Prodi Teknik Mesin FT UNY Penelitian ini menitikberatkan pada pengkajian hasil lasan logam
Lebih terperinciANALISIS SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO PADA SAMBUNGAN LAS BEDA PROPERTIES ALUMINIUM DENGAN METODE FRICTION STIR WELDING
TUGAS AKHIR ANALISIS SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO PADA SAMBUNGAN LAS BEDA PROPERTIES ALUMINIUM DENGAN METODE FRICTION STIR WELDING Disusun : DEDI TRIYOKO NIM : D200140007 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS
Lebih terperinciTUGAS AKHIR S T U DI LAJU KOROSI WELD JOINT M A T ERIAL PHYTRA AGASTAMA
TUGAS AKHIR S T U DI LAJU KOROSI WELD JOINT M A T ERIAL BAJA A 36 PADA U N DERWATER WELDING PHYTRA AGASTAMA 4305 100 027 DOSEN PEMBIMBING : Yeyes Mulyadi, ST. M.Sc. Ir. Heri Supomo, M.Sc. HOME LATAR BELAKANG
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
52 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. DATA PENELITIAN 1. Material Penelitian a. Tipe Baja : A 516 Grade 70 Bentuk : Plat Tabel 7. Komposisi Kimia Baja A 516 Grade 70 Komposisi Kimia Persentase (%) C 0,1895 Si
Lebih terperinciTHE EFFECT OF PIN DESIGN ON MECHANICAL PROPERTIES OF ALUMINIUM H112 AS A RESULT OF FRICTION STIR WELDING PROCESS
PENGARUH BENTUK PIN TERHADAP SIFAT MEKANIK ALUMINIUM 5083 H112 HASIL PROSES FRICTION STIR WELDING THE EFFECT OF PIN DESIGN ON MECHANICAL PROPERTIES OF ALUMINIUM 5083 - H112 AS A RESULT OF FRICTION STIR
Lebih terperinciPENGARUH TEBAL PELAT BAJA KARBON RENDAH LAMA PENEKANAN DAN TEGANGAN LISTRIK PADA PENGELASAN TITIK TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS
PENGARUH TEBAL PELAT BAJA KARBON RENDAH LAMA PENEKANAN DAN TEGANGAN LISTRIK PADA PENGELASAN TITIK TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS Joko Waluyo 1 1 Jurusan Teknik Mesin Institut Sains & Teknologi AKPRIND
Lebih terperinciGambar 4.1. Hasil pengamatan struktur mikro.
38 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Struktur Mikro Struktur mikro yang dihasilkan pada Gambar 4.1 memiliki tiga bagian, titik 0 mm dan 5 mm dari sumbu las masuk pada daerah las, titik 10 mm dan 15 mm sudah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi dibidang konstruksi, pengelasan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pertumbuhan dan peningkatan industri, karena mempunyai
Lebih terperinciBAB II KERANGKA TEORI
BAB II KERANGKA TEORI 2.1. Pengertian Las Definisi pengelasan menurut DIN (Deutsche Industrie Norman) adalah ikatan metalurgi pada sambungan logam atau logam paduan yang dilaksanakan dalam keadaan lumer
Lebih terperinciPENGARUH POSISI PENGELASAN TERHADAP KEKUATAN TAKIK DAN KEKERASAN PADA SAMBUNGAN LAS PIPA
PENGARUH POSISI PENGELASAN TERHADAP KEKUATAN TAKIK DAN KEKERASAN PADA SAMBUNGAN LAS PIPA Pudin Saragih 1 Abstrak. Kekuatan sambungan las sangat sulit ditentukan secara perhitungan teoritis meskipun berbagai
Lebih terperinciTUGAS AKHIR MN
TUGAS AKHIR MN 091382 RATNANING FITROH ENDARTYANA 4109100031 Dosen Pembimbing Dony Setyawan,S.T.,M.Eng STUDI PERBANDINGAN SIFAT MEKANIK PADA PENGELASAN SATU SISI DAN DUA SISI FRICTION STIR WELDING ALUMINIUM
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengelasan adalah proses penyambungan material ferrous atau non ferrous dengan memanaskan sampai suhu pengelasan, dengan atau tanpa menggunakan logam pengisi ( filler
Lebih terperinciANALISIS SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO PADA SAMBUNGAN LAS BEDA PROPERTIES ALUMINIUM DENGAN METODE FRICTION STIR WELDING
ANALISIS SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO PADA SAMBUNGAN LAS BEDA PROPERTIES ALUMINIUM DENGAN METODE FRICTION STIR WELDING PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI ILMIAH
NASKAH PUBLIKASI ILMIAH PENGARUH KEDALAMAN PIN (DEPTH PLUNGE) TERHADAP KEKUATAN SAMBUNGAN LAS PADA PENGELASAN ADUKAN GESEK SISI GANDA (DOUBLE SIDED FRICTION STIR WELDING) ALUMINIUM SERI 5083 Disusun Untuk
Lebih terperinci