SIFAT MEKANIK BAJA KARBON RENDAH AKIBAT VARIASI BENTUK KAMUH LAS DAN MENDAAT ERLAKUAN ANAS ANNEALING DAN NORMALIZING Nkman (1) (1) Jrsan Teknik Mesin Fakltas Teknik Universitas Sriwijaya Jl. Raya rabmlih km 32. Indralaya 30662 Ogan Ilir e-mail: ir_nkman2001@yahoo.com Ringkasan Baja karbon rendah merpakan material yang banyak dignakan ntk komponen mesin. Disebabkan karena sifatnya yang mdah dibentk dan mamp mesin yang baik, serta mempnyai sifat mamp las yang baik. Akibat pengelasan dengan menggnakan energi panas, maka berakibat logam disekitar lasan mengalami sikls termal cepat yang menyebabkan terjadinya perbahan deformasi dan tegangan termal. Untk mencegahnya yait melali perlakan panas dan. Tegangan ltimate tertinggi dimiliki spesimen non-pengelan non- anas ( = 53,24 kgf/mm 2 dengan = 5,552%). Tegangan ltimated tertinggi dimiliki spesimen dengan kamph las V Ganda (X) ( = 52,85 kgf/mm 2. Hal ini akibat dari besarnya las permkaan lasan yang dibentk oleh jenis kamph V ganda (X). ada pengjian bending ntk spesimen non-pengelasan, tegangan lengkng tertinggi dimiliki spesimen non-perlakan panas dengan = 11,7504 kgf/mm 2. engjian bending ntk spesimen pengelasan, tegangan lengkng tertinggi dimiliki spesimen - Kamph ersegi (I) dengan = 12,4032 kgf/mm 2. ABSTRACT Low carbon steel represent one of material which is generally sed in a machine component. It has good formability and machineability, and also having the natre of able to good welding ability. Becase welding can casing the happening of change metallrgi at metal, deformation and tension termal. To increase strength of extension welding that is throgh hot treatment by And. The ltimated stress of specimen, highest owned by non-welding non-heat treatment ( = 53,24 kgf/mm 2 by e = 5,552%). The highest ltimated stress of welding specimen owned by doble type V (X) weld - normalizing specimen ( = 52,85 kgf/. This matter effect of level wide srface weld formed by doble type V ( X). The ltimate stress of nonwelding non-heat treatment specimen, highest tension is = 11,7504 kgf/mm 2. Bending test for the welding specimen, highest tension owned by spesimen Sqare type (I) ( = 12,4032 kgf /. Keywords:,, Tensile, Bending 1. ENDAHULUAN Baja karbon rendah merpakan salah sat material yang paling banyak dignakan dalam sat komponen mesin. Hal ini disebabkan karena sifatnya yang mdah dibentk dan mamp mesin yang baik. Selain it, baja karbon rendah merpakan baja yang mempnyai sifat mamp las yang baik. adalah proses penyambngan antara da bagian logam ata lebih dengan menggnakan energi panas. Karena penggnaan energi panas ini maka logam disekitar lasan mengalami sikls termal cepat yang menyebabkan terjadinya perbahan-perbahan metallrgi pada logam, deformasi dan tegangan termal. Oleh karena it salah sat cara ntk meningkatkan kekatan sambngan lasan yait melali perlakan panas dan. Tjannya ntk mendapatkan btiran yang lebih hals dan keseragaman strktr, sehingga didapat keletan yang baik pada daerah sambngan las. ada penelitian ini masalah yang akan dibahas ditamakan pada pengjian tarik dan pengjian bending pada baja karbon rendah setelah proses perlakan panas (annealing dan normalizing). Sedangkan bidang lainnya adalah sebagai pendkng pembahasan. Adapn tjan dalam melakkan penelitian ini adalah sebagai berikt: 1. Membandingkan kekatan tarik dan kekatan lengkng pada baja karbon rendah yang diberi perlakan panas (annealing dan normalizing) dengan baja karbon rendah yang tidak diberi perlakan panas. JURNAL REKAYASA MESIN, VOL. 9 No. 2 JULI 2009 37
2. Mengetahi kekatan tarik dan kekatan lengkng pada baja karbon rendah yang dilas dengan variasi bentk sambngan las yang kemdian diberi perlakan panas (annealing dan normalizing). 2. KAJIAN USTAKA Baja karbon adalah logam yang terssn atas besi (Fe), karbon (C) dan beberapa nsr lainnya. Yang paling berpengarh terhadap sifat mekanik baja karbon adalah nsr karbon, semakin kecil persentase karbon yang dimiliki maka baja tersebt akan semakin lnak dan let. Sebaliknya, semakin besar persentase karbon yang dimiliki maka baja tersebt akan semakin keras dan getas. Selain oleh nsr karbon, sifat baja ditentkan jga dengan adanya nsr-nsr lain yang terpad seperti mangan (Mg), phospor (), slfr (S) dan silim (Si). Baja karbon rendah (low carbon steel) memiliki kadar karbon maksimm sebesar 0,3 %. Baja ini bersifat lnak dan let serta mempnyai mamp mesin (machinability) dan mamp las (weldability) yang baik. Hal ini dikarenakan rendahnya kadar karbon yang dimilikinya. Baja ini banyak dignakan ntk kawat, baja profil, lir, pak, bat, sekrp. Sifat Mekanik Sifat mekanik logam merpakan salah sat sifat dasar ata bawaan yang dapat dibah dan dipengarhi dari lar. engarh tersebt biasanya berpa pemanasan pada temperatr dan wakt tertent. Sehingga strktr mikro logam tersebt berbah, begit pla sifat mekaniknya. Salah sat sifat mekanik material logam adalah: Kekatan / strength yang merpakan ketahanan material terhadap beban yang dikenakan kepadanya. -jenis kekatan material diantaranya : Kekatan tarik (strength tension) Kekatan llh (yielding strength) Kekatan patah (fractre strength) Adapn cara ntk mengetahi nilai ata besar dari kekatan material tersebt adalah dengan cara pengjian, seperti ji tarik, ji keras, ji lengkng (bending), ji tmbk (impack) dan sebagainya. Sifat Teknologi Sifat teknologi merpakan kemampan logam ntk diproses lebih lanjt dengan teknologi tertent sesai dengan bentk dan kegnaan material yang akan dibat. Sifat teknologi ini antara lain; Sifat mamp las (Weldability) yang merpakan kemampan material logam yang memdahkan proses pengelasan sehingga didapat hasil pengelasan yang lebih baik dan kat. Baja Karbon Rendah Baja karbon rendah dapat dilas dengan sema cara pengelasan yang ada di dalam praktek, karena baja ini mempnyai sifat mamp las yang baik. (Wiryosmarto, 1991) pengelasan yang sering dipakai pada pengelasan baja karbon rendah adalah las bsr listrik dengan elektroda terbngks. Bsr Listrik Dengan Elektroda Terbngks (Wiryosmarto, 1991) bsr listrik dengan elektroda terbngks ata Shield Metal Arc Welding (SMAW) adalah cara pengelasan yang prosesnya menggnakan bsr listrik sebagai smber panas dan kawat elektroda logam yang dibngks dengan flks sebagai filter. ini adalah cara pengelasan yang banyak dignakan pada saat ini. Bsr listrik yang terbentk diantara logam indk dan jng elektroda. Karena panas dari bsr ini maka logam indk dan jng elektroda tersebt mencair dan kemdian membek. bsr listrik elektroda terbngks, biasanya bsr ditimblkan dengan menggnakan listrik ars AC (Alternating Crrent) ata listrik ars DC (Direct Crrent). enggnaan listrik AC banyak dignakan karena ekonomis, mdah dioperasikan dan perawatannya sederhana. enggnaan listrik DC (Direct Crrent) sangat sesai ntk pelat-pelat yang tipis karena mantapnya bsr. Metallrgi Daerah an (Wiryosmarto, 1991) Daerah lasan terdiri dari 3 (tiga) bagian yait daerah logam lasan, daerah terpengarh panas ata Heat Affected Zone (HAZ) dan daerah logam indk (Base Metal) yang tidak dipengarhi lasan (Gambar 1). Gambar 1: Strktr Mikro Daerah an (Wiryosmarto, 1991 ) Daerah Daerah logam las adalah bagian dari logam yang pada wakt proses pengelasan berlangsng mencair dan kemdian membek. Temperatr pada daerah ini sangat tinggi. ada daerah ini biasanya terdapat cacat-cacat las, seperti segregasi dan lbang jarm. Daerah Terpengarh anas (HAZ) Daerah terpengarh panas dapat dibagi menjadi da bagian, yait: daerah yang mencair sebagian dan daerah yang tidak mencair. ada daerah yang mencair sebagian, biasanya terdapat cacat-cacat porositas mikro. ada daerah yang tidak mencair terjadi perbahan strktr mikro akibat adanya rekristalisasi dan pertmbhan batir (grain growth). Daerah Logam Indk (Base Metal) Daerah ini mempnyai jarak yang ckp jah dari psat las (Weld ool), sehingga selama pengelasan 38 Sifat Mekanik Baja Karbon Rendah Akibat variasi Bentk Kamph dan Mendapat anas dan
berlangsng daerah ini tidak mengalami perbahan strktr mikro mapn sifat mekaniknya. anas panas adalah proses ntk memperbaiki sifat-sifat dari logam dengan jalan memanaskan logam sampai temperatr tertent sehingga terjadi perbahan fasa, lal didinginkan dengan menggnakan media tertent sehingga terjadi perbahan strktr mikro. Akibat perbahan strktr mikro ini maka terjadi perbahan sifat mekanik. endinginan dapat dilakkan dengan media pendingin dara, air, ata minyak. roses annealing dilakkan pada logam dengan cara memanasi logam sampai temperatr 700 900 0 C, sedikit di atas transformasi α ke ϒ (A 3 ) hypoetectoid steel dan A 1 (Hyperetectoid steel) yang diikti dengan pendinginan lambat dalam dapr (Gambar 2).. Tjan pemanasan ini antara lain ntk memblatkan sementit pretectoid ata karbida lainnya. Sehingga dapat memperbaiki keletan logam. (Amstead, 1993) roses normalizing termask dalam proses perlakan panas (Heat Treatment). dilakkan dengan cara memanaskan logam sampai temperatr di atas Ac 3 ata Acm, kemdian ditahan selama jangka wakt tertent lal dissl dengan pendinginan di dara bebas (Gambar 2). Tjan proses normalizing diantaranya ntk memperbaiki btir-btir (ntk menyamaratakan kran besar btir), ntk menghilangkan tegangan dalam, dan ntk memperoleh sifat-sifat fisis yang diinginkan. (Rndman, 1989) Gambar 2: Diagram anas (www.anneling.com) Hbngan Heat Affected Zone (HAZ) dengan anas adalah proses penyambngan antara da bagian logam ata lebih dengan menggnakan energi panas. Karena penggnaan energi panas ini maka logam disekitar lasan mengalami sikls termal cepat yang menyebabkan terjadinya perbahan-perbahan metallrgi pada logam, deformasi dan tegangan termal. Oleh karena it salah sat cara ntk meningkatkan kekatan sambngan lasan yait melali perlakan panas dan. Tjannya ntk mendapatkan btiran yang lebih hals dan keseragaman strktr, sehingga didapat keletan yang baik pada daerah sambngan las. engjian Mekanik Tjan dari pengjian ini adalah ntk mengetahi sifat mekanik dari sat material. engjian Tarik engjian tarik dilakkan ntk mengetahi kekatan llh, kekatan tarik, perpanjangan, ketangghan dan modls elastisitas. (Saito, 1999). Da permsan mm yang dipakai ntk menghitng tegangan dan regangan tg α O e elastis JURNAL REKAYASA MESIN, VOL. 9 No. 2 JULI 2009 39 f y e plastis e total e (%) Gambar 3: Krva Tegangan - Regangan Teknik (Wiryosmarto, 1991) Rms tegangan : = Ao... (Kalpakjian, 1984) Rms regangan : e = a. Uji Lengkng o o... (Kalpakjian, 1984) engjian Lengkng dilakkan ntk mengetahi karakteristik bahan, dalam hal ini adalah kekatan lentr. engjian ini dilakkan dengan cara memberikan beban yang terpsat pada jarak tertent pada material. Sehingga dapat diketahi tegangan lengkng maksimm yang dapat dialami oleh material tersebt. (Saito, 1999) Jadi tegangan lengkng maksimmnya adalah: 3 l = ( kg / mm 2 )... (Dowling, 1982) 2 2bh
III. METODELOGI ENELITIAN rosedr elaksanaan enelitian Metode yang dignakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan didkng literatr-literatr yang terkait. Urtan kerja pada penelitian ini dapat dilihat pada diagram alir prosedr penelitian pada Gambar 4 di bawah ini : embatan Kamph Dalam proses pembatan kamph las, dimensi (panjang, lebar, dan tebal) yang dignakan adalah sama. roses ini hanya dibedakan pada bentk kamph las saja, seperti terlihat pada gambar 7 berikt ini. V Tnggal (V) elat Baja Spesimen Dilas emotongan Baja SESIMEN anas Spesimen Tidak Dilas Non anas V Ganda (X) ersegi (I) Uji Tarik ANALISA DATA Uji Bending Tirs Tnggal (V) KESIMULAN Gambar 4: Diagram Alir rosedr enelitian ersiapan Material dan engjian Spesimen embatan Spesimen Uji Tarik Spesimen ji tarik ntk penelitian ini berbentk pelat dengan bentk dan kran menrt standar JIS (Japan Internasional Standard). Hal ini dikarenakan mesin ji tarik yang dignakan menggnakan standar JIS seperti terlihat pada gambar 5 berikt ini. 50 mm 82,5 mm R 25 mm 200 mm 220 mm 430 mm Gambar 5: Spesimen Uji tarik embatan Spesimen Uji Lengkng Bentk dan kran spesimen ji lengkng (bending) ntk penelitian ini berbentk pelat menrt standar JIS (Japan Internasional Standard). emilihan standar JIS ini dikarenakan mesin ji bending yang dignakan menggnakan standar JIS seperti terlihat pada gambar 6 berikt ini. 50 mm 250 mm Gambar 6: Spesimen Uji Bending 5 mm roses Gambar 7: Kamph Spesimen dilas dengan menggnakan las bsr listrik elektroda terbngks dengan kecepatan, ars pengelasan, jenis elektroda, dan tebal plat yang sama. enelitian ini hanya memvariasikan bentk kamph las. Untk memperhitngkan wakt pengelasan secara cermat, maka dignakan pengkr wakt (stopwatch). Sedang ntk ars pengelasan, diatr dari mesin las yang dignakan. Setting temperatr 800 0 C, setting holding time 30 menit. Spesimen dimaskkan ke dalam tngk. Ketika wakt holding time habis, temperatr akan menrn perlahan-lahan. Spesimen dibiarkan di dalam tngk selama 24 jam. Spesimen yang sdah dilas, dimaskkan ke dalam tngk pemanas. Dalam proses normalizing, dilakkan pemanasan di dalam tngk pemanas (TNW WAALWUK-HOLLAND). Setting temperatr 800 0 C, setting holding time 30 menit. Spesimen dimaskkan ke dalam tngk. endinginan spesimen di dara bebas (temperatr kamar) engjian Tarik engjian tarik menggnakan Universal Testing Machine type Rat-30 dengan kapasitas 30 TF. engjian tarik dilakkan di Laboratorim Metalrgi Jrsan Teknik Mesin Fakltas Teknik Universitas 40 Sifat Mekanik Baja Karbon Rendah Akibat variasi Bentk Kamph dan Mendapat anas dan
Sriwijaya. Mesin ji tarik memakai standar JIS dengan menggnakan beban maksimm 6 Tonforce. engjian Lengkng engjian lengkng dilakkan bertjan ntk mengetahi kekatan lengkng spesimen terhadap beban statis tertent. engjian bending dilakkan dengan menggnakan alat ji tarik dan bending: Universal Testing Machine, Type: RAT 30, MFG. No:20861, Capacity: 30000 kgf, Maker: TOKYO TESTING MACHINE MFG.Co.,Ltd. JAAN IV. HASIL DAN EMBAHASAN Data Hasil engjian Tarik Hasil ji tarik didapat beban tarik. Untk masingmasing spesimen dan perlakan panas hasilnya dapat dilihat pada table 1, 2, dan 3. Tabel 1: Rerata engjian Tarik Spesimen Non (1) Non (2) y f Non 6655 4670 5810 5260 3265 4685 5940 4005 5365 Tabel 2: Rerata engjian Tarik Spesimen Kamph y f ersegi (I) 4010 3245 3815 V tnggal (V) 4220 3455 3770 V ganda (X) 4535 3200 4320 Tirs tnggal (V) 4435 3345 3855 Tabel 3: Rerata engjian Tarik Spesimen Kamph y f ersegi (I) 4840 3665 4535 V tnggal (V) 4795 3930 4550 V ganda (X) 5285 4065 4850 Tirs tnggal (V) 5120 3975 4780 Data Hasil engjian Bending Untk masing-masing spesimen dan perlakan panas hasilnya dapat dilihat pada table 4, 5 dan 6. (1) Non (2) Non - 288 220 252 Tabel 5: Rerata engjian Lengkng Spesimen Annealling Kamph ersegi (I) 236 V tnggal (V) 234 V ganda (X) 229 Tirs tnggal (V) 203 Tabel 6: Rerata engjian Lengkng Spesimen Kamph ersegi (I) 304 V tnggal (V) 258 V ganda (X) 237 Tirs tnggal (V) 244 Dengan menggnakan persamaan-persamaan terdahl, maka tegangan tarik dapat dihitng dan ditabelkan (lihat tabel 7 dan 8) Tabel 7: Hasil erhitngan Harga, y, f dan engjian Tarik Spesimen Non y f l (mm) (%) Non 53,24 38,08 46,48 24 5,552 42,08 26,12 37,48 37,8 8,749 47,52 32,04 42,92 30,6 7,082 Tegangan 60 50 40 30 20 10 0 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Regangan (%) e N Gambar 6: Uji Tarik Tegangan Ultimated ( ) vs Regangan (e) ntk Spesimen Non- Tabel 4: Rerata engjian Lengkng Spesimen Non JURNAL REKAYASA MESIN, VOL. 9 No. 2 JULI 2009 41
Dari gambar 6 di atas, tegangan ltimated tertinggi dimiliki oleh spesimen Non- anas ( = 53,24 kgf/. Sedangkan tegangan ltimated terkecil dimiliki oleh spesimen ( = 42,08 kgf/. Berdasarkan teori yang sdah ada, Tjan tama dari proses anil adalah pelnakan. Jika baja di- (yait dengan cara memanaskan baja sedikit di atas sh kritis Ac 3, dibiarkan sampai temperatr merata kemdian dissl dengan pendinginan secara perlahan-lahan), strktr kembali menjadi astenit dan pendinginan perlahan-lahan memngkinkan terjadinya transformasi dari astenit menjadi strktr yang lebih lnak. (Amstead, 1993) Dari tabel 2 dan 3, dapat dibat tabel 8 dan 9 yang merpakan besaran tegangan tarik spesimen. Tabel 8: Hasil erhitngan Harga, y, f dan engjian Tarik Spesimen Kamph y f l (mm) (%) ersegi (I) 32,04 25,96 30,52 7,2 1,665 V tnggal (V) 33,76 27,64 30,16 7,6 1,758 V ganda (X) 36,28 25,6 34,56 11,4 2,638 Tirs tnggal (V) 35,48 26,78 30,84 9,4 2,175 Tabel 9: Hasil erhitngan Harga, y, f dan ji Tarik Spesimen Kamph Σ Σy f l (mm) (%) ersegi (I) 38,72 29,32 36,28 8,6 1,990 V tnggal (V) 38,36 31,44 36,4 8 1,851 V ganda (X) 42,28 32,52 38,8 10 2,777 Tirs tnggal (V) 40,96 33,04 38,24 9,4 2,175 Tegangan 44 42 40 38 36 34 32 30 1.6 1.8 2 2.2 2.4 2.6 2.8 3 Regangan (%) A-ersegi (I) A-V tnggal (V) A-V ganda (X) A-Tirs tnggal (V) N-ersegi (I) N-V tnggal (V) N-V ganda (X) N-Tirs tnggal (V) Gambar 7: Uji Tarik erbandingan Tegangan ( ) dan Regangan ( e ) ntk Spesimen Dari gambar 7, dapat dilihat tegangan ltimated tertinggi dimiliki oleh spesimen V Ganda (X) dengan = 42,28 kgf/mm 2. Sedangkan tegangan ltimated terendah dimiliki oleh spesimen ersegi (I) dengan = 22,04 kgf/mm 2. Hal ini akibat dari besarnya las permkaan lasan yang dibentk oleh jenis kamph V ganda (X). Tabel 10: engjian Lengkng Spesimen Non (1) Non (2) Non - 288 11,7504 220 8,976 252 10,2816 Dari table 10 terlihat bahwa, pada pengjian lengkng ntk spesimen non-pengelasan ini, tegangan lengkng tertinggi dimiliki oleh spesimen nonperlakan panas dengan = 11,7504 kgf/mm 2. Sedangkan ntk tegangan lengkng terendah dimiliki oleh spesimen dengan = 8,976 kgf/mm 2 Untk spesimen yang dilas dengan perlakan panas, besarnya tegangan lengkng seperti pada tabel 11 dan 12. Nilai tegangan lengkng maksimm terdapat pada spesimen yang dilas dengan perlakan panas normalizing yait sebesar 12,4132 kgf/mm 2 (spesimen persegi I). Sedangkan yang terendah pada spesimen lasan yang di annealing tirs tnggal (V) sebesar 8,2824 kgf/mm 2. Tabel 11: Rerata engjian Lengkng Spesimen - Annealling Kamph ersegi (I) 236 9,6288 V tnggal (V) 234 9,542 V ganda (X) 229 9,3432 Tirs tnggal (V) 203 8,2824 Tabel 12: Rerata engjian Lengkng Spesimen - Kamph ersegi (I) 304 12,4032 V tnggal (V) 258 10,5264 V ganda (X) 237 9,6696 Tirs tnggal (V) V. KESIMULAN 244 9,9552 Berdasarkan hasil pengjian yang telah dilakkan maka dapat diambil beberapa kesimplan sebagai berikt : 42 Sifat Mekanik Baja Karbon Rendah Akibat variasi Bentk Kamph dan Mendapat anas dan
1. Berdasarkan ji komposisi yang dilakkan, spesimen yang dignakan dalam pengjian ini adalah material baja karbon rendah dengan kadar karbon sebesar 0,149%. 2. Berdasarkan pengjian tarik yang telah dilakkan terhadap 55 bah spesimen, diperoleh kekatan tarik terbesar ntk spesimen non pengelasan yait ntk non-perlakan panas sebesar 42,28 kgf/mm 2, terkecil ntk annealing sebesar 32,04 kgf/mm 2. Sedangkan ntk spesimen yang dilas, tegangan tarik terbesar terdapat pada spesimen dengan jenis V ganda (X) perlakan normalizing sebesar 52,85 kgf/mm 2, terkecil ntk ersegi (I) dengan perlakan annealing sebesar 40,10 kgf/mm 2. 3. Untk spesimen yang tidak dilas, patah yang terjadi akibat ji tarik adalah patah let, berbentk cp dan cone. Hal ini dikarenakan spesimen yang dignakan adalah material baja karbon rendah. Baja karbon rendah memiliki < 0,30 %C, dan mempnyai sifat yang lnak, let dan kekatan yang rendah. Unsr karbon sangat mempengarhi kekatan tarik material baja karbon rendah. panas yang diterapkan jga bersifat melnakkan. DAFTAR USTAKA [1.] Amstead, B.H, hillip F. Ostwald, Myron L. Begemen, dan Sriati Djaprie, Teknologi Mekanik, Jilid 1, Edisi Ketjh, Erlangga, Jakarta, 1993 [2.] Dowling, E, Norman, Mechanical Behavior Of Materials-Engineering Methods For Deformation,Fractre, and Fatige, rentice- Hall International Editions, 1982. [3.] Kalpakjian, Serope, Manfactring rocesses for Engineering Materials, Addison-Wesley blishing Company, Canada, 1984. [4.] Rndman, Karl B, Heat Treating of Dctile Irons ASM Handbook, Vol 4, ark Ohio, 1989. 4. Untk spesimen pengelasan, patahan terjadi di daerah HAZ (Heat Affected Zone). Hal ini dikarenakan logam lasan sdah memiliki strktr mikro yang merata dan sifat yang sama dengan logam indk, akibat dari proses perlakan panas (Annealling dan ) yang dignakan. 5. Spesimen yang di-annealling bersifat lebih lnak, dibanding spesimen yang di-. Hal ini dapat dilihat pada tabel 7, spesimen di-: = 42,08 kgf/mm 2 dengan = 8,749%, sedangkan spesimen di- : = 47,52 kgf/mm 2 dengan = 7,082%. 6. Berdasarkan pengjian bending yang telah dilakkan terhadap 55 bah spesimen, diperoleh kekatan lengkng terbesar ntk spesimen nonpengelasan dengan non-perlakan panas adalah 11,7504 kgf/mm 2 dan terkecil dengan perlakan annealing sebesar 8,976 kgf/mm 2. Sedangkan ntk spesimen yang dilas, terbesar kekatan lengkng ntk spesimen dilas dengan kamph ersegi (I) yang mengalami perlakan normalizing sebesar 12,4032 kgf/mm 2, sedangkan terkecil pada spesimen Tirs tnggal (V) yang di annealing dengan kekatan lengkng 8,2824 kgf/mm 2 7. Bahan yang mdah ditekk, ditarik, diregang, dibentk ata dibah bentknya secara permanen, disebt bahan let. Semakin lnak/let sat baja, maka semakin mdah ntk dilengkngkan. Sehingga tidak memerlkan beban yang besar ntk melengkngkan baja tersebt. JURNAL REKAYASA MESIN, VOL. 9 No. 2 JULI 2009 43