BAB I PENDAHULUAN. Minyak goreng sawit adalah salah satu jenis minyak makan yang berasal dari

dokumen-dokumen yang mirip
VII. KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. pertukaran barang dan jasa antara penduduk dari negara yang berbeda dengan

1.1 Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN UMUM MINYAK NABATI DUNIA DAN MINYAK KELAPA SAWIT INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. sawit, serta banyak digunakan untuk konsumsi makanan maupun non-makanan.

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu tulang punggung perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai perkebunan kelapa sawit terluas disusul Provinsi Sumatera. dan Sumatera Selatan dengan luas 1,11 juta Ha.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

V. GAMBARAN UMUM PRODUK KELAPA SAWIT DAN BAHAN BAKAR BIODIESEL DARI KELAPA SAWIT

I. PENDAHULUAN. mencapai US$ per ton dan mendekati US$ per ton pada tahun 2010.

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Volume dan Nilai Ekspor Minyak Sawit Indonesia CPO Turunan CPO Jumlah. Miliar)

I. PENDAHULUAN. (BPS 2012), dari pertanian yang terdiri dari subsektor tanaman. bahan makanan, perkebunan, perternakan, kehutanan dan perikanan.

BAB I PENDAHULUAN. Pertanian dan perkebunan merupakan sektor utama yang membentuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan suatu Negara yang mempunyai kekayaan yang

IV. GAMBARAN UMUM. Sumber : WTRG Economics

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mendorong pembangunan ekonomi nasional, salah satu alat dan

BAB I PENDAHULUAN. memperhatikan kelestarian sumber daya alam (Mubyarto, 1994).

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya hubungan saling ketergantungan (interdependence) antara

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

PELUANG DAN PROSPEK BISNIS KELAPA SAWIT DI INDONESIA

VIII. SIMPULAN DAN SARAN

I. PENDAHULUAN. Komoditas kelapa sawit merupakan komoditas penting di Malaysia

BAB I PENDAHULUAN. dalam realita ekonomi dan sosial masyarakat di banyak wilayah di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Tabel 1. Standar Mutu Minyak Goreng, SII. Sumber : Departemen Perindustrian. dalam SII tersebut dapat dilihat pada Tabel 1. Indikator.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan perusahaan besar adalah kelapa sawit. Industri kelapa sawit telah tumbuh

I. PENDAHULUAN. diarahkan pada berkembangnya pertanian yang maju, efisien dan tangguh.

PROSPEK INDUSTRI DAN SUMBER POTENSIAL MINYAK/LEMAK (INDUSTRIAL PROSPECT AND POTENCIAL SOURCES OF FAT AND OIL)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) merupakan tanaman

PRODUKTIVITAS SUMBER PERTUMBUHAN MINYAK SAWIT YANG BERKELANJUTAN

Harga Minyak Mentah Dunia 1. PENDAHULUAN

Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatannya menghimpun. dan menyalurkan dana dari dan kepada masyarakat yang memiliki fungsi

BAB I PENDAHULUAN. sawit nasional karena kelapa sawit merupakan salah satu komoditas unggulan di Indonesia dan

BAB I PENDAHULUAN. sangat diunggulkan, baik di pasar dalam negeri maupun di pasar ekspor. Kelapa

I. PENDAHULUAN. Komoditas kelapa sawit merupakan salah satu komoditas yang penting di

II. TINJAUAN PUSTAKA

oleh nilai tukar rupiah terhadap US dollar dan besarnya inflansi.

I. PENDAHULUAN. digunakan baik untuk konsumsi makanan maupun nonmakanan. Total produksi

KAJIAN PENGEMBANGAN KONTRAK BERJANGKA CPO

I. PENDAHULUAN. kebutuhan akan minyak nabati dalam negeri. Kontribusi ekspor di sektor ini pada

PELUANG INVESTASI BISNIS KELAPA SAWIT DI INDONESIA. Makalah. Disusun Oleh : Imam Anggara

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada saat dahulu, pada umumnya orang melakukan investasi secara tradisional.

BAB I PENDAHULUAN. Permintaan dan penawaran pada dasarnya merupakan penyebab terjadinya

Tinjauan Pasar Minyak Goreng

PENDAHULUAN. untuk bisa menghasilkan kontribusi yang optimal. Indonesia, khususnya pengembangan agroindustri.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Perkebunan : Ekofisiologi Kelapa Sawit. Departemen Agronomi dan Hortikultura, Faperta, IPB (tidak dipublikasikan).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pada 2020 dan berdasarkan data forecasting World Bank diperlukan lahan seluas

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan konsumsi yang cukup pesat. Konsumsi minyak nabati dunia antara

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perkembangan Produksi CPO di Indonesia

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis

BAB I PENDAHULUAN. Kelapa sawit, berasal dari daerah tropis di Amerika Barat yang penting

Oleh Prof. Dr. Bungaran Saragih, MEc

BAB I PENDAHULUAN. pertanian (agro-based industry) yang banyak berkembang di negara-negara tropis

BAB I PENDAHULUAN. pada sektor pertanian. Wilayah Indonesia yang luas tersebar diberbagai. meningkatkan perekonomian adalah kelapa sawit. Gambar 1.

VIII. DAYA SAING EKSPOR KARET ALAM. hanya merujuk pada ketidakmampuan individu dalam menghasilkan setiap barang

DAFTAR ISI. Halaman. DAFTAR TABEL... xi DAFTAR GAMBAR... xiii DAFTAR LAMPIRAN... xiv

Boks 1. Dampak Pembangunan Industri Hilir Kelapa Sawit di Provinsi Riau : Preliminary Study IRIO Model

VI. RAMALAN HARGA DUNIA MINYAK NABATI DAN KERAGAAN INDUSTRI MINYAK KELAPA SAWIT INDONESIA TAHUN

I. PENDAHULUAN. penyediaan lapangan kerja, pemenuhan kebutuhan konsumsi dalam negeri, bahan

oleokimia. Bahkan limbah sawit saat ini oleh industri-industri di negara maju sudah A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar berasal dari sektor agraris. Utomo (2010) menjelaskan bahwa

I. PENDAHULUAN. Sub sektor perkebunan memegang peranan penting dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Studi komparansi kinerja..., Askha Kusuma Putra, FT UI, 2008

LINGKUNGAN BISNIS PROSPEK BISNIS KELAPA SAWIT DI INDONESIA

BAB 1. PENDAHULUAN. peningkatan pesat setiap tahunnya, pada tahun 1967 produksi Crude Palm Oil

Metodologi Pemeringkatan Perusahaan Kelapa Sawit

BAB I PENDAHULUAN. banyak kebutuhan lainnya yang menghabiskan biaya tidak sedikit. Guna. sendiri sesuai dengan keahlian masing-masing individu.

BAB I PENDAHULUAN. kenaikan harga BBM membawa pengaruh besar bagi perekonomian bangsa. digunakan semua orang baik langsung maupun tidak langsung dan

PERGERAKAN HARGA CPO DAN MINYAK GORENG

I. PENDAHULUAN konstribusi yang besar bagi devisa negara, khususnya karena pergeseran pangsa

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian mempunyai peranan yang cukup penting dalam kegiatan

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia memiliki potensi alamiah yang berperan positif dalam

PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN. Minyak goreng merupakan salah satu dari sembilan kebutuhan pokok

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini pemerintah sedang menggalakkan produksi non-migas,

BAB I PENDAHULUAN. Prospek industri kelapa sawit Indonesia semakin cerah di pasar minyak

EXECUTIVE SUMMARY INSENTIF PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA. Rancang Bangun Peralatan Kristalisasi Produksi Lemak Padat Dari Minyak Sawit

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

BAB I PENDAHULUAN. jenis tanaman yang banyak dimanfaatkan sebagai bumbu dapur atau juga diolah

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

PEREKONOMIAN WILAYAH

KAJIAN PERMINTAAN MINYAK GORENG PADA BERBAGAI GOLONGAN PENDAPATAN DAN SEGMEN PASAR DI INDONESIA ')

JAMBI AGRO INDUSTRIAL PARK

BAB I PENDAHULUAN. tandan buah segar (TBS) sampai dihasilkan crude palm oil (CPO). dari beberapa family Arecacea (dahulu disebut Palmae).

I.PENDAHULUAN Selain sektor pajak, salah satu tulang punggung penerimaan negara

Boks 1. DAMPAK PENGEMBANGAN KELAPA SAWIT DI JAMBI: PENDEKATAN INPUT-OUTPUT

BAB I PENDAHULUAN. strategis dalam perekonomian Indonesia. Bahkan komoditi teh juga menjadi

I. PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Ekspor, Impor, dan Neraca Perdagangan Komoditas Pertanian Menurut Sub Sektor, 2014 Ekspor Impor Neraca

MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA

V. GAMBARAN UMUM. sebagai produsen utama dalam perkakaoan dunia. Hal ini bukan tanpa alasan, sebab

TINJAUAN PUSTAKA. ekonomis pada tahun 1910 (di Pulau Raja), Asahan dan sungai Liput (dekat perbatasan Aceh).

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Estimasi Produksi Komoditas Indonesia Tahun Produksi / Cadangan Indonesia

PERAN SEKTOR INDUSTRI DALAM MENDUKUNG KEANEKARAGAMAN PANGAN

BAB I PENDAHULUAN. ditanam di hampir seluruh wilayah Indonesia. Bagian utama dari kelapa sawit yang diolah adalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Minyak goreng sawit adalah salah satu jenis minyak makan yang berasal dari minyak sawit (Crude Palm Oil) yang dihasilkan dari tanaman kelapa sawit. Salah satu produk olahan dari kelapa sawit ini dikenal dengan Palm Oil dan Palm Kernel Oil yang berfungsi sebagai bahan baku untuk kebutuhan industri makanan atau untuk industri turunan selain makanan. Zaman yang berubah dan waktu yang berganti, membuat permintaan pasar akan komoditi ini meningkat dengan pesat (Biro Perencanaan Kementerian Perindustrian, 2011). Selama ini produksi Crude Palm Oil (CPO) dari perkebunan kelapa sawit yang ada di Indonesia banyak dikonsumsi dalam berbagai peruntukan hasil akhir yang dipasarkan ke pasar domestik ataupun dikonsumsi oleh masyarakat konsumen internasional di seluruh dunia. Berdasarkan sejumlah data yang diperoleh, baik kebutuhan minyak goreng di pasar internasional seperti Cina, India, dan EU maupun di pasar domestik diisi oleh hasil produksi kelapa sawit Indonesia. Namun negara negara Uni Eropa selama ini banyak mengimpor CPO untuk produksi biodiesel. Untuk kebutuhan industri makanan, masyarakat Uni Eropa lebih banyak mengkonsumsi minyak bunga matahari dan minyak kacang kedelai. Sementara negara Cina lebih memiliki kebutuhan impor minyak kacang kedelai (soyabean oil) dan rapeseed 1 untuk dikonsumsi sebagai minyak makan. Inilah yang membuat peluang pasar 1 USDA, 2014 1

untuk minyak makan sawit dari Indonesia tidak begitu terbuka di pasar Cina dibanding dengan di India. Selain itu, peluang pasar untuk minyak goreng sawit dari Indonesia yang besar di India juga ditandai bahwa India adalah negara importir terbesar di dunia dan pasar terbesar ketiga untuk minyak makan nabati di dunia setelah Cina dan Uni Eropa 2. Peluang pasar untuk minyak makan yang berasal dari minyak sawit Indonesia di India yang semakin terbuka ini didorong oleh semakin meningkatnya konsumsi masyarakat India untuk minyak makan sawit karena petumbuhan jumlah penduduk. Dengan mengingat pertumbuhan ekonomi India yang semakin meningkat serta pertambahan jumlah penduduk India di tahun tahun ke depan, maka dapat dipastikan bahwa konsumsi minyak makan masyarakat India akan semakin meningkat (Tabel 1.1). Tabel 1.1. Perubahan Konsumsi Minyak Makan India Sumber : Indian Edible Oil Scenarion in 2015. Presentation at Asso-Comm Grain Conferencw.May 12, 2012. Olam Publisher. 2012. 2 www.rabobank.com 2

Untuk dapat menjalankan strategi memasuki pasar India, produsen minyak makan sawit Indonesia yang memiliki potensi ekspor harus memiliki informasi yang tepat mengenai pasar India agar dapat memanfaatkan peluang ekspor minyak goreng sawit ke pasar India (Sinaga, 2012). Dari sekitar 5 5.5 juta ton volume impor India untuk minyak makan nabati setiap tahunnya, hampir 3 juta ton diantaranya adalah minyak makan yang berasal dari kelapa sawit yang dibeli dari Malaysia dan Indonesia. Kelapa sawit yang diimpor ke India digunakan dalam beberapa bentuk, baik itu dikonsumsi langsung sebagai minyak kelapa sawit setelah refinisasi yang diolah lebih lanjut menjadi minyak vanaspati, sebagai bahan campuran dengan minyak makan lainnya, minyak mentah dan minyak kernel lainnya untuk tujuan industri. 3 Karakteristik dari pola konsumsi minyak makan masyarakat India adalah adanya variasi pilihan (permintaan) untuk jenis minyak makan yang ada, karena adanya variasi budaya makan masyarakat India. Variasi volume permintaan untuk tiap jenis minyak makan yang dikonsumsi masyarakat India menyebabkan target pasar yang berbeda, yang tergantung wilayah dimana konsumen minyak makan sawit berada. India adalah negara yang luas dengan penduduk yang tersebar di beberapa propinsi di negara tersebut yang memiliki preferensi yang sangat bervariasi untuk jenis minyak makan yang sebagian besar tergantung pada selera konsumen, budaya masyarakat terkait serta ketersediaan produk minyak makan di wilayah tersebut. 3 www.peclimited.com/agricultural_edibleoil.htm 3

Pada tahun 2009-2010, konsumsi minyak makan tahunan masyarakat India sekitar 11 juta Ton, dengan konsumsi per kapita 13,30 kg. Sementara untuk konsumsi ideal untuk memenuhi kebutuhan nutrisi per kapita yang sehat untuk masyarakat India adalah sekitar 29 kg per tahun. Peningkatan taraf hidup masyarakat India selama ini menyebabkan peningkatan konsumsi minyak makan masyarakat India. Kondisi ini diperkirakan akan mendongkrak permintaan akan setiap jenis minyak makan yang selama ini dikonsumsi masyarakat India termasuk minyak goreng sawit sebagai produk minyak makan terbesar dikonsumsi di India. 4 Selain memenuhi kebutuhan masyarakatnya melalui impor minyak makan dari seluruh dunia, India memiliki perkebunan lokal yang menghasilkan bibit minyak makan (oilseed). Namun mengingat pada tahun tahun ke depan, tingkat konsumsi minyak makan masyarakat India akan semakin meningkat (Tabel 1.1), sementara produksi lokal minyak makan nabati India sendiri tidak dapat memenuhi permintaan pasar domestiknya, maka India membutuhkan impor minyak makan yang semakin tinggi kuantitasnya di tahun tahun ke depan (Tabel 1.2). Tabel 1.2. Kebutuhan Impor Minyak Makan India semakin meningkat. Sumber : Indian Edible Oil Scenarion in 2015. Presentation at Asso-Comm Grain Conferencw.May 12, 2012. Olam Publisher. 2012. 4 www.indiatoday 4

India juga memiliki perkebunan kelapa sawit yang juga memproduksi minyak kelapa sawit untuk dikonsumsi lokal. Perkebunan kelapa sawit ini mengalami kenaikan produksi selama ini (USDA, 2013). Kenaikan produksi perkebunan lokal India yang tidak bisa selaras dengan pertambahan konsumsi karena proyeksi pertumbuhan jumlah penduduk India menyebabkan India belum dapat memenuhi kebutuhan domestik masyarakatnya akan minyak makan termasuk minyak makan yang sawit. Minyak makan yang berasal dari kelapa sawit yang untuk selanjutnya disebut minyak goreng sawit adalah sebagai salah satu jenis minyak makan yang biasa dikonsumsi masyarakat India. Minyak goreng sawit diperkirakan akan mengalami peningkatan konsumsi dari tahun ke tahun ke depan (Tabel 1.3). Berdasarkan data USDA (Maret 2013), pangsa pasar minyak makan sawit dari antara minyak makan nabati yang dikonsumsi pasar India, minyak makan yang berasal dari sawit memiliki pangsa pasar terbesar mencapai hampir 44,77%. Disusul dengan minyak kacang kedelai dengan pangsa pasar 10,33%. Sementara jenis minyak makan lainnya yang dikonsumsi masyarakat India seperti minyak kacang tanah, minyak rapeseed dan minyak bunga matahari serta minyak kapas memiliki pangsa pasar yang jauh lebih kecil karena produksi lokal perkebunan oilseed ini melebihi konsumsi lokal masyarakat India. 5

Tabel 1.3. Konsumsi tiap jenis minyak makan India Ket: GN = Ground Nut (Minyak Kacang Tanah) SBO = Soybean Oil (Minyak Kacang Kedelai) CSO = Cotton Seed Oil (Minyak Biji Kapas) SUN = Sunflower Oil (Minyak Bunga Matahari) Palm = Palm Oil (Minyak Sawit) Sumber : Indian Edible Oil Scenarion in 2015. Presentation at Asso-Comm Grain Conferencw.May 12, 2012. Olam Publisher. 2012. Sebagai salah satu negara dengan tingkat konsumsi minyak goreng sawit tertinggi di dunia, India merupakan pasar tujuan untuk produk minyak goreng sawit dari seluruh dunia termasuk dari Indonesia (USDA, April 2014). India juga merupakan pembeli minyak goreng sawit Indonesia untuk memenuhi tingkat konsumsi lokal masyarakat India, kemudian diikuti dengan minyak goreng sawit dari negara negara produsen minyak goreng sawit lainnya seperti Malaysia, Thailand, Colombia dan Cina. Sebagai negara dengan kebiasaan konsumsi masyarakat untuk produk olahan kelapa sawit yang beraneka ragam, India memiliki perilaku konsumen yang spesifik untuk minyak goreng (minyak makan) yang tergantung pada daerah dimana pembeli terbesar adalah konsumen yang terbiasa memilih minyak makan yang terbuat dari kelapa sawit serta tergantung pada ketersediaan produk minyak makan yang berasal dari minyak sawit di daerah bersangkutan. Sementara 6

beberapa daerah di India seperti Andra Pradesh, Karnataka, Tamil Nadu, Kerala dan Andaman serta Kepulauan Nicobar menghasilkan kelapa sawit lokal juga (USDA, 2013). Karena itu dibutuhkan informasi yang lengkap untuk industri minyak goreng sawit Indonesia untuk bisa memanfaatkan peluang pasar India. Dikarenakan setiap negara memiliki karakteristik pasar yang spesifik dan khas untuk setiap produk industri dari Indonesia, maka diperlukan adanya informasi pasar India yang memudahkan setiap perusahaan produsen minyak goreng sawit di Indonesia yang potensial untuk memasuki pasar minyak makan di India. Informasi ini menyangkut aspek eksternal di pasar India. Faktor eksternal tersebut antara lain selain mengetahui faktor politik atau kebijakan pemerintah yang mempengaruhi pasar, keadaan ekonomi masyarakat India pada umumnya dan konsumen pembeli secara khusus, faktor sosial masyarakat konsumen serta faktor teknologi yang mempengaruhi pasar minyak makan di India. Disamping itu juga meliputi informasi pasar yang mencakup para kompetitor baik yang berasal dari Indonesia, maupun dari negara produsen lainnya serta produsen produk subtitusi di pasar India dan agar dapat memiliki strategi masuk pasar (entry market) yang strategis di pasar India. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang sudah disusun untuk penelitian ini, maka masalah yang dirumuskan adalah masalah yang dihadapi di pasar India oleh perusahaan perusahaan minyak kelapa sawit yang memiliki potensi untuk mengekspor ke India terutama dalam menghadapi besarnya permintaan konsumen 7

masyarakat India dan beragamnya pilihan konsumen India serta adanya tantangan yang akan dihadapi untuk menghasilkan kinerja yang baik di India, maka pertanyaan untuk penelitian ini adalah: 1. Apakah situasi lingkungan eksternal (politik, ekonomi, sosial dan teknologi) yang dihadapi oleh perusahaan pengekspor produk olahan kelapa sawit pada saat memasuki pasar India? 2. Apakah faktor pendukung yang harus dimiliki oleh perusahaan produsen minyak makan kelapa sawit untuk bisa memasuki pasar India? 1.3 Maksud dan Tujuan Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk memberikan identifikasi yang jelas mengenai peluang serta tantangan yang akan dihadapi di pasar India oleh setiap perusahaan produsen minyak goreng sawit yang memiliki potensi untuk memasuki pasar India dengan mengekspor dan memberikan saran yang strategis untuk bisa berhasil. Fokusnya adalah pada pemanfaatan kemampuan dan peluang untuk menghadapi tantangan yang dihadapi di pasar India agar dapat berhasil dan meminimilisasi kelemahan yang mungkin bakal dimiliki oleh produsen minyak goreng sawit Indonesia yang potensial saat memasuki pasar India. Selain itu, tulisan ini bertujuan untuk menyelidiki apakah efisiensi sumber daya yang dimanfaatkan dapat ditingkatkan lebih lanjut. Saran-saran strategis dan peluang untuk perbaikan dimaksudkan untuk menjadi bermanfaat juga untuk industri kelapa sawit Indonesia terutama untuk produsen minyak goreng sawit Indonesia yang memiliki potensi untuk melakukan penetrasi pasar ke India. 8

1.4 Manfaat Penelitian Diharapkan hasil dari penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi industri kelapa sawit terutama produsen minyak goreng sawit Indonesia yang memiliki potensi untuk memasuki pasar India, melakukan ekspor ke India dan bagi penelitian penelitian selanjutnya. Manfaat yang diharapkan bisa diberikan bagi produsen minyak goreng kelapa sawit Indonesia yang memiliki potensi ekspor ke India antara lain adalah: 1. Industri kelapa sawit di Indonesia terutama produsen minyak goreng sawit Indonesia dapat menggunakan laporan penelitian sebagai bahan masukan dalam perumusan kebijakan dalam setiap perusahaan Indonesia yang memiliki potensi untuk penentuan strategi memasuki pasar India untuk produk minyak goreng sawit. 2. Pemerintah Indonesia dan pemerintah India dapat mendukung dan memfasilitasi Industri kelapa sawit di Indonesia terutama produsen minyak goreng sawit Indonesia dengan menggunakan laporan penelitian ini agar menghasilkan strategi penetrasi untuk produk minyak goreng kelapa sawit yang kompetitif di pasar dunia. Sementara manfaat yang diharapkan bisa diperoleh oleh penulis adalah: 1. Diharapkan tulisan ini dapat bisa memberikan aplikasi dari teori dan pengetahuan manajemen strategis sehingga menambah pemahaman dan pengetahuan manajemen strategis memasuki pasar baru untuk produsen minyak goreng sawit Indonesia sawit untuk memasuki pasar India, 2. Diharapkan tulisan ini menjadi bahan masukan bagi penulisan dan penelitian selanjutnya tentang strategi penetrasi memasuki pasar baru (entry 9

market) dari produk industri Indonesia terutama untuk minyak goreng kelapa sawit. 1.5 Kerangka Analisis berikut: Kerangka analisis secara garis besar ditunjukkan dalan gambar 1.1. sebagai Gambar 1.1. Kerangka Analisis Penelitian 1.6 Sistematika Penulisan Untuk memberikan gambaran secara lengkap dan menyeluruh mengenai tesis ini, maka pengelompokan tesis ini akan dibagi ke dalam lima bab. Adapun sistematika dari pembahasan tesis ini terdiri dari: 1. Bab I Pendahuluan, memuat tentang latar belakang, identifikasi masalah, maksud dan tujuan penelitian, manfaat penelitian, waktu dan tempat 10

penelitian, metodologi penelitian, kerangka analisis dan sistematika penulisan. 2. Bab II Tinjauan Pustaka, membahas tentang berbagai teori yang dipakai dalam penelitian. Tinjauan ini membahas konsep analisis pasar, strategi masuk, strategic positioning, strategi produk, strategi komunikasi untuk penetrasi produk serta key success factor melakukan bisnis di pasar India 3. Bab III Metodologi Penelitian, membahas rancangan penelitian yang terdiri atas lingkup penelitian, metode pengumpulan data dan instrumen penelitian. 4. Bab IV Analisis Data, berisikan analisis dan pembahasan, yaitu keterkaitan antara konsep dan teori dengan permasalahan yang diteliti dalam penelitian ini. Dalam hal ini dilakukan untuk menganalisis lingkungan eksternal dari minyak goreng sawit yang memasuki pasar India, serta mengidentifikasi faktor pendukung keberhasilan yang diperlukan oleh eksportir produk olahan kelapa sawit potensial Indonesia ke pasar India. 5. Bab V Simpulan dan Saran, berisikan kesimpulan dari hasil analisis lingkungan eksternal pasar India yang dihadapi oleh setiap eksportir produk olahan kelapa sawit serta hasil identifikasi faktor pendukung keberhasilan yang dapat digunakan perusahaan memasuki pasar India. 11