BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Model Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian pengujian hipotesis (hypothesis testing) yang menjelaskan sifat hubungan-hubungan tertentu atau menetapkan perbedaan-perbedaan antara dua faktor (kelompok) independen atau lebih dalam sebuah situasi (Sekaran, 2006). Pengujian hipotesis dilakukan dengan menguji ukuran pemerintah, tingkat keterkaitan dengan pemerintah pusat, bentuk pemerintah, tingkat kesejahteraan sosial, dan tingkat pengangguran terhadap tingkat transparansi keuangan dan pengungkapan kinerja pada website pemerintah daerah di Indonesia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. B. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel Populasi merupakan kumpulan atau kelompok orang, peristiwa atau sesuatu yang menarik minat peneliti untuk melakukan penelitian (Sekaran, 2006). Populasi dalam penelitian ini adalah Website Pemerintah Daerah di Seluruh Indonesia. Sekaran (2006) menjelaskan Sampel merupakan sebagian dari populasi yang terdiri dari elemen-elemen yang diharapkan masih memiliki ciri dan karakteristik yang sama dengan populasi serta mampu mewakili
keseluruhan populasi penelitian. Penelitian ini mengambil sampel pada website pemerintah daerah di Pulau Jawa. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling. Purposive Sampling merupakan teknik pengambilan sampel yang didasarkan pada kriteria-kriteria tertentu (Sekaran, 2006). Adapun kriteria yang digunakan untuk memilih sampel adalah sebagai berikut: 1. Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota di Wilayah Pulau Jawa tahun 2014. 2. Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota di Wilayah Pulau Jawa yang memiliki website resmi dan dapat diakses. 3. Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota yang menerbitkan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) yang telah diaudit oleh BPK dan menyajikan data serta informasi untuk pengukuran variabel penelitian. C. Sumber Data dan Metode Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung dari individu-individu, kelompok-kelompok tertentu, serta responden yang telah ditentukan secara spesifik yang memiliki data secara spesifik (Sekaran, 2006). Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dokumentasi dan studi pustaka. Metode dokumentasi merupakan suatu
metode yang dilakukan dengan mengumpulan dan mempelajari kembali data-data yang diperoleh melalui Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Badan Pusat Statistik (BPS), dan Kementrian Dalam Negeri. Metode studi pustaka merupakan data sekunder yang dikumpulkan berupa data-data tertulis yang mendukung penelitian ini, termasuk hasil penelitianpenelitian terdahulu. D. Identifikasi dan Pengukuran Variabel Variabel merupakan sesuatu yang mempunyai nilai yang dapat berubah (Sekaran, 2006). Nilai ini dapat berbeda pada berbagai waktu untuk objek/orang yang sama atau dapat juga berbeda pada waktu yang sama untuk objek/orang yang berbeda. Penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu variabel dependen dan independen. Definisi dan pengukuran masing-masing variabel akan dijelaskan sebagai berikut: 1. Variabel Dependen Variabel dependen dalam penelitian ini adalah tingkat transparansi keuangan dan pengungkapan kinerja pada website pemerintah daerah. Untuk mengukur tingkat pengungkapan pada website pemerintah daerah digunakan checklist yang terdapat dalam Martani, dkk. (2014). Checklist terdiri dari lima bagian besar kelompok indikator yaitu: 1. Berita tentang keuangan, berupa berita tentang proses anggaran, penyerapan anggaran, laporan keuangan Pemda dan hasil audit BPK
2. APBD terdiri dari APBD awal, APBD perubahan dan realisasi APBD 3. Laporan Keuangan terdiri dari neraca, laporan realisasi anggaran, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan 4. Laporan Kinerja terdiri dari LAKIP, LPPD dan ILPPD 5. Daerah Dalam Angka Pengamatan dilakukan pada setiap website pemerintah daerah unutk menilai ketersediaan informasi berdasarkan dari checklist. Apabila informasi dalam checklist tersedia maka akan diberi nilai 1, sedangkan apabila informasi yang terdapat dalam checklist tidak tersedia dalam website pemerintah daerah yang diakses maka diberi nilai 0. Nilai dari tingkat pengungkapan diperoleh dengan membagi total nilai yang diperoleh dari setiap pemerintah daerah dengan total checklist items (17 items). Kemudian setelah diperoleh data tingkat pengungkapan dengan menggunakan checklist dilakukan analisis deskriptif untuk melihat tingkat transparansi keuangan dan pengungkapan kinerja pada website pemerintah daerah secara umum dan berdasarkan setiap indikator kelompok. 2. Variabel Independen a. Ukuran Pemerintah Daerah Ukuran pemerintah daerah merupakan prediktor yang signifikan untuk kepatuhan akuntansi (Patrick, 2007). Ukuran pemerintah diukur dengan log total belanja daerah. Dalam PP
Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, belanja didefinisikan sebagai semua pengeluaran dari rekening kas umum negara/daerah yang mengurangi ekuitas dana lancar dalam periode tahun anggaran bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah. Menurut UU No. 32/2004 Pasal 167 ayat 1, belanja daerah digunakan untuk melindungi dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat. Pratama et.al (2015) menyebutkan bahwa belanja daerah digunakan untuk melindungi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam bentuk peningkatan pelayanan dasar, pendidikan, penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan, fasilitas sosial, fasilitas umum yang layak, dan mengembangkan sistem jaminan sosial. Semakin tinggi Belanja Daerah, Pemerintah Daerah akan memberikan pelayanan yang lebih baik dan berkualitas kepada masyarakatnya b. Tingkat Ketergantungan dengan Pemerintah Pusat Undang-Undang No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah menegaskan Bahwa Pemerintah daerah memiliki wewenang untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahannya berdasarkan asas otonomi daerah. Dengan adanya pelimpahan kekuasaan ini secara otomatis pemerintah daerah bertanggung jawab kepada pemerintah pusat. Pemerintah pusat dan pemerintah daerah memiliki hubungan terkait dengan
dana yang dianggarkan pemerintah pusat untuk pemerintah daerah. Aliran dana dari pemerintah pusat dinamakan Dana Alokasi Umum. Dana ini menjadi salah satu indikator dalam pengungkapan transparansi. Penghitungan variabel tingkat ketergantungan dengan pemerintah pusat dalam penelitian ini dilakukan dengan membagi total Dana Alokasi Umum dengan Total Pendapatan. c. Bentuk Pemerintah Daerah Bentuk pemerintah daerah di Indonesia dibagi dalam dua bentuk yaitu kota atau kabupaten. Dari beberapa kota/kabupaten terbentuklah suatu provinsi. Di Indonesia sendiri memiliki beberapa provinsi. Variabel independen dari penelitian ini adalah bentuk pemerintah daerah. Pengukurannya dilakukan dengan memberi nilai. Jika daerah tersebut termasuk dalam kategori kota maka diberi nilai 1, sedangkan jika daerah memiliki kategori yang menyerupai kabupaten maka diberi nilai 0. d. Tingkat Kesejahteraan Sosial Suatu daerah dengan PDRB per kapita yang tinggi akan memiliki tingkat kesejahteraan yang baik pula. Kesejahteraan sosial merupakan kegiatan terencana yang dilakukan demi menciptakan individu atau masyarakat yang terpenuhi kebutuhankebutuhan dasarnya dan dapat mengatasi masalah sosialnya sendiri. Tingkat kesejahteraan sosial dijadikan variabel independen
untuk mengukur seberapa jauh pengaruhnya terhadap tingkat transparansi keuangan dan pengungkapan kinerja pada website pemerintah daerah di Indonesia. Pengukuran ini dilakukan dengan log total PDRB per kapita. e. Tingkat Pengangguran Menurut Sukirno (1994) Pengangguran merupakan suatu keadaan dimana seseorang yang tergolong dalam angkatan kerja ingin mendapatkan pekerjaan tetapi mereka belum dapat memperoleh pekerjaan tersebut. Pengangguran dapat terjadi disebabkan oleh ketidakseimbangan pada pasar tenaga kerja. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah tenaga kerja yang ditawarkan melebihi jumlah tenaga kerja yang diminta. Variabel independen terakhir dari penelitian ini adalah tingkat pengangguran. Dalam penelitian ini akan dilakukan pengujian sejauh mana tingkat pengangguran berpengaruh terhadap tingkat transparansi keuangan dan pengungkapan kinerja pada website pemerintah daerah. Pengukuran dilakukan dengan melihat tingkat pengangguran terbuka yang tersedia dalam website Badan Pusat Statistik. E. Teknik Analisis Data Analisis data dalam penelitian ini meliputi: statistik deskriptif, uji asumsi klasik yang dilakukan sebagai prasyarat untuk melakukan
pengujian hipotesis, dan pengujian hipotesis dengan menggunakan analisis multiple regression (regresi berganda). Pengujian dilakukan dengan menggunakan bantuan program Statistical Product Service Solution (SPSS). Berikut ini akan dijelaskan mengenai tahapan-tahapan pengujian dalam penelitian ini. 1. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, maksimum, dan minimum. Statistik deskriptif dimaksudkan untuk memberikan gambaran atau deskripsi mengenai distribusi dan perilaku data sampel tersebut (Ghozali,2006). Sedangkan menurut Latan (2014) statistik deskriptif merupakan prosedur statistik untuk menggambarkan, mengatur, dan menyimpulkan karakteristik utama dari data sampel, yaitu berkaitan dengan informasi mean, median, mode, nilai minimum, nilai maksimum, dan standar deviasi dari setiap variabel. 2. Uji Asumsi Klasik Sebelum dilakukan pengujian terhadap hipotesis, maka data yang diperiksa dalam penelitian akan diuji terlebih dahulu untuk memenuhi asumsi dasar. Pengujian yang dilakukan, yaitu:
a. Uji Normalitas Data Asumsi normalitas digunakan untuk menguji apakah data berdistribusi normal atau tidak. Data yang baik adalah yang berdistribusi normal. Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel dependen, variabel independen, dan keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak (Ghozali, 2006). Pengujian normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji statistik kolmogorov-smirnov. Level of Significant yang digunakan adalah 0,05 dan berdistribusi normal jika ρ value hasil perhitungan dalam komputer lebih dari 0,05 (Ghozali, 2006). b. Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi terdapat korelasi antar variabel independen (Ghozali, 2006). Menurut Ghozali (2006), model regresi yang baik adalah ketika variabel independennya tidak saling berkorelasi. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel tersebut tidak orthogonal. Variabel orthogonal merupakan variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel sama dengan nol. Untuk mengetahui ada atau tidaknya multikolinearitas di dalam model regresi yaitu dengan
cara melihat Tolerence dan Variance Infaltion Factors (VIF) dengan alat bantu program SPSS. Tolerence mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan variabel independen lainnya. Nilai tolerence yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi, karena VIF = 1/Tolerence. Kriteria yang umum digunakan untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerence > 0,10 atau nilai VIF < 10 (Ghozali, 2006). Apabila ditemukan adanya multikolinearitas dalam model regresi, maka peneliti akan menggunakan transformasi variabel untuk mengatasi hal tersebut. Transformasi variabel adalah salah satu cara mengurangi hubungan linier di antara variabel independen. Transformasi dapat dilakukan dalam bentuk logaritma natural dan bentuk first difference atau delta (Ghozali, 2006). c. Uji heterokedastisitas Model regresi yang baik adalah tidak terjadinya heterokedastisitas di mana variance residual satu pengamatan ke pengamatan lain akan tetap. Dalam penelitian ini, uji heterokedastisitas dilakukan dengan menggunakan Uji Glejser. Uji ini mengusulkan untuk meregres nilai absolut residual terhadap variabel independen (Gujarati, 2003) dalam (Ghozali,
2006). Menurut Ghozali (2006) dasar analisis untuk menentukan ada atau tidaknya heterokedastisitas yaitu apabila probabilitas signifikansinya diatas 0,05 atau 5%. 3. Pengujian Hipotesis Analisis Regresi Berganda Analisis regresi berganda digunakan untuk mengukur pengaruh variabel bebas, yaitu ukuran pemerintah, ketergantungan dengan pemerintah pusat, tipe pemerintah, tingkat kesejahteraan, dan tingkat ketergantungan terhadap variabel terikat, yaitu tingkat transparansi keuangan dan pengungkapan kinerja dalam website pemerintah daerah. Adapun persamaan regresi berganda yang dipakai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Y = β0 + β 1 X 1 + β 2 X 2 + β 3 X 3 + β4x4 + β5x5+ ε dimana: Y = Tingkat Transparansi Keuangan dan Pengungkapan Kinerja dalam Website Pemerintah daerah di Indonesia β0 = Konstanta β 1 -β 5 = Koefisien Regresi X 1 X 2 X 3 X4 X5 = Ukuran Pemerintah = Ketergantungan dengan Pemerintah Pusat = Tipe Pemerintah = Tingkat Kesejahteraan Sosial = Tingkat Pengangguran
ε = kesalahan pengganggu Pengujian hipotesis yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi: a. Uji t Uji hipotesis dilakukan untuk mengukur seberapa besar pengaruh ukuran pemerintah, tingkat ketergantungan dengan pemerintah pusat, bentuk pemerintahan, tingkat kesejahteraan sosial, dan tingkat pengangguran terhadap tingkat transparansi keuangan dan pengungkapan kinerja pada website pemerintah daerah di Indonesia. Dalam pengujian ini menggunakan uji t. Uji t digunakan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai signifikansi akan ditentukan berdasarkan hasil dari pengujian (Ghozali, 2006). Kriteria pengujiannya: 1. Membandingkan antara t hitung dengan t tabel - Jika t hitung < t tabel, maka variabel bebas secara individual tidak berpengaruh terhadap variabel terikat. - Jika t hitung < t tabel, maka variabel bebas secara individual berpengaruh terhadap variabel terikat. 2. Berdasarkan nilai signifikansi
- H 0 diterima H a ditolak apabila nilai signifikansi lebih dari nilai alpha 0,05. Hal ini berarti variabel bebas secara individual tidak berpengaruh terhadap variabel terikat. - H 0 ditolak H a diterima apabila nilai signifikansi kurang dari nilai alpha 0,05. Hal ini berarti variabel bebas secara individual berpengaruh terhadap variabel terikat. b. Uji Koefisien Determinasi (R 2 ) Uji Koefisien Determinasi bertujuan untuk mengukur seberapa besar pengaruh ukuran pemerintah, tingkat ketergantungan dengan pemerintah pusat, bentuk pemerintahan, tingkat kesejahteraan sosial, dan tingkat pengangguran terhadap tingkat transparansi keuangan dan pengungkapan kinerja pada website pemerintah daerah di Indonesia. Nilai koefisien determinasi dilihat dari nilai R square(r 2 ). Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel independen (Ghozali, 2009). c. Uji F Uji F dilakukan untuk mengetahui apakah variabel independen yang digunakan dalam model penelitian mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen (Ghozali,
2006). Cara pengujiannya berdasarkan nilai signifikansi. H 0 diterima H a ditolak apabila nilai signifikansi lebih besar daripada nilai alpha 0,05 yang berarti variabel bebas secara serentak tidak berpengaruh terhadap variabel terikat. H 0 ditolak H a diterima apabila nilai signifikansi lebih kecil daripada nilai alpha 0,05 yang berarti variabel bebas secara serentak berpengaruh terhadap variabel terikat.