polifenolwinarto 2004). Tempuyung banyak merupakan tanaman yang mengandung digunakan sebagai obat tradisional untuk

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Monggupo Kecamatan Atinggola Kabupaten Gorontalo Utara Provinsi Gorontalo,

TOKSISITAS SENYAWA FLAVONOID DARI EKSTRAK ETANOL DAUN DEWANDARU (Eugenia uniflora Linn.) SEBAGAI SKRINING AWAL ANTIKANKER SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tanaman binahong (A. cordifolia) yang diperoleh dari Desa Toima Kecamatan

ISOLASI, IDENTIFIKASI DAN UJI SITOTOKSIK SENYAWA ALKALOID DARI DAUN JOHAR (Senna siamea)

HASIL DAN PEMBAHASAN Penetapan Kadar Air Hasil Ekstraksi Daun dan Buah Takokak

IDENTIFIKASI DAN UJI TOKSISITAS EKSTRAK METANOL DARI DAUN TANAMAN SIRSAK (Annona muricata L)

HASIL DAN PEMBAHASAN Persiapan dan Ekstraksi Sampel Uji Aktivitas dan Pemilihan Ekstrak Terbaik Buah Andaliman

Lampiran 1. Identifikasi tumbuhan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah daun pohon suren (Toona sinensis

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel bertempat di daerah Cihideung Lembang Kab

LEMBAR PENGESAHAN. Jurnal yang berjudul Isolasi dan Identifikasi Senyawa Flavonoid dalam Daun Tembelekan. Oleh Darmawati M. Nurung NIM:

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian. Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Lembang-

ISOLASI, IDENTIFIKASI, DAN UJI SITOTOKSIK SENYAWA ALKALOID DARI DAUN MINDI (Melia azedarach L.)

ISOLASI DAN KARAKTERISASI GOLONGAN SENYAWA FENOLIK DARI KULIT BATANG TAMPOI (Baccaurea macrocarpa) DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

Noda tidak naik Minyak 35 - Noda tidak naik Minyak 39 - Noda tidak naik Minyak 43

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia dan Laboratorium Kimia Instrumen

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN. Hasil pemeriksaan ciri makroskopik rambut jagung adalah seperti yang terdapat pada Gambar 4.1.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Pengambilan sampel buah Debregeasia longifolia dilakukan di Gunung

BAB III METODE PENELITIAN

ISOLASI DAN UJI TOKSISITAS EKSTRAK ETIL ASETAT DAUN Nerium oleander

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

IDENTIFIKASI GOLONGAN SENYAWA ANTRAQUINON PADA FRAKSI KLOROFORM AKAR KAYU MENGKUDU ( Morinda Citrifolia, L) ABSTRAK

ISOLASI SENYAWA GOLONGAN TRITERPENOID DAN UJI TOKSISITAS EKSTRAK N-HEKSANA BATANG PRANAJIWA

LAMPIRAN LAMPIRAN 1. Alur Kerja Ekstraksi Biji Alpukat (Persea Americana Mill.) Menggunakan Pelarut Metanol, n-heksana dan Etil Asetat

BAB V HASIL PENELITIAN. 5.1 Penyiapan Bahan Hasil determinasi tumbuhan yang telah dilakukan di UPT Balai

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN SENYAWA TOKSIK DARI DAGING BUAH PARE (Momordica charantia L.) I G. A. Gede Bawa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan penelitian ini adalah daun M. australis (hasil

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan

Isolasi dan Identifikasi Senyawa Metabolit Sekunder pada Ekstrak Metanol Tumbuhan Suruhan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV PROSEDUR PENELITIAN

BAB III. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

Bab III Metodologi Penelitian

III. METODE PENELITIAN di Laboratorium Biomassa Terpadu Universitas Lampung.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 Juli 2015, bertempat di

BAB III METODE PENELITIAN

TOKSISITAS EKSTRAK ETANOL KULIT UMBI KETELA GENDRUWO

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA. DENGAN Artt:rnia Salina LEACH DAN IDENTIFlKASI SENY AWA AKTIFNY A DALAM Graci/aria licbmoides ~r SKRIPSI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Dari 100 kg sampel kulit kacang tanah yang dimaserasi dengan 420 L

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun Artocarpus

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel dari penelitian ini adalah daun murbei (Morus australis Poir) yang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. November Pengambilan sampel Phaeoceros laevis (L.) Prosk.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kadar air = Ekstraksi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sebanyak 400 gram sampel halus daun jamblang (Syzygium cumini)

HASIL DAN PEMBAHASAN. Persentase inhibisi = K ( S1 K

IDENTIFIKASI SENYAWA ANTIOKSIDAN DALAM SELADA AIR (Nasturtium officinale R.Br)

AKTIVITAS ANTIBAKTERI SENYAWA AKTIF DAUN SENGGANI (Melastoma candidum D.Don) TERHADAP Bacillus Licheniformis.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. polyanthum) asal NTB. Untuk memastikan identitas dari tanaman salam

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI KANDUNGAN KIMIA DALAM EKSTRAK n-heksan DARI BUAH TANAMAN KAYU ULES (Helicteres isora L.)

3 Percobaan dan Hasil

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April Januari 2013, bertempat di

Penentuan Aktivitas Antioksidan dari Ekstrak Etanol Daun Ketapang (Terminalia catappa L) dengan Metode 1,1-Difenil-2-Pikrilhidrazil (DPPH)

PINGKAN MARSEL

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tumbuhan yang akan diteliti dideterminasi di Jurusan Pendidikan Biologi

Lampiran 1. Surat Keterangan Identifikasi Spons

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA FLAVONOID DARI FASE n-butanol DAUN JERUK PURUT (Citrus hystrix.dc)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Juli 2014,

Lampiran 1. Hasil identifikasi sponge

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Prosedur Penelitian

METODE. Waktu dan Tempat Penelitian

Lampiran 1. Gambar tumbuhan gambas (Luffa cutangula L. Roxb.)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek penelitian ini adalah bagian daun tumbuhan suren (Toona sinensis

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan Tanaman Uji Serangga Uji Uji Proksimat

BAB IV METODE PENELITIAN. glukosa darah mencit yang diinduksi aloksan dengan metode uji toleransi glukosa.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. - Beaker glass 1000 ml Pyrex. - Erlenmeyer 1000 ml Pyrex. - Labu didih 1000 ml Buchi. - Labu rotap 1000 ml Buchi

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA KIMIA DALAM FRAKSI NON-POLAR DARI TANAMAN PURWOCENG (Pimpinella pruatjan Molk)

Lampiran 1. Surat Identifikasi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Pusat Penelitian dan Pengembangan Biologi-Bogor.

Musyarrifah, Asriani Ilyas, dan Maswati Baharuddin Jurusan Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Alauddin Makassar

UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN, TOKSISITAS DAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DARI EKSTRAK DAUN PULAI (Alstonia scholaris (L.) R. Br.) SKRIPSI SARJANA KIMIA

ISOLASI METABOLIT SEKUNDER DAN UJI TOKSISITAS EKSTRAK METANOL DAUN TANAMAN SRIKAYA (Annona squamosa Linn)

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA FENOL DARI EKSTRAK METANOL BIJI PEPAYA (Carica Papaya Linn)

HASIL DAN PEMBAHASAN

METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Alat dan Bahan Prosedur Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Isolasi, Identifikasi dan Uji Aktifitas Senyawa Alkaloid Daun Binahong (Anredera cordifolia (Tenore) Steenis)

SKRINING FITOKIMIA DAN UJI TOKSISITAS EKSTRAK DAUN PECUT KUDA (Stachytarpheta jamaicensis L. Vahl) TERHADAP LARVA UDANG Artemia salina Leach

JURNAL FARMASI SAINS DAN KOMUNITAS, November 2012, hlm Vol. 9 No. 2 ISSN :

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IDENTIFIKASI DAN UJI AKTIVITAS SENYAWA TRITERPEN DARI DAUN TREMBESI (Samanea saman (Jacq.) Merr) TERHADAP Escherichia coli.

BAB III METODE PENELITIAN

ISOLASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SENYAWA FLAVONOID DARI EKSTRAK DAUN JAMBU BIJI PUTIH (Psidium guajava L.) SKRIPSI

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Januari sampai Juni 2010 di Laboratorium

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE. Lokasi dan Waktu Penelitian

UJI FITOKIMIA DAN UJI TOKSISITAS EKSTRAK ETANOL TANAMAN KESEMBUKAN (Paederia foetida Linn.) DENGAN METODE BRINE SHRIMP LETHALITY TEST

Transkripsi:

ISOLASI, IDENTIFIKASI SENYAWA ALKALOID TOTAL DAUN TEMPUYUNG (Sonchus arvensis Linn) DAN UJI SITOTOKSIK DENGAN METODE BSLT (Brine Shrimp Lethality Test) Yazid Murtadlo, Dra. Dewi Kusrini, M.Si, Dra. Enny Fachriyah, M.Si Jurusan Kimia, Fakultas Sains dan Matematika, Universitas Diponegoro Jalan Prof. Soedarto, Tembalang, Semarang 50275, Telepon (024) 7474754 Abstrak: Tempuyung (Sonchus arvensis L.) dari suku asteraceae merupakan salah satu jenis tanaman yang memiliki beberapa golongan senyawa salah satunya alkaloid. Telah dilakukan isolasi senyawa golongan alkaloid terhadap ekstrak etanol daun tempuyung kering menggunakan ekstraksi dan KLT preparatif dengan eluen n-heksan : etil asetat : etanol (30:2:1). Analisa dilakukan terhadap isolat alkaloid murni menggunakan metode spektrofotometer UV-vis, FTIR dan LC-MS. Berdasarkan hasil analisis menggunakan spektrofotometer UV-Vis, FTIR dan LC- MS dapat diketahui suatu senyawa alkaloid yang terkandung dalam daun tempuyung termasuk alkaloid dengan kerangka dasar isokuinolin yang mempunyai serapan pada panjang gelombang 225 nm, 253 nm, dan 352 nm, memiliki gugus fungsi C=N, O-H, C-O, C=C terkonjugasi, C=O, CH 2, CH 3 dan berat molekul senyawa sebesar 444,84 g/mol. Hasil uji sitotoksik menunjukkan bahwa ekstrak etanol dan isolat alkaloid total mempunyai harga LC 50 masing-masing sebesar 61,410 ppm dan 523,634 ppm yang berarti bahwa ekstrak etanol bersifat sedikit toksik dan isolat alkaloid total bersifat tidak toksik Kata Kunci : Tempuyung (Sonchus arvensis), alkaloid isokuinolin, uji aktivitas, BSLT Abstract: Tempuyung (Sonchus arvensis L.) from asteraceae tribe is one of the plants that have some compounds, one of them is Alkaloid. There has been done isolation of alkaloid compound to ethanol extract of tempuyung dry leave using extraction and preparative TLC with eluen n- hexane: ethyl acetate: ethanol (30:2:1). Analysis carried out on pure alkaloid isolate using method of UV-vis spectrophotometer, FTIR and LC-MS. Based on the analysis using UV-Vis spectrophotometer, FTIR and LC-MS can be a compound known alkaloid contained in the leaves tempuyung including alkaloids with the basic framework isokuinolin having absorption at a wavelength of 225 nm, 253 nm, and 352 nm, has a functional group C=N, O-H, C-O, conjugated C=C, C=O, CH 2, CH 3 and molecular weight compounds at 444.84 g/mol. The result of activity test using method of BSLT generates rate of LC 50 from ethanol extract and total alkaloid isolate respectively 61.410 ppm and 523.634 ppm, it means the ethanol extract is less toxic and total alkaloid isolate is not toxic. Keywords: Tempuyung (Sonchus arvensis), isoquinoline alkaloid, BSLT, LC 50 PENDAHULUAN glikosida, antrakinon, tanin, dan Tempuyung (Sonchus arvensis L.) 379 polifenolwinarto 2004). Tempuyung banyak merupakan tanaman yang mengandung digunakan sebagai obat tradisional untuk beberapa senyawa kimia antara lain senyawa mengobati demam, peradangan, penghancur golongan flavonoid, alkaloid, saponin, batu ginjal dan sirkulasi darah serta sebagai

aktifitas anti bakteri (Xia, Z., dkk., 2010). Berdasarkan banyaknya manfaat dan senyawa yang ditemukan pada tanaman tempuyung menyebabkan banyaknya penelitian pada tanaman ini. Senyawa kimia yang pernah dianalisis diantaranya golongan senyawa flavonoid yaitu 7,4-dihidroksi flavon (Sriningsih, dkk., 2004), sesquiterpen dari golongan terpenoid (Xia, Z., dkk., 2010), turunan asam kuinat yaitu 1,3,4,5-tetra-(phidroksifenilasetil) dan seskuiterpen (Xu, J.Y., dkk., 2008). Ekstrak etanol daun tempuyung mengandung alkaloid dan flavonoid (Wadekar, J., Sawant, R., dkk., 2012). Akar tempuyung mengandung senyawa alkaloid total sebanyak 0,5 % (Anonim, 2011). BAHAN DAN ALAT Bahan : daun tempuyung, etanol 96%, etil asetat, asam asetat, ammonium hidroksida, akuades, pereaksi Dragendorrf dan ph meter. Alat : satu set alat maserasi, erlenmeyer, corong pemisah, tabung reaksi, mikro pipet, pipet tetes, pipet gondok, botol vial, gelas beker, cawan porselin rotary evaporator, chamber, lampu UV, spektrofotometer UV- Vis, spektrofotometer FTIR, dan spektrofotometer LC-MS. CARA KERJA Isolasi Alkaloid Total : Serbuk daun tempuyung kering 650 g dimaserasi dengan pelarut etanol 96% selama 24 jam. Kemudian dipekatkan dengan rotary evaporator sehingga diperoleh ekstrak kental dan ditambahkan asam asetat 10% hingga suasana menjadi asam. Ekstrak larutan asam ini selanjutnya diekstraksi dengan etil asetat sehingga diperoleh dua lapisan, lapisan etil asetat dan lapisan asam. Ke dalam lapisan asam kemudian ditambahkan ammonium hidroksida pekat sampai suasana basa, dilanjutkan ekstraksi dengan etil asetat kembali. Dari perlakuan ini diperoleh lapisan basa dan lapisan etil asetat. Lapisan etil asetat inilah yang mengandung senyawa alkaloid total. Pemisahan Alkaloid Total : Isolat alkaloid diidentifikasi dengan pereaksi Dragendorrf. Setelah itu dianalisis menggunakan kromatografi lapis tipis untuk mencari eluen yang cocok untuk mengisolasi alkaloid murni dengan KLT preparatif dan untuk mengetahui jumlah komponen yang ada pada isolat alkaloid total. Fase gerak KLT menggunakan eluen etil asetat : etanol : n-heksan (2:1:30), sedangkan fase diamnya menggunakan silika gel 60GF 254. Uji Kemurnian Isolat Alkaloid : uji kemurnian menggunakan KLT dengan 380

berbagai eluen dan menggunakan KLT dua dimensi. Apabila hanya didapatkan satu noda, maka isolat alkaloid telah murni. Karakterisasi Isolat Alkaloid : Untuk mengetahui struktur dari senyawa alkaloid murni yang didapatkan, maka isolat alkaloid dianalisis menggunakan spektrofotometer UV-Vis, spektrofotometer FTIR, dan Spektrofotometer LC-MS. Uji Aktifitas : Telur Artemia salina direndam di dalam air garam selama 2 x 24 jam. Suhu penetasan adalah ± 25-30 0 C dan ph ± 6-7. Telur akan menetas setelah 18-24 jam dan larvanya disebut nauplii. Nauplii siap untuk uji BSLT. Sampel dari ekstrak etanol dan isolat alkaloid total diambil 50 mg, dibuat pengenceran dengan konsentrasi 10, 100, 1000 µg/ml. Pengujian dilakukan dengan memasukkan 10 ekor larva Artemia salina berumur 48 jam ke dalam tabung reaksi yang telah berisi larutan ekstrak yang telah diencerkan dengan air garam. Setelah 24 jam, jumlah larva yang mati dihitung dan dilakukan analisis probit untuk menentukan aktifitas LC 50 (Meyer, 1982). HASIL DAN PEMBAHASAN Daun tempuyung yang sudah kering di potong dan dihaluskan menggunakan blender untuk memperluas permukaan pada saat maserasi. Sehingga senyawa metabolit sekunder yang terkandung pada daun dapat teisolasi dengan baik. Sebanyak 650 gram daun tempuyung yang sudah halus di maserasi menggunakan pelarut etanol. Isolat yang didapatkan kemudian diuapkan pelarutnya menggunakan rotary evaporator sehingga diperoleh ekstrak kental. Ekstrak yang diperoleh sebanyak 8 garam. Kemudian dilakukan uji fitokimia untuk mengetahui senyawa yang terkandung pada ekstrak dun tempuyung. Hasil uji fitokimia memberikan uji positif terhadap senyawa alkaloid, flavonoid, saponin dan negatif terhadap senyawa saponin, fenolik, terpenoid dan steroid. Isolasi senyawa alkaloid dilakukan dengan menambahkan asam asetat pada ekstrak etanol sampai suasana menjadi asam, sehingga alkaloid akan membentuk garam alkaloid. Garam alkaloid ini kemudian dipartisi menggunakan etil asetat, sehingga didapatkan dua lapisan. Lapisan atas adalah etil astat dan lapisan bawah adalah lapisan asam dimana alkaloid teikat pada lapisan ini. Untuk membebaskan alkaloid dari bentuk garamnya, maka ditambahkan ammonium hidroksida sampai suasana menjadi basa, sehinnga alkaloid akan terbentuk menjadi basa alkaloid kembali. Larutan ini kemudian diekstraksi menggunakna etil asetat sehingga akan terbentuk dua lapisan, lapisan etil asetat 381

yang mengandung alkaloid dan lapisan basa yang mengandung air. Untuk mengetahui apakah pada isolat yang didapatkan mengandung alkaloid maka ditambahkan dragendorff, terbentuknya endapan merah bata berarti positif adanya alkaloid. Isolat alkaloid total selanjutnya dianalisis menggunakan kromatografi lapis tipis untuk mengetahui jumlah komponennya. Setelah diketahui jumlah komponen senyawa yang terkandung dan mengetahui eluen yang tepat, langkah selanjutnya dilakukan pemisahan menggunakan KLT preparatif. Fasa diam yang digunakan adalah silika gel 60GF 254 dan fasa gerak yang digunakan adalah campuran eluen n-heksan : etil asetat : etanol (30:2:1). Hasil KLT dan warna noda serta nilai Rf hasil KLT dapat dilihat pada tabel A sebagai berikut sebagai berikut: Tabel A. Warna noda hasil KLT Noda Harga Warna noda di bawah Rf lampu UV 365 nm 1 0,2 merah kecoklatan 2 0,34 merah kecoklatan 3 0,46 biru kehijauan 4 0,56 merah kecoklatan 5 0,68 merah kekuningan 6 0,77 biru terang Warna noda nomor 6 selanjutnya dikerok dan maserasi menggunakan etil asetat untuk memisahkan isolat dengan silica gel. Selanjutnya isolat alkaloid dilakukan uji kemurnian menggunakan KLT menggunakan campuran eluen dan KLT dua dimensi. Apabila sudah terdapat satu noda berarti diduga isolat alkaloid telah murni. Hasil KLT uji kemurnian dapat dihihat pada gambar II di bawah ini: Noda 6 Noda 5 Noda 4 Noda 3 Noda 2 Noda 1 Gambar I. Hasil KLT dan KLT preparatif dengan eluen n-heksan:etil asetat: etanol (30:2:1) A B C Gambar II. (A), (B) Hasil KLT dengan berbagai campuran eluen (C) KLT dua dimensi pada lampu UV λ 365 nm Pada gambar II menunjukan isolat yang dihasilkan sudah murni. Hal ini dapat dilihat dari hasil KLT dengan berbagai campuran eluen (A) n-heksan : etil asetat : 382

etanol (30:2:1), (B) kloroform : aseton : methanol (20:3:2), dan KLT dua dimensi dengan eluen (1) n-heksan : etil asetat : etanol (30:2:1), (2) kloroform : aseton : methanol (20:3:2) pada lampu UV λ 365 nm menghasilkan noda tunggal yang berwarna biru. Isolat alkaloid murni kemudian dianalisis menggunakn spektrofotometer UV- Vis, FTIR, dan LC-MS. Hasil analisis diperkuat dengan serapan 1103,28 cm -1 (vibrasi tekuk C-N yang simetri dengan vibrasi ulur C-O), 2924,09 cm -1 dan 2854,65 cm -1 (vibrasi ulur C-H alifatik), 1472,67 cm -1 dan 1347,4 cm -1 (gugus C-H), 1720,50 cm -1 (vibrasi ulur C=O), 1650,92 cm -1 (vibrasi ulur C=C terkonjugasi), 794,67 cm -1 (C-H alifatik keluar bidang). Hasil spektrofotometer FTIR dapat dilihat pada gambar IV. menggunakan spektrofotometer UV-Vis didapatkan serapan pada panjang gelombang 225 nm, 253 nm, 352 nm merupakan serapan dari ikatan terkonjugasi dan merupakan serapan alkaloid yang mempunyai kerangka dasar isokuinolin, menurut cordrell (1981) alkaloid yang mengandung kerangka dasar isokuinolin mempunyai panjang gelombang pada daerah 230 nm, 266 nm, 351 nm. Hasil spektrofotometer UV-Vis dapat dilihat pada gambar III sebagai berikut: Gambar IV. Spektogram FTIR isolat alkaloid daun tempuyung Hasil analisis menggunakan LC-MS menunjukan adanya tiga puncak, ini berarti isolat belum murni. Pada T 2,6 menghasilkan spektogram MS alkaloid daun tempuyung dengan berat molekul sebesar 444 g/mol. Hasil spektrofotometer LC-MS dapat dilihat pada gambar V sebagai berikut: Gambar III Spektra UV-Vis isolat alkaloid daun tempuyung Hasil analisis menggunakan spektrofotometer FTIR memberikan bilangan gelombang sebesar 3448,72 cm -1 (vibrasi ulur OH), 1627,92 cm -1 (vibrasi ulur C=N) yang 383

untuk mengetahui bentuk struktur dari senyawa alkaloid ini. Hasil uji aktifitas sitotoksik daun tempuyung menggunakan metode BSLT Gambar V. Spektrogram LC-MS isolat alkaloid daun tempuyung Berdasarkan hasil analisis menggunakan spektrofotometer UV-Vis, FTIR dan LC-MS dapat diketahui suatu senyawa alkaloid yang terkandung dalam daun tempuyung termasuk alkaloid dengan keranangka dasar isokuinolin yang mempunyai panjang gelombang 225nm, 253 nm, 352 nm, memiliki gugus fungsi C=N, O- diperoleh harga LC 50 dari ekstrak etanol dan isolat alkaloid total masing-masing sebesar 61,410 ppm dan 523,634 ppm. Ini berarti bahwa ekstrak etanol bersifat sedikit toksik dan isolat alkaloid total bersifat tidak toksik. Tabel 1. Hasil Uji Sitotoksik H, C-O, C=C terkonjugasi, C=O, CH 2, CH 3 dan berat molekul senyawa sebesar 444,84 g/mol. Perlu dilakukan analisis lebih lanjut KESIMPULAN Alkaloid yang terkandung dalam daun tempuyung mempunyai kerangka dasar isokuinolin dengan panjang gelombang 225 nm, 253 nm dan 352 nm yang mempunyai gugus fungsi C=N, O-H, C-O, C=C, C=O, CH 2, CH 3 dan mempunyai berat molekul sebesar 444,84 g/mol. Uji aktifitas sitotoksik menggunakan metode BSLT diketahui bahwa ekstrak etanol bersifat sedikit toksik dan isolat alkaloid total bersifat tidak toksik. Daftar Pustaka Anonim, 2011, Sistem Informasi Tanaman Obat Fakultas Farmasi Unair, http://ff.unair.ac.id/sito/?mode=aview&aid=4, diunduh pada tanggal 14 Oktober 2012 Cordell, A., 1981, Introduction to Alkaloids a Biogenetic Approach, John Willey and Sons, New York Harborne, J.B., (a.b Padmawinata K; Sudiro, I), 1987, Metode Fitokimia, Cetakan kedua, ITB, Bandung 384

Lemna, W.K., dan Messersmith, C. G., 1990, The biology of canadian weeds. 94. Sonchus arvensis L. Can. J. Plant Sci. 70: 509-532. Crop and lveed sciences Department, North Dakota state Meyer, B.N., Ferigni, N.R., Putnam, J.E., Ja Cobsen, L.B., Nichols, D.E., Melaughlin, J.L., 1982, Brine Shrimp, A Convonient General Bioassay for Activee Plant Constituent, Planta Medika Moshi, M.J., Innocent, E., Magadula, J.J., Otieno, D.F., dan Weisheit, A., 2010, Brine shrimp toxicity of some plants used as traditional medicines in Kagera Region, North Western Tanzania, Tanzania journal of Health Research, 12 (1): 1-6 Silverstein, R.M., dan Bassler, G.C., (a.b A.J hartono), 1991, Penyelidikan Spektrometrik Senyawa Organik, Erlangga, Jakarta Sriningsih, 2004, Analisa Golongan Senyawa Flavonoid Herba Tempuyung, Pusat P2 Teknologi Farmasi dan Medika Deputi Bidang TAB BPPT, Fakultas Farmasi Universitas Pancasila Wadekar, J., Sawant, R., Naik, R., dan Bankar, A., 2012, Anthelmintic and Antibacterial Potential of Sonchus arvensis Leaves, Padmashri Dr. Vithalrao Vikhe Patil Foundation s College of Pharmacy, Post - MIDC, Vilad Ghat, Ahmednagar, India Winarto, W.P., 2004, Tempuyung Tanaman Penghancur Batu Ginjal, Argo Media Pustaka, Tanggerang Xia, Z., Qu, W., dan Lu, H., 2010, Sesquiterpene lactones from Sonchus arvensis L. and their antibacterial activity against Streptococcus mutans ATCC 25175, An International Journal, Department of Natural Medicinal Chemistry China Pharmaceutical University, China Xu, J.Y., Sun, S.B., Sun, L.M., Qiu, dan D.F., 2008, Quinic acid esters and sesquiterpenes from Sonchus arvensis, State Key Laboratory of Applied Organic Chemistry, College of Chemistry and Chemical Engineering, Lanzhou University, Lanzhou, China Menyetujui Semarang, 26 Desember 2012 Pembimbing I Pembimbing II Dra. Dewi Kusrini, M.Si Dra. Enny Fachriyah, M.Si NIP 1957 08 07 1987 03 2 001 NIP 1961 10 24 1987 03 2 002 385