FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DISMENOREA PADA REMAJA PUTRI DI SMAN 1 KAHU KABUPATEN BONE

dokumen-dokumen yang mirip
BAB VI PEMBAHASAN. A. Pembahasan Univariat 1) Kejadian Dismenore Responden. yang tidak mengalami dismenore sebanyak 55 orang (55%).

HUBUNGAN USIA MENARCHE, LAMA MENSTRUASI, DAN RIWAYAT KELUARGA DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA SISWI SMK NEGERI 8 MEDAN TAHUN 2015.

BAB 1 PENDAHULUAN. ibu. Meskipun menstruasi adalah proses fisiologis, namun banyak perempuan

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN DISMINORHEA PRIMER PADA SISWI SMA PGRI 2 PALEMBANG

[Type the document title]

ABSTRAK FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI GANGGUAN MENSTRUASI PADA SISWI KELAS 2 SMA X KOTA BANDUNG TAHUN 2015

Daftar Pustaka : 21 ( ) Kata kunci: Dismenore, Intensitas dismenore, Senam dismenore

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Masa remaja sering disebut dengan masa pubertas. Dimana masa

BAB I PENDAHULUAN. sebelum dan selama menstruasi bahkan disertai sensasi mual. 1 Dalam istilah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menarche adalah haid yang datang pertama kali yang sebenarnya

ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI YA II SURABAYA PROGRAM FAKULTAS SKRIPSI ANALISIS FAKTOR KEJADIAN DISMINORE...

Abstrak. Analisis Kejadian Dismenore Primer Pada Remaja Putri Kelas XI SMK YAPSIPA Kota Tasikmalaya

HUBUNGAN ANTARA USIA MENARCHE DAN LAMA MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN DISMENORE PRIMER PADA REMAJA PUTRI DI SMK NEGERI 4 SURAKARTA

HUBUNGAN STATUS GIZI DAN USIA MENARCHE DENGAN DISMENORHEA PRIMER PADA REMAJA PUTRI KELAS XI SMA NEGERI 15 PALEMBANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

2.4.3 Epidemiologi Dysmenorrhea Primer Derajat Nyeri Dysmenorrhea Primer Faktor Risiko Dysmenorrhea Primer

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah masa-masa yang akan dilalui dengan berbagai

HUBUNGAN KECEMASAN REMAJA DENGAN KEJADIAN DISMENOREA PADA SISWI SMP X BANDUNG

HUBUNGAN ANTARA USIA MENARCHE DAN LAMA MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN DISMENORE PRIMER PADA REMAJA PUTRI DI SMK NEGERI 4 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan suatu periode dalam siklus kehidupan. Pada masa

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) DENGAN USIA MENARCHE DI SMPN 7 BANJARMASIN. Erni Yuliastuti

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. hampir 90% wanita mengalami dismenore, dan 10-15% diantaranya

HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS OLAHRAGA DENGAN KEJADIAN SINDROM PRAMENSTRUASI PADA SISWI KELAS XI DI SMAN 1 SENTOLO

HUBUNGAN TINGKAT DISMENOREA DENGAN PENGGUNAAN ANALGETIK PADA SISWA SMPN 4 PEUSANGAN KABUPATEN BIREUEN. Nurhidayati 1*)

KARYA TULIS ILMIAH. Hubungan Status Gizi dan Aktivitas Fisik dengan Dismenore Primer pada Siswi SMA Negeri 1 Pahae Julu Tahun 2015.

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial.

Universitas Lampung. Abstrak CORRELATION BETWEEN NUTRITIONAL STATUS AND MENARCHE AGE IN TEENAGE GIRLS AT SMP NEGERI 22 BANDAR LAMPUNG.

HALAMAN SAMPUL HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN ANEMIA DENGAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI DI SMA BATIK 1 SURAKARTA

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: Yunita Andriani

BAB I PENDAHULUAN. dan 2011 yang memenuhi kriteria inklusi, dismenorea adalah salah satu

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN GANGGUAN MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI DI AKADEMI KEBIDANAN CIPTO MEDAN

HUBUNGAN STATUS GIZI DAN USIA MENARCHE DENGAN DISMENORE PRIMER PADA REMAJA PUTRI

Rika Herawati : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Nyeri Haid (Dismenorea) Pada Siswi Madrasah Aliyah Negeri Pasir Pengaraian 2017

ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT STRESS DENGAN KEJADIAN PREMENSTRUAL SYNDROME (PMS) PADA KARYAWATI BAGIAN PRODUKSI

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN USIA MENARCHE. Nita Monica. Fakultas Ilmu Kesehatan. Universitas Siliwangi ABSTRAK

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU MAHASISWI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA ANGKATAN 2009 TENTANG DYSMENORRHOE

HUBUNGAN STATUS GIZI, STRESS, OLAHRAGA TERATUR DENGAN KETERATURAN SIKLUS MENSTRUASI PADA SISWI SMA ST. THOMAS 2 MEDAN TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. perhatian khusus pada masa remaja yang dimana terjadi proses pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. 50% perempuan disetiap dunia mengalaminya. Dari hasil penelitian, di

BAB I PENDAHULUAN. produksi zat prostaglandin (Andriyani, 2013). Disminore diklasifikasikan

PENGARUH PEMBERIAN DARK CHOCOLATE TERHADAP DISMENORHEA PRIMER PADA MAHASISWI KEPERAWATAN.

BAB I PENDAHULUAN. Dismenore primer merupakan nyeri haid yang dijumpai tanpa kelainan pada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Data demografi menunjukkan bahwa populasi remaja mendominasi jumlah

Yuli S. BR Sitorus 1, Sri Rahayu Sanusi 2, Maya Fitria 2 ABSTRACT

Stikes Paguwarmas Journal of Midwivery and Pharmacist.

JURNAL ILMIAH KOHESI Vol. 1 No. 1 April 2017

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI (INDEKS MASSA TUBUH) DENGAN KEJADIAN DISMENOREA PRIMER PADA REMAJA DI AKADEMI KEBIDANAN BINA HUSADA TANGERANG

BAB I PENDAHULUAN. terutama pada remaja putri yang nantinya akan menjadi seorang wanita yang

PENGARUH PENYULUHAN TENTANG DISMENOREA TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN GANGGUAN HAID PADA SISWI SMA DI KECAMATAN SEMARANG BARAT

HUBUNGAN KONSUMSI MAKANAN KAYA ASAM LEMAK OMEGA-3 DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA SISWI SMAN 1 GONDANGREJO KARANGANYAR

III. METODE PENELITIAN. variabel terikat dikumpulkan dalam waktu yang bersamaan (Notoatmodjo,

BAB I PENDAHULUAN. keadaan normal lama menstruasi berkisar antara 3-7 hari dan rata-rata berulang

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. atau adolescence. Menurut WHO (2007) masa remaja terjadi pada usia antara 10 24

BAB III METODE PENELITIAN. mendeskripsikan hubungan status gizi dengan siklus menstruasi. Penelitian. satu kali pada satu saat (Nursalam, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perempuan memiliki siklus menstruasi yang berbeda-beda, namun hampir 90% wanita memiliki siklus hari dan hanya 10-15%

BAB I PENDAHULUAN. kecacatan secara proses maupun fungsi pada sistem reproduksi manusia.

BAB I PENDAHULUAN. kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik. Masa pubertas adalah

BAB I PENDAHULUAN. Dismenore merupakan suatu gejala rasa sakit atau rasa tidak enak. diperut bagian bawah pada masa menstruasi sampai dapat menggangu

HUBUNGAN PENGETAHUAN SISWI KELAS VIII TENTANG DISMINORE DENGAN PERILAKU DALAM UPAYA PENANGANAN DISMINORE DI SMPN 12 KOTA BATAM

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan pubertas meliputi suatu kompleks biologis, morfologis, dan

Romy Wahyuny, Kejadian Dismenorea Pada Mahasiswi Universitas Pasir Pengaraian Kabupaten Rokan Hulu 2014

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN MENSTRUASI TERHADAP UPAYA PENANGANAN DISMENORE PADA SISWI SMA NEGERI 1 BUNGKU TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. disabilitas yang seringkali dipakai kalangan publik atau institusi pemerintah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa, menunjukkan suatu

Hubungan Antara Status Gizi Dengan Usia Menarche Dini pada Remaja Putri di SMP Umi Kulsum Banjaran Kab. Bandung Provinsi Jawa Barat Tahun 2016

PENGARUH SENAM DISMENORE TERHADAP PENURUNAN DISMENORE PADA REMAJA PUTRI DI DESA SIDOHARJO KECAMATAN PATI

BAB 1 PENDAHULUAN. Dismenore adalah nyeri sewaktu haid. Dismenore atau nyeri haid biasanya

BAB I PENDAHULUAN. yang menghubungkan masa kanak-kanak dan masa dewasa. remaja adalah anak

HUBUNGAN STRES BELAJAR DENGAN GANGGUAN MENSTRUASI PADA MAHASISWI PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN

SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT AKTIVITAS FISIK DENGAN DYSMENORRHEA PRIMER PADA REMAJA UMUR TAHUN DI SMP. K. HARAPAN DENPASAR

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI USIA MENARCHE PADA REMAJA PUTRI KELAS X DI SMA NEGERI 2 MEULABOH KABUPATEN ACEH BARAT TAHUN 2013

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SMP Negeri 6 Gorontalo didirikan pada tahun 1951 dan mulai beroperasi pada tahun 1979.

BAB 1 PENDAHULUAN. lantaran tidak mampu menahan rasa nyeri bahkan ada yang sampai

PENGARUH KEIKUTSERTAAN SENAM AEROBIK TERHADAP SIKLUS MENSTRUASI PADA MAHASISWI DI BENGAWAN SPORT CENTRE SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN SIKAP MAHASISWI KEPERAWATAN SI DALAM MENGATASI DISMENORE

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2016.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN FISIK DENGAN DISMENORE PRIMER PADA REMAJA PUTRI DI SMA NEGERI 1 DENPASAR TAHUN 2014

HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI, BODY IMAGE, DAN PERILAKU MAKAN DENGAN STATUS GIZI SISWI SMAN 6 KOTA JAMBI TAHUN 2015

METODE PENELITIAN. pendekatan cross sectional, yaitu pengukuran variabel-variabelnya

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA SISWI DI SMP NEGERI 13 MANADO Natascha Lamsu*, Maureen I. Punuh*, Woodford B.S.

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN NYERI HAID (DISMENOREA) PADA SANTRIWATI MADRASAH ALIYAH SWASTA ULUMUDDIN UTEUNKOT CUNDA KOTA LHOKSEUMAWE

[Jurnal Florence] Vol. VII No. 1 Januari 2014

BAB I PENDAHULUAN. filter), rokok arab (rokok shisha), sampai gaya modern (rokok elektrik). Banyak

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja (pubertas) merupakan masa transisi antara masa anak dan dewasa

BAB I PENDAHULUAN. jumlah remaja dan kaum muda berkembang sangat cepat. Menurut World

Rahmawati, Murwati, Henik Istikhomah Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan Surakarta Jurusan Kebidanan

Hubungan Olahraga Dengan Kejadian Dismenorea Mahasiswi Tingkat 1 Akademi Keperawatan Pemkab Ngawi

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan

BAB I PENDAHULUAN. yang cepat, termasuk pertumbuhan serta kematangan dari fungsi organ reproduksi

BAB 1 PENDAHULUAN. rawan terhadap stress (Isnaeni, 2010). World Health Organization (WHO) dan belum menikah (WHO dalam Isnaeni, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. remaja yaitu perubahan perubahan yang sangat nyata dan cepat. Anak

BAB 1 PENDAHULUAN. seperti susah diatur dan lebih sensitif terhadap perasaannya (Sarwono, 2011).

Transkripsi:

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DISMENOREA PADA REMAJA PUTRI DI SMAN KAHU KABUPATEN BONE FACTORS RELATED TO THE INCIDENT ON ADOLESCENT DYSMENORRHOEA SMAN KAHU DISTRICT IN BONE Andi Nurul Rifqah Utami, Jumriani Ansar, Dian Sidik Bagian Epidemiologi, Fakultas Kesehatan Masyarakat, UNHAS, Makassar (lulublep@yahoo.com/8969494692) ABSTRAK Besarnya angka prevalensi kejadian dismenorea yaitu yang mencapai angka 65%, serta dapat mempengaruhi aktifitas remaja selama menstruasi,sehingga perlunya melihat faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian dismenorea. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan kejadian dismenorea pada remaja putri. Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional dengan pendekatan cross sectional study dengan menggunakan instrumen kuesioner serta alat ukur timbangan dan microtoise untuk melihat nilai IMT dengan pengukuran antropometri. Populasi merupakan seluruh siswi di SMAN Kahu Kabupaten Bone Provinsi Sulawesi Selatan tahun ajaran 22/23. Sampel sebanyak 232 orang diperoleh dengan cara proporsional random sampling. Adapun uji statistik yang digunakan adalah Chi square dengan p =,5. Hasil penelitian ini menunjukkan sebesar 87,% responden mengalami dismenorea. Hasil uji analisis statistik menunjukkan bahwa variabel independen seperti usia menarche, keteraturan siklus menstruasi, lama menstruasi dan status gizi tidak berhubungan dengan kejadian dismenorea karena memiliki nilai α>,5. Namun, hanya ada satu variabel yang memiliki hubungan dengan kejadian dismenorea yaitu variabel riwayat keluarga (p=,). Dari hasil uji statistik, nilai p dari variabel riwayat keluarga yaitu α <,5. Dengan demikian riwayat keluaga memiliki hubungan dengan kejadian dismenorea. Penelitian ini menyarankan bagi remaja putri untuk melakukan upaya preventif terhadap dismenorea yang sering terjadi pada remaja putri pada saat mentruasi terutama bagi remaja putri yang memiliki riwayat keluarga positif dismenorea. Kata kunci : Dismenorea, remaja putri, riwayat keluarga ABSTRACT The magnitude of the prevalence of dysmenorrhoea, namely the incidence reached 65%, and can affect juvenile activity during menstruation, so the need to look at the factors associated with the incidence of dysmenorrhoea. Aim of this research is to investigate factors associated with the incidence of dysmenorrhoea in adolescent girls. This type of research is observational cross-sectional study using questionnaire instruments and measuring devices and scales microtoise to see the value of BMI and anthropometric measurements. Constitutes the entire student population at SMAN Bone regency Kahu South Sulawesi Province academic year 22/23. 232 samples obtained by proportional random sampling. The statistical test used was a Chi square with p =.5. This results showed 87.% of respondents experienced dysmenorrhoea. Statistical analysis of test results show that the independent variables such as age of menarche, menstrual cycle regularity, menstrual long and nutritional status was not associated with the incidence of dysmenorrhea because it has value α>.5. However, there is only one variable that has a relationship with the incidence of dysmenorrhoea is variable family history (p =.). From the results of statistical tests, p values of the family history variables α <.5. The family history has a relationship with the incidence of dysmenorrhoea. This study suggests for young women to do preventive measures against dysmenorrhea which often occurs in young women during menstruation, especially for young women who have a positive family history of dysmenorrhoea. Keywords: Dysmenorrhoea, girls, family history

PENDAHULUAN Dismenorea atau yang lebih dikenal dengan nama nyeri haid adalah keluhan yang sering dialami pada remaja putri tepatnya di perut bagian bawah. Dismenorea merupakan penyakit yang sudah cukup lama dikenal. Nyeri tersebut dapat disertai mual, muntah, diare, berkeringat dingin, dan pusing. Namun belakangan diketahui bahwa nyeri ketika haid tidak hanya dirasakan dibagian perut bagian bawah saja. Beberapa remaja terkadang merasakan dibagian punggung bagian bawah, pinggang, panggul otot paha atas hingga betis. Banyak orang yang beranggapan, nyeri haid merupakan hal yang sangat wajar dan dapat terjadi pada perempuan yang mengalami mentruasi khususnya pada remaja putri, namun tidak sedikit perempuan yang mengalami nyeri yang berkepanjangan dan terus menerus hingga mengalami rasa sakit bahkan tidak dapat melakukan aktifitas selama menstruasi karena rasa nyeri yang tidak tertahankan. Dismenorea juga memiliki hubungan dengan keadaan psikologis yang tidak nyaman pada perempuan yang menstruasi seperti, cepat tersinggung, suasana hati yang buruk, mudah marah,dan lain lain (Anurogo, 2). Studi prevalensi dismenorea yang dilakukan pada mahasiswi Meksiko oleh Ortiz (2),.539 responden dari 6 program kedokteran, keperawatan, gizi, kedokteran gigi, farmasi dan psikologi sebanyak 64 % diantaranya mengalami dismenorea dengan usia rata-rata menarche 2,3 tahun. Sedangkan, studi epidemiologi yang dilakukan oleh Mohamed (22) di Mesir, sebanyak 845 remaja putri yan bersedia mengisi kuesioner, didapatkan sebanyak 76, % yang mengalami dismenorea dengan tingkatan yang berbeda-beda. Dalam penelitian ini juga didapatkan adanya hubungan yang signifikan antara dismenorea dengan usia responden yang lebih tua, menarche dini, siklus yang panjang dan lama menstruasi. Penelitian yang dilakukan oleh Singh et al (28) di India, sebanyak 7 mahasiswi kedokteran dari 3 perguruan tinggi di beberapa negara bagian India, ditemukan prevalensi dismenorea sebesar 73, 83 %. Dalam penelitian ini peserta yang menderita dismenorea berat sebesar 6,32 %, dismenorea sedang sebesar 3,37% dan dismenorea ringan sebesar 63,29 %. Sementara itu, penelitian yang dilakukan Kumbhar et al (2) di Kota Kadapa India, studi prevalensi yang dilakukan pada 83 remaja putri (4-9 tahun ) sebesar 65 % diantaranya mengalami dismenorea dan 74, % diantara remaja putri mengalami dismenorea memiliki riwayat keluarga yang juga mengalami dismenorea. 2

Tidak ada angka pasti prevalensi penderita dismenorea di Indonesia. Namun penelitian yang dilakukan oleh Novia dan Nunik (28) di Desa Banjar Kematren dengan responden wanita usia subur (5 3 tahun ), ditemukan 7 % responden mengalami dismenorea primer. Dalam penelitian tersebut terdapat banyak perbedaan antara teori yang ada dengan hasil penelitian. Adapun variabel yang berpengaruh dalam kejadian dismenorea primer dalam penelitian ini adalah umur, pernikahan dan riwayat keluarga dan variabel yang tidak berpengaruh dalam kejadian dismenorea primer adalah umur menarche, lama menstruasi, pengalaman melahirkan, status gizi, kebiasaan olah raga dan kebiasaan merokok. Analisis kasus yang dilakukan oleh Susanto dkk (28) di Kotamadaya Makassar, dari 997 remaja putri yang menjadi responden 93,8 % diantaranya mengalami dismenorea primer. Pada usia 3-5 tahun merupakan usia terbanyak yang mengeluhkan dismenorea sebanyak 53,9 % kasus. Hal ini menunjukkan tingginya prevalensi kejadian dismenorea primer pada remaja. Studi pendahuluan yang dilakukan di SMAN Kahu Kabupaten Bone pada bulan Oktorber tahun 22, pada 4 responden ditemukan sebesar 65 % responden mengalami dismenorea dengan tingkatan nyeri yang berbeda-beda. Responden dengan dismenorea yang merasakan nyeri ringan sebesar 57,7 %, nyeri sedang 38,5 % dan nyeri berat sebesar 3,8 %. Hal ini menunjukkan bahwa banyaknya siswa yang mengalami dismenorea di SMAN Kahu sehingga dianggap perlu untuk melakukan penelitian mengenai faktor- faktor apa saja yang mempengaruhi kejadian dismenorea pada siswi SMAN Kahu Kabupaten Bone. BAHAN DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan di SMAN Kahu Kabupaten Bone. Pemilihan SMAN Kahu dipilih sebagai lokasi penelitian, setelah melakukan studi pendahuluan dan melihat hasil yang menunjukkan tingginya angka dismenorea dengan tingkat nyeri yang berbeda beda dilokasi tersebut. SMAN Kahu juga belum pernah dijadikan sebagai lokasi dalam penelitian serupa sebelumnya. Penelitian ini menggunakan desain penelitian Kuantitatif dengan tehnik pengumpulan data menggunakan kuisioner. Populasi penelitian ini adalah semua siswi SMA Negeri Kahu pada tahun ajaran 22/23 yang telah mendapatkan menstruasi yakni berjumlah 526 orang. Sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah siswi kelas X, XI, dan XII dan diperoleh dengan cara proporsional random sampling. Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitiaan ini pada umumnya menggunakan data primer dan sekunder. Pengumpulan data 3

primer dilakukan melalui kuesioner yang dibagikan dan diisi sendiri oleh responden, mengukur tinggi dan berat badan responden untuk mengetahui IMT dari responden, Setelah diisi oleh responden, maka kuesioner tersebut dikumpulkan. Sedangkan data sekunder berupa data jumlah siswi tiap kelas SMAN Kahu yang diperoleh dari Wakasek Kurikulum. Data yang telah dikumpulkan diolah dan dianalisis dengan menggunkan program SPSS melalui editing, coding, entry, cleaning serta analisis data dan disajikan dalam bentuk tabel, grafik dan narasi. HASIL Analisis Univariat Pada tahap ini disajikan hasil penelitian berupa deksripsi responden dan gambaran distribusi frekuensi dari variabel yang diteliti. Pada tabel distribusi frekuensi karakteristik responden menunjukkan bahwa, responden terbanyak berumur 6 tahun sebanyak 77 orang (33,2 %), sedangkan paling sedikit berumur 4 tahun sebanyak 4 orang (,7 %). Sedangkan pada tingkatan kelas, distribusi responden terbanyak berada pada tingkatan kelas X sebanyak 84 orang ( 36,2 %), dan paling sedikit pada tingkatan kelas XI sebanyak 72 ( 3%). Variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah kejadian dismenorea, usia menarche, siklus menstruasi, lama menstruasi, riwayat keluarga, dan status gizi. Distribusi responden menurut variabel penelitian dapat dilihat pada tabel 2. Tabel tersebut menunjukkan pada variabel dependen, responden lebih banyak menderita dismenorea sebesar 87, % dan sebagian besar merasakan nyeri ringan sebesar 64,4%. Sedangkan pada variabel independen, menunjukkan bahwa hampir semua usia menarche responden tergolong normal sebesar 98,7%. Pada siklus menstruasi responden, lebih banyak pada kategori teratur sebesar 84,5% sama seperti variabel lama menstruasi, responden juga lebih banyak pada kategori normal sebesar 92,7%. Pada variabel riwayat keluarga, sebagian besar memiliki riwayat yang juga mengalami dismenorea sebesar 68,5%. Pada kategori status gizi, hanya ada,4% responden yang kategori gemuk. Analisis Bivariat Pada tahap ini akan disajikan mengenai hasil penelitian berupa hubungan antara variabel independen (usia menarche, siklus menstruasi, lama menstruasi, riwayat keluarga, dan status gizi) dengan variabel dependen (kejadian dismenorea). Distribusi hubungan antara variabel tersebut dapat dilihat pada tabel 3. Pada tabel tersebut menunjukkan bahwa variabel independen seperti usia menarche, siklus menstruasi, lama menstruasi dan status gizi tidak berhubungan 4

dengan kejadian dismenorea. Hanya ada satu variabel yang memiliki hubungan dengan kejadian dismenorea yaitu variabel riwayat keluarga (p =,). Adapun tingkatan nyeri yang dirasakan responden berdasarkan variabel independent (usia menarche, siklus menstrusi, lama menstruasi, riwayat keluarga, dan status gizi) dapat dilihat pada tabel 4. Tabel tersebut menunjukkan tingkat nyeri berat umumnya dialami oleh responden yang memiliki usia menarche, siklus menstruasi, lama menstruasi, dan status gizi yang tergolong normal. Sedangkan pada riwayat keluarga, responden yang mengalami nyeri berat lebih banyak pada responden yang tidak memiliki riwayat keluarga mengalami dismenorea. Selain itu usia menarche juga dipengaruhi oleh status gizi. Hubungan status gizi dan usia menarche dapat dilihat pada tabel 5. tabel tersebut menunjukkan bahwa, % responden yang memiliki status gizi gemuk juga memiliki usia menarche dini. PEMBAHASAN Penelitian ini menunjukkan ada lima faktor yang berkaitan dengan kejadian dismenorea yaitu usia menarche, siklus menstruasi, lama menstruasi, riwayat keluarga dan status gizi. Berdasarkan disribusi responden yang mengalami menarche dini secara keseluruhan sesuai hasil uji statistik dalam penelitian ini menunjukkan bahwa responden yang memiliki usia menarche yang normal pun masih menderita dismenorea meskipun semua responden yang menarche dini mengalami dismenorea. Hasil penelitian ini sudah sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa menarche dini meningkatkan risiko terjadinya dismenorea karena dari seluruh responden yang menarche dini, % mengalami dismenorea. Namun, karena jumlah responden yang menarche dini hanya sebesar,3 % dari semua responden maka akan sangat menganggu hasil uji hubungan dari penelitian ini. peristiwa menarche sangat erat hubungannya dengan masa puncak kurva kecepatan penambahan tinggi badan. Pada remaja putri yang mengalami menstriasi yang terlambat, beratnya lebih ringan dari pada yang sudah menstruasi pada usia yang sama, walaupun tinggi badan mereka sama, pada umumnya mereka menjadi matang lebih dini akan memiliki indeks masa tubuh (IMT) yang lebih tinggi, dan mereka yang matang terlambat memiliki IMT lebih kecil pada usia yang sama.(soetjiningsih, 24). Peristiwa menarche terjadi tidak sama setiap individu. Usia menarche dipengaruhi faktor keturunan, keadaan gizi dan kesehatan umum. Asupan gizi yang 5

baik dapat mempercepat pembentukan hormon-hormon yang memengaruhi datangnya menarche (Moersitawati,28). Pada siklus menstruasi beberapa orang mengalami - kali per tahun. Ada orang-orang yang mengalaminya 3 kali per tahun. Hal ini terjadi karena setiap wanita memiliki keunikan sendiri yang mempengaruhi hormon kesuburan. Dari hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan siklus menstruasi dengan kejadian dismenorea. Hal ini bisa disebabkan banyak faktor, seperti faktor hormonal, Peningkatkan drastis atau penurunan berat badan mempenggaruhi sistem seluruh tubuh. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Mohamed (22) di Mesir yang menyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara siklus menstruasi yang teratur dengan kejadian dismenoreaa, karena responden yang mengalami dismenorea dan memiliki siklus mentruasi teraturtur cukup banyak yaitu sebesar 88,8%. Dengan teraturnya siklus mentruasi yang dialami responden maka akan semakin besar kemungkinan tingkat nyeri yang dirasakan makin berat. Pada umumnya 5-6% wanita diantaranya memerlukan obat-obatan analgesik untuk mengatasi masalah dismenorea ini (Anurogo,2). Olahraga/senam merupakan salah satu teknik relaksasi yang dapat digunakan untuk mengurangi nyeri. Hal ini disebabkan saat melakukan olahraga/senam tubuh akan menghasilkan endorphin. Endorphin dihasilkan di otak dan susunan syaraf tulang belakang. Hormon ini dapat berfungsi sebagai obat penenang alami yang diproduksi otak sehingga menimbulkan rasa nyaman (Puji,29). Siklus menstruasi dipengaruhi juga oleh faktor psikis, pada remaja putri yang secara emosional tidak stabil, apalagi jika mereka tidak mendapat penerangan yang baik tentang proses haid, mudah timbul dismenorea. Ketidaksiapan remaja putri dalam menghadapi perkembangan dan pertumbuhan pada dirinya tersebut, mengakibatkan gangguan psikis yang akhirnya menyebabkan gangguan fisiknya, misalnya gangguan haid seperti dismenorea (Liliwati, 27). Lama menstruasi dapat disebabkan oleh faktor psikologis maupun fisiologis. Secara psikologis biasanya berkaitan dengan tingkat emosional remaja putri yang labil ketika baru mengalami menstruasi. Sementara secara fisiologis lebih kepada terjadinya kontraksi otot uterus yang berlebihan atau dapat dikatakan mereka sangat sensitif terhadap hormon ini akibat endometrium dalam fase sekresi memproduksi hormon prostaglandin. Prostagladin terbentuk dari asam lemak tak jenuh yang disintesis oleh deluruh sel yang ada dalam tubuh (Anurogo,2). Hal ini menyebabkan kontraksi otot polos yang akhirnya menimbulkan rasa nyeri. 6

Dari hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan lama menstruasi dengan kejadian dismenorea. Presentase responden yang lama mentruasinya tidak normal dan mengalami dismenorea lebih banyak dibandingkan dengan rsponden yang memiliki lama mentruasi normal. Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan Mohamed (22) di Mesir yang menemukan adanya hubungan yang signifikan antara lama menstruasi dengan kejadian dismenorea. Jika melihat dari tingkatan nyeri responden pada tabel 4, sebagian besar responden mengalami nyeri ringan dialami oleh responden dengan lama menstruasi yang tidak normal. Sedangkan responden yang memiliki lama menstruasi normal cenderung mengalami nyeri sedang-berat. Riwayat keluarga keluarga merupakan faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya dismenorea. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan riwayat keluarga dengan kejadian dismenore. Sebagian besar responden yang mengalami dismenorea serta memiliki riwayat keluaga positif. Hal ini disebabkan adanya faktor genetik yang dapat mempengaruhi keadaan responden sehingga apabila ada keluaga responden yang mengalami dismenorea cenderung mempengaruhi psikis responden. Hasil penelitian ini sesuai teori yang ada serta sama dengan hasil penelitian yang dilakukan Novia dan Nunik (28) di Desa Banjar Kematren dan Kumbhar et al (2) di Kota Kadapa India yang menyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara riwayat keluarga dengan kejadian dismenorea. Hal ini membuktikan bahwa meskipun perbedaan lokasi penelitian, riwayat keluarga tetap memiliki hubungan yang signifikan terhadap kejadian dismenorea. Status gizi dapat berpengaruh dengan kejadian dismenorea, karena orang dengan status gizi yang lebih dari normal menunjukan peningkatan kadar prostagladin yang berlebih, sehingga memicu terjadinya spasme miometrium yang dipicu oleh zat dalam darah haid, mirip lemak alamiah yang dapat ditemukan dalam otot uterus. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan status gizi dengan kejadian dismenorea. Hal ini di karenakan kategori status gizi pada remaja yang 3 kategori (kurus, normal, gemuk) berbeda dengan kategori status gizi dewasa yang 5 kategori (kurus, normal, overweigth,obese I, obese II) sehingga rentang nilai status gizi normal pada remaja lebih banyak dari dari pada status gizi normal dewasa. 7

KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang gangguan menstruasi pada siswa SMAN Kahu Kabupaten Bone, maka dapat diambil kesimpulan bahwa diantara variabelvariabel yang diteliti, yang memiliki hubungan dengan kejadian dismenorea adalah riwayat keluarga. Sedangkan variabel yang tidak memiliki hubungan dengan kejadian dismenorea adalah usia menarche, siklus menstruasi, lama menstruasi dan status gizi. SARAN Setelah melihat faktor yang berhubungan dengan kejadian dismenorea, sebaiknya remaja putri untuk melakukan upaya preventif terhadap dismenorea yang sering terjadi pada remaja putri pada saat mentruasi, terutama bagi remaja putri yang memiliki riwayat keluarga positif dismenorea dan melakukan pemerikasaan diri ke dokter agar dapat melakukan pencegahan dini terhadap penyakit-penyakit endometris lainnya. DAFTAR PUSTAKA Anurogo, dito., Ari Wulandari. 2. Cara Jitu Mengatasi Nyeri Haid. Penebit Andi: Yogyakarta Kumbhar, Suresh K et.al. 2. Prevalence of dysmenorrrhea among adolenscent Girls ( 4-9 Yrs ) Of Kadapa District and Its Impact On Quality Of Life : A Cross Sectional Study. National Journal Of Community Medicine 2, 265-268 Lakshmi, Ananda et.al. 2. Prevalence of Premenstrual Syndrom and Dysmenorrhea among Female Medical Students and its Associaton with College Absenteeism. International Journal of Biological & Medical Research 2. -6 Liliwati, I et.al. 27. Dysmenorrhea and its Effects on School Activities Among Adolescent Girls in a Rural School in Selangor, Malaysia. Med & health 2 (). 42-47 Moersitawati. 28. Faktor Yang Berhubungan dengan Datangnya Menarche Pada Remaja Putri di Cileung Jawa Barat. Skripsi. Universitas Diponegoro Mohamed, Eman M. 22. Epidemiology among adolecent Students in Assiut City, Egypt. Life Science Journal 9 (). 348-353 Novia, Ika., Nunik Puspitasari. 28. Faktor yang Mememngaruhi Kejadian Dismenorea Primer. The Indonesian Journal Of Public Health 4, 96 4 Ortiz, Mario I. 2. Primary Dysmenorrhea among Mexican University Students : Prevalence, Impact and Treatment. European Journal of Obstretrics & gynecology and Reproductive Biology 52, 73-77 8

Puji, Istiqomah. 29. Efektivitas Senam Dismenore Dalam Mengurangi Dismenore Pada Remaja Putri Di SMUN 5 Semarang. Online:http://eprints.undip.ac.id/9253//ARTIKEL_SKRIPSI234.pdf. diakses pada tanggal 2 desember 22 Singh, Amita et.al. 28. Prevalence and Severity Of Dysmenorrrhea: A Problem related to Menstruation, Among First and Second Year Female Medical Student. Indian J Physiol Pharmacol 52, 389-397 Susanto dkk. 28. Analisis Kasus Dismenore Primer Pada Remaja Putri Di KotamadyaMakassar.Online:http//med.unhas.ac.id/obgin/index.php?option=com_content &task=view&id=4&itemid=63. Diakses pada tanggal 3 november 22 Soetjaningsih. 24. Tumbuh kembang Remaja dan Permasalahannya. Sagung Seto : Jakarta 9

LAMPIRAN Tabel. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Di SMAN Kahu Kabupaten Bone Karakteristik Jumlah Responden (n=232) Persen (%) Umur ( Tahun) 4 5 6 7 8 4 57 77 7 23,7 24,6 33,2 3,6 9,9 Tingkatan Kelas X XI XII Sumber : Data primer, 23 84 72 76 36,2 3 32,8 Tabel 2. Distribusi Frekuensi Variabel Penelitian Di SMAN Kahu Kabupaten Bone Variabel Penelitian Jumlah Persen (%) Kejadian Dismenorea Ya Tidak Tingkatan Nyeri Nyeri Ringan Nyeri Sedang Nyeri Berat Usia Menarche Menarche normal Menarche dini Siklus Menstruasi Teratur Tidak Teratur Lama Menstruasi Normal Tidak normal Riwayat Keluarga Ada Tidak ada Status Gizi 22 87, 3 2,9 Total 232 3 58 4 64,4 28,7 6,9 Total 22 229 98,7 3,3 Total 232 96 84,5 36 5,5 Total 232 25 92,7 7 7,3 Total 232 59 68,5 73 3,5 Total 232 Kurus Normal Gemuk 2 29 5,2 94,4,4 Total 232 Sumber: Data primer, 23

Tabel 3. Hubungan Variabel Independen dengan Kejadian Dismenorea Di SMAN Kahu Kabupaten Bone Variabel Independen Kejadian Dismenorea Total Ya Tidak (n =232) n % n % % Hasil Uji Statistik Usia Menarche Menarche Dini Menarche Normal 3 99 86,9 3 3 3 229 p =,659 Siklus Menstruasi Teratur Tidak Teratur Lama Menstruasi Tidak Normal Normal Riwayat Keluarga Ada Tidak Ada Status Gizi Kurus Normal Gemuk 74 28 6 86 46 56 9 Sumber: Data primer, 23 88,8 77,8 94, 86,5 9,8 76,7 9,7 86,8 22 8 29 3 7 29,2 22,2 5,9 3,5 8,2 23,3,6 3,2 96 36 7 25 59 73 2 29 p =,68 p =,324 X 2 =,47 p =,* φ=,29 p =,822 Tabel 4. Hubungan Variabel Independen dengan Tingkat Nyeri Di SMAN Kahu Kabupaten Bone Tingkat Nyeri Total Variabel Independen Ringan Sedang Berat n % n % n % n % Usia Menarche Menarche Dini Menarche Normal 2 28 66,7 64,3 58 29, 3 33,3 6,5 3 99 `Siklus Menstruasi Teratur Tidak Teratur Lama Menstruasi Tidak Normal Normal Riwayat Keluarga Ada Tidak Ada Status Gizi Kurus Normal Gemuk 8 22 7 23 42 88 8 2 Sumber : Data primer, 23 62, 78,6 43,8 66, 75 6,3 72,7 63,7 53 5 8 5 47 2 56 3,5 7,9 5 26,9 9,6 32,2 8,2 29,5 3 3 3 3 7,5 3,6 6,2 7 5,4 7,5 9, 6,8 28 74 6 86 56 46 9

Tabel 5. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Status Gizi dan Usia Menarche Di SMAN Kahu Kabupaten Bone Usia Menarche Status Gizi Menarche dini Menarche normal Total n % n % n % Kurus 2 2 Normal 2,9 27 99, 29 Gemuk Sumber: Data primer, 23 2