BAB I PENDAHULUAN. Mendapatkan pendidikan yang layak di Indonesia telah tercantum dalam UUD

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian membutuhkan suatu metode yang tepat untuk memperoleh

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah makhluk yang aktif dan dinamis yang senantiasa mempunyai

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

Gambar 4.1 Perkembangan Fisik Manusia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Millatulhaq, 2014

BAB II TINJAUAN TEORITIS. tahun pertama kehidupan anak, seperti yang ditunjukkan oleh keterlambatan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Dunia anak adalah dunia bermain, di mana masa ini secara naluriah

BAB I PENDAHULUAN. budi pekerti, sikap, serta kecerdasan saja, melainkan juga meliputi kualitas

BAB I PENDAHULUAN. yang dalam proses pembelajarannya menekankan pada prinsip bermain

BAB I PENDAHULUAN. semua aspek, baik kognitif, efektif maupun fisik motorik. besar, sebagian atau seluruh anggota tubuh. Contohnya berjalan, berlari,

BAB III METODE PENELITIAN

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

PERKEMBANGAN MOTORIK PLAY GROUP DAN TAMAN KANAK-KANAK OLEH: ENDANG RINI SUKAMTI, M.S DOSEN FIK UNY

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Orang tua dan guru belum memahami akan perkembangan potensi yang

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI TARI KREASI DI TAMAN KANAK-KANAK MELATI KABUPATEN SOLOK SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap anak berpotensi mengalami masalah dalam belajar,

PERMAINAN YANG BERORIENTASI PERKEMBANGAN UNTUK ANAK TAMAN KANAK-KANAK

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasannya jauh dibawah rata rata yang ditandai oleh keterbatasan intelejensi

Pembelajaran Seni Tari Kipas pada Anak Tunarungu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN UKDW. perkembangan fase selanjutnya (Dwienda et al, 2014). Peran pengasuhan tersebut

BAB III METODE PENELITIAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. secara beragam, bergantung pada sudut pandang masing-masing dan teori yang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hal ini tercantum dalam pembukaan Undang-Undang dasar 1945 alinea ke empat

BAB I PENDAHULUAN. untuk memberikan bimbingan belajar kepada anak-anaknya yang mulai memasuki

Meningkatkan Kemampuan Berjalan Melalui Latihan Menendang Bola Bagi Anak Cerebral Palsy Kelas Dasar IV di SLB Hikmah Miftahul Jannah Padang

LAPORAN OBSERVASI LAPANGAN PERKEMBANGAN DAN PROSES PEMBELAJARAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

MENINGKATKAN KETAHANAN DUDUK BAGI ANAK TUNAGRAHITA RINGAN KELAS I MELALUI PLANNED HUMOR MENGGUNAKAN BONEKA TANGAN (SSR di SLB Negeri 1 Padang)

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam melaksanakan fungsi-fungsi kehidupan tidak lepas dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tubuh manusia merupakan hal yang bisa dipelajari, baik bentuk maupun

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Al-Hikmah Jurnal Kependidikan dan Syariah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Nurfitri Amelia Rahman, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

JASSI_anakku Volume 17 Nomor 1, Juni 2016

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

SEKOLAH UNTUK ANAK AUTISTIK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

INTERVENSI DINI (EARLY INTERVENTION) ANAK MDVI (MULTIPLE DISABILITY VISUALY IMPAIRMENT) Sukinah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia.

E-JUPEKhu(JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini adalah suatu proses pembinaan tumbuh kembang

PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI

BAB III METODE PENELITIAN. termasuk dalam penelitian subjek tunggal. Variabel merupakan atribut atau

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Komunikasi merupakan bagian dari kehidupan manusia sehari-hari, bahkan

BAB I PENDAHULUAN. tersendiri dalam jenis dan karakteristiknya, yang membedakan dari anak-anak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

LAMPIRAN. Tabel Karakteristik ADHD dan gangguan Sensori Integrasi (SI) Karakteristik Permasalahan ADHD Gangguan SI Terlalu lelah.

2015 PEMBELAJARAN TARI MELALUI STIMULUS GERAK BURUNG UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KINESTETIK PADA ANAK TUNAGRAHITA SEDANG DI SLB YPLAB LEMBANG

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

DIKTAT PERKEMBANGAN MOTORIK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR MELALUI TEKNIK LOKOMOTOR PADA ANAK KELOMPOK B DI TK NEGERI PEMBINA KECAMATAN SIPATANA KOTA GORONTALO

PERMOHONAN CALON RESPONDEN. Dengan hormat, Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

BAB III METODE PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. jasmani yang direncanakan secara sistematik bertujuan untuk. mengembangkan dan meningkatkan individu secara organik,

STUDI TENTANG KETERAMPILAN BELAJAR PENYETELAN KARBURATOR BAGI SISWA TUNA RUNGU

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak berkebutuhan khusus merupakan anak luar biasa yang mempunyai

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. pemberi bola kepada si pemukul. Namun pada permaianan kippers si pemukul

BAB 2 DATA DAN ANALISA. Untuk mempelajari perkembangan anak dari usia 2 tahun, ada baiknya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

MODEL PENGENALAN AKTIVITAS JASMANI BAGI SISWA TAMAN KANAK-KANAK

PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu peranan penting dalam kemajuan suatu. bangsa, karena maju tidaknya suatu bangsa tergantung pada kualitas

STUDI DURASI BELAJAR SERVICE RINGAN ENGINE SEPEDAMOTOR MELALUI METODE PEMBELAJARAN DEMONSTRASI BAGI SISWA TUNARUNGU

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. segala potensinya. Oleh sebab itu pendidikan harus diterima olah setiap warga negara,

Prinsip perkembangan motorik adalah adanya suatu perubahan baik fisik maupun psikis

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHITUNG SATUAN PANJANG MELALUI MEDIA BAGAN TABEL BAGI ANAK BERKESULITAN BELAJAR MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan generasi sumber daya manusia yang lebih baik. Pendidikan anak usia

PENGARUH PERMAINAN LOMPAT TALI TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK DI KELOMPOK B RA AL-MUHAJIRIN PALU ABSTRAK

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan terjadinya perkembangan fisik motorik, kognitif, dan

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI IMITASI DALAM GERAK TARI DI TAMAN KANAK KANAK AL HIKMAH LUBUK BASUNG FIRMAWATI

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG UPI Kampus Serang Nova Sri Wahyuni, 2016

Modul 3 PPG-Konten Kurikulum 1

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kejuaraan atletik. Pelaksanaan lompat dalam perlombaan atletik memerlukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

STUDI DESKRIPTIF KEMAMPUAN MOTORIK KASAR SISWA KELAS A PAUD IT BAITUL IZZAH KOTA BENGKULU

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara ilmiah yang digunakan oleh peneliti untuk

PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI SENAM IRAMA DI TAMAN KANAK-KANAK BINA UMMAT PESISIR SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang dapat mempengaruhi proses serta hasil pendidikan pada

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu : 1. Media Animasi Komputer MANTAP

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan yang pesat bahkan dikatakan sebagai

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mendapatkan pendidikan yang layak di Indonesia telah tercantum dalam UUD 1945, bab III pasal 3 ayat 1 yang berbunyi : Setiap warga Negara berhak mendapatkan pengajaran. Maka dari itu mengembangkan pendidikan dalam gerak pembangunan nasional adalah hal yang akan terus menerus terlaksana, karena pendidikan merupakan faktor strategis dalam menunjang keberhasilan pembangunan. Pendidikan Luar Biasa, sebagai salah satu bentuk pendidikan mengenai anakanak berkebutuhan khusus sebagai objek formal dan materialnya dari berbagai jenis kekhususan termasuk anak Autistik, secara sadar terus berupaya untuk meningkatkan layanan pendidikan maupun pelayanan dengan sebaik-baiknya. Sebagai warga negara anak Autistik juga memiliki hak yang sama untuk mendapatkan pendidikan. Anak Autistik adalah anak yang mengalami hambatan perkembangan kemampuan yang kompleks yang bermanifestasi pada bahasa, perilaku motorik, komunikasi dan interaksi sosial. Dengan hambatan perkembangan tersebut anak mengalami gangguan dalam bidang akademik, kemampuan membantu diri, kemampuan berbahasa dan berkomunikasi, perhatian, konsentrasi serta hambatan perilaku motorik yang ditandai dengan seringnya melakukan perilaku yang berulangulang (stereotip) seperti menggoyang-goyangkan badan, memainkan tangan dan jarijari (hand flapping), hambatan perilaku motorik yang terlihat dari ketidakharmonisan dalam melakukan suatu gerakan misalnya berolahraga, berjalan, melempar atau

menendang, dan ketidakmampuan dalam melakukan koordinasi gerak lokomotor dan non lokomotor atau gerakan kompleks seperti campuran antara merentangkan tangan sambil melangkahkan kaki ke samping, melangkah maju mundur sambil menggoyangkan bahu atau mengayunkan tangan. Latihan koordinasi gerak perlu dilakukan melalui kegiatan-kegiatan yang bervariasi, baik yang bersifat permainan, kesibukan kerja, ataupun dalam apresiasi seni. Apabila koordinasi ini dilakukan berulang-ulang maka lambat laun akan dapat terbentuk gerakan yang terarah dan terkendali pada diri anak Autistik. Anak Autistik memiliki keberagaman IQ berkisar antara 110 sampai di bawah 50. Anak Autistik yang memiliki IQ di bawah 50 ini tentunya akan mengalami kesulitan dalam menjalani kehidupannya. Pada dasarnya Anak Autistik banyak terlibat dengan para terapis dan guru pendidikan khusus untuk membantu mereka mengatasi masalah perkembangan mereka. Sedangkan Anak Autistik membutuhkan layanan pendidikan secara khusus dan penanganan individual yang intensif untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya seoptimal mungkin. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa anak-anak berkebutuhan khusus berhak mendapatkan pendidikan untuk mengembangkan kemampuan mereka secara optimal agar mereka memiliki keterampilan dan kecerdasan guna membantu dirinya sendiri dan tidak menggantungkan diri pada orang lain. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan komponen-komponen pendidikan seperti guru, alat pembelajaran, kurikulum dan sarana penunjang lainya dalam bidang pengajaran, salah satu di antaranya adalah bidang pengajaran Seni Tari. Selain komponen-komponen

pendidikan diperlukan juga teknik pengajaran berupa pengetahuan tentang cara penyampaian bahan, metode, evaluasi, pengelolaan kelas, serta kegiatan-kegiatan lainnya. Dengan demikian untuk mempermudah pengajaran seni tari di antaranya dapat memilih materi yang tepat yaitu materi yang sesuai dengan kemampuan siswa yang akan diajarkan. Tujuannya adalah materi sesuai dengan kemampuan siswa berkebutuhan khusus dan dapat bermanfaat untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh siswa berkebutuhan khusus tersebut. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya hasil assesmen pada Anak Autistik di salah satu Homeschooling di Bandung, berdasarkan hasil assesmen anak tersebut mengalami hambatan perilaku motorik. Hal ini terlihat dari cara berjalannya yang agak kurang stabil, ketika naik atau turun dari tangga selalu menutup mata dan telinga, anak sering melakukan gerakan-gerakan yang tidak terduga seperti berlari tidak beraturan secara tiba-tiba, anak sering menggoyang-goyangkan badannya secara berulang-ulang, anak tidak dapat berjongkok dengan benar, ketika rukuk dalam keadaan shalat anak tidak dapat membungkuk dengan benar, dan ciri-ciri lainnya yang menandakan bahwa anak tersebut mengalami hambatan perilaku motorik. Tentunya berbagai hambatan yang dialami oleh anak tersebut mempengaruhi keterampilan dalam menjalani kegiatan sehari-hari mereka. Oleh sebab itu mereka perlu mendapatkan teknik pengajaran yang tepat agar dapat mengatasi hambatan perilaku motorik tersebut. Dari sekian banyak teknik pengajaran, maka penulis melakukan penelitian tentang teknik pengajaran gerak Tari Kijang yang dilakukan oleh seorang guru tari

terhadap Anak Autistik yang bertujuan sebagai upaya pengembangan perilaku motorik Anak Autistik tersebut. Penulis memilih teknik pengajaran seni tari karena seni tari merupakan teknik pengajaran untuk melatih motorik kasar peserta didik. Gerakan Tari Kijang diciptakan oleh Ibu Dewi Kartika dosen Seni Tari Jurusan Bahasa dan Seni Tari Universitas Pendidikan Indonesia dan mulai dipopulerkan pada tahun 2004. Tari Kijang ini diciptakan untuk bahan pelajaran Seni Tari siswa TK dan SD umum kelas 1 sampai kelas 3 yang bertujuan untuk melatih motorik kasar peserta didik tersebut. Untuk mengajarkan Tari Kijang pada Anak Autistik diperlukan media agar anak dapat memahami materi pembelajaran dengan mudah. Media Pengajaran dapat mempertinggi proses dalam pengajaran yang gilirannya diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapainya. Contoh media yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran pada anak Autistik bermacam-macam, diantaranya dapat melalui gambar atau kaset/video (Sudjana dan Rivai, 2002:2) Penelitian ini menggunakan media berupa kaset/video yang menayangkan tari kijang sebagai media pengajaran untuk upaya pengembangan perilaku motorik Anak Autistik. B. Identifikasi Masalah Bertitik tolak pada uraian dalam latar belakang, identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Sebagian dari Anak Autistik mengalami hambatan perilaku motorik. 2. Hambatan perilaku motorik Anak Autistik terspesifikasi pada motorik kasar.

3. Hambatan perilaku motorik kasar menyebabkan ketidakharmonisan gerak pada Anak Autistik. 4. Gerak tari berisi materi gerak motorik kasar yang dapat meningkatkan perkembangan perilaku motorik Anak Autistik. 5. Gerak tari melibatkan seluruh gerak anggota tubuh seperti kepala, tangan, tubuh dan kaki. 6. Gerak tari kijang diharapkan dapat meningkatkan kemampuan motorik kasar Anak Autistik. C. Batasan Masalah Dari sekian banyak permasalahan perilaku motorik yang muncul pada Anak Autistik, maka penulis membatasi permasalahan hanya pada permasalahan motorik kasar (gross motor) Anak Autistik. Dimana aspek tersebut akan dikembangkan dengan menggunakan teknik pengajaran gerak tari kijang sebagai salah satu teknik pengajaran yang digunakan untuk mengembangkan metode pembelajaran belajar sambil bermain. D. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian yang terdapat pada latar belakang masalah. Penulis mengajukan rumusan masalah penelitian sebagai berikut. Apakah gerak tari kijang memberikan pengaruh yang signifikan dalam peningkatan kemampuan perilaku motorik anak Autistik?

E. Variabel Penelitian Variabel penelitian merupakan suatu atribut atau ciri-ciri mengenai sesuatu yang dapat berbentuk benda atau kejadian yang dapat diamati (Juang, 2006 : 12). a. Variabel bebas Variabel bebas adalah variabel yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya (mempengaruhi) variabel terikat (Sugiyono, 2001 : 3). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah tari Kijang sebagai teknik pengajaran. Tari adalah ekspresi jiwa manusia melalui gerak-gerak yang ritmis dan indah (Soedarsono, 1972 : 4). Pendidikan seni tari merupakan penunjang pembangkit kegairahan belajar yang ditimbulkan oleh nilai-nilai unsur seni, yang selalu mewujudkan dan memelihara dinamika panduan keteraturan dan perkembangan (Wardhana, 1990 : 11). b. Variabel terikat Variabel terikat adalah variabel yang timbul akibat variabel bebas (Sugiyono, 2001: 3). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kemampuan perilaku motorik kasar anak Autistik yaitu kesanggupan atau kecakapan anak Autistik dalam menampilkan gerak. Adapun kemampuan perilaku motorik kasar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah: a. Kemampuan anak dalam melakukan gerakan langkah kaki b. Kemampuan anak dalam melakukan gerakan loncat kaki c. Kemampuan anak dalam melakukan gerakan kepala

d. Kemampuan anak dalam melakukan gerakan tangan. F. Asumsi Asumsi adalah anggapan dasar yang menjadi tumpuan pandangan dari kegiatan terhadap masalah yang dihadapi, yang menjadi pangkal dimana tidak ada lagi keraguan dalam penelitian (Winarno dalam Kadariah, 2001:7). Penelitian ini bertitik tolak pada beberapa asumsi yaitu: 1. Tari adalah ekspresi jiwa manusia melalui gerak-gerak yang ritmis dan indah (Soedarsono, 1972:4) 2. Pendidikan seni tari merupakan penunjang pembangkit kegairahan belajar yang ditimbulkan oleh nilai-nilai unsur seni, yang selalu mewujudkan dan memelihara dinamika panduan keteraturan dan perkembangan (Wardhana, 1990:11) G. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, adalah : a. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh gerak Tari Kijang terhadap kemampuan perilaku motorik kasar anak Autistik. b. Mendemonstrasikan materi gerak tari kijang dalam proses kegiatan belajar mengajar seni tari untuk mengetahui seberapa besar pengaruhnya terhadap perkembangan perilaku motorik kasar anak Autistik. 2. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian yang telah diuraikan, maka manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Masalah ini mempunyai nilai fungsional bagi kepentingan Anak Autistik yaitu membantu mereka dalam mengatasi hambatan perilaku mereka dengan lebih meningkatkan kemampuan motorik kasar. b. Sebagai sumbangan pemikiran bagi para guru ataupun pembuat kurikulum, dalam mengoptimalkan kemampuan motorik Anak Autistik. c. Sebagai motivasi bagi lembaga-lembaga yang menangani bidang pendidikan luar biasa, guna mengembangkan Gerak Seni Tari untuk mengatasi hambatan perilaku motorik Anak Autistik. H. Hipotesis Penelitian Hipotesis penelitian adalah jawaban sementara terhadap masalah yang diteliti, yang dirumuskan atas dasar terkaan atau conjucture peneliti. Sebagai jawaban sementara dari penelitian ini hipotesisnya adalah sebagai berikut: Gerak tari kijang memberikan pengaruh yang signifikan dalam perkembangan kemampuan perilaku motorik kasar Anak Autistik di Homeschooling Bandung. I. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan subjek penelitian tunggal (Single Subject Research). Penelitian eksperimen adalah penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui akibat dari sesuatu yang dikenakan pada subjek didik (Arikunto, S. 1990:272)

Metode eksperimen ini digunakan karena sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti, yaitu untuk mengetahui apakah gerak Tari Kijang dapat meningkatkan kemampuan perilaku motorik kasar Anak Autistik. Desain penelitian menggunakan desain A-B-A. Desain A-B-A merupakan penelitian yang pengolahan datanya dipergunakan untuk penyelidikan perubahan perilaku, dalam hal ini adalah gerak tari kijang guna meningkatkan perkembangan perilaku motorik kasar Anak Autistik. Desain ini menunjukkan adanya hubungan sebab akibat antara variabel bebas dengan variabel terikat. Terdapat pengulangan kondisi baseline setelah intervensi, berguna sebagai kontrol untuk kondisi intervensi sehingga keyakinan untuk menarik kesimpulan adanya hubungan sebab akibat antara variabel bebas dan variabel terikat lebih kuat. J. Tempat dan Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan di salah satu Homeschooling di Kota Bandung. Subjek penelitian ini yaitu siswa kelas V yang berinisial IL berjenis kelamin perempuan dengan usia 12 tahun. Karakteristik anak yang paling menonjol pada subjek antara lain sering mengeluarkan kata-kata atau bunyi-bunyi yang tidak bermakna (echolalia), sering memainkan tangan (handflapping), tidak tahan mendengar jeritan anak kecil atau suara kebisingan kendaraan (hypersensitivity auditori), tidak bisa duduk diam dalam waktu yang lama, mengalami gangguan konsentrasi, tidak dapat mengontrol emosi pada saatsaat tertentu, kurang dapat mengontrol gerak motorik, kurang bisa beradaptasi pada

perubahan lingkungan maupun kebiasaan, kemampuan menolong diri tergantung pada orang lain karena setiap harinya dilayani, dan mudah tertarik pada benda atau gambar. Mengalami hambatan perilaku motorik ditandai dengan ketidakharmonisan gerak tubuh siswa, ketidakmampuan siswa menggabungkan 2 gerakan dasar secara bersamaan, siswa tidak dapat melakukan gerakan berjongkok dan merangkak, mengangkat tangan atau menggerakkan tangan tidak sempurna, tidak mampu melakukan gerakan ruku dalam shalat, dan kurang dapat mengontrol gerakan berlari atau berjalan (tidak dapat berjalan secara perlahan) yang selanjutnya akan menjadi fokus pada penelitian ini.