BAB III METODOLOGI PENELITIAN. jenis penelitian ini adalah kuantitatif. Yang dimaksud dengan penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. jenis penelitian ini adalah kuantitatif, yaitu penelitian yang menekankan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif, yaitu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Penelitian ini terdiri atas tiga variabel, yaitu dua variabel bebas dan satu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pada data-data numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dinyatakan dalam bentuk jumlah atau angka yang dihitung secara matematik,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan jenis kuantitatif,

BAB III METODE PENELITIAN. yang hati hati, teratur dan terus menerus, sedangkan untuk mengetahui bagaimana

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tipe Penelitian. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. Setiap kegiatan penelitian tentu memusatkan perhatiannya pada beberapa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. akan dianalisis lebih lanjut dalam analisis data. Penelitian ini terdiri dari dua

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. Penelitian ini menggunakan tiga variabel yang terdiri dari satu variabel

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Brand Image sedangkan variabel dependen (terikat) adalah Keputusan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. fenomena atau gejala utama dan pada beberapa fenomena lain yang relevan.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Variabel bebas : dukungan sosial keluarga. 2. Variabel tegantung : sikap ibu terhadap anak penyandang autisme

BAB III METODE PENELITIAN. korelasional. Metode korelasional adalah metode penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. sampel tertentu, teknik pengambilan sampel biasanya dilakukan dengan cara random,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dan menampilkan hasil berupa angka-angka. Sedangkan metode dalam

BAB III METODE PENELITIAN. variabel yang diteliti (Azwar, 2012, h.5). Variabel Tergantung : Motivasi Berprestasi Pada Siswa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Yaitu data yang diperoleh langsung dari responden. Responden dari. data ini dianalisa. Data tersebut antara lain :

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. mengetahui ada tidaknya hubungan sikap warga terhadap peran polisi dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ini dinyatakan dalam bentuk jumlah atau angka yang

BAB III METODE PENELITIAN. menekankan analisanya pada data-data numerical (angka) yang di olah dengan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. kuantitatif jenis ex post facto atau disebut juga penelitian non-eksperimen, dimana

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. variabel-variabel yang diambil dalam penelitian ini.

BAB III METODE PENELITIAN. diolah dengan metode statistika (Azwar, 2010). Variabel penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang berusaha untuk menjelaskan atau

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 4 Yogyakarta. Waktu. penelitian pada bulan November 2013 Mei 2014.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. analisisnya pada data numerikal (angka) yang diolah dengan metoda

BAB III METODE PENELITIAN. datanya berbentuk angka angka dan dianalisa menggunakan statistik.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dengan teknik korelasional merupakan penelitian menyelidiki sejauhmana

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau tehnik dalam mengadakan

Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif, sesuai dengan namanya, banyak dituntut menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti memperoleh jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan penelitiannya.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menekankan analisisnya pada data-data numerical (angka) yang di olah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

C. Variabel Penelitian Dalam penelitian ini terdapat 2 variabel, yaitu: 1. Variabel independen : body image 2. Variabel dependen : perilaku diet

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. hubungan antara dua atau beberapa variabel (Arikunto, 2005: 247). Penelitian dengan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. yaitu dukungan sosial teman sebaya sebagai variabel bebas (X) dan kebahagiaan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang sebenarnya terjadi di lapangan. Penelitian korelasional merupakan penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Disebut kuantitatif karena menekankan analisisnya pada data-data numerical

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika (Azwar, 1996). Dalam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. hubungan antara dua atau beberapa variabel. Dengan teknik korelasional seorang

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan variabel terikat (Y). Menurut Kerlinger (1973) Consuelo dkk

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Obyek Penelitian ini adalah sense of humor dan penyesuaian diri pada remaja

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. berbeda-beda dari satu subjek ke subjek yang lain, baik secara kuantitatif maupun

BAB III METODE PENELITIAN. Data dari metode penelitian kuantitatif ini berupa angka-angka dan. analisisnya mengunakan statistik (Sugiyono,2010:7).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengunakan metode penelitian kuantitatif sebagai upaya

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti untuk melakukan penelitianya. Penelitian ini berangkat dari adanya permasalahan.

BAB III METODE PENELITIAN. karena analisisnya menggunakan data-data numerikal yang kemudian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metode Penelitian yang Digunakan

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif korelasional, yakni penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. korelasional. Penelitian ini mengukur hubungan kepercayaan diri (X) dengan

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Menurut Azwar (2012 a, h. 5), penelitian kuantitatif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang menentukan penelitian, diantaranya sebagai berikut :

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Sejalan dengan tujuan yang ingin diperoleh dalam penelitian ini, maka jenis penelitian ini adalah kuantitatif. Yang dimaksud dengan penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menekankan analisis pada data-data numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistik. Pada dasarnya penelitian kuantitatif dilakukan pada penelitian internal (dalam rangka menguji hipotesis) dan menyandarkan kesimpulan hasil pada suatu probabilitas kesalahan penolakan hipotesis nihil. Dengan metode kuantitatif akan diperoleh signifikansi perbedaan kelompok atau signifikansi hubungan antara variabel yang akan diteliti. Pada umumnya, penilitian kuantitatif merupakan penelitian sampel besar (Azwar, 1998: 5). Variabel dalam penelitian ini adalah intensitas mengikuti pembinaan keagamaan Islam dan dukungan sosial sebagai independen dan kesehatan mental sebagai variabel dependen. B. Definisi Operasional 1. Kesehatan Mental Kesehatan mental adalah terhindarnya seseorang dari gejala gangguan atau penyakit mental, terwujudnya keharmonisan yang sungguh-sungguh antar fungsi-fungsi jiwa serta mempunyai kesanggupan untuk menghadapi problemproblem biasa yang terjadi dan merasakan secara positif kebahagiaan dan kemampuan dirinya, adanya kemampuan yang dimiliki untuk menyesuaikan

31 diri dengan dirinya sendiri dan lingkungannya, berlandaskan keimanan dan ketakwaan, serta bertujuan untuk mencapai hidup yang bermakna dan bahagia di dunia dan bahagia di akhirat. Pengukuran kesehatan mental dilakukan dengan menggunakan Skala Kesehatan mental. Skala ini merupakan modifikasi skala kesehatan mental yang disusun Bukhori (2006: 28). Skala tersebut berdasarkan aspek-aspek menurut Bastaman (1995:134), yang meliputi: a. Bebas dari gangguan dan penyakit-penyakit kejiwaan, b. Mampu secara luwes menyesuaikan diri dan menciptakan hubungan antar pribadi yang bermanfaat dan menyenangkan, c. Mengembangkan potensi-potensi pribadi (bakat, kemampuan, sikap, sifat, dan sebagainya) yang baik dan bermanfaat bagi dirinya sendiri dan lingkungannya, d. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan dan berupaya menerapkan tuntunan agama dalam kehidupan sehari-hari. 2. Intensitas mengikuti Pembinaan Keagamaan Intensitas mengikuti pembinaan keagamaan yaitu tingkat kesungguhan suatu usaha yang dilakukan secara berdaya guna dan berhasil untuk memperoleh hasil yang lebih baik terhadap peraturan Tuhan yang diberikan kepada manusia dan untuk memperoleh kebahagiaan di dunia dan akhirat. Skala intensitas mengikuti pembinaan keagamaan Islam merupakan modifikasi aspek intensitas mengikuti pembinaan keagaamaan Islam yang disusun Hidayah (2011: 35-3). Skala tersebut disusun berdasarkan aspek-

32 aspek menurut Makmun (2002), Tasmara (1995), dan Dakir (1993), yang meliputi: a. Frekuensi kegiatan yang dilakukan, yaitu seberapa sering kegiatan dilakukan dalam periode waktu tertentu. b. Motivasi mengikuti kegiatan tersebut, yaitu suatu kekuatan (power), tenaga (forces), daya (energy), atau suatu keadaan yang kompleks (a complex state), dan kesiapsediaan (preparatory set) dalam diri individu untuk bergerak ke arah tujuan tertentu, baik disadari maupun tidak. c. Efek yang ditimbulkan dari adanya pembinaan, yaitu suatu perubahan, hasil, atau konsekuensi langsung yang disebabkan oleh suatu tindakan. d. Perhatian, yaitu keaktifan peningkatan kesadaran seluruh fungsi jiwa yang dikerahkan dalam pemusatannya kepada sesuatu, baik yang ada di dalam maupun yang ada di luar diri individu. e. Spirit of change (semangat ingin berubah) dari santri. 3. Dukungan Sosial Dukungan Sosial adalah hubungan antar pribadi yang bersifat membantu dan menolong yang diperoleh dari orang lain yang dapat dipercaya. Untuk mengukur tingkat dukungan sosial maka digunakan skala tingkat dukungan sosial. Pengukuran dukungan sosial keluarga dilakukan dengan menggunakan Skala dukungan sosial yang digunakan merupakan modifikasi aspek yang disusun Bukhori (2006: 28). Skala tersebut disusun berdasarkan aspek-aspek menurut House (dalam Nursallam, 200: 29), yang meliputi:

33 a. Perhatian emosional, mencakup ungkapan empati, kepedulian, dan perhatian terhadap orang yang bersangkutan. b. Bantuan instrumental, mencakup bantuan langsung, misalnya orang memberi pinjaman uang kepada orang yang membutuhkan atau menolong dengan memberi pekerjaan pada orang yang tidak punya pekerjaan. c. Pemberian informasi, mencakup pemberian nasihat, saran, pengetahuan, dan informasi serta petunjuk. d. Penilaian, terjadi lewat ungkapan hormat/ penghargaan positif untuk orang lain, dorongan maju atau persetujuan dengan gagasan atau perasaan individu dan perbandingan positif orang itu dengan orang lain. C. Sumber dan Jenis Data Sumber primer dari penelitian adalah santri di pondok pesantren Al- Hidayah Plumbon Kec. Limpung Kab. Batang yang mengikuti kegiatan pembinaan keagamaan Islam. Adapun sumber sekunder dari penelitian ini adalah petugas pembinaan keagamaan Islam di Pondok Pesantren TPI Al Hidayah Plumbon Kec. Limpung Kab. Batang. Adapun jenis data yang dipergunakan yaitu: a. Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh dari jawaban responden melalui instrumen penelitian berupa skala, yakni skala tentang kesehatan mental santri, skala intensitas mengikuti pembinaan keagamaan Islam, dan skala dukungan sosial.

34 b. Data Sekunder Data sekunder adalah data penunjang dari data primer yang meliputi data-data tentang pondok pesantren, laporan-laporan pelaksanaan kegiatan pembinaan keagamaan Islam, dan data santri. D. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah santri di pondok pesantren TPI Al Hidayah Plumbon Kec. Limpung Kab. Batang yang mengikuti pembinaan keagamaan Islam. Teknik pengambilan sampel dilakukan adalah sampel kuota yaitu teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai cirriciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan (Sugiyono, 2005: 124). Alasan menggunakan teknik ini populasi yang ada di pondok pesantren luas, sehingga dalam pengambilan sampel berdasarkan kriteria yang telah ditentukan. Kriteria santri yang dijadikan responden adalah sebagai berikut: dalam beberapa karakteristik tertentu yaitu santri yang tinggal di pondok pesantren Al-hidayah, mengikuti pembinaan keagamaan Islam, dan jenjang pendidikan minimal SLTP. E. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen penelitian berupa skala kesehatan mental, skala intensitas mengikuti pembinaan keagamaan Islam, dan skala dukungan sosial. Skala kesehatan mental, intensitas mengikuti pembinaan keagamaan Islam, dan dukungan sosial menggunakan pernyataan favorable dan

35 unfavorable. Item favorable adalah pernyataan yang seiring dengan obyek yang akan diukur, sedang item unfavorable adalah pernyataan yang tidak seiring dengan obyek yang akan diukur. Pengukuran skala kesehatan mental, intensitas mengikuti pembinaan keagamaan, dan dukungan sosial dengan menggunakan empat alternatif jawaban yaitu, sangat sesuai, sesuai, tidak sesuai, dan sangat tidak sesuai. Skor jawaban mempunyai nilai 4-1 sebagaimana dalam tabel 1 berikut ini. Tabel 1 Skor Jawaban Item Jawaban Favorable Unfavorabel SS 4 1 S 3 2 TS 2 3 STS 1 4 Untuk memilih item-item yang memiliki validitas dan reabilitas yang baik, dalam penelitian ini dilakukan uji coba terpakai. Dalam uji coba terpakai peneliti langsung menyajikannya pada subjek penelitian, lalu peneliti menganalisis validitasnya sehingga diketahui item valid dan item gugur; apakah instrumen itu cukup andal atau tidak. Jika hasilnya memenuhi syarat dan masing-masing aspek terpenuhi, maka peneliti langsung pada langkah selanjutnya. Jika tidak memenuhi syarat berupa aspek yang digunakan ada yang gugur, maka peneliti memperbaikinya dan mengadakan uji coba ulang pada responden (Hadi, 1990: 101). Seleksi item dilakukan dengan melakukan pengujian validitas terhadap semua item di setiap variabel. Pengujian dilakukan dengan menggunakan

36 formulasi korelasi product moment dari Pearson, dan perhitungannya menggunakan bantuan program SPSS versi 16.00 (Azwar, 2001: 21). Dalam penelitian ini pengujian reliabilitas dilakukan dengan menggunakan teknik Alpha dari Croncbach, dan penghitungannya menggunakan bantuan program SPSS 16.00. a. Skala Kesehatan Mental Untuk skala kesehatan mental menggunakan 28 item pernyataan, diantaranya 14 item pernyataan favorable dan 14 item pernyataan unfavorable. Variabel kesehatan mental santri diukur dengan skala kesehatan mental santri. Item disusun berdasarkan empat aspek yakni: (1) bebas dari penyakit kejiwaan, (2) mampu menyesuaikan diri, (3) mampu mengembangkan potensi, (4) beriman kepada Tuhan dan menerapkan tuntunan dalam kehidupan seharihari. Blue print skala kesehatan mental santri sebagaimana dalam tabel 2.

3 Tabel 2 Blue print Skala Kesehatan Mental Santri No Indikator Nomor Item Jumlah Favorable Unfavorable Item 1 Bebas dari penyakit 1,12,16,25 5,9,13 kejiwaan 2 Mampu 2,,1,20 11,19,26 Menyesuaikan Diri 3 Mampu 6,18,2 10,8,15,21 Mengembangkan Potensi 4 Beriman Kepada Tuhan dan 4,14,23 3,22,24,28 menerapkan tuntutan agama dalam kehidupan seharihari Jumlah 14 14 28 Setelah dilakukan uji validitas dan reabilitas skala kesehatan mental santri dengan program SPSS 16.00 diketahui, bahwa dari 28 item skala tentang kesehatan mental santri yang valid berjumlah 23, yakni item: 1, 3, 4, 8, 9, 10, 12, 13, 14, 15, 16, 1, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 2, 28, sedangkan yang tidak valid (drop) berjumlah 5 item, yakni item: 2, 5, 6,, 11. Koefisien validitas instrumen skala kesehatan mental santri bergerak antara 0,251 sampai 0,32. Sementara itu, hasil uji reabilitas skala kesehatan mental santri diketahui nilai alphanya sebesar 0,865. Item tersebut kemudian diturunkan kembali, setelah item yang gugur dibuang. Lebih jelasnya, sebaran item skala kesehatan mental santri setelah uji coba telah diturunkan kembali dapat dilihat pada tabel 3.

38 Tabel 3 Sebaran Item Skala Kesehatan Mental Santri Pasca Uji Coba Terpakai Nomor Item Jumlah No Indikator Favorable Unfavorabl D Item e 1 Bebas dari penyakit 1,12,16,25 9,13 kejiwaan 6 2 Mampu Menyesuaikan Diri 1,20 19,26 4 3 Mampu Mengembangkan 18,2 10,8,15,21 Potensi 6 4 Beriman Kepada Tuhan dan 4,14,23 3,22,24,28 menerapkan tuntutan agama dalam kehidupan sehari-hari Jumlah 11 12 23 Dengan demikian pada skala kesehatan mental santri, jumlah item yang sahih dan handal dalam penelitian ini sebanyak 23 item. b. Skala Intensitas Mengikuti Pembinaan Keagamaan Islam Untuk skala intensitas mengikuti pembinaan keagamaan Islam menggunakan 30 item pernyataan diantaranya 15 item pernyataan favorable dan 15 item pernyataan unfavorable. Variable intensitas mengikuti pembinaan keagamaan Islam diukur dengan skala intensitas mengikuti pembinaan keagamaan Islam. Item disusun berdasarkan lima aspek, yakni: (1) frekuensi, (2) motivasi, (3) efek, (4) perhatian, (5) spirit of change. Blue print skala intensitas mengikuti pembinaan keagamaan Islam sebagaimana dala tabel 4.

39 Tabel 4 Blue print Skala Intensitas Mengikuti Pembinaan Keagamaan Islam No Indikator Nomor Item Jumlah Favorable Unfavorable Item 1 Frekuensi 1,,9 8,6,3 6 2 Motivasi 2,11,18 5,10,20 6 3 Efek 4, 14, 21 16,24,2 6 4. Perhatian 12,1,25 19,26,30 6 5. Spirit of change 15,23,28 13,22,29 6 Jumlah 15 15 30 Setelah dilakukan uji validitas dan reabilitas skala intensitas mengikuti pembinaan keagamaan Islam dengan program SPSS 16.00 diketahui, bahwa dari 30 item skala tentang intensitas mengikuti pembinaan keagamaan Islam yang valid berjumlah 2, yakni item: 2, 3, 4, 5, 6,, 8, 9, 10, 12, 13, 14, 15, 16, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 2, 28, 29, 30 sedangkan yang tidak valid (drop) berjumlah 3 item, yakni item: 1,, 15. Koefisien validitas instrumen skala intensitas mengikuti pembinaan keagamaan Islam bergerak antara 0,344 sampai 0,813. Sementara itu, hasil uji reabilitas skala intensitas mengikuti pembinaan keagamaan Islam diketahui nilai alphanya sebesar 0,938. Item tersebut kemudian diturunkan kembali, setelah item yang gugur dibuang. Lebih jelasnya, sebaran item intensitas mengikuti pembinaan keagamanaan setelah uji coba telah diturunkan kembali dapat dilihat pada tabel 5.

40 Tabel 5 Sebaran Item Skala Intensitas Mengikuti Pembinaan Keagamaan Islam Pasca Uji Coba No Indikator Nomor Item Jumlah Favorable Unfavorable Item 1 Frekuensi 9 8,6,3 5 2 Motivasi 2,11,18 5,10,20 6 3 Efek 4, 14, 21 16,24,2 6 4. Perhatian 12,1, 25 19,26,30 5 5. Spirit of change 23,28 13,22,29 5 Jumlah 12 15 2 Dengan demikian pada skala intensitas mengikuti pembinaan keagamaan Islam, jumlah item yang sahih dan handal dalam penelitian ini sebanyak 2 item. c. Skala Dukungan Sosial Untuk skala dukungan sosial menggunakan 28 item pernyataan, diantaranya 16 item pernyataan favorable dan 12 item pernyataan unfavorable. Variable dukungan sosial diukur dengan skala dukungan sosial. Item disusun berdasarkan empat aspek, yakni: (1) perhatian emosional, (2) bantuan instrumental, (3) pemberian informasi, (4) penilaian. Blue print skala intensitas mengikuti pembinaan keagamaan Islam sebagaimana dala tabel 6.

41 No Indikator Tabel 6 Blue print Skala Dukungan Sosial Nomor Item Favorable Unfavorable 3,,13,21 1,9,18 Jumlah Item 1 Perhatian emosional 2 Bantuan 2,14,19,28 4,20,25 Instrumental 3 Pemberian 8, 10,1,24 11,16,22 Informasi 4 Penilaian 6,12,15,2 5,23,26 Jumlah 16 12 28 Setelah dilakukan uji validitas dan reabilitas skala dukungan sosial dengan program SPSS 16.0 diketahui, bahwa dari 28 item skala dukungan sosial yang valid berjumlah 25, yakni item: 1, 2, 3, 4, 5, 6, 9, 10, 12, 13, 15, 16, 1, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 2, 28 sedangkan yang tidak valid (drop) berjumlah 3 item, yakni item:, 8, 14. Koefisien validitas instrumen skala dukungan sosial bergerak antara 0,223 sampai 0,56. Sementara itu, hasil uji reabilitas skala dukungan sosial diketahui nilai alphanya sebesar 0,8. Item tersebut kemudian diturunkan kembali, setelah item yang gugur dibuang. Lebih jelasnya, sebaran item dukungan sosial setelah uji coba telah diturunkan kembali dapat dilihat pada tabel.

42 No Tabel Sebaran Item Skala Dukungan Sosial Pasca Uji Coba Terpakai Nomor Item Indikator Favorable Unfavorable Jumlah Item 1 Perhatian 3,13,21 1,9,18 emosional 6 2 Bantuan 2,19,28 4,20,25 Instrumental 6 3 Pemberian 10,1,24 11,16,22 Informasi 6 4 Penilaian 6,12,15,2 5,23,26 Jumlah 13 12 25 Dengan demikian pada skala intensitas mengikuti pembinaan keagamaan Islam, jumlah item yang sahih dan handal dalam penelitian ini sebanyak 25 item.

43 F. Teknik Analisis Data Pengujian pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dalam penelitian ini dengan menggunakan uji asumsi klasik yang terdiri dari uji multikolonieritas, uji autokorelasi, uji heteroskredastisitas, dan uji normalitas residual. Selain itu dalam melakukan uji hipotesis diguunakan teknik analisis regresi ganda yang terdiri dari uji determinasi dan uji pengaruh simultan. Teknik analisis ganda digunakan untuk mengukur pengaruh intensitas mengikuti pembinaan keagamaan Islam dan dukungan sosial terhadap kesehatan mental santri secara bersama-sama Teknik analisis tersebut dilakukan dengan memanfaatkan program SPSS 16.00. Berdasarkan pengujian tersebut akan diketahui pengaruh intensitas mengkuti pembinaan keagamaan Islam dan dukungan sosial secara bersama terhadap kesehatan mental santri.