BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan, baik

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III KERANGKA KONSEP PENELITIAN. peningkatan produksi pangan dan menjaga ketersediaan pangan yang cukup dan

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015)

PENDAHULUAN. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. berkaitan dengan sektor-sektor lain karena sektor pertanian merupakan sektor

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA RAMALAN II TAHUN 2015)

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN DEMAK

BERITA RESMI STATISTIK

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2014)

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan yang mendasar (basic need) bagi setiap

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA RAMALAN II TAHUN 2013)

1. Angka. 2. Angka Kering. beras atau. meningkat. meningkat dari 1,4. diperkirakan akan. Produksi ubi kayu 2010.

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN DEMAK

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA SEMENTARA TAHUN 2014)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA TETAP TAHUN 2015)

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN DEMAK

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015)

BAB I PENDAHULUAN. sehingga ketersediaannya harus terjamin dan terpenuhi. Pemenuhan pangan

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA SEMENTARA TAHUN 2013)

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Nainggolan K. (2005), pertanian merupakan salah satu sektor

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA TETAP 2014 DAN ANGKA RAMALAN I 2015)

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan hidup dan kehidupannya. Undang-Undang Nomor 18 Tahun

I. PENDAHULUAN. melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang.

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK

I PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. Ketahanan pangan merupakan kondisi terpenuhinya pangan rumah tangga yang

ppbab I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. agraris seharusnya mampu memanfaatkan sumberdaya yang melimpah dengan

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA RAMALAN III 2010)

I. PENDAHULUAN. pangan dan rempah yang beraneka ragam. Berbagai jenis tanaman pangan yaitu

I. PENDAHULUAN. menghadapi tantangan yang sangat kompleks dalam memenuhi kebutuhan pangan

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam kebijakan pangan nasional. Pertumbuhan ekonomi di negara negara

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian merupakan suatu tindakan untuk mengubah kondisi

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (ANGKA RAMALAN III 2008)

BPS PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

Analisis keterkaitan sektor tanaman bahan makanan terhadap sektor perekonomian lain di kabupaten Sragen dengan pendekatan analisis input output Oleh :

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara beriklim tropis mempunyai potensi yang besar

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Kontribusi Tanaman Pangan Terhadap PDB Sektor Pertanian pada Tahun (Miliar Rupiah)

BAB I PENDAHULUAN. sektor pertanian merupakan sektor yang mendasari kehidupan setiap

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

BAB I PENDAHULUAN. adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang di olah

I. PENDAHULUAN. nasional. Pembangunan pertanian memberikan sumbangsih yang cukup besar

PRODUKSI PADI DAN JAGUNG KALIMANTAN BARAT ANGKA SEMENTARA TAHUN 2012

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA TETAP 2010 DAN ANGKA RAMALAN II 2011)

BAB I PENDAHULUAN. 48 Tahun 2008, juga tengah giat membangun daerahnya. Sebagai daerah yang masih

7. Pencapaian Luas Tanam, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Padi

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

ANGKA TETAP TAHUN 2013 DAN ANGKA RAMALAN 1 TAHUN 2014 PADI DAN PALAWIJA SULAWESI UTARA

I. PENDAHULUAN. Jawa Barat merupakan salah satu sentra produksi tanaman bahan makanan di

Tabel 31. Pencapaian Realisasi Luas Tanam Padi Tahun 2013 dan Luas Panen Padi Berdasarkan Angka Sementara (ASEM) Tahun 2013 di Jawa Barat

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI DAN IMPOR KEDELAI DI INDONESIA. Oleh : RIKA PURNAMASARI A

I. PENDAHULUAN. Pembangunan yang dilakukan di negara-negara dunia ketiga masih menitikberatkan

I. PENDAHULUAN. kemampuan daerah tersebut dalam swasembada pangan atau paling tidak

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor andalan dalam pembangunan

I. PENDAHULUAN. Perekonomian di sebagian besar negara-negara yang sedang berkembang. hal

I. PENDAHULUAN. sebagai dasar pembangunan sektor-sektor lainnya. Sektor pertanian memiliki

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA SUMATERA UTARA (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015)

I. PENDAHULUAN. Ketergantungan terhadap bahan pangan impor sebagai akibat kebutuhan. giling (Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, 2015).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

I. PENDAHULUAN. Indonesia selama ini dikenal sebagai negara yang memiliki sumber daya alam

PRODUKSI PANGAN INDONESIA

I. PENDAHULUAN. Tanaman pangan yang antara lain terdiri atas padi, jagung, kedelai, kacang tanah,

I. PENDAHULUAN. manusia, sehingga kecukupan pangan bagi tiap orang setiap keputusan tentang

BAB I PENDAHULUAN. Jagung merupakan komoditi yang penting bagi perekonomian Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional.

PRODUKSI PADI DAN JAGUNG TAHUN 2015 ANGKA TETAP TAHUN 2014 DAN ANGKA RAMALAN I TAHUN 2015

I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. setengah dari penduduk Indonesia bekerja di sektor ini. Sebagai salah satu

Produksi Padi Tahun 2005 Mencapai Swasembada

prasyarat utama bagi kepentingan kesehatan, kemakmuran, dan kesejahteraan usaha pembangunan manusia Indonesia yang berkualitas guna meningkatkan

I. PENDAHULUAN. Negara Indonesia adalah negara agraris yang sebagian besar mata

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lahan. Kemampuan lahan yang dikelola akan memberikan. produksi yang berbeda-beda tingkat produktivitasnya.

Bab IV Alih Fungsi Lahan Pertanian dan Pengaruhnya Terhadap Ketahanan Pangan

Tabel 1. Perkembangan Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Padi Menurut Subround,

TABEL 2.1. ESTIMASI KETERSEDIAAN PANGAN JAWA TENGAH 2013 ASEM _2012

POTENSI LAHAN PERTANIAN BAGI PENGEMBANGAN PALAWIJA DI LAMPUNG

pertanian pada hakekatnya, adalah semua upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat tani menuju kehidupan yang lebih

I. PENDAHULUAN. pembentukan Gross National Product (GNP) maupun Produk Domestik Regional

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Sektor pertanian dalam tatanan pembangunan nasional memegang peranan

BAB I PENDAHULUAN. penduduk Indonesia. Bagi perekonomian Indonesia kacang kedelai memiliki

PERSEDIAAN KARBOHIDRAT DI KABUPATEN BULELENG TAHUN 2015

PROPOSAL POTENSI, Tim Peneliti:

Analisis Penghitungan Pencapaian Swasembada Pangan Pokok di Provinsi Maluku

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian mempunyai peranan yang sangat penting dalam perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan, baik secara langsung maupun secara tidak langsung dalam pencapaian tujuan pembangunan perekonomian nasional. Kontribusi dominan sektor pertanian khususnya dalam pemantapan ketahanan pangan, pengentasan kemiskinan, penciptaan lapangan kerja, dan pemerataan pendapatan. Secara garis besar kebijakan pembangunan pertanian diperioritaskan kepada beberapa program kerja yang dijabarkan kedalam beberapa kegiatan, dengan tujuan untuk mencapai sasaran dari pembangunan pertanian. Salah satunya adalah program ketahanan pangan. Ketahanan pangan mempunyai peran strategis dalam pembangunan nasional, minimal dalam tiga hal. Pertama, akses terhadap pangan dan gizi yang cukup merupakan hak yang paling asasi bagi manusia. Kedua adalah pangan memiliki peranan penting dalam pembentukan sumberdaya manusia yang berkualitas. Ketiga, ketahanan pangan merupakan salah satu pilar utama dalam menopang ketahanan ekonomi dan ketahanan nasional yang berkelanjutan. Program peningkatan ketahanan pangan diarahkan untuk dapat memenuhi kebutuhan pangan masyarakat di dalam negeri dari produksi pangan nasional. Disamping itu, program tersebut juga diarahkan pada kemandirian masyarakat/petani yang berbasis sumberdaya lokal yang secara operasional dilakukan melalui program peningkatan produksi pangan; menjaga ketersediaan pangan yang cukup dan 1

2 beragam (diversifikasi pangan), aman, dan halal di setiap daerah setiap saat; dan antisipasi agar tidak terjadi kerawanan pangan. Diversifikasi pangan pada dasarnya mencakup aspek produksi, konsumsi, pemasaran, dan distribusi. Dari aspek produksi, diversifikasi berarti penganekaragaman komoditas pangan dalam pemanfaatan sumberdaya, pengusahaan maupun pengembangan produk (diversifikasi horizontal dan vertikal). Diversifikasi pangan dari aspek konsumsi mencakup perilaku yang didasari pertimbangan ekonomis (pendapatan dan harga komoditas) dan non ekonomis (selera, kebiasaan, dan pengetahuan). Diversifikasi pangan dan pola konsumsi ini secara dinamis mengalami perubahan. Jadi, diversifikasi pangan selain merupakan upaya mengurangi ketergantungan pada beras, juga penganekaragaman dari beras ke sumber kalori dan protein lainnya yang lebih berkualitas (Darmawati, 1998). Arifin (2001) menyatakan bahwa ketersediaan dan kecukupan pangan juga mencakup kuantitas dan kualitas bahan pangan agar setiap individu dapat terpenuhi standar kebutuhan kalori dan energi untuk menjalankan aktivitas ekonomi dan kehidupan sehari-hari. Penyediaan pangan tentunya dapat ditempuh melalui produksi sendiri dengan cara memanfaatkan dan alokasi sumberdaya alam, manajemen dan pengembangan sumberdaya manusia, serta aplikasi dan penguasaan teknologi yang optimal. Di Provinsi Bali, penyediaan pangan melalui peningkatan produksi terkait dengan kebutuhan konsumsi pangan dan meningkatnya jumlah penduduk. Pada tahun 2009, produksi padi mencapai 878.764 ton gabah kering giling (gkg). Dengan asumsi jumlah proyeksi penduduk Bali tahun 2009 mencapai 3.551.000 jiwa dan

3 rata-rata tingkat konsumsi 247,47 kg per kapita per tahun maka total kebutuhan konsumsi penduduk Bali mencapai 410.780 ton beras (Anonim, 2010a). Upaya-upaya peningkatan produksi pangan di Bali terus dilakukan, tetapi terbentur pada kendala semakin berkurangnya luas areal sawah produktif sebagai akibat adanya alih fungsi lahan sawah ke bukan lahan sawah. Sesuai data Badan Pusat Statistik Provinsi Bali, selama periode waktu tahun 2001 hingga tahun 2009, total luas lahan sawah telah mengalami penurunan sekitar 2.929 ha (3,45%), yaitu dari 84.860 ha menjadi 81.931 ha. Rata-rata penyusutan per tahun mencapai 366,13 ha. Fenomena ini muncul seiring makin tinggi dan bertambahnya tekanan kebutuhan dan permintaan terhadap lahan, baik dari sektor pertanian maupun dari sektor non pertanian akibat pertambahan penduduk dan kegiatan pembangunan. Salah satu usaha untuk mendukung program peningkatan produksi pangan adalah melalui diversifikasi usahatani yang merupakan salah satu program pokok pembangunan pertanian. Program pengembangan diversifikasi usahatani di lahan sawah dikaitkan dengan upaya peningkatan pendapatan, perluasan kesempatan kerja dan penanggulangan kemiskinan, merupakan salah satu pilihan strategi yang tepat. Strategi diversifikasi usahatani pada dasarnya adalah optimalisasi pemanfaatan sumberdaya (lahan, tenaga kerja, dan modal). Pemanfaatan lahan sawah di Bali pada tahun 2009 dengan luas lahan sawah 81.931 ha, selain untuk usahatani padi juga dilakukan diversifikasi usahatani seperti usahatani jagung, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu, dan ubi jalar (Anonim, 2010a). Produktivitas dari masing-masing komoditas seperti pada Tabel 1.1.

4 Tabel 1.1 Produktivitas Tanaman Padi Sawah dan Palawija di Bali Tahun 2009 No. Jenis komoditi Luas panen Produksi Produktivitas (ha) (ton) (kw/ha) 1. Padi Sawah 149.269 876.692 58,73 2. Jagung 32.305 92.998 28,79 3. Kedelai 9.378 13.521 14,42 4. Kacang Tanah 11.902 15.583 13,09 5. Kacang Hijau 1.181 1.134 9,60 6. Ubi Kayu 11.088 171.456 154,63 7. Ubi Jalar 6.285 78.984 125,67 Sumber: BPS Provinsi Bali, 2010 Dari Tabel 1.1 terlihat bahwa padi menyumbang produksi terbesar yaitu 876.692 ton, kemudian berturut-turut produksi ubi kayu 171.456 ton, jagung 92.998 ton, ubi jalar 78.984 ton, kacang tanah 15.583 ton, kedelai 13.521 ton, dan kacang hijau 1.134 ton. Hal ini menunjukkan bahwa padi masih menjadi komoditas utama pada produksi lahan sawah. Kota Denpasar sebagai Ibukota Provinsi Bali merupakan pusat berbagai kegiatan perekonomian. Berkembangnya kegiatan perekonomian menuntut adanya peningkatan penggunaan lahan untuk dapat mewadahi segala aktivitas mereka, sehingga tekanan alih fungsi lahan tidak dapat dihindari. Luas lahan sawah di Kota Denpasar dalam kurun waktu lima tahun, dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2010 telah terjadi penyusutan seluas 85 ha (3,13%), yaitu dari 2.717 ha menjadi 2.632 ha, atau rata-rata mengalami penyusutan per tahun mencapai 21,25 ha. Walaupun terjadi alih fungsi lahan yang cukup tinggi, sumber daya lahan sawah masih berpotensi untuk pengembangan pertanian. Hal ini ditunjukkan dari adanya sumbangan sektor pertanian sebesar 6,75% terhadap PDRB Kota Denpasar berdasarkan harga berlaku tahun 2009, dimana tanaman bahan makanan

5 menyumbang sebesar 1,35%, peternakan dan hasil-hasilnya sebesar 4,67%, dan perikanan sebesar 0,73% (Anonim, 2010b). Dengan adanya kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB Kota Denpasar menunjukkan bahwa sektor pertanian masih merupakan sandaran bagi perekonomian Kota Denpasar. Pemanfaatan lahan sawah di Kota Denpasar pada tahun 2010 dengan luas lahan sawah 2.632 ha, selain untuk usahatani padi juga diusahakan usahatani seperti usahatani jagung, kedelai, kacang tanah, sayur hijau, kangkung, bayam dan semangka (Anonim, 2011). Produktivitas dari masing-masing komoditas seperti pada Tabel 1.2. Tabel 1.2 Produktivitas Tanaman Padi Sawah, Palawija dan Hortikultura di Kota Denpasar Tahun 2010 No. Jenis komoditi Luas panen Produksi Produktivitas (ha) (ton) (kw/ha) 1. Padi Sawah 4.952 32.104 64,83 2. Jagung 671 12.730 189,72 3. Kedelai 276 451 16,34 4. Kacang Tanah 5 8 16,0 5. Sayur Hijau 360 6.202 172,28 6. Kangkung 284 6.000 211,27 7. 8. Bayam Semangka 140 50 822 10 58,71 2,00 Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kota Denpasar, 2011 Dari Tabel 1.2 terlihat bahwa padi menyumbang produksi terbesar yaitu 32.104 ton, kemudian berturut-turut jagung 12.730 ton, sayur hijau 6.202 ton, kangkung 6.000 ton, bayam 822 ton, kedelai 451 ton, semangka 10 ton dan kacang tanah delapan ton. Hal ini menunjukkan bahwa padi masih menjadi komoditas utama pada produksi lahan sawah.

6 Dengan potensi sumberdaya lahan sawah yang ada di Kota Denpasar, dalam mengusahakan usahataninya, petani tidak hanya mengusahakan satu komoditas saja (padi) pada lahan usahataninya, melainkan beberapa komoditas yang diusahakan secara diversifikasi dengan maksud untuk meningkatkan pendapatan dari kegiatan usahataninya. Selain itu, pengusahaan usahatani secara diversifikasi untuk dapat memanfaatkan tenaga kerja keluarga secara optimal. Komoditas yang banyak diusahakan petani secara diversifikasi adalah kedelai, sayuran, bunga teratai dan ikan lele. Komoditas ini diusahakan petani dengan memperhatikan kondisi lingkungan dan permintaan pasar. Selain diversifikasi usahatani tanaman, petani di Kota Denpasar juga melakukan diversifikasi dengan usaha ikan lele. Pengembangan usaha ikan lele ini sangat cocok diusahakan di Kota Denpasar karena selain tidak membutuhkan lahan yang luas juga sangat efisien dalam penggunaan air dengan teknologi ramah lingkungan. Disamping itu kebutuhan konsumsi ikan di Kota Denpasar juga terus meningkat seiring dengan berkembangnya rumah makan, lesehan/warung tenda yang menyediakan ikan sebagai menu utama dan mempunyai pasar yang cukup baik. Berbagai gambaran permasalahan yang dihadapi dalam usahatani terjadi pada petani di Kota Denpasar dalam menjalankan usahataninya. Petani di lahan sawah menghadapi beberapa permasalahan pokok usahatani antara lain: (1) penguasaan lahan yang sempit dan tersebar, yaitu rata-rata < 0,5 ha per petani karena peningkatan jumlah penduduk, pewarisan lahan, dan kegiatan pembangunan, (2) beban tenaga kerja di sektor pertanian masih cukup besar, (3) penurunan kuantitas dan kualitas sumber daya alam, khususnya tanah dan air, (4) rendahnya tingkat penyebaran dan

7 penyerapan ilmu dan teknologi, (5) terbatasnya sarana dan prasarana pendukung pertanian, dan (6) petani menghadapi kendala teknis, sosial, dan ekonomi untuk mengembangkan komoditas non padi yang lebih menguntungkan. Pada umumnya kegiatan usahatani dilaksanakan dalam skala kecil, akibatnya pendapatan rendah, hanya dapat dipergunakan untuk membiayai hidupnya, sehingga akan mengalami kesulitan untuk dapat mengembangkan (Anonim, 2011). Faktor-faktor produksi yang berpengaruh terhadap pendapatan petani dalam kegiatan usahatani adalah luas garapan, sarana produksi, dan tenaga kerja. Disamping itu, modal adalah merupakan faktor pembatas dalam kegiatan usahatani sehingga untuk lebih menjamin keberhasilan usahataninya, petani di Kota Denpasar melaksanakan diversifikasi usahatani. Untuk memperoleh hasil yang optimal pada usahatani terdiversifikasi sehingga diperoleh keuntungan maksimal, maka perlu dilakukan pengelolaan atau manajemen terhadap faktor-faktor produksi yang berpengaruh dengan berbagai karakter keterbatasan masing-masing melalui penyusunan kombinasi dari masingmasing faktor produksi. Penyusunan dari berbagai faktor produksi tersebut akan menghasilkan berbagai kemungkinan/alternatif kombinasi yang dapat dilaksanakan. Keseluruhan kombinasi tersebut, salah satunya tentu merupakan alternatif terbaik yang akan memberikan hasil optimal. Kegiatan diversifikasi diharapkan dapat memberikan kenaikan pendapatan yang diperoleh dari adanya keanekaragaman hasil usaha, sekaligus juga dapat memanfaatkan tenaga kerja seoptimal mungkin. Diversifikasi usahatani yang dilaksanakan diharapkan juga dapat memenuhi ketersediaan berbagai komoditas

8 pangan lokal (diversifikasi pangan) berdasarkan keunggulan komparatif dan kompetitifnya, efektivitas dan efisiensi distribusi pangan. Sampai saat ini kajian mengenai pemanfaatan lahan sawah untuk usahatani terdiversifikasi di Kota Denpasar belum pernah dilakukan, sehingga penelitian untuk mengetahui pendapatan pada usahatani terdiversifikasi dan mengetahui tingkat optimal pemanfaatan lahan sawah dan input lainnya untuk usahatani terdiversifikasi di Kota Denpasar perlu dilakukan. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan uraian dalam latar belakang maka perlu suatu optimalisasi sistem usahatani terdiversifikasi untuk memaksimalkan pendapatan usahatani di Kota Denpasar, dengan melihat permasalahan sebagai berikut. 1. Berapakah pendapatan usahatani terdiversifikasi pada kondisi aktual di Kota Denpasar? 2. Apakah pemanfaatan lahan sawah dan input lainnya untuk usahatani terdiversifikasi sudah optimal di Kota Denpasar? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Menganalisis pendapatan usahatani terdiversifikasi pada kondisi aktual di Kota Denpasar. 2. Menganalisis tingkat optimal pemanfaatan lahan sawah dan input lainnya di Kota Denpasar.

9 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut. 1. Sebagai bahan pertimbangan bagi petani dalam mengusahakan usahataninya untuk memanfaatkan sumberdaya yang tersedia secara optimal sehingga nantinya mampu meningkatkan pendapatan. 2. Sebagai informasi dalam pengambilan kebijakan bagi para eksekutif, mengenai optimalisasi sistem usahatani terdiversifikasi dalam upaya memaksimalkan pendapatan usahatani di Kota Denpasar. 3. Bermanfaat bagi khasanah ilmu pengetahuan yang terkait dengan optimalisasi sistem usahatani terdiversifikasi. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dilakukan sebatas pada kajian untuk mengetahui optimalisasi sistem usahatani terdiversifikasi di Kota Denpasar sehingga dapat memaksimalkan pendapatan usahatani. Model yang dibangun berdasarkan parameter-parameter yang didapatkan dari hasil pengumpulan data primer dan sekunder satu tahun terakhir.

10