III. METODE PENELITIAN. Proyeksi adalah ilmu dan seni meramalkan kondisi di masa yang akan. ternak ayam ras petelur dalam satuan ribu ton/tahun.

dokumen-dokumen yang mirip
JIIA, VOLUME 3 No. 3, JUNI 2015 PROYEKSI PRODUKSI DAN KONSUMSI TELUR AYAM RAS DI PROVINSI LAMPUNG

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Oleh sebab itu produksi telur ayam ras diartikan sebagai proses untuk

PROYEKSI PERMINTAAN KEDELAI DI KOTA SURAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN. data PDRB, investasi (PMDN dan PMA) dan ekspor provinsi Jawa Timur.

III. METODE PENELITIAN. probiotik maupun non probiotik oleh peternak, dimulai dari pembesaran bibit

menggunakan fungsi Cobb Douglas dengan metode OLS (Ordinary Least

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Provinsi Sumatera Utara, khususnya dalam

III METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang

III METODE PENELITIAN. dilakukan secara purposive, dengan pertimbangan provinsi ini merupakan wilayah

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. kandang dan bibit terhadap penerimaan usaha, dengan subjek penelitian peternak

BAB III METODE PENELITIAN. Usaha ayam petelur mempunyai tujuan pokok memperoleh pendapatan dengan

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan di Pulau Untung Jawa Kabupaten

III. METODE PENELITIAN

II. LANDASAN TEORI A.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN. Semangka merah tanpa biji adalah salah satu buah tropik yang diproduksi dan

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Upah

IV. METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Untuk memperjelas dan memudahkan pemahaman terhadap variabelvariabel

ANALISIS PENAWARAN DAN PERMINTAAN TELUR AYAM RAS DI SUMATERA UTARA

Daerah Jawa Barat, serta instansi-instansi lain yang terkait.

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis akan melaksanakan langkah-langkah sebagai

BAB 3 METODE PENELITIAN

IV. METODOLOGI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. dalam pembangunan sektor pertanian. Pada tahun 1997, sumbangan Produk

II. BAHAN DAN METODE

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang berupa data time

III. METODE PENELITIAN. Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

III. METODE PENELITIAN. model struktural adalah nilai PDRB, investasi Kota Tangerang, jumlah tenaga kerja,

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. hubungan antar variabel tersebut dirumuskan dalam hipotesis penelitian, yang akan diuji

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Kabupaten Tapanuli Selatan yang

Dari waktu ke waktu jumlah penduduk Indonesia yang tinggal di daerah perkotaan senantiasa bertambah seiring dengan pertumbuhan penduduk dan

III. METODE PENELITIAN A.

BAB I. PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. (independent variable) adalah sumber-sumber penerimaan daerah yang terdiri dari

III. METODE PENELITIAN. runtut waktu (time series) atau disebut juga data tahunan. Dan juga data sekunder

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. independen dari listrik adalah satuan kilowatt (kwh), untuk minyak adalah

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan kajian mengenai Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Pencarian data dilakukan melalui riset perpustakaan (library research)

BAB I PENDAHULUAN. Tahun (juta orang)

METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam bab ini adalah dengan menggunakan

BAB IV METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. berbentuk time series selama periode waktu di Sumatera Barat

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN DAGING SAPI DI SUMATERA UTARA ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN. Pertumbuhan ekonomi mengukur prestasi dari perkembangan suatu perekonomian dari

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan alat yang digunakan untuk mencapai. tujuan bangsa dan pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator

III. METODE PENELITIAN. berupa time series dari tahun 1995 sampai tahun Data time series

METODE PENELITIAN. wilayah Kecamatan Karawang Timur dijadikan sebagai kawasan pemukiman dan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder

BAB IV. METODE PENELITIAN

3. METODE. Kerangka Pemikiran

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan pertumbuhan ekonomi dibutuhkan peran pemerintah, tingkat

METODE PENELITIAN. daerah yang prosfektif untuk mengetahui ketersediaan dan konsumsi pangan strategis

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian (Sugiyono,2002). Sehingga penelitian ini mengambil obyek

II. BAHAN DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN. tahun mencakup wilayah kabupaten dan kota di Provinsi Jawa Timur.

METODE PENELITIAN. 3.1 Jenis dan Sumber Data. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder. Data

BAB III METODE PENELITIAN. dan tujuan penelitian seperti yang telah disampaikan sebelumnya, maka metode

IV. METODE PENELITIAN. Provinsi Jawa Barat. Lokasi ini dipilih secara sengaja (purposive) dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB III. Metode Penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu data yang diukur dalam skala

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder

III. METODE PENELITIAN. series dan (2) cross section. Data time series yang digunakan adalah data tahunan

IV. METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penulisan ini adalah data sekunder berupa data

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN SEKTOR PERDAGANGAN DI JAWA TENGAH TAHUN SKRIPSI

BAB 2 LANDASAN TEORI

IV. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. penghambat adalah pertumbuhan penduduk yang tinggi. Melonjaknya. pertumbuhan penduduk yang cepat dan dinamis (Sadhana, 2013).

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi obyek penelitian adalah DER (debt to equity ratio),

III. METODE PENELITIAN. Pendekatan kuantitatif adalah suatu penelitian yang menekankan analisisnya pada

V. PEMBAHASAN Perkembangan Produksi Pupuk Urea PT. Pupuk Kujang Produksi Pupuk Urea

Msi = x 100% METODE PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI. Data merupakan bentuk jamak dari datum. Data merupakan sekumpulan

METODE PENELITIAN. tahunan dalam runtun waktu (time series) dari periode 2005: :12 yang

METODOLOGI PENELITIAN. Data yang dipakai untuk penelitian ini adalah data sekunder (timeseries) yang

ANALISIS PERAMALAN KONSUMSI KEDELAI (Glycine max L.) DI INDONESIA TAHUN

III. METODE PENELITIAN. Modal Kerja, Inflasi, dan Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Lampung. Deskripsi

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Jumlah penduduk selalu bertambah dari tahun ke tahun, hal tersebut terus

BAB III LANDASAN TEORI

IV. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data time series tahunan Data

BAB III METODE PENELITIAN. survei SOUT (Struktur Ongkos Usaha Tani) kedelai yang diselenggarakan oleh

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMSI DAGING AYAM (Studi Kasus: Pasar Sei Kambing, Medan)

BAB III METODE PENELITIAN. Prima Artha, Sleman. Sedangkan subjek penelitiannya adalah Data

BAB 2 LANDASAN TEORI

ANALISIS EFISIENSI USAHA TANI IKAN NILA DALAM KERAMBA DI DESA ARO KECAMATAN MUARA BULIAN KABUPATEN BATANG HARI YOLA NOVIDA DEWI NPM.

IV. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan data primer adalah di Desa Pasirlaja, Kecamatan

III. METODELOGI PENELITIAN. Data yang digunakan oleh penulis adalah data sekunder dalam bentuk tahunan dari tahun

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

20 III. METODE PENELITIAN A. Batasan Operasional dan Jenis data 1. Batasan Operasional Proyeksi adalah ilmu dan seni meramalkan kondisi di masa yang akan datang berdasarkan data yang ada dengan menggunakan metode-metode tertentu. Produksi telur ayam ras adalah kegiatan menghasilkan telur ayam ras dari ternak ayam ras petelur dalam satuan ribu ton/tahun. Telur ayam ras adalah salah satu sumber protein hewani yang dihasilkan oleh ayam ras petelur. Ayam ras petelur adalah jenis ayam yang mampu menghasilkan telur ayam ras dengan perlakuan-perlakuan tertentu. Proyeksi produksi telur ayam ras adalah peramalan jumlah produksi telur ayam ras di Provinsi Lampung pada waktu yang akan datang dan dipengaruhi oleh faktor produksi tertentu dalam satuan ribu ton.

21 Faktor-faktor produksi telur ayam ras adalah variabel-variabel yang mempengaruhi produksi telur ayam ras saat ini maupun dalam jangka panjang. Populasi ayam ras petelur adalah jumlah seluruh ayam ras petelur di Provinsi Lampung yang mampu menghasilkan telur ayam ras dalam satuan ekor. Wabah flu burung (AI) adalah suatu penyakit yang menyerang ayam ras petelur dengan penyebaran yang meluas pada banyak daerah dan angka kematian yang tinggi. Konsumsi telur ayam ras adalah kegiatan membeli dan menghabiskan telur ayam ras dalam satuan kg/kapita/tahun. Proyeksi konsumsi telur ayam ras adalah peramalan jumlah konsumsi telur ayam ras di Provinsi Lampung pada waktu yang akan datang dan dipengaruhi oleh faktor konsumsi dalam satuan ribu ton. Faktor-faktor konsumsi telur ayam ras adalah variabel-variabel yang mempengaruhi konsumsi telur ayam ras saat ini maupun dalam jangka panjang. Penduduk adalah jumlah total individu hidup yang bertempat tinggal di Provinsi Lampung dalam satuan juta jiwa.

22 Pendapatan adalah sejumlah nilai keseluruhan yang secara umum diterima individu di Provinsi Lampung setiap tahunnya dengan satuan juta rupiah per kapita per tahun. 2. Jenis Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa data time series. Selain itu, dalam penelitian ini juga menggunakan data primer yang menjadi data pelengkap dalam penelitian. Data sekunder yang dibutuhkan dalam penelitian ini, yaitu data time series periode 2000 sampai 2013. Data yang dibutuhkan meliputi data produksi telur (y), populasi ayam petelur (x), konsumsi telur (C), PDRB (I) dan jumlah penduduk Provinsi Lampung (N). B. Prosedur Penelitian Prosedur penelitian pada dasarnya sama dengan penelitian lainnya, yaitu memilih dan merumuskan masalah, memilih subyek dan instrument pengukuran, memilih desain penelitian, melaksanakan prosedur, menganalisis data, dan merumuskan kesimpulan. 1. Proyeksi Produksi Proyeksi produksi telur ayam ras dilakukan dalam beberapa tahapan. Tahap pertama yang dilakukan adalah pengumpulan data. Data yang dibutuhkan dalam proyeksi produksi ini adalah data produksi telur ayam

23 ras dan populasi ayam ras petelur di Provinsi Lampung. Jenis data tersebut berupa data time series dari 2000 hingga 2013. Selanjutnya, data yang telah tersedia diolah untuk menentukan model empiris produksi telur ayam ras. Model empiris yang akan dicari berupa Model Linear dan Model Logaritma natural/ln. Hal ini dilakukan untuk mengetahui serta membandingkan model yang akan dipilih agar hasil proyeksi yang dilakukan lebih realisitis dan memenuhi persyaratan estimasi model secara ekonometrika. Tahapan berikutnya yang dilakukan adalah memproyeksikan variabel bebas (populasi ayam ras petelur). Proyeksi populasi ayam ras petelur ini terlebih dahulu harus ditentukan model empirisnya. Proyeksi ini dilakukan dengan menggunakan metode time series yaitu analisis trend linear. Variabel bebas yang digunakan adalah variabel waktu. Sementara, variabel terikatnya adalah populasi ayam ras petelur. Jika model estimasi telah didapatkan, maka proyeksi populasi ayam ras petelur dapat dilakukan untuk periode 2014 hingga 2028. Tahap selanjutnya adalah melakukan proyeksi produksi telur ayam ras. Proyeksi produksi telur ayam ras menggunakan data populasi ayam ras petelur periode 2014 sampai 2028 sebagai variabel bebas. Selain itu, variabel boneka juga dimasukkan pada pendugaan model produksi, meliputi variabel boneka wabah flu burung. Selanjutnya, proyeksi produksi dilakukan dengan menggunakan model empiris yang dipilih.

24 Hasil proyeksi produksi yang didapat merupakan nilai rata-rata proyeksi produksi periode 2014 hingga 2028. Oleh sebab itu, ditentukan pula nilai batas bawah dan batas atas proyeksi produksi tersebut. Nilai ini akan digunakan dalam penentuan kondisi produksi terhadap tingkat konsumsi pada waktu yang akan datang. Prosedur penelitian proyeksi produksi telur ayam ras adalah sebagai berikut: 1. Pengumpulan data - Data time series produksi telur ayam ras dan populasi ayam ras petelur (data sekunder) 2. Pengolahan data untuk menentukan model empiris : y = a + b 1 x + b 2 D + u 1 ln y = p + q 1 ln x + q 2 D + u 1 3. Proyeksi populasi ayam ras petelur (x) 4. Proyeksi produksi telur ayam ras (y) 5. Perhitungan batas bawah dan batas atas proyeksi produksi Gambar 2. Prosedur penelitian proyeksi produksi telur ayam ras 2. Proyeksi Konsumsi Proyeksi konsumsi telur ayam ras dilakukan dalam beberapa tahapan. Tahap pertama yang dilakukan adalah pengumpulan data. Data yang dibutuhkan dalam proyeksi konsumsi adalah data konsumsi telur ayam ras, jumlah penduduk dan PDRB Provinsi Lampung data time series dari 2000 hingga 2013. Tahapan berikutnya yang dilakukan adalah pengolahan data

25 yang diperlukan. Data yang diolah mencakup perhitungan nilai PDRB menjadi pendapatan per kapita. Data yang telah tersedia diolah kembali untuk menentukan model empiris konsumsi telur ayam ras berupa bentuk linear dan logaritma natural. Hal ini dilakukan untuk mengetahui serta membandingkan model yang akan dipilih agar hasil proyeksi yang dilakukan lebih realisitis dan memenuhi persyaratan estimasi model secara ekonometrika. Tahapan berikutnya adalah memproyeksikan variabel bebas. Proyeksi variabel bebas berupa proyeksi pendapatan per kapita dan penduduk Provinsi Lampung. Proyeksi pendapatan per kapita dilakukan dengan terlebih dahulu menghitung pendapatan per kapita menggunakan data PDRB Provinsi Lampung periode 2000 hingga 2013. Proyeksi pendapatan per kapita ini terlebih dahulu harus ditentukan model empirisnya dengan menggunakan metode time series yaitu analisis trend linear. Variabel bebas yang digunakan adalah variabel waktu, sedangkan variabel terikatnya adalah pendapatan per kapita (I). Jika model estimasi telah didapatkan, maka proyeksi pendapatan per kapita dapat dilakukan untuk periode 2014 hingga 2028. Tahapan selanjutnya yaitu menentukan proyeksi jumlah penduduk Provinsi Lampung. Proyeksi penduduk ini telah dilakukan oleh instansi terkait yaitu Badan Pusat Statistik. Namun demikian, hasil proyeksi jumlah penduduk berupa data berkala 5 tahunan. Oleh sebab itu dalam hal

26 ini penulis akan melakukan interpolasi untuk mencari jumlah penduduk periode 2014 hingga 2028. Tahap selanjutnya adalah melakukan proyeksi konsumsi telur ayam ras dengan menggunakan data pendapatan per kapita dan jumlah penduduk periode 2014 sampai 2028 sebagai variabel bebas. Selanjutnya, proyeksi konsumsi dilakukan dengan menggunakan model empiris yang dipilih. Hasil proyeksi konsumsi yang didapat merupakan nilai rata-rata proyeksi konsumsi periode 2014 hingga 2028. Oleh sebab itu, ditentukan pula nilai batas bawah dan batas atas proyeksi konsumsi tersebut. Prosedur penelitian proyeksi konsumsi telur ayam ras terdapat pada Gambar 3. 1. Pengumpulan data time series (data sekunder) - Data konsumsi telur ayam ras (kg/kapita/tahun) - Data jumlah penduduk (jiwa/tahun) - Data PDRB (rupiah/tahun) 3. Pengolahan data untuk menentukan model empiris : C = d + e 1 I + e 2 N + u 3 Ln C = f + m 1 ln I + m 2 ln N + u 3 3. Pengolahan data PDRB menjadi pendapatan per kapita 4. Proyeksi pendapatan per kapita (I) 5. Proyeksi jumlah penduduk (N) 6. Proyeksi konsumsi telur ayam ras (C) 7. Perhitungan batas bawah dan batas atas proyeksi konsumsi Gambar 3. Prosedur penelitian proyeksi konsumsi telur ayam ras

27 C. Sumber Data Data sekunder berasal dari Badan Pusat Statistik Indonesia, Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Lampung, instansi-instansi terkait, serta referensi lain yang relevan dengan penelitian ini. Selain itu, data pelengkap yang dibutuhkan dalam penelitian ini berupa data primer hasil wawancara kepada peternak, distributor bibit ayam, pakan dan obat-obatan. D. Penentuan Lokasi dan Waktu Penelitian Lingkup penelitian ini adalah wilayah Provinsi Lampung dengan lokasi penelitian sebagai tempat pengambilan data, yaitu Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung dan Dinas Peternakan Provinsi Lampung. Penelitian ini dimulai pada bulan Januari 2014. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan meliputi pengumpulan data, asumsi pembuatan definisi yang berkaitan dengan produksi dan konsumsi telur ayam, pengolahan data, analisis data hingga penulisan laporan penelitian dalam bentuk akhir berupa skripsi. E. Metode Analisis Data Metode yang digunakan dalam analisis data penelitian ini adalah metode ekonometrika. Data produksi maupun konsumsi akan dianalisis secara kuantitatif. Menurut Supranto (2010) metode ekonometrika merupakan gabungan penggunaan matematis dan statistik. Teori ekonomi sering dirumuskan secara matematis. Metode statistik dalam hal ini digunakan untuk

28 mengukur hubungan antara variabel ekonomi yang dirumuskan secara matematis dan untuk menguji validitas teori ekonomi didasarkan data empiris. Model produksi maupun konsumsi menggunakan regresi berganda yang diduga dengan metode kuadrat terkecil (Least Square Method). Metode ini memungkinkan dilakukannya pendugaan terhadap parameter-parameter yang berkaitan. Pendugaan model dengan menggunakan data time-series memungkinkan terjadinya pelanggaran asumsi klasik yaitu gejala autokorelasi dan multikolinearitas. Autokorelasi didefinisikan sebagai korelasi antara anggota serangkaian observasi yang diurutkan menurut waktu. Selain itu, multikolinearitas merupakan hubungan linear diantara bebarapa atau semua variabel yang menjelaskan dari model regresi (Gujarati, 2003). Namun demikian, Uji Autokorelasi dan Multikolinearitas terlampir. 1. Proyeksi Produksi Jumlah produksi telur ayam secara umum memiliki banyak faktor-faktor yang mempengaruhi seperti populasi ayam ras petelur, luas lahan (kandang), pakan, bibit ayam, obat-obatan, tenaga kerja, dan teknologi. Namun demikian, untuk memproyeksikan produksi telur ayam ras variabel bebas yang dibutuhkan hanya terdiri dari populasi ayam ras petelur. Faktor-faktor produksi lain tidak dimasukkan dalam model persamaan karena data untuk variabel pakan, bibit ayam dan obat-obatan tidak tersedia dalam skala provinsi dan untuk periode 2000-2013. Di sisi lain,

29 bila variabel luas lahan (kandang) dimasukkan dalam persamaan model regresi maka akan mengakibatkan terjadi multikolinearitas. Multikolinearitas ini terjadi karena data mengenai lahan (kandang) proporsional terhadap populasi ayam petelur. Selanjutnya, dalam produksi telur ayam ras dimungkinkan terjadi wabah flu burung yang mengakibatkan terjadinya penurunan produksi telur ayam ras. Hal ini sebagaimana Ilham (2010) bahwa di Provinsi Lampung wabah flu burung telah menyebabkan penurunan produksi telur ayam ras sebesar 6,2% dibandingkan saat sebelum terjadinya wabah yaitu pada 2002. Oleh sebab itu, variabel bebas yang dapat dimasukkan dalam model adalah variabel populasi ayam petelur dan variabel boneka wabah flu burunga. Selanjutnya, untuk memudahkan proyeksi produksi maka persamaan yang digunakan dari hasil turunan fungsi produksi Cobb-Douglas adalah sebagai berikut. y = a + b 1 x + b 2 D + u 1 atau (3.1) ln y = p + q 1 ln x + q 2 D + u 1 (3.2) Keterangan: a, p : intercept b 1, b 2, q 1, q 2 penduga koefisien regresi y : jumlah produksi telur ayam (ribu ton) x : populasi ayam petelur (juta ekor) D : variabel boneka (wabah flu burung) : faktor kesalahan stokhastik u 1 Selanjutnya, untuk melakukan proyeksi populasi ayam petelur menggunakan analisis time-series model trend linear. Dalam hal ini, variabel terikatnya adalah populasi ayam ras petelur, sedangkan variabel

30 bebasnya adalah waktu (T = 1, 2,...,14). Koefisien dari variabel bebas waktu adalah laju pertumbuhan populasi ayam ras petelur. Model estimasi untuk proyeksi populasi ayam ras petelur terdapat pada Persamaan 3.3. Keterangan : x n = g + T + u 2 (3.3) g : intercept : penduga koefisien regresi x n : populasi ayam peterlur tahun n (juta ekor) T : waktu (T = 1,2,...,14) u 2 : faktor kesalahan stokhastik Persamaan (3.3) digunakan untuk menentukan besarnya populasi ayam ras petelur periode 2014 hingga 2028. Nilai ini digunakan untuk menentukan nilai proyeksi produksi telur ayam ras. Selanjutnya, proyeksi produksi menggunakan model empiris yang dipilih. Proyeksi produksi telur ayam ras menggunakan data populasi ayam ras petelur periode 2014 hingga 2028 sebagai variabel bebas. Hasil proyeksi produksi yang didapat merupakan nilai rata-rata proyeksi produksi periode 2014 hingga 2028. Oleh sebab itu, ditentukan pula nilai batas bawah dan batas atas proyeksi produksi dengan menggunakan perhitungan pendugaan interval untuk rata-rata. Batas atas merupakan nilai maksimum dari proyeksi produksi. Sebaliknya, batas bawah menunjukkan nilai minimum dari proyeksi produksi. Perhitungan nilai batas atas dipengaruhi oleh nilai t-hitung dan standard error hasil. Kedua komponen ini merupakan hasil regesi pada model estimasi. Hasil perkalian antara keduanya disebut dengan margin error.

31 Nilai batas atas merupakan hasil penjumlahan antara nilai rata-rata proyeksi produksi dengan margin error. Sebaliknya, nilai batas bawah merupakan hasil pengurangan antara nilai rata-rata proyeksi produksi dengan margin error. Rumus perhitungan pendugaan interval rata-rata μ adalah sebagai berikut (Supranto, 2001). y i -t /2 sn < μ < y i +t /2 s n (3.4) Selanjutnya, Persamaan 3.4 yang digunakan untuk proyeksi produksi telur ayam ras terdapat pada persamaan (3.5). Batas atas dan batas bawah = y i ± (t hitung standard error) (3.5) Keterangan : y i : proyeksi produksi tahun i 2. Proyeksi Konsumsi Konsumsi telur ayam di Provinsi Lampung baik saat ini maupun di masa yang akan datang secara umum dipengaruhi oleh banyak faktor seperti pendapatan, harga barang itu sendiri, harga barang pengganti (substitusi), harga barang pelengkap (komplementer), penduduk, selera dan distribusi pendapatan. Namun demikian, untuk memproyeksikan konsumsi telur ayam variabel bebas yang dibutuhkan hanya terdiri dari pendapatan per kapita dan jumlah penduduk. Hal ini karena data untuk harga barang itu sendiri, harga barang pengganti (substitusi), harga barang pelengkap (komplementer), dan selera tidak tersedia dalam skala provinsi dan untuk periode 2000-2013. Selain itu terdapat pula faktor yang tidak dapat diukur seperti faktor selera.

32 Oleh sebab itu, variabel bebas yang dapat dimasukkan dalam model proyeksi konsumsi adalah variabel pendapatan per kapita dan jumlah penduduk. Selanjutnya, untuk memudahkan proyeksi konsumsi maka bentuk persamaan yang digunakan terdapat pada persamaan (3.6) dan (3.7). C=d+e 1 I+e 2 N+u 3 (3.6) ln C =f+m 1 ln I +m 2 ln N+u 3 (3.7) Keterangan : Ln : Logaritma natural d, f : intercept e 1, e 2, m 1, m 2 : penduga koefisien regresi C : konsumsi telur ayam (ribu ton) I : pendapatan per kapita (rupiah/kapita/tahun) N : jumlah penduduk (juta jiwa/tahun) : faktor kesalahan stokhastik u 3 Namun demikian, sebelum melakukan regresi persamaan konsumsi, data yang diperlukan adalah data time-series pendapatan per kapita. Variabel pendapatan per kapita untuk proyeksi konsumsi dapat dicari dengan menggunakan rumus sebagai berikut. Keterangan : n : tahun n I n : pendapatan per kapita N n : jumlah penduduk I n = PDRB n N n (3.8) Selanjutnya, untuk melakukan proyeksi pendapatan menggunakan analisis time-series. Model time-series yang digunakan adalah trend linear. Dalam hal ini, variabel terikatnya adalah pendapatan per kapita, sedangkan

33 variabel bebasnya adalah waktu (T = 1, 2,...,14). Pada model ini, koefisien dari variabel bebas waktu adalah laju pertumbuhan pendapatan. Persamaan matematis proyeksi pendapatan terdapat pada Persamaan (3.9). I n =j+kt+u 4 (3.9) Keterangan : j : intercept k : penduga keofisien regresi I n : pendapatan per kapita tahun n (juta rupiah/kapita/tahun) T : waktu (T = 1,2,...,14) u 4 : faktor kesalahan stokhastik Proyeksi konsumsi telur ayam ras menggunakan data pendapatan per kapita dan jumlah penduduk periode 2014 sampai 2028 sebagai variabel bebas. Selanjutnya, proyeksi konsumsi dilakukan dengan menggunakan model empiris yang dipilih. Hasil proyeksi konsumsi yang didapat merupakan nilai rata-rata proyeksi konsumsi periode 2014 hingga 2028. Oleh sebab itu, ditentukan pula nilai batas bawah dan batas atas proyeksi konsumsi dengan menggunakan rumus pendugaan interval rata-rata μ. Batas atas merupakan nilai maksimum dari proyeksi produksi. Sebaliknya, batas bawah menunjukkan nilai minimum dari proyeksi produksi. Perhitungan nilai batas atas dipengaruhi oleh nilai t-hitung dan standard error hasil. Kedua komponen ini merupakan hasil regesi pada model estimasi. Hasil perkalian antara keduanya disebut dengan margin error. Nilai batas atas merupakan hasil penjumlahan antara nilai rata-rata proyeksi produksi dengan margin error. Sebaliknya, nilai batas bawah

34 merupakan hasil pengurangan antara nilai rata-rata proyeksi produksi dengan margin error. Rumus pendugaan interval proyeksi konsumsi adalah sebagai berikut (Supranto, 2001). s C i -t /2 < μ < C n i+t /2 sn (3.10) Selanjutnya, Persamaan 3.10 yang digunakan untuk proyeksi produksi telur ayam ras terdapat pada persamaan (3.11). Batas atas dan batas bawah = C i ± (t hitung standard error) (3.11) Keterangan : C i : konsumsi produksi tahun i