MENINGKATKAN DAYA SAING DAN PRODUKTIVITAS MELALUI PEKERJAAN YANG LAYAK. Oleh : 9 Juli 2015 DPN APINDO

dokumen-dokumen yang mirip
SUSTAINABLE DEVELOPMENT THROUGH GREEN ECONOMY AND GREEN JOBS

SURVEI SENTIMEN BISNIS 100-Hari Pertama Kepemimpinan Jokowi Jusuf Kalla

VOICES FROM THE REAL ECONOMY

MEMAHAMI BEBERAPA POINT PENTING YANG DIATUR DALAM RPP PENGUPAHAN

NARASI MENTERI PERINDUSTRIAN RI Pembangunan Industri yang Inklusif dalam rangka Mengakselerasi Pertumbuhan Ekonomi yang Berkualitas

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN. 3.1 Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional

Bauran Kebijakan Meningkatkan Daya Saing Manufakturing

AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2010

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI. 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan

Pembangunan Ekonomi Indonesia Yang Berkualitas: Langkah dan Tantangan

I. PENDAHULUAN. Distribusi Persentase PDRB Kota Bogor Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun

ANALISIS Perkembangan Indikator Ekonomi Ma kro Semester I 2007 Dan Prognosisi Semester II 2007

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

Profil Pekerjaan yang Layak INDONESIA

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Keynote Speech STRATEGI INDONESIA MEWUJUDKAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN, INKLUSIF, DAN BERKEADILAN

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator

Perluasan Lapangan Kerja

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

IV. GAMBARAN UMUM 4.1 Gambaran Umum Inflasi di Pulau Jawa

Oleh : Ir. Hervian Tahier Wakil Ketua Umum

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala BAPPENAS

1. Visi BKPM Terwujudnya Iklim Penanaman Modal Yang Berdaya Saing Untuk Menunjang Kualitas Perekonomian Nasional.

VIII. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN

Laporan Perekonomian Indonesia

VIII. SIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN. Berdasarkan hasil dan pembahasan Bab V sampai dengan Bab VII,

Rencana Pembangunan Jangka Menengah strategi juga dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan tranformasi,

Jakarta, 10 Maret 2011

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era perdagangan bebas saat ini, telah terjadi perubahan secara

Menyoal Efektifitas APBN-P 2014 Mengatasi Perlambatan Ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. integral dan menyeluruh. Pendekatan dan kebijaksanaan sistem ini telah

BAB I PENDAHULUAN. mendorong perkembangan dan kemakmuran dunia industri modern Perdagangan

MENINGKATKAN PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN 1

Peningkatan Daya Saing Industri Manufaktur

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi diartikan juga sebagai peningkatan output masyarakat yang

PROGRAM EKONOMI PDI PERJUANGAN Oleh : Muhammad Islam

I. PENDAHULUAN. sembilan persen pertahun hingga disebut sebagai salah satu the Asian miracle

ANALISA PERENCANAAN KEBUTUHAN TENAGA KERJA DI KABUPATEN INDRAGIRI HILIR

DIREKTIF PRESIDEN PERCEPATAN DAN PENINGKATAN EKONOMI NASIONAL

Menilai Pekerjaan Layak di Indonesia

BAB 23 PERBAIKAN IKLIM KETENAGAKERJAAN

PENJELASAN SUBTEMA IDF. Pathways to Tackle Regional Disparities Across the Archipelago

KEBIJAKAN PENGUATAN SEKTOR RIIL DI INDONESIA Kamis, 16 Juli 2009

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

Mendukung terciptanya kesempatan berusaha dan kesempatan kerja. Meningkatnya jumlah minat investor untuk melakukan investasi di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. atau bahkan tercapainya full employment adalah kondisi ideal perekonomian yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. pembangunan yang terencana. Perencanaan wilayah adalah mengetahui dan

Menteri Perindustrian Republik Indonesia

BAB V. Kesimpulan dan Saran. 1. Guncangan harga minyak berpengaruh positif terhadap produk domestik

BAB I PENDAHULUAN. saat ini sudah mencapai kondisi yang cukup memprihatinkan. Jumlah penganggur

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

4.2 Strategi dan Kebijakan Pembangunan Daerah

BAB I PENDAHULUAN. tantangan yang cukup berat. Kondisi perekonomian global yang kurang

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, dan (4) keberlanjutan pembangunan dari masyarakat agraris menjadi

Pengaruh utang luar negeri dan defisit anggaran terhadap kondisi makro ekonomi OLEH: Siti Hanifah NIM.F BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

VI. SIMPULAN DAN SARAN

Tabel 5.1 Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Kab. Minahasa Selatan MISI TUJUAN SASARAN

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap

Jakarta, 03 April 2014

Perlindungan sosial untuk pekerja migran di ASEAN. Celine Peyron Bista Kantor Regional ILO untuk Asia dan Pasifik Jakarta, 29 September 2016

BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

Kemandirian Ekonomi Nasional: Bagaimana Kita Membangunnya? Umar Juoro

Policy Brief Outlook Penurunan BI Rate & Ekspektasi Dunia Usaha No. 01/01/2016

KRISIS EKONOMI DI INDONESIA MATA KULIAH PEREKONOMIAN INDONESIA

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. negara. Inflasi itu sendiri yaitu kecenderungan dari harga-harga untuk menaik

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 merupakan. dampak lemahnya fundamental perekonomian Indonesia.

Ringkasan eksekutif: Tekanan meningkat

BAB II KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH. 2.1 Perkembangan indikator ekonomi makro daerah pada tahun sebelumnya;

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan ekonomi sehingga dapat meningkatkan taraf pertumbuhan ekonomi

SURVEI PERSEPSI PASAR

PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

INSTRUMEN KELEMBAGAAN KONDISI SAAT INI POTENSI DAN PEMANFAATAN SUMBER DAYA ENERGI INDIKASI PENYEBAB BELUM OPTIMALNYA PENGELOLAAN ENERGI

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian pada umumnya mengalami fluktuasi. Pertumbuhan ekonomi nasional yang

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAH KOTA SEMARANG

Terwujudnya Masyarakat Tenaga Kerja Kabupaten Bandung yang Mandiri, Produktif, Profesional dan Berdaya Saing

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Triwulan IV 2012

BAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD)

Skenario Kebijakan Penentuan Upah Minimum Regional (UMR) dan Dampaknya Terhadap Perkembangan Industri Padat Karya

BAB V KESIMPULAN. ini terjadi dan meningkatnya kebutuhan suatu negara akibat berkembangnya

Penyesuaian Penghasilan Tidak Kena Pajak Sebagai Instrument Fiskal Stimulus Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2015

KEBIJAKAN PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia termasuk salah satu negara yang sedang berkembang yang dalam

Eduard Marpaung KSBSI

Oleh : Iman Sugema. Membangun Ekonomi Mandiri & Merata

CONTRACT FARMING SEBAGAI SUMBER PERTUMBUHAN BARU DALAM BIDANG PETERNAKAN

SURVEI PERSEPSI PASAR

IV. GAMBARAN UMUM INDIKATOR FUNDAMENTAL MAKRO EKONOMI NEGARA ASEAN+3

RAPAT KOORDINASI PERENCANAAN

I. PENDAHULUAN. Iklim investasi yang baik akan mendorong terjadinya pertumbuhan

INDONESIA PADA GUBERNUR BANK PANITIA ANGGARAN SEMESTER

BAB 17 PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI MANUFAKTUR

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAN KEBIJAKAN KEUANGAN KABUPATEN WONOGIRI

Transkripsi:

MENINGKATKAN DAYA SAING DAN PRODUKTIVITAS MELALUI PEKERJAAN YANG LAYAK 9 Juli 2015 Oleh : DPN APINDO

Intervensi khusus diperlukan untuk mengatasi masalah tingginya insiden pekerjaan berupah rendah, termasuk dengan memperkuat kepatuhan terhadap peraturan Sumber : Tren Ketenagakerjaan dan Sosial di Indonesia 2014-2015, ILO Jakarta Office.

DUKUNGAN TERHADAP INVESTASI DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI INDONESIA DALAM UPAYA MEMPERKUAT PASAR KETENAGAKERJAAN Percepatan pengembangan intra dan inter koridor ekonomi melalui koridor infrastruktur energi dan logistik sebagai stimulus perkembangan investasi industri Melanjutkan percepatan reformasi birokrasi dan perijinan untuk mendukung perbaikan iklim investasi Rekomendasi APINDO Bagi Investasi Dan Penciptaan Lapangan Kerja Pengembangan skema kebijakan terintegrasi, terinstitusionalisasi serta insentif legal-formal dalam mendukung daya saing ekspor manufaktur, dalam kerangka kesepakatan di dalam WTO Peningkatan kapasitas SDM / pekerja untuk mendongkrak produktivitas dalam rangka memenangkan persaingan Implementasi Standar Nasional Indonesia (SNI) akan menjadi insentif untuk peningkatan mutu produk domestik TUJUAN UTAMA : Menuju kedigdayaan sektor industri berdaya saing global, memiliki nilai tambah tinggi serta mampu menyerap tenaga kerja 3

BAGAIMANA DENGAN UPAH? MESKIPUN UPAH MINIMUM MENGALAMI PENINGKATAN PERKEMBANGAN INFLASI TERUS MENGIKIS NILAI KENAIKAN UPAH MINIMUM Upah Minimum Riil dan Nominal Indonesia, 2000-2013 Sumber : World Bank-World Development Indicators (2014) and Badan Pusat Statistik (2014). Bird and Manning (2008) menemukan peraturan perundang-undangan upah minimum Indonesia nampaknya belum dapat menjadi instrumen penekan kemiskinan yang efektif. Ditemukan bahwa kenaikan upah minimum hanya mendongkrak naik pendapatan bersih keluarga tidak mampu sebesar 21%, selebihnya 79% justru menjadi pemicu kerugian bagi rumah tangga miskin melalui kenaikan harga-harga Kenaikan tingkat upah yang mengesampingkan faktor produktivitas akan berdampak pada melonjaknya biaya tenaga kerja serta kenaikan tingkat harga-harga secara umum, yang berimbas langsung pada inflasi dapat menimbulkan kerugian bagi semua pihak. 4

REGULASI PASAR KETENAGAKERJAAN INDONESIA PERATURAN PASAR KETENAGAKERJAAN INDONESIA MERUPAKAN SALAH SATU REGULASI YANG BERSIFAT RIGID DI KAWASAN Daya tawar dan hak-hak pekerja secara bertahap mulai solid, sementara biaya sektor bisnis semakin meningkat dalam hal perekrutan dan PHK pekerja Dampaknya : perbaikan terus dilakukan yang terkondisikan bagi dunia usaha dalam mendukung upaya pemerintah dalam mementingkan kepentingan pencari kerja, yang bersumbangsih sebagai salah satu faktor penekan kemiskinan. Sumber : Database Legislasi Perlindungan Ketenagakerjaan OECD (2008-2010) seperti dikutip dari World Bank Development Policy Review 2014 Indonesia: Avoiding the Trap 5

... TIDAK ADA PIHAK YANG DIUNTUNGKAN DARI SISTEM YANG BERJALAN SAAT INI Peraturan legal pasar ketenagakerjaan yang kaku Lemahnya penegakan aturan pasar ketenagakerjaan Tidak menguntungkan banyak pihak Indonesia membutuhkan reformasi kebijakan ketenagakerjaan yang jelas dan terarah Sektor Bisnis semakin menjadi kurang kompetitif Pekerja semakin kurang terlindungi Lapangan kerja bagi para pencari kerja semakin berkurang Reformasi Kebijakan Ketenagakerjaan Indonesia : Beberapa Prinsip Dasar 1. Revisi peraturan ketenagakerjaan khususnya terkait dengan mekanisme penentuan upah minimum yang menghubungkan upah dan produktivitas secara lebih baik 2. Peraturan Ketenagakerjaan harus mampu memacu sektor swasta untuk melaksanakan pelatihan secara formal 3. Revisi peraturan Ketenagakerjaan semestinya dapat lebih mementingkan kepentingan para pencari kerja 6

PERUNDANG-UNDANGAN PENGUPAHAN Draft Rancangan Peraturan Pemerintah mengenai Pengupahan yang terbaru : suatu harapan baru? RPP PENGUPAHAN MEMILIKI SASARAN YANG TEPAT, NAMUN MINIM FAKTOR PANDUAN DAN FAKTOR PENEGAKAN PERUNDANG-UNDANGAN Terobosan Faktor Yang Lepas Dari Perhatian Mengikutsertakan faktor pertumbuhan ekono mi dan produktivitas dalam penghitungan upah minimum, terpisah dari faktor KHL Kurangnya panduan mengenai metode mengikuts ertakan faktor produktivitas dan pertumbuhan ek onomi dalam penghitungan upah minimum Mendorong penentuan upah via mekanisme bi partit yang lebih merefleksikan tingkat produkti vitas internal dan kemampuan keuangan perus ahaan, khususnya bagi pekerja dengan masa ke rja lebih dari 1 tahun Secara resmi mengatur agar perusahaan memil iki struktur pengupahan masing-masing berdas arkan negosiasi bipartit 7

TANTANGAN TANTANGAN Bagaimana menciptakan pertumbuhan ekonomi yang stabil, berkelanjutan, dan inklusif Menciptakan lapangan kerja formal yang berkualitas Untuk menyerap 15,5 juta : 8,3 juta angkatan kerja pada periode 2014-2019 7,2 juta pengangguran selama tahun 2013 Untuk menciptakan 3 juta lapangan kerja per tahun selama periode 2014-2019 (Roadmap APINDO) Pemerintah mentargetkan penciptaan lapangan kerja sebanyak ± 2 juta lapangan kerja per tahun selama 2014-2019 AGENDA KEDEPAN Tantangan perekonomian lima tahun kedepan adalah bagaimana perekonomian Indonesia dapat tumbuh lebih cepat (menuju double digit growth) serta semakin mampu menyediakan lapangan pekerjaan yang banyak dan berkualitas bagi para pekerjanya. 8

AGENDA PENGUATAN SEKTOR 9 Sektor Manufaktur : Daya saing secara global Kemampuan menyerap tenaga kerja Tingkat Produktivitas yang tinggi Sektor Pertanian & Makanan : Pertumbuhan populasi dan income kelas menegah yang pesat di Indonesia Tren peningkatan harga pangan secara global Indonesia harus menekan turun tingkat ketergantungannya terhadap impor bahan pangan dan meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi pangan secara nasional Sektor Jasa : Peningkatan kapasitas pertumbuhan sektor jasa untuk mendukung pertumbuhan ekonomi Penjaminan ekuitas dalam bentuk efisiensi, kualitas, serta input yang dapat diandalkan Sektor Energi : Pengembangan pembangkit-pembangkit listrik Krisis bahan bakar yang bersumber dari fosil Defisit transaksi berjalan terkait dengan tingginya volume impor migas Sektor Keuangan : Menstimulasi tingkat pendalaman finansial untuk menciptakan inklusi finansial di masyarakat Menjamin kemudahan akses finansial bagi sektor usaha dan penduduk Indonesia

STRATEGI LINTAS SEKTOR 10 Tantangan Lintas-Sektor terdiri dari : kepastian hukum, otonomi daerah, reformasi birokrasi, ketenagakerjaan, kebijakan ekonomi makro dan infrastruktur semua saling terkait dan berkergantungan. Aktualisasi Kepastian Hukum, e.g. penguatan terhadap kemurnian kontrak / perjanjian Otonomi Daerah, kualitas kebijakan dan pelaksanannya : kondusif terhadap perkembangan ekonomi regional Reformasi Birokrasi : Upaya monitoring dan evaluasi yang terinstitusionalisasi : pelayanan perijinan terpadu satu pintu Menjamin ketercapaian terhadap tujuan dan bukan terhadap berbagai prasyarat yang ditetapkan regulator Tantangan terkait Ketenagakerjaan : Penciptaan daya saing bagi lapangan kerja yang berkualitas Penyerapan tenaga kerja melalui program-program pemerintah Skill yang minim dapat menjadi penghambat bagi tenaga kerja yang produktif Minimalisasi senjang keahlian akan menciptakan daya tarik bagi investasi serta meningkatkan tingkat upah Tantangan sektor Ketenagakerjaan : Upah Minimun masih menjadi kendala : pertimbangan ekonomi vs pertimbangan politis Isu Alih Daya dalam bisnis secara global Sistem Pengaman Sosial (Kesehatan): harmonisasi terhadap COB (koordinasi manfaat) asuransi menghindari pembayaran ganda Sistem Pengaman Sosial (Ketenagakerjaan) : dana pensiun implementasi operasional PP Program Pensiun yang telah disahkan per 1 Juli 2015

+ Terima Kasih Sekretariat DPN APINDO Gedung Permata Kuningan Building, Lt. 10 Jl. Kuningan Mulia Kav. 9C Guntur Setiabudi Jakarta Selatan 12980 Tel. (62) 21 8378 0824, Fax. (62)21 8378 0823/8378 0746 Website: www.apindo.or.id